• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MENGGAMBAR KONSTRUKTIF MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MENGGAMBAR KONSTRUKTIF MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ii

Lembar Persetujuan Tesis

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIMBING

Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc

Pembimbing I

Dr. Zakarias S. Soeteja, M.Sn.

(2)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul :

“ FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN

MENGGAMBAR KONSTRUKTIF MAHASISWA JURUSAN

PENDIDIKAN SENI RUPA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 24 Agustus 2011

Yang membuat pernyataan

(3)

iv PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Illahi Rabbi, berkat rahmat serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul:”Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kemampuan Menggambar Konstruktif Mahasiswa

Pendidikan Seni Rupa”.

Tesis ini diajukan dalam rangka memenuhi syarat menyelesaikan studi di program Pengembangan Kurikulum Fakultas Pasca Sarjana Universitas Pendidikasn Indonesia.

Akhir-akhir ini dunia pendidikan berkembang mengikuti perkembangan teknologi informasi dimana perkembangannya berpengaruh pada beberapa aspek, diantaranya adanya perkembangan kurikulum yang juga harus mengikuti pola perubahan perkembangan teknologi.

Mata Kuliah Menggambar Konstruktif umumnya yang kini memanfaatkan perangkat canggih dengan banyak program ICT seperti program 3 D MAX atau program AUTO CAD sudah sangat lumrah diajarkan/digunakan untuk menggambar teknik. Dalam kasus khusus seperti MK Menggambar Konstruktif di jurusan Pendidikan Seni Rupa diperlukan penanganan khusus yang berbeda dalam proses pembelajaran, sesuai dengan tujuan pembelajarannya.

Sedangkan tujuan pembelajaran MK Menggambar Konstruktif di jurusan Pendidikan Seni Rupa lebih kepada peningkatan kemampuan afektif, koqnitif dan psikomotorik. Sebagai Contoh penarikan garis-garis konstruktif secara manual akan meningkatkan memampuan ketrampilan, kehalusan rasa, kepekaan estetik, kreatif, imajinatif dan inovatif.

(4)

v

Pada kesempatan yang baik ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang tak terhingga kepada:

1. Prof.H. Fuad Abdul Hamied, Ph.D., M.A. selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

2. Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, MPd., selakau Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Fakultas Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

3. Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc.,sebagai pembimbing I yang sangat sabar dan bijaksana dalam melayani bimbingan kepada penulis

4. Dr. Zakarias S. Soeteja, M.Sn., selaku pembimbing II yang memberikan motivasi dan sangat mendukung penulis untuk cepat selesai dalam menempuh program magister di Universitas Pendidikan Indonesia.

5. Drs. Harri Sulastianto, M.Sn., Selaku ketua jurusan Pendidikan Seni rupa yang telah memberi kesempatan pada penulis untuk melanjutkan studi di program Magister.

6. Dra. Henni Murwiastuti , istri tercinta yang dengan sabar dan telaten untuk mengingatkan penulis agar cepat selesai.

7. Adib Ibrahim Suhendarto, putra semata wayang yang memberikan motivasi yang terus menerus kepada kemajuan studi penulis

8. Seluruh keluarga besar Slameto dan keluarga Suwarjo atas doa-doanya yang tiada henti-hentinya.

9. Seluruh rekan sejawat dan staf administrasi serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini.

Jazakumullohu khairon katsiro semoga alloh membalas seluruh kebaikannya. amiiin

Bandung, Agustus 20011

(5)

vi

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ‘Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menggambar Konstrukti Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa‘. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menggambar konstruktif dan langkah apa saja yang telah ditempuh oleh tim pengajar dalam upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menggambar konstruktif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis diskriftip kualitatif.

Dalam teori Oemar H. Malik (1994:20) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan mahasiswa pendidikan seni dalam pencapaian hasil studi, diantaranya: penentuan konsep tujuan pembelajaran, tenaga pengajar, mahasiswa, konteks (lingkungan belajar), transfer of Learning, materi belajar, karakteristik teknik pembelajaran, keberagaman, sarana dan prasarana, waktu belajar.

