PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9
1.2.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Konsep Pemasaran ... 13
2.1.1.1 Konsep Jasa ... 15
2.1.1.2 Bauran Pemasaran ... 18
2.1.2 Konsep Pemasaran Terpadu ... 21
2.1.2.1 Peran Komunikasi Pemasaran ... 23
2.1.2.2 Konsep Dasar Pemasaran Terpadu ... 24
2.1.3 Atribut Produk ... 30
2.1.3.1 Peranan Atribut Produk ... 32
2.1.4 Citra Merek ... 34
2.1.4.1 Pengertian Citra Merek ... 34
2.1.5.2 Tipe Konsumen ... 42
2.1.5.3 Tipe Keputusan Pembelian... 43
2.1.5.4 Keputusan Pembelian Konsumen ... 45
2.2 Kerangka Pemikiran ... 47
2.3 Hipotesis Penelitian ... 56
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 58
3.2 Metode Penelitian ... 59
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 59
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 60
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 63
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 64
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 69
3.2.6 Teknik Analisis Data ... 69
3.2.6.1. Uji Dimensionalitas Validitas Reliabilitas ... 71
3.2.6.2. Hasil Uji Dimensionalitas Validitas Reliabilitas ... 73
3.2.6.3. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...83
4.1.1 Profil Perusahaan ...83
4.1.2 Karakteristik Responden...………...………... 90
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Gender ...90
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...92
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ...93
4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ...93
4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ...94
4.1.3 Gambaran Komunikasi Pemasaran Terpadu ...96
4.1.3.4 Tanggapan Responden Mengenai Public Relation ...108
4.1.3.5 Tanggapan Responden Mengenai Direct Marketing ...112
4.1.4 Gambaran Mengenai Atribut Produk Speedy...114
4.1.4.1 Tanggapan Responden Mengenai Ragam Paket ...114
4.1.4.2 Tanggapan Responden Mengenai Pemenuhan Kebutuhan ...116
4.1.4.3 Tanggapan Responden Mengenai Keandalan ...118
4.1.4.4 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Mendapat Produk ...122
4.1.5 Gambaran Mengenai Citra Merek...124
4.1.5.1 Tanggapan Responden Mengenai Customer Benefit ...124
4.1.5.2 Tanggapan Responden Mengenai Relative Price ...125
4.1.5.3 Tanggapan Responden Mengenai Use Aplication ...128
4.1.5.4 Tanggapan Responden Mengenai Celebrity ...129
4.1.5.5 Tanggapan Responden Mengenai Personality ...131
4.1.6 Gambaran Mengenai Keputusan Pembelian...133
4.1.6.1 Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Produk ...133
4.1.6.2 Tanggapan Responden Mengenai Pilihan Merek ...135
4.1.6.3 Tanggapan Responden Mengenai Waktu...136
4.1.6.4 Tanggapan Responden Mengenai Pembelian ...137
4.1.7 Pengujian Hipotesis Penelitian ...138
4.1.7.1 Pengujian Simultan X1 X2 terhadap Y ...145
4.1.7.2 Pengujian Simultan X1 X2 Y terhadap Z ...148
4.1.8 Temuan Penelitian Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Pengaruh Total ... 150
4.2 Pembahasan ...153
4.2.1 Gambaran Variabel Komunikasi Pemasaran Terpadu ...153
4.2.2 Gambaran Variabel Atribut Produk ... 154
4.3 Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Perusahaan ...162
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 166
5.1 Kesimpulan ...166 5.2 Rekomendasi ...168
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Globalisasi menjadikan semua aspek kehidupan dirasakan sama
diseluruh dunia, globalisasi sangat berdampak nyata bagi kehidupan dunia
ekonomi. Tentunya banyak manfaat yang dapat kita rasakan dengan adanya
globalisasi, akan tetapi dibalik itu terdapat banyak hal yang dirasakan negatif
sebagai imbas dari adanya globalisasi.
Salah satu contohnya saja adalah krisis yang dialami suatu negara akan
terasa imbasnya kepada negara lain, seperti halnya krisis finansial yang dialami
Amerika Serikat berpengaruh terhadap hampir semua kegiatan ekonomi di seluruh
negara di dunia. Hal inilah yang terjadi pada saat ini di mana Indonesia pun tidak
lepas terpengaruh oleh krisis finansial ini.
PT.Telkom, tbk. merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang
merasakan pengaruh negatif dari adanya krisis finansial global ini, tahun 2008 dan
beberapa tahun sebelumnya PT. Telkom, memang menunjukan kinerja yang terus
menerus mengalami pertumbuhan yang pesat. Seperti dari segi layanan kartu
telepon seluler, Internet, dsb. Akan tetapi pada tahun 2009 ini kinerja Telkom
menunjukan prestasi yang menurun yang mungkin salah satu pengaruhnya adalah
akibat krisis finansial yang terjadi. Seperti yang dinyatakan dalam majalah SWA
index), peringkat PT.Telkom menurun drastis ke urutan 100 pada tahun 2009,
padahal sebelumnya menduduki urutan pertama pada tahun 2008.
Tabel 1.1
Peringkat Wealth Added Index PT.Telkom
Peringkat 2008 2009
1 Telkom BCA
….. ….. …..
100 AKR Corporindo Telkom
Sumber : SWA Juni 2009
Wealth added index, selanjutnya di sebut WAI adalah sebuah angka hasil
pengukuran, dimana angka yang didapat tersebut mencerminkan kelebihan
kekayaan yang dihasilkan di atas return minimal yang diharapkan oleh investor.
Return minimal itu direfleksikan dalam bentuk cost of equity (CoE). Jadi, untuk
mendapatkan WAI positif, TSR harus lebih tinggi dari cost of equity. Sedangkan
yang terjadi pada PT.Telkom adalah angka total shareholder return lebih kecil
dari cost of equity, sehingga menghasilkan angka WAI negatif.
Data lain menyebutkan bahwa, setahun terakhir Telkom seolah-olah
kehilangan masa kejayaannya. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, tahun
2008 sumber pendapatan potensial PT.Telkom turun 20%. Padahal, empat tahun
sebelumnya (2004-2007) terus menunjukkan peningkatan. Puncaknya terjadi
Tabel 1.2
Faktor Penurunan Sumber Pendapatan Potensial Kuartal I 2009
1 Pendapatan Fixed Line Menyusut Sebesar
12%
2 Kenaikan Depresiasi 17%
3 Biaya Operasional naik menjadi 27%
4 Kenaikan biaya pemasaran sebesar 33%
5 Kerugian akibat nilai tukar (kurs)
Sumber : SWA Juni 2009
Begitu pula dalam dunia pemasaran, akibat dari adanya globalisasi
menciptakan suatu persaingan yang luar biasa antar produsen. Persaingan yang
ada sekarang ini membuat semua produsen menciptakan berbagai cara untuk
membuat produknya tetap dipilih konsumen dan bertahan di pasar.
Lain halnya dengan yang terjadi pada segi konsumen, dengan adanya
globalisasi ini membuat konsumen merasa mudah untuk melakukan preferensi
barang yang menurutnya memberikan pelayanan terbaik. Hampir tidak ada resiko
bagi konsumen untuk berpindah-pindah mengkonsumsi produk dari satu produk
ke produk lain.
