• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDITENTANG IMPLEMENTASl KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA PELATIHAN KOMPETENSi DASAR DI PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOG1 (PPPGT) BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDITENTANG IMPLEMENTASl KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA PELATIHAN KOMPETENSi DASAR DI PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOG1 (PPPGT) BANDUNG."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

STUDITENTANG IMPLEMENTASl KURIKULUM BERBASIS

KOMPETENSI PADA PELATIHAN KOMPETENSl DASAR

DI PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU

TEKNOLOG1 (PPPGT) BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Pengembangan Kurikulum

Oleh UUSMAN

NIM. 999684

PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM PASCA SARJANA

(2)

LEMFAR FElvGESAHAN PEMBIMBING UNTl'K MEMvM^Uri U.IIAN TAHAP II

Proi. J)r. H. Ishak Ahitalbak. M.?d.

Peubirnbiug T

Or. Ii. Muk'n''.lin. IYT__M.

(3)

MENGETAHUI

KETUA PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PROF. DR. H. NANA SYAODTH gn^MAniNAT^

(4)

AIJSTRAK

Permasalahan yang diangkat dalam tesis ini adalah Studi tentang

Implementasi Kurikulum Bcrbasis Kompctcnsi pada Pelalihan Kompctcnsi Dasar

yang bertujuan untuk mengctahui proscdur pclaksanaan implcmcntasi kurikulum

berbasis kompetensi pada pelatihan kompctcnsi dasar. mcmperolch data tentang

faktor-faklor yang mempengaruhi implcmcntasi kurikulum bcrbasis kompctcnsi

pada pelalihan kompctcnsi dasar di PPPG Teknologi Bandung.

Teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Teori-teori

kurikulum dan kompctensinya seperti yang dikemukakan oleh Robert S. Zais

(1976), Nasution (1982), Archasius Kabcr (1988), Said llamid Hasan (1987), Anna

Rilai &Adams (1995), Ocmar Hamalik (1993), Nana Syaodih Sukmadinata (1997).

Teori tentang Pcndidikan, Pelalihan dan Pembelajaran dari Djudju Sudjana (1996).

Paul G. Friedman (1985), Nana Sudjana & R. Ibrahim (1989).

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analilik

dengan pendekatan kualitatif. Subyek pcnclitian adalah pengajar, peserta pelalihan,

penyelenggara, dan pengembang kurikulum pada pelatihan kompctcnsi dasar di

PPPG Teknologi Bandung. Teknik pcngumpulan data dengan tehnik obscrvasi,

wawancara, studi dokumentasi, dan Iriangulasi. Scdangkan tahapan penelitian

terdiri dari tahap pra-lapangan, lapangan dan pclaporan.

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Proscdur implementasi

kurikulum berbasis kompctcnsi adalah a) persiapan, melipuli: tinjauan tcrhadap

rekrutmen peserta, identillkasi kebuluhan belajar dan sumbcr belajar!

kemungkinan-kemungkinan hambatan, penjabaran matcri, dan pengadaan sarana belajar; b)

Pclaksanaan meliputi: urutan pclaksanaan kegialan, tinjauan tcrhadap bahan/malcri

belajar, metodc dan teknik pembelajaran; c) Evaluasi, melipuli: pre-tes, proses dan

post-tes, tinjauan tcrhadap hasil evaluasi dan untuk mengctahui kompctcnsi yang

dimiliki peserta pelatihan dengan menggunakan les performans. Faktor-faklor yang

mempengaruhi implementasi kurikulum bcrbasis kompetensi. a) Faktor internal"

yaitu tenaga pengajar; b) faktor eksternal adalah peserta, penyelenggara, clan

pengembang kurikulum. Jadi implementasi kurikulum berbasis kompetensi sangat

dipengaruhi oleh kemampuan, pemahaman, kcyakinan, pcngalaman dan penguasaan

serta ketepatan dalam menentukan model, pendekatan, slratagi, metode, media,

sarana, tenik dan sumber belajar oleh scorang pengajar sebagai implementator.

Rekomcndasi penelitian ini a) untuk pclaksanaan pelatihan dengan

menggunakan kurikulum berbasis kompetensi hams mclalui pcrcncanaan yang baik,

dalam menentukan kompclensi dan sub-sub kompetensi kc dalam elemen-elemen

tujuan pendidikan/pclatihan hondaknya dimnuiskan dengan melibalkan peserta; b)

dalam KBM sebagai aktualisasi dari kurikulum bcrbasis kompetensi, hendaknya

pengajar menggunakan pendekatan yang bcrpusat pada peserta dan terpusat pada

tujuan yang hendak dicapai, serta memaksimalkan penggunaan media dan sarana

belajar sesuai dengan lunlulan kompetensi yang diharapkan. Implikasi. Agar

memberikan dampak yang besar tcrhadap peningkatan kualitas SDM, maka

hendaknya dalam menyusun pcrcncanaan, dan pclaksanaan kegialan pcndidikan dan

pelatihan, khususnya penyusunan dan pcrumusan kurikulum hams didasarkan pada

perumusan kompetensi-kompclcnsi yang hams dimiliki dan dibutuhkan oleh sisvva/peserta pelatihan.

(5)

DA FT A R ISI

Malaman

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR

j

ABSTRACT

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

iv

DAFTAR ISI

viii

DAFTARTABEL

xi

DAFTAR GAMBAR xji

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah I

B. Pembatasan Masalah K

C. Perumusan Masalah 9

D. Pengertian Istilah 9

E. Tujuan Pcnclitian 12

F. Manlaat Pcnclitian 13

G. Kerangka Berfikir Pcnclitian ]4

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pelatihan 15

1. Pengertian Pelatihan 16

2. Tujuan dan Manlaat Pelalihan 21

3. Model Sislem Pelatihan 25

4. Pengembangan Sumbcr Daya Manusia 28

B. Kurikulum 33

1. Pengertian Kurikulum 33

2. Komponen Kurikulum 38

3. Organisasi Kurikulum 50

4. Kurikulum Bcrbasis Kompctcnsi 55

(6)

C. Kurikulum Sekolah Mcnengah Kejuman (Pcndidikan

Teknologi 72

1. Dasar Filsafal Pcndidikan Teknologi

72

2. Kontcks Sosial Pcndidikan Teknologi

74

3. Pcndidikan Teknologi dan Ketenagakerjaan

75

4. Desain Kurikulum Pcndidikan Teknologi

76

I). Implcmcntasi Kurikulum 79

1. Konscp Implcmcntasi Kurikulum 79

2. Pcrubahan Kurikulum 81

3. Perlunya Studi Implcmcntasi 82

4. Tenaga Edukatif sebagai Ujung'I'ombak dalam

Implcmcntasi Kurikulum 83

5. Faktor-faklor yang Mempengaruhi Implementasi

Kurikulum 85

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Metodc Pcnclitian 88

13. Objek dan Sumbcr Data Penelitian 91

C. Teknik Pengumpulan Data 93

1. Teknik Pengamatan Langsung (Observasi) 93 2. Teknik Komunikasi Langsung (Wawancara) 94

3. Teknik Studi Dokumentasi 95

D. Proscdur Pclaksanaan Pcnclitian 96

1. Tahap Pra-lapangan 96

2. Tahap Lapangan 97

3. Tahap Pelaporan 99

L. Proscdur Ana Iis is Dala 101

F. Signillkansi Hasil Penelitian 102

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Tentang PPPG Teknologi Bandung 106

B. Deskripsi dan Analisis Data 124

I. Deskripsi Subjek Penelitian 124

(7)

2. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompctcnsi

125

3. Faktor-faklor yang Mempengaruhi Implcmcntasi

Kurikulum

^

C. Pcmbahasan Hasil Penelitian

150

1. Proscdur Implcmcntasi Kurikulum Berbasis Kompctcnsi .. 150

2. Faktor-faklor yang Mempengaruhi Implementasi

Kurikulum Bcrbasis Kompetensi

|80

D. Temuan Penelitian

Ig7

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

I^q

13. Keterbatasan Pcnclitian

tqq

C. Implikasi

oqt

D. Rekomendasi

9Q-5

DAFTAR PUSTAKA

208

(8)

DAFTAR LABEL

TABEL

Ilalaman

1. Persiapan Pelatihan Kompetensi Dasar

|48

2. Pclaksanaan Pelatihan Kompetensi Dasar

144

3. Evaluasi Pelatihan Kompetensi Dasar

|48

4. Standar Kompctcnsi Pelatihan Kompetensi Dasar

194

(9)

DAFTAR CAM BAR

GAMBAR „ .