Kecuali itu mahasiswa pendidikan seni rupa dituntut memiliki kompetensi; (1) kompetensi dasar dan kepribadian;(2) kompetensi keahlian dan perilaku berkarya; (3) kompetensi bidang kajian ;(4) kompetensi penciptaan; (5) kompetensi penyajian; (6) kompetensi pengelolaan (manajemen); (7) kompetensi keguruan (Departemen Pendidikan Nasional 2005: P.21).

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa mahasiswa yang kurang telaten dan tidak banyak melakukan latihan mengerjakan soal-soal mengalami kesulitan dalam MK menggambar konstruktif. Kesibukan mahasiswa di luar kuliah dan bekerja sambil kuliah juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan mahasiswa.

Untuk mengantisipasi terjadinya ketidakberhasilan mahasiswa dosen pengampu MK sebaiknya mengambil langkah-langkah: melakukan pendekatan secara khusus yaitu bimbingan intensif terhadap mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Kecuali itu dosen pengampu juga berusaha menyesuaikan perkembangan proses pembelajaran yaitu mengenalkan program

AUTO CAD dan 3 D MAX untuk menggambar konstruktif.

Dari hasil temuan dan upaya yang telah dilakukan dosen pengampu maka penulis merekomendasikan penyesuaian materi pembelajaran dengan alokasi waktu yang diberikan, agar hambatan yang terjadi bisa di eliminir.

(6)

vii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ...ii

Pernyataan Tentang Keaslian Karya Tulis... iii

Kata Pengantar ... iii

BAB II

PENDIDIKAN TINGGI SENI DI INDONESIA

DAN KURIKULUM PENDIDIKAN SENI RUPA

A. Pendidikan Seni Rupa ... 5

B. Kurikulum Pendidikan Seni Rupa ...29

C. Kemampuan Menggambar Konstruktif ...38

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MENGGAMBAR KONSTRUKTIF MAHASISWA SENI RUPA A. Temuan Penelitian ………...……… 78

(7)

viii

2. Langkah-langkah Yang Ditempuh oleh Tim Pengajar Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Men ggambar

Konstruktif ……… 113

B. Pembahasan ……….………. 114

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpuan ……… 120

(8)

ix

DAFTAR TABEL

No. No. Tabel Nama Tabel Hal

1 Tabel 2.1 Matrik Penjenjangan dan Pembidangan Pendidikan

Tinggi Seni

2 Tabel 2.2 Tataran Rumpun Kompetensi

3 Tabel 2.3 Kualifikasi Sarjana Lulusan Pendidikan Tinggi Seni

Rupa

4 Tabel 2.4 Ruang Lingkup Materi Kurikulum Pendidikan Tinggi

Seni

5 Tabel 2.5 Kompetensi Dasar dan Kepribadian

6 Tabel 2.6 Kompetensi Perilaku dan Keahlian Berkarya

7 Tabel 2.7 Kompetensi Kekaryaan/Penciptaan

8 Tabel 2.8 Media dan Teknologi dalam Pembelajaran

9 Tabel 2.9 Struktur Mata Kuliah Pendidikan Seni Rupa

Kurikulum 1993

10 Tabel 2.10 Kelompok Mata Kuliah Menggambar Konstruktif

Kurikulum 1993

11 Tabel 2.11 Kelompok Mata Kuliah Menggambar Konstruktif

Kurikulum 2006

12 Tabel 2.12 Kelompok Mata Kuliah Menggambar Konstruktif

urikulum 2006

13 Tabel 2.13 Penyetaraan Mata Kuliah Kurikulum 1993 dan

Kurikulum Baru 2006

14 Tabel 4.2.1 Struktur Mata Kuliah Program Sarjana Pendidikan

Seni Rupa Kurikulum 2006

15 Tabel 4.6.2 Struktur Mata Kuliah menggambar konstruktif dalam

kurikulum 2006;

