vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Meningkatnya pendapatan nasional perkapita penduduk Indonesia diikuti dengan meningkatnya realisasi investasi sepanjang tahun mendorong masyarakat untuk lebih pintar mengelola dananya dengan cara berinvestasi di pasar modal. Salah satu bentuk investasi yang diminati adalah saham. Langkah yang perlu dilakukan oleh investor untuk memperoleh return yang maksimum dan menghindari risiko investasi saham adalah dengan membentuk portofolio optimal. Model indeks tunggal merupakan salah satu alternatif dalam pembentukan portofolio optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan portofolio optimal saham-saham indeks LQ-45 dengan menggunakan model indeks tunggal periode 2014-2015. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel di mana tiap anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah saham-saham indeks LQ-45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembentukan portofolio optimal dari 31 saham LQ-45 yang menjadi objek penelitian terdapat delapan saham dari periode pengamatan yang membentuk portofolio optimal yaitu AKRA, WIKA, UNVR, TLKM, PWON, GGRM, BBCA dan BBRI dengan proporsi masing-masing sebesar 24.95%, 6.22%, 32.54%, 15.67%, 10.46%, 3.89%, 4.49% dan 1.75%. Portofolio delapan saham tersebut menghasilkan return portofolio sebesar 2.12%dan memiliki risiko portofolio sebesar 3.85%.
vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
The increase of Indonesia’s national income per capita followed by the increase
of realization of investment throughout the year have been encouraging Indonesian to invest in capital markets as the smarter way in managing money. Stocks grabbed the attention of Indonesian as a form in investing money. To have the maximum return and avoid the risks of investing stocks, investors must establish optimal portfolio. One way to form optimal portfolio was by creating single index model. This research aimed to analyze the establishment of stocks
index LQ-45’s optimal portfolio by using single index model in the year of 2014 to
2015. This study used a sampling technique, which was the nonprobability sampling technique, in which each member of the population does not have equal opportunities to be sampled. Purposive sampling was done to select samples. The samples used are the shares of LQ-45 index. The results showed that in the
establishment of 31 stocks in LQ-45’s optimal portfolio, which were the objects of
this research, there were eight stocks from the period of observation that formed the optimal portfolio. Those eight stocks were AKRA, WIKA, UNVR, TLKM, PWON, GGRM, BBCA and BBRI with proportions of 24.95% 6.22%, 32.54%, 15.67%, 10.46%, 3.89%, 4.49% and 1.75% respectively. Portfolio eight of these shares resulted amounting to 2.12% of portfolio return and have the risk of a portfolio of 3.85%.
viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv
KATA PENGANTAR ... v
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Investasi ... 10
2.1.1.1 Proses Keputusan Investasi ... 11
2.1.1.2 Tipe-tipe Investasi Keuangan ... 12
2.1.2 Pasar Keuangan ... 14
2.1.4.1 Evaluasi Kinerja Portofolio ... 23
2.1.4.2 Model Indeks Tunggal ... 24
2.1.5 Return dan Risiko Investasi ... 32
2.1.6 Riset Empiris ... 34
2.1.7 Rerangka Teori ... 38
2.2 Rerangka Pemikiran ... 39
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 40
3.2 Populasi dan Sampel ... 40
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 42
3.4 Teknik Pnegumpulan Data... 46
3.5 Metode Analisis Data ... 47
ix Universitas Kristen Maranatha
4.2 Pembahasan ... 70
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 71
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 71
5.3 Implikasi Penelitian ... 72
5.4 Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN ... 76
x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kesamaan dan Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal ... 16
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 34
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan ... 41
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 42
Tabel 4.1 Expected Return, Standar Deviasi dan Varian Saham ... 57
Tabel 4.2 Return Realisasi Pasar IHSG Januari 2014-Desember 2015 ... 58
Tabel 4.3 Data SBI-1 Bulan ... 59
Tabel 4.4 Alpha, Beta, Varian Return Pasar dan Varian Kesalahan Residu ... 62
Tabel 4.5 Perhitungan ERB 31 Saham Sampel ... 63
Tabel 4.6 Perhitungan Ci Masing-Masing Saham ... 65
Tabel 4.7 Saham Kandidat Portofolio Optimal dan Hasil Perhitungan Proporsi Dana (Zi) ... 67
Tabel 4.8 Expected Return Portofolio ... 68
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia
merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan
pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk
Indonesia dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita. Peningkatan
Pendapatan Nasional dipengaruhi oleh Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk
Nasional Bruto (PNB). Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa dari
tahun 2014 sampai 2015 PDB, PNB dan Pendapatan nasional (PN) menunjukkan
peningkatan. PDB per kapita atas dasar harga berlaku tahun 2014 sebesar Rp
41.808.710,6 atau terjadi kenaikan sekitar 9.22 persen dibandingkan tahun
sebelumnya dan tahun 2015 sebesar Rp 45.176.150,7 atau meningkat sekitar 7.82
persen dari tahun sebelumnya. Demikian halnya PNB per kapita tahun 2014
sebesar Rp 40.447.621,9 atau naik sekitar 8.88 persen dari tahun sebelumnya dan
tahun 2015 sebesar Rp 43.664.153,2 atau meningkat sekitar 7,83 persen dari tahun
sebelumnya. Sementara itu pendapatan nasional per kapita tahun 2014 sebesar Rp
31.313.206,1 atau meningkat sekitar 8,64 persen terhadap tahun sebelumnya, dan
tahun 2015 sebesar Rp 32.999.518,1.
Meningkatnya pendapatan nasional per kapita penduduk Indonesia diikuti
dengan meningkatnya realisasi investasi sepanjang tahun 2014 mencapai Rp
463,1 triliun, meningkat 16,2 persen dibandingkan dengan perolehan periode
2 Universitas Kristen Maranatha tercatat sebesar Rp 156,1 triliun, sedangkan penanaman modal asing (PMA)
mencapai Rp 307 triliun.
Menurut Jogiyanto (2014), investasi dapat didefinisikan sebagai
penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien
selama periode waktu yang tertentu. Investasi juga mempelajari bagaimana
mengelola kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam konteks investasi berarti
kesejahteraan yang sifatnya moneter yang ditunjukkan oleh penjumlahan
pendapatan yang dimilki saat ini dan nilai saat ini (present value) pendapatan di
masa datang (Tandelilin, 2010). Investasi dalam aktiva keuangan dapat berupa
investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung adalah pembelian
langsung aktiva keuangan suatu perusahaan. Sebaliknya investasi tidak langsung
adalah pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio
aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain (Jogiyanto, 2014).
