• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL: Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Sukanagara Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/ 2013 Kecamatan Sukana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL: Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Sukanagara Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/ 2013 Kecamatan Sukana"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Maulida Zahara, 2013

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Sukanagara Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/ 2013 Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Maulida Zahara

0903875

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

BANDUNG

2013

Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara Siswa Pada Pelajaran Bahasa Indonesia

Materi Mengomentari Persoalan Faktual

Oleh Maulida Zahara

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Maulida Zahara 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

(3)

Maulida Zahara, 2013

(4)
(5)

i

Maulida Zahara, 2013

ABSTRAK

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA PADA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL

Oleh

Maulida Zahara

0903875

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang pencapaiannya hanya 4 siswa yang terampil berbicara yang disebabkan oleh siswa yang terbiasa memakai bahasa ibunya dan malu-malu untuk berbicara di depan kelas. Selain itu, guru sering menggunakan metode yang kurang sesuai dengan materi sehingga tidak merangsang keterampilan berbicara siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai ialah, (1) perencanan pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari persoalan faktual melalui Metode Role Playing di kelas V SDN I Sukanagara, (2) pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari persoalan faktual melalui penerapan Metode Role Playing di kelas V SDN I Sukanagara, (3) peningkatan keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari pesoalan faktual melalui penerapan Metode Role Playing di kelas V SDN I Sukanagara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan mengadaptasi model Kemmis&Mc Taggart dengan jumlah tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Sukanagara dengan jumlah siswa sebanyak 37 siswa. Instrument yang digunakan adalah berupa perfomant tes dan lembar observasi. Hasil penelitian dengan menggunakan metode Role Playing ditunjukkan dengan perencanaan setiap siklusnya yang mengalami perbaikan berdasarkan hasil refleksi di siklus sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa pada setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Pencapaian hasil keterampilan berbicara pada siklus 1 mencapai rata-rata 62,9, siklus II mencapai rata-rata 67,1, dan siklus III mencapai rata-rata 70. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Role Playing dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari persoalan faktual. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat saran yang hendak disampaikan yaitu guru atau peneliti lain yang akan melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk mempertimbangkan penggunaan metode pembelajaran, seperti metode Role Playing yang sudah terbukti dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

(6)

ABSTRACT

APPLICATION METHOD ROLE PLAYING FOR IMPROVE STUDENTS SPEAKING SKILL IN LEARNING INDONESIAN LANGUAGE

CONTENT COMMENTING ON THE ISSUE OF FACTUAL

By

Maulida Zahara

0903875

The research was motivated by the low skills of speaking Indonesian students in learning achievement only 4 students who are skilled speaks caused by students who speak only his mother and not be shy to speak in front of the class. In addition, teachers often use methods that are less appropriate to the material so it does not stimulate the students' speaking skills. Based on these problems, the research objectives are to be achieved, (1) the planning of learning Indonesian material factual comment on the issue through the method of role playing in class V SDN I Sukanagara, (2) the implementation of learning Indonesian comment on the material factual issues through the implementation of Role Playing Methods in class V SDN I Sukanagara, (3) increase students' speaking skills in learning Indonesian commented on up the issue of factual material through the application of Role Playing Method in class I Sukanagara SDN. The method used in this research is Classroom Action Research by adapting the model of Kemmis & Mc Taggart with a number of three cycles. The subjects were fifth grade students at SDN 1 Sukanagara by the number of students by 37 students. Instrument used was a perfomant tests and observation sheets. The results using the method shown Role Playing with each cycle of planning that have improved based on the reflection in the previous cycle. Implementation of learning by using role playing can be seen from the activities of teachers and students at each cycle are increasing. Achievement of speaking skills in cycle 1 at an average of 62.9, the second cycle at an average of 67.1, and the third cycle at an average of 70. Based on these results, it can be concluded that the use of role playing can improve students' speaking skills in the subject matter Indonesian factual comment on the issue. Based on the results of the study, there were suggestions that would be submitted that teachers or other researchers who will do the teaching Indonesian to consider the use of learning methods, such as role-playing methods that have been proven to improve students' speaking skills.

(7)

iii

Maulida Zahara, 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan segala kuasaNyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan bagi manusia di bumi hingga akhir zaman.

Skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Mengomentari Persoalan Faktual” (Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Sukanagara Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur) diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi sebuah alternative metode pembelajaran yang diterapkan pada mata pelajaran khususnya Bahasa Indonesia sebagai upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dalam konten maupun penyusunannya. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar penulis dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan tersebut dalam penulisan karya ilmiah berikutnya.

