JOUNMAL
MAJALAH ILMIAH EKONOMI & BISNISFAKULTAS
EKONOMI
-UNIVERSITAS
Dr'
SOETOMO
ISSN: 0854 - 4883
ANALI SIS FAKTOR- FAKTOR
PERTUMBUHAN EKONOMI
Shonty Ratna DamaYanti
YANG MEMPENGARUHI DI KOTA SURABAYA
IDENTIFIKASI PRODUK UNGGULAN KABUPATEN LAMONGAN
Mustika Winedar
Sukesi
PENGARUH PELATIHAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. GATA PLASINDO MAKMUR DI SIDOARJO Endang SusetYowati
KAJIAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI
Alberta Esti
ANALISIS ASPEK EKONOMI PASAR INDUK KABUPATEN Sukesi
Sugiyanto
RENCANA PENGEMBANGAN BONDOWOSO
PTNGARUHRASIoPRoFITABILITASTERHADAPHARGASAHAM PERUSAHAAN FARMASI YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA
llyo
FaridaFAKTOR-F;AKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIAAN
TERHADAP MEREK PADA PEMAKAI KOSMETIK
PEMUTIH WAJAH PONDS DI SURABAYA
Harmani
DAFTAR ISI : Votume Xl No. 1 Desember 2008
1
AN ALI SI S FAKTO R. FAKTO R YAN G ITE IAP EN G ARU H I P ERTU IvI BU H AN E KO N O IA I
DI KOTASURABAYA
S hanty Rat na D amay antL
17 IDENTIFIKASI PRODUK UNGGULAN KABUPATEN LAMONGAN
Mustika Winedar Sukesi
37 PENGARUH PELATI HAN KERJA
TERHADAP PENINGKATAN PRODU KTIV ITAS KE RJ
A
KARYAWANBAGIAN PRODUKSI PADA PT. GATA P/-.ASINDO TAAKMUR DI SIDOARJO
Endang Susetyowati
54
KAIIAAI PENATAAN PEDAGANG KAKI LITAA DI KECA\AATAN PARE KABUPATEN KEDIRI
Alberta Esti
74
ANALISIS ASPEK EKONOMI RENCANA PENGEMBANGAN PASAR INDUK KABUPATEN BONDOWOSO
Sukesi Sugiyanto
94
PENGARU H RASI O PROFITABI LITAS
Irfril{NAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN FARIAASI YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
llya Farida
112 flKIOR- FAK|O R YAN
c
tA E lvl P E N G AR U H IKEffTI/l.N TERHADAP IqIEREK PADA
ftilAKN
KOSMETIK PElvluTlH WAJAH PONDS DI SURABAYAHannani
JOUHNAL
MAJALAH ILMIAH EKONOMI & BISNIS FAKULTAS EKONOMI - UNMRSITAS Dr. SOETOMO
PEMIMPIN REDAKSI :
Lumadya Adi, Drs., M.Si
WAKIL PIMPINAN REDAKSI :
llya Farida, SE., M.M.
REDAKTUR KHUSUS
Santoso 5. Hamijoyo, Prof., Dr., M.Sc., ph.D Sri Edi Swasono, Prof., Dr.
Sukesi, Dr., MM.
Utty Tampubolon, Dr. MM.
Suyanto, Dr. MM.
Darto lrawan, SE., MM.
lndrarini Utoro, Dra., Ec., MM.
Endang Susetyowati, Dra., Ec., MM.
Djoko Sudiro, Drs., M.Si.
Alberta Esti, SE., MM., Ak
REDAKTUR:
Veronika Nugrahaini, SE., MM.
Sandra Oktaviana, SE., MM.
Mustika, SE., MM., Ak
ALAMAT REDAKTUR:
Fakuttas Ekonomi Universitas Dr. Soetomo
Jt. Semotowaru 84 Surabaya Tetp. 03 1 -5944752 F ax. 03 1 -5964838
http: / /ekonomi. unitomo.ac. id emait: ekonomi@unitomo.ac. id
journatfe@unitomo.ac. id
KAJIAN
PENATAAN PEDAGANG
KAKI
LIMA
DI KECAMATAN
PAREKABUPATEN
KEDIRI
Alberta
EstiFakultas Ekonomi Universitas
Dr.
