• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP CITRA MEREK SERTA DAMPAKNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN TELKOM SPEEDY : Survei pada Pelanggan Telkom Speedy di Plaza Telkom Supratman Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP CITRA MEREK SERTA DAMPAKNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN TELKOM SPEEDY : Survei pada Pelanggan Telkom Speedy di Plaza Telkom Supratman Bandung."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9

1.2.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Konsep Pemasaran ... 13

2.1.1.1 Konsep Jasa ... 15

2.1.1.2 Bauran Pemasaran ... 18

2.1.2 Konsep Pemasaran Terpadu ... 21

2.1.2.1 Peran Komunikasi Pemasaran ... 23

2.1.2.2 Konsep Dasar Pemasaran Terpadu ... 24

2.1.3 Atribut Produk ... 30

2.1.3.1 Peranan Atribut Produk ... 32

2.1.4 Citra Merek ... 34

2.1.4.1 Pengertian Citra Merek ... 34

(2)

2.1.5.2 Tipe Konsumen ... 42

2.1.5.3 Tipe Keputusan Pembelian... 43

2.1.5.4 Keputusan Pembelian Konsumen ... 45

2.2 Kerangka Pemikiran ... 47

2.3 Hipotesis Penelitian ... 56

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 58

3.2 Metode Penelitian ... 59

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 59

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 60

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 63

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 64

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 69

3.2.6 Teknik Analisis Data ... 69

3.2.6.1. Uji Dimensionalitas Validitas Reliabilitas ... 71

3.2.6.2. Hasil Uji Dimensionalitas Validitas Reliabilitas ... 73

3.2.6.3. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...83

4.1.1 Profil Perusahaan ...83

4.1.2 Karakteristik Responden...………...………... 90

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Gender ...90

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...92

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ...93

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ...93

4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ...94

4.1.3 Gambaran Komunikasi Pemasaran Terpadu ...96

(3)

4.1.3.4 Tanggapan Responden Mengenai Public Relation ...108

4.1.3.5 Tanggapan Responden Mengenai Direct Marketing ...112

4.1.4 Gambaran Mengenai Atribut Produk Speedy...114

4.1.4.1 Tanggapan Responden Mengenai Ragam Paket ...114

4.1.4.2 Tanggapan Responden Mengenai Pemenuhan Kebutuhan ...116

4.1.4.3 Tanggapan Responden Mengenai Keandalan ...118

4.1.4.4 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Mendapat Produk ...122

4.1.5 Gambaran Mengenai Citra Merek...124

4.1.5.1 Tanggapan Responden Mengenai Customer Benefit ...124

4.1.5.2 Tanggapan Responden Mengenai Relative Price ...125

4.1.5.3 Tanggapan Responden Mengenai Use Aplication ...128

4.1.5.4 Tanggapan Responden Mengenai Celebrity ...129

4.1.5.5 Tanggapan Responden Mengenai Personality ...131

4.1.6 Gambaran Mengenai Keputusan Pembelian...133

4.1.6.1 Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Produk ...133

4.1.6.2 Tanggapan Responden Mengenai Pilihan Merek ...135

4.1.6.3 Tanggapan Responden Mengenai Waktu...136

4.1.6.4 Tanggapan Responden Mengenai Pembelian ...137

4.1.7 Pengujian Hipotesis Penelitian ...138

4.1.7.1 Pengujian Simultan X1 X2 terhadap Y ...145

4.1.7.2 Pengujian Simultan X1 X2 Y terhadap Z ...148

4.1.8 Temuan Penelitian Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Pengaruh Total ... 150

4.2 Pembahasan ...153

4.2.1 Gambaran Variabel Komunikasi Pemasaran Terpadu ...153

4.2.2 Gambaran Variabel Atribut Produk ... 154

(4)

4.3 Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Perusahaan ...162

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 166

5.1 Kesimpulan ...166 5.2 Rekomendasi ...168

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(5)
(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Globalisasi menjadikan semua aspek kehidupan dirasakan sama

diseluruh dunia, globalisasi sangat berdampak nyata bagi kehidupan dunia

ekonomi. Tentunya banyak manfaat yang dapat kita rasakan dengan adanya

globalisasi, akan tetapi dibalik itu terdapat banyak hal yang dirasakan negatif

sebagai imbas dari adanya globalisasi.

Salah satu contohnya saja adalah krisis yang dialami suatu negara akan

terasa imbasnya kepada negara lain, seperti halnya krisis finansial yang dialami

Amerika Serikat berpengaruh terhadap hampir semua kegiatan ekonomi di seluruh

negara di dunia. Hal inilah yang terjadi pada saat ini di mana Indonesia pun tidak

lepas terpengaruh oleh krisis finansial ini.

PT.Telkom, tbk. merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

merasakan pengaruh negatif dari adanya krisis finansial global ini, tahun 2008 dan

beberapa tahun sebelumnya PT. Telkom, memang menunjukan kinerja yang terus

menerus mengalami pertumbuhan yang pesat. Seperti dari segi layanan kartu

telepon seluler, Internet, dsb. Akan tetapi pada tahun 2009 ini kinerja Telkom

menunjukan prestasi yang menurun yang mungkin salah satu pengaruhnya adalah

akibat krisis finansial yang terjadi. Seperti yang dinyatakan dalam majalah SWA

(7)

index), peringkat PT.Telkom menurun drastis ke urutan 100 pada tahun 2009,

padahal sebelumnya menduduki urutan pertama pada tahun 2008.

Tabel 1.1

Peringkat Wealth Added Index PT.Telkom

Peringkat 2008 2009

1 Telkom BCA

….. ….. …..

100 AKR Corporindo Telkom

Sumber : SWA Juni 2009

Wealth added index, selanjutnya di sebut WAI adalah sebuah angka hasil

pengukuran, dimana angka yang didapat tersebut mencerminkan kelebihan

kekayaan yang dihasilkan di atas return minimal yang diharapkan oleh investor.

Return minimal itu direfleksikan dalam bentuk cost of equity (CoE). Jadi, untuk

mendapatkan WAI positif, TSR harus lebih tinggi dari cost of equity. Sedangkan

yang terjadi pada PT.Telkom adalah angka total shareholder return lebih kecil

dari cost of equity, sehingga menghasilkan angka WAI negatif.

Data lain menyebutkan bahwa, setahun terakhir Telkom seolah-olah

kehilangan masa kejayaannya. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, tahun

2008 sumber pendapatan potensial PT.Telkom turun 20%. Padahal, empat tahun

sebelumnya (2004-2007) terus menunjukkan peningkatan. Puncaknya terjadi

(8)

Tabel 1.2

Faktor Penurunan Sumber Pendapatan Potensial Kuartal I 2009

1 Pendapatan Fixed Line Menyusut Sebesar

12%

2 Kenaikan Depresiasi 17%

3 Biaya Operasional naik menjadi 27%

4 Kenaikan biaya pemasaran sebesar 33%

5 Kerugian akibat nilai tukar (kurs)

Sumber : SWA Juni 2009

Begitu pula dalam dunia pemasaran, akibat dari adanya globalisasi

menciptakan suatu persaingan yang luar biasa antar produsen. Persaingan yang

ada sekarang ini membuat semua produsen menciptakan berbagai cara untuk

membuat produknya tetap dipilih konsumen dan bertahan di pasar.

Lain halnya dengan yang terjadi pada segi konsumen, dengan adanya

globalisasi ini membuat konsumen merasa mudah untuk melakukan preferensi

barang yang menurutnya memberikan pelayanan terbaik. Hampir tidak ada resiko

bagi konsumen untuk berpindah-pindah mengkonsumsi produk dari satu produk

ke produk lain.

