Hellen Octavia. 8105108079.Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Pada Seksi Estensifikasi Kantor PelayananPajakPratamaCakungSatu, Jakarta
Timur. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Konsentrasi Pendidikan
EkonomiKoperasi, Jurusan Ekonomi dan Administrasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta, Desember 2013.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini ditulis oleh Praktikan dalam rangka memenuhi salah satupersyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan yang diwajibkan bagi setiap mahasiswa.
Tujuan dilaksanakan PKL adalah membina dan meningkatkan hubungan kerja sama antar pihak UNJ dan pihak lembaga, agar mahasiswa dapat memperoleh keterampilan serta menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang Perpajakan. PKL dilaksanakan pada KPP PratamaCakungSatu yang beralamat di Jl. PuloBuaran IV Blok JJ No. 1 KIP, Jakarta Timur, 13940, (021)-46826686.Selama satu bulan dari tanggal 25 Juni 2013 sampai dengan 25 Juli 2013.
Pada masa-masa awal praktek kerja lapangan, praktikan menghadapi kendala untuk beradaptasi dengan para pegawai di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cakung Satu. Untuk mengatasi kendala tersebut praktikan mencoba untuk lebih sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan para pegawai agar suasana kerja menjadi lebih nyaman.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama masa Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan untuk menganalisis kendala-kendala yang terjadi selama masa tersebut. Selain itu juga untuk memenuhi salah satu syarat akademik untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Jakarta jurusan Ekonomi dan Administrasi.
Penulisan laporan ini juga menunjukkan manfaat dari ilmu-ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah sehingga dapat diterapkan dalam dunia kerja secara nyata. Selain itu praktikan juga dapat mengembangkan potensi dalam dirinya sehingga mendapatkan pengalaman yang sangat bermanfaat untuk memasuki dunia kerja kelak.
Dalam laporan ini diterangkan penempatan praktikan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cakung Satu yang ditempatkan di seksi Ekstensifikasi. Kata Kunci: KPP Pratama Jakarta CakungSatu, Ekonomi, Pajak
iii
iv
Alhamdulillah.Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan baik dan
tepat waktu. Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah
satu persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Jakarta serta sebagai suatu bentuk
pertanggungjawaban penulis terhadap kegiatan PKL yang telah
dilaksanakan selama satu bulan. Dari pelaksanaan PKL dapat
disimpulkan bahwa penulis mendapat wawasan serta pengetahuan di
bidang perpajakan yang berguna bagi penulis dalam menghadapi dunia
kerja yang sesungguhnya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Pak Ari Saptono, S.Pd. selaku Dosen Pembimbing Laporan
PKL yang telah membantu memberikan saran serta berbagai
perbaikan demi tersusunnya laporan ini dengan baik.
2. Pak Rizaldi Kurniawan Ridwan, selaku Kepala Kantor KPP
Pratama Jakarta Cakung Satu.
3. Pak Irvan, selaku Kasubbag Umum KPP Pratama Jakarta
v
khususnya staf Sub Bagian Umum yang tidak dapat
disebutkan namanya satu per satu yang telah memberika
bantuan dan masukan selama praktikan PKL.
6. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orangtua
yang tak henti memberikan dukungan, baik secara moril
maupun materiil.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak memiliki
kekurangan, oleh karena itu penulis berharap saran serta kritik yang
membangun dari para pembaca untuk memperbaiki laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca. Amin.
Penulis
vi
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR LAMPIRAN... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan... 1
B. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan... 4
C. KegunaanPraktekKerjaLapangan... 5
D. Tempat Praktek Kerja Lapangan... 6
E. Jadwal Waktu Praktek Kerja Lapangan... 6
BAB II TINJAUAN UMUM TEMPAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN A. Sejarah Perusahaan... 8
vii
BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. Bidang Kerja... 25
B. Pelaksanaan Kerja... 31
C. Kendala Yang Dihadapi... 41
D. Cara Mengatasi Kendala... 42
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 46
B. Saran... 47
DAFTAR PUSTAKA 49
LAMPIRAN‐LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PKL
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sebagai salah satu institusi pendidikan
di Indonesia, terus berupaya untuk dapat menghasilkan mahasiswa yang
berkualitas, mahasiswa yang berkualitas tersebut bukan hanya mahasiswa
yang dapat memiliki pengetahuan serta wawasan luas namun juga mahasiswa
yang dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya ke dalam bentuk nyata
di dunia kerja sebagai bentuk kontribusi kepada Indonesia sehingga
mahasiswa lulusan UNJ diharapkan dapat membawa citra UNJ menjadi lebih
baik di mata masyarakat.
Perlu adanya pengembagan diri agar lebih kompeten pada bidangnya
masing-masing. Mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik
dibidangnya.Guna memenangkan persaingan didunia kerja yang semakin
ketat.Semua itu dapat dikembangkan oleh mahasiswa melalui proses
pembelajaran pada bangku kuliah ataupun melalui buku-buku dan
sebagainya. Akan tetapi, meskipun seseorang berasal dari latar belakang
pendidikan yang tinggi, tetapi jika ia tidak berkompeten dibidangnya dan
tidak memiliki keahlian lain yang dapat menunjang karirnya, maka orang
tersebut akan mengalami kesulitan untuk memasuki dunia kerja. Dalam
rangka pengembangan dan peningkatan kegiatan mahasiswa di masyarakat
mahasiswa, diantaranya kegiatan yang sangat membangun mahasiswa dengan
diadakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian dari mata
kuliah yang harus ditempuh sebagai salah satu syarat kelulusan bagi
mahasiswa Fakultas Ekonomi, UNJ. Tujuan kegiatan ini dilaksanakan sebagai
salah satu bentuk pengaplikasian ilmu-ilmu secara teoritis yang telah didapat
selama perkuliahan yang pengimplementasiannya dilakukan dalam kegiatan
PKL tersebut, salah satu ilmu serta teori yang akan diaplikasikan di tempat
PKL sesuai dengan latar belakang pendidikan praktikan adalah menganalisis
sistem perpajakan yang berjalan pada perusahaan/instansi pemerintah.
Kegiatan ini pula diharapkan dapat memupuk disiplin kerja dan
profesionalisme dalam bekerja agar dapat mengenal dunia atau lingkungan
kerja yang diharapkan akan bermanfaat bagi mahasiswa setelah
menyelesaikan perkuliahan.