Soetomo Surabaya,
Obstrak
Penelitian ini merupakan kajian terhadap penataan pedagang kahi lima di Kecamalan pare Kabupaten Kediri Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah
(l)
tlntuk mengidentikasi karakteristik pKL yang ada di Kecamatan Pare(2) (Jntuk mengidentikasi permasalahan yang dihadapi oteh PKL di KecamatanPare (3)Untuk upaya pengembangan atau penalaan dan penertiban kawasan sebagai alternarif lokasi PKL di Kecamatan Pare. Berdasarkan hasil analisa data maka dalam penelitian ini dihasilkan beberapa kebiiakan yang dapat dilakukan baikjangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang terkait
dengan penataan pedagang kaki lima di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jowa Timur
Pendahuluan
Latar
Belakang MasalahDampak adanya
krisis
ekonomidi
Indonesia berakibat meningkatnya jumlah penganggurandan
masyarakatmiskin. Salah satu altematif kegiatan
ekonomi masyarakatuntuk
tetap dapat bertahanhidup
adalah menjadi PedagangKaki
Lirna (PKL).Akan tetapi
disamping dampakpositif
yang diperoleh dengan meningkatnyajumlah
PKL
di
KabupatenKediri
khususnya Kecamatan Pare, dampak negatif yang terjadi juga cukup besar antaralain
: semakin banyaknyaPKL
yang berjualan di trotoar jalan dan badan jalan sehin gga mengganggu aktifitas pejalan kaki dan adanyapKL
yang berjualandi
fasilitas umum akan mengganggu kenyamanan pengguna serta mengurangikeindahan kota.
Dengan keberadaan
PKL
yang
menjamur,bila dilihat dari
segi
keindahan, ketertiban maupun keteraturan dalam sebuah tata kota memangtidak
enak dipandang mata, semrawut, kumuh bahkan dapat mengganggu arus lalu lintas atau menjadi sebab kemacetan lalu lintas yang pada akhirnya dapat merugikan kepentingan umum.Volume
XI No.l
Desember2008
54T
I
I
|I
F
t
f
I
I
!
;
J
;l
il
t:
I
fi
f,
F
l!
il
Alberta Esti Adanya razia
PKL
akhir
-
akhir
ini
menjaditrend
diberbagai
daerah untuk menciptakan sebuahkota yang
bersih indah, teratur
dan tertib.
Kesulitan
untuk menertibkanPKL
bukan hanya terjadidi
kota-kota besar seperti Surabaya. Berbagaikasus yang
terjadi
seperti penggusuranPKL
yang dianggap mengganggu ketertiban umum dan keindahan kota, bahkan pada akhir-
akhir kebijakan penetapan jalan bebas PKL merupakan langkah kontroversial yang sebagiandiikuti
dengan tindakan kekerasanatau bentrokan antara petugas
ruzia
denganpara
PKL.
Hal
tersebut merupakan fenomena yang menunjukkan indikator bahwa cara penertiban yang cenderung represiftidak efektif
dan pada akhimya menyulut perlawanan dan kemarahanPKL.
Namunlebih
dari
itu
dibutuhkan adalah pendekatanyang
komprehensif,yakni
menangani persoalanPKL
dari
berbagai
sudut
pandang,bukan hanya untuk
kepentingan pemerintahdaerah
saja, tetapi
diperlukan
pemahamankarakteristik
PKL,
serta dukungan sikap yang lebih empatif dan menyentuh akar persoalan yang sebenarnya.Dengan melihat kondisi diatas, sangat diperlukan upaya penataan
pKL,
yang nantinya diharapkan mereka dapat menjalankan aktifitasjual
belinyadi
tempat
yang representatif tanpa mengganggu kenyamanan dantidak
mengurangi keindahan kota,sehingga kegiatan ekonomi masyarakat
teiip
berjalan seperti yang diharapkan dapatmemperkuat kemampuan pemerintah dan mengakses retribusi yang dapatmeningkatkan
Pendapatan
Asli
Daerah (PAD).Untuk merencanakan model penataan Pedagang
Kaki Lima (PKL)
diperlukan terlebih dahulu informasi tentang karakteristik dan permasalahan yang muncul daripKL
serta
pengetahuanyang
kompleks tentang
ide-ide altematif untuk
memecahkanpermasalahan
PKL
sebagai upaya perumusan kebijakansektor informal
PKL
dari Pemerintah KabupatenKediri
dengan memikirkan hak-hak maupun kewajiban mereka secaraarif
dan bijaksana sebagaiwujud
keadilan, serta komitmen. memberdayakan masyarakat sebagaiman a amanat Undang-undang otonomi daerah.Kaiian Penataan Pedagang
Kaki
Limadikecamatan
Pare KabuPatenry!4YL
Tujuan
danManfaat
PenelitianTujuan
PenelitianTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a.UntukmengidentikasikarakteristikPKLyangadadiKecamatanPare
b.UntukmengidentikasipermasalahanyangdihadapiolehPKLdiKecamatanPare
c'Untukupayapengembanganataupenataandanpenertibankawasansebagai
alternatif lokasi
PKL
di Kecamatan PareManfaat Penelitian
a.