Pesaingan ketat ini terjadi pula dalam dunia layanan jasa internet

berbayar (broadband), jika kita lihat banyak sekali penyedia layanan internet ini

tidak hanya Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia,

akan tetapi banyak perusahaan lainnya. Hal ini terjadi karena adanya suatu

perkembangan pasar akibat tingginya kebutuhan masyarakat saat ini yang semakin

mengarah kepada kebutuhan pemenuhan akan informasi dan teknologi, sehingga

banyak perusahaan yang ikut ambil bagian dalam persaingan segmen layanan

internet, karena pasarnya dianggap masih memberikan daya tarik yang unggul

(9)

Persaingan ketat dalam industri penyedia layanan internet ini dapat

dilihat dari banyaknya pemain yang ada saat ini, contohnya saja dalam kategori

penyedia layanan internet fixed (ADSL) saja terdapat beberapa perusahaan, belum

lagi ditambah dengan penyedia layanan internet mobile. Berikut ini disajikan data

penyedia layanan internet dalam sebuah tabel.

Tabel 1.3

Beberapa Penyedia Layanan Internet fixed (ADSL)

Sumber http://opensource.telkomspeedy.com

Jumlah perusahaan penyedia layanan internet fixed mungkin melebihi

dari data di atas, hal ini membuat persaingan yang ada menjadi persaingan yang

ketat. Persaingan bisnis dalam segmen teknologi informasi ini memaksa setiap

perusahaan untuk selalu berusaha berebut perhatian konsumen melalui keinginan

dan kebutuhan pelanggan, memperhatikan kecenderungan perubahan sosial,

menganalisis kiat-kiat pesaing, dan mengamati perubahan ekonomi, politik dan

sosial.

Tentu saja penurunan kinerja dan prestasi Telkom dalam tahun terakhir,

seperti yang telah dibahas diatas, setidaknya dapat memberikan pengaruh yang

negatif terhadap citra PT. Telkom sebagai perusahaan penyedia teknologi

1 Telkom Speedy

2 Indonet

3 CBN

4 Melsa

5 Centrin

6 BizNet

7 IPNet

8 RadNet

(10)

informasi terbesar di Indonesia. Pengaruh negatif akan berdampak buruk kepada

dua sisi citra yang dimiliki sebelumnya baik citra dalam sisi corporate dan citra

dalam sisi produk atau merek.

Telkom speedy merupakan salah satu merek yang dimiliki Telkom yang

menjadi andalan utama bagi perusahaan, Telkom speedy dirasakan terkena

dampak negatif akibat dari berbagai informasi yang menunjukan bahwa kinerja

Telkom tengah menurun. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya keluhan mengenai

speedy. Berdasarkan data yang didapat dari media, banyak sekali pelanggan yang

mengeluhkan kinerja dari produk speedy.

Tabel 1.3

Data Media Mengenai Keluhan Pelanggan Speedy

No Sumber Data Keterangan

1 www.ombudsman.go.id Dari seluruh pengaduan yang masuk pada tahun

2009, 26,66% diantaranya adalah keluhan mengenai Speedy

2 www.detik.com Dalam 3 bulan terakhir (Sept-Nov2009) setidaknya

ada 44 dokumen mengenai keluhan speedy

3 Forum QOS Speedy 3 bulan terakhir (Sept-Nov2009) resmi mencatat 330 keluhan mengenai Speedy

4 Forum kaskus untuk keluhan internet

50% pelanggan mengeluhkan kinerja Speedy

Sumber : diolah dari berbagai sumber 2009

Data diatas mengindikasikan bahwa banyak sekali pelanggan yang

mengeluhkan kinerja speedy, yang artinya speedy dianggap mempunyai kinerja

yang buruk. Hal ini tentunya akan berdampak kepada pemahaman citra yang

buruk terhadap speedy. Citra dapat terbentuk dengan memproses informasi yang

ada. Adanya berbagai perubahan informasi yang ada, tidak menutup kemungkinan

terjadinya perubahan citra akan suatu perusahaan dan mereknya. Adanya

(11)

merek speedy, citra merek speedy akan terganggu dan bahkan menjadi citra yang

buruk, hal ini tentunya akan sangat merugikan bagi perusahaan pada akhirnya.

Citra yang kurang baik maka sebuah produk akan sulit untuk diminati

bahkan cenderung dihindari konsumen, produk yang memiliki citra negatif akan

sulit untuk berkembang karena citra yang melekat pada produknya sehingga masa

siklus produk akan menjadi pendek. Hal yang terpenting jika dilihat dari segi

pelanggan, produk yang memiliki citra negatif akan ditinggalkan pelanggan

karena pelanggan dapat beralih dengan mudah kepada produk lain.

Citra atau image merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

kegiatan bisnis perusahaan, karena dengan adanya citra yang baik, suatu

perusahaan akan selalu dihargai oleh Stakeholder. Melalui citra yang dimiliki,

sebuah perusahaan akan selalu optimis dalam menjalankan setiap usahanya.

Citra yang baik dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap hidup dan

orang-orang didalamnya terus mengembangkan kreativitas bahkan memberikan

manfaat yang lebih berarti bagi orang lain. Citra merek dapat memberikan

kemampuan pada perusahaan untuk mengubah harga premium, menikmati

penerimaan lebih tinggi dibandingkan pesaing, dan membuat kepercayaan kepada

perusahaan.

Buchari Alma (2002) mengemukakan bahwa “Citra dibentuk

berdasarkan impresi, berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang terhadap

sesuatu sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan”. Sedangkan

pentingnya citra menurut Cravens (1996) disebutkan, “citra dan merek perusahaan

(12)

kepuasan konsumen. Begitu pentingnya suatu citra bagi perusahaan, citra dapat

dianggap sebagai suatu peran sentral dalam menjalankan setiap usaha perusahaan.

Begitu pentingnya peran dari sebuah citra yang dimiliki oleh produk,

karena dari itu pihak perusahaan akan melakukan segala cara yang dianggap dapat

meningkatkan citra dari produk dan perusahaannya. Adapun faktor yang dapat

mempengaruhi dan sedikitnya dapat meningkatkan citra adalah dengan melakukan

strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu, Strategi ini dapat menciptakan suatu

informasi pemasaran yang memperkenalkan nilai tambah dari rencana

komprehensif perusahaan. Konsep dasar dari Komunikasi Pemasaran Terpadu

adalah komunikasi. Komunikasi ini, digunakan untuk memaksimalkan informasi

positif, dengan sasaran menciptakan dan menyokong hubungan merek dengan

pelanggannya.

Informasi positif yang diciptakan melalui Komunikasi Pemasaran

menciptakan suatu rangsangan dan stimuli pemasaran yang dapat mempengaruhi

pikiran konsumen dalam membentuk dan menggambarkan konsep citra dari suatu

merek. Jadi jelas disini suatu informasi yang diciptakan dari Komunikasi

Pemasaran Terpadu akan mampu mempengaruhi citra yang bermasalah.

Apabila citra yang dibentuk dari berbagai kondisi dan informasi yang

diciptakan oleh perusahaan ini mempunyai bentuk yang positif maka ini

merupakan suatu keuntungan bagi perusahaan. Citra yang baik dari suatu produk /

merek merupakan asset, karena citra mempunyai suatu dampak pada persepsi

konsumen dari komunikasi dan operasi organisasi dalam berbagai hal, salah

(13)

Selain Komunikasi Pemasaran Terpadu, atribut produk yang

dikembangkan oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi Citra Perusahaan di

mata konsumen. Atribut produk melalui dimensi merek mampu menciptakan citra

(image) terhadap suatu perusahaan, hal ini sesuai dengan pendapat Buchari Alma

(2004:148) bahwa merek dapat membuat citra (image) terhadap sebuah

perusahaan. Salah satu masukan untuk membentuk image ini ialah merek.