Halaman

1. Alur Kerangka Bcrllkir Pcnclitian

)5

2. Anatomy of the Curriculum, Robert S. Xais

39

3. Model Kurikulum Bcrbasis Kompctcnsi

53

4. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Pelatihan Berbasis

Kompetensi

7()

5. Kedudukan, Peran, dan Fungsi PPPG Teknologi Bandung dalam

Pengembangan SMK

p4

(10)

DAFTAR LAM PI RAN

LAMPIRAN

Halaman

1. Kisi-kisi Pengumpulan Dala Pcnclitian

213

2. Pedoman Wawancara Pelalih/Penga jar

216

3. Pedoman Wawancara Pcnyelenggara/Panitia

218

4. Pedoman Wawancara Peserta Pelatihan

220

5. Pedoman Wawancara Pengembang Kurikulum

223

6. Pedoman Observasi 225

7. Lampiran Surat Kcpala PPPGT Bandung (Peserta Pelatihan)

227

8. Program Diklat Kompetensi Dasar PPPG Teknologi Bandung .... 229

9. Profil Kompetensi 232

10. Analisis Materi dan Alokasi Waklu Pelatihan 240

11. Peta Paket Pelatihan 247

12. Peta Kompetensi Guru SMK 249

13. Surat Pcrmohonan Izin Penelitian 256

14. Kutipan Sural Keputusan Direktur 257

15. Surat Ketcrangan fclah Melakukan Pcnclitian 258

16. Riwayat Hidup Penulis 259

(11)

BAB I

PENDAIIULUAN

A. Latar Bclakang Masalah

Pembangunan Nasioiial di bidang pcndidikan adalah upaya untuk

menccrdaskan kehidupan bangsa dan meningkalkan kualilas manusia

Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. serta

memungkinkan warganya mengembangkan dirinya dari segala aspek, baik

jasmaniah maupun rohaniah, sebagaimana dilegaskan dalam UU Rl No. 2

taluin 1989 bab II pasal 4 tentang Tujuan Pcndidikan Nasioiial, yaitu:

"Pcndidikan Nasioiial bcrtujuan menccrdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seuluhnya, yaitu manusia yang

bcriman dan bertaqwa tcrhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, keschatan jasmani

dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa untuk membangun suatu

bangsa maka haruslah lerlcbih daluilu membangun maiuisia-manusianya.

Pembangunan manusia yang dimaksud adalah dcngan cara meningkalkan

mutu sumbcr daya yang dimiliki. Mengacu pada hal tcrsebut bahwa tingkat

keberhasilan pembangunan nasioiial Indonesia di segala bidang akan sangat

bergantung pada potensi sumbcr daya manusia sebagai suatu bangsa dalam

mengoptimalkan dan memaksimalkan bcrbagai sumbcr daya yang dimiliki.

Sumbcr daya manusia yang tinggi yang dimaksud adalah manusia yang

(12)

dan mcnyikapi segala pcrmasalahan yang dihadapi di dalam bidang tugas dan

pcngabdian masing-masing. Upaya tcrsebut dapat dilakukan dan ditempuh

dengan pcndidikan, baik mclalui jalur pcndidikan formal, maupun mclalui

jalur pendidikan non-formal sepcrti pcnyclenggaraan pelatihan. Karena

pcndidikan memiliki peranan dalam meningkalkan kualilas dan produktivitas

tenaga kerja dan pengembangan teknologi, scbagaimana dikcmukakan oleh

Elwin P. 'foiling dalam Bambang Luky Dewantoro (1996:1) sebagai berikut:

".... Pendidikan berperan dalam mempcrlancar proses ahli teknologi dam m i i

penciptaan teknologi. Karena ilu penyebaran dan penggunaan teknologi

bam hanya dimungkinkan dengan investasi dalam modal fisik (physical

capital) dan modal manusia (human capital)".

Upaya pcningkalan dan pengembangan sumbcr daya manusia hams

terns digalakkan guna memperoleh potensi manusia yang handal, schingga

mampu bersaing dalam pasaran tenaga kerja yang semakin kompetitif dewasa

ini.

Kondisi yang demikian ini lentu akan memerlukan pemikiran dan

perhatian yang sungguh-sungguh dalam rangka meningkalkan sumbcr daya

manusia yang dimiliki. Begitu penlingnya sumbcr daya manusia yang handal

tersebut schingga pemerintah telah mencanangkan dan mempriorilaskan

pcningkalan dan pengembangannya mclalui bidang pcndidikan, scbagaimana

dijclaskan dalam GBHN (1999) berikul:

"Mengembangkan kualilas sumbcr daya manusia sedini mungkin sccara

tcrarah dan terpadu dan mcnyeluruh mclalui bcrbagai upaya proaktif dan

reaktif oleh scluruh komponcn bangsa agar generasi muda dapal

berkembang secara optimal diserlai dcngan hak dukungan dan lindungan

(13)

Scbagaimana dijelaskan di atas bahwa untuk mcnyiapkan sumbcr

daya manusia yang diharapkan dapat bcrkompetisi dalam persaingan global,

dapat dilakukan atau dilempuh mclalui program pelatihan sebagai salah salu

program yang dikembangkannya. Hal ini sejalan dengan pcnjclasan

Garis-garis Besar Hainan Negara Republik Indonesia (1999:58) sebagai berikut:

"Memberdayakan lembaga pcndidikan baik sckolah maupun luarsekolah

sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, scrla

meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh

sarana dan prasaranan yang memadai".

Program pelatihan sebagai salah satu slrategi untuk meningkatkan

sumbcr daya manusia dalam suatu organisasi, lembaga, atau pemsahaan

merupakan kegiatan yang berlangsung dalam waklu yang singkat dan sebagai

problem .solving tcrhadap permasalahan kerja yang dihadapi oleh karyawan

suatu lembaga. instansi, atau pemsahaan.

Dewasa ini pelalihan tclah menjadi allernalil'bagi upaya pcningkalan

mutu sumbcr daya manusia tenaga kerja, karyawan dalam suatu pemsahaan

lembaga/instansi, nanmn demikian bahwa tidak sclamanya program pelatihan

yang dilaksanakan dan dikembangkan Icrsebut memiliki dampak yang positif

terhadap pcningkataii sumbcr daya manusia bagi output-nya. Untuk

menghasilkan suatu program pelalihan yang efeklif (scperti yang diharapkan

tersebut) untuk peserta. maka hams dikclola dengan baik dan profesional.

schingga membcrikan konlribusi yang besar dan positif terhadap pcningkalan

kinerjanya dan meningkatkan produktivitas organisasi, lembaga. dan instansi

atau pemsahaan tempatnya bekerja. Pcngclolaan program pelatihan yang

(14)

Fenomcna yang ada menunjukkan masih adanya para pclatih yan

belum menunjukkan el'cktivitasnya dalam mcngimplemcnlasikan kurikulu

pelatihan. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya hasil evaluasi yang

diperoleh dari para guru peserta latihan.

Kenyataan di alas diperkuat oleh hasil pcnclitian yang tclah

dilakukan oleh Djulaeha Bidulang (2000), yang mcnyimpulkan bahwa secara

urn urn produktivitas widyaiswara/pelatih di Sulawesi Ulara masih rcndah. Ini menunjukkan bahwa pelalihan yang telah diikuti selama ini belum

memberikan kontribusi yang besar dan positif terhadap pcningkalan kinerja

dan produktivitas para pengajarar/pclatih di Sulawesi Utara. Hal ini agaknya

bcrtolak belakang dcngan lllosoll. misi, dan visi dari program pelalihan yang

merupakan upaya dan stratcgi untuk meningkatkan pengctahuan dan

keterampilan pclatih/widyaiswara dalam pclaksanaan tugasnya.

Selain itu hasil pcnclitian yang dilakukan oleh Hurid Danu Ismadi

(1999), mcnyimpulkan bahwa secara 1111111111 para pelatih/pengajar di lembaga

pelatihan di Jawa Barat masih rcndah produklivilasnya. Hal tcrsebut

menunjukkan perlunya dikaji kembali program pelatihan yang telah

dikembangkan untuk para peserta diktat selama ini, bahwa mungkin terdapat

beberapa

komponen

pelatihan yang perlu dikaji

kembali

tcrhadap

pelaksanaannya. Oleh karena itu pcnulis merasa lertarik untuk mcneliti

pentingnya kurikulum sebagai

faklor yang mempengaruhi efektivilas

pclaksanaan pelalihan.

(15)

Dalam implementasi suatu kurikulum, peranan guru/ pengajar sangat

sangatlah strategis dalam proses belajar mengajar. Pandangan demikian

banyak mendapal kala sepakal, karena bctalapun baiknya suatu kurikuluin

yang telah direncanakan, pada akhirnya berhasil tidaknya sangat tergantung

pada sentuhan aktivitas dan krealivilas guru/pengajar sebagai ujung tombak

dalam mengimplcmentasikan suatu kurikulum. Tcntu saja hal ini dapat

bcrjalan dengan baik, apabila mutu dan kualillkasi guru/pengajar itu scndiri

telah memadai. Scbenarnya tidak bisa dipungkiri, bahwa guru adalah yang

paling mengctahui tentang hal-hal apa yang sepantasnya dianggap paling

efektif sesuai dengan situasi kclas yang dihadapinya.

Berangkat dari hal-hal yang tclah dikemukakan di atas, bahwa upaya

meningkatkan

kesadaran

dan

kemampuan

pengajar/guru

tcrhadap

pelaksanaan tugas yang akan dihadapi di sekolahnya, maupun terhadap

peningkatan taraf hidupnya. maka bagi mereka perlu diberdayakan dengan

membcrikan suatu stimulus alau kekuatan berupa sejumlah maleri/kcahlian

untuk memperbaiki kinerjanya. Suzanc Kindervatcr (1979) dengan konsep

pemberdayaannya (Empowering Process) mciijclaskaii bahwa "People

gaining and understanding of and control over social economic, and/or

political forces in order to improve their standing in society". Hal tcrsebut

menunjukkan bahwa pemberdayaan adalah setiap upaya dalam pendidikan

yang berlujuan mcmbangkilkan kcsadaran, pengertian dan kepekaan peserta

(16)

pada akhirnya mereka memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kedudukannya sebagai pendidik yang kompcten.