Hasil analisa penelitianini
diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukanbagi
pemerintahdalam
rangka pengambilankebijakan sektor
informal
tentangpenataan dan penertiban PKL di Kabupaten Kediri'
b.
Hasil analisa penelitianini
diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan referensibagipihak-pihakyangberminatdalamkajiantentangpedagangkakilima,
khususnyayangberkaitandengankebijakanpubliksektorinformalPKL'
Landasan
Teori
Pengertian Pedagang
Kaki Lima
Secara umum pengertian pedagang
kaki
lima berasal dari kata"kaki
lima"
yangsemula merupakan suatu ordonansi, yang menentukan bahwa pada
jalur-jalur
tertentu diperlukan pengadaanjalur
selebar5
(lima)feet
(hmakaki)
atausekitar 1'5
metersebagai trotoar, yang selanjutnya dipakai untuk sebutan pedagang kaki lima atau tempat pedagang yang memanfaatkan trotoar (FT Unpar' 1980)'
Berdasarkan
ciri-ciri
yang
diungkapkanoleh Hidayat (1978:
7-8),
pengertianpedagang kaki lima dapat dijabarkan sebagai :
a.
Kegiatan usaha yang tidak terorganisasikan secara baik, karena timbulnya unitusahatidakmempergunakanfasilitas/kelembagaanyangtersediadisektor
formal.
Volume
XI
No.1 Desember 2008b.P
c.i
d.
I
e.
I{
fungsi
St
perdaga
lainnlz
sEcaEr I
LFU
b.
Ftl
c-
Fu
d-
FtlXild
l
tiesr
dLl
[frmr
T" I t-_
,_
&
lh
Alberta Esti
b.
Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam kerja'c.
Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi cukup kecil'd.Padaumumnyaunitusahanyatermasuk..onemanenterprise,,'
e.
Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi oleh golongan penghasilan rendah dan menengah.Fungsi Kegiatan Pedagang
Kaki Lima
Selainmempunyaiperanandalammenyerapangkatankerja,kegiatan
perdagangan
kaki
limainijuga
berperan pula dalam kegiatan perekonomian dan sosial lainnya. sehubungan dengan fungsi yangdimiliki
oleh kegiatan perdagangan kaki lima' secara umum memiliki 4 (empat) fungsi (Noegraha' 1986)' yaitu :a.
Fungsi Pelayanan Perdagangan Eceranb.
Fungsi PelaYanan Jasac.
Fungsi PelaYanan Hiburand.
Fungsi Pelayanan Sosial-
EkonomiDalam melaksanakan kegiatan berdagang, terdapat beberapa karakteristik' yang
biasanya dilakukan oleh pedagang kaki lima' yaitu :
A.
Karakteristik Pedagang Kaki Lima Berdasarkan Cara Melakukan KegiatanBerdasarkan caramelakukan kegiatannya, pada dasarnya kegaitan pedagang kaki lima dapat dikelompokkan menjadi tiga macam' yaitu (Wawoeroentoe' 1974) :
1.
Pedagang Kaki Lima MenetaP2.
Pedagang Kaki Lima BerPindah3.
Pedagang Kaki Lima BerkelilingB.