Produk beserta atribut lain yang dikembangkan oleh perusahaan

berhubungan langsung dengan citra perusahaan, karena apabila citra perusahaan

baik di mata konsumen, maka konsumen akan memperhatikan dan

mempertimbangkan berbagai produk beserta atributnya yang dikembangkan

perusahaan, tetapi apabila citra perusahaan jelek di mata konsumen, maka

konsumen tidak akan menghiraukan segala sesuatu yang berkaitan dengan

perusahaan tersebut.

Melalui atribut produk yang dikembangkan tersebut perusahaan

mengharapkan agar konsumen mempunyai kesan positif pada barangnya yang

akan berpengaruh juga terhadap keputusan pembelian konsumen. Pada umumnya

keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai.

Dimana merek merupakan salah satu atribut suatu produk

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian yang

membahas tentang masalah ”Pengaruh Kinerja Program Komunikasi

Pemasaran Terpadu dan Atribut Produk terhadap Citra Merek Serta

(14)

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Beberapa tahun kebelakang PT. Telkom, memang menunjukan kinerja

yang baik terus menerus mengalami pertumbuhan yang pesat, puncaknya terjadi

pada tahun 2007, dimana PT.Telkom dinobatkan sebagai perusahaan terbaik dan

perusahaan yang meraih laba terbesar pada saat itu. Akan tetapi pada tahun 2009

ini berdasarkan data yang diperoleh, kinerja Telkom menunjukan trend yang

mengarah kepada penurunan kinerja perusahaan. Tentu saja penurunan kinerja ini

berdampak kepada citra PT.Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbaik di

Indonesia. Padahal sebuah citra (image) bagi perusahaan merupakan suatu hal

yang memegang peranan sangat penting. Citra yang positif memberikan

kemudahan perusahaan untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan secara efektif,

Sebuah citra perusahaan yang baik merupakan keunggulan bersaing yang dapat

mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Sedangkan apabila citra yang dimiliki

bersifat negatif maka citra tersebut akan menghambat kinerja perusahaan dalam

mencapai tujuan, dan bukan tidak mungkin dengan citra buruk yang dimiliki, akan

mengarahkan suatu perusahaan kedalam suatu keadaan yang kolaps dan akhirnya

hancur. Untuk memperbaiki dan meningkatkan citra tentu banyak stategi yang

dapat dilakukan, namun dalam penelitian ini memfokuskan pada penggunaan

strategi komunikasi pemasaran terpadu dan pengembangan atribut produk. Serta

dilihat juga keterkaitannya dengan terciptanya keputusan pembelian yang

(15)

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasikan masalah-masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran Komunikasi Pemasaran Terpadu Telkom Speedy.

2. Bagaimana gambaran Atribut Produk yang dikembangkan Telkom

Speedy.

3. Bagaimana gambaran Citra Produk Telkom Speedy.

4. Bagaimana gambaran Keputusan Pembelian konsumen Telkom Speedy.

5. Sejauhmana pengaruh yang ditimbulkan oleh Komunikasi Pemasaran

Terpadu terhadap Citra Merek Telkom Speedy.

6. Sejauhmana pengaruh yang ditimbulkan oleh Atribut Produk terhadap

Citra Merek Telkom Speedy.

7. Sejauhmana pengaruh yang ditimbulkan oleh Komunikasi Pemasaran

Terpadu terhadap Keputusan Pembelian konsumen Telkom Speedy.

8. Sejauhmana pengaruh yang ditimbulkan oleh Atribut produk Telkom

Speedy terhadap Keputusan Pembelian Telkom Speedy.

9. Sejauhmana pengaruh tidak langsung dari Komunikasi Pemasaran Terpadu

dan Atribut produk terhadap Keputusan Pembelian melalui Citra Merek

(16)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran Komunikasi Pemasaran Terpadu Telkom

Speedy.

2. Untuk mengetahui gambaran Atribut Produk yang dikembangkan Telkom

Speedy.

3. Untuk mengetahui gambaran Citra Produk Telkom Speedy.

4. Untuk mengetahui gambaran Keputusan Pembelian konsumen Telkom

Speedy.

5. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu

terhadap Citra Merek Telkom Speedy.

6. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Atribut Produk terhadap Citra

Merek Telkom Speedy.

7. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu

terhadap Keputusan Pembelian konsumen Telkom Speedy.

8. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Atribut produk Telkom Speedy

terhadap Keputusan Pembelian Telkom Speedy.

9. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh tidak langsung dari Komunikasi

Pemasaran Terpadu dan Atribut produk terhadap Keputusan Pembelian

(17)

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut

mengenai ilmu manajemen pemasaran khususnya pada industri jasa

telekomunikasi mengenai Komunikasi Pemasaran Terpadu, Atribut

Produk, Citra Merek, dan Keputusan Pembelian.

2. Secara empiris, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi

perusahaan yang bergerak dalam bidang industri Jasa, khususnya PT

Telkom sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan

perusahaan dalam menjaga dan meningkatkan Citra Merek dari produk

perusahaannya terutama dalam hal komunikasi pemasaran terpadu dan

(18)

58 B A B III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh kinerja program komunikasi pemasaran

terpadu dan atribut produk terhadap citra merek serta dampaknya kepada

keputusan pembelian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran.

Variabel pertama adalah komunikasi pemasaran terpadu, yang diwakili

lima indikator yaitu advertising, sales promotion, event & experiences, public

relation, dan direct marketing. Sedangkan yang menjadi variabel bebas kedua

yaitu atribut produk yang diwakili indikator rancangan, kinerja, keandalan dan

jaminan. sedangkan variable terikat citra merek yang terdiri dari lima indikator

yaitu, customer benefit, relative price, use/application, celebrity/person, dan

personality. Dan variabel terakhir yakni keputusan pembelian yang diwakili oleh

indikator pilihan merek, pilihan produk, waktu pembelian, dan jumlah pembelian

Objek yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah pelanggan

Speedy. Dari objek penelitian di atas, dianalisa mengenai pengaruh kinerja

program komunikasi pemasaran terpadu dan atribut produk terhadap citra merek

(19)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan.

a. Jenis Penelitian

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono

(2007:11) menjelaskan bahwa: Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel

yang lain.

Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat diperoleh deskripsi

mengenai 1) gambaran kinerja program komunikasi pemasaran terpadu Speedy, 2)

gambaran atribut produk Speedy, 3) gambaran citra merek Speedy, 4) gambaran

keputusan pembelian Speedy

Adapun jenis penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2006:8)

pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan

melalui pengumpulan data di lapangan. Data primer diperoleh dengan

menyebarkan kuesioner kepada sampel responden untuk memperoleh data yang

relevan.

b. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif survey dan

metode explanatory survey. Menurut Ker Linger yang dikutip oleh Sugiyono

(2007:7) bahwa :

(20)

yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Menurut Masri Singarimbun (1995 : 5), explanatory survey dimaksudkan

untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian

hipotesa.

Explanatory survey method adalah metode survey yang betujuan menguji

hipotesis dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi

dan mencari faktor penyebab melalui data tertentu. Di dalam penelitian yang

menggunakan metode ini informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung

di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari

sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Penelitian ini dilakukan

dalam kurun waktu kurang dari satu tahun sehingga metode yang digunakan

adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara memperbaiki

objek dalam kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu

panjang. (Husein Umar, 2001:45)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti dioperasionalkan dalam beberapa variabel utama,

yaitu kinerja program komunikasi pemasaran terpadu (variabel X1), atribut

produk (variabel X2), citra merek (variabel Y), dan keputusan pembelian (Z).