(9)

x

DAFTAR GAMBAR

No No.Gambar Nama Gambar Hal

1 Gambar:2.1 Membagan teknik penyambungan antara dua benda setengah tabung

2 Gambar 2.2 Membagan teknik perpotongan antara prisma dan tabung

3 Gambar:2.3 Membagan bukaan tutup kotak beronggadengan teknik putaran 150°

4 Gambar 2.4 Membagan bukaan tutup kotak datar dengan teknik putaran 150°

5 Gambar:2.2.1 Latihan ke-1 membuat konstruksi garis horizontal dan garis vertical dengan jarak garis 1/3 cm dengan tebal garis 0,2 mm

6 Gambar 2.2.2 Latihan 2 membuat konstruksi penyambungan garis tegak lurus

dengan jarak 1/3 cm dengan tebal garis 0,2; 0,4 dan 0,6 mm

7 Gambar:2.2.3 Latihan ke-3 menyambung garis lurus dengan busur dengan jarak 1/3

cm dengan tebal garis 0,2 dan 0,8 mm

8 Gambar 2.2.4

Latihan ke-4 membuat konstruksi menyambung garis lurus dan busur sehingga membentuk angka

8

dengan jarak 1/3 cm dengan tebal garis 0,2 dan 0,8 mm

9 Gambar:2.2.5 Latihan ke-5 membuat konstruksi garis busur dan lingkaran dengan

jarak 1/3 cm dengan tebal garis 0,2; 0,4 dan 0,8 mm

10 Gambar 2.2.6 ke-6 membuat konstruksi ornament hias dengan mencipta bentuk jalinan pita Dalam bidang dasar lingkaran yang berja-jari 9 cm dengan tebal garis 0,6 mm

11 Gambar:2.2.7

Latihan ke-7 membuat konstruksi ornament hias berbentuk pita dan menyambung garis arsir dengan jarak 1/3. Dan dberi arsiran berjarak 1/3 cm dan tebal garis 0,2 dan 0,8 mm dengan bidang dasar bujur sangkar

12 Gambar 2.2.8

Latihan ke-8 membuat konstruksi ornament hias dengan teknik penyambungan garis lurus dan garis lengkung bentuk pita dengan bidang dasar segi enam beraturan, dan diberi arsiran yang berjarak1/3 cm dan tebal garis 0,2 dan 0,8 mm

13 Gambar:2.2.9 Latihan ke-9 membuat konstruksi ornament hias dengan bentuk jalinan pita dan membagi bidang pita menjadi 1/3 bagian dan dengan tebal garis 0,6 mm dan bidang dasar segi enam beraturan

14 Gambar 2.2.10 Contoh karya motif hias geometris dengan pola garis

sikzak dalam pengulangan penuh

15 Gambar:2.11 contoh karya mahasiswa dalm membuat ornament hias dengan teknik

transpformasi bentuk

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No No. Lampiran Nama Lampiran Hal

1 Lamp.: 4.1 Interview guide

2 Lamp.:4.2 Tabel data Penelitian mengenai Tujuan Pembelajaran

3 Lamp.: 4.3 Tabel data tentang pernyataan mahasiswa mengenai

Tenaga Pengajar

4 Lamp.:4.4 Tabel Data Penelitian Tentang karakteristik Mahasiswa

Angkatan 2009

5 Lamp.: 4.5 Tabel Data Penelitian Mengenai Konteks (lingkungan

belajar)

6 Lamp.:4.6 Tabel Data Penelitian Tentang Latar Belakang Pendidikan

SLA Mahasiswa Angatan 2009 Dalam Kurikulum 2006

7 Lamp.: 4.7 Tabel Data Penelitian Mengenai Prestasi Mahasiswa

(11)