Pesaingan ketat ini terjadi pula dalam dunia layanan jasa internet
berbayar (broadband), jika kita lihat banyak sekali penyedia layanan internet ini
tidak hanya Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia,
akan tetapi banyak perusahaan lainnya. Hal ini terjadi karena adanya suatu
perkembangan pasar akibat tingginya kebutuhan masyarakat saat ini yang semakin
mengarah kepada kebutuhan pemenuhan akan informasi dan teknologi, sehingga
banyak perusahaan yang ikut ambil bagian dalam persaingan segmen layanan
internet, karena pasarnya dianggap masih memberikan daya tarik yang unggul
Persaingan ketat dalam industri penyedia layanan internet ini dapat
dilihat dari banyaknya pemain yang ada saat ini, contohnya saja dalam kategori
penyedia layanan internet fixed (ADSL) saja terdapat beberapa perusahaan, belum
lagi ditambah dengan penyedia layanan internet mobile. Berikut ini disajikan data
penyedia layanan internet dalam sebuah tabel.
Tabel 1.3
Beberapa Penyedia Layanan Internet fixed (ADSL)
Sumber http://opensource.telkomspeedy.com
Jumlah perusahaan penyedia layanan internet fixed mungkin melebihi
dari data di atas, hal ini membuat persaingan yang ada menjadi persaingan yang
ketat. Persaingan bisnis dalam segmen teknologi informasi ini memaksa setiap
perusahaan untuk selalu berusaha berebut perhatian konsumen melalui keinginan
dan kebutuhan pelanggan, memperhatikan kecenderungan perubahan sosial,
menganalisis kiat-kiat pesaing, dan mengamati perubahan ekonomi, politik dan
sosial.
Tentu saja penurunan kinerja dan prestasi Telkom dalam tahun terakhir,
seperti yang telah dibahas diatas, setidaknya dapat memberikan pengaruh yang
negatif terhadap citra PT. Telkom sebagai perusahaan penyedia teknologi
1 Telkom Speedy
2 Indonet
3 CBN
4 Melsa
5 Centrin
6 BizNet
7 IPNet
8 RadNet
informasi terbesar di Indonesia. Pengaruh negatif akan berdampak buruk kepada
dua sisi citra yang dimiliki sebelumnya baik citra dalam sisi corporate dan citra
dalam sisi produk atau merek.
Telkom speedy merupakan salah satu merek yang dimiliki Telkom yang
menjadi andalan utama bagi perusahaan, Telkom speedy dirasakan terkena
dampak negatif akibat dari berbagai informasi yang menunjukan bahwa kinerja
Telkom tengah menurun. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya keluhan mengenai
speedy. Berdasarkan data yang didapat dari media, banyak sekali pelanggan yang
mengeluhkan kinerja dari produk speedy.
Tabel 1.3
Data Media Mengenai Keluhan Pelanggan Speedy
No Sumber Data Keterangan
1 www.ombudsman.go.id Dari seluruh pengaduan yang masuk pada tahun
2009, 26,66% diantaranya adalah keluhan mengenai Speedy
2 www.detik.com Dalam 3 bulan terakhir (Sept-Nov2009) setidaknya
ada 44 dokumen mengenai keluhan speedy
3 Forum QOS Speedy 3 bulan terakhir (Sept-Nov2009) resmi mencatat 330 keluhan mengenai Speedy
4 Forum kaskus untuk keluhan internet
50% pelanggan mengeluhkan kinerja Speedy
Sumber : diolah dari berbagai sumber 2009
Data diatas mengindikasikan bahwa banyak sekali pelanggan yang
mengeluhkan kinerja speedy, yang artinya speedy dianggap mempunyai kinerja
yang buruk. Hal ini tentunya akan berdampak kepada pemahaman citra yang
buruk terhadap speedy. Citra dapat terbentuk dengan memproses informasi yang
ada. Adanya berbagai perubahan informasi yang ada, tidak menutup kemungkinan
terjadinya perubahan citra akan suatu perusahaan dan mereknya. Adanya
merek speedy, citra merek speedy akan terganggu dan bahkan menjadi citra yang
buruk, hal ini tentunya akan sangat merugikan bagi perusahaan pada akhirnya.
Citra yang kurang baik maka sebuah produk akan sulit untuk diminati
bahkan cenderung dihindari konsumen, produk yang memiliki citra negatif akan
sulit untuk berkembang karena citra yang melekat pada produknya sehingga masa
siklus produk akan menjadi pendek. Hal yang terpenting jika dilihat dari segi
pelanggan, produk yang memiliki citra negatif akan ditinggalkan pelanggan
karena pelanggan dapat beralih dengan mudah kepada produk lain.
Citra atau image merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
kegiatan bisnis perusahaan, karena dengan adanya citra yang baik, suatu
perusahaan akan selalu dihargai oleh Stakeholder. Melalui citra yang dimiliki,
sebuah perusahaan akan selalu optimis dalam menjalankan setiap usahanya.
Citra yang baik dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap hidup dan
orang-orang didalamnya terus mengembangkan kreativitas bahkan memberikan
manfaat yang lebih berarti bagi orang lain. Citra merek dapat memberikan
kemampuan pada perusahaan untuk mengubah harga premium, menikmati
penerimaan lebih tinggi dibandingkan pesaing, dan membuat kepercayaan kepada
perusahaan.
Buchari Alma (2002) mengemukakan bahwa “Citra dibentuk
berdasarkan impresi, berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang terhadap
sesuatu sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan”. Sedangkan
pentingnya citra menurut Cravens (1996) disebutkan, “citra dan merek perusahaan
kepuasan konsumen. Begitu pentingnya suatu citra bagi perusahaan, citra dapat
dianggap sebagai suatu peran sentral dalam menjalankan setiap usaha perusahaan.
Begitu pentingnya peran dari sebuah citra yang dimiliki oleh produk,
karena dari itu pihak perusahaan akan melakukan segala cara yang dianggap dapat
meningkatkan citra dari produk dan perusahaannya. Adapun faktor yang dapat
mempengaruhi dan sedikitnya dapat meningkatkan citra adalah dengan melakukan
strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu, Strategi ini dapat menciptakan suatu
informasi pemasaran yang memperkenalkan nilai tambah dari rencana
komprehensif perusahaan. Konsep dasar dari Komunikasi Pemasaran Terpadu
adalah komunikasi. Komunikasi ini, digunakan untuk memaksimalkan informasi
positif, dengan sasaran menciptakan dan menyokong hubungan merek dengan
pelanggannya.
Informasi positif yang diciptakan melalui Komunikasi Pemasaran
menciptakan suatu rangsangan dan stimuli pemasaran yang dapat mempengaruhi
pikiran konsumen dalam membentuk dan menggambarkan konsep citra dari suatu
merek. Jadi jelas disini suatu informasi yang diciptakan dari Komunikasi
Pemasaran Terpadu akan mampu mempengaruhi citra yang bermasalah.
Apabila citra yang dibentuk dari berbagai kondisi dan informasi yang
diciptakan oleh perusahaan ini mempunyai bentuk yang positif maka ini
merupakan suatu keuntungan bagi perusahaan. Citra yang baik dari suatu produk /
merek merupakan asset, karena citra mempunyai suatu dampak pada persepsi
konsumen dari komunikasi dan operasi organisasi dalam berbagai hal, salah
Selain Komunikasi Pemasaran Terpadu, atribut produk yang
dikembangkan oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi Citra Perusahaan di
mata konsumen. Atribut produk melalui dimensi merek mampu menciptakan citra
(image) terhadap suatu perusahaan, hal ini sesuai dengan pendapat Buchari Alma
(2004:148) bahwa merek dapat membuat citra (image) terhadap sebuah
perusahaan. Salah satu masukan untuk membentuk image ini ialah merek.