(21)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Empiris Indikator Ukuran Skala No

item Komunikasi Pemasaran Terpadu Konsep yang melandasi upaya perusahaan untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan secara cermat berbagai saluran komunikasi dalam rangka menyampaikan pesan yang jelas, konsisten, dan persuasif mengenai organisasi dan produknya. Kotler Keller (2006;518) Advertising

• Tingkat penyampaian

tujuan iklan Ordinal 1 • Tingkat kemudahan

memahami pesan Ordinal 2 • Tingkat ketepatan

penggunaan media iklan Ordinal 3 • Tingkat daya tarik iklan Ordinal 4

Sales Promotion

• Tingkat daya tarik

promosi penjualan berupa potongan harga

Ordinal 5

• Tingkat keragaman

promosi penjualan Ordinal 6 • Tingkat kemudahan

mendapatkan promosi penjualan

Ordinal 7

Event Experiences

• Tingkat ketepatan

penyelenggaraan event Ordinal 8 • Tingkat daya tarik event

yang dilakukan

Ordinal 9 • Tingkat penciptaan

pengalaman untuk membangkitkan perasaan pelanggan dalam

menggunakan produk

Ordinal 10

• Tingkat frekuensi

mengadakan event Ordinal 11

Public Relation

• Tingkat penanaman citra

merek speedy Ordinal 12 • Tingkat kesesuaian media

yang digunakan Ordinal 13 • Tingkat frekuensi

mensponsori kegiatan Ordinal 14

Direct Marketing

• Tingkat kejelasan informasi melalui media yang digunakan

Ordinal 15 •Tingkat daya tarik media

(22)

Atribut Produk Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. (Kotler 2005;350) Rancangan

•Tingkat keragaman paket

Produk yang ditawarkan Ordinal 17 •Tingkat mutu produk

yang ditawarkan Ordinal 18

Kinerja

•Tingkat pemenuhan

kebutuhan oleh produk Ordinal 19 •Tingkat kemampuan

produk Ordinal 20

Keandalan

•Tingkat kesesuaian janji produk dengan

kemampuan produk

Ordinal 21

•Tingkat kesesuaian pengenaan tariff penggunaan produk

Ordinal 22

•Tingkat keandalan produk Ordinal 23

Jaminan

•Tingkat kemudahan

mendapatkan produk Ordinal 24 •Tingkat pelayanan yang

diberikan produk Ordinal 25

Citra Merek

seperangkat asosiasi yang dirangkai dalam berbagai bentuk dan maknayang terbentuk di benak konsumen

(Rangkuty 2004;43)

Customer Benefit

•Tingkat manfaat yang

didapatkan dari produk Ordinal 26

Relative Price

•Tingkat harga untuk

mendapatkan produk Ordinal 27 •Tingkat kesesuaian antara

harga beli dengan kemampuan produk

Ordinal 28

Use / Application

•Tingkat kesesuaian janji merek dengan kinerja merek

Ordinal 29

Celebrity / Person

•Tingkat ketepatan penggunaan celebrity endorser

Ordinal 30 •Tingkat kemenarikan

celebrity endorser

Ordinal

31

Personality

•Tingkat kesesuaian

produk dengan kebutuhan Ordinal 32 •Tingkat kesesuaian

(23)

Keputusan Pembelian Proses yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam membuat keputusan membeli. (Kotler 2006;129) Pilihan Produk

•Tingkat Penilaian kualitas

produk Ordinal 34

Pilihan Merek

•Tingkat Kepercayaan terhadap merek

Ordinal 35

Waktu Pembelian

•Tingkat Intensitas waktu dalam promo penjualan

Ordinal 36

Jumlah Pembelian

•Tingkat kuantitas penggunaan

Ordinal 37

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian

langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung

dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu. Sedangkan data sekunder

adalah data yang diperoleh dari pihak lain, yaitu dari buku, literatur, artikel, serta

situs di internet.

Data primer dan data sekunder di atas diperoleh dari sumber data, sumber

data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data.

Sumber data primer adalah pelaku yang terlibat langsung dengan karakter yang

diteliti sedangkan sumber data sekunder adalah karakter hasil liputan pihak lain.

Lebih jelasnya mengenai data yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka

(24)

Tabel 3.2

Jenis dan sumber data

No Data Sumber Jenis Data

1 Tanggapan responden mengenai kinerja program komunikasi pemasaran terpadu Telkom Speedy

Pelanggan Telkom Primer

2 Tanggapan responden mengenai atribut produk Telkom Speedy

Pelanggan Telkom Primer

3 Tanggapan responden mengenai citra perusahaan Telkom Speedy

Pelanggan Telkom Primer

4 Tanggapan responden mengenai keputusan pembelian produk Telkom Speedy

Pelanggan Telkom Primer

5 Profil Perusahaan Telkom Telkom Sekunder

6 Indonesian Customer Satisfaction Award

SWA 2008 Sekunder

7 Data lain mengenai Telkom Tabloid Intern Telkom

Sekunder

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

a. Populasi

Riduwan (2005:10) menyatakan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan dari

karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek peneliti”. Sedangkan

Sugiyono (2005:90), menyatakan bahwa : ”Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang menjadi kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Jadi populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu

wilayah yang memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah

penelitian. Ada dua jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak

(25)

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan

Telkom Speedy kandatel Bandung yang melakukan pembayaran bulanan di plaza

telkom yang rata-rata berjumlah 120 orang perhari.

b. Sampel

Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang

mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang

yang sama untuk menjadi sampel. Riduwan (2005:11) menyatakan bahwa :

“Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan

tertentu yang akan diteliti”. Sedangkan Sugiyono (2005:91) menyatakan bahwa :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”.

Di dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: adanya keterbatasan tenaga, biaya

dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu penelitian ini mengambil sebagian objek

populasi yang telah ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut

mewakili bagian yang lain yang diteliti. Jumlah sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah 90 orang, jumlah tersebut diperoleh dari hasil perhitungan

sampel sebagai berikut:

= 1 +

(Harun Al Rasyid, 1994:44)

Dimana :

n = sampel

(26)

Sedangkan no dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

= 1 − 2

(Harun Al Rasyid, 1994:44)

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel dari

jumlah populasi yang ada, yaitu sebagai berikut :

a. Distribusi skor simetris

b. Nilai tertinggi skor peresponden : (37X 5 ) = 185

c. Nilai terendah = 37

d. Rentang = Nilai tertinggi – Nilai skor terendah = 185 – 37 =148

e. S = Simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi (populasi

standard deviator) dengan menggunakan deming empirical rule, maka

diperoleh :

S = (0,29) (148) = 42,92

Diperoleh S = (0,29), berdasarkan pengamatan dari jawaban responden yang

berbentuk uniform.

f. Dengan derajat kepercayaan

= 95% dimana α = 0,05 ,

(lihat tabel Z, yaitu tabel normal baku akan diperoleh nilai 1,96)

g. Jadi = , × , = 283,07

h. Dengan demikian jumlah sampel adalah sebagai berikut : 96 , 1 975 , 0 2

1 = =

    

Z

(27)

= 1 +

= 283,07

1 + 283,07120 = 84,27

Dalam penelitian ada baiknya jumlah sampel dilebihkan dari hasil

penghitungan, jadi jumlah sampel yang diambil untuk responden adalah

sebanyak 90 orang

a. Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2005:91) menyatakan bahwa: “Teknik sampling

adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Dalam penelitian ini konsumen

yang akan dijadikan sampel bersifat homogen dan tersebar di seluruh populasi.

Untuk mendapatkan sampel representatif, maka harus diupayakan subjek dalam

populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi unsur sampel, sehingga

digunakan systematic random sampling atau pengambilan sampel acak sistematis.