Pengembangan kemampuan mahasiswa selain dapat dilakukan dengan
memberikan kuliah-kuliah di dalam kelas, juga dapat dilakukan dengan cara
memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan praktek kerja yang sesuai dengan
ilmu yang telah diperolehnya di dalam kelas. Untuk itulah diadakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) sebagai sarana bagi mahasiswa untuk dapat
mengembangkan kemampuan dan berlatih untuk menerapkan ilmu-ilmu yang
telah didapatnya di bangku kuliah dalam lingkungan kerja secara nyata.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan sesuai dengan kebutuhan
konsentrasi setiap mahasiswa. Selain untuk mengembangkan kemampuan
menciptakan suatu kerja sama antara Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
dengan instansi swasta ataupun pemerintahan tempat mahasiswa melakukan
praktek. Sehingga nama baik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang dibawa
oleh praktikan dapat memberi pengaruh positif dengan diterimanya
lulusan-lulusan Universitas negeri jakarta (UNJ) di instansi yang bersangkutan.
B. Maksud dan Tujuan PKL
Maksud yang hendak dicapai dalam kegiatan PKL antara lain adalah
untuk:
1. Mengaplikasikan, menerapkan, dan membandingkan pengetahuan
akademis yang telah didapatkan selama perkuliahan.
2. Menambah wawasan berpikir dan pengetahuan dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia kerja.
3. Melatih praktikan untuk bersikap dewasa, mandiri, dan
bertanggung jawab, serta dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja.
4. melaksanakan PKL sesuai dengan ilmu yang diperoleh di bangku
perkuliahan yaitu mengenai bidang perpajakan.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan PKL antara lain
bertujuan untuk:
1. Untuk menjalankan kewajiban Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yang merupakan mata kuliah prasyarat wajib bagi mahasiswa
Jurusan Ekonomi dan Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas
2. Untuk mendapatkan pengalaman kerja sebagai modal sebelum
memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
3. Untuk menerapkan pengetahuan akademis yang telah didapatkan,
dengan kontribusi pada instansi, secara jelas dan konsisten, serta
dengan komitmen yang tinggi.
4. Untuk memperoleh data dan informasi tentang KPP Pratama
Cakung Satu yang berguna sebagai bahan pembuatan laporan PKL.
C. Kegunaan PKL
Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan PKL diharapkan
dapat berguna:
1. Bagi Mahasiswa
a. Mengetahui dunia kerja yang sesungguhnya serta dapat
bersosialisasi dan berinteraksi dengan karyawan yang telah
berpengalaman di dunia kerja.
b. Mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat di bangku kuliah
dengan dunia kerja nyata.
c. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan bagi
praktikan dalam melakukan setiap pekerjaan.
2. Bagi Fakultas Ekonomi
a. Menjalin kerja sama dan mendapatkan umpan balik untuk
menyempurnakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
di lingkungan instansi/perusahaan dan tuntuan
konsep link and match dalam meningkatkan kualitas
layanan bagi dunia kerja.
b. Sebagai masukan untuk Program Studi Pendidikan
Ekonomi Konsentrasi Pendidikan Akuntansi dalam rangka
pengembangan program studi.
c. Mengukur seberapa besar peran tenaga pengajar dalam
memberikan materi perkuliahan untuk mahasiswa sesuai
dengan perkembangan yang terjadi di dunia kerja.
3. Bagi Instansi
a. Dapat membantu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang ditargetkan.
b. Dapat menjalin hubungan yang teratur, sehat, dan dinamis
antara instansi dengan lembaga perguruan tinggi, serta
menumbuhkan hubungan kerja sama yang saling
menguntungkan dan bermanfaat.
c. Instansi dapat merekrut mahasiswa apabila instansi
memerlukan tenaga kerja, karena instansi telah melihat
kinerja mahasiswa selama masa Praktek Kerja Lapangan
(PKL) berlangsung.
D. Tempat PKL
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan praktikan di:
nama instansi : KPP Pratama Jakarta Cakung Satu
alamat : Jl. Pulo Buaran IV Blok JJ KIP, Jakarta
no. telp :(021)-5703798
Bagian : Seksi Ekstensifikasi
Praktikan memilih KPP Pratama Jakarta Cakung Satukarena praktikan
ingin mengetahui bagaimana sistem perpajakan yang ada didalam KPP
Pratama Jakarta Cakung Satu tersebut. Disamping itu, praktikan merasa
tertarik untuk mengaplikasikan ilmunya dalam Bidang Ekonomi pada KPP
Pratama Jakarta Cakung Satu.
E. Jadwal Waktu PKL
Kegiatan PKL yang dilaksanakan praktikan terdiri dari tiga tahap,
yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dimulai bulan Maret praktikan
mendatangi tempat PKL untuk mencari tahu adanya kemungkinan
praktikan dapat melaksanakan PKL di tempat tersebut. Praktikan
menemui bagian Subbag Umum dari Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Cakung Satu untuk menanyakan hal mengenai
pelaksanaan PKL.
Setelah menetapkan pilihan dimana tempat praktikan akan
melaksanakan PKL, maka praktikan segera membuat surat
permohonan izin PKL ke BAAK dengan terlebih dahulu meminta
Waktu yang dibutuhkan untuk membuat surat adalah 3
(tiga) hari pada tanggal 22 maret 2013 Psetelah surat tersebut jadi
pada tanggal 25 Maret 2013. Lalu praktikan mengantarkan surat
tersebut ke kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak yang beralamat
di Jl. Pulo Buaran IV Blok JJ KIP, Jakarta Timur pada bulan
April.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pada tahap pelaksanaan PKL dilakukan selama 1
(satu) bulan dari tanggal 25 Juni 2013 sampai dengan 25 Juli
2013, Dengan waktu kerja sebanyak 5 (lima) hari dalam seminggu,
yaitu dari hari Senin sampai Jumat. Ketentuan PKL di KPP Pratama
Pulogadung, yaitu:
Masuk Kerja : 07.30 WIB
Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB
Istirahat Jumat : 11.30 – 13.00 WIB
Pulang : 17.00 WIB
3. Tahap Penyusunan
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan selama 1
bulan, praktikan memiliki suatu kewajiban kepada Fakultas
Ekonomi untuk memberikan laporan mengenai kegiatan yang
dilaksanakan di tempat praktikan melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan.Kegiatan pada tahap penyusunan laporan PKL dimulai
dari tanggal 26 Juli 2013 hingga 10 Desember 2013 dengan
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
A. Sejarah Perusahaan
Sejarah Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada umumnya, mulanya
merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu :
1. Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak
berdasarkan perundang-undangan dan melakukan tugas
pemeriksaan kas Bendaharawan Pemerintah;
2. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap
barang-barang sitaan guna pelunasan piutang pajak Negara;
3. Jawatan Akuntan Pajak yang bertugas membantu Jawatan Pajak
untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan
Wajib Pajak Badan; dan
4. Jawatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah
pada Ditjen Moneter) yang bertugas melakukan pungutan pajak
hasil bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun 1963 dirubah
menjadi Direktorat Pajak Hasil Bumi dan kemudian pada tahun
1965 berubah lagi menjadi Direktorat Iuran Pembangunan Daerah
(IPEDA).