73

BAB III

METODE PENELITIAN

Pembahasan metode penelitian mencakup atas beberapa komponen,

diantaranya adalah: kerangka penelitian, model penelitian, bentuk penelitian,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data, dan komponen lainnya

terkait:

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan karakteristik atau ciri-ciri kelompok, kejadian atau fenomena. Teknik diskriptif dipakai untuk mengukur tiga hal, yaitu (1) eksistensi dan distribusi berbagai tingkah laku atau karakteristik yang terjadi secara alamiah; (2) frekwensi kemunculan kejadian yang terjadi secara alami; (3) hubungan serta besarnya hubungan-hubungan yang mungkin ada antara karakteristik, tingkah laku, kejadian, atau fenomena yang menjadi perhatian (Alwasilah,2002:151). Terkait dengan lingkup dan batasan penelitian, penelitian ini tergolong kajian bersifat

Faktor-faktor Yang dan Pengumpulan Data Primer

(12)

74

makro dengan membahas aspek-aspek utama yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menggambar konstruktif mahasiswa di jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah meneliti pelaksanaan kurikulum 2006. Untuk hal-hal yang bersifat mikro dari temuan-temuan penelitian dibahas dengan mengulasnya sebatas dalam keperluan mendukung kajian makro di atas. Metoda yang digunakan dalam membahas tergolong metoda rapid assessment yaitu mengkaji masalah kemudian melakukan pengambilan kesimpulan yang dilakukan secara cepat berdasarkan perolehan hasil pengamatan dan hasil analisis.

A. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasiwa dalam menggambar konstruktif, tentu banyak aspek yang harus diteliti. Kecuali itu penelitian ini diarahkan pada perubahan/pergeseran yang juga menyangkut masalah proses dan persepsi, maka bentuk penelitiannya adalah penelitian kualitatif. Bentuk penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan penyampaian diskriptif komparatif yang penuh ragam. Pendekatan penelitian ini menggunakan studi kasus, karena penelitian ini terdiri dari beberapa wilayah studi, yaitu mahasiswa Seni Rupa angkatan 2009 pada pelaksanaan Kurikulum 2006. Dengan unit analisis per wilayah, maka informasi dari beberapa wilayah tersebut akan disatukan dalam analisis untuk merumuskan kesimpulan studi, maka penelitian ni merupakan penelitian studi kasus ganda (Yin, 1987).

B. Metode Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti, maka kegiatan penelitian ini dilakukan melalui beberapa prosedur sebagai berikut:

1. Persiapan

• mengurus perijinan

• Menentukan lokasi penelitian

• Meninjau lokasi penelitian dan mempelajari kondisinya, memilih informan yang dianggap memenuhi syarat

(13)

75 2. Pelaksanaan Pengumpulan Data

• Mengumpulkan data di lokasi studi sesuai dengan cara pengumpulan data yang direncanakan dan sumber data yang digunakan

• Membahas data terkumpul dengan membuat refleksinya dan membuat/menentukan strategi berikutnya

• Menyiapkan dan menyusun sajian data dalam bentuk matrik, tabel yang jenis dan macamnya disesuaikan dengan kebutuhan analisis.

• Pengumpulan data dilakukan berulang sampai data terkumpul dengan mantap

3. Analisis

• Memantapkan unit analisis perwilayah penelitian • Melaksanakan analisis antar kasus

• Bila dirasa terdapat data yang menyebabkan analisisnya kurang mantap, maka kembali ke lokasi penelitian untuk memantapkan data.

C. Sumber Data

Berbagai sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Mahasiswa angaktan 2009 dalam pelaksanaan Kurikulum 2006 Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia

2. Arsip dan dokumen resmi yang terdapat di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia

3. Dokumen dan catatan penting yang ada pada Dosen MK Menggambar Konstruktif di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:

1. In-depth Interviewing

(14)

76

informan (mahasiswa, dosen dan pembuat kebijakan) untuk meberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan kemampuan mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia khususnya untuk mengetahui kompetensi pengembangan ketrampilan kognitif. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menggambar konstruktif indikasinya dapat diukur dengan parameter ini. Teknik interview ini dilakukan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa angkatan tahun 2009, sejumlah 102 mahasiswa.Wawancara tak langsung juga dilakukan terhadap dosen dan para pembuat kebijakan dan lain-lain. Interview digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh melalui observasi.