Berangkat dari tujuan pcndidikan dan pelatihan yaitu untuk

mengembangkan

kualilas sumbcr daya

manusia

berkenaan dengan

kompetensi-kompelensi yang hams dimiliki oleh peserta pendidikan dan

pelatihan. Dalam hal ini mclalui pelatihan kompctcnsi dasar di PPPCi

Teknologi Bandung. Dalam tujuan umum ini lerdapal beberapa hal yang

berkaitan dcngan pcnyelcnggaraan Pendidikan dan Pelatihan kompetensi

dasar tcrsebut. Artinya, apakah lulusan program ini disiapkan untuk dapat

melaksanakan peran sebagai berikut: I) mampu melaksanakan lugas sebagai

guru SMK yang menonjolkan kualilas kompetensi dasar jurusan bangunan.

2) mampu melaksanakan lugas sebagai guru SMK yang menonjolkan kualilas

kompetensi dasar jurusan teknik elcktro, 3) mampu melaksanakan lugas

sebagai guru SMK yang menonjolkan kualilas kompctcnsi dasar jurusan

mesin.

Dari kemampuan yang disebutkan di atas, lentiinya kemampuan

yang diharapkan adalah kemampuan yang utuh yang melipuli bcrbagai

sub-sub kompetensi dasar. Untuk mencapai hal demikian, sudah barang tcntu

dipengamhi banyak hal. dan yang paling berperan adalah faklor pclakunya.

yaitu peserta pelatihan dengan hilar belakangnya, dan tenaga pengajar dengan

latar belakangnya (kescsuaian jurusan dan pengalamannya).

Peningkatan kualilas guru/pengajar. berarli upaya meningkalkan

(17)

melaksanakan sesuatu yang berkaitan dengan penampilan dan perbuatan yang

bersifat nyata atau rasional dan memenuhi spesifikasi tcrtcntu di dalam

pelaksanaan tugas-tugas kependidikan.

Pclaksanaan lugas-lugas kependidikan tidak hanya memcrlukan dan

menggunakan kompctcnsi tcknis. Iclapi yang tidak kalah penlingya

kompclcnsi profcsional. Pendidik yang baik tidak hanya memcrlukan

pcnguasaan/kemampuan dalam melaksanakan lugas secara rulinitas, tetapi

yang tidak kalah urgen, hams menyadari sepenuhnya mengapa, untuk apa,

dan kepada siapa perbuatan itu dilakukan/disampaikan.

Seiring dengan uaraian di atas, ada tiga kompetensi yang perlu

mendapal perhatian guru/pengajar yaitu: kompetensi akademik, kompclsni

profcsional, dan kompctcnsi hasil. Kompetensi akademik adalah hal-hal yang

berkenaan dengan kemampuan pengasaan matcri ajar yang akan disampaikan

kcpada peserta didik mclalui intcraksi belajar mengajar di kclas bcrdasarkan

metodc yang tepat. Kompctcnsi profcsional adalah kemampuan yang terkait

langsung dengan tugasnya. Untuk membentuk kompctcnsi ini, pcngalaman

belajar para guru SMK perlu disertai dengan eonloh-contoh performance

yang eukup mcmadai. Selayaknyalah hal ini menjadi perhatian dari para

pengajar/pclatih di lembaga yang terkait. Kompetensi hasil/ konsekuensi

adalah mcrupakan kemampuan yang dimiliki oleh guru, dimana akan diuji

akibat yang dialami selama dalam pclaksanaan pendidikan. antara lain dalam

bentuk perubahan tingkah laku. keterampilan, bakat. kepribadian. prcstasi

(18)

ptNDIDI/o^V

Peniikiran dcmikian eukup banyak mendapat dukungan, antara lai'\.^P^^

dari G.G. Tankart (1974) dcngan pendapatnya sebagai berikut: "The

participation and contribution of teacher are escntial to the need assessment

process. Teacher from all approach to diciplin as and levels of instruction

should be involved and should participate during the process". Penganut

pandangan yang menyalakaii bahwa peranan guru/pengajar sebagai inovalor,

promotor, peneelus ide-idc, sudali tcntu sejalan dengan pendapal di atas yang

mengalakan, bahwa posisi guru sangat menentukan dalam lata laksana atau

implementasi suatu kurikulum.

B. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah seperti yang diuraikan pada

perumusan masalah di atas. maka penulis dapat mengemukakan ruang

lingkup perniasalahan penelitian yang melipuli: "Proscdur pclaksanaan

implementasi kurikulum berbasis kompctcnsi". "Faktor-faklor yang

mempengaruhi pclaksanaan/ implcmcntasi kurikulum berbasis kompctcnsi

pada pelaksanaan pelalihan kompctcnsi dasar di PPPG Teknologi Bandung".

Berdasarkan idcntilikasi perniasalahan tcrsebut, maka dapat dilihat dalam

tahapan proscdur implcmcntasi kurikulum meliputi; persiapan, pelaksanaan

(proses), dan tahap evaluasi. Sedangkan faktor-faklor yang mempengaruhi

implementasi kurikulum meliputi; faktor eksternal dan faktor internal.

Adapun hal-hal yang dapal dilihat dalam penelitian ini adalah meliputi;

rekmitmen peserta (procurement), idcntilikasi kebutuhan pelatihan (needs

(19)

pelaksanaan

kegiatan

pelatihan,

bahan

belajar,

metode dan

teknik

pembelajaran, pre tes, proses dan post les, analisis hasil tes, pcnilaian hasil

belajar, motivasi berprcstasi, penyclenggaraan, dukungaii masyarakat,

dukungan pemerintah.

C. Pcrumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, dapat

dirumuskan beberapa mniusan masalah pcnclitian yang dituangkan ke dalam

pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimanakah proscdur implementasi kurikulum berbasis kompetensi

pada pelatihan

kompetensi

dasar yang dilaksanakan oleh

Pusat

Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT) Bandung?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pclaksanaan/implcmentasi

kurikulum bcrbasis kompctcnsi dalam pelatihan kompetensi dasar di

Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT) Bandung?

D. Pengertian Istilah

Dalam pcnclitian ini tcrdapat beberapa istilah penting yang berkaitan

dengan topik dan judul penelitian yang dituangkan dalam mniusan masalah

yang masih perlu diberikan pengertian istilah secara opcrasional. Hal ini

dilakukan untuk menyamakan persepsi dan memudahkan pcniahaman

terhadap ungkapan-ungkapan yang dimaksud tcrsebut. Berikut ini akan

dikemukakan pcnjelasan istilah dari masing-masing ungkapan/kata tcrsebut.

Implcmcntasi.

Scbagaimana pendapal Fullan, 1982 (dalam Miller dan

(20)

j&SS^

dampak dari perubahan materi dan metodologi. Ditambahkan juga bahv\ /^*^»*^3"

implcmcntasi kurikulum

adalah merupakan

proses inleraksi antara

pengajar/pclalih sebagai pengembang kurikulum. Implementasi kurikulum

dalam proses pelatihan dipengaruhi oleh beberapa faklor yaitu: I) penguasaan

tujuan program pelatihan; 2) inleraksi antara pclatih dan peserta pelatihan; 3)

kemampuan pclatih dalam mengclola proses pelatihan; 4) penguasaan materi

oleh pclatih; 5) fasilitas (sarana dan prasarana) penunjang keberhasilan

pelalihan; 6) karakteristik peserta pelatihan.

Menumt Said Hamid Hasan (1984: 51-57) mengclompokkan faktor-faktor

yang mempengaruhi implementasi kurikulum adalah: 1) karakteristik dari

kurikulum; 2) strategi implementasi; 3) karakteristik dari penggunaan

kurikulum. Schingga implemcnlasi kurikulum tidak tcrlepas dari idealismc,

subjektivitas dan kcyakinan dari pelaksana, schingga diharapkan mempunyai

kemampuan dalam mcngimplemcnlasikaii kurikulum yang menyangkut scgi

kreativitas, kecakapan, kesungguhan dan kelekunan pclatih. Implementasi

kurikulum dalam penelitian ini adalah penerapan kurikulum yang telah

ditetapkan oleh Pusat Pcngcmbangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT)

Bandung.

Kurikulum

: adalah

merupakan

suatu

program

pendidikan

yang

direneanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pcndidikan. Smith

(1985) mengemukakan kurikulum sebagai berikut: "a sequence of potential

experience it sit up it in the for the purpose of dicipline children and youth in

(21)

II

(1993:15) kurikulum adalah suatu alat yang penting untuk mencapai tujuan

pendidikan dan pelatihan. Kurikulum adalah semua kegiatan dan pengalaman

yang

menjadi tanggung jawab sekolah, baik yang dilaksanakan di dalam

lingkungan sekolah (lembaga pendidikan) maupun di Iuar sekolah dalam

rangka mencapai tujuan pcndidikan.

Scmentara dalam pcnclitian ini yang dimaksud dengan kurikulum adalah

seperangkat rancangan pembelajaran dalam pelatihan kompctcnsi dasar yang

dilaksanakan oleh Pusal Pcngcmbangan Penataran (iuru feknologi (PPPGI)

Bandung.

Kompetensi. Menumt II.I I. Mc. Ashan (1981:21) dalam Tarsisius Sihono

(1997:69) mendellnisikan kompetensi sebagai pengctahuan, keterampilan dan

kemampuan yang dipcrolch seseorang, yang telah menjadi bagian dirinya di

mana ia dapat melakukan dengan baik perilaku-pcrilaku kognitif, afeklif, dan

psikomotor (The knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person

achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can

satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor

behavior).

Sedangkan

J.R.