Dengan keputusan Presiden RI No. 12 tahun 1976 tanggal 27 Maret
1976, Direktorat Ipeda diserahkan dari Direktorat Jenderal Moneter kepada
Undang-undang RI No. 12 tahun 1985 Direktorat IPEDA berganti nama menjadi
Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Demikian juga unit kantor di daerah yang semula bernama Inspeksi
Ipeda diganti menjadi Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Dinas
Luar Ipeda diganti menjadi Kantor Dinas Luar PBB.
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk
beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ItDa) yaitu di Jakarta dan beberapa
daerah seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur.
Inspektorat Daerah ini kemudian menjadi Kanwil Ditjen Pajak (Kantor
Wilayah) seperti yang ada sekarang ini.
1924 – Djawatan Padjak dibawah Departemen Van Financien berdasar
Staatsblad 1924 No. 576 Artikel 3
1942 – Djawatan Padjak dibawah Zaimubu (Djawatan Padjak, Bea
Cukai dan Padjak Hasil Bumi)
1945 – berdasarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD Urusan Bea
ditangani Departemen Keuangan Bahagian Padjak
1950 – Djawatan Padjak dibawah Direktur Iuran Negara
1958 – Djawatan Padjak dibawah vertikal langsung Departemen
Keuangan
1964 – Djawatan Padjak berubah menjadi Direktorat Pajak dibawah
pimpinan Menteri Urusan Pendapatan Negara
1965 – Direktorat IPEDA di bawah Ditjen Moneter
1966 – Direktorat Padjak diubah menjadi Direktorat Jenderal Pajak
1983 – Tax Reform I berlakunya Self Assesment
1985 – IPEDA berganti nama menjadi Direktorat PBB
2000 – Tax Reform II
2002 – Modernisasi Birokrasi
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan institusi penting
di negara ini dimana saat ini dipercaya mengumpulkan sekitar 80% dari
dana APBN, ternyata mempunyai sejarah panjang sejak sebelum
proklamasi kemerdekaan RI. Sejarah singkat DJP terbagi dalam beberapa
periode sebagai berikut:
1. Pra Proklamasi Kemerdekaan RI
Pada zaman penjajahan Belanda, tugas pemerintahan dalam bidang
moneter dilaksanakan oleh Departemen Van Financien dengan dasar
hukumnya yaitu Staatsblad 1924 Number 576, Artikel 3.
Pada masa penguasaan Jepang, Departemen Van Financien diubah
namanya menjadi Zaimubu. Djawatan-djawatan yang mengurus
penghasilan negara seperti Djawatan Bea Cukai, Djawatan Padjak, serta
Djawatan Padjak Hasil Bumi. Ketiganya digabungkan dan berada di
bawah seorang pimpinan dengan nama Syusekatjo.
2. Periode 1945-1959
Maklumat Menteri Keuangan Nomor 1 Tanggal 5 Oktober 1945
yang menyatakan bahwa seluruh Undang-undang atau peraturan tentang
perbendaharaan Keuangan Negara, pajak, lelang, bea dan cukai,
peraturan yang ada sebelumnya sampai dengan dikeluarkannya peraturan
yang baru dari pemerintah Indonesia.
Sedangkan Penetapan Pemerintah tanggal 7 November 1945 No.
2/S.D. memutuskan bahwa urusan bea ditangani Departemen Keuangan
Bagian Pajak mulai tanggal 1 Nopember 1945 sesuai dengan Putusan
Menteri Keuangan tanggal 31 Oktober 1945 No. B.01/1. Akhir tahun 1951
Kementerian Keuangan mengadakan perubahan dimana Djawatan Padjak,
Djawatan Bea dan Cukai dan Djawatan Padjak Bumi berada dibawah
koordinasi Direktur Iuran Negara
.
3. Periode 1960-1994
Tahun 1964 Djawatan Padjak diubah menjadi Direktorat Pajak
yang berada dibawah pimpinan Pembantu Menteri Urusan Pendapatan
Negara. Kemudian pada tahun 1966 berdasarkan Keputusan Presidium
Kabinet No. 75/U/KEP/11/1966 tentang Struktur Organisasi dan
Pembagian Tugas Departemen-Departemen, Direktorat Padjak diubah
menjadi Direktorat Djenderal Padjak yang membawahi Sekretariat
Direktorat Djenderal, Direktorat Padjak Langsung, Direktorat Padjak
Tidak Langsung, Direktorat Perentjanaan dan Pengusutan,dan Direktorat
Pembinaan Wilayah.
Sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan No. KMK-
443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 mengenai organisasi dan tata
kerja Kanwil DJP, KPP, KPPBB, Karikpa, dan KP4, kantor-kantor
Kanwil DJP Jakarta Raya III. Pada tahun 2003 terjadi perubahan struktur
organisasi, sehingga kanwil DJP Jakarta Raya III dipecah menjadi 2 (dua)
yaitu menjadi Kanwil DJP Jakarta III yang membawahi kantor-kantor di
wilayah Jakarta Selatan dan Kanwil DJP Jakarta IV yang membawahi
kantor-kantor di wilayah DJP Jakarta Timur.
Setelah ditetapkannya sistem administrasi modern, Kanwil DJP
Jakarta IV brubah menjadi Kanwil DJP Jakarta Timur, sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tanggal 22
Desember 2006 tentang Organisasi dan Tata kerja Instansi Vertikal.
KPP PratamaCakungSatumembawahitigakelurahan di
dalamsatukecamatancakung, yaitu:
1. Jatinegara
2. Penggilingan
VISI dan MISI Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama(KPP) Cakung Satu
VISI:
Menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan
sistem dan manajemen perpajakan yang dipercaya dan di banggakan oleh
masyarakat.
MISI:
FISKAL : Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampumenunjang kemandirian
pembiayaan pemerintah berdasarkan Undang-Undang
Pepajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi
yang tinggi.
EKONOMI : Mendukung kebijaksanaan pemerintah dalam mengatasi permasalahanekonomi bangsa dengan
kebijakan minimazing distortion.
POLITIK : Mendukung proses demokratisasi.
KELEMBAGAAN :Senantiasa memperbaharui diri selaras dengan aspirasi masyarakat danteknokrasi
perpajakan serta administrasi perpajakan
B. Struktur Organisasi
Dalamsuatuorganisasi, badanusaha,
ataupuninstansimembutuhkanadanyastrukturorganisasi.StrukturOrganisasiadalahS
uatususunandanhubunganantaratiapbagiansecaraposisi yang
adapadaperusahaaandalammenjalinkegiatanoperasionaluntukmencapaitujuan.Stru
kturorganisasi adalahbagaimanapekerjaandibagi, dikelompokkan,
dandikoordinasikansecara formal.1Strukturorganisasi di DirektoratJenderalPajak
Kantor PelayananPajak (KPP)
PratamaCakungSatusudahmenerapkanstrukturorganisasi yang
berdasarkanfungsidanspesialisasi, memilikiSumberDayaManusia yang kompeten,
saranakantor yang memadai, dantatakerja yang transparan.