Harun Al Rasyid (1994:66), menyatakan bahwa : “pada keadaan tertentu,

sampling sistematik bisa dilakukan sekalipun tidak ada kerangka samplingnya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang bergerak (mobile

population), maka teknik pengambilan sampel disesuaikan dengan langkah kerja

menurut Harun Al Rasyid (1994:67) sebagai berikut :

1. Menentukan dengan tegas konsumen yang akan disurvei, yaitu pelanggan

yang datang ke Plaza Telkom Jl. Supratman Bandung untuk melakukan

pembayaran Speedy. Menurut hasil perhitungan diperoleh 90 orang.

2. Menentukan dengan tegas dari jam berapa sampai jam berapa penelitian

(28)

sampai 16.00 WIB sesuai dengan jam kerja. Waktu penelitian untuk

mengumpulkan data di lapangan dilakukan selama 3 hari.

3. Menentukan dengan tegas sebuah check point (tempat menghitung) pada

objek yang akan diteliti. Ditentukan check point-nya adalah pintu masuk.

Dari perhitungan diperoleh bahwa rata-rata konsumen yang akan diteliti

adalah sebanyak 30 orang/hari.

4. Kemudian menentukan interval yaitu perbandingan antara jumlah jam kerja

dengan rata-rata konsumen yang diteliti per hari. Jam kerja selama 8 jam =

480 menit. Jadi intervalnya adalah 480 menit/30 = 16 menit.

5. Starting point-nya menit ke 16, setiap 16 menit pelanggan Telkom Speedy

yang datang ke Plaza untuk melakukan pembayaran diberikan

kuesioner/angket untuk diisi. Hal ini dilakukan pada jarak waktu yang telah

ditentukan.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan dengan menggunakan

teknik sebagai berikut :

1. Studi lapangan,

Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data primer melalui penyebaran

seperangkat kuesioner (daftar pertanyaan) yang telah disusun

sedemikian rupa kepada responden yang menjadi anggota sampel

penelitian. Dalam penelitian ini kuesioner atau angket berlaku sebagai

(29)

merupakan angket tertutup yaitu angket dengan item-item pertanyaan

angket yang disusun dengan memberikan alternatif jawaban yang

disediakan oleh peneliti, sehingga mempermudah peneliti dalam

melakukan analisis data dari seluruh angket sehingga dapat menghemat

waktu.

Wawancara (Interview), yaitu usaha mengumpulkan informasi dan data

dengan mengajukan pertanyaan secara lisan dan dijawab dengan lisan.

2. Studi kepustakaan, yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi yang

berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan

variabel yang diteliti.

3.2.6 Teknik Analisis Data

Pada penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh

koresponden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan

melalui tiga tahapan, yaitu :

1 Menyusun Data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan indentitas responden,

kelengkapan data serta pengisian data yang disesuaikan dengan tujuan

penelitian.

2 Tabulasi Data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

Memberi skor pada setiap item

(30)

Menyusun rangking skor pada setiap variabel penelitian

3 Pengujian

Untuk menguji hipotesis maka dalam penelitian ini digunakan analisis

jalur atau path analysis yang diolah melalui program Lisrel atau Linear Structural

Relationship.

Data yang telah terkumpul harus dianalisis agar memperoleh makna yang

berguna bagi pemecahan masalah yang telah diangkat oleh peneliti. Teknik

analisis data dalam penelitian kuantitatif adalah dengan menggunakan statistik.

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner ini disusun berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu

memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh komunikasi pemasaran

terpadu dan penciptaan nilai terhadap citra perusahaan.

Di dalam mengolah hasil angket untuk mengkategorikan hasil perhitungan

angket, maka digunakan teknik prosentase berdasarkan batas-batas tertentu.

[image:30.595.114.514.240.677.2]

Berikut ini merupakan kriteria penafsiran hasil perhitungan responden

Tabel 3.3

Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden

No. Kriteria Keterangan

1 0 % Tidak seorang pun

2 1% - 25% Sebagian kecil

3 26% - 49% Hampir setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51% - 75% Sebagian besar

6 76% - 99% Hampir seluruhnya

7 100% seluruhnya

(31)

3.2.6.1Uji Dimensionalitas Model Pengukuran, Validitas dan Reliabilitas

Di dalam sebuah penelitian, data mempunyai kedudukan paling tinggi

karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya

sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat

menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari

baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus

mempunyai dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

Menurut Kusnendi (2007;94) validitas menunjukan kemampuan instrumen

penelitian mengukur dengan tepat atau benar apa yang hendak diukur. Sedang

reliabilitas menunjukan keajegan, kemantapan, atau konsistensi suatu instrumen

penelitian.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Menurut Uma Sekaran dalam Kusnendi 2007 :

“Dalam penelitian dari sekian metode yang ada pada umumnya para peneliti biasa menggunakan korelasi item total (item-total correlation) ataupun korelasi item total dikoreksi (corrected item total correlation) sebagai statistik uji validitas. Sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha”.

Metode statistik lain yang dipandang lebih akurat dalam menguji validitas

dan reliabilitas adalah analisis faktor konfirmatori / confirmatory factor analysis.

(32)

Menurut Kunsnendi (2007;97) “CFA adalah analisis faktor yang

digunakan untuk menguji konsep teori atau hipotesis, atau konstruk, atau variabel

laten dimana tidak secara langsung diukur dan diobservasi.

Tujuan utama CFA adalah mengkonfirmasikan atau menguji model, yaitu

model pengukuran yang perumusannya berakar dari teori. Sesuai dengan itu maka

masalah penelitian dalam kerangka CFA paling tidak akan berkisar pada dua

pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah indikator-indikator yang dikonsepsikan secara unidimensional, tepat,

dan konsisten dapat menjelaskan konstruk yang diteliti?

2. Indikator-indikator apa yang dominan membentuk konstruk yang diteliti?

Istilah unidimensional dalam pernyataan diatas merujuk pada pengertian

a set of measured variables (indicators) has only one underlying construct

(Hair dalam Kusnendi 2007). Sedangkan ‘tepat’ merujuk pada pengertian

(33)

3.2.6.2 Hasil Uji Model Pengukuran, Validitas dan Reliabilitas

Pengujian unidimensionalitas, validitas, dan reliabilitas kedua model

pengukuran yakni model Y dan Z diaplikasikan melalui analisis faktor

konfirmatori (CFA) dengan menggunakan program LISREL 8.7, setelah data

diolah dengan cara syntax SIMPLIS CFA diperoleh hasil estimasi parameter

[image:33.595.121.527.241.707.2]

t-hitung sebagai berikut,

Gambar 3.1

(34)

Informasi yang didapatkan dari hasil uji CFA, menunjukan bahwa hasil uji

kesesuaian model mengindikasikan model tidak fit dengan data. Hasil tersebut

terlihat dari nilai P-hitung yang diperoleh jauh lebih kecil dari tingkat kesalahan

yang diisyaratkan model fit sebesar 5%. Demikian pula dilihat menurut nilai

RMSEA dan GFI yang keduanya tidak memenuhi cutt-off value model fit.