2. Observasi Langsung

Observasi ini dilakukan secara langsung baik secara formal maupun non formal untuk mengamati berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi di wilayah studi. Teknik ini memungkinkan peneliti menarik kesimpulan (sementara) mengenai makna dan sudut pandang para mahasiswa, dosen, mengenai kejadian, peristiwa atau proses yang diamati. Melalui observasi dapat dilihat pemahaman yang tidak terucapkan dan sudut pandang yng mungkin belum/tidak diperoleh melalui intervieu atau survey.

3. Content Analysis

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang ada dimana kegiatan tersebut dilakukan. Yang dimaksud dokumen dalam penelitian ini adalah barang yang tertulis atau terfilemkan selain records yang tidak disiapkan khusus atas permintaan peneliti (Alwasilah, 2002: 155). Diantaranya adalah; rancangan kurikulum, SAP, daftar hadir mahasiswa, karya-karya mahasiswa, nilai harian, UTS, UAS dan lain-lain.

E. Analisis Data

(15)

77

dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data, sebagai suatu proses siklus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar skema berikut:

Pengumpulan Sajian

Data data

Reduksi Penarikan

Data kesimpulan

Gambar 3.2 : Skema model analisis interaktif

(16)

120

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan pada Bab IV dapat disimpulkan, bahwa:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menggambar konstruktif mahasiswa adalah:

a. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran telah disampaikan secara jelas dan dituangkan dalam silabus yang diberikan kepada semua mahasiswa. Mahasiswa berpendapat bahwa materi ajar MK Menggambar konstruktif yang dirancang dalam silabus MK menggambar konstruktif kurang disesuaikan dengan alokasi waktu yang diberikan. Data mahasiswa menunjukkan bahwa 85 % menyatakan latihan mengerjakan soal cukup sulit. Dan 100% mahasiswa menyatakan dalam mengerjakan soal-soal mereka menyatakan kurang waktu. Perlu disadari bahwa proses transfer of learning

terjadi ketika pembelajaran berlangsung baik ketika penyampaian materi kuliah maupun ketika mengerjakankan soal-soal latihan.

b. Tenaga Pengajar

Mahasiswa cukup mengenal dosen pengajar, mengenal disini dalam arti tidak hanya tau namanya saja lebih dari itu mahasiswa mengetahui kultur/kebiasaan, perilaku, dan kemampuannya. Kecakapan disini mencakup kompetensi akademik, kecakapan sosial dan lain-lain. Data menunjukkan 97% mahasiswa menyatakan dosen yang bersangkutan sangat cakap, Selebihnya berharap dosen MK tersebut tidak terlalu cepat dalam menjelaskan materi ajarnya.

c. Karakteristik Mahasiswa

(17)

121

Bagi mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan SMA IPA hampir rata-rata tidak mengalami kesulita tetapi bagi mahasiswa yang berlatar belakang SMA IPS hampir semuanya mengalami kesulian.

c. Konteks (Lingkungan Belajar)

Indikator penilaian dalam hal konteks adalah, jarak tempuh kuliah mahasiswa menuju kampus, tempat tinggal mahasiswa, kegiatan ekstra kurikuler yang dipilih, kegiatan di luar kuliah dan lain-lain. Dari informasi data menunjukkan mahasiswa rata-rata indekost dan tinggal bersama om atau tantenya. Kecuali itu 79 % mereka tidak mengikuti kegiatan ekstra kurikuler lebih banyak mereka melakukan kegiatan melukis di luar kampus. Hanya 17 % mahasiswa yang bekerja secara freelance dan hanya 3 % yang bekerja menjadi sales dan teknisi computer.