Dan sesuai dengan Lampiran : I-11 Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor
535/KM.1/2001 tanggal 14 November 2001 tentang Susunan dan Tugas
Koordinator Pelaksana Dilingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Struktur
organisasi Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama(KPP)
Cakung Satu adalah sebagai berikut :
1
KPP Pratama Cakung Satu.SaatiniKepala Kantor di KPP
PratamaCakungSatudijabatolehRizaldiKurniawanRidwan.
2. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga.
Tugas Kepala Sub Bagian Umum :
1. Pelaksanaan tugas di bidang administrasi penerimaan dan
pengiriman surat-surat serta pelaksanaan tugas bendaharawan.
2. Mendistribusikan surat-surat masuk kepada seksi yang
bersangkutan dan pengiriman surat-surat keluar kepada instansi
terkait.
3. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas
bendaharawan rutin.
4. Memberi nasehat dan menegakkan disiplin pegawai bawahan
5. Memberi penilaian atas pelaksanaan pekerjaan pegawai bawahan.
Sub BagianUmumdiketuaiolehIrvan RY,
sedangkanKasiSekretariatdijabatoleh Nelly Lynce.
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi perpajakan (PDI) Tugas Seksi PDI :
a. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data
perpajakan
c. Perekaman dokumen perpajakan
d. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan.
e. Pengalokasian pajak bumi dan bangunan (PBB) dan Bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB)
f. Pelayanan dukungan teknis komputer
g. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling
h. Pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG serta penyiapan laporan kinerja.
KepalaSeksi (Kasi) PDI dijabatolehHoslinda.
4. Seksi Penagihan
Tugas seksi penagihan :
a. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak & memproses
permohonan pengangsuran pajak
b. Pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak
c. Penagihan aktif
d. Mengusulkan penghapusan piutang pajak
e. Penyimpanan dokumen - dokumen penagihan
Jurusita Pajak :
Jurusita pajak adalah pelaksana pada KPP yang telah mendapat
Tugas Jurusita Pajak :
Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika Dan Sekaligus
(SPPSS)
1) Memberitahukan Surat Paksa (SP)
2) Melaksanakan penyitaan barang penanggung pajak
berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
(SPMP)
3) Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah
penyanderaan.
4) Jurusita pajak dalam melaksanakan tugasnya harus
dilengkapi dengan kartu tanda pengenal dan
memperlihatkan kepada penanggung pajak.
KepalaSeksi (Kasi) PenagihandijabatolehDaniMeisa.
5. Seksi pengawasan dan Konsultasi ( Waskon ) Tugas Seksi Waskon :
a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan dari
wajib pajak terdaftar
b. Memberikan bimbingan / himbauan kepada wajib pajak dan
konsultasi tekhnis perpajakan
c. Penyusunan profil wajib pajak
d. Menganalisis kinerja wajib pajak
e. Melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan
SeksiWaskon di KPP
PratamaCakungSatudibagimenjadiempat.SeksiWaskon I yang
diketuaiolehWawanHendratno, SeksiWaskon II yang
diketuaiolehAgusSyaifudin, SeksiWaskon III yang diketuaioleh Ronald
Sinaga, dan yang terakhirSeksiWaskon IV yang
diketuaiolehMusliminMapellawa.
Dalam organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama terdapat
jabatan Account Representative (Staff Pendukung Pelayanan) yang berada dibawah pengawasan dan bimbingan Kepala Seksi Pengawasan dan
Konsultasi.
Account Representative (AR) merupakan Petugas di Kantor Pajak, yang memantau keadaan wajib pajak sebagai penghubung dan tempat
konsultasi antara Wajib Pajak dengan Kantor Pelayanan Pajak.
Keberadaan Account representative (AR) merupakan bentuk peningkatan pelayanan kepada wajib pajak. Wajib pajak akan dilayani oleh Account Representative (AR) yang telah ditunjuk sehingga akan terjalin keterbukaan.
Account Representative (AR) berkewajiban melaksanakan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan, melaksanakan bimbingan
dan melaksanakan himbauan kepada
Tugas Account Representative (AR) :
a. Melayani penyelesaian permohonan restitusi PPN.
b. Melayani penerbitan suat perintah membayar kelebihan pajak
c. Melayani penyelesaian permohonan legalisasi ijin prinsip
pembebasan PPh pasal 22 impor.
d. Melayani penyelesaian surat keterangan bebas (SKB) pemungutan
PPh pasal 22 impor .
Jangka waktu penyelesaian :
a. 2 bulan sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap
b. 4 bulan sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap.
c. 12 bulan sejak saat permohonan diterima secara lengkap.
d. 3 minggu sejak SKPLB diterbitkan atau 3 minggu sejak
permohonan diterima secara lengkap.
e. 3 minggu sejak surat permohonan diterima secara lengkap.
f. 5 hari kerja sejak surat permohonan diterima secara lengkap.
6. Seksi Ekstensifikasi
Tugas Seksi Ekstensifikasi :
a. Melakukan pengamatan dan penggalian potensi perpajakan.
SuratEdaranDirekturJenderalPajakNomor SE.06/PJ.9/2001
tanggal 11 Juli 2001
mengenaipelaksanaanekstensifikasiWajibPajakdanintensifkasipaja
k.
PeraturanDirekturJenderalPajakNomor PER-16/PJ/2007
tanggal 25 Januari 2007
tentangPemberianNomorPokokWajibPajak Orang Pribadi yang
PemegangSahamatauPemilikdanPegawaimelaluiPemberiKerjaatau
BendaharawanPemerintah, termasukKegiatanMulti Level
Marketing, Pemasokdansejenisnya. b. Pendataan objek dan subjek pajak.
PeraturanDirekturJenderalPajakNomor PER175/PJ./2006
tanggal 19 Desember 2006 tentang Tata Cara Pemutakhiran Data
ObyekPajakdanEkstensifikasiWajibPajak Orang Pribadimelalui
yang melakukanKegiatan Usaha dan/atauMemilikiTempat Usaha
di TempatPerdagangandan/atauPertokoan.
c. Penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi.
Ekstensifikasi wajib pajak berguna untuk menambah
jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam
administrasai DJP. Sedangkan intensifikasi pajak berguna untuk
mengoptimalkan penerimaan pajak dari Wajib Pajak yang telah
terdaftar, ataupun Wajib Pajak baru dari hasil kegiatan
ekstensifikasi Wajib Pajak.