Masing-masing investasi memiliki return dan tingkat risiko yang berbeda-beda.
Semakin tinggi tingkat risiko investasi semakin tinggi return yang dihasilkan
begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat risiko investasi maka semakin
rendah return yang dihasilkan.
Melihat peluang keuntungan yang tinggi dari investasi maka setiap
investor dapat menanamkan modalnya di pasar modal. Pasar modal adalah
pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya
memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin,
2010). Salah satu bentuk investasi yang diminati adalah investasi saham melalui
3 Universitas Kristen Maranatha mempertimbangkan dua hal yakni tingkat pengembalian (return) dan besarnya
risiko yang akan ditanggung oleh investor (Lestari dan Suprihhadi, 2015).
Langkah yang perlu dilakukan oleh investor untuk memperoleh return
yang maksimum dan menghindari risiko investasi saham adalah dengan
membentuk portofolio. Menurut Sunariyah (2004), portofolio diartikan sebagai
serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasi dan dipegang oleh
pemodal, baik perorangan maupun lembaga. Kombinasi aktiva tersebut bisa
berupa aktiva riil, aktiva finansial ataupun keduanya. Seorang pemodal yang
menginvestasikan dananya di pasar modal biasanya tidak hanya memilih satu
saham saja. Alasannya dengan melakukan kombinasi saham, pemodal bisa meraih
return yang optimal sekaligus akan memperkecil risiko melalui diversifikasi.
Sebelum investor membentuk portofolio yang optimal, investor harus
menentukan portofolio yang efisien terlebih dahulu. Portofolio yang efisien
adalah portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko
terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi (Husnan, 2005).
Sedangkan, portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor
dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya
portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi
investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia
ditanggungnya (Tandelilin, 2010).
Dalam menganalisis portofolio, ada beberapa model yang dapat digunakan
investor antara lain adalah model Markowitz dan model indeks tunggal. Model
Markowitz membatasi pilihan investor hanya pada portofolio yang terdiri dari aset
4 Universitas Kristen Maranatha dari aset bebas risiko. Oleh sebab itu, William Sharpe pada tahun 1963
mengembangkan model indeks tunggal yang didasarkan pada pengamatan bahwa
harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar dan mempunyai
reaksi yang sama terhadap suatu faktor atau indeks harga saham gabungan (IHSG)
(Lestari dan Suprihhadi, 2015).
Model indeks tunggal merupakan penyerdehanaan dari model Markowitz.
Model ini dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk
menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih sederhana (Jogiyanto,
2003). Konsep model indeks tunggal mendasarkan diri bahwa tingkat keuntungan
suatu saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar. Pada saat pasar
membaik harga saham-saham individual juga meningkat. Demikian pula
sebaliknya pada saat pasar memburuk maka harga saham-saham akan turun
harganya (Husnan, 2005).
Indeks harga saham yang dapat dipilih sebagai dasar pembentukan
portofolio saham untuk pasar BEI misalnya adalah IHSG (Indeks Harga Saham
Gabungan) atau untuk indeks saham-saham yang aktif saja misalnya LQ-45
(Jogiyanto, 2003). Saham-saham LQ-45 merupakan saham likuid kapitalisasi
pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi, memiliki prospek
pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, tidak fluktuatif dan secara
obyektif telah diseleksi oleh BEI dan merupakan saham yang aman dimiliki
karena fundamental kinerja saham tersebut bagus, sehingga dari sisi risiko
kelompok saham LQ-45 memiliki risiko terendah dibandingkan saham-saham lain
5 Universitas Kristen Maranatha Meskipun saham-saham LQ-45 merupakan sekumpulan saham yang
berkapitalisasi pasar tinggi dan memiliki likuiditas tinggi namun tidak lepas dari
ketidakpastian akan tingkat pengembalian yang akan diterima investor sehingga
kalangan investor tetap perlu mempertimbangkan berbagai ketidakpastian yang
mungkin terjadi dan mengantisipasinya. Oleh karena itu perlu adanya analisis
apakah perlu mempertahankan portofolio yang telah disusun sebelumnya atau
perlu menyusun portofolio baru (Sulistyowati dan Widyarti, 2012).
Beberapa penelitian yang mengkaji tentang pemilihan saham dan
pembentukan portofolio optimal telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu,
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Anggraini dan Andayani (2013)
dengan judul Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model
Indeks Tunggal untuk Pengambilan Keputusan Investasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam pembentukan portofolio optimal dari 9 saham LQ-45
yang menjadi obyek penelitian terdapat 2 saham dari periode pengamatan ke 3
(April 2011-Januari 2012) yang membentuk portofolio optimal dengan proporsi
saham yang berbeda. Saham tersebut adalah PT AKR Corporindo dengan proporsi
saham 2,6, dan PT Unilever Indonesia dengan proporsi saham -1,6. Portofolio
yang membentuk saham LQ-45 dengan tingkat keuntungan portofolio optimal
yang diharapkan sebesar 0,2569 dengan tingkat risiko portofolio sebesar 0,2057.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Triharjono (2013) dengan judul
Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi
Saham (Studi Kasus pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI tahun 2009-2011).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembentukan portofolio optimal dari
6 Universitas Kristen Maranatha termasuk kedalam portofolio optimal dengan proporsi yang berbeda yaitu, saham
perusahaan Astra Argo Lestari, Tbk (AALI) dengan proporsi saham 67.3065%
dan Aneka Tambang, Tbk (ANTM) dengan proporsi saham 32.6935%. Hasil dari
return yang diharapkan di dalam portofolio sebesar 0.022903 dengan tingkat
risiko sebesar 0.001405. Risiko saham individual terendah adalah AALI sebesar
0.006958. Apabila investor berinvestasi 100% hanya pada AALI, maka risiko
yang harus ditanggung sebesar 0.006958, namun apabila kedua saham tersebut
didiversifikasikan dalam satu portofolio investasi, maka risikonya akan turun
menjadi 0.001405. Terbukti bahwa dengan diversifikasi dalam suatu portofolio
saham dapat menurunkan risiko daripada risiko saham-saham pembentuk
portofolio apabila ditransaksikan secara individual.