Produk beserta atribut lain yang dikembangkan oleh perusahaan
berhubungan langsung dengan citra perusahaan, karena apabila citra perusahaan
baik di mata konsumen, maka konsumen akan memperhatikan dan
mempertimbangkan berbagai produk beserta atributnya yang dikembangkan
perusahaan, tetapi apabila citra perusahaan jelek di mata konsumen, maka
konsumen tidak akan menghiraukan segala sesuatu yang berkaitan dengan
perusahaan tersebut.
Melalui atribut produk yang dikembangkan tersebut perusahaan
mengharapkan agar konsumen mempunyai kesan positif pada barangnya yang
akan berpengaruh juga terhadap keputusan pembelian konsumen. Pada umumnya
keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai.
Dimana merek merupakan salah satu atribut suatu produk
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian yang
membahas tentang masalah ”Pengaruh Kinerja Program Komunikasi
Pemasaran Terpadu dan Atribut Produk terhadap Citra Merek Serta
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Beberapa tahun kebelakang PT. Telkom, memang menunjukan kinerja
yang baik terus menerus mengalami pertumbuhan yang pesat, puncaknya terjadi
pada tahun 2007, dimana PT.Telkom dinobatkan sebagai perusahaan terbaik dan
perusahaan yang meraih laba terbesar pada saat itu. Akan tetapi pada tahun 2009
ini berdasarkan data yang diperoleh, kinerja Telkom menunjukan trend yang
mengarah kepada penurunan kinerja perusahaan. Tentu saja penurunan kinerja ini
berdampak kepada citra PT.Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbaik di
Indonesia. Padahal sebuah citra (image) bagi perusahaan merupakan suatu hal
yang memegang peranan sangat penting. Citra yang positif memberikan
kemudahan perusahaan untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan secara efektif,
Sebuah citra perusahaan yang baik merupakan keunggulan bersaing yang dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Sedangkan apabila citra yang dimiliki
bersifat negatif maka citra tersebut akan menghambat kinerja perusahaan dalam
mencapai tujuan, dan bukan tidak mungkin dengan citra buruk yang dimiliki, akan
mengarahkan suatu perusahaan kedalam suatu keadaan yang kolaps dan akhirnya
hancur. Untuk memperbaiki dan meningkatkan citra tentu banyak stategi yang
dapat dilakukan, namun dalam penelitian ini memfokuskan pada penggunaan
strategi komunikasi pemasaran terpadu dan pengembangan atribut produk. Serta
dilihat juga keterkaitannya dengan terciptanya keputusan pembelian yang
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran Komunikasi Pemasaran Terpadu Telkom Speedy.
2. Bagaimana gambaran Atribut Produk yang dikembangkan Telkom
Speedy.
3. Bagaimana gambaran Citra Produk Telkom Speedy.
4. Bagaimana gambaran Keputusan Pembelian konsumen Telkom Speedy.
5. Sejauhmana pengaruh yang ditimbulkan oleh Komunikasi Pemasaran
Terpadu terhadap Citra Merek Telkom Speedy.
6. Sejauhmana pengaruh yang ditimbulkan oleh Atribut Produk terhadap
Citra Merek Telkom Speedy.
7. Sejauhmana pengaruh yang ditimbulkan oleh Komunikasi Pemasaran
Terpadu terhadap Keputusan Pembelian konsumen Telkom Speedy.
8. Sejauhmana pengaruh yang ditimbulkan oleh Atribut produk Telkom
Speedy terhadap Keputusan Pembelian Telkom Speedy.
9. Sejauhmana pengaruh tidak langsung dari Komunikasi Pemasaran Terpadu
dan Atribut produk terhadap Keputusan Pembelian melalui Citra Merek
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran Komunikasi Pemasaran Terpadu Telkom
Speedy.
2. Untuk mengetahui gambaran Atribut Produk yang dikembangkan Telkom
Speedy.
3. Untuk mengetahui gambaran Citra Produk Telkom Speedy.
4. Untuk mengetahui gambaran Keputusan Pembelian konsumen Telkom
Speedy.
5. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu
terhadap Citra Merek Telkom Speedy.
6. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Atribut Produk terhadap Citra
Merek Telkom Speedy.
7. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu
terhadap Keputusan Pembelian konsumen Telkom Speedy.
8. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Atribut produk Telkom Speedy
terhadap Keputusan Pembelian Telkom Speedy.
9. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh tidak langsung dari Komunikasi
Pemasaran Terpadu dan Atribut produk terhadap Keputusan Pembelian
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut
mengenai ilmu manajemen pemasaran khususnya pada industri jasa
telekomunikasi mengenai Komunikasi Pemasaran Terpadu, Atribut
Produk, Citra Merek, dan Keputusan Pembelian.
2. Secara empiris, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri Jasa, khususnya PT
Telkom sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
perusahaan dalam menjaga dan meningkatkan Citra Merek dari produk
perusahaannya terutama dalam hal komunikasi pemasaran terpadu dan
58 B A B III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh kinerja program komunikasi pemasaran
terpadu dan atribut produk terhadap citra merek serta dampaknya kepada
keputusan pembelian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran.
Variabel pertama adalah komunikasi pemasaran terpadu, yang diwakili
lima indikator yaitu advertising, sales promotion, event & experiences, public
relation, dan direct marketing. Sedangkan yang menjadi variabel bebas kedua
yaitu atribut produk yang diwakili indikator rancangan, kinerja, keandalan dan
jaminan. sedangkan variable terikat citra merek yang terdiri dari lima indikator
yaitu, customer benefit, relative price, use/application, celebrity/person, dan
personality. Dan variabel terakhir yakni keputusan pembelian yang diwakili oleh
indikator pilihan merek, pilihan produk, waktu pembelian, dan jumlah pembelian
Objek yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah pelanggan
Speedy. Dari objek penelitian di atas, dianalisa mengenai pengaruh kinerja
program komunikasi pemasaran terpadu dan atribut produk terhadap citra merek
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan.
a. Jenis Penelitian
Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono
(2007:11) menjelaskan bahwa: Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel
yang lain.
Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat diperoleh deskripsi
mengenai 1) gambaran kinerja program komunikasi pemasaran terpadu Speedy, 2)
gambaran atribut produk Speedy, 3) gambaran citra merek Speedy, 4) gambaran
keputusan pembelian Speedy
Adapun jenis penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2006:8)
pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan
melalui pengumpulan data di lapangan. Data primer diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner kepada sampel responden untuk memperoleh data yang
relevan.
b. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif survey dan
metode explanatory survey. Menurut Ker Linger yang dikutip oleh Sugiyono
(2007:7) bahwa :
yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Menurut Masri Singarimbun (1995 : 5), explanatory survey dimaksudkan
untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian
hipotesa.