Di dalamSeksi EkstensifikasiterdapatKepalaSeksi (Kasi) dan
Petugas Seksi Ekstens di manapraktikan di tempatkan.KepalaSeksi (Kasi)
EkstensifikasidijabatolehRiyadiHari Prasetya.
7. SeksiPemeriksaandanKepatuhanInternal
TugasSeksiPemeriksaan:
a. Melakukanpenyusunanrencanapemeriksaan.
c. PenerbitandanpenyaluranSuratPerintahPemeriksaanPajaksertaad
ministrasipemeriksaanperpajakanlainnya.
KepalaSeksi (Kasi) PemeriksaandijabatolehSuryawan.
8. Seksi Pelayanan
Tugas Seksi Pelayanan :
a. Menetapkan penerbitan produk hukum perpajakan
b. Mengadministrasikan dokumen dan berkas perpajakan
c. Menerima dan mengolah surat pemberitahuan serta penerimaan
surat lainnya
d. Memberikan penyuluhan perpajakan
e. Melaksanakan registrasi wajib pajak
f. Melakukan kerja sama perpajakan
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyaitugasmelakukankegiatansesuaidenganjabatanfungsiona
lmasing-masingberdasarkanperaturanperundang-sundangan yang
berlaku.KelompokjabatanFungsionalterdiridarisejumlahjabatanfungsional
yang terbagidalamberbagaikelompoksesuaidenganbidangkeahliannya
yang dikoordinasikanolehpejabatfungsional senior yang ditunjukKepala
Kantor Wilayah DJP Jakarta I atauKepala KPP Pratama Jakarta
C. Kegiatan Umum Perusahaan
Secara umum kegiatan yang dilakukan di Direktorat Jenderal Pajak
Kantor Pelayanan Pajak Pratama(KPP) Cakung Satu, adalah:
1. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,
pengamatan perpajakan dan ekstensifikasi Wajib Pajak.
2. Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan, Surat
Pemberitahuan Masa serta berkas Wajib Pajak.
3. Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan
Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung
lainnya.
4. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian
restitusi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan
atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung lainnya.
5. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan.
6. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak.
7. Pembetulan Surat Ketetapan Pajak.
8. Pengurangan sanksi pajak.
9. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan.
25
A. Bidang Pekerjaan
SelamamelaksanakanPraktekKerjaLapangan (PKL) di DirektoratJenderalPajak
Kantor Pelayanan Pajak Pratama wilayahCakungSatupraktikanditempatkan pada
Seksi Ekstensifikasi.
Dalam istilah perpajakan di Indonesia, Ekstensifikasi adalah kegiatan yang
dilakukan untuk memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) kepada Wajib
Pajak Orang Pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang
saham/pemilik dan pegawai, maupun Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan
kegiatan usaha dan/atau memiliki tempat usaha di pusat perdagangan dan/atau
pertokoan.2
Kegiatan Ekstensifikasi ini dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak
Pratama melalui Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.
Dasar Peraturannya adalah :
a. Per-16/PJ/2007 tentang Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Orang
Pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang
saham/pemilik dan pegawai melalui pemberi kerja/bendaharawan
pemerintah.
2
b. Per-116/PJ/2007 tentang Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi melalui
Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan, sebagaimana telah diubah
melalui Per-32/PJ/2008.
c. Per-35/PJ/2008 tentang Kewajiban Pemilikan Nomor Pojok Wajib Pajak
dalam rangka pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.3
Dari peraturan diatas, pegawai seksi ektensifikasi bekerja berdasarkan peraturan
perundang-undangan tersebut, singkatnya yaitu mencari potensi wajib pajak,
mendata, dan melakukan perluasan potensi dari wajib pajak
Adapunbidangkerja yang dilakukanpadaSeksi Ekstensifikasiadalah:
1. Tugas pokok :
a. Melakukanpengamatandanpenggalianpotensiperpajakan
PeraturanDirekturJenderalPajakNomor PER-16/PJ/2007
tanggal 25 Januari 2007
tentangPemberianNomorPokokWajibPajak Orang Pribadi yang
BerstatussebagaiPengurus, Komisaris,
PemegangSahamatauPemilikdanPegawaimelaluiPemberiKerjaata
uBendaharawanPemerintah, termasukKegiatanMulti Level
lisasiperpajakan.Denganpengelolaperkantoran, KPP
bisamencaritahukemungkinanadanyapotensiWajibPajakbaru di
kantor-kantortersebut.
SeksiEkstensifikasimelakukancanvassing (penyisiran), sosialisasiperpajakankemasyarakat.Canvassingadalahkegiatanpenyi
siran yang dilakukan di
pusatperdaganganataupertokoangunamencariWajibPajak yang
belumterdaftar.5
Pencarian potensi wajib pajak dapat dilakukan oleh seksi
ekstensifikasi disekolah, perusahaan industri, instansi
kepemerintahaan, pasar, dan masyarakat melalui kantor kelurahan
setempat. Bentuk sosialisasi yang dilakukan yakni :
1) Disekolah, dilakukan sosialisasi berupa seminar
terhadap petinggi sekolah seperti ketua yayasan atau
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staf TU,
guru-guru dan perwakilan orang tua murid. Seminar
disekolah dilakukan pada saat dana BOS masuk ke
sekolah tersebut, hal ini agar pihak sekolah
mengetahui bahwa adanya aspek perpajakan dalam
penggunaan dana BOS.
2) Perusahaan, dilakukan sosialisasi berupa seminar
terhadap petinggi perusahaan dan karyawan baru
5
maupun lama. Sosialisasinya berupa seminar pada
saat perekrutan karyawan baru, isi seminar
menyampaikan bahwa penghasilan yang diperoleh
diharapkan sudah terpotong pajak untuk
pembangunan negara.
3) Masyarakat, sosialisasi dilakukan di kantor
kelurahan setempat, dimasyarakat inilah yang
sangat kurang sekali informasi tentang perpajakan,
disini masyarakat yang berpotensi wajib pajak di
wajibkan mempunyai NPWP, banyak masyarakat
yang enggan memiliki NPWP, dikarnakan takut
membayar pajaknyanya besar, maka dari itu
dilakukan penyuluhan agar masyarakat cerdas
dalam memahami pajak, dalam pembayaran pajak
dilakukan sangatlah terbuka dan transparan, dan
selain itu bila memang tidak berpenghasilan maka
pajak yang diperoleh adalah nihil, dan pemilikan
NPWP untuk masyarakat biasanya untuk
mempermudah KMS (kegiatan membangun sendiri)
bila ada KMS maka wajib pajak tersebut harus
mempunyai NPWP, bila sudah dihimbau tetapi
tidak juga memiliki NPWP, maka wajib pajak
b. Pendataanobjekdansubjekpajak
Pendataan objek dan subjek pajak dilakukan di kantor pajak
dengan memasukan data secara online dan saring kembali data
tersebut untuk dilakukan penghimbauan pembuatan NPWP.