Meskipun hampir seluruh estimasi koefisien bobot faktor signifikan pada

tingkat kesalahan 5% tetapi dilihat dari besarannya dapat diidentifikasi ada

beberapa indikator dengan estimasi koefisien bobot faktor dalam angka yang

distandarkan kurang dari cutt off value yang diisyaratkan sebesar 0,50. Artinya,

indikator-indikator tersebut tidak valid dan tidak reliabel dalam mengukur

variabel yang diteliti, karena itu dikeluarkan dari model. Indikator yang

dikeluarkan tersebut adalah: X5 dan Z4. Dan model pengukuran mengalami

(35)
[image:35.595.131.543.117.634.2]

Gambar 3.2

Reestimasi Parameter Overall Measurement Model

Informasi yang diperoleh dari hasil analisis data menunjukan bahwa

setelah indikator yang tidak valid di drop dari model, hasil uji overall

measurement model menjadi fit dengan data. Hal tersebut terlihat dari nilai

P-hitung statistik chi square yang lebih besar dari 0,05, kemudian nilai RMSEA

(36)

Hasil uji kebermaknaan koefisien bobot faktor seluruhnya sangat

signifikan dengan estimasi koefisien bobot faktor yang distandarkan (standarized)

sebuanya lebih besar dari cutoff value yang disyaratkan sebesar 0,50. Hal tersebut

menunjukan masing masing indikator memiliki validitas dan reliabilitas yang

memadai dalam mengukur variabel yang diteliti.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data diatas adalah, overall

measurement model, sebagai mana dapat dilihat pada gambar diatas memenuhi

kriteria congeneric measurement model. Artinya keempat variabel penelitian yaitu

Komunikasi Pemasaran Terpadu, Atribut Produk, Citra Merek, dan Keputusan

Pembelian secara unidimensional valid dan reliabel dapat dijelaskan dan diukur

oleh indikator-indikator sebagaimana dijelaskan dalam gambar diatas. Hal

tersebut mengandung artian bahwa data dari Variabel Komunikasi Pemasaran

Terpadu dapat diberlakukan secara komposit dari skor indikator X1 X2 X3 X4.

Variabel Atribut Produk sebagai komposit dari skor indikator X6 X7 X8 X9.

Variabel Citra Merek sebagai komposit dari skor indikator Y1 Y2 Y3 Y4 Y5.

Variabel Keputusan Pembelian sebagai komposit dari skor indikator Z1 Z2 dan

(37)

3.2.6.3 Analisis Jalur (Path Analysis)

Setelah data penelitian terkumpul, maka selanjutnya akan ditentukan

pasangan data variable independen dari semua sampel penelitian. Berdasarkan

hipotesis konseptual yang diajukan, terdapat hubungan antara variable penelitian.

Hipotesis yang digambarkan dalam sebuah diagram jalur penelitian lengkap

[image:37.595.119.508.244.604.2]

seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar 3.3

Struktur Kausal antara X1, X2, Y, dan Z

Sesuai dengan rumusan hipotesis penelitian, dari diagram jalur diatas

dapat diidentifikasi 2 model penelitian yang hendak dikonfirmasikan dengan data.

Kedua model tersebut dapat dirumuskan kedalam persamaan struktural sebagai

berikut :

a) Model Y, Y= ρX1- ρX2- ρe1 = Hipotesis 1, dan 2.

b) Model Z, Z= ρX1- ρX2- ρY-ρe2 = Hipotesis 3, 4 dan 5. (X1)

(Y)

(X2)

(Z) e2

r12

ρX1.Y

ρX2.Y

ρX2.Z

ρX1.Z

(38)

Menurut Kusnendi (2008), untuk menguji kelima hipotesis penelitian yang

diajukan ditempuh prosedur kerja dengan beberapa langkah pertama adalah

dengan menterjemahkan model penelitian kedalam beberapa substruktur

penelitian dan kemudian dihitung masing-masing sub struktur tersebut seperti

yang dilakukan dibawah ini :

[image:38.595.116.508.243.686.2]

a) Substruktur 1 Model Y

Gambar 3.4 Sub Struktur 1 Model Y

b) Substruktur 2 Model Z

Gambar 3.5 Sub Struktur 2 Model Z (X1)

(Y)

(X2)

(Z) e2 rX1Y

ρX2

ρX1

ρY rX1X2

rYX2

(X1)

(Y)

(X2) rX1X2

ρX1

ρX2

(39)

Langkah kedua, menghitung matrik invers korelasi antar variabel

penyebab, koefisien jalur, koefisien determinasi, statistic uji F, dan statistik uji t

untuk setiap model sub struktur. Dengan mengikuti tahap-tahap sebagai berikut

1. Hitung koefisien korelasi antar variable penelitian dengan rumus:

= ∑ "#$#− (∑ "#)(∑ $#)

'( ∑ "#)− (∑ "#))*( ∑ $#)− (∑ $#))*

Nyatakan koefisien korelasi antar variable penelitian tersebut dalam sebuah

matriks korelasi (R) sebagai berikut:

Y1 Y2 X1 X2 …… Xk

1 rY1 Y2 rY1 X1 rY1 X2 …… rY1 Xk

1 rY2 X1 rY2 X2 …… rY2 Xk

R = 1 rX1 X2 …… rX1 Xk

1 …… rX2 Xk

……….

1

2. Hitung determinan matriks korelasi R antar variabel penyebab untuk

menentukan ada tidaknya problem multikolinearitas dalam data sampel.

3. Identifikasi model atau sub struktur yang akan dihitung koefisien jalurnya

dan rumuskan persamaan strukturalnya sehingga jelas variable apa yang

diberlakukan sebagai variabel akibat.

4. Identifikasi matrik korelasi antar variabel penyebab yang sesuai dengan

(40)

5. Hitung matrik i

yang akan diuji

6. Hitung semua k

7. Hitung koefisien

(ρei)melalui rum

8. Uji kebermakn

berikut :

Dimana k men

dianalisis, dan

dirumuskan seb

Ho=ρYix1 = ρYix2

HI=ρYix1 = ρYix2

Atau bisa juga d

Ho=RYixk = 0 : v

Hi=RYixk ≠ 0 : v

oleh salah satu v

9. Lakukan penguj

dengan statistic

k invers korelasi antar variabel penyebab untu

ji dengan rumus :

koefisien jalur yang akan diuji dengan rumus

ien determinasi R2YiXidan koefisien jalur error

umus

dan

knaan koefisien determinasi dengan statistic

enunjukan banyak variable penyebab dalam

an n menunjukan ukuran sampel. Hipotesi

ebagai berikut:

x2=…..= ρYixk=0 : Yi tidak dipegaruhi oleh X1,

x2 =…..= ρYixk≠0 : Yi dipengaruhi oleh X1,X2,…

a dirumuskan sebagai berikut:

: variasi yang terjadi pada Yi tidak dipengaruhi

: variasi yang terjadi padaYi sekurang-kurangn

u variable Xk.

gujian individual terhadap setiap koefisien jalur

tic uji t sebagai berikut:

ntuk setiap model

or variable

tic uji F sebagai

lam model yang

esis statistic nya

1,X2,….,Xk

2,….,Xk

hi oleh Xk

ngnya dipengaruhi

(41)

Dimana

terhadap variab

menunjukan sta

dianalisis, dan

penyebab dalam

Hipotesis statist

Ho=ρYix1 =0 : se

Hi=ρYix1 >0 : sec

Hi=ρYix1 <0 : sec

Karena m

analisis jalur ad

dan hasil-hasil

format analisis

Persoalan apak

ditentukan oleh

terdapat koefisie

yang dilakukan

untuk melakuka

secara statistic t

secara statistik

menunjukan koefisien jalur antara v

able endogen yang terdapat dalam model yang

standar error koefisien jalur yang diperoleh un

n merupakan elemen matriks invers k

am model yang dianalisis.

tistic yang dirumuskan seperti :

secara individual Xk tidak berpengaruh terhada

secara individual Xk berpengaruh positif terhad

secara individual Xk berpengaruh negative terh

model atau hipotesis penelitian yang aka

adalah model yang telah mendapat justifikasi

il penelitian yang relevan maka pengujian in

is jalur sifatnya akan merupakan uji satu ara

akan uji satu arah itu positif atau negati

leh kajian teori yang digunakan. Jika hasil dar

isien jalur yang tidak signifikan, maka model p

an melalui proses trimming. Ada dua cara yang

kan trimming. Pertama, melepaskan atau men

c tidak signifikan. kedua, melepaskan atau men

signifikan, tetapi yang pengaruhnya diangg

variable eksogen

ang dianalisis, SE

untuk model yang

korelasi variable

dap Yi

adap Yi

rhadap Yi

kan diuji melalui

asi teori yang kuat

individual dalam

arah (direksional).