Explanatory survey method adalah metode survey yang betujuan menguji
hipotesis dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi
dan mencari faktor penyebab melalui data tertentu. Di dalam penelitian yang
menggunakan metode ini informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung
di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari
sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Penelitian ini dilakukan
dalam kurun waktu kurang dari satu tahun sehingga metode yang digunakan
adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara memperbaiki
objek dalam kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu
panjang. (Husein Umar, 2001:45)
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel yang diteliti dioperasionalkan dalam beberapa variabel utama,
yaitu kinerja program komunikasi pemasaran terpadu (variabel X1), atribut
produk (variabel X2), citra merek (variabel Y), dan keputusan pembelian (Z).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Empiris Indikator Ukuran Skala No
item Komunikasi Pemasaran Terpadu Konsep yang melandasi upaya perusahaan untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan secara cermat berbagai saluran komunikasi dalam rangka menyampaikan pesan yang jelas, konsisten, dan persuasif mengenai organisasi dan produknya. Kotler Keller (2006;518) Advertising
• Tingkat penyampaian
tujuan iklan Ordinal 1 • Tingkat kemudahan
memahami pesan Ordinal 2 • Tingkat ketepatan
penggunaan media iklan Ordinal 3 • Tingkat daya tarik iklan Ordinal 4
Sales Promotion
• Tingkat daya tarik
promosi penjualan berupa potongan harga
Ordinal 5
• Tingkat keragaman
promosi penjualan Ordinal 6 • Tingkat kemudahan
mendapatkan promosi penjualan
Ordinal 7
Event Experiences
• Tingkat ketepatan
penyelenggaraan event Ordinal 8 • Tingkat daya tarik event
yang dilakukan
Ordinal 9 • Tingkat penciptaan
pengalaman untuk membangkitkan perasaan pelanggan dalam
menggunakan produk
Ordinal 10
• Tingkat frekuensi
mengadakan event Ordinal 11
Public Relation
• Tingkat penanaman citra
merek speedy Ordinal 12 • Tingkat kesesuaian media
yang digunakan Ordinal 13 • Tingkat frekuensi
mensponsori kegiatan Ordinal 14
Direct Marketing
• Tingkat kejelasan informasi melalui media yang digunakan
Ordinal 15 •Tingkat daya tarik media
Atribut Produk Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. (Kotler 2005;350) Rancangan
•Tingkat keragaman paket
Produk yang ditawarkan Ordinal 17 •Tingkat mutu produk
yang ditawarkan Ordinal 18
Kinerja
•Tingkat pemenuhan
kebutuhan oleh produk Ordinal 19 •Tingkat kemampuan
produk Ordinal 20
Keandalan
•Tingkat kesesuaian janji produk dengan
kemampuan produk
Ordinal 21
•Tingkat kesesuaian pengenaan tariff penggunaan produk
Ordinal 22
•Tingkat keandalan produk Ordinal 23
Jaminan
•Tingkat kemudahan
mendapatkan produk Ordinal 24 •Tingkat pelayanan yang
diberikan produk Ordinal 25
Citra Merek
seperangkat asosiasi yang dirangkai dalam berbagai bentuk dan maknayang terbentuk di benak konsumen
(Rangkuty 2004;43)
Customer Benefit
•Tingkat manfaat yang
didapatkan dari produk Ordinal 26
Relative Price
•Tingkat harga untuk
mendapatkan produk Ordinal 27 •Tingkat kesesuaian antara
harga beli dengan kemampuan produk
Ordinal 28
Use / Application
•Tingkat kesesuaian janji merek dengan kinerja merek
Ordinal 29
Celebrity / Person
•Tingkat ketepatan penggunaan celebrity endorser
Ordinal 30 •Tingkat kemenarikan
celebrity endorser
Ordinal
31
Personality
•Tingkat kesesuaian
produk dengan kebutuhan Ordinal 32 •Tingkat kesesuaian
Keputusan Pembelian Proses yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam membuat keputusan membeli. (Kotler 2006;129) Pilihan Produk
•Tingkat Penilaian kualitas
produk Ordinal 34
Pilihan Merek
•Tingkat Kepercayaan terhadap merek
Ordinal 35
Waktu Pembelian
•Tingkat Intensitas waktu dalam promo penjualan
Ordinal 36
Jumlah Pembelian
•Tingkat kuantitas penggunaan
Ordinal 37
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian
langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung
dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh dari pihak lain, yaitu dari buku, literatur, artikel, serta
situs di internet.
Data primer dan data sekunder di atas diperoleh dari sumber data, sumber
data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data.
Sumber data primer adalah pelaku yang terlibat langsung dengan karakter yang
diteliti sedangkan sumber data sekunder adalah karakter hasil liputan pihak lain.
Lebih jelasnya mengenai data yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka
Tabel 3.2
Jenis dan sumber data
No Data Sumber Jenis Data
1 Tanggapan responden mengenai kinerja program komunikasi pemasaran terpadu Telkom Speedy
Pelanggan Telkom Primer
2 Tanggapan responden mengenai atribut produk Telkom Speedy
Pelanggan Telkom Primer
3 Tanggapan responden mengenai citra perusahaan Telkom Speedy
Pelanggan Telkom Primer
4 Tanggapan responden mengenai keputusan pembelian produk Telkom Speedy
Pelanggan Telkom Primer
5 Profil Perusahaan Telkom Telkom Sekunder
6 Indonesian Customer Satisfaction Award
SWA 2008 Sekunder
7 Data lain mengenai Telkom Tabloid Intern Telkom
Sekunder
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
a. Populasi
Riduwan (2005:10) menyatakan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan dari
karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek peneliti”. Sedangkan
Sugiyono (2005:90), menyatakan bahwa : ”Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang menjadi kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Jadi populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu
wilayah yang memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian. Ada dua jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan
Telkom Speedy kandatel Bandung yang melakukan pembayaran bulanan di plaza
telkom yang rata-rata berjumlah 120 orang perhari.
b. Sampel
Untuk pengambilan sampel dari populasi agar diperoleh sampel yang
mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang
yang sama untuk menjadi sampel. Riduwan (2005:11) menyatakan bahwa :
“Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti”. Sedangkan Sugiyono (2005:91) menyatakan bahwa :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”.
Di dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: adanya keterbatasan tenaga, biaya
dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu penelitian ini mengambil sebagian objek
populasi yang telah ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut
mewakili bagian yang lain yang diteliti. Jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah 90 orang, jumlah tersebut diperoleh dari hasil perhitungan
sampel sebagai berikut:
= 1 +
(Harun Al Rasyid, 1994:44)
Dimana :
n = sampel
Sedangkan no dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
= 1 − 2
(Harun Al Rasyid, 1994:44)
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel dari
jumlah populasi yang ada, yaitu sebagai berikut :
a. Distribusi skor simetris
b. Nilai tertinggi skor peresponden : (37X 5 ) = 185
c. Nilai terendah = 37
d. Rentang = Nilai tertinggi – Nilai skor terendah = 185 – 37 =148
e. S = Simpangan baku untuk variabel yang diteliti dalam populasi (populasi
standard deviator) dengan menggunakan deming empirical rule, maka
diperoleh :
S = (0,29) (148) = 42,92
Diperoleh S = (0,29), berdasarkan pengamatan dari jawaban responden yang
berbentuk uniform.
f. Dengan derajat kepercayaan
= 95% dimana α = 0,05 ,
(lihat tabel Z, yaitu tabel normal baku akan diperoleh nilai 1,96)
g. Jadi = , × , = 283,07
h. Dengan demikian jumlah sampel adalah sebagai berikut : 96 , 1 975 , 0 2
1 = =
− Z
= 1 +
= 283,07
1 + 283,07120 = 84,27
Dalam penelitian ada baiknya jumlah sampel dilebihkan dari hasil
penghitungan, jadi jumlah sampel yang diambil untuk responden adalah
sebanyak 90 orang
a. Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2005:91) menyatakan bahwa: “Teknik sampling
adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Dalam penelitian ini konsumen
yang akan dijadikan sampel bersifat homogen dan tersebar di seluruh populasi.
