• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Pokok dan Fungsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tugas Pokok dan Fungsi"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

7.1. PETUNJUK UMUM

Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana

kota bidang Pekerjaan Umum / Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat dilaksanakan

secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten serta terjaminnya keterlanjutannya.

Di Kabupaten Jepara pembangunan prasarana bidang Pekerjaan Umum / Cipta Karya

melibatkan beberapa instansi / Dinas, yaitu :

a. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan

b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

c. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

d. Dinas Kesehatan

e. Badan Lingkungan Hidup

f. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

7.2. KONDISI KELEMBAGAAN DAERAH

7.2.1. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan

Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan merupakan unsur pelaksana otonomi

daerah di bidang cipta karya, tata ruang dan kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

(1) Susunan organisasi Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan terdiri dari :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, membawahi

a). Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;

b). Sub Bagian Keuangan;

c). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Cipta Karya , membawahi :

a) Seksi Perumahan, Permukiman, Penataan Lingkungan dan Air Bersih;

b) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Umum.

(2)

VII-2 a) Seksi Tata Ruang dan Bangunan;

b) Seksi Pengawasan dan Pengendalian Tata Ruang;

5. Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman, membawahi :

a) Seksi Kebersihan;

b) Seksi Pertamanan;

c) Seksi Permakaman

6. UPTD.

7. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Cipta Karya, Tata ruang dan Kebersihan sebagaimana

tercantum dalam Lampiran XIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Daerah ini.

Tugas Pokok dan Fungsi

(1) Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan mempunyai tugas pokok melaksanakan

urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang

(3)

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN KEBERSIHAN

KABUPATEN JEPARA TATA RUANG DAN BANGUNAN

(4)

VII-4 7.2.2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang dipimpin seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

Susunan Organisasi

(1) Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari:

1. Kepala;

2. Sekretariat , membawahi

a) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;

b) Sub Bagian Keuangan;

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, , membawahi :

a) Sub Bidang Pemerintahan Umum;

b) Sub Bidang Sosial, Budaya dan Pendidikan.

4. Bidang Ekonomi, , membawahi :

a) Sub Bidang Sarana Prasarana Ekonomi;

b) Sub Bidang Produksi.

5. Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah, , membawahi :

a) Sub Bidang Prasarana Wilayah;

b) Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Sumber Daya Alam.

6. Bidang Perencanaan, Pengendalian, Evaluasi Program dan Statistik, membawahi :

a) Sub Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Program;

b) Sub Bidang Statistik dan Pelaporan

7. UPTB.

8. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana tercantum

dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Tugas Pokok dan Fungsi

(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan

(5)

(2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis perencanaan;

b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; dan

(6)

VII-6 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN JEPARA SOSIAL BUDAYA DAN PENDIDIKAN

BIDANG

EVALUASI PROGRAM DAN STATISTIK KEPALA

.

JABATAN FUNGSIONAL

(7)

7.2.3. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan unsur pelaksana

otonomi daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah.

Susunan Organisasi

(1) Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Daerah,

terdiri dari:

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, membawahi:

a) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;

b) Sub Bagian Keuangan;

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Pendapatan, membawahi :

a) Seksi Penatapan Pajak;

b) Seksi Penagihan dan Pelaporan Pajak;

c) Seksi Penetapan, Penagihan, Pelaporan Retribusi dan Pendapatan Lain-lain.

4. Bidang Anggaran, membawahi :

a) Seksi Perencanaan Anggaran Daerah ;

b) Seksi Belanja.

5. Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah, membawahi :

a) Seksi Perbendaharaan;

b) Seksi Verifikasi;

c) Seksi Kas Daerah

6. Bidang Akuntansi dan Aset Daerah, membawahi :

a) Seksi Akuntansi;

b) Seksi Perencanaan dan Pemeliharaan Aset;

c) Seksi Pengendalian dan Mutasi Aset

7. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

sebagaimana tercantum dalam Lampiran XII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

(8)

VII-8 Tugas Pokok dan Fungsi

(1) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

(2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup

tugasnya;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

(9)

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

(10)

VII-10 7.2.4. Dinas Kesehatan

Kedudukan

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Kesehatan

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Susunan Organisasi

(1) Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, membawahi:

a) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;

b) Sub Bagian Keuangan;

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :

a). Seksi Pelayanan Medik ;

b). Seksi Gizi;

c). Seksi Kesehatan Keluarga.

4. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahi :

a) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit;

b) Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;

c) Seksi Kesehatan Lingkungan.

5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan, membawahi :

a) Seksi Jaminan Kesehatan;

b) Seksi Ketenagaan;

c) Seksi Kefarmasian dan Sarana Kesehatan.

6. UPTD;

7. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Kesehatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III

(11)

Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan. Dinas Kesehatan dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan Kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya dan pelaksanaan tugas

(12)

VII-12

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEPARA

(13)

7.2.5. Dinas Bina Marga, Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral

Kedudukan

Dinas Bina Marga, Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral merupakan unsur pelaksana

otonomi daerah di bidang bina marga, pengairan dan energi sumber daya mineral dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah.