Murhadi, Hamdani dan Sutejo (2015) dengan judul Pembentukan
Portofolio Optimal pada Indeks Kompas 100 Periode 2013-2014. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa berdasarkan model indeks tunggal, portofolio optimal yang
terbentuk dari indeks Kompas 100 terdiri dari BBRI, BBCA, ASII, GGRM,
SMGR, SMCB, INTP, JSMR, BBKP, MEDC, AKRA, ENRG, BBNI, PNLF,
AALI, BSDE, CTRA dan CPIN. Portofolio ini menghasilkan total return 51,10%
per bulan dengan risiko portofolio sebesar 15,47%.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Suprihhadi (2015)
dengan judul Analisis Portofolio Model Indeks Tunggal Sebagai Dasar
Optimalisasi Investasi Saham Perbankan. Sampel yang digunakan meliputi 6
perusahaan perbankan go public di BEI yang termasuk dalam indeks LQ-45
periode Agustus 2014-Januari 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
7 Universitas Kristen Maranatha ERB negatif yaitu BBCA sebesar -0.045667, BMRI sebesar -0.033089, BBNI
sebesar -0.026222, BBRI sebesar -0.028021, BDMN sebesar -0.064669 dan
BBTN sebesar -0.104314 sehingga tidak dapat diketahui berapa proporsi dana
yang harus diinvestasikan karena portofolio optimal dalam periode penelitian
tidak dapat terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa saham-saham tersebut
mempunyai tingkat pengembalian saham yang masih dibawah tingkat
pengembalian aset bebas risiko dalam hal ini Suku Bunga Bank Indonesia. Pada
kondisi tersebut lebih baik investor menginvestasikan dananya di bank misalnya
membuka rekening deposito karena lebih menguntungkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Portofolio Optimal
Saham-Saham pada Indeks LQ-45 Menggunakan Model Indeks Tunggal Periode 2014 – 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Saham-saham mana yang dapat membentuk portofolio optimal dengan
menggunakan model indeks tunggal?
2. Bagaimana menetapkan proporsi masing-masing saham agar diperoleh
portofolio yang optimal?
8 Universitas Kristen Maranatha
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengacu pada perumusan masalah, yaitu:
1. Mengetahui saham-saham mana yang dapat membentuk portofolio optimal
dengan menggunakan model indeks tunggal.
2. Mengetahui proporsi masing-masing saham agar diperoleh portofolio yang
optimal.
3. Mengetahui return dan risiko yang diperoleh dari portofolio yang terbentuk.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi:
1. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam
pengelolaan investasi saham di Indonesia.
2. Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor dalam
menentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal
untuk pengambilan keputusan invetasi.
3. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
mendukung dasar teori penelitian yang sejenis dengan relevan dan sebagai
bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dibidang penelitian
terutama yang berkaitan dengan analisis portofolio optimal menggunakan
9 Universitas Kristen Maranatha
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa
datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan sejumlah dana pada aset real (tanah, emas, mesin atau
bangunan) maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan
aktivitas investasi yang umumnya dilakukan, investasi pada aset-aset finansial
lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option dan futures maupun ekuitas
internasional. Aset finansial adalah adalah klaim berbentuk surat berharga atas
sejumlah aset-aset pihak penerbit surat berharga tersebut. Sedangkan sekuritas
yang mudah diperdagangkan (marketable securities) adalah aset-aset finansial
yang bisa diperdagangnkan dengan mudah dan dengan biaya transaksi yang
murah pada pasar yang terorganisir (Tandelilin, 2010).
Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor
pada umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual
(individual/retail investors) dan investor institusional (institutional investors).
Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas
investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari
perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan
10 Universitas Kristen Maranatha
2.1.1.1 Proses Keputusan Investasi
Menurut Tandelilin (2010), proses keputusan investasi merupakan proses
keputusan yang berkesinambungan (going process). Proses keputusan investasi
terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus menerus sampai tercapai
keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima
tahap keputusan, yaitu (Tandelilin, 2010) :
1. Penentuan tujuan investasi
Tujuan masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor
yang membuat keputusan tersebut.
2. Penentuan kebijakan investasi
Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation
decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada
berbagai kelas aset yang tersedia (saham, obligasi, real estat ataupun sekuritas
luar negeri). Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang
mempengaruhi kebijakan investasi seperti seberapa besar dana yang dimiliki
dan porsi pendistribusian dana tersebut serta beban pajak dan pelaporan yang
harus ditanggung.
3. Pemilihan strategi portofolio
Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap
sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang yang bisa dipilih, yaitu strategi
portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi aktif meliputi kegiatan
penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif
untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif
11 Universitas Kristen Maranatha
indeks pasar. Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang
tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham.
4. Pemilihan aset
Setelah strategi portofolio ditentukan tahap selanjutnya adalah pemilihan
aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan
pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio.
Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien,
yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan
tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu
dengan tingkat risiko terendah.
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi.
Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja
portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja
portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini
biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui
seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dibandingkan dengan
kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).
2.1.1.2 Tipe-tipe Investasi Keuangan
Investasi dalam aktiva keuangan dapat berupa (Jogiyanto, 2014) :
12 Universitas Kristen Maranatha
Investasi langsung adalah pembelian langsung aktiva keuangan suatu
perusahaan. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan
yang dapat diperjualbelikan di berbagai pasar berikut :
a. Pasar Uang
Aktiva yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market) berupa
aktiva yang mempunyai risiko gagal kecil, jatuh temponya pendek dengan
tingkat cair yang tinggi. Contoh aktiva ini dapat berupa Treasury-bill (T-bill)
dan deposito yang dapat dinegosiasi. Sedangkan contoh aktiva yang tidak
dapat diperjualbelikan adalah tabungan dan deposito.
b. Pasar Modal
Tidak seperti halnya pasar uang yang bersifat jangka pendek, pasar modal
sifatnya adalah untuk investasi jangka panjang. Aktiva yang diperjualbelikan
di pasar modal adalah aktiva keuangan berupa surat-surat berharga
pendapatan tetap (fixed income securities) berupa T-bond, Federal agency
securities, Municipal bond, Corporative bond dan Convertible bond dan
saham-saham (equity securities) berupa saham preferen (preferred stock) dan
saham biasa (common stock).
c. Pasar Turunan
Opsi (option) dan futures contract merupakan surat-surat berharga yang
diperdagangkan di pasar turunan (derivative market) Contoh dari opsi
(option) adalah waran (warrant), opsi put (put option) dan opsi call (call
13 Universitas Kristen Maranatha
2. Investasi tidak langsung
Investasi tidak langsung adalah pembelian saham dari perusahaan investasi
yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari
perusahaan-perusahaan lain. Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli
surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah
perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya
ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke
dalam portofolionya. Perusahaan investasi dapat diklasifikasikan sebagai :
a. Unit investment trust merupakan trust yang menerbitkan portofolio yang
dibentuk dari surat-surat berharga berpenghasilan tetap (misalnya bond)
dan ditangani oleh orang kepercayaan yang independen.
b. Closed-end investment companies merupakan perusahaan investasi yang
hanya menjual sahamnya pada saat penawaran perdana (initial public
offering) saja dan selanjutnya tidak menawarkan lagi tambahan lembar
saham.
c. Open-end investment companies dikenal dengan nama perusahaan reksa
dana (mutual funds).