d. Transfer Of Learning

Karakteristik mahasiswa yang memiliki latar belakang SLA yang berbeda menjadi salah satu hambatan terjadinya proses transfer of learning. Data menunjukkan bahwa 55 % mahasiswa pernah diperkenalkan dengan menggambar teknik. Sedangkan 45 % tidak diperkenalkan. Bagi mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan SMA IPA hampir rata-rata tidak mengalami kesulita tetapi bagi mahasiswa yang berlatar belakang SMA IPS atau SMK hampir semuanya mengalami kesulian. Bisa saja terjadinya hambatan proses transfer of learning

dikarenakan MK menggambar konstruktif tidak menarik minat. Jika dilihat dari data yang trkumpul, hanya 67 % mahasiswa yang menyatakan mata kuliah menggambar konstruktif menarik dan 33% mahasiswa menyatakan kurang menarik. Temuan ini bisa dipakai oleh dosen pengampu MK untuk bahan kajian dimasa mendatang.

e. Karakteristik Teknik Pembelajaran

(18)

122 f. Keberagaman

Karakteristik mahasiswa angkatan 2009 yaitu pendidikan mahasiswa sebelum kuliah, latar belakang mahasiswa sebelum kuliah. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa latar belakang pendidikan mereka tidaklah sama. Mahasiswa yang berlatar belakang SMA IPA telah diperkenalkan dengan menggambar teknik, sedangkan IPS tidak diperkenalkan. Data menunjukkan bahwa 55 % mahasiswa pernah diperkenalkan dengan menggambar teknik. Sedangkan 45 % tidak diperkenalkan ketika mereka dibangku SLA khusunya mereka yang pada waktu di bangku SLA sekolah di SMK khususnya SMSR sekolah menengah Seni Rupa. Bagi mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan SMA IPA hampir rata-rata tidak mengalami kesulita tetapi bagi mahasiswa yang berlatar belakang SMA IPS hampir semuanya mengalami kesuliyan.

g. Materi Ajar

Hampir 18 % mahasiswa mengatakan mata kuliah menggambar konstruktif sangat sulit, sedangkan 21 % mengatakan cukup sulit. Yang menyatakan mata kuliah menggambar konstruktif mudah 60 %. Perbandingan antara yang sulit dan yang mudah cukuplah menjadikan alasan bagi dosen pengajar untuk instropeksi diri. Belumlah dapat dikatakan berhasil bagi pembelajaran suatu mata kuliah jika pencapaian hasi akhir hanya 60 % yangberhasil.

h. Sarana dan Prasarana

(19)

123 i. Waktu

Waktu yang hanya 90 menit digunakan untuk menyampaikan materi yang bersifat teoritis dan sisanya 45 menit untuk praktikum mengerjakan soal-soal latihan. Sudah bisa dipastikan bahwa alokasi waktu untuk praktikum kurang. Untuk menyelesaikan latihan soal-soal bisa dikerjakan di Rumah untuk PR (pekerjaan rumah). Tentu saja disini sulitnya mengontrol karya original mahasiswa.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai. Tujuan dari pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi mahasiswa, untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan afektif, koqnitif dan psikomotorik. Kecuali itu teknik pembelajaran yang diterapkan hendaknya juga mampu membentuk perubahan sikap dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

j. Kurikulum 2006

Dalam Kurikulum 1993 alokasi waktu MK Menggambar Konstruktif adalah 14 Sks setara dengan 10,5 jam dan di bagi dalam empat mata kuliah. Kini mahasiswa angkatan 2009 dikenakan kurikulum 2006. Dalam mata kuliah Menggambar Konstruktif hanya diberi alokasi waktu empat sks setara dengan 90 menit, dibagi dalam dua mata kuliah. Sangat sulit rasanya untuk mencapai tujuan pembelajaran walaupun dengan menggunakan strategi pembelajaran yang disusun sedemikian rupa. Bahan ajar tentu menyesuaikan dengan alokasi waktu. Apabila alokasi waktu yang diberikan untuk kedua mata kuliah tersebut tidak mengalami perubahan atau ditambah waktunya, tentu saja dikawatirkan pencapaian tujuan pembelajaran akan mengalami hambatan.