Crunkillon

(1988:6)

mengatakan

bahwa

kompetensi adalah tugas-tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang

dianggap kritis untuk keberhasilan kelcnagakerjaan. .ladi kompetensi yang

dimaksud dalam pcnclitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang yang meliputi pengetahuan dan keterampilan. .ladi kompctcnsi
(22)

yang dimiliki oleh pengajar dalam melaksanakan tugasnya yang hams

dikuasai dan dijadikan acuan dalam menyusun program pembelajaran.

Implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pelaksanaan kurikulum pendekatan "kompetensi"

sebagai salu rencana dan pengembangannya dalam kegialan pembelajaran

pada pelalihan kompetensi dasar.

Pelatihan Kompctcnsi Dasar. Suatu proses pelatihan yang pcrcncanaan,

pelaksanaan dan penilaiannya mengaeu kepada penguasaan kompetensi dasar.

Dalam hal ini ada liga kemampuan kompelensi dasar yaitu kompetensi

bangunan dasar, elektro dasar dan mesin dasar yang hams dimiliki peserta

latihan.

E. Tujuan Pcnclitian

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menginterpretasikan

tcrhadap masalah-inasalah yang berkaitan dcngan implcmcntasi atau

pelaksanaan kurikulum berbasis kompctcnsi, antara lain:

1. Membcrikan gambaran

proscdur implcmcntasi

kurikulum

bcrbasis

kompetensi

pada pelatihan kompetensi dasar yang dilaksanakan oleh

Pusat Pengembangan Penataran Guru feknologi (PPPGT) Bandung.

2. Memberikan

gambaran

tentang

faktor-faktor yang

mempengaruhi

implcmcntasi kurikulum berbasis kompelensi pada pelatihan kompelensi

(23)

F. Manfaat Pcnclitian

Secara Tcoritis

Hasil penelitian diharapkan dapal menambah wavvasan tentang

kompctcnsi, dan iniplemenlasi/pelaksanaaii kurikulum dengan menggunakan

pendekatan kompetensi

pada

pelatihan

kompctcnsi dasar di

Pusal

Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT) Bandung.

Secara Praktis

Secara praktis. hasil pcnclitian ini dapat dipergunakan:

I. Sebagai masukan bagi para pengembang kurikulum, agar dapat

merumuskan kompetensi dan mengembangkan kurikulum secara efektif

yang akan digunakan dalam proses pelalihan atau dalam kegialan

pembelajaran dalam pelatihan.

2. Sebagai masukan bagi pengajar/ pclatih guna meningkatkan

kemampuan-nya dalam pelatihan, baik dalam pengembangan program-program

maupun pada pembelajaran agar dapat meningkalkan kompctcnsi yang ada

sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.

3. Sebagai masukan bagi lembaga Diklat agar dapat mengembangkan dan

menyempurnakan program pelatihan sesuai dengan kebutuhan. khususnya

untuk pelatihan kompetensi dasar di PPPG feknologi Bandung, dan

sebagai masukan pula bagi para pclatih agar dapat melaksanakan kegialan

pelatihan secara efektif dan ellsien.

4. Sebagai umpan balik bagi pengembang kurikulum untuk melakukan rcvisi

(24)

14

mempcrtimbangkan faktor-faklor yang berkaitan dengan implementasi

kurikulum berbasis kompetensi.

5. Menambah wawasan keilmuan tcrhadap pcnulis tentang penerapan/

implementasi kurikulum berbasis kompctcnsi.

G. Kcrangka Bcrllkir Pcnclitian

Memperhatikan dan inenginlerprelasikan uraian latar belakang dan

perumusan masalah di alas, pokok masalah pcnclitian masih lerasa bersifat

umuni dan verbal.

Unluk memperjelas arah penelitian dan pokok masalah

yang akan dileliti akan dituangkan dalam bentuk pemetaan scperti terlihat

pada gambar I. Namun gambar ini. bukan menunjukkan hubungan yang

bersifat korelasional, tetapi merupakan alur kcrangka bcrllkir pcncliti

(paradigma penelitian).

Bila lebih jauh dikaji masalali-masalah yang berhubungan dcngan

implementasi kurikulum berbasis kompetensi, tcntu saja cakupan masalahnya

luas dan kompleks. Implcmcntasi ini berhubungan erat dengan

pelaku

kurikulum itu scndiri. Dalam penelitian ini sebagai pelaku utama adalah

tenaga edukatif dan peserta didik sebagai guru SMK. Peserta didik dikatakan sebagai pelaku kurikulum mempunyai arli tcrsendiri. karena mereka adalah

merupakan produk/hasil dari semua upaya yang berhubungan dengan

kurikulum itu sendiri. Sementara tenaga edukatif/pengajar bersifat pelaksana

dengan potensi dan integrilas yang dimilikinya. Untuk lebih jelasnya alur

(25)

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS

KOMPETENSI

TENAGA PENGAJAR PPPG TEKNOLOGI

BANDUNG

15

FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI KURIKULUM

PESERTA PELATIHAN KOMPETENSI DASAR PPPG

TEKNOLOGIBANDUNG

LULUSAN DIKLAT KOMPETSNI DASAR

(GURU SMK)

Gambar. 1

(26)
(27)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Dalam bab tiga ini akan disajikan bcrbagai pcnjclasan yang berhubungan

dengan pelaksanaan penelitian, antara lain: metode pcnclitian, objek dan sumber

data penelitian, dan teknik pcngumpulan data.

A. Metode Pcnclitian

Secara umum, pelaksanaan pcnclitian ilmiah pada hakekalnya dapal

disajikan dengan dua pendekatan, yaitu: pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Dalam kesempatan ini, peneliti menggunakan metode deskriplif analitik

dengan pendekatan kualitatif.

Penggunaan pendekatan dan metode ini, bcrangkat dari tujuan pokok

penelitian,

yaitu

untuk

mendeskripsikan

serta menganalisis tentang

implmentasi kurikulum berbasis kompelensi pada pelatihan kompetensi dasar

di PPPG Teknologi Bandung. Dengan kata lain, bcrtujuan untuk mendapatkan

pemahaman tentang gejala, fenomena, pcristiwa alau kejadian yang dialami

oleh pelaksana program dalam mcngaktualisasikan kurikulum bcrbasis

kompetensi tersebut.

Penjclasan pendekatan scperti dijelaskan di atas, dapat merujuk kcpada

penjelasan, Nana Sudjana dan R. Ibrahim (1989:64) yang mengatakan:

"Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bemsaha mendeskrisikan suatu

gejala, pcristiwa, dan kejadian yang terjadi saat sckarang di mana peneliti

(28)

89

bemsaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya

untuk kemudian digambarkan scbagaimana adanya". Sejalan dengan itu

Stephen Isaac (1982:46) mengemukakan tujuan penelitian deskriptif "To

describe systematically the facts and characteristics of a given population or

area of inters!, factually and accuratclly"

Karakteristik atau ciri-ciri penelitian kualitatif dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1988:27) sebagai berikut:

I) data diambil langsung dari natural setting (alamiah); 2)

penentuan sampel secara purposif, 3) peneliti scndiri sebagai instrumen

utama atau pokok; 4) penelitinya lebih menekankan pada proses dari

pada hasil, sehingga bersifat deskriptif; 5) analisis data secara induktif

atau interpretasi data bersifat idiografik; 6) mengutamakan makna

(meaning) dibalik data.

Ciri-ciri atau karakteristik pcnclitian kualitatif di alas, akan menjadi

suatu patokan atau acuan bagi peneliti dalam proses pelaksanaan penelitian

ini.

Dalam

pelaksanaan

penelitian

kualitatif di lapaiigan dipcrlukan

pemahaman dan arah yang akan ditempuh sesuai dengan hakikal pcnclitian

kualitatif itu scndiri. S. Nasulion (1988:5) menjelaskan hakikal pcnelilan kualitatif sebagai berikut:

Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, bcrinteraksi dengan mereka, dan bemsaha memahami bahasa serta tafsiran mereka tentang dunia sekilarnya, sehingga untuk itu peneliti hams turun ke lapaiigan dan berada di sana dalam waklu yang eukup lama.

(29)

90

angkel dalam kuantilatif. 'fujuan pendekatan ini dimaksudkan unluk memperolch langsung gambaran yang scsungguhnya tentang penomena objek yang diteliti. Hal ini sejalan dengan yang dianjurkan oleh Philips, (1967:17) yang menyatakan bahwa: "Approaches to be used in studying social phenomena should be closely related and refereed lo the real condition where the phenomena exist".

Karakteristik kedua, mengisyaralkan bahwa pcnenluan alau pengambilan data hams disesuaikan dengan tujuan pcnclitian. Dcngan kata lain bahwa bobol responden sangat tcrgantung pada pertimbangan kelengkapan informasi atau data yang dibuluhkan. Bila data yang dibuluhkan terasa belum eukup (jenuh) penambahan responden/ penjaringan data bisa diteruskan dan dengan penambahan responden bam lagi boleh dikatakan tidak mempengaruhi data/informasi lagi, karena data yang diperoleh sebclumnya sudali mewakili penomena yang ada secara akurat.

Karakteristik ketiga. menekankan bahwa pengambilan data dilakukan langsung oleh peneliti. dalam kata lain menempatkan pribadi peneliti sebagai instrumen utama sebagai alat penjaring data. Dengan demikian instrumen utama diharapkan mempunyai adaptabilitas yang tinggi.