Bandung, Juli 2013

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Drs. H. Babang Robandi, M.Pd selaku ketua jurusan Pedagogik FIP UPI Bandung.

2. Bapak Drs. H. Dede Somarya, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI Bandung.

3. Bapak Dr. H. Y. Suyitno, M.Pd selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, petunjuk dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Ibu Dr. Hj. Isah Cahyani, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan nasihat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Cucu selaku penanggung jawab prodi dan seluruh staf prodi yang selalu membantu dan memberikan kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan administrasi.

6. Kepala Sekolah, Guru, serta Siswa SDN 1 Sukanagara yang telah bersedia membantu dan menjadi subjek penelitian pada skripsi ini.

7. Mamah dan Papap terkasih, tersayang dan tercinta, terima kasih atas kasih

sayang, do’a, pengorbanan dan dukungan yang tidak terhingga yang tidak

dapat tergantikan dengan apapun.

8. Kakak-kakakku, a Nur, teh Mey, kang Kamil, ibu Ela, a Eka, a Iyus dan teh Neni yang telah membantu dan memberikan dukungan, semangat dan do’a. 9. Sahabat-sahabatku, Wie, Putri, Shinta, Tesa, Achi, Uni, Onis, Dela, Dera,

Nita, Uyuy, Ani, Miryu, Hany yang senantiasa selalu memberikan dukungan dan semangat.

(9)

v

Maulida Zahara, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Hipotesis Tindakan ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Definisi Operasional ... 5

BAB II LANDASAN TEORI : PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 7

B. Metode Pembelajaran Role Playing ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 25

B. Model Penelitian ... 27

(10)

D. Prosedur Penelitian ... 29 E. Instrumen Penelitian ... 32 F. Pengolahan dan Analisis Data ... 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah ... 36 B. Hasil Penelitian ... 40 C. Pembahasan ... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 75 B. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

vii

Maulida Zahara, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN 1 Sukanagara ... 2

3.1 Format Penilaian Hasil berbicara Siswa ... 34

3.2 Deskripsi Skala Nilai ... 34

3.3 Keterangan Skala Nilai ... 35

4.1 Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 37

4.2 Jumlah Siswa ... 38

4.3 Prestasi yang Diraih 3 tahun Terakhir ... 38

4.4 Daftar Nilai Hasil Evaluasi Keterampilan Berbicara Siklus I ... 41

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 45

4.6 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru Siklus I ... 47

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 47

4.8 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Siswa Siklus I ... 49

4.9 Daftar Nilai Hasil Evaluasi Keterampilan Berbicara Siklus II ... 51

4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 54

4.11 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru Siklus II ... 56

4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 57

4.13 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Siswa Siklus II ... 59

4.14 Daftar Nilai Hasil Evaluasi Keterampilan Berbicara Siklus III ... 60

(12)
(13)

ix

Maulida Zahara, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Ketuntasan Belajar Siklus I ... 43

4.2 Ketuntasan Belajar Siklus II ... 53

4.3 Ketuntasan Belajar Siklus III ... 63

4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I, II, dan III ... 70

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I, II, dan III ... 71

4.6 Ketuntasan Berbicara Siklus I, II, dan III ... 72

4.7 Perbandingan Nilai Tertinggi dan Terendah ... 73

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Secara tersirat, dengan adanya pendidikan diharapkan dapat menghasilkan individu yang tidak hanya mengetahui, tetapi juga kreatif, mampu berinovatif dan matang dalam setiap dimensi kehidupan.

Menurut Sanjaya, Wina dan Andayani, Dian (2009), pendidikan

memiliki empat tujuan, yaitu “tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran”. Tujuan

pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003, tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran, atau dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki siswa setelah menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan, dan tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran yaitu tujuan yang harus dimiliki anak didik setelah mengikuti pembelajaran. Oleh Karena itu, setiap pelajaran di sekolah memiliki tujuan masing-masing, seperti halnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(15)

2

Maulida Zahara, 2013

Berbicara merupakan salah satu aspek kebahasan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang perlu dikuasai oleh siswa dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaaannya secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara.

Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan aktivitas berbicara siswa adalah metode pembelajaran Role Playing. Metode Role Playing adalah metode pembelajaran yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Tarigan dkk (1991) teknik bermain peran sangat baik dalam mendidik siswa untuk menggunakan ragam-ragam bahasa. Bermain peran dapat dilakukan dalam berbagai macam peranan. Siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk memerankan sehingga menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan yang sesungguhnya. Dalam penerapan pembelajaran tersebut indikator yang digunakan adalah pilihan kata, santun bahasa, dan kelancaran berbicara.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di SDN I Sukanagara,

Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN 1 Sukanagara Kriteria Keterampilan Berbicara Banyak Siswa

Terampil 4 orang

Cukup 13 orang

Kurang 20 orang

(16)

3

bahasa ibunya (basa sunda) dan malu-malu untuk berbicara di depan kelas, tidak berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Proses pembelajaran yang berlangsung di SDN I Sukanagara pun masih bersifat satu arah yaitu siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru ataupun siswa hanya ditugaskan untuk menulis materi tanpa ada penjelasan dari guru kelas (menulis dengan mendengarkan dikte-an dari teman sekelasnya). Guru kelas kurang memberikan rangsangan kepada siswa untuk berbicara. Dan sesekali siswa disuruh untuk mengisi LKS yang sudah disediakan pihak sekolah, namun dalam pengerjaannya siswa tidak mendapatkan bimbingan dari guru kelas tersebut.

Melihat dari masalah tersebut, peneliti berusaha mencarikan solusi yaitu dengan menerapkan metode Role Playing menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari persoalan faktual di kelas V SDN I Sukanagara. Keunggualan metode Role Playing ini yaitu (1) dapat mengembangkan potensi kemampuan berbicara

dengan memerankan tokoh sesuai dengan karakter yang telah disediakan, (2) bermain peran memberikan sejumlah pengetahuan dan pengalaman, (3) permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak. Berdasarkan latar belakang tersebut, sebagai penguatan penelitian maka

penelitian difokuskan dengan judul “Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Pada Pelajaran Bahasa

Indonesia Materi Mengomentari Persoalan Faktual” sehingga diharapkan

keterampilan berbicara siswa dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

(17)

4

Maulida Zahara, 2013

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari persoalan faktual melalui penerapan Metode Role Playing di kelas V SDN I Sukanagara?

3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari pesoalan faktual melalui penerapan Metode Role Playing di kelas V SDN I Sukanagara?

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan peneliti sebelumnya,

maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Apabila peneliti

menggunakan Metode Role Playing pada pelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari persoalan faktual di kelas V SDN I Sukanagara dapat

meningkatkan keterampilan berbicara siswa”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menggambarkan: 1. Perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari

persoalan faktual melalui Metode Role Playing di kelas V SDN I Sukanagara.

2. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari persoalan faktual melalui penerapan Metode Role Playing di kelas V SDN I Sukanagara.

3. Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengomentari pesoalan faktual melalui penerapan Metode Role Playing di kelas V SDN I Sukanagara.

E. Manfaat Penelitian

(18)

5

1. Bagi Siswa

a. Meningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia. b. Meningkatkan keterampilan berbicara siswa. 2. Bagi Guru

a. Memotivasi guru agar lebih kreatif dalam memilih model dan mtode pembelajaran.

b. Dapat mengembangkan dan menerapkan Metode Role Playing pada materi lain.

c. Sebagai salah satu masukan terhadap guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Memberikan alternatif penerapan metode yang dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

F. Definisi Opersional

1. Metode Pembelajaran Role Playing

Metode bermain peran adalah suatu cara penguasaan pelajaran kegiatan pengembangan imajinasi penghayatan suatu tokoh tertentu (Tarigan dkk, 1991). Metode pembelajaran Role Playing merupakan cara belajar yang dilakukan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok memerankan karakter sesuai dengan naskah yang telah dibuat dan materi yang telah ditentukan oleh guru, sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi yang telah diperankan tersebut.

2. Mengomentari Persoalan Faktual

(19)

6

Maulida Zahara, 2013

kebenaran. Mengomentari persoalan faktual dapat bersifat mendukung atau menolak, sebaiknya disampaikan dengan alas an yang kuat dan disertai fakta-fakta yang membuat komentar tersebut diterima semua orang.

3. Keterampilan Berbicara

(20)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan penting dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK merupakan salah satu cara bagi guru untuk mrningkatkan layanan pendidikan melalui penyempurnaan praktik pembelajaran di kelas, upaya untuk mengkaji apa yang terjadi dan telah dihasilkan atau belum tuntas pada langkah upaya sebelumnya. Dengan menggunakan metode PTK ini proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada evaluasi pembelajaran dapat diperbaiki serta dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui penggunaan metode Role Playing.