Karakteristik Pedagang Kaki Lima Berdasarkan Sarana Jual yang DipergunakanDitinjau
dari alatl saraflajual yang dipergunakan, maka kegiatan perdagangn kaki lima dapat dibagi menjadi lima tipe dasar, yaitu (Wawoeroentoe' 1974) :Kajian Penataan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri
1.
Hamparan di Lantai2.
Pikulan3.
Meja/ Jongko4.
Kereta Dorong5.
KiosSelanjutnya menurut Mc. Gee dan Yeung membedakan sarana usaha menjadi tiga yaitu (McGee dan Yeung 1977 :82-83) :
1.
Non Permanen (Mobile Hawker Units)2.
Semi Permanen (Semistatic Hawker Units)3.
Permanen (Static Hawker Units)C.
Pola Penyebaran AktivitasPKL
(Mc. Gee danYeung
l9T7:36)
Terdapat dua
jenis
pola
penyebaranPKL
menurutMc.
Gee danyeung,
yaitusebagai berikut :
L
Pola penyebaran Memanjang (linear concentration)Sumber : Mc. Gee dan Yeung, 1977:37
Gambar 2.1 . P ola Penyebaran Memanj ang (linear)
Volume
XI No.l
Desember 2008 58ll-rt
[H
H-I
[H
H-I
_m
m.
cr:I::IE:Effi-o
Httt
#
H_l
I-r=F=r=T
+x
L-}
I
Alberta Esti
2.
Pola penyebaran mengelompok (focus aglomeration)nl
lrr
r:t
il--
-ffi}ffi-ffi_
ryf
tll
JfT-r:i:r-lE
Keterangan I rOxo E nuang Terbuka
Pedagang l<aki Lima
Sumber :
Mc.
Gee dan Yeung, 1977:37Gambar 2.2. PolaPenyebaran Mengelompok D. Pola Pengelolaan Aktivitas PKL
Adapun pengelolaan dan pembinaan aktivitas
PKL
ini meliputi :l.
Pengelolaan LokasionalSektor informal diharapkan menempati lokasi yang sesuai dengan rencana penataan
dari masing-masing kota
(Mc.
Gee dan Yeung, 1977:
42-
52). Kebijaksanaan yang telah diambil oleh pemerintah kota dapat dikelompokkan sebagai berikut : (Mc. Gee dan Yeung, 1977 :51-56)a.
Relokasi/ Pemugaran;b.
Stabilisasi/ Pengaturan;c.
Removal/Pemindahan.2.
Pola Pengelolaan StrukturalSelain bentuk
pengelolaanlokasional,
pemerintahkota
juga
mencoba pola pengelolaan struktural(Mc.
Gee dan Yeung,
lg77
:
56-60)'
Adapr,rn yang termasukdalam pola pengelolaan struktural adalah sebagai berikut :
Kajian Penataan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri
a.
b.
c.
Perijinan;
Pembinaan;
Bantuan/ pinjaman.
Peran
Kebijakan Publik
dan Pemberdayaansektor
Informal
Beberapa hambatan yang dihadapi dalam pengembangan sektor
informal
antara:l.
Belum
diakuinya sektor tersebut sebagai sektoryang
mempunyai potensi besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia;2.
Para pejabatkota
dan kaum
elite lokal
biasanya memandangsektor
informal terutama pedagangkaki
lima sebagai gangguan yang membuat kota menjadi kotordan tidak rapi. (Alisyahbana,2004 :128).
Bromley (dalam Manning dan Effenn di, 1985:228) berpendapat bahwa pedagang
kaki lima
biasanya digambarkan sebagai perwujudan pengangguran tersembunyi atau setengah pengangguran yang luas dan pertumbuhan yang luar biasa dari jenis pekerjaansektor tersier yang sederhana di kota di Dunia
Ketiga.
tModel
Kebijakan
Pengembangan SektorInformal
pedagangKaki Lima
Firdausy (1995:146) membagi model pengembangan
PKL
berdasarkan tujuannya menjadi tiga model, yaitu :l.
Model
pengembanganpKL
yang ditujukan untuk
peningkatan
kemampuan berkompetisibagi PKL;2.
Model pegembanganPKL
yang berlujuan hanya untuk meningkatkan pendapatanPKL dan perluasan kesempatan kerja bagi "unskilled labour,,;
3.