Penyesuaian atau pembaiuan diri dengan lingkungan penelitian

(30)

dengan keadaan yang sebenarnya atau apa adanya, schingga kcsahihan data yang terjaring eukup terkendalikan sebagai hasil tcmuan penelitian.

Sementara karakteristik yang lainnya memberi makna bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih ccndcrung dalam bentuk kata-kata daripada bentunk angka-angka, demikian juga berupa analisanya berupa uraian kata yang bersifat meaningful!. Naniun demikian bukan berarti bebas dari angka-angka. Dcngan demikian diharapkan laporan hasil pcnclitian kaya dcngan deskripsi dan pcnjclasan scrla analisis tentang aspek-aspek masalah yang menjadi fokus pcnclitian.

B. Objek dan Sumber Data Penelitian (Subyek Pcnclitian)

Dalam penelitian kualitatif tidak ada pengertian populasi/sampel layaknya dalam penelitian kuantitatif, hal ini ditandaskan oleh S. Nasution. (1988) yaitu:

Tidak ada pengertian populasi dalam pcnclitian kualilalif. Sampling berbeda tafsirannya. Sampling ialah pilihan penelitian aspek apa dari perisliwa apa dan siapa dijadikan fokus pada saat dan situasi tertentu dan karena itu dilakukan terus-menerus scpanjang penelitian. Sampling bersifat purposif yakni tcrganlung pada fokus pada suatu

saat.

(31)

92

Untuk menentukan nara sumber dan responden dalam pengumpulan data dan informasi, peneliti mengorganisir data sesuai dcngan sumbcrnya, yaitu sumber data primer dan sumbcr data sekundcr. Sebagai sumber data primer adalah tenaga pengajar/widyaiswara dalam kegiatan mengajarnya. peserta pelatihan dalam aklivitasnya, dan dokumenlasi. Sementara sumber data sekundcr adalah staf/panitia penyelenggara, kepala PPPG feknologi Bandung, dan pengembang program pelatihan

Untuk menipcrjelas arah dan sasaran penjaringan data, kiranya perlu dijelaskan keadaan para responden pada saat penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut:

Penelitian ini dilakukan berketepalan dilaksanakannya program pelatihan kompelensi dasar yang meliputi kompetensi dasar teknik bangunan, teknik clcktro, dan mesin.

Dalam penjaringan data/informasi mclalui obscrvasi peneliti ikul membaur dalam kclas dan mengikuti proses pcndidikan dan pelatihan sepenuhnya, dalam arli mengamati dan mencatat secara langsung proses PBM dari awal hingga akhir. Obscrvasi dilakukan mclalui kegialan belajar mengajar di kelas dan di laboratorium. Hal ini dilakukan peneliti sesuai dengan jadwal yang sudali discpakati scbelumnya dengan slaflata usaha dan dosen yang bcrsangkulan. Demikian juga halnya dengan wawancara dilakukan dcngan proscdur yang sama. Wawancara dilakukan selelah usai kegiatan kelas, hal ini dimaksudkan untuk saling melengkapi dengan data

(32)

Wawancara langsung dcngan peserta/siswa ini dimaksudkan untuk mcnggali dala/inlbrniasi langsung dari pihak pertama selaku "pelaku penderila' niuatan kurikulum, sckaligus untuk mengkoiillrmasikan keabsahan data yang dikumpulkan scbelumnya, mclalui obscrvasi dan pengamalan kclas selama megikuti proses kegiatan belajar mengajar alau latap muka di dalam kelas. Sementara untuk tenaga pengajarnya selaku ujung tombak pelaksana kurikulum, wawancara dan bincang-bincang dilakukan di ruangan dosen dengan suasana lebih kondusif dan akrab dengan telap mcmpcrhatikan tujuan

inti.

C. Teknik Pcngumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pcnclitian ini adalah: Teknik obscrvasi, wawancara dan studi dokumentasi. Ketiga teknik yang digunakan tersebut diharapkan dapat mcmpcrolch dala/inlbrmasi yang diperlukan, dan dapat saling menunjang dan saling melcngkapi. Sementara sebagai instrumen pengumpul data adalah peneliti scndiri (human instrument). Untuk memandu peneliti dalam pengumpulan data dan klariflkasi data, maka sebelumnya peneliti telah mempersiapkan kisi-kisi

pengmpulan data.

Adapun proses dan teknik-teknik pengumpulan data yang disebutkan di atas, dijelaskan sebagai berikut:

1. Teknik Pengamatan Langsung (Obscrvasi)

(33)

94

mengajar di dalam kclas. Bagaimana peserta pelatihan mengikuti PBM

sejak awal

hingga akhir

kegiatan.

Bagaimana

tenaga

pengajar

mengawali, nicnyampaikan, dan mengakhiri kegaialan mengajarnya.

Dalam kegiatan obscrvasi ini sungguh banyak yang dapat dicermati,

mulai dari situasi ruangan, pcnampilan dosen, kesiapan peserta,

mengawali kegiatan kelas, penyampaian materi kuliah, keberadaan peserta pelatihan secara keselumhan, maupun secara pribadi dalam hal rcspon terhadap stimulus dari pengajar, keserasian komunikasi dua arah,

sehingga sampai mengakhiri kegiatan kelas dan pesan-pesan tugas.

Dengan kondisi scperti ini, untuk mcngontrol arah dan tujuan

pokok obscrvasi, peneliti menggunakan panduan pengamalan yang

disesuaikan dengan tujuan pcnclitian.

2. Teknik Komunikasi Langsung (Wawancara)

(34)

95

responden hams merasa dirinya scndiri, sehingga dapat memberi

ketcrangan atau informasi apa adanya. Data yang sudali diperoleh

dicalal scdemikian rupa sesuai dengan jenisnya.

Masalah waktu mempunyai masalah tersendiri, arlinya kehadiran

peneliti jangan sampai mengganggu waktu formal kegiatan

belajar-mengajar

responden.

Dengan

pertimbangan

demikian.

masalah

penetapan waktu dan

ruang,

peneliti sclalu mcngkonllrmasikan

sebclumnya kcpada staflata usaha yang mengurusi jadwal dan ruangan

kelas, selanjutnya menghubungi pengajar dan peserta pelatihan. Dengan

demikian ditemukan 'titik tenia waktu' yang serasi discla-sela

kesibukan responden. Wawancara untuk peserta semuanya dilakukan di

luar jam belajar di ruangan. Sementara untuk pengajar di ruangan

guru/dosen yang tcrtata scdemikian rupa. Di lain kesempatan ada

kalanya di ruang/tempat tertcntu sctelab bebas kegiatan, ngobrol secara

rileks tanpa beban tertentu, sementara peneliti sambil memperkaya

informasi yang sudali didapat. Hal ini eukup memberi makna tersendiri

bagi peneliti untuk mcmeperluas wawasan.

3. Teknik Studi Dokumcntasi

Studi teknik dokumcntasi ini dilakukan untuk mcmpcroleh data berupa ketcrangan atau informasi yang diperlukan melalui data tertulis baik yang bersifat akademis maupun yang bersifat administralif. Data

hasil temuan ini akan diklarifikasi sesuai jenis datanya dan sekaligus

(35)

96

obscrvasi dan wawancara sehingga ditemukan data yang utuh dan akurat.

Banyak hal yang dapat dilakukan dcngan studi dokumcnlasi ini, misalnya

keadaan peserta pelatihan secara umum, standar kompelensi guru SMK,

kurikulum yang digunakan, keadaan tenaga edukatif khusus dibidang

pembciajaran, jenis-jenis pelalihan yang diadakan, dan sarana penunjang

lainnya. Hal ini scmuanya merupakan bagian dari studi dokumcnlasi.

D. Proscdur Pelaksanaan Pcnclitian.

Pclaksanaan penelitian kualitatif dapat dikalakan tidak mempunyai

batasan dan tahapan yang jelas, namun demikian para pakar

menggambarkan sebagai berikut: Bogdan, (1982); Moelcong, (1990)

mengemukakan tiga tahapan yaitu (I) pra-lapangan, (2) kegialan

lapaiigan. dan (3) analistis intensif. Sementara Lincoln dan Guba.

(1985:233); Nasution. (1988:33) mengemukakan tiga tahapan yakni (1)

Orentasi, (2) eksplorasi, dan (3) member-check. Dengan mengacu kepada

proscdur di atas, maka tahapan pcnclitian ini dilaksanakan dcngan

tahapan: tahap pra-lapangan, tahap kegiatan lapaiigan. dan tahap analisis

intensif. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan scperti di bawah ini:

/. Tahap Pra-lapangan

Pelaksanaan pra-lapangan ini bcrtujuan untuk mcmperolch

gambaran yang lengkap dan jelas mengenai lokasi/keadaan objek

penelitian; gambaran umum responden; arah dan fokus masalah yang

hendak diteliti; penyesuaian waktu dan lain sebagainya yang

(36)

97

menetapkan disain dan fokus masalah penelitian. Berbarengan dengan proses kegiatan ini peneliti sambil mengajukan sural izin pcnclitian kcpada Rektor Universitas Pendidikan Indonesia eq. Dircklur PPS UPl untuk digunakan di lapaiigan sebagaimana meslinya. Pada tahap orientasi ini peneliti melakukan kunjungan secara informal ke PPPG Teknologi Bandung. Melalui kunjungan informal ini akan diperoleh gambaran dan ketcrangan yang mcmadai sesuai dengan tujuan orientasi/penjajakan.