Menurut Ibrahim dalam Masitoh (2010;12) PTK adalah upaya pemecahan masalah dengan menggunakan cara-cara tertentu disertai pengamatan yang cermat untuk meningkatkan proses dan hasil yang dicapai. Muslihudin (2009:9) menyatakan bahwa PTK adalah:

suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus peneliti sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

(21)

26

Maulida Zahara, 2013

Muslihudin (2009:25) menyebutkan tujuan dari PTK adalah :

a. Memperhatikan dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil pembelajaran.

b. Menumbuhkembangkan budaya meniliti bagi tenaga kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan pembelajaran.

c. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas peneliti para tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya mencari solusi masalah-masalah pembelajaran.

d. Meningkatkan kolaborasi professional antar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran. Borg (1996) dalam muslihudin (2009:25) menyebutkan tujuan utama dari PTK adalah: pengembangan keterampilan yang dihadapi oleh guru kelasnya dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil utama dari penelitian tindakan itu berupa tindakan kearah perubahan, perbaikan, serta peningkatan mutu perilaku seseorang atau kelompok.

Pada dasarnya PTK memiliki karakteristik yaitu: (1) bersifat situsional, artinya mencoba mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu, dan berupaya menyelesaikannya dalam konteks itu; (2) adanya kolaborasi-partisipatoris; (3) self-evaluative, yaitu modifikasi-modifikasi yang dilakukan secara kontinyu- dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan secara siklus, dengan tujuan adanya peningkatan dalam praktek nyatanya.

Suyatno dalam Muslihudin (2009:28) mengungkapkan beberapa manfaat PTK antara lain adalah :

a. Membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek.

b. Membantu dalam inovasi pembelajaran.

c. Membantu dalam pengembangan kurikulum di tingkat regional maupun nasional.

(22)

27

B. Model Penelitian

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart, model ini menekankan pada siklus atau putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, model ini juga dikenal dengan model spiral, diagram alur siklus PTK ini dapat dengan mudah dilihat sebagai berikut:

Gambar 3

Model spiral Kemmis dan Mc Taggart

Sumber: webdenie.wordpress.com

a. Perencanaan

(23)

28

Maulida Zahara, 2013

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukaan tindakan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat yaitu melakkukan pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing.

c. Observasi

Pada tahap observasi, peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan mengambil data-data yang diperlukan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi. Observasi ini dilakukan oleh peneliti dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak, sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. d. Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi. Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, maka peneliti melakukan refleksi, apakah pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran sudah mampu mencapai semua indikator yang sudah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, ataukah belum mampu mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Hasil refleksi yang akan dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

(24)

29

D. Prosedur Penelitian

a. Perencanaan

Sebelum penelitian tindakan ini dilaksanakan, terlebih dahulu disusun perencanaan yang sistematis sehingga nantinya memudahkan peneliti dalam pelaksanaan tindakan. Pada tahap perencanaan hal yang dilakukan adalah:

1) Mengobservasi sekolah dasar untuk mengidentifikasi masalah, lokasi penelitian dan meminta izin penelitian.

2) Memilih menggunakan metode Role Playing untuk memperbaiki masalah tersebut.

3) Memilih materi yang sesuai dengan SK dan KD.

4) Membuat alat evaluasi yang selanjutnya dituangkan kedalam bentuk RPP

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran dengan membuat RPP, lembar observasi dan evaluasi.

2) Tahap pelaksanaan tindakan.

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan pembelajaran dengan menerapkan metode Role Playing, sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3) Tahap observasi tindakan.

(25)

30

Maulida Zahara, 2013

mengobservasi jalannya pembelajaran khususnya melihat keterampilan berbicara siswa. Pada tahap ini peneliti mengambil data untuk menunjang proses penelitian.

4) Tahap refleksi tindakan.

Pada tahap refleksi, peneliti dibantu observer mendiskusikan kelemahan dan kelebihan yang terjadi di kelas, sehingga dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

Siklus II

1) Tahap perencanaan tindakan.

Setelah melakukan refleksi pada siklus pertama, maka peneliti dapat menyiapkan RPP, lembar evaluasi dan lembar observasi, serta memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama. 2) Tahap pelaksanaan tindakan.