Untuk mendapatkan sampel representatif, maka harus diupayakan subjek dalam
populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi unsur sampel, sehingga
digunakan systematic random sampling atau pengambilan sampel acak sistematis.
Harun Al Rasyid (1994:66), menyatakan bahwa : “pada keadaan tertentu,
sampling sistematik bisa dilakukan sekalipun tidak ada kerangka samplingnya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang bergerak (mobile
population), maka teknik pengambilan sampel disesuaikan dengan langkah kerja
menurut Harun Al Rasyid (1994:67) sebagai berikut :
1. Menentukan dengan tegas konsumen yang akan disurvei, yaitu pelanggan
yang datang ke Plaza Telkom Jl. Supratman Bandung untuk melakukan
pembayaran Speedy. Menurut hasil perhitungan diperoleh 90 orang.
2. Menentukan dengan tegas dari jam berapa sampai jam berapa penelitian
sampai 16.00 WIB sesuai dengan jam kerja. Waktu penelitian untuk
mengumpulkan data di lapangan dilakukan selama 3 hari.
3. Menentukan dengan tegas sebuah check point (tempat menghitung) pada
objek yang akan diteliti. Ditentukan check point-nya adalah pintu masuk.
Dari perhitungan diperoleh bahwa rata-rata konsumen yang akan diteliti
adalah sebanyak 30 orang/hari.
4. Kemudian menentukan interval yaitu perbandingan antara jumlah jam kerja
dengan rata-rata konsumen yang diteliti per hari. Jam kerja selama 8 jam =
480 menit. Jadi intervalnya adalah 480 menit/30 = 16 menit.
5. Starting point-nya menit ke 16, setiap 16 menit pelanggan Telkom Speedy
yang datang ke Plaza untuk melakukan pembayaran diberikan
kuesioner/angket untuk diisi. Hal ini dilakukan pada jarak waktu yang telah
ditentukan.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan dengan menggunakan
teknik sebagai berikut :
1. Studi lapangan,
Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data primer melalui penyebaran
seperangkat kuesioner (daftar pertanyaan) yang telah disusun
sedemikian rupa kepada responden yang menjadi anggota sampel
penelitian. Dalam penelitian ini kuesioner atau angket berlaku sebagai
merupakan angket tertutup yaitu angket dengan item-item pertanyaan
angket yang disusun dengan memberikan alternatif jawaban yang
disediakan oleh peneliti, sehingga mempermudah peneliti dalam
melakukan analisis data dari seluruh angket sehingga dapat menghemat
waktu.
Wawancara (Interview), yaitu usaha mengumpulkan informasi dan data
dengan mengajukan pertanyaan secara lisan dan dijawab dengan lisan.
2. Studi kepustakaan, yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan
variabel yang diteliti.
3.2.6 Teknik Analisis Data
Pada penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh
koresponden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian dilakukan
melalui tiga tahapan, yaitu :
1 Menyusun Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan indentitas responden,
kelengkapan data serta pengisian data yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian.
2 Tabulasi Data
Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
Memberi skor pada setiap item
Menyusun rangking skor pada setiap variabel penelitian
3 Pengujian
Untuk menguji hipotesis maka dalam penelitian ini digunakan analisis
jalur atau path analysis yang diolah melalui program Lisrel atau Linear Structural
Relationship.
Data yang telah terkumpul harus dianalisis agar memperoleh makna yang
berguna bagi pemecahan masalah yang telah diangkat oleh peneliti. Teknik
analisis data dalam penelitian kuantitatif adalah dengan menggunakan statistik.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner ini disusun berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu
memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh komunikasi pemasaran
terpadu dan penciptaan nilai terhadap citra perusahaan.
Di dalam mengolah hasil angket untuk mengkategorikan hasil perhitungan
angket, maka digunakan teknik prosentase berdasarkan batas-batas tertentu.
[image:30.595.114.514.240.677.2]Berikut ini merupakan kriteria penafsiran hasil perhitungan responden
Tabel 3.3
Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden
No. Kriteria Keterangan
1 0 % Tidak seorang pun
2 1% - 25% Sebagian kecil
3 26% - 49% Hampir setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51% - 75% Sebagian besar
6 76% - 99% Hampir seluruhnya
7 100% seluruhnya
3.2.6.1Uji Dimensionalitas Model Pengukuran, Validitas dan Reliabilitas
Di dalam sebuah penelitian, data mempunyai kedudukan paling tinggi
karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya
sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat
menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari
baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus
mempunyai dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
Menurut Kusnendi (2007;94) validitas menunjukan kemampuan instrumen
penelitian mengukur dengan tepat atau benar apa yang hendak diukur. Sedang
reliabilitas menunjukan keajegan, kemantapan, atau konsistensi suatu instrumen
penelitian.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Menurut Uma Sekaran dalam Kusnendi 2007 :
“Dalam penelitian dari sekian metode yang ada pada umumnya para peneliti biasa menggunakan korelasi item total (item-total correlation) ataupun korelasi item total dikoreksi (corrected item total correlation) sebagai statistik uji validitas. Sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha”.
Metode statistik lain yang dipandang lebih akurat dalam menguji validitas
dan reliabilitas adalah analisis faktor konfirmatori / confirmatory factor analysis.
Menurut Kunsnendi (2007;97) “CFA adalah analisis faktor yang
digunakan untuk menguji konsep teori atau hipotesis, atau konstruk, atau variabel
laten dimana tidak secara langsung diukur dan diobservasi.
Tujuan utama CFA adalah mengkonfirmasikan atau menguji model, yaitu
model pengukuran yang perumusannya berakar dari teori. Sesuai dengan itu maka
masalah penelitian dalam kerangka CFA paling tidak akan berkisar pada dua
pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah indikator-indikator yang dikonsepsikan secara unidimensional, tepat,
dan konsisten dapat menjelaskan konstruk yang diteliti?
2. Indikator-indikator apa yang dominan membentuk konstruk yang diteliti?
Istilah unidimensional dalam pernyataan diatas merujuk pada pengertian
“a set of measured variables (indicators) has only one underlying construct”
(Hair dalam Kusnendi 2007). Sedangkan ‘tepat’ merujuk pada pengertian
3.2.6.2 Hasil Uji Model Pengukuran, Validitas dan Reliabilitas
Pengujian unidimensionalitas, validitas, dan reliabilitas kedua model
pengukuran yakni model Y dan Z diaplikasikan melalui analisis faktor
konfirmatori (CFA) dengan menggunakan program LISREL 8.7, setelah data
diolah dengan cara syntax SIMPLIS CFA diperoleh hasil estimasi parameter
[image:33.595.121.527.241.707.2]t-hitung sebagai berikut,
Gambar 3.1
Informasi yang didapatkan dari hasil uji CFA, menunjukan bahwa hasil uji
kesesuaian model mengindikasikan model tidak fit dengan data. Hasil tersebut
terlihat dari nilai P-hitung yang diperoleh jauh lebih kecil dari tingkat kesalahan
yang diisyaratkan model fit sebesar 5%. Demikian pula dilihat menurut nilai
RMSEA dan GFI yang keduanya tidak memenuhi cutt-off value model fit.