2. Tahap Lapaiigan

Tahap ini adalah tahap inti pelaksanaan penelitian yang sesungguhnya. Fokus masalah pcnclitian mclalui perlanyaan pcnclitian hams terjawab melalui penjaringan data melalui kegialan yang telah dijelaskan scbelumnya yakni observasi/pcngamalan, wawancara. amupun mclalui studi dokumcntasi.

Pengumpulan data alau informasi dilakukan langsung terhadap narasuniber sesuai arah dan tujuan penelitian secara purposif, dengan menggunakan pedoman pengamalan dan wawancara yang tclah disiapakan scbelumnya. Hal ini dimaksudkan sebagai kontrol terhadap pengamatan dan pembicaraan disaat wawancara dengan responden. agar tctap dalam ruang lingkup dan konlcks fokus masalah penelitian.

(37)

98

(1982:73-74) mengemukakan bahwa "Keberhasilan suatu penelitian naturalistik atau kualilalif sangat tergantung kcpada kelclilian dan kelcngkapan Catalan lapaiigan (lleled miles) yang disusun peneliti". Mengacu kcpada hal di alas, di samping peneliti bemsaha mempertajam pcnclitian, juga melcngkapi diri dcngan alat buku calatan Iapangan/hand board dan alat rckam tape-recorder. Alal pcrckam tcrsebut digunakan untuk merekam data/inlbrmasi verbal maupun data nonverbal. Perlu dijelaskan di sini. setiap penggunaan alat bantu selalu dikompirmasikan lebih dahulu kepada yang bersangkutan dan kcrahasiaannya dijaga peneliti scutuhanya.

Selama proses kegiatan lapaiigan ini hampir memakan waktu 3 bulan, setiap kali usai kegiatan dari lapangan/kelas langsung sisusul analisa data semenlara dengan cara mercduksi dala dan informasi yang telah Icrjaring mclalui inslrumen pengumpul data. Dengan demikian dimungkinkan merangkum hal-hal yang penting secara sistcmatis untuk menemukan fokus masalah pcnclitian. Dcngan demikian dapat mempertajam gambaran tentang fokus masalah scrla mcmudahkan pclacakan kembali terhadap dala yang diperoleh bila diperlukan. Selanjutnya hasil rangkuman mengenai pokok-pokok pcnclitian disajikan dalam benluk calatan lapaiigan sebagai deskripsi data alau temuan penelitian yang dalam bentuk penyajiannya disebut display

(38)

99

Pada akhirnya sctclah data terkumpul hingga pada balas 'point of redundancy', kemudian diolah, dianalisis, dan ditarik kesimpulan secara kualitatif dengan dukungan berbagai konsep maupun kajian kepustakaan selanjutnya disajikan sebagai hasil pcnclitian.

3. Tahap Pelaporan

Sctclah kegiatan pengumpulan dan analisis data dilakukan, maka tahapan selanjutnya adalah menyusun laporan hasil kegiatan penelitian. Laporan ini disusun sctclah sclcsai pcngolahan dan analisis data dilakukan, karena pada dasarnya penyusunan laporan hasil penelitian yang dimaksud di sini adalah menyangkut pada penulisan tesis sebagai karya ilmiah. Secara sistcmatis penulisan laporan ini disajikan ke dalam lima bab yaitu; BAB I Pendahuluan, BAB II Tinjauan Teoritis, BAB III Mctodologi Pcnclitian, BAB IV Kesimpulan dan Rekomendasi. Dalam mcnganalisis data untuk disajikan dalam laporan hasil pcnclitian, menurut Nasution (1992:

129) hams ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Recluksi

(39)

100

pendekatan kompetensi dalam rangka membcrikan pengetahuan dan keterampilan (kompctcnsi) bam kcpada peserta pelatihan kompctcnsi dasar. Dalam mercduksikan data tcrsebut peneliti menyusun dan merangkum secara sistcmatis perniasalahan pokok yang berkailan dengan fokus sehingga akan lerlihal lebih jelas polanya. Unluk itu dalam penyajian data hasil peneliti menyajikan berdasarkan aspek-aspek yang akan dilclaah. Sctclah itu maka peneliti akan dapat menarik kesimpulan sehingga dala yang tcrkumpul memiliki makna

tckstual dan konlckstual.

b. Penyajian Data

Unluk mcmudahkan pemahaman tcrhadap aspek-aspek yang telah direduksi, maka aspek-aspek tersebut hams disajikan secara singkal dan jelas. baik bagian demi bagian, maupun kcsclurahannya. Penyajian ini akan dijadikan sebagai dasar untuk menafsirkan dan mengambil kesimpulan hasil penelitian.

c. Verifikasi dan Pengambilan Keputusan

(40)

E. Prosedur Analisis Data

Untuk mcmaknai data sekaligus menarik kesimpulan dari data tcrkumpul. maka dilakukan analisis data dan intcrprcslasi. Sesuai dengan karakteristik pcnclitian kualitatif bahwa analisis data dilakukan secara tcrus-meneras scmenjak data awal dikumpulkan sampai pcnclitian berakhir. Selanjutnya interpclasi data atau penafsiran dan menarik kesimpulan dilakukan dcngan mengacu kapada rujukan konsep alau teorilis kcpuslakaan sesuai dengan perniasalahan penlilian yang tclah dirumuskan scbelumnya.

Pelaksanaan analisis data dilakukan peneliti dengan mengikuti prosedur sebagaimana disarankan oleh Nasution (1988:129-130), Miles dan Hubcrnian (1984:21) sebagai berikut: 1) reduksi data, 2) display data, 3) mengambil kesimpulan dan verillkasi. Tahap-tahap kegiatan tersebut dapat dijclaskan sebagaimana uraian dibawah ini:

1. Tahap reduksi data dilakukan dengan meringkas dan merangkum kembali data/catatan lapaiigan dengan cara melilah-milah alau mengclompokan hal-hal pokok atau penting yang berkaitan dengan fokus masalah penelitian, dalam hal ini implcmcntasi kurikulum bcrbasis kompctcnsi

pada pelatihan kompetensi dasar di PPPG feknologi Bandung.

(41)

102

3. Selanjutnya dari pola yang tampak dalam display data lersebul dilarik

suatu kesimpulan sehingga data yang tcrkumpul mempunyai makna

tekstual dan kontekstual.

Sepcrti yang dijclaskan lerdahulu, bahwa proses analisis data dilakukan semenjak pengumpulan data awal yang sifalnya secara induktif. Oleh karena itu kesimpulan yang dilarik pada awalnya dapat dikatakan masih bersifat tentatif/mengambang. Dcngan demikian unluk

mcmanlapkan kesimpulan tersebut agar lebih 'grounded', maka verillkasi

dilakukan dcngan maksud untuk menjamin tingkat kepcrcayaan hasil

penelitian.

F. Signifikasi Hasil Pcnclitian

Pada hakekatnya tingkat kebermaknaan proses maupun produk suatu

penelitian kualitatif tergantung pada hal berikut: (1) kredibilitas (validitas

internal),

(2) 'I'ransferabilitas

(validitas

eksternal),

(3) depcndabililas

(reliabilitas), dan (4) konllrmabilitas (Objektivitas) (Nasution, 1988:144-124):

Muhadjir. 1990:150-159). Dcngan mempedomani kriteria ini, pcnclitian ini dilaksanakan mengikuti kriteria tersebut di atas. Selanjutnya akan dijclaskan kriteria dimaksud sepcrti di bawah ini:

I. Kredibililas

Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran data yang

dikumpulkan. dan dalam penelitian kuanlitatif disebut validitas internal.

(42)

103

nara sumber. Unluk nicniperolch hal tcrsebut dalam pcnclitian ini dilakukan beberapa kegiatan antara lain: Triangulasi yang bcrtujuan untuk mengceck kcbenaran dala yang diperoleh dengan cara membandingakan data dari sumber Iain. Sepcrti diutrakan sebelumnya, bahwa narasumber utama dalam penelitian ini adalah tenaga pengajar. peserta pelatihan, dan dokumcnlasi. sementara penunjang adalah diluar ketiganya yang berhubungan dengan pelaksanaan pelatihan kompetensi dasar sepcrti dijclaskan scbelumnya.

Dengan demikian yang satu dengan yang lainnya saling terkait dan

berhubungan baik secara pararel maupun verlikal. Semcnlara cara mcngumpul data dilakukan mclalui obscrvasi, wawancara, dan dokumcntasi. Dalam linlas kerja scperti ini. setiap data/informasi yang disampaikan seorang nara sumber lainnya, sekaligus dilakukan pengecekan kcbenaran data/informasi yang ada. Proses kerja triangulasi tidak hanya

sekedar mengctahui

kcbenaran data tertcntu,

tetapi juga sekaligus

menyelidiki validilas tafsiran mengenai data serta melcngkapi kckurangan di

sana-sini. Dalam mengceck kcbenaran data ini, di samping triangulasi juga dilakukan pcngccckan yakni melakukan konllrmasi data terhadap nara sumber secara linier. Tidak Input juga memperlimbangkan hasil rekaman melalui alat perekam. Semuanya ini dimaksudkan unluk menjaga

kredibilitas data.

'.Transfcrabilitas

(43)

104

ini bisa diaplikasikan alau digunakan dalam objek lain. Dengan kata lain transfcrabilitas dalam penelitian kualitatif menurut S. Nasulion, (1988:188) adalah: "Bagi peneliti kualitatif, transfcrabilitas tergantung kcpada sipemakai, yakni hingga manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan

dalam konteks dan situasi tertcntu". Oleh karena itu transfcrabilitas hasil penelitian ini diserahkan kepada kalangan penggunanya.