ative sepenuhnya

dari uji individual

l perlu diperbaiki,

ng dapat ditempuh

endrop jalur yang

endrop jalur yang

(42)

lemah. Cara pe

relative kecil, d

Apabila terjadi

parameter diulan

10. Lakukan peng

rumus sebagai b

Dimana me

M menunjukan

tidak signifikan

dihitung dengan

Statistik Q berk

fit dengan data

model statistik

rumus :

+

Dimana n adala

ditujukan oleh ju

pertama biasanya dilakukan jika sampel uk

, dan cara kedua dilakukan jika ukuran sampe

adi trimming maka pengujian untuk memp

lang.

ngujian over all fit model dengan statistic Q ata

i berikut

menunjukan koefisien variansi terjelaskan selu

an koefisien variansi terjelaskan setelah koefi

kan dikeluarkan dari model yang diuji rumu

an menggunakan rumus berikut:

erkisar antara 0 dan 1. Jika Q=1 menunjukan m

ata. Dan jika Q<1 makauntuk menentukan fi

ik Q perlu di uji dengan statistic W yang d

+ = ( − ,) -./ 0 %1& % ,& -2%1&

alah ukuran sampel dan d adalah derajat kebe

h jumlah koefisien jalur yang tidak signifikan.

kuran penelitian

pel relative besar.

peroleh estimasi

atau W dengan

eluruh model, dan

efisien jalur yang

mus dan M

model yang diuji

fit atau tidaknya

dihitung dengan

% &

(43)

166 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian teori, pengolahan data dan pembahasan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran Terpadu dinilai cukup baik oleh

pelanggan Telkom Speedy dan dianggap telah mampu untuk bisa

melakukan komunikasi yang baik antara perusahaan dan konsumennya. Ini

dapat dilihat dari perolehan angka persentase total yang didapatkan oleh

Variabel Komunikasi Pemasaran Terpadu yang cukup besar. Persentase

tersebut dapat dijelaskan oleh indikator-indikator berikut yang di uraikan

mulai dari yang paling dominan sampai kepada indikator yang terendah.

Adapun indikator yang paling dominan adalah Event Experiences, Sales

Promotion, Advertising, dan Public Relation. Sedangkan indikator yang

paling rendah adalah Direct Marketing.

2. Atribut Produk Telkom Speedy oleh para pelanggannya dinilai telah

memberikan suatu keragaman yang membedakan Telkom Speedy dengan

Produk lainnya. Berdasarkan tanggapan responden, gambaran mengenai

Atribut Produk Telkom Speedy dapat dilihat dari indikator yang di urutkan

dari yang paling dominan sampai kepada indikator yang paling rendah,

indikator yang paling dominan adalah Jaminan, Rancangan, dan Kinerja.

(44)

3. Citra Merek Telkom Speedy dalam asumsi pelanggannya masih dalam

taraf normal, masih mempunyai citra yang baik yang dapat memberikan

kepercayaan kepada pelanggannya. Hal ini dapat dijelaskan oleh beberapa

indikator berikut yang dijelaskan mulai dari indikator yang paling

dominan sampai kepada indikator yang paling terendah. Indikator yang

paling dominan adalah Use/Application, kemudian Relative Price,

Personality, dan Celebrity/Person. Sedangkan indikator yang paling

rendah adalah Customer Benefit.

4. Variabel terdampak dari Citra Merek, yaitu Keputusan Pembelian,

berdasarkan penelitian merupakan variabel yang mempunyai total skor

ideal tertinggi kedua setelah variabel Komunikasi Pemasaran Terpadu. Hal

ini dapat dijelaskan oleh indikator-indikator yang terdapat didalamnya

yakni, indikator yang dirasakan paling dominan adalah tingkat waktu

pembelian, kemudian indikator dominan kedua adalah penilaian kualitas

produk, dan indikator dominan ketiga adalah kepercayaan terhadap

produk. Sedangkan indikator yang paling rendah dominasinya adalah

kuantitas penggunaan.

5. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui gambaran antara

pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu terhadap Citra Merek. Hal ini

dibuktikan dengan pengujian Hipotesis yang menunjukan bahwa Terdapat

pengaruh antara Komunikasi Pemasaran Terpadu terhadap Citra merek.

6. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui pengaruh antara

(45)

Hipotesis yang menunjukan bahwa Terdapat pengaruh antara Atribut

Produk terhadap Citra merek.

7. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui pengaruh antara

Komunikasi Pemasaran Terpadu terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini

dibuktikan dengan pengujian Hipotesis yang menunjukan bahwa Terdapat

pengaruh antara Komunikasi Pemasaran Terpadu terhadap Keputusan

Pembelian.

8. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui pengaruh antara

Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini dibuktikan dengan

pengujian Hipotesis yang menunjukan bahwa Terdapat pengaruh antara

Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian.

9. Berdasarkan penelitian didapatkan pengaruh tidak langsung dari

Komunikasi Pemasaran Terpadu dan Atribut Produk terhadap Keputusan

pembelian melalui Citra Merek.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan uraian kesimpulan diatas sebagai saran untuk meningkatkan

Citra Merek dan Keputtusan Pembelian bagi konsumen melalui Komunikasi

Pemasaran terpadu dan Atribut Produk maka Telkom Speedy perlu melakukan

upaya-upaya evaluasi yakni :

1. Pelaksanaan Direct Marketing perlu untuk lebih ditingkatkan lagi,

intensitas pelaksanaan Direct marketing ini perlu ditambah, tidak hanya

(46)

saat ini. Pelaksanaan Direct Marketing ini dapat dilakukan lebih intensif

seperti dengan cara dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan elektronik yang

banyak akan pengunjung. Kemungkinan terbesar adalah dengan

melakukannya secara rutin di Bandung Electronik Center yang saat

sekarang ini memang kurang atau tidak terlihat adanya Direct Marketing

Speedy disana.

2. Hal yang terpenting untuk dilakukan adalah dengan meningkatkan Kinerja

dari Telkom Speedy, Kinerja produk merupakan salah satu unsur yang

menjadi poin perhatian dari konsumen. Jika Memungkinkan Telkom

Speedy sekiranya dapat menambah kapasitas jaringan internetnya. Karena

saat ini jumlah pengguna Telkom Speedy sudah sangat banyak dan akan

semakin terus bertambah, ada baiknya dari pihak Telkom Speedy juga

terus menerus melakukan penambahan kapasitas jaringannya agar kinerja

internet Telkom Speedy dapat maksimal.

3. Pemberian Customer Benefit patut diperhitungkan kembali, karena pada

saat ini pemberian benefit tersebut dirasakan kurang. Hal ini dapat

dilakukan Telkom Speedy dengan cara lebih meningkatkan edukasi

kepada masyarakat mengenai semakin bermanfaatnya internet, khususnya

dengan pelaksanaan internet sehat.

4. Untuk dapat meningkatkan kuantitas penggunaan dari pelanggannya,

Telkom Speedy harus dapat menarik minat dari pelanggan untuk lebih

menggunakan internet. Salah satunya jika memungkinkan adalah

(47)

memberikan harga diskon untuk penggunaan internet diluar jam-jam

padat, atau pun dalam hal paket pembelian jenis unlimited, harga paket

tersebut bisa dikurangi, atau pun bisa divariasikan kembali agar bisa lebih

menarik minat konsumen.