2.1.2 Pasar Keuangan
Menurut Sunariyah (2004), pasar keuangan merupakan titik pertemuan antara
penawaran dan permintaan aktiva keuangan (financial asset). Pada umumnya,
pasar keuangan merupakan pasar terorganisasi agar pasar tersebut berjalan lancar.
14 Universitas Kristen Maranatha
1. Berdasarkan tipe kewajiban. Menurut Fabozzi (1999) :
a. Pasar utang (debt market)
Pasar utang adalah pasar keuangan yang memperdagangkan instrumen
hutang.
b. Pasar surat berharga (Equity market).
Pasar surat berharga adalah pasar keuangan yang memperdagangkan
instrumen ekuitas.
2. Berdasarkan klasifikasi periode waktu jatuh tempo. Menurut Fabozzi (1999) :
a. Jangka pendek
Pasar terhadap utang jangka pendek (short-term debts) disebut pasar
uang (money market). Aktiva keuangan jangka pendek adalah instrumen
yang jatuh temponya kurang dari atau sama dengan satu tahun.
b. Jangka panjang
Pasar dana untuk jangka panjang (longer maturity financial assets)
disebut pasar modal. Aktiva keuangan jangka panjang adalah instrumen
yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Pasar uang adalah titik pertemuan antara permintaan dana jangka pendek
dengan penawaran dana jangka pendek. Pengertian jangka pendek secara
konvensional ditafsirkan dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu
tahun. Perwujudan dari pasar semacam ini berupa institusi dimana
individu-individu atau organisasi organisasi yang mempunyai kelebihan dana jangka
pendek bertemu dengan individu yang memerlukan dana (debitur) jangka pendek
15 Universitas Kristen Maranatha
Tabel dibawah ini menunjukkan kesamaan dan perbedaan pasar uang dan
pasar modal.
Tabel 2.1 Kesamaan dan Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal
Pasar uang Pasar modal
Jangka waktu Jangka pendek biasanya dibawah satu tahun
Jangka panjang biasanya di atas satu tahun
Tingkat bunga Tingkat bunga relatif tinggi Tingkat bunga relatif rendah
Pihak yang terlibat
Individu, bank-bank komersial dan institusi keuangan
Investor baik secara individu maupun institusi, penjamin emisi, pemerintah dan perusahaan (emiten)
Pengawasan
Pasar uang diawasi oleh pemerintah bank sentral secara langsung
Pasar modal diawasi oleh pemerintah melalui badan yang berwenang (di Indonesia Bapepam) Transaksi Transaksi aktiva keuangan Transaksi aktiva keuangan
Sirkulasi dana Merupakan transaksi kredit dari masyarakat
Merupakan transaksi kredit dari masyarakat
Pelaku pasar
Pertemuan antara pihak yang memerlukan dana dan pihak yang kelebihan dana
Pertemuan antara pihak yang memerlukan dana pihak yang kelebihan dana
Tingkat risiko
Tingkat risiko pasar uang relatif tinggi oleh karena itu sebagai kompensasi bunga pasar uang relatif tinggi
Tingkat risiko pasar modal relatif rendah
Sumber : Sunariyah (2004)
2.1.3 Pasar Modal
Pasar modal dirancang untuk investasi jangka panjang. Pengguna pasar modal ini
adalah individu-individu, pemerintah, organisasi dan perusahaan. Di pasar modal,
penawaran permintaan sangat bervariasi dibandingkan pada pasar uang. Dari segi
lain, penawaran pada saat ini bisa menjadi permintaan besok. Tetapi, pemain yang
memegang peranan penting adalah perusahaan-perusahaan dengan berbagai
16 Universitas Kristen Maranatha
2.1.3.1 Macam-macam Pasar Modal
Menurut Sunariyah (2004), penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain)
kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan
dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas
tersebut diperjualbelikan. Jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam,
yaitu:
1. Pasar Perdana (Primary Market) adalah pasar modal yang memperdagangkan
saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya
(penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa. Harga di
pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go
public (emiten), berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang
bersangkutan.
2. Pasar Sekunder (Secondary Market) didefinisikan sebagai perdagangan
saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar
sekunder dimana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan secara luas,
setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar
sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan
penjual.
3. Pasar ketiga (Third Market) adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas
lain diluar bursa (over the counter market). Bursa paralel merupakan suatu
sistem perdagangan efek yang terorganisasi diluar bursa efek resmi, dalam
bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan
17 Universitas Kristen Maranatha
4. Pasar Keempat (Fourth Market) merupakan bentuk perdagangan efek antar
pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham
ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara perdagangan efek. Bentuk
transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah
besar (block sale).
2.1.3.2 Manfaat Pasar Modal
Menurut Martalena dan Malinda (2011), pasar modal memiliki peran penting
bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi,
yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua,
pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen
keuangan, seperti saham, obligasi, reksadana dan lain-lain. Pasar modal juga
bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun
institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang,
seperti obligasi, saham dan sebagainya.
Menurut Husnan (2005) pasar modal mempunyai beberapa daya tarik, di
antaranya adalah pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai
alternatif pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka.
Sedangkan bagi perusahaan yang membutuhkan dana, pasar modal dapat menjadi
alternatif pilihan pendanaan ekstern dengan biaya yang relatif rendah dari sistem
18 Universitas Kristen Maranatha
2.1.3.3 Instrumen Pasar Modal
Jenis-jenis instrumen pasar modal, yaitu (Tandelilin, 2010) :
1 Saham biasa (common stock), menyatakan kepemilikan suatu perusahaan.
Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan.