3.Dependabilitas

(44)

105

mclaporkan keselumhan proses pcnelilian dari scjak studi orientasi dan menyusun disain sampai pengolahan data scbagaimana ditampilkan dalam penelitian ini.

Dengan demikian, kebermaknaan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini sudah scwajarnya pula lerbatas, tetapi tclap bergantung kepada kesamaan situasi atau kondisi yang ada. Kebermaknaan hasil pcnclitian akan bermuara pada kebermaknaan data yang tcrkumpul, yang dalam hal ini pclaksanaan kurikulum berbasis kompctcnsi pada pelatihan kompctcnsi

dasar.

4.Konfirmabilitas

Konfirmabilitas dalam penelitian ini dimaksudkan dengan hal yang berhubungan dengan objektivitas hasil penelitian. Mengingal penelitian kualitatif ini dilakukan langsung oleh peneliti dalam menjaring data, maka keobjektivitasan data yang dijaring sangat bergantung kcpada peneliti sendiri, sehingga wajar saja bila muncul kata tanya apa, bagaimana, dan megapa penjaringan itu?. Berbeda dengan kuanlitatif yang instrumen penjaringan datanya berupa angket yang bisa siapa saja menyebarkannya.

(45)
(46)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Pada bagian deskripsi dan analisis data, telah dipaparkan gambaran

mengenai implementasi kurikulum berbasis kompetensi pada pelatihan kompetensi

dasar di PPPG Teknologi Bandung. Selanjutnya pada bab terakhir ini, dimana

peneliti akan mencoba membuat kesimpulan dan rekomendasi. Pada bagian

pertama akan diajukan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari penelitian yang

dilakukan. Pada bagian kedua akan dipaparkan implikasi dari hasil penelitian ini.

Selanjutnya pada bagian ketiga diajukan berupa rekomendasi kepada pihak-pihak

yang terkait, serta berupa saran terhadap kemungkinan penelitian lanjutan.

A. Kesimpulan

Merujuk pada deskripsi penelitian, dan analisis data penelitian, tentang

implementasi kurikulum berbasis kompctcnsi pada pelatihan kompetensi dasar

di PPPG Teknologi Bandung bagi para guru SMK, maka dapat diajukan

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berkenaan dengan prosedur implcmcntasi kurikulum berbasis

kompetensi pada pelatihan kompetensi dasar.

Dalam rangka peningkatan mutu dan kualifikasi peserta pelatihan/

guru SMK, ada dua hal yang menjadi sorotan utama, yaitu mutu akademik

dan mutu profcsionalisme jabatan guru. Dari hasil penelitian yang

dilakukan dapat disimpulkan, bahwa peningkatan kemampuan peserta

pelatihan/guru SMK di bidang akademik melalui pelaksanaan kurikulum

(47)

190

bcrbasis kompetensi yang telah diaktualisasikan, sudah menunjukkan hasil

yang signifikan. Hal ini sesuai dengan pclaksanaan KBM yang dilakukan

pengajar/widyaiswara, di mana setiap materi pembciajaran selalu diajarkan

secara tuntas dan disertai pemberian tugas dan latihan-latihan praktis yang

memadai. Di lain fihak sebagai

indikator adalah pengalaman dari para

peserta pelatihan yang telah menjadi guru SMK, yang mengatakan bahwa

materi/bahan yang diterima merupakan pcningkalan materi yang diterima

dan telah dilaksanakan di SMK-nya masing-masing. Sementara di bidang

profesionalisasi jabatan, terasa masih perlu pembenahan secara substansial

ke arah peningkatan mutu yang dituntut program. Hal ini terutama dalam

pembentukan keterampilan dan keahlian guru SMK sebagai sesuatu hal

yang harus dikuasi oleh seorang guru yang representatif dan kompcten.

Berkenaan dengan penyampaian materi yang dilakukan

pengajar

menunjukan bahwa penguasaan dan pemahaman tentang konsep yang

berdasarkan kompetensi sudah eukup dikuasai dan dipahami secara

menyeluruh oleh para implementator khususnya para pengajar. Para

pengajar telah menguasai dan meniahami kompetensi-kompetensi yang

harus dimiliki peserta latihan (guru SMK), sehingga dalam kegiatan

pembelajaran lebih bayak menonjolkan pengalaman dan

keterampilan-keterampilan yang hams dikuasai dan dimiliki oleh peserta pelatihan

kompetensi dasar., Hal ini tcntunya mendapal sambutan yang baik dari para

guru SMK sebagai peserta pelatihan. Karena selama ini kompetensi yang

(48)

191

diajarkan belum sepenuhnya dikuasai bahkan ada yang menyalakan bam

sama sekali kompetensi yang dipelajari.

Namun kenyataan lain menunjukkan bahwa tidak semua

pengajar/widyaiswara yang terlibat dalam pelatihan ini menguasai dan

meniahami

prosedur

implementasi

kurikulum

berbasis

kompetensi,

sehingga dalam PBM sebagai inti dari proses implcmcntasi kurikulum tersebut lebih didasarkan pada pengalaman dan kebiasaan lama. Jadi pemahaman pengajar/widyaiswara tcrhadap implcmcntasi kurikulum

berbasis kompetensi tersebut dirasakan masih kurang.

Tahapan yang dilaksanakan pada tahap persiapan adalah menentukan dan merumuskan kompetensi apa yang dibutuhkan oleh

peserta, sehingga dapat merumuskan tujuan dan menetapkan materi apa

yang sesuai dengan kompetensi tersebut. Dalam hal ini adalah menentukan

materi/bahan ajar yang sesuai dengan kompelensi untuk melaksakan tugas

sebagai berikut:

a. Bidang Pembciajaran

(49)

192

pembelajaran khususnya prosedur penentuan, pemilihan serta penggunaan metode/teknik pembelajaran yang tepat.

b. Bidang Pengembangan Keahlian dan Keterampilan.

Kompetensi yang dibutuhkan untuk dalam pelatihan kompetensi dasar teknik bangunan adalah (I) Kompelensi Pengoperasian Mesin

Pengerjaan Kayu; (2) Kompelensi Pekerjaan Balu Kali (Pondasi); (3)

Kompetensi Instalasi Pipa Air Bersih; (4) Kompetensi Pemataan; (5)

Kompetensi Teknologi Bahan; (6) Kompetensi Gambar Teknik, (7) Kompetensi Komputer Dasar, dan (8) Materi Umum dan Kependidikan.

Kompetensi yang dibutuhkan untuk dalam pelatihan kompetensi dasar teknik eleklro adalah (1) Kompetensi Dasar Teknik Listrik 1; (2) Kompetensi Dasar Teknik Listrik 2; (3) Kompetensi Dasar Elektronika I, (4) Kompetensi Dasar Teknik Digital I; (5) Kompetensi Pengukuran

Listrik; (6) Kompetensi Kerja Bangku Listrik; (7) Kompetensi Dasar

Komputer; (8) Kompetensi Dasar Perakitan Elektronika, dan (9) Materi Umum dan Kependidikan.
(50)

192

Menurut hasil analisis di atas bahwa penentuan kompetensi

dengan menganalisis tugas-tugas para guru SMK secara spesifik yang

didasarkan pada pcrincian tugas dan tanggung jawab yang harus

dilakukan oleh seorang pengajar/gum.

Bahan belajar juga merupakan hal yang sangat menentukan terhadap keberhasilan implementasi kurikulum. Berdasar-kan data hasil

analisis di atas menunjukkan bahwa materi yang disajikan melalui

kegiatan pelatihan tersebut belum dirinci secara detail dan spesifik sesuai

dengan rincian kompetensi yang dibutuhkan, namun meskipun demikian

materi tersebut telah menjawab kebutuhan bagi para guru SMK/peserta

pelatihan agar memiliki kompetensi yang eukup untuk melaksanakan

tugas di sekolahnya masing-masing khususnya di bidang pengembangan

keahlian dan keterampilan dan proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan inti dari implementasi

kurikulum. Untuk dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara

baik, maka harus terlebih dahulu dirumuskan perencanaan kegiatan

(51)

NO.

1.

2.

j .

194

pembelajaran yang tepat walaupun tcrkadang tidak dirumuskan melalui

suatu perencanaan yang formal.

Evaluasi yang digunakan adalah pre test, proses dan post test.

Jenis tes ini mampu mendiskripsikan kemampuan apa yang tclah dimiliki

dan dikuasai oleh peserta, karena tes ini mampu mendesikripsikan

pengetahuan

(kognitil),

sikap

(afektif)

dan

ketcrampilan/skills

(psikomotor) dari peserta sebagai hasil dari materi pelatihan yang

diberikan. Sedangkan unluk mengctahui kemampuan yang dimiliki harus

menggunakan uji performansi.

Adapun

proscdur pelaksanaan

pelatihan

kompctcnsi

dasar

berdasarkan standar kompetensi adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Standar Kompetensi Pelatihan Kompetensi Dasar

UNIT KOMPETENSI

Persiapan Pelatihan

Pelaksanaan Pelatihan

Evaluasi Pelatihan

BAGIAN KOMPETENSI

1. Mencgaskan kebutuhan training 2. Merencanakan Kurikulum pelatihan 3. Mengatur tcmpat dan sumber yang

digunakan

4. Memberitahukan peserta pelatihan 1. Mempersiapkan peserta pelatihan 2. Melaksakan Kegiatan Belajar

Mengajar (pengajaran)

3. Menyediakan kesempatan untuk berlatih dan praktek

(52)

195

2. Berkenaan dcngan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Pelatihan Kompetensi Dasar.

Keberhasilan suatu program yang direneanakan dengan malang

ditentukan oleh berhasil tidaknya implementasi kurikulum yang sudah

disusun

dalam

Proses

Belajar

Mengajar.