Meskipun hampir seluruh estimasi koefisien bobot faktor signifikan pada
tingkat kesalahan 5% tetapi dilihat dari besarannya dapat diidentifikasi ada
beberapa indikator dengan estimasi koefisien bobot faktor dalam angka yang
distandarkan kurang dari cutt off value yang diisyaratkan sebesar 0,50. Artinya,
indikator-indikator tersebut tidak valid dan tidak reliabel dalam mengukur
variabel yang diteliti, karena itu dikeluarkan dari model. Indikator yang
dikeluarkan tersebut adalah: X5 dan Z4. Dan model pengukuran mengalami
Gambar 3.2
Reestimasi Parameter Overall Measurement Model
Informasi yang diperoleh dari hasil analisis data menunjukan bahwa
setelah indikator yang tidak valid di drop dari model, hasil uji overall
measurement model menjadi fit dengan data. Hal tersebut terlihat dari nilai
P-hitung statistik chi square yang lebih besar dari 0,05, kemudian nilai RMSEA
Hasil uji kebermaknaan koefisien bobot faktor seluruhnya sangat
signifikan dengan estimasi koefisien bobot faktor yang distandarkan (standarized)
sebuanya lebih besar dari cutoff value yang disyaratkan sebesar 0,50. Hal tersebut
menunjukan masing masing indikator memiliki validitas dan reliabilitas yang
memadai dalam mengukur variabel yang diteliti.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data diatas adalah, overall
measurement model, sebagai mana dapat dilihat pada gambar diatas memenuhi
kriteria congeneric measurement model. Artinya keempat variabel penelitian yaitu
Komunikasi Pemasaran Terpadu, Atribut Produk, Citra Merek, dan Keputusan
Pembelian secara unidimensional valid dan reliabel dapat dijelaskan dan diukur
oleh indikator-indikator sebagaimana dijelaskan dalam gambar diatas. Hal
tersebut mengandung artian bahwa data dari Variabel Komunikasi Pemasaran
Terpadu dapat diberlakukan secara komposit dari skor indikator X1 X2 X3 X4.
Variabel Atribut Produk sebagai komposit dari skor indikator X6 X7 X8 X9.
Variabel Citra Merek sebagai komposit dari skor indikator Y1 Y2 Y3 Y4 Y5.
Variabel Keputusan Pembelian sebagai komposit dari skor indikator Z1 Z2 dan
3.2.6.3 Analisis Jalur (Path Analysis)
Setelah data penelitian terkumpul, maka selanjutnya akan ditentukan
pasangan data variable independen dari semua sampel penelitian. Berdasarkan
hipotesis konseptual yang diajukan, terdapat hubungan antara variable penelitian.
Hipotesis yang digambarkan dalam sebuah diagram jalur penelitian lengkap
[image:37.595.119.508.244.604.2]seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar 3.3
Struktur Kausal antara X1, X2, Y, dan Z
Sesuai dengan rumusan hipotesis penelitian, dari diagram jalur diatas
dapat diidentifikasi 2 model penelitian yang hendak dikonfirmasikan dengan data.
Kedua model tersebut dapat dirumuskan kedalam persamaan struktural sebagai
berikut :
a) Model Y, Y= ρX1- ρX2- ρe1 = Hipotesis 1, dan 2.
b) Model Z, Z= ρX1- ρX2- ρY-ρe2 = Hipotesis 3, 4 dan 5. (X1)
(Y)
(X2)
(Z) e2
r12
ρX1.Y
ρX2.Y
ρX2.Z
ρX1.Z
Menurut Kusnendi (2008), untuk menguji kelima hipotesis penelitian yang
diajukan ditempuh prosedur kerja dengan beberapa langkah pertama adalah
dengan menterjemahkan model penelitian kedalam beberapa substruktur
penelitian dan kemudian dihitung masing-masing sub struktur tersebut seperti
yang dilakukan dibawah ini :
[image:38.595.116.508.243.686.2]a) Substruktur 1 Model Y
Gambar 3.4 Sub Struktur 1 Model Y
b) Substruktur 2 Model Z
Gambar 3.5 Sub Struktur 2 Model Z (X1)
(Y)
(X2)
(Z) e2 rX1Y
ρX2
ρX1
ρY rX1X2
rYX2
(X1)
(Y)
(X2) rX1X2
ρX1
ρX2
Langkah kedua, menghitung matrik invers korelasi antar variabel
penyebab, koefisien jalur, koefisien determinasi, statistic uji F, dan statistik uji t
untuk setiap model sub struktur. Dengan mengikuti tahap-tahap sebagai berikut
1. Hitung koefisien korelasi antar variable penelitian dengan rumus:
= ∑ "#$#− (∑ "#)(∑ $#)
'( ∑ "#)− (∑ "#))*( ∑ $#)− (∑ $#))*
Nyatakan koefisien korelasi antar variable penelitian tersebut dalam sebuah
matriks korelasi (R) sebagai berikut:
Y1 Y2 X1 X2 …… Xk
1 rY1 Y2 rY1 X1 rY1 X2 …… rY1 Xk
1 rY2 X1 rY2 X2 …… rY2 Xk
R = 1 rX1 X2 …… rX1 Xk
1 …… rX2 Xk
……….
1
2. Hitung determinan matriks korelasi R antar variabel penyebab untuk
menentukan ada tidaknya problem multikolinearitas dalam data sampel.
3. Identifikasi model atau sub struktur yang akan dihitung koefisien jalurnya
dan rumuskan persamaan strukturalnya sehingga jelas variable apa yang
diberlakukan sebagai variabel akibat.
4. Identifikasi matrik korelasi antar variabel penyebab yang sesuai dengan
5. Hitung matrik i
yang akan diuji
6. Hitung semua k
7. Hitung koefisien
(ρei)melalui rum
8. Uji kebermakn
berikut :
Dimana k men
dianalisis, dan
dirumuskan seb
Ho=ρYix1 = ρYix2
HI=ρYix1 = ρYix2
Atau bisa juga d
Ho=RYixk = 0 : v
Hi=RYixk ≠ 0 : v
oleh salah satu v
9. Lakukan penguj
dengan statistic
k invers korelasi antar variabel penyebab untu
ji dengan rumus :
koefisien jalur yang akan diuji dengan rumus
ien determinasi R2YiXidan koefisien jalur error
umus
dan
knaan koefisien determinasi dengan statistic
enunjukan banyak variable penyebab dalam
an n menunjukan ukuran sampel. Hipotesi
ebagai berikut:
x2=…..= ρYixk=0 : Yi tidak dipegaruhi oleh X1,
x2 =…..= ρYixk≠0 : Yi dipengaruhi oleh X1,X2,…
a dirumuskan sebagai berikut:
: variasi yang terjadi pada Yi tidak dipengaruhi
: variasi yang terjadi padaYi sekurang-kurangn
u variable Xk.
gujian individual terhadap setiap koefisien jalur
tic uji t sebagai berikut:
ntuk setiap model
or variable
tic uji F sebagai
lam model yang
esis statistic nya
1,X2,….,Xk
2,….,Xk
hi oleh Xk
ngnya dipengaruhi
Dimana
terhadap variab
menunjukan sta
dianalisis, dan
penyebab dalam
Hipotesis statist
Ho=ρYix1 =0 : se
Hi=ρYix1 >0 : sec
Hi=ρYix1 <0 : sec
Karena m
analisis jalur ad
dan hasil-hasil
format analisis
Persoalan apak
ditentukan oleh
terdapat koefisie
yang dilakukan
untuk melakuka
secara statistic t
secara statistik
menunjukan koefisien jalur antara v
able endogen yang terdapat dalam model yang
standar error koefisien jalur yang diperoleh un
n merupakan elemen matriks invers k
am model yang dianalisis.