Model
pengembanganPKL
yang
bertujuanuntuk
peningkatan perekonomian nasional.Volume
XI
No.1 Desember 2008 60L
sEtrgEtr]
!-
Mo
Sesa
3-
Nlo PthS-
MoPK]
4-
Mo pih[chEts
t
[-hr
K|lm[E'
NTRN
l
&Rc
sis
b-
Rnc"
nEI
hile
m- Rc
:il
RE 20'
Alberta EstiLebih lanjut
Firdausy (1.995)
mengemukakan
empat
kerangka
modelpengembangan sektor
informalPKL,
yaitu :l-
Model
pengembanganseklor
informal
PKL
berdasarkanatas
kerjasama
antarsesama PKL itu sendiri;
2.
Model pengembangan sektor informal PKL berdasarkan atas kerjasama PKL denganpihak swasta;
3.
Model pengembangan sektor informalPKL
berdasarkan atas kerjasama antar pihak PKL dengan pihak pemerintah kabupatenlkota
4.
Model pengembangan sektor informal PKL berdasarkan atas kerjasama PKL denganpihak swasta dan pemerintah.
Kebijakan
Rencana Tata RuangWilayah (RTRW)
KabupatenKediri
Upaya untuk melakukan Kajian Penataan Pedagang Kaki Lima
(PKL)
Kecamatan Pare KabupatenKediri
pada dasarnyatidak
dapat dilepaskandari
kebijaksanaan tataruang wilayah yang tercermin dalam RTRW Nasional,
RTRW
Propinsi Jawa Timur, RTRW KabupatenKediri
serta RUTRK dan RDTRK Kecamatan PareUntuk itu,
perlu dilakukan tinjauan terha?ap aruhantiap
RTRW tersebut sesua,i hirarkinya untuk wilayah perencanaan, terutama yang menyangkut:a.
Rencana struktur tata ruang wilayah meliputi sistem pusat-pusat permukiman dan sistem prasarana wilayah.b.
Rencana pemanfaatan ruang kawasan lindung dan budidaya.c.
Rencana pengembangan kawasan andalan, kawasan prioritas.Kebijaksanaan
tata
ruangyang
banyak berkaitan dengan Penyusunan KajianPenataan Kaki Lima (PKL) ini adalah sebagai berikut :
l.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kediri2.
Rencana Umum Tata Ruang Kota(RUTRK)
Kecataman Pare Tahun, 1996 /1gg7-200612007
Ilalian
Penataan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan PareKibupaten
Kediri
3'
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Kecamatan pareTahun
199611997
-2006t2007
Penentuan Lokasi
Dalam mengidentifikasi dalam rangka penentuan lokasi Pedagang
Kaki
Lima diKecamatan Pare Kabupaten
Kediri
digunakan kriteria-kriteri, yang dalam halini
ada 5 (lima) aspek yaitu :L
Aspek Lokasi TapakAspek lokasi tapak
ini
mencakup dimensi daya tampung PKL,jarak dari
lokasi awal PKL dan perkembanganPKL
sekarang dan dimasa mendatang.2.
Aspek TransportasiAspek
ini
mencakup kepadatanlalu
lintas, pengaturanlalu
lintas, arah
lalu
lintas, dampaklalu
lintas, ketersediaan angkutanumum,
adanya trotoar, lahan parkir, jarak parkir dengan lokasi. Dan lokasiparkir itu sendiri.3.
Aspek EkonomiAspek
ini
mencakup dimensi keramaian pengunjung, peningkatan penghasilanpKL,
kemudahan akses dengan fasilitas lainnya (pasar, pertokoan alun-alundll),
keenggananpenunjung untuk mendatangi lokasi
pKL.
4.
Aspek SosialAspek
ini
mencakupdimensi
keenggananpKL
pindah,
kemudahan penataan dankonflik dengan warga sekitar.
5.
Aspek LingkunganAspek ini mencakup keindahan, sampah, ketersesiaan
listrik
danAir
bersihVolume
XI
No.1 Desember 2008 62,ffi
ffirt
h
,Ifrr
f,il
#ryr
;ui
!*
,mi
ilF
Jlm{
hil
mi
Alberta Esti Metodologi Penelitian
Penjelasan
Definisi
Operasional dan Pengukurannya Aspek LokasiTapak
Aspek ini mempunyai bobot 15, yang mencakup dimensi daya tampung
PKL
(bobot 5),jarak dari lokasi awal (bobot
7)
dan perkembanganPKL
dimasa
sekarang dan mendatang (bobot3).