Susunan Organisasi

(1) Susunan organisasi Dinas Bina Marga, Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral terdiri

dari :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, membawahi

a). Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;

b). Sub Bagian Keuangan;

c). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Bina Marga , membawahi :

a) Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;

b) Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

4. Bidang Pengairan, membawahi :

c) Seksi Bina Manfaat;

d) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Pengairan;

e) Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Pengaliran

5. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, membawahi :

a) Seksi Energi;

b) Seksi Sumber Daya Mineral;

6. UPTD.

7. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Bina Marga, Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral

sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

(14)

VII-14 Tugas Pokok dan Fungsi

(1) Dinas Bina Marga, Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan di bidang bina marga, pengairan dan energi sumber daya mineral

(2) Dinas Bina Marga, Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup

tugasnya;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

(15)

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

DINAS BINA MARGA, PENGAIRAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN JEPARA

ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL .

KEPALA .

JABATAN FUNGSIONAL

(16)

VII-16 7.2.6. Badan Lingkungan Hidup

Kedudukan

Badan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung pelaksanaan tugas di bidang lingkungan

hidup, dipimpin seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah

Susunan Organisasi

(1) Susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup, terdiri dari :

1. Kepala;

2. Sekretariat , membawahi

a. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Analisis dan Pencegahan Dampak Lingkungan, membawahi :

a. Sub Bidang Pemantauan Kualitas Lingkungan;

b. Sub Bidang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

4. Bidang Pengawasan, Pengendalian dan Pemulihan, membawahi:

a. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan;

b. Sub Bidang Pengendalian dan Konservasi Lingkungan.

5. UPTB;

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup sebagaimana tercantum dalam

Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Tugas Pokok dan Fungsi

(1) Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah serta membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah di bidang lingkungan Hidup.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Lingkungan Hidup

(17)

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan

lingkup tugasnya;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

(18)
(19)

7.3. PERMASALAHAN

Permasalahan yang dihadapi kaitannya dengan kelembagaan pelaksana pembangunan

bidang Cipta Karya antara lain masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan

dari aparatur/sumber daya manusia (SDM) yang menangani/mengelola Bidang Cipta Karya di

Kabupaten Jepara. Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dan

pemberdayaan masyarakat dalam penanganan sarana dan prasarana keciptakaryaan masih sangat

dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) sehingga kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.

Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja juga masih

terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dll

sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja.

Secara khusus, permasalahan yang menimbulkan terhambatnya pelaksanaan RPIJM

terutama bidang yang menyangkut kelembagaan daerah di Kabupaten Jepara antara lain:

a. Masih belum optimalnya pelaksanaan fungsi organisasi meliputi tugas dan wewenang serta

tanggung jawab instansi.

b. Sumber daya manusia yang meliputi rendahnya kualitas maupun kuantitas.

c. Prasarana fisik yang meliputi masalah-masalah yang mengenai kurangnya kualitas dan

kuantitas prasarana kantor.

7.3.1. Analisis Permasalahan

Dalam hal penanganan permasalahan terutama dalam bidang cipta karya masih bersifat

parsial belum secara integral bagi yang menyangkut tentang kelembagaannya itu sendiri maupun

berkaitan dengan sumber daya dan sarana prasarana yang kurang mendukung kinerja masing –

masing stake holder. Untuk itu perlu adanya semacam penyempurnaan berkaitan dengan

kelembagaan daerah tentunya harus mengacu ke Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 2007

tentang organisasi perangkat daerah dan peraturan pemerintah RI nomor 38 tahun 2007 tentang

pembagian urusan pemerintahan, antara pemerintah, pemerintah daerah propinsi dan pemerintah

daerah kabupaten/kota.

Mengenai terbatasnya sumber daya manusia perlu adanya kegiatan capacity

building/peningkatan kapasitas baik pada kualitas maupun kuantitasnya, di sini memang dibutuhkan

sumber daya manusia yang betul-betul punya keahlian dalam bidang keciptakaryaan untuk

(20)

VII-20

Permasalahan yang berikutnya mengenai terbatasnya sarana dan prasarana penunjang tinggal menyesuaikan dengan kemampuan keuangan masing-masing daerah dan tidak kalah

penting adanya komitmen yang positif dalam mensukseskan pelaksanaan RPIJM tersebut.

7.3.2. Usulan Program

Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Jepara sangat dibutuhkan agar mampu mengikuti perkembangan waktu, informasi dan

teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat

diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan

kapasitasnya.

Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan ini perlu

kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu peningkatan SDM Bidang Cipta

Karya di Kabupaten Jepara sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat

(persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan dll) dan peningkatan pendidikan formal

(dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Kementrian Pekerjaan Umum dalam

pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Jepara masih sangat dibutuhkan.