2. Langkah-langkah Yang Telah Ditempuh Tim Pengajar

a. Penambahan waktu bimbingan (tutorial kuliah)

(20)

124

dengan melakukan tutorial bik ketika berjalannya kuliah maupun di luar waktu kuliah.

b. Memilih Alternatif lain Dalam Teknik Pembelajaran

Untuk pencapaian target pembelajaran diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Materi ajar yang terasa cukup berat dan memerlukan alokasi waktu yang banyak tidak bisa diselesaikan dengan pola mengajar secara manual. Dalam hal ini dosen telah mengambil langkah alternative dengan menyesuaikan perkembangan teknologi. Yaitu merubah strategi pembelajaran manual dengan strategi pembelajaran dengan pendekatan ICT dan menyesuaikan perkembangan teknologi. Dosen pengampu telah memperkenalkan teknologi computer dengan penggunaan program AUTO CAD atau 3D Max..

B.Rekomendasi

1. Untuk Dosen Mata Kuliah

Strategi pembelajaran yang dipilih oleh dosen pengajar sebaiknya mengacu pada kompetensi dosen dan keberagaman mahasiswa mengingat latar belakang mereka berbeda. Untuk menghindari kegagalan terjadinya proses Transfer of Learning dan kesulitan yang dihadapi mahasiswa.

Materi ajar yang dituangkan dalam silabus pembelajaran terasa cukup berat dan cukup padat sehingga memerlukan alokasi waktu yang banyak. Data tentang alokasi waktu menunjukkan bahwa mahasiswa selalu mengalalami kekurangan waktu dalam mengerjakan soal-soal latihan. Dalam hal alokasi waktu maka strategi pembelajaran yang dipilih hendaknya mencari inovasi dan disesuaikan dengan strategi yang dipilih. Dosen bisa mencari alternative lain merubah strategi pembelajaran manual dengan strategi pembelajaran dengan pendekatan ICT dan menyesuaikan perkembangan teknologi. Dosen pengampu bisa memperkenalkan teknologi computer misalnya dengan penggunaan program AUTO CAD atau 3D Max..

2. Untuk Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Pemegang Kebijakan

(21)

125

pemegang kebijakan, dalam penerimaan mahasiswa hendaknya dipilih mahasiswa yang memiliki kompetensi yang sama atau paling tidak mereka yang memiliki kemampuan yang mendekati sama.

Kecuali itu Rekomendasi terhadap alokasi waktu kuliah juga diajukan untuk dipertimbangkan kembali oleh pengambil kebijakan dalam penyusunan kurikulum. Alokasi waktu dua kali dua SKS yang ada sekarang ini sangat tidak mendukung terjadinya proses transfer of learning MK menggambar konstruktif.

3. Untuk Para Peneliti

Bagi para peneliti khususnya peneliti dibidang pendidikan Seni Rupa, dari hasil-hasil temuan dalam penelitian ini ternyata masih banyak aspek yang bisa dikaji dan dilakukan penelitian lebih mendalam. Atau para peneliti bisa melakukan telaah dari aspek yang lain.

(22)

125

DAFTAR PUSTAKA

Ashari,Agus, (2002), Pendidikan Seni RupaDalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Gramedia, Jakarta

Alwasilah, A.Chaedar, (2002), Pokoknya Kualitatif, Jakarta: Pustaka Jaya

Francic D.K. Ching., (1986), Archittectur -Form Space and Order.Van Nostrand, Reinhold Company.