Penetuan skoring lokasi tapakini
berdasarkan daya tampung PKL, jarak terhadap lokasi awal dan perkembangan PKL masing-masing dibagi menjadil0
skor.Nilai
tertinggi (skor 10) dan nilai terendah (skorl).
Aspek Transportasi
Aspek
ini
mempunyai bobot 4},yang mencakup kepadatan lalu lintas (bobot 5),pengaturan lalu lintas (bobot 5), arah lalu lintas (bobot 3), lebar jalan (bobot 5), dampak
adanya kemacetan (bobot 5), ketersediaan angkutan
umum
(bobot3),
adanya trotoar (bobot 3), ketersediaan lahan parker (bobot 5), jarak lahan parker terhadap lokasi PKL (bobot3)
dan lokasi
parkir
itu
sendiri
(bobot4).
Penentuanskoring untuk
aspektransportasi
ini,
masing dibagi menjadi10
skor juga, tertinggi(skor
l0)
dan terendah(skor 1)
Aspek Ekonomi
Aspek
ini
mempunyai bobot 25, yangterdiri
dari keramaian pengunjung (bobotl0),
peningkatan penghasilan
PKL
(bobot 5),
kemudahan akses dengan fasilitas lainnya yaitu pasar, alun-alundll
(bobot 5), keengganan pengunjung (bobot 5), dimana masing-masing dibagimenjadi
l0
skor, yaitu tertinggi (skor 10) dan terendah (skor 1)Aspek Sosial
Aspek
ini
mempunyai bobot 10, yangterdiri
dari keenggananPKL
pindah (bobot 5),kemudahan penataan (bobot
3)
dankonflik
dengan warga sekitar (bobot2),
dimana masing-masing dibagi menjadi 10 skor, yang terendah (skor 10) yang tertinggi (skorl).
Kajian Penataan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri
Aspek
Lingkungan
Aspek
ini
mempunyai bobot 10, yangterdiri
dari keindahan (bobot4),
sampah (bobot 2),listrik
(bobot2)
dan air bersih (bobot2),
dimana masing-masing dibagi menjadil0
skor, yang tertinggi (skor
l0)
dan yang terendah (skor 1).Metode Pengumpulan Data
Untuk
kebutuhan pencarian dan pengumpulan data- data yang diperlukan maka digunakan beberapa cara antara lain survey, fokus Group (kelompok fokus), wawancara terstruktur, dan dokumentasi.Teknik
AnalisisDalam penelitian
ini
digunakan pendekatan deslcriptipkualitatif,
yaitu
prosedur pemecahan masalahyang
diselidiki
dengan menggambarkan/
melukiskan keadaansubyek
/
obyek
survai
(seseorang,lembagi,
masyarakatdan lain-lain)
pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaim ana adanya (Nawawi, l ggS ;63) untuk menganalisis secara lebih mendalam mengenai penataan dan pengembangan PKL di wilayah Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.
Adapun tahap-tahap pengolahan dan analisis data
yang
dilakukan adalahsebagaiberikut :
1.
Mengumpulkan data tentang keberadaan PedagangKaki
Lima beserta jenis barangdagangannya, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman (1984).
Z.
Analisa
data, dalam tahapini,
semua data dari berbagai sumber dianalisa untuk perumusan konsep dan pemanfaatan ruang koridorjalan.
Analisa yang dilakukanadalah :
a.
Analisa lingkup makro; yang
bertujuan
untuk
mengetahuifungsi
dankedudukan wilayah perencanaan yang direncanakan dalam wilayah yang lebih
Alberta Esti
luas.
Lingkup
analisaini
untuk menggali dan mengetahui potensidi
dalam wilayah perencanaan yang dipertimbangkan, dapat menunjang pengemb anganwilayah yang lebih luas atau kemungkinan timbulnya permasalahan yang akan
berpengaruh terhadap wilayah sekitarnya'
b.