tistic yang dirumuskan seperti :
secara individual Xk tidak berpengaruh terhada
secara individual Xk berpengaruh positif terhad
secara individual Xk berpengaruh negative terh
model atau hipotesis penelitian yang aka
adalah model yang telah mendapat justifikasi
il penelitian yang relevan maka pengujian in
is jalur sifatnya akan merupakan uji satu ara
akan uji satu arah itu positif atau negati
leh kajian teori yang digunakan. Jika hasil dar
isien jalur yang tidak signifikan, maka model p
an melalui proses trimming. Ada dua cara yang
kan trimming. Pertama, melepaskan atau men
c tidak signifikan. kedua, melepaskan atau men
signifikan, tetapi yang pengaruhnya diangg
variable eksogen
ang dianalisis, SE
untuk model yang
korelasi variable
dap Yi
adap Yi
rhadap Yi
kan diuji melalui
asi teori yang kuat
individual dalam
arah (direksional).
ative sepenuhnya
dari uji individual
l perlu diperbaiki,
ng dapat ditempuh
endrop jalur yang
endrop jalur yang
lemah. Cara pe
relative kecil, d
Apabila terjadi
parameter diulan
10. Lakukan peng
rumus sebagai b
Dimana me
M menunjukan
tidak signifikan
dihitung dengan
Statistik Q berk
fit dengan data
model statistik
rumus :
+
Dimana n adala
ditujukan oleh ju
pertama biasanya dilakukan jika sampel uk
, dan cara kedua dilakukan jika ukuran sampe
adi trimming maka pengujian untuk memp
lang.
ngujian over all fit model dengan statistic Q ata
i berikut
menunjukan koefisien variansi terjelaskan selu
an koefisien variansi terjelaskan setelah koefi
kan dikeluarkan dari model yang diuji rumu
an menggunakan rumus berikut:
erkisar antara 0 dan 1. Jika Q=1 menunjukan m
ata. Dan jika Q<1 makauntuk menentukan fi
ik Q perlu di uji dengan statistic W yang d
+ = ( − ,) -./ 0 %1& % ,& -2%1&
alah ukuran sampel dan d adalah derajat kebe
h jumlah koefisien jalur yang tidak signifikan.
kuran penelitian
pel relative besar.
peroleh estimasi
atau W dengan
eluruh model, dan
efisien jalur yang
mus dan M
model yang diuji
fit atau tidaknya
dihitung dengan
% &
166 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian teori, pengolahan data dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran Terpadu dinilai cukup baik oleh
pelanggan Telkom Speedy dan dianggap telah mampu untuk bisa
melakukan komunikasi yang baik antara perusahaan dan konsumennya. Ini
dapat dilihat dari perolehan angka persentase total yang didapatkan oleh
Variabel Komunikasi Pemasaran Terpadu yang cukup besar. Persentase
tersebut dapat dijelaskan oleh indikator-indikator berikut yang di uraikan
mulai dari yang paling dominan sampai kepada indikator yang terendah.
Adapun indikator yang paling dominan adalah Event Experiences, Sales
Promotion, Advertising, dan Public Relation. Sedangkan indikator yang
paling rendah adalah Direct Marketing.
2. Atribut Produk Telkom Speedy oleh para pelanggannya dinilai telah
memberikan suatu keragaman yang membedakan Telkom Speedy dengan
Produk lainnya. Berdasarkan tanggapan responden, gambaran mengenai
Atribut Produk Telkom Speedy dapat dilihat dari indikator yang di urutkan
dari yang paling dominan sampai kepada indikator yang paling rendah,
indikator yang paling dominan adalah Jaminan, Rancangan, dan Kinerja.
3. Citra Merek Telkom Speedy dalam asumsi pelanggannya masih dalam
taraf normal, masih mempunyai citra yang baik yang dapat memberikan
kepercayaan kepada pelanggannya. Hal ini dapat dijelaskan oleh beberapa
indikator berikut yang dijelaskan mulai dari indikator yang paling
dominan sampai kepada indikator yang paling terendah. Indikator yang
paling dominan adalah Use/Application, kemudian Relative Price,
Personality, dan Celebrity/Person. Sedangkan indikator yang paling
rendah adalah Customer Benefit.
4. Variabel terdampak dari Citra Merek, yaitu Keputusan Pembelian,
berdasarkan penelitian merupakan variabel yang mempunyai total skor
ideal tertinggi kedua setelah variabel Komunikasi Pemasaran Terpadu. Hal
ini dapat dijelaskan oleh indikator-indikator yang terdapat didalamnya
yakni, indikator yang dirasakan paling dominan adalah tingkat waktu
pembelian, kemudian indikator dominan kedua adalah penilaian kualitas
produk, dan indikator dominan ketiga adalah kepercayaan terhadap
produk. Sedangkan indikator yang paling rendah dominasinya adalah
kuantitas penggunaan.
5. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui gambaran antara
pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu terhadap Citra Merek. Hal ini
dibuktikan dengan pengujian Hipotesis yang menunjukan bahwa Terdapat
pengaruh antara Komunikasi Pemasaran Terpadu terhadap Citra merek.
6. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui pengaruh antara
Hipotesis yang menunjukan bahwa Terdapat pengaruh antara Atribut
Produk terhadap Citra merek.
7. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui pengaruh antara
Komunikasi Pemasaran Terpadu terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini
dibuktikan dengan pengujian Hipotesis yang menunjukan bahwa Terdapat
pengaruh antara Komunikasi Pemasaran Terpadu terhadap Keputusan
Pembelian.
8. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui pengaruh antara
Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini dibuktikan dengan
pengujian Hipotesis yang menunjukan bahwa Terdapat pengaruh antara
Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian.
9. Berdasarkan penelitian didapatkan pengaruh tidak langsung dari
Komunikasi Pemasaran Terpadu dan Atribut Produk terhadap Keputusan
pembelian melalui Citra Merek.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan uraian kesimpulan diatas sebagai saran untuk meningkatkan
Citra Merek dan Keputtusan Pembelian bagi konsumen melalui Komunikasi
Pemasaran terpadu dan Atribut Produk maka Telkom Speedy perlu melakukan
upaya-upaya evaluasi yakni :
1. Pelaksanaan Direct Marketing perlu untuk lebih ditingkatkan lagi,
intensitas pelaksanaan Direct marketing ini perlu ditambah, tidak hanya
saat ini. Pelaksanaan Direct Marketing ini dapat dilakukan lebih intensif
seperti dengan cara dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan elektronik yang
banyak akan pengunjung. Kemungkinan terbesar adalah dengan
melakukannya secara rutin di Bandung Electronik Center yang saat
sekarang ini memang kurang atau tidak terlihat adanya Direct Marketing
Speedy disana.