Gerald Jenkins & Anne Wild, (1980), Make Shapes, Mathematical Models, Seri I, II & III, Ipswich Tarquin Publications

Hamalik, Umar (2007), Manajemen Pengembangan Kurikulum, Kerja Sama antara Fakultas Pasca Sarjana UPI dengan PT Remaja Rosdakarya, Bandung Ivan Moscovich, (1984), Super Games, London Hutchinson

Ivan Tubau.(1984)), How To Attract Attention With Your Art. New York Sterling Publishing Co. Inc.

J. Bourgoin.(1992), Arabic Geometrical Pattern and Design. New York. Dover Publication Inc.

JeckWest. (1955). Menggambar Mistar. Jakarta, Noordhoff, Klaff NV. Kepmendiknas no 045. (2005), Visi dan Misi pendidikan tinggi seni, Jakarta. Lorraine Mottershead, (1978), Sources of Mathematical Discovery, Oxford Basil

Blackwell

Louise Bowen Ballinger (1969). Perspective / Space and Design. New York Van Nostrand Reinhold.

M.C. Escher.(1995), Graphik Und Zeichnungez. Munchen, Heinz Moon Verlag. Miles, M.B,& Huberman, A.M., (1984), Reliaility and Validity in Qualitative

Rsearch, Beverly Hills, Sage Publication.

Patton, M.Q., (1984), Qualitative data Analyzis Source of New Methods, Beverly Hills, Sage Publication

Proctor. (1976), The Principles of Pattern. Van Nostrand Reinhold.

(23)

126

Spradley, (1979), The Ethnography Interview, New York : Holt, Reinhart & Winston

Sukmara, Dian, (2003), Implementasi program Life Skill Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Jalur Sekolah, Banduung; Mugnu Sejahtera Supriyanto, Untung, (1987), Mata Pelajaran Menggambar Konstruktif di SMA se

Kota Bandung, Skripsi Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan, Bandung

Tambrin, Irin, (2005), Strategi Pembelajaran Kreatif sebagai Upaya Untuk meningkatkan Kemampuan Menggambar Ornamen Batik Siswa SMP, Tesis S2 Fakultas Pasca Sarjana UPI Bandung; tidak diterbitkan

Yin, Robert K., (1987), Case Study Research ; Design and Mehods, Newbury Park, Ca : Sage

….., (2003), Undang-undang Sisdiknas No. 20 Sistem Penyelenggaraan Pendidikan Seni, Diknas, Jakarta

Internet

Gambar

Gambar:2.1 Membagan teknik penyambungan antara dua benda setengah tabung
Tabel  data Penelitian mengenai Tujuan Pembelajaran
Gambar 3.2 : Skema model analisis interaktif

Referensi

Dokumen terkait

Permukaan minyak pelumas terlalu rendah - Kebutuhan minyak secara normal - Kebocoran minyak pelumas pada mesin - Cincin torak aus atau salah pasang - Keausan bos klep atau sil

Klasifikasi data tersebut digunakan untuk memprediksi IPK, lama studi dan persentase kehadiran mahasiswa baru, sehingga jika terdapat mahasiswa yang

Orang tua dari anak jalanan tidak memiliki tingkat pendidikan yang pada akhirnya. tidak memiliki pengetahuan dan keahlian untuk bersaing di busra kerja, mereka

Dalam penulisan ilmiah ini penulis menggunakan program aplikasi Borland Delphi 7.0 yang sudah dikenal sebagai program aplikasi pembuat program yang berbasis object dan juga

Oleh karena itu analisis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan pemodelan dengan metode Regresi Time Series dengan penambahan variasi kalender untuk

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH1.

Tingginya rata - rata rendemen selulosa Nata de Soya pada konsentrasi starter 15% diduga disebabkan oleh adanya perbedaan ketebalan dari Nata de Soya yang dihasilkan, dimana

Dengan kebutuhan ruang/lahan untuk prasarana transportasi darat dan hunian atau ruang untuk aktivitas lainnya maka semakin banyak lahan terbuka yang hilang ( resapan air )..