Adapun usulan program peningkatan kapasitas kelembagaan yang dapat dilakukan untuk

mendukung pelaksanaan pembangunan bidang keciptakaryaan:

a. Optimaliasi & Restrukturisasi pelaksanaan Fungsi Organisasi terutama yang menyangkut bidang

cipta karya.

b. Penyelenggaraan kegiatan peningkatan kapasitas /capacity building bagi para stakeholder. c. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang yang mendukung pelaksanaan RPIJM.

7.4. USULAN SISTEM PROSEDUR ANTAR INSTANSI

7.4.1 Kedudukan, Fungsi, Tugas dalam Pelaksanaan RPIJM

Kedudukan, fungsi, tugas dalam pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Jepara

Tahun 2012-2016 adalah sebagai acuan/pedoman dalam pelaksanaan program/kegiatan Bidang

Cipta Karya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Dokumen RPIJM ini merupakan satu

kesatuan dengan dokumen perencanaan yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten Jepara.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan RPIJM, maka perlu memperhatikan tugas, pokok dan

(21)

pembangunan di bidang keciptakaryaan, baik oleh instansi pemerintahan maupun non pemerintahan.

7.4.2 Diagram Hubungan Antar Instansi

Pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Jepara Tahun 2012-2016 ini melibatkan

banyak instansi terkait, baik dari sisi perencanaan, keuangan, pengendalian program/kegiatan dan

pelaksanaan di lapangan. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani Bidang Cipta

Karya di Kabupaten Jepara adalah Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten

Jepara. Ada keterlibatan juga PDAM.

Dengan terlibatnya beberapa instansi, maka perlu adanya arahan koordinasi agar

pelaksanaan program sinkron dengan perencanaannya. Arahan ini lebih ditekankan pada

penegasan tugas dan fungsi masing-masing instansi. Alur koordinasi dari tahap perencanaan hingga

pelaksanaan program dapat dilihat pada diagram berikut.

GAMBAR 7.4

Diagram Hubungan Antar Instansi

dalam pelaksanaan rpijm bidang cipta karya kabupaten jepara

7.4.3 Format Umum Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan

Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity

building) di bidang keciptakaryaan perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) dari aparatur yang

menangani bidang keciptakaryaan tersebut. Peningkatan SDM dapat melalui pendidikan formal

maupun non formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus teknis yang mendukung tugas pokok

dan fungsi sehingga mendapatkan SDM yang profesional dan kompeten sesuai dengan bidangnya.

Untuk mendukung peningkatan SDM ini perlu didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah dalam

peningkatan profesionalisme aparatur sehingga pelaksanaan program yang tertuang dalam RPIJM

dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

diserahkan/ dikelola Dinas Cipta Karya ,Tata

Ruang dan Kebersihan

-DInas Cipta Karya,

Tata Ruang dan kebersihan, PDAM

-Swasta/Masyarakat

-Musyawarah/ Rembug Desa/

Kecamatan/ Kabupaten

-Dokumen Perencanaan yang telah

disusun (RPIJM) BAPPEDA

disetujui

diusulkan

(22)

VII-22

Pelaksanaan peningkatan kapasitas SDM Bidang Keciptakaryaan melalui pendidikan formal maupun nonformal dilakukan pada 3 tahun pertama dalam jangka menengah. Pada jangka waktu ini

juga dapat dilakukan penyesuaian kebutuhan personel untuk menambah tenaga pelaksana di

bidang Cipta Karya. Peningkatan kapasitas melalui pendidikan formal dapat dilakukan dengan

mengirimkan staf yang sudah memenuhi persyaratan tertentu untuk dapat mengikuti program

beasiswa, baik dari lembaga pusat maupun daerah. Sementara peningkatan kapasitas nonformal

dapat dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bintek. Sementara untuk peningkatan

Gambar

GAMBAR 7.4 Diagram Hubungan Antar Instansi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, faktor-faktor penyebab terjadinya pencabulan anak terdiri dari faktor lingkungan, faktor kebudayaan, faktor ekonomi, faktor media,

Penurunan tersebut disebabkan turunnya Ib pada seluruh subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar -1.08 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar -1.05

Hasil dari penelitian ini adalah model pemberdayaan wanita tani di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali yaitu model integrasi tanaman pertanian dengan peternakan yang

Mendakan biru terbentuk dan tidak larut apabila larutan ammonia berlebihan ditambah kepada larutan dalam Set II. III White precipitate is formed when lead(II) nitrate solution

Penilaian dan pandangan yang baik dari orang lain akan diterima secara positif dan penilaian yang kurang baik akan dijadikan motivasi untuk menjadi lebih baik;

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan PD BPR BKK Boyolali Cabang Andong sesuai dengan

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa asam askorbat konsentrasi 10% b/v menghambat proses non- enzimatik browning dan aktivitas enzim dehidrogenase, namun

The results show that the length of the outdoor 5-meter connecting pipe resulted in an average cooling time of 00:04:59, for the length of the 3 meter outdoor connecting pipe