5. Penelitian ini belum dianalisis secara mendalam mengenai

Variabel-variabel lain yang mempengaruhi Citra Merek dan Keputusan Pembelian

Telkom Speedy maupun indikator-indikator lain yang terdapat dalam

variabel yang diteliti, sehingga untuk masa yang akan datang masih

(48)

A. Aaker David, 1997, Manajemen Ekuitas Merek Jakarta, Mitra Utama

Alifahmi Hilmi,2005, Sinergi komunikasi Pemasaran, Jakarta; Quantum Bisnis & Manajemen.

Alma Buchari, 2005,. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta

---, 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta

---, 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta

Al Rasyid Harun, 1994, Teknik Penarikan Sampel, Bandung; PPS UNPAD.

Belch George 1998, Advertising & Promotion; an IMC perspectve, Mcgraw Hill 4th ed

Branan Tom, 2005, Integrated Marketing Communication, PPM.

Brannan Tom, (2004), Terjemahan Slamet (2004), Integrated Marketing Communications, Jakarta, PPM.

Arikunto Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Yogyakarta; Bina Aksara.

Cravens, David W,2003, Pemasaran Strategis, Erlangga, Jakarta.

Engel, James F., et al., (1994), Perilaku Konsumen (Jilid 1 & 2), Jakarta, Binarupa Aksara.

Fombrun J Charles, 1996, Reputation (Realizing Value From The Corporate Image), Harvard Business School USA

Hurriyati Ratih, 2005, Bauran Pemasaran & Loyalitas Pelanggan, Bandung; Alfabeta.

Howard A John, 1994, Buyer Behaviour In Marketing Strategy, Second Edition, Prantice Hall, New Jersey, USA

Jefkins, Frank ,1995, Periklanan, Jakarta; Erlangga.

---, 2003, Public Relations Technique, Oxford Hineman: Profesional Publishing

Kartajaya Hermawan, 2002, Mark Plus On Strategy, Jakarta; Gramedia.

Kasali Rhenald, 2003, Managing Public Relation, Jakarta :Pustaka Utama Grafiti.

(49)

Brand Equity, Second edition,New Jersey; Prentice hall.

Kotler & Amstrong, 2003, Manajemen Pemasaran Jasa, Prenhall.

---, 2006, Manajemen Pemasaran Jasa, Prenhall.

---, 2006, Dasar-dasar Pemasaran.Jakarta:Prentice Hall,PT Indeks

---, 2008, Prinsip Pemasaran.Jakarta:Erlangga.

Kotler dan Keller, 2006, Marketing Manajemen.Pearson International Edition.New Jersey:Pearson Prentice Hall

Kotler Philip, 1997, Manajemen Pemasaran, PT Prenhalindo, Jakarta

---,2000, Marketing Management, The Milenium Edition, International Edition, Prentice Hall, New Jersey

---,2002, Marketing Management, Prentice Hall New Jersey.

---, 2003, Marketing Management an Asian Perspective.Singapore:Pearson Prentice Hall.

---, 2003, Marketing Management, Prentice Hall New Jersey.

---, 2004, Marketing Management, Prentice Hall New Jersey.

---, 2005, Marketing Management, Prentice Hall New Jersey.

---, 2006, Marketing Management, Prentice Hall New Jersey.

---, 2007, Manajemen Pemasaran, PT. Indeks

Kusnendi, 2008, Model persamaan Struktural Lisrel. Alfabeta.

Lovelock et all, 2005, Manajemen Pemasaran Jasa, PT Indeks

Malcom H Mc Donald, 2002, Marketing Plans; Italy.

Mc Daniel Lamb Hair, 1999, Essentail of Marketing, Ohio USA international Publishing

Rangkuti Fredy, 2002, Power of Brand, Jakarta; PT.Gramedia .

---, 2002, Creating effective marketing plan, Jakarta; Gramedia.

(50)

Riduwan, 2006, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Rudito Bambang dan Melia Famiola, 2007, etika bisnis dan tanggung jawab perusahaan, Bandung ;Rekayasa Sains

Shimp A Terrence, 2004, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta ; Erlangga.

Schiffman, Leon G. Kanuk, Leslie Lazer (2000), Consumers Behaviour, New Jersey, Prenhallindo

Saladin Djaslim, 2003, Intisari Pemasaran & Unsur-unsur Pemasaran, Bandung; Linda Karya

Susanto A.B, 2004, Value Marketing, Mizan Media Utama.

Simamora Bilson, 2004, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta;Gramedia

Singarimbun Masri, 1995, Metode Penelitian Survey, Jakarta; LP3ES.

Stanton J William, Fundamentals Of Marketing, Ninth Edition.

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Bandung ; Alfabeta.

Sulaksana Uyung, 2007, Integrated Marketing Communication, Yogya; Pustaka Pelajar

Sutisna, 2001, Perilaku Konsumen & komunikasi pemasaran, Remaja Rosdakarya.

---, 2002, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung, Rosda Karya

Tjiptono Fandy,(2002), Strategi Pemasaran edisi II. Yogyakarta.Andi Ofset

---, 2006, Pemasaran jasa, Bayu media

--- & Gregorius Chandra, 2005, Service Quality Satisfaction, Yogyakarta; Penerbit Andi

Umar Husein, 2002, Metode Riset Bisnis, Jakarta; PT Gramedia.

---, 2001, Metode Penelitian dan Aplikasi dalam Pemasaran.Jakarta.PT Gramedia

Yazid, 2005, Pemasaran jasa : konsep dan implementasi. Yogyakarta : Ekonisis FE UI

(51)

Sumber-sumber lain :

Journal; The Situational Impact Marketing communication; Rajev Batra; University of Michigan.

http://www.businessdictionary.com/definition/integrated-marketing-communications-IMC.html

http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3Aindustri&id=4

60%3Akonsep-integrated-marketing-communication-imc-&option=com_content&Itemid=15

http://www.aaaa.org

http://www.telkomspeedy.com/index.php?option=com_content&view=article&id=152 &Itemid=66#tsdc

http://www.telkom.co.id/tentang-telkom/

Humas Telkom Learning Center, 2009

Majalah SWA Mei 2009.

Majalah SWA Juni 2009

Gambar

Tabel 1.1 Wealth Added Index
Tabel 1.2 Faktor Penurunan Sumber Pendapatan Potensial Kuartal I 2009
Tabel 1.3 Beberapa Penyedia Layanan Internet fixed (ADSL)
Tabel 1.3 Data Media Mengenai Keluhan Pelanggan Speedy
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

(2) Kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan fungsi manajemen dalam pelayanan masyarakat pada kantor Camat Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan selama ini adalah

Untuk sampel yang berasal dari tanah perkebunan karet kurang subur KKS1PA sampai KKS2A umumnya mempunyai ukuran bulir antara 110 sampai 135  m dengan jenis domain

Results: Hasil penelitian pengaruh senam yoga terhadap depresi pada lansia didapatkan data nilai untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diketahui bahwa nilai

Usaha yang sungguh-sungguh yang harus dilakukan individu untuk kembali bersekolah menunjukkan adanya motivasi belajar kuat, pada masing- masing individu untuk

Rektor dan Pembantu Rektor Dewan Pertimbangan Fakultas Dekan dan Pembantu Dekan Ketua dan Sekretaris Departemen Kepala bagian Tata Usaha Fakultas Unit Penunjang

At a minimum the management plan shall include: a) the objectives of forest management. c) how the objectives will be met, harvesting methods and silviculture. d) harvest plans

Sebagai Gereja Tuhan di GPO, yang merupakan kumpulan hidup orang- orang yang sudah menerima belas kasihan (1 Pet 2:10), kita juga merupakan umat kepunyaan Allah sendiri. Kiranya