Selanjutnya

keberhasilan

implementasi kurikulum dipengamhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam individu yang

ikut mempengaruhi terhadap proses pelaksanaan kurikulum berbasis

kompetensi. Penulis akan memfokuskan kajian pada faktor pengajar

pelatihan kompetensi dasar.

1) Faktor Pengajar

Faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam diri pengajar

yang mempengaruhi terhadap efektivilas dan keberhasilan pelaksanaan

kegiatan pelatihan sebagai implementasi kurikulum yang ditugaskan

kepadanya. Keberhasilan pelaksanaan/ implementasi kurikulum sangat

(53)

196

kompetensi

ini

adalah

motivasi

berprestasi

pengajar

dalam

melaksanakan pembclajarannya. Salah satu aspek dari motivasi

berprestasi sangat mempengaruhi keberhasilan pengajar/pelatih dalam

menyajikan/ menyampaikan materi dalam kegiatan belajar mengajar

(KBM) sebagai implcmcntasi kurikulum yang nyata/aktual dalam

kegiatan pendidikan dan pelatihan. Selain itu seorang guru/pengajar

memcrlukan

kecermatan

dalam

mengambil

keputusan

untuk

menentukan model, pendekatan, stralcgi, metode, media, sarana dan

tekhnik-teknik pembciajaran serta yang digunakan. Jadi motivasi

berprestasi yang dimiliki oleh pengajar memiliki konstribusi yang

eukup

signifikan

terhadap

keberhasilan

pelaksanaan

kegiatan

pembciajaran sebagai proses pelaksanaan implementasi kurikulum

berbasis kompetensi dalam pelatihan kompetensi dasar.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum yang datang dari luar individu dan ikut mempengaruhi terhadap proses pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi. Penulis akan memfokuskan kajian pada faktor peserta pelatihan, penyelenggara, pengembang, dukungan masyarakat dan dukungan pemerintah.

1) Faktor Peserta Pelatihan

(54)

197

kelonipok cepat, rata-rata, atau lambat dalam menangkap pelajaran.

Tahap perkembangan peserta pelatihan juga merupakan salah satu

bahan

pertimbangan

dan

penenlu

keberhasilan

implcmcntasi

kurikulum.

Ditinjau dari tahap perkembangan (usia), kemampuan, bakat dan

minatnya, peserta pelalihan sangat bcragam/heterogen. Guru/pengajar

dituntut untuk mampu menyampaikan materi pelatihan dengan

bervariasi pula, sehingga materi itu dapat diserap dan dipahami oleh

setiap peserta pelatihan. Dengan demikian diharapkan bahwa setiap

peserta mendapat kepuasan.

Kctidakpuasan

terhadap

pelalihan

dapat

menimbulkan

perniasalahan dan membcrikan kesulitas kepada pengajar/ widyaiswara, antara lain menurunya perhatian serta kurangnya frekuensi kehadiran.

Untuk mencegah hal tersebut, pengajar/ widyaiswara ditantang untuk

mampu menimbulkan gairah/ semangat belajar.
(55)

198

pembelajaran. Motivasi berprestasi peserta ini sangat mempengaruhi

terhadap

kinerja

dan

kesungguhan

dalam

mencapai

tujuan

pembelejaran.

2) Faktor Penyelenggara

Penyelengara pelatihan merupakan rangkaian dari aktivitas

pelaksanaan

pelatihan

yang dimulai

dari

tahap

perencanaan,

pelaksanaan hingga tahap evaluasi. Penyelenggaraan yang berhasil

akan memberikan hasil belajar yang besar terhadap peserta sehingga

pada akhirnya akan membawa dampak yang sangat positif terhadap

diri

peserta,

karena

dapat

mengembangkan

pengetahuan

dan

keterampilan yang diperoleh dari pelalihan terscbul. Schubungan

dengan hal tersebut terciptanya suasana yang kondusif terhadap

pelakasanaan kegiatan pembelajaran merupakan faktor pendukung

terhadap pelaksanaan proses implcmcntasi kurikulum. Kerjasama yang

baik antara sesama penyelenggara dengan pengajar dan peserta

pelatihan merupakan salah satu wujud dari upaya penciptaan suasana

yang kondusif dalam penyelenggara pelatihan kompetensi dasar,

sehingga memberikan motivasi yang besar, baik bagi peserta pelatihan

maupun bagi pengajar/pelatih sebagai pelaksana kurikulum.

Di samping itu panitia penyelenggara hams memperhatikan

lempat dan ruang yang diguankan untuk pelatihan. Implcmcntasi

kurikulum perlu diraneang agar dapat dilaksanakan di tempat yang

(56)

199

berkailan dengan kenyamanan peserta dan pengajar/pelatih. Di samping

tcrscdianya fasilitas, sepcrti alat talis, bangku, meja, media belajar,

alat-alat

praktek,

laboratorium,

ventilasi

serta

cahaya

sangat

dibutuhkan. (Metz, 1978).

3) Faktor Pengembang Kurikulum

Pengembang

kurikulum

adalah

orang

yang

mempunyai

kepentingan

tcrhadap

keberhasilan

pelaksanaan

pelatihan

yang

dilaksanakan. Dengan diterapkannya kurikulum bcrbasis komepctensi

tersebut diharapkan akan meningkatkan kualitas terhadap lulusan dari

pelatihan kompetensi dasar. Di samping itu pengembang kurikulum

diharapkan dapat mengambil makna dari pelaksanaan pelatihan yang

dilaksanakan sebagai masukan dan umpan balik bagi pelaksanaan

kurikulum selanjutnya. Kecermalan dari pengembang kurikulum akan

membcrikan nuansa bam bagi pclaksanaan pcndidikan dan pelatihan yang akan dan sedang dilaksanakan. flal ini akan membcrikan pengaruh yang signifikan sebagai dasar pijakan bagi pelaksanaan pelatihan yang dilaksanakan.
(57)

200

pcscrtanya "lambaf materi yang sama akan memcrlukan lebih banyak

waktu.

4) Dukungan Lingkungan Masyarakat.

Pada dasarnya kegiatan pelatihan tidak berkaitan langsung

dengan masyarakat sekitarnya akan tetapi secara tidak langsung hasil

pelatihan tersebut akan berkaitan dengan lingkungan masyarakat di

sekitar karena hasil itu oleh para guru SMK sebagai peserta akan

dimanfaatkan dan ditcrapkan dalam lingkungan masyarakat dan

sekolahnya masing-masing.. 5) Dukungan Pemerintah.

Pemerintah merupakan lembaga atau insitusi yang sangat

berperan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan kompctcnsi dasar ini.

Dalam

kaitannya

dengan

penyelenggaraan

pelatihan

tersebul

merupakan

sumbangsih

dari

pemerintah

khususnya

Direktorat

Pendidikan Tenaga Teknis Ditjen Diklusepora Depdiknas. Jadi

keberhasilan pelaksanaan pelatihan ini tidak terlepas dari dukungan

positif yang diberikan oleh pemerintah

dalam hal pendanaan

khususnya kepala PPPG Teknologi Bandung selaku penanggung jawab

terhadap pelaksanaan pelatihan kompctcnsi dasar ini.

B. Keterbatasan Penelitian

(58)

prinsip-prinsip metodologi penelitihanya sudah dapat ditcrapkan dan dilaksanakan

namun ada beberapa keterbatasan yang perlu diungkapkan:

1) Penelitian ini hanya menerangkan prosedur implementasi kurikulum

berbasis kompctcnsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kurikulum

berbasis kompetensi pada pelatihan Kompetensi Dasar. Dari hasil

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi para pengajar

yang mengikuti

pelatihan

kompctcnsi

dasar untuk meningkatkan

pengctahuan, keterampilan dan sikap schingga dapat meningkatk

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan praktis dalam menyusun panduan, mekanisme, prosedur pengembangan, implementasi dan evaluasi kurikulum

Hal ini mempakan suatu embrio yang positif dalam pengembangan kurikulum yang dilakukan di BBPPKS Bandung, karena esensi yang melandasi pengembangan kurikulum berbasis kompetensi

Penelitian ini membahas masalah implementasi kurikulum diklat dengan fokus pembahasan pada bagaimana perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran pada diklat guru IPA

Bergantinya kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 yang lebih di kenal sebagai KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) mengenalkan tentang pembelajaran tematik yang merupakan

Menurut Ariantoni (2002) kelebihan kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut: 1) dapat dijadiakan acuan secara nasional dalam mengembangkan mata pelajaran di

Cara penyusunan kurikulum berbasis kompetensi dengan tahapan sebagai berikut: - Penyusunan profil lulusan, yaitu peran dan fungsi yang dapat dijalankan oleh lulusan di pasar kerja, -

Persepsi Peserta Didik terhadap Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Negeri Jogoroto Peserta didik kelas X dan kelas XII sebagian besar telah melakukan persiapan dalam menghadapi

Proses berikutnya adalah mencari narasumber yang sesuai dengan materi pelatihan dan pendampingan yang akan diberikan kepada peserta pelatihan mitra PKM mengenai Implementasi Kurikulum