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus kedua, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode Role Playing, yang telah dibuat pada tahap perencanaan disertai dengan perbaikan-perbaikannya.

3) Tahap observasi tindakan.

Pada tahap observasi, guru diamati oleh observer, untuk mengetahui kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan, perilaku siswa dan jalannya proses pembelajaran. Pada tahap ini juga guru mengambil data untuk menunjang proses penelitian.

4) Tahap refleksi tindakan.

Pada tahap refleksi, peneliti dibantu oleh observer mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang terjadi di kelas, guna perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus III

(26)

31

Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan memperbaiki permasalahan-permasalahan yang terjadi di siklus kedia berdasarkan obervasi dan refleksi sebelumnya.

2) Tahap pelaksanaan tindakan.

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode Role Playing sesuai rencana yang telah dibuat.

3) Tahap observasi tindakan.

Pada tahap observasi, digunakan oleh peneliti untuk mengetahui penerapan metode Role Playing pada proses pembelajaran, penelitian diamati oleh observer, dan peneliti serta observer mengamati perilaku siswa beserta jalannya proses pembelajaran.

c. Observasi

Dalam tahapan ini kegiatan yang dilaksanakan peneliti bersama observer adalah melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama proses tindakan berlangsung. Peneliti menggunakan observasi terstuktrur untuk melihat pelaksanaan pembelajaran bermain peran. Observasi tersebut dilakukan untuk mengenali, merekam dan mengumpulkan data dari setiap indicator mengenai unjuk kerja siswa dalam proses belajar bekerjasama dalam kelompok selama berlangsungnya kegiatan bermain peran dalam materi mengomentari persoalan factual. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan.

(27)

32

Maulida Zahara, 2013

dan keterampilan berbicara siswa) serta data kualitatif (keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung).

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis sintesis, enterpretasi dan penjelasan terhadap semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelititan tindakan yang dilaksanakan. Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, maka peneliti melakukan refleksi, sehingga dapat diketahui akan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hasil analisis dan interpretasi tersebut sebagai dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah berhasil dan dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang dipergunakan peneliti dan observer pendamping secara kolaborasi untuk mengumpulkan data atau informasi dari hasil pelaksanaan tindakan. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang dilaksanakan dalam penelitian ini berupa performant test guna untuk mengukur keterampilan berbicara siswa pada

setiap siklus. 2. Lembar Observasi.

(28)

33

difokuskan pada indikator yang diamati sesuai dengan ruang lingkup penelitian.

F. Pengolahan dan Analisis Data

a. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dibedakan dari jenis tes yang dilakukan. Oleh karena itu, tes dan teknik yang digunakannya adalah sebagai berikut:

1) Performant Test

Tes yang dilakukan yaitu dengan cara menggunakan metode pembelajaran Role Playing (bermain peran). Guru mengemukakan persoalan faktual dari kehidupan peserta didik agar mereka merasakan masalah dan terdorong untuk mengomentari persoalan faktual yang dikemukakan. Siswa diberikan teks dialog tetapi siswa dapat juga menambahkan dialog sendiri. Pada tahap pemeranan didapat hasil individual dan membentuk suatu kelompok sebagai pengamat dari kegiatan pemeranan untuk mendapatkan hasil kelompok.

b. Teknik Analisis Data

(29)

34

Maulida Zahara, 2013

penafsiran data dan penarikan kesimpulan. Penentuan kualifikasi hasil apresiasi (berbicara) didasarkan pada munculnya cirri descriptor. Teknik penyekoran pada penelitian ini menggunakan analitik dengan melakukan perhitungan secara rinci kesalahan-kesalahan yang ada dalam berbicara. Berikut adalah pedoman penyekoran analitik :

Tabel 3.1

Format Penilaian Hasil Berbicara Siswa

No Aspek yang Diamati

Skala Penilaian

Aspek yang Diamati Skor Kriteria

1. Kemampuan mengomentari persoalan faktual

5 Mengemukakan pendapat, saran dan alasan yang logis terhadap persoalan faktual

3 Mengemukakan pendapat, saran dan alasan yang kurang logis terhadap persoalan faktual

2 Mengemukakan pendapat, saran, dan alasan yang tidak logis terhadap persoalan faktual

(30)

35

2 Ucapan sudah dipahami

3. Kosakata 5 Penggunaan kata-kata dan ungkapan baik sekali 3 Kadang-kadang menggunakan kata dan istilah

yang kurang tepat

2 Sering menggunakan kata-kata salah 4. Kefasihan 5 Pembicaraannya lancar sekali

3 Kelancaran sering mengalami gangguan 2 Kurang lancar atau tersendat-sendat 5. Pemahaman 5 Dapat memahami masalah tanpa kesulitan

3 Dapat memahami masalah dengan kecepatan normal dan dapat bereaksi secara tepat

2 Dapat memahami masalah tetapi lambat bereaksi Sumber : Utaminingsih dalam Ana Herdiana (2010) dengan modifikasi peneliti sendiri.