2 Saham preferen (preferred stock), merupakan suatu jenis sekuritas ekuitas
yang berbeda dalam beberapa hal dengan saham biasa. Dividen pada saham
preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah
dari waktu ke waktu. Seperti yang disebut dengan instilah preferred
(dilebihkan), pembagian dividen kepada pemegang saham preferen lebih
didahulukan sebelum diberikan kepada pemegang saham biasa.
3 Bukti right, merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegang
saham lama untuk membeli saham baru perusahaan pada harga yang telah
ditetapkan selama periode tertentu.
4 Waran (warrant), adalah hak untuk membeli saham pada waktu dan harga
yang sudah ditentukan sebelumnya. Keputusan perusahaan menjual waran
ditetapkan pada waktu RUPS.
5 Obligasi (bond), dikeluarkan penerbitnya sebagai surat tanda bukti hutang.
Obligasi adalah sekuritas yang memuat janji untuk memberikan pembayaran
tetap menurut jadwal yang telah ditetapkan. Obligasi itu sendiri merupakan
sertifikat atau surat berharga yang berisi kontrak antara investor sebagai
pemberi dana dengan penerbitnya sebagai peminjam dana.
6 Obligasi konversi (convertible bond), memiliki karakteristik seperti obligasi
19 Universitas Kristen Maranatha
jatuh tempo. Obligasi konversi adalah berbeda dengan obligasi biasa karena
dapat ditukar dengan saham biasa. Obligasi konversi mencantumkan
persyaratan untuk melakukan konversi.
7 Kontrak berjangka (future contract), merupakan suatu perjanjian yang dibuat
hari ini yang mengharuskan adanya transaksi di masa mendatang.
8 Kontrak opsi (option contract), adalah suatu perjanjian yang memberi
pemiliknya hak, tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual suatu
aset tertentu (tergantung pada jenis opsi) pada harga tertentu selama waktu
tertentu.
2.1.3.4Indeks Harga Saham
Informasi mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu
indeks yang disebut indeks pasar saham (stock market indexes). Indeks pasar
saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar.
Karena merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga-harga
saham, maka indeks pasar saham juga disebut indeks harga saham (stock price
index) (Tandelilin, 2010). Indeks harga saham mempunyai variasi bentuk
penyajian, yaitu indeks harga saham individual dan indeks harga saham
gabungan.
Indeks harga saham individual menggambarkan suatu rangkaian informasi
historis mengenai pergerakan harga masing-masing saham, sampai pada tanggal
tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari,
berdasarkan harga penutupan dibursa pada hari tersebut. indeks tersebut disajikan
20 Universitas Kristen Maranatha
berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham dibursa efek (Sunariyah,
2004).
Indeks saham gabungan menurut Tandelilin (2010) dibagi menjadi :
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau composite stock price index
menggunakan seluruh saham tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.
Masing-masing pasar modal memiliki indeks yang dibentuk berdasarkan
saham-saham yang dipakai sebagai dasar dalam perhitungan indeks harga.
2. Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham BEI dengan likuiditas yang tinggi dan
kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria
pemilihan. Kriteria-kriteria berikut digunakan untuk memilih ke-45 saham
yang masuk dalam indeks LQ-45 sebagai berikut :
a. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar
reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
b. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir).
c. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.
d. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan
jumlah hari transaksi di pasar reguler.
3. Indeks Kompas 100 pada prinsipnya sama dengan LQ-45, yakni terkait
dengan isu likuiditas saham. Dalam hal ini yang dipakai sebagai dasar
perhitungan adalah 100 saham teraktif. Secara lebih spesifik proses
pemilihan 100 saham mempertimbangkan frekuensi transaksi, nilai transaksi
21 Universitas Kristen Maranatha
4. Indeks Sektoral BEI merupakan subindeks dari IHSG. Indeks sektoral
menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor.
Semua saham yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam 9 sektor
menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama
JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification). Selain 9 sektor
tersebut, BEI juga menghitung indeks industri manufaktur (industri
pengelolaan) yang merupakan indeks gabungan dari tiga sektor industri.
Hasilnya adalah 10 indeks sektoral yaitu pertanian (agri), pertambangan
(mining), industri dasar dan kimia (basic-ind), aneka industri (misc-ind),
industri barang konsumsi (consumer), properti dan estat real (property),
transportasi dan infrastruktur (infrastruc), keuangan (finance), perdagangan,
jasa dan investasi (trade) dan manufaktur (manufactur).
5. Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari
saham-saham yang sesuai dengan Syariah Islam dan termasuk saham-saham yang likuid.
Jakarta Islamic Indeks dimaksudkan sebagai tolok ukur untuk mengukur
kinerja investasi pada saham dengan basis syariah dan diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi secara syariah.
2.1.4 Portofolio
Menurut Husnan (2005), portofolio berarti sekumpulan investasi. Dalam
pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return harapan
dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari
portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu.
22 Universitas Kristen Maranatha
Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor
dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya
portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi
investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia
ditanggungnya (Tandelilin, 2010).
2.1.4.1 Evaluasi Kinerja Portofolio
Menurut Tandelilin (2010) portofolio yang telah dibentuk perlu dievaluasi
kinerjanya. Evaluasi kinerja portofolio akan terkait dengan dua isu utama, yaitu:
1. Mengevakuasi apakah return portofolio yang telah dibentuk mampu
memberikan return yang melebihi (di atas) return portofolio lainnya yang
dijadikan patok duga (benchmark).
2. Mengevaluasi apakah return yang diperoleh sudah sesuai dengan tingkat
risiko yang harus ditanggung.
Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan, yaitu (Tandelilin, 2010) :
1. Tingkat risiko. Semakin tinggi tingkat risiko maka semakin tinggi pula
tingkat return harapan. Dengan demikian, dalam mengevaluasi kinerja
portofolio perlu memperhatikan apakah tingkat return portofolio yang
diperoleh sudah cukup memadai untuk menutup risiko yang harus
ditanggung. Dengan kata lain, evaluasi kinerja portofolio harus didasarkan
pada ukuran yang bersifat risk-adjusted.
2. Periode waktu. Seperti halnya tingkat risiko, faktor waktu juga akan
23 Universitas Kristen Maranatha
mengevaluasi kinerja suatu portofolio kita juga perlu memperhatikan faktor
periode waktu yang digunakan.