2. Hal yang terpenting untuk dilakukan adalah dengan meningkatkan Kinerja
dari Telkom Speedy, Kinerja produk merupakan salah satu unsur yang
menjadi poin perhatian dari konsumen. Jika Memungkinkan Telkom
Speedy sekiranya dapat menambah kapasitas jaringan internetnya. Karena
saat ini jumlah pengguna Telkom Speedy sudah sangat banyak dan akan
semakin terus bertambah, ada baiknya dari pihak Telkom Speedy juga
terus menerus melakukan penambahan kapasitas jaringannya agar kinerja
internet Telkom Speedy dapat maksimal.
3. Pemberian Customer Benefit patut diperhitungkan kembali, karena pada
saat ini pemberian benefit tersebut dirasakan kurang. Hal ini dapat
dilakukan Telkom Speedy dengan cara lebih meningkatkan edukasi
kepada masyarakat mengenai semakin bermanfaatnya internet, khususnya
dengan pelaksanaan internet sehat.
4. Untuk dapat meningkatkan kuantitas penggunaan dari pelanggannya,
Telkom Speedy harus dapat menarik minat dari pelanggan untuk lebih
menggunakan internet. Salah satunya jika memungkinkan adalah
memberikan harga diskon untuk penggunaan internet diluar jam-jam
padat, atau pun dalam hal paket pembelian jenis unlimited, harga paket
tersebut bisa dikurangi, atau pun bisa divariasikan kembali agar bisa lebih
menarik minat konsumen.
5. Penelitian ini belum dianalisis secara mendalam mengenai
Variabel-variabel lain yang mempengaruhi Citra Merek dan Keputusan Pembelian
Telkom Speedy maupun indikator-indikator lain yang terdapat dalam
variabel yang diteliti, sehingga untuk masa yang akan datang masih
A. Aaker David, 1997, Manajemen Ekuitas Merek Jakarta, Mitra Utama
Alifahmi Hilmi,2005, Sinergi komunikasi Pemasaran, Jakarta; Quantum Bisnis & Manajemen.
Alma Buchari, 2005,. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta
---, 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta
---, 2002. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta
Al Rasyid Harun, 1994, Teknik Penarikan Sampel, Bandung; PPS UNPAD.
Belch George 1998, Advertising & Promotion; an IMC perspectve, Mcgraw Hill 4th ed
Branan Tom, 2005, Integrated Marketing Communication, PPM.
Brannan Tom, (2004), Terjemahan Slamet (2004), Integrated Marketing Communications, Jakarta, PPM.
Arikunto Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Yogyakarta; Bina Aksara.
Cravens, David W,2003, Pemasaran Strategis, Erlangga, Jakarta.
Engel, James F., et al., (1994), Perilaku Konsumen (Jilid 1 & 2), Jakarta, Binarupa Aksara.
Fombrun J Charles, 1996, Reputation (Realizing Value From The Corporate Image), Harvard Business School USA
Hurriyati Ratih, 2005, Bauran Pemasaran & Loyalitas Pelanggan, Bandung; Alfabeta.
Howard A John, 1994, Buyer Behaviour In Marketing Strategy, Second Edition, Prantice Hall, New Jersey, USA
Jefkins, Frank ,1995, Periklanan, Jakarta; Erlangga.
---, 2003, Public Relations Technique, Oxford Hineman: Profesional Publishing
Kartajaya Hermawan, 2002, Mark Plus On Strategy, Jakarta; Gramedia.
Kasali Rhenald, 2003, Managing Public Relation, Jakarta :Pustaka Utama Grafiti.
Brand Equity, Second edition,New Jersey; Prentice hall.
Kotler & Amstrong, 2003, Manajemen Pemasaran Jasa, Prenhall.
---, 2006, Manajemen Pemasaran Jasa, Prenhall.
---, 2006, Dasar-dasar Pemasaran.Jakarta:Prentice Hall,PT Indeks
---, 2008, Prinsip Pemasaran.Jakarta:Erlangga.
Kotler dan Keller, 2006, Marketing Manajemen.Pearson International Edition.New Jersey:Pearson Prentice Hall
Kotler Philip, 1997, Manajemen Pemasaran, PT Prenhalindo, Jakarta
---,2000, Marketing Management, The Milenium Edition, International Edition, Prentice Hall, New Jersey
---,2002, Marketing Management, Prentice Hall New Jersey.
---, 2003, Marketing Management an Asian Perspective.Singapore:Pearson Prentice Hall.
---, 2003, Marketing Management, Prentice Hall New Jersey.
---, 2004, Marketing Management, Prentice Hall New Jersey.
---, 2005, Marketing Management, Prentice Hall New Jersey.
---, 2006, Marketing Management, Prentice Hall New Jersey.
---, 2007, Manajemen Pemasaran, PT. Indeks
Kusnendi, 2008, Model persamaan Struktural Lisrel. Alfabeta.
Lovelock et all, 2005, Manajemen Pemasaran Jasa, PT Indeks
Malcom H Mc Donald, 2002, Marketing Plans; Italy.
Mc Daniel Lamb Hair, 1999, Essentail of Marketing, Ohio USA international Publishing
Rangkuti Fredy, 2002, Power of Brand, Jakarta; PT.Gramedia .
---, 2002, Creating effective marketing plan, Jakarta; Gramedia.
Riduwan, 2006, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Rudito Bambang dan Melia Famiola, 2007, etika bisnis dan tanggung jawab perusahaan, Bandung ;Rekayasa Sains
Shimp A Terrence, 2004, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta ; Erlangga.
Schiffman, Leon G. Kanuk, Leslie Lazer (2000), Consumers Behaviour, New Jersey, Prenhallindo
Saladin Djaslim, 2003, Intisari Pemasaran & Unsur-unsur Pemasaran, Bandung; Linda Karya
Susanto A.B, 2004, Value Marketing, Mizan Media Utama.
Simamora Bilson, 2004, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta;Gramedia
Singarimbun Masri, 1995, Metode Penelitian Survey, Jakarta; LP3ES.
Stanton J William, Fundamentals Of Marketing, Ninth Edition.
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Bandung ; Alfabeta.
Sulaksana Uyung, 2007, Integrated Marketing Communication, Yogya; Pustaka Pelajar
Sutisna, 2001, Perilaku Konsumen & komunikasi pemasaran, Remaja Rosdakarya.
---, 2002, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung, Rosda Karya
Tjiptono Fandy,(2002), Strategi Pemasaran edisi II. Yogyakarta.Andi Ofset
---, 2006, Pemasaran jasa, Bayu media
--- & Gregorius Chandra, 2005, Service Quality Satisfaction, Yogyakarta; Penerbit Andi
Umar Husein, 2002, Metode Riset Bisnis, Jakarta; PT Gramedia.
---, 2001, Metode Penelitian dan Aplikasi dalam Pemasaran.Jakarta.PT Gramedia
Yazid, 2005, Pemasaran jasa : konsep dan implementasi. Yogyakarta : Ekonisis FE UI
Sumber-sumber lain :
Journal; The Situational Impact Marketing communication; Rajev Batra; University of Michigan.
http://www.businessdictionary.com/definition/integrated-marketing-communications-IMC.html
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3Aindustri&id=4
60%3Akonsep-integrated-marketing-communication-imc-&option=com_content&Itemid=15
http://www.aaaa.org
http://www.telkomspeedy.com/index.php?option=com_content&view=article&id=152 &Itemid=66#tsdc
http://www.telkom.co.id/tentang-telkom/
Humas Telkom Learning Center, 2009
Majalah SWA Mei 2009.
Majalah SWA Juni 2009