Rumus perhitungan nilai berbicara siswa :

Nilai = jumlah bobot skor nilai berbicara siswa ÷ jumlah bobot ideal x 100

Tabel 3.3 Keterangan Skala Nilai

Arti Skala Kategori Keterangan Nilai

5 T Terampil 81≤B≥100

3 C Cukup 61≤C≥80

2 K Kurang 41≤K≥60

(31)

73

Maulida Zahara, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Sukanagara Cianjur mengenai “Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Keteramplan Berbicara Siswa Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Mengomentari Persoalan Faktual” maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai persoalan faktual dengan menggunakan metode role playing sudah sesuai dengan sistematika RPP pada umumnya. Penyusunan RPP disesuaikan dengan penerapan metode role playing pada proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai persoalan faktual dengan menggunakan metode role playing meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, terdapat peningkatan aktivitas guru dan siswa dari setiap siklusnya. Peningkatan aktivitas guru dan siswa dapat dilihat dari setiap rata-rata yang diperoleh pada setiap siklusnya. Pada siklus I, persentase yang didapat dari hasil observasi sebesar aktivits guru mencapai 90%, siklus II mencapai 100%, dan siklus III mencapai 100%. Sedangkan pada aktivitas siswa, pada silus I persentase yang didapat sebesar 90%, siklus II mencapai 100%, dan siklus III mencapai 100%.

3. Peningkatan keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai persoalan faktual dengan menggunakan metode role playing menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I

(32)

74

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan di SDN 1 Sukanagara, berikut beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti: 1. Bagi guru hendaknya lebih kreatif dalam memlilih metode pembelajaran

yang akan digunakan saat proses pembelajaran. Saah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu metode Role Playing, karena sudah terbukti dapat meningkatkan keterampilan

bericara siswa.

2. Bagi kepala sekolah hendaknya senantiasa memberikan dukungan kepada guru untuk terus meningkatkan kinerja para guru di dalam kelas sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik lagi.

(33)

Maulida Zahara, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Cahyani Isah, Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Hatimah, i. et al. (2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.

Herdiana Ana. (2010). Modifikasi Peneliti Sendiri. Tidak diterbitkan.

Krida Laksana, Hari Murti (Ed.) 1996. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Mujono dan Ruswandi. (tanpa tahun). Metode Penelitian Pendidikan SD. [Online].Tersedia:file.upi.edu/Direktori/DUAL.../METODE_PENELITIA N.(21 Februari 2013)

Rahmat, dkk. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: UPI Press.

Sanjaya Wina. (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media.

Tarigan, Djago. 1990. Materi Pokok Pendidikan bahasa Indonesia 1. Buku 1 : Modul 1-6. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1980. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Gambar

Tabel
Gambar Halaman
Tabel 1.1 Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN 1 Sukanagara
Model spiral Gambar 3 Kemmis dan Mc Taggart
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari pembahasan yang dilakukan dengan menganalisa semua rasio-rasio lima variable dan overall indeks Z Skor pada tahun 1999, 2000, 2001, 2002, dan 2003, maka dapat ditarik

Penulis menghaturkan puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

penyerbuan tahanan LP Cebongan ini menunjukkan bahwa Kompas ingin membuat suatu pembingkaian terhadap khalayak pembaca dengan didukung oleh pernyataan- pernyataan

Tujuan metode ini adalah untuk mengetahui parameter konsentrasi yang ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan (IC50), yaitu dengan cara menginterpretasikan

Penelitian ini mengungkap representasi dua tokoh penting dalam kasus korupsi Hambalang di Harian Umum Pikiran Rakyat, yakni Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP KELUHAN SUBYEKTIF PADA PEKERJA BAGIAN PENGOLAHAN PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV KEBUN

[r]

Dikunjungi pada 31 Januari, 2015, dari Galeri Nasional Indonesia: http://galeri- nasional.or.id/collections/737-dinamika_keruangan.. Hijau