3. Penggunaan patok duga (benchmark) yang sesuai. Dalam melakukan
evaluasi kinerja suatu portofolio, perlu membandingkan return portofolio
tersebut dengan return yang bisa dihasilkan oleh alternatif portofolio lain
yang sebanding. Dengan demikian, proses evaluasi kinerja investasi juga
harus melibatkan perbandingan kinerja portofolio dengan suatu alternatif
portofolio lain yang relevan. Portofolio yang terpilih sebagai patok duga
(benchmark) tersebut harus bisa secara akurat mencerminkan tujuan yang
diinginkan investor.
4. Tujuan Investasi. Evaluasi kinerja suatu portofolio juga perlu
memperhatikan tujuan yang ditetapkan oleh investor atau manajer investasi.
Tujuan investasi yang berbeda akan mempengaruhi kinerja portofolio yang
dikelolanya.
Pengabaian terhadap beberapa faktor tersebut akan bisa mengakibatkan
hasil evaluasi terhadap kinerja portofolio yang kurang tepat. Hasil evaluasi kinerja
portofolio yang kurang tepat tersebut selanjutnya akan bisa menyebabkan
pengambilan keputusan yang merugikan investor (Tandelilin, 2010).
2.1.4.2 Model Indeks Tunggal
William Sharpe (1963) mengembangkan model yang disebut dengan model
indeks tunggal (single-index model). Model ini dapat digunakan untuk
menyederhanakan perhitungan di model Markowitz dengan menyediakan
24 Universitas Kristen Maranatha
Markowitz. Disamping itu, model indeks tunggal dapat juga digunakan untuk
menghitung return ekspekstasi dan risiko portofolio (Jogiyanto, 2014).
Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu
sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat
diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika
indeks saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun,
kabanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa
return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum
(common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar (Jogiyanto, 2014).
Berikut ini adalah variabel-variabel yang berhubungan dengan analisis
portofolio optimal, yaitu (Jogiyanto, 2014) :
1. Menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham dengan rumus :
�� �� Saham=Pt− PP t−
t−
dimana :
Pt = price, yaitu harga untuk waktu t
Pt− = price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya
2. Menentukan return yang diharapkan dari masing-masing saham (E(Ri))
dengan rumus :
E Ri =ΣRtn
dimana :
E(Ri) = expected return
Rt = return realisasi saham i
25 Universitas Kristen Maranatha
3. Standar Deviasi (SD) yang digunakan untuk mengukur risiko dari realized
return dengan rumus :
SD= √∑ Ri − E Rin −
n
i=
dimana :
SD = standar deviasi
Ri = return realisasi saham i
E(Ri) = expected return
n = periode pengamatan
4. Varian � � digunakan untuk mengukur risiko expected return saham i.
Varian dapat dihitung dengan mengkuadratkan standar deviasi dengan
rumus :
σ i = ∑ Ri − E Rin −
n
i=
dimana :
σ i = varian saham i
Ri = return realisasi ke-i saham i
E(Ri) = expected return
n = periode pengamatan
5. Menghitung indeks keuntungan pasar dengan rumus :
Rm=IHSGIHSGt− IHSGt−
t−
dimana :
26 Universitas Kristen Maranatha
IHSGt = indeks saham gabungan pada bulan ke t
IHSGt− = indeks saham gabungan pada bulan ke t-1
6. Proxy return aktiva bebas risiko atau Risk Free of Return (Rf) didasarkan
pada tingkat suku bunga SBI satu bulanan yang diperoleh dari laporan
bulanan BI. Untuk mendapatkan komponen Risk free of return (Rf) per
bulan maka dapat dihitung dengan rumus :
Rf =Σ Rf per bulann
dimana :
Rf = Risk free of return
n = periode pengamatan
7. Alpha (αi) menunjukkan intercept dengan sumbu Rit, dapat dihitung dengan
rumus :
i = E Ri − i E Rm
dimana :
αi = alpha saham i
βi = beta saham i
E(Ri) = expected return
E(Rm) = expected return pasar
8. Beta (βi) adalah risiko unik dari saham individual, menghitung keserongan
(slope) realized return suatu saham dengan realized return pasar (IHSG)
dalam periode tertentu. Beta digunakan untuk menghitung Excess Return to
Beta (ERB) dan Bj yang diperlukan untuk menghitung Cut-Off Point (Ci).
27 Universitas Kristen Maranatha
i =∑ Ri − E Ri Rm − E Rm∑ Rm − E Rm
dimana :
βi = beta saham i
Ri = return realisasi saham i
E(Ri) = expected return
Rm = tingkat return pasar saham i
9. Menghitung varian dari return pasar yang menunjukkan risiko indeks pasar
σM dengan rumus :
σM= ∑[ Rm − E Rm ]n −
dimana :
σM = varian return pasar
Rm = tingkat return pasar saham i
E(Rm) = expected return pasar
n = periode pengamatan
10. Menghitung kesalahan residu (ei) dengan rumus :
ei = Ri − i− i . Rm
dimana :
ei = kesalahan residu
Ri = return realisasi saham i
i = beta saham i
i = alpha saham i
28 Universitas Kristen Maranatha
11. Menentukan varian dari kesalahan residu σ ei dengan rumus :
σ ei =∑ ei −n −
dimana :
σ ei = varian ei saham i
ei = kesalahan residu
n = periode pengamatan
12. Excess Return to Beta (ERB) digunakan untuk mengukur return premium
saham relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan
yang diukur dengan Beta. ERB menunjukkan hubungan antara return dan
risiko yang merupakan faktor penentu investasi. Rumus Excess Return to
Beta (ERB) adalah :
ERB=E Ri − Rfi
dimana :
ERB = excess return to beta saham i
E(Ri) = expected return
Rf = risk free rate of return
βi = beta saham i
13. Nilai Ai dihitung untuk mendapatkan nilai Aj dan Bi dihitung untuk
mendapatkan nilai Bj, keduanya diperlukan untuk menghitung Ci. Rumus Ai
dan Bi masing-masing saham ke i adalah :
Ai=[E Ri − Rf] iσ ei
29 Universitas Kristen Maranatha
dimana :
E(Ri) = expected return saham i
Rf = risk free rate of return
i = beta saham i
σ ei = varian ei saham i
14. Titik pembatas (Ci) merupakan nilai C untuk saham ke-i yang dihitung dari
akumulasi nilai-nilai sampai dengan Aj dan nilai-nilai sampai dengan
Bj. Nilai Ci merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap
variance error saham dengan rumus :
Ci = σM∑ Ajii= + σM∑ Bji
i=
dimana :
Ci = cut-off Rate (pembatas pada tingkat tertentu)
σM = varian return pasar
Aj = jumlah kumulatif nilai Ai
Bj = jumlah kumulatif nilai Bi
15. Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali
masih lebih besar dari nilai Ci.
16. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah
sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai
ERB di titik C*. Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB lebih kecil
dengan ERB titik C* tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio
optimal.
17. Proporsi dana (Zi) masing-masing saham dalam portofolio optimal dihitung
30 Universitas Kristen Maranatha
Zi =σ ei ERB − Ci ∗
dimana :
Zi = proporsi dana saham i
βi = beta saham i
σ ei = varian ei saham i
ERB = excess return to beta saham i
C* = cut-off point
18. Persentase proporsi dana (Wi) masing-masing saham pembentuk portofolio
optimal dihitung dengan rumus :
Wi=ΣZiZi
dimana :
Wi = persentase dana saham i
Zi = proporsi dana saham i
ΣZi = jumlah Zi
19. Expexted return portofolio E(Rp) merupakan rata-rata tertimbang dari return
individual masing-masing saham pembentuk portofolio dengan rumus :
E Rp = ∑ Wi . E Ri
n
i=
dimana :
E(Rp) = expected return portofolio
Wi = persentase dana saham i
31 Universitas Kristen Maranatha
20. Risiko atau standar deviasi portofolio (σp) merupakan rata-rata tertimbang
dari standar deviasi individual masing-masing saham pembentuk portofolio
dengan rumus :
σp = √ p . σM+ (∑ Wi . σ ei n
i=
)
dimana :
σp = standar deviasi portofolio
βp = beta portofolio
σM = varian return pasar
Wi = persentase dana saham i
σ ei = varian ei saham i
2.1.5. Return dan Risiko Investasi
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa
melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya (Tandelilin, 2010).
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa
return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi tetapi
yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi portofolio
(portofolio realized return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return
realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Sedang
32 Universitas Kristen Maranatha
tertimbang dari return-return ekspetasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam
portofolio (Jogiyanto, 2014).
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang
diterima dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan perbedaanya,
berarti semakin besar risiko investasi tersebut (Tandelilin, 2010). Konsep dari
risiko portofolio pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Harry M.
Markowitz di tahun 1950-an. Secara umum risiko mungkin dapat dikurangi
dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio.
Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio ialah return
untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna
(Jogiyanto, 2014).
Menurut Tandelilin (2010), risiko investasi total dapat dipisahkan menjadi
dua jenis risiko, yaitu :
1. Risiko sistematis, atau dikenal dengan risiko pasar, beberapa penulis
menyebut sebagai risiko umum (general risk) merupakan risiko yang
berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan.
Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu
investasi. Dengan kata lain, risiko sistematis merupakan risiko yang tidak
dapat didiversifikasi.
2. Risiko tidak sistematis, atau dikenal dengan risiko spesifik (risiko
perusahaan) adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara
keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan kondisi mikro
33 Universitas Kristen Maranatha
bahwa risiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi
aset dalam suatu portofolio.
2.1.6. Riset Empiris
Beberapa penelitian yang mengkaji tentang pemilihan saham optimal dengan
single index model telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian
tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No.
Penelitian Tujuan Penelitian
34 Universitas Kristen Maranatha
Penelitian Tujuan Penelitian
35 Universitas Kristen Maranatha
Penelitian Tujuan Penelitian
36 Universitas Kristen Maranatha
Penelitian Tujuan Penelitian
37 Universitas Kristen Maranatha
2.1.7 Rerangka Teori
Gambar 2.3 Rerangka Teori
Investor
Analisis Portofolio Optimal
Model Indeks Tunggal
Portofolio Optimal
Risk Return
38 Universitas Kristen Maranatha
2.2 Rerangka Pemikiran
Gambar 2.4 Rerangka Pemikiran
Meningkatnya pendapatan di pasar modal. Salah satu bentuk investasi yang
1. Saham-saham mana yang dapat membentuk portofolio 3. Berapa return dan risiko
yang diperoleh dari
portofolio yang terbentuk?
1. Mengetahui saham-saham mana yang dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal.
2. Mengetahui proporsi
masing-masing saham agar diperoleh portofolio yang optimal.
3. Mengetahui return dan risiko
yang diperoleh dari portofolio yang terbentuk.
Umpan Balik
Jenis Penelitian: Riset Deskriptif
Populasi: Saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ-45
Sampel: Saham-saham yang konsisten terdaftar dalam indeks LQ-45 periode 2014-2015
Metode Sampling: Purposive
sampling
Teknik Pengumpulan Data: Arsip
39 Universitas Kristen Maranatha
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan portofolio optimal
saham-saham pada indeks LQ-45 menggunakan model indeks tunggal periode
2014 – 2015. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif. Riset deskriptif adalah riset yang dilakukan untuk
menganalisis satu atau lebih variabel tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain (Suliyanto,
2009).
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang,
objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau
menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah
saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ-45.
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi
(Kuncoro, 2013). Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling
yaitu teknik pengambilan sampel di mana tiap angota populasi tidak mempunyai
kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Suliyanto, 2009). Pemilihan
sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu metode penetapan sampel
40 Universitas Kristen Maranatha
digunakan pada penelitian ini adalah saham-saham yang konsisten terdaftar dalam
indeks LQ-45 periode 2014-2015.
Berdasarkan kriteria di atas, sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah :
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan
No. Kode Nama Emiten
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk.
2 ADRO Adaro Energy Tbk.
3 AKRA AKR Corporindo Tbk.
4 ASII Astra Internasional Tbk.
5 ASRI Alam Sutera Realty Tbk.
6 BBCA Bank Central Asia Tbk.
7 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
8 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
9 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
10 BMTR Global Mediacom Tbk.
11 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.
12 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
13 EXCL XL Axiata Tbk.
14 GGRM Gudang Garam Tbk.
15 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
16 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
17 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
18 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
19 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.
20 KLBF Kalbe Farma Tbk.
21 LPKR Lippo Karawaci Tbk.
22 LSIP PP London Sumatera Tbk.
23 MNCN Media Nusantara Citra Tbk.
24 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
25 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
26 PWON Pakuwon Jati Tbk.
27 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
28 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
29 UNTR United Tractors Tbk.
30 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
31 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.