Pembuatan NPWP bisa dilakukan sendiri oleh wajib pajak dimana
pun berada secara online, meskipun tidak semua wajib pajak ingin
membuat NPWP sendiri. Maka seksi ekstensifikasi yang bertugas
membuat NPWP setelah selesai melakukan pengamatan.
Sesuai dengan Per-35/PJ/2008 tentang Kewajiban
Pemilikan Nomor Pojok Wajib Pajak dalam rangka pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunan.6
Banyak manfaat yang diperoleh dari pemilikan NPWP
yaitu, mempermudahuntukpengajuankredit,
memudahkanuntukmelakukantransaksisesuaibatasjumlah yang
ditentukan,
mendapatdispensasiapabilaandaakanmelakukanperjalanankeluarne
geri.
c. Penilaianobjekpajakdalamrangkaekstensifikasi.
Ekstensifikasiwajibpajakbergunauntukmenambahjumlahwa
jibpajakterdaftardanperluasanobjekpajakdalamadministrasai DJP.
6
Per-116/PJ/2007 tentang Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang
Pribadi melalui Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan,
sebagaimana telah diubah melalui Per-32/PJ/2008.7
Penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi ini
berbeda dengan yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam
menghitung besarnya pajak bumi dan bangungan (PBB) yang harus
dibayar oleh wajib pajak. Dapat diketahui untuk perihal tentang
PBB sudah tidak merupakan tanggung jawab Kantor Pajak. PBB
sudah merupakan anggaran otonomi daerah. Penilaian yang
dilakukan seksi ekstensifikasi iyalah dimana penghasilan wajib
pajak yang sudah terdaftar mengalami peningkatan penghasilan
tetapi data menunjukan tidak adanya peningkatan. Maka data wajib
pajak yang memiliki masalah demikian datanya direvisi atau
diperbaharui sesuai keadaan terbaru.
2. Tugastambahan:
a. Sensus Pajak
Dalam perpajakan ada kegiatan pendataan wajib pajak
secara masal yang di jadwalkan setiap tahunnya oleh Direktorat
Jendral Pajak yaitu Sensus Pajak. Sensus Pajak merupakan proyek
untuk Seksi Ekstensifikasi. Diluar proyek sensus pajak, tugas
utama seksi ini adalah mencari potensi-potensi wajib pajak dalam
perpajakan. Sensus pajak ini ada deadline dan target yang harus
7
dipenuhi dalam waktu yang singkat untuk pendataan wajib pajak.
Biasanya sensus pajak dilakukan pada bulan September sampai
bulan November. Sensus pajak ini sasarannya adalah wajib pajak
pribadi dan wajib pajak perusahaan.
b. Pembayaran SPT tahunan
Pembayaran SPT tahunan dilakukan pada bulan maret,
banyak wajib pajak pribadi atau perusahaan datang ke kantor
pajak. Hal ini membuat suasana kantor tidak kondusif.
Pembayaran SPT ini dilakukan oleh seksi pelayanan, tetapi karna
ada batasan waktu dan tempat maka seksi ekstensifikasi turut
membantu dan melayani wajib pajak yang ingin membayar SPT
tahunan.
B. Pelaksanaan PKL
Praktikanmelaksanakanpraktekkerjalapanganselamasatubulan.Terhitungseja
ktanggal25Juni sampaidengan25Juli 2011.Kegiatan PKL
inidilakukansesuaiharikerja yang berlaku di KPP
PratamaCakungSatuyaituhariSeninhinggaJumat, denganwaktukerjapukul
08.00-17.00 WIB.
Praktikan diberi tugas untuk mendata objek dan subjek pajak yang di amati
oleh pegawai pajak di seksi ekstensifikasi. Praktikan mempelajari bagaimana cara
mendata dari hasil pengamatan yang dilakukan pegawai pajak pada saat di
yang disebut perekaman data wajib pajak. Menginput semua identitas dan hasil
pengamatan secara online dari Formulir Identitas Sensus (FIS). Praktikan diberi
500lembar FIS dari hasil pendataan sensus pajak 2012. Praktikan melalukakan
verifikasi data yang ditulskan oleh wajib pajak dilembar FIS.Berikut catatan
harian kerja praktikan pada saat pengimputan FIS di situs online BOSPN.
Tabel III.1 Penginputan FIS/hari
Data diolah oleh penulis
Pada tabel III.1 seperti diatas menggambarkan kegiatan paktikan bekerja,
penginputan dilakukan setiap hari sejumlah 500FIS. Seksi ekstensifikasi diberi
2000 lembar FIS yang harus dikerjakan sebelum libur hari raya idul fitri, kurang
NO Tanggal Jumlah FIS/hari
lebih target yang diberikan kepala kantor pada seksi ektensifikasi hanya satu
bulan. Ada 3 pegawai yang terdapat dibawah perintah kepala seksi ektensifikasi,
masing-masing juga diberikan 500lembar FIS per pegawai. Kami kerja saling
membantu dan cukup santai. Bahkan praktikan bisa mengerjakan 510lembar FIS,
praktikan turut membantu kerja pegawai yang lain untuk membantu sosialisasi
agar suasana kerja lebih nyaman dengan para pegawai pegawai.
Tidak hanya sekedar menginput FIS kesitus BOSPN, tetapi praktikan juga
harus
mempelajari
identitas
wajib pajak.
berikut
penjelasan dari
Gamba
r III.1
FIS
SPN
2013
Gambar III.2 FIS SPN 2012 hal.2
Pada gambar III.1 dan gambar III.2 nampak pengisian lembar FIS SPN
2013 yang berisi identitas wajib pajak. Pada gampar III.1 praktikan mengecek
apakah nomor objek pajak (NOP) yang diisi wajib pajak diisi atau tidak, lalu
praktikan juga mengecek apakah wajib pajak mempunyai NPWP atau tidak.
Dilembar kedua pada gambar III.2 praktikan memperhatikan identitas lainnya
seperti wajib pajak sudah menikah atau belum dan mempunyai tanggungan anak
atao saudara atau tidak, lalu praktikan memprhatikan pekerjaan dan pendapatan
kotor wajib pajak. setelah itu praktikan memntukan apakah wajib pajak itu berada
>PTKP atau <PTKP.
Disini ilmu praktikan pada saat mata kuliah perpajakan sangatlah perberan
dimana praktikan menghitung penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dengan
rumus dan perhitungan yang sudah dipelajari dan penentuan tarif pajak yang
sudah diperbaharui setiap tahunnya. Berikut pembaharuan tarif untuk menghitung
penghasilan tidak kena pajak :
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah pengurangan
terhadap penghasilan bruto orang pribadi atau perseorangan sebagai wajib
pajak dalam negeri dalam menghitungpenghasilan kena pajak yang
menjadi objek pajak penghasilan yang harus dibayar wajib
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan.
PerubahanterbarumengenaitarifPajakPenghasilanTidakKenaPajaksesuaide
ngan PMK-162/PMK.011/2012 terhitung 1 Januari 2013 berlaku.Besarnya
PTKP tersebut adalah:
1) Rp 24.300.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi;
2) Rp 2.025.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)
tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin;
3) Rp 24.300.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami.
4) Rp 2.025.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)
tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang
menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang
untuk setiap keluarga.
Besaran PTKP menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 ini
berlaku mulai 1 Januari 2009.8
8
Dikarnakan untuk megefesienkan waktu bekerja ada peraturan dari kantor
pajak yaitu pentuan <PTKP dan >PTKP itu ditetapkan dengan gaji diatas
Rp2.050.000,-. Bila wajib pajak tersebut diatas mempunyai gaji sebesar
Rp3.000.000,- dan tidak mempunyai NPWP maka wajib pajak tersebut
dihimbaukan untuk membuat dan memiliki NPWP.
Data wajib pajak yang sudah diamati lalu dilakukan proses pendataan yang
disebut perekaman data wajib pajak. menginput semua identitas dan hasil
pengamatan secara online yaitu di situs Back Office Sensus Pajak Nasional
(BOSPN) yang merupakan aplikasi penyimpanan data wajib pajak dari hasil
sensus.
Di situs BOSPN ini terdapat username dan password yang harus
dimasukan ketika login. Username dan password ini bersifat rahasia, setiap
pegawai dikantor pajak mempunyai username dan password yang berbeda-beda
dan bersifat peribadi dan rahasia. Disini praktikan dipercaya untuk menggunakan
username dan password salah satu pegawai seksi ekstensifikasi dengan syarat
tidak menyebar luaskan ke publik dan menjaga kerahasiaan data wajib pajak yang
Gambar III.3 login BOSPN
Pada gambar III.3 terdapat perintah masukan username dan password,
maka praktikan login dengan menggunakan username dan password yang dimiliki
pegawai seksi ekstensifikasi. Setelah berhasil login akan terdapat keterangan pada
Gambar III.4 Pembuatan LHV
Pada gambar III.4 terdapat halaman muka yang berisi pembutan lembaran
himbauan verivikasi (LHV), yang dimaksudkan yaitu mebuatan lembar himbauan
yang sudah diverifikasi. Jadi data yang ada di FIS SPN 2012, yang sudah amati
tadi diseleksi wajib pajak nama saja yang tergolong diatas PTKP tetapi tidak
mempunyai NPWP, diaplikasi inilah mebuatan surat himbauan yang ditujukan
pada wajib pajak yang bersangkutan. Bila wajib pajak dibawah PTKP dan tidak
mempunyai NPWP maka tidak ada himbauaan untuk pembuatan NPWP tetapi
diidentifikasi kembali data wajib pajaknya.
Dalam pengisian formulir sensus pajak banyak wajib pajak yang sudah
mempunyai NPWP tidak mencantumkan no NPWPnya. Guna mengantisipasi
yang tidak lengkap di situs resmi sangat rahasia milik Direktorat Jendral Pajak
(DJP) yakni PORTAL. Berikut situs aplikasi PORTAL tersebut :
Gambar III.5 login PORTAL
Sama seperti BOSPN situs ini juga meminta username dan password untuk
login, dan praktikan penggunakan username dan password yang bersifat rahasia
milik pegawai seksi ekstensifikasi. Setelah berhasil login akan muncul tampilan
Gambar III.6 Aplikasi PORTAL DJP
Praktikan melihat data dari lembar formulir identitas sensus sensus pajak
nasional (FIS SPN), lalu mengamati kelengkapan data yang ditulis wajib pajak.
Praktikan mengecek data wajib pajak di PORTAL pada gambar III.6, PORTAL
adalah situs online berupa aplikasi yang dimiliki DJP untuk menyimpan data
wajib pajak, lalu praktikan ditugaskan untuk mengecek valid atau tidaknya data
wajib pajak. dengan mengeklik toolbar data wajib pajak pada menu aplikasi
PORTAL DJP. Setelah itu klik daftar wajib pajak, lalu cari wajib pajak
berdasarkan nama, tanggal lahir, atau no NPWP, maka akan keluar data lengkap
wajib pajak yang dicari.
Praktikan selain bekerja menginput data FIS SPN 2012, prktikan juga
NPWP dengan wajib pajaknya tersebut datang langsung ke kantor pajak dengan
membawa fotocopy KTP.
Pada saat proses pembuatan NPWP wajib pajak melampirkan fotocopy
KTP untuk pengisian identitas. Pengisian kodepos pada alamat rumah sangat
harus dicantumkan, tak banyak wajib pajak yang tidak mencantumkan kodepos,
maka praktikan membantu mencari kodepos berdasarkan kelurahan dan
kecamatan di wajib pajak berada melalui situs resmi kodepos indonesia.
KegiatanekstensifikasiWajibPajaktercapaiapabilajumlahwajibpajaktedaftar
mengalamipeningkatan,
dankegiatanintensifikasipajaktercapaitargetnyaapabilajumlahpenerimaanpajakmen
ingkatdariWajibPajak yang telahterdaftar.SeksiWaskondanSeksiEkstensifikasi di
KPP PratamaCakung Satutelahcukupberhasildalammencapai target tersebut,
karenajumlahWajibPajakbarudanjumlahpenerimaanpajakterusmeningkat. Namun
KPP akanlebihberkerjakeraslagiuntukmenetapkan target yang lebihtinggi agar
C. Kendala yang dihadapi
Adapun kendala yang dihadapi seksi ektensifikasi dalam menjalankan
kegiatan ekstensifikasi perpajakan, yaitu :
1. Kurangnyakesadaranmasyarakat, yang telahmaupun yang
belummenjadiWajib Pajakdalammenjalankankewajibannya
diperpajakan
2. Kurangnyakerjasamadenganpihakluar
DalammelaksanakanPraktikKerjaLapangan (PKL),
Praktikanmenghadapikendala-kendaladalammelaksanakanpekerjaan, antara lain:
1. Saat memulai praktek kerja lapangan praktikan merasa kurang dapat
beradaptasi dengan para pegawai yang ada di SeksiEkstensifikasi KPP
PratamaCakungSatu.
2. Pada saat pendataan banyak sekali data identitas wajib pajak yang
tidak lengkap, sulit dimengerti, dan tidak valid.
3. Pendaftaran pembuatan NPWP secara online dikantor sering sekali
terhambat dikarnakan koneksi internet yang suka mengalami trouble.