41 Universitas Kristen Maranatha
3.3 Definisi Operasional Variabel (DOV)
Berikut ini adalah definisi operasional variabel yang berhubungan dengan analisis
portofolio optimal :
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel No. Variabel Definisi
Operasional Metode Pengukuran Skala
42 Universitas Kristen Maranatha
No. Variabel Definisi
Operasional Metode Pengukuran Skala
6
Data tingkat suku bunga SBI
satu bulanan. Rasio
43 Universitas Kristen Maranatha
No. Variabel Definisi
Operasional Metode Pengukuran Skala
44 Universitas Kristen Maranatha
No. Variabel Definisi
Operasional Metode Pengukuran Skala
14
C* adalah nilai Ci terbesar dari
sederetan nilai Ci saham Nominal
45 Universitas Kristen Maranatha
No. Variabel Definisi
Operasional Metode Pengukuran Skala
18
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik arsip. Menurut
Suliyanto (2009), pengumpulan data arsip dapat berupa data primer dan data
sekunder. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan
46 Universitas Kristen Maranatha
harga saham penutupan (closing price), data IHSG dan tingkat suku bunga SBI
satu bulanan. Sumber data diperoleh dengan mengakses www.idx.co.id,
www.finance.yahoo.com, www.bi.go.id dan www.sahamok.com.
3.5 Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode indeks tunggal untuk
menentukan set portofolio efisien. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
1. Menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham dengan rumus :
�� �� Saham =Pt− PP t−
t−
dimana :
Pt = price, yaitu harga untuk waktu t
Pt− = price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya
2. Menentukan return yang diharapkan dari masing-masing saham (E(Ri))
dengan rumus :
E Ri =ΣRtn
dimana :
E(Ri) = expected return
Rt = return realisasi saham i
n = periode pengamatan
3. Standar Deviasi (SD) yang digunakan untuk mengukur risiko dari realized
return dengan rumus :
SD = √∑ Ri − E Rin −
n
47 Universitas Kristen Maranatha
dimana :
SD = standar deviasi
Ri = return realisasi saham i
E(Ri) = expected return
n = periode pengamatan
4. Varian � � digunakan untuk mengukur risiko expected return saham i.
Varian dapat dihitung dengan mengkuadratkan standar deviasi dengan
rumus :
σ i = ∑ Ri − E Rin −
n
i=
dimana :
σ i = varian saham i
Ri = return realisasi ke-i saham i
E(Ri) = expected return
n = periode pengamatan
5. Menghitung indeks keuntungan pasar dengan rumus :
Rm =IHSGIHSGt− IHSGt−
t−
dimana :
Rm = tingkat return pasar saham i
IHSGt = indeks saham gabungan pada bulan ke t
IHSGt− = indeks saham gabungan pada bulan ke t-1
6. Proxy return aktiva bebas risiko atau Risk Free of Return (Rf) didasarkan
48 Universitas Kristen Maranatha
bulanan BI. Untuk mendapatkan komponen Risk free of return (Rf) per
bulan maka dapat dihitung dengan rumus :
Rf =Σ Rf per bulann
dimana :
Rf = Risk free of return
n = periode pengamatan
7. Alpha (αi) menunjukkan intercept dengan sumbu Rit, dapat dihitung dengan
rumus :
i = E Ri − i E Rm
dimana :
αi = alpha saham i
βi = beta saham i
E(Ri) = expected return
E(Rm) = expected return pasar
8. Beta (βi) adalah risiko unik dari saham individual, menghitung keserongan
(slope) realized return suatu saham dengan realized return pasar (IHSG)
dalam periode tertentu. Beta digunakan untuk menghitung Excess Return to
Beta (ERB) dan Bj yang diperlukan untuk menghitung Cut-Off Point (Ci).
Rumus beta (βi) adalah :
i =∑ Ri − E Ri Rm − E Rm∑ Rm − E Rm
dimana :
βi = beta saham i
49 Universitas Kristen Maranatha
E(Ri) = expected return
Rm = tingkat return pasar saham i
9. Menghitung varian dari return pasar yang menunjukkan risiko indeks pasar
�� dengan rumus :
σM= ∑[ Rm − E Rm ]n −
dimana :
σM = varian return pasar
Rm = tingkat return pasar saham i
E(Rm) = expected return pasar
n = periode pengamatan
10. Menghitung kesalahan residu (ei) dengan rumus :
ei = Ri − i− i . Rm
dimana :
ei = kesalahan residu
Ri = return realisasi saham i
i = beta saham i
i = alpha saham i
Rm = tingkat return pasar saham i
11. Menentukan varian dari kesalahan residu � �� dengan rumus :
σ ei =∑ ei −n −
dimana :
σ ei = varian ei saham i
50 Universitas Kristen Maranatha
n = periode pengamatan
12. Excess Return to Beta (ERB) digunakan untuk mengukur return premium
saham relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan
yang diukur dengan Beta. ERB menunjukkan hubungan antara return dan
risiko yang merupakan faktor penentu investasi. Rumus Excess Return to
Beta (ERB) adalah :
ERB =E Ri − Rfi
dimana :
ERB = excess return to beta saham i
E(Ri) = expected return
Rf = risk free rate of return
βi = beta saham i
13. Nilai Ai dihitung untuk mendapatkan nilai Aj dan Bi dihitung untuk
mendapatkan nilai Bj, keduanya diperlukan untuk menghitung Ci. Rumus Ai
dan Bi masing-masing saham ke i adalah :
Ai =[E Ri − Rf] iσ ei
Bi =σ eii
dimana :
E(Ri) = expected return saham i
Rf = risk free rate of return
i = beta saham i
51 Universitas Kristen Maranatha
14. Titik pembatas (Ci) merupakan nilai C untuk saham ke-i yang dihitung dari
akumulasi nilai-nilai sampai dengan Aj dan nilai-nilai sampai dengan
Bj. Nilai Ci merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap
variance error saham dengan rumus :
Ci = σM∑ Ajii=
+ σM∑ Bji
i=
dimana :
Ci = cut-off Rate (pembatas pada tingkat tertentu)
σM = varian return pasar
Aj = jumlah kumulatif nilai Ai
Bj = jumlag kumulatif nilai Bi
15. Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali
masih lebih besar dari nilai Ci.
16. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah
sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai
ERB di titik C*. Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB lebih kecil
dengan ERB titik C* tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio
optimal.
17. Proporsi dana (Zi) masing-masing saham dalam portofolio optimal dihitung
dengan rumus :
Zi =σ ei ERB − Ci ∗
dimana :
Zi = proporsi dana saham i