Dan identitas wajib pajak yang tidak lengkap atau tidak terbaca dapat
D. Cara Mengatasi Kendala
Untuk menghadapi kendala-kendala tersebut, carapegawai seksi
ekstensifikasi untuk mengatasinya yaitu :
1. Kurangya kesadaran masyarakat akan pajak dapat
disosialisakan dan di beri arahan tentang pengertian pajak
menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH., yaitu:
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar p engeluaran umum”.9
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang) dengan
tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk
dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.Dari Pengertian Pajak
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur
sebagai berikut:
a. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang
serta aturan pelaksanaannya
b. Sifatnya dapat dipaksakan. Hal ini berarti pelanggaran atas
aturan perpajakan akan berakibat adanya sanksi
9
c. Tidak ada kontra prestasi atau jasa timbal dari negara yang
dapat dirasakan langsung oleh pembayar pajak
d. Pemungutan pajak dilakukan oleh negara baik pusat
maupun daerah (tidak boleh dilakukan oleh swasta yang
orientasinya adalah keuntungan)
e. Pajak digunakan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi
kepentingan umum.
Dengan diberikannya pengertian dasar tentang pajak
ini masyarakat akan mudah memahami tentang wajibnya
membayar pajak, dan menjadi wajib pajak yang koorperatif.
2. Dalam kegiatan ekstensifikasi sangat dibutuhkan kerjasama
dalam pengambilan data wajib pajak seperti dari Pemda atau
perusahaan, maka pegawai ekstensifikasi memberi penyuluhan
atau pendekatan secara persuasif agar pihak luar tersebut mau
membantu memberikan data wajib pajak tersebut.
Berikut cara yang digunakanPraktikanuntukmengatasi kendala,
adalahsebagaiberikut:
1. Praktikan mencoba beradaptasi dengan para pegawai di dalam KPP
Pratama Jakarta Cakung Satu dengan cara bertanya maupun
berbincang-bincang, dan praktikan menganggap mereka adalah orang yang
berpengalaman yang dapat membimbing praktikan dalam pelaksanaan
2. Bila mendapatkan data wajib pajak yang tidak lengkap, sulit dimengerti
dan tidak valid, praktikan melakuakan pengecekan di BOSPN dan Portal
melalu online.
3. Menurut Per-16/PJ/2007 tentang Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak
Orang Pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang
saham/pemilik dan pegawai melalui pemberi kerja/bendaharawan
pemerintah.10 Maka diperaturan tersebut juga menjabarkan pembuatan
NPWP bisa dilakuakan datang langsung ke kantor pajak setempat atau
medaftarkan diri melalui situs www.pajak.go.id/e-reg bisa diakses
dimanapun. Pendaftaran NPWP secara online sering sekali mengalami
kendala dikarnakan koneksi internet yang sering sekali mengalami trouble.
Maka praktikan mencoba memakai wifi yang disalurkan dari gadget
praktikan untuk proses pandaftaran NPWP.
10
46
A. Kesimpulan
PraktekKerjaLapangan (PKL)
merupakansuatukegiatandalammengaplikasikansemuailmu yang telah di
dapatselama proses tatapmukaperkuliahan,
tidakhanyaitudenganadanyakegiataninimakamahasiswadiharapkanmampumengen
allebihjauhkondisisertagambarandarilingkungankerjasebuahinstansiatauperusahaa
n.
Praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Cakung I Pulo Gadung Jakarta Timur yang merupakan
kantor pemerintah yang bertugas melayani perpajakan. KPP Pratama Cakung I
Pulo Gadung Jakarta Timur beralamat di Jl. Pulo Buaran 6 Blk JJ No. 11 Jakarta
Timur 13930 Telepon (021) 46826686, (021) 46826687 Fax (021) 46826685.
Dalam kegiatan PKL praktikan ditempatkan di SeksiEkstensifikasi. Praktikan
melakukan kegiatan PKL selama satu bulan, yakni sejak tanggal 25 Juli 2013
sampai dengan 25 Juli 2013. Waktu kerja praktikan dimulai dari pukul 08.00 WIB
sampai dengan 17.00 WIB.
BerdasarkanpengalamanPraktikanselamamelaksanakanpraktekkerjalapangan,
dapatditarikkesimpulanbahwa:
sebelumnyabelumpernahpraktikandapatkandalamperkuliahantatapmuka,
sepertimendata wajib pajak untuk pembuatan NPWP.
2. Praktekkerjalapanganmemberikangambaran yang jelasmengenaiduniakerja
yang sesungguhnyakepadapraktikan.
3. Kendala yang dihadapi Praktikan selama praktek kerja lapangan ini yakni
pada saat pendataan yang dilakukan secara online mengalami kendala pada
koneksi internet, dan juga data identitas wajib pajak yang tidak valid.
4. Cara mengatasi kendala-kendala selama melakukan praktek adalah
menggunakan koneksi wifi yang tersmbung pada gadget praktikan dan
dengan berkomunikasi mendiskusikan hal tersebut kepada pegawai tentang
data identitas wajib pajak dan meminta izin mencari sendiri di BOSPN dan
portal dengan login menggunakan ID dan Password pegawai.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh praktikan selama melaksanakan PKL
dan untuk pelaksanaan PKL yang jauh lebih baik lagi bagi semua pihak,
khususnya bagi mahasiswa yang berminat untuk melaksanakan PKL di Direktorat
Jenderal Pajak, maka praktikan memberikan saran yang diharapkan dapat berguna
dikemudian hari. Adapun saran yang diberikan praktikan ialah sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa yang ingin melaksanakan PKL, hendaknya benar
benar mempersiapkan diri dengan ilmu pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan. Memilih tempat PKL yang sesuai dengan minat
pembimbing terlebih dahulu mengenai tempat PKL yang dituju. Selama
pelaksanan PKL, hendaknya mahasiswa dapat menjaga nama baik
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan dapat bersosialisasi dengan
lingkungan tempat PKL.
2. Menjalin komunikasi yang baik dengan pegawai yang ada di kantor.
3. Berinisiatif dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada dan
jangan malu bertanya jika menghadapi kesulitan.
4. Berkoordinasi aktif dalam mengerjakan pekerjaan yang diberikan. Selain
itu, berfikir kreatif ditengah keterbatasan peralatan dan perlengkapan yang
ada. Dan tidak menjadikan hal tersebut untuk tidak produktif dalam
DAFTAR PUSTAKA
SitiResmi.“PerpajakanTeoridankasus”. Jakarta: SalembaEmpat, 2009 Mardiasmo. “Perpajakan Edisi Revisi”. Jakarta: Andi, 2013
Internet
Pengertianstrukturorganisasi.(http:www.organisasi.org. (Diaksestanggal 06 November 2013).
JADWAL KEGIATAN PKL
FAKULTAS EKONOMI – UNJ TAHUN AKADEMIK 2013
No Bulan Kegiatan 2013
Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
1. Pendaftaran
PKL
4. Pelaksanaan