Analisa
tentang
Kajian
PedagangKaki Lima
(PKL);
bertujuan
untukmengetahui
kondisi
dan
kemudian
menganalisa
untuk
mengetahuikarakteristik
PedagangKaki
Lima
(PKL).
Analisa
ini
berguna
untuk menerapkan kebijaksanaan serta rekomendasi yang menjadi dasar penyusunan Kajian Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL), yang mencakup sebagai berikut:.
Analisa data mengenai lokasi, jenis dagangan dan bentuk grobak PedagangKaki Lima (eksisting).
.
Analisa data mengenaifisik
lingkungan termasuk rincian disekitar lokasiPedagang Kaki Lima (PKL) tersebut
.
Analisa mengenai budaYa/kultur.
Analisa
sistem hubungan, anaiisaini
bertujuanuntuk
mengetahui y'anmenganalisa
sistem
hubungan
dan
pergerakanyang
ada,
sehinggamelahirkan
output
yang
dapat
dijadikan
dasar
penyusunan rencanapergerakan pada
wilayah
perencanaan.Adapun yang
harus
dianalisa berupa kaitan/
besaran antara lain: (1) Jaringan jalan (2) Sistem parkir (3) Model/
bentuk dan jenis pedestrian. (4) Halte / tempat pemberhentian (5) Tempat penyeberan gan (zebra cross)jembatan, dsb).c.
Analisis untuk penentuan lokasi bertujuan untuk menentukan lokasi baru untuk PKL, dimana metode yang digunakan adalah Force Field Analyszs atau Metode Medan Kekuatan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam Metode ini adalah dengan menghitungtotal
skor
masing-masing aspek sesuai dengancriteria penilaian yang telah ditentukan '
&.1i""
Penataan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Pare t<ibup"atenKediri
Hasil Penelitian dan pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil survai, aspirasi atau keinginan masyarakat PKL yang
diwakili
oleh 50 orang responden pelakupKL
maupun pembeli dapat disajikan sebagai berikut :I
'
Jenis barang dagangan yang selamaini
dijajakansudah sesuai dengan keinginan
PKL' Hal
ini
dapatdilihat
90o/o menyatakan sudah sesuai danhanya l1yo
yangmenyatakan tidak sesuai. Dengan demikian keberadaan jenis dagan gan yangselama
ini
dijajakan
oleh
sebagian besarPKL
seperti makanandan
minuman
sudahdirasakan cukup sesuai dengan keinginan PKL. Hal tersebut juga dikemukakan oleh sebagian besar pembeli yang menyatakan bahwa
jenis
dagangan yang sering dibeli adalah makanan/minuman,
yakni
dinyatakanoleh
sebanyak 60yopembeli
yang diwawancarai.
2'
Selainkios,
gerobak dan kereta dorong pada prinsipnya sebagian besaryaitu
55
PKL
menginginkan sarana berdagangyang lebih baik dan bisa
berkembang sehingga menarik rebih banyak pemberi, tempat berjuaran yang rebih bagus,reQih mudah untuk dipindahkan, barang dagangan dapat tertat
a
rapi, dan tempat aman dariobrakan petugas. Namun dari sudut pandang pembeli tempat berjualan yang paring disukai adalah
kios
50% dan lesehan (30%).Hal
ini
bermakna bahwa dari sarana berdagangyang
ada sekarang, paraPKL
di
Kecamatanpare
Kabupaten Kediri mengharapkan beberapa penyempurnaan tempat dagangannya
agff
lebih
terlihat
rapi,
menarik pembeli
dan
aman
dari
razia
petugas. Dengandemikian
upaya penataan atau perbaikan sarana berdagang merupakan keinginandan
kebutuhan masyarakat PKL yang sebaiknya mendapat respon positif dari instansi pembina
atau
Pemerintah daerah.
3'
Lokasi yang
ditempati saat
ini
sudah sesuai dengankeinginan
pKL
hal
inidinyatakan oleh sebagian besar
PKL
yaitu sebanyak 40yo, yaitu berada ditepi jalansekitar perumahan dan mudah dicapai atau dikenal oleh konsumen. Keinginan lokasi
Volume
XI No.l
Desember 200g 66{ {
f,.I
I
I
I
Tfi[
dt
b sfi.n
v
p Pt
b
F .7-5
b
Ftr
PI
Alberta Esti
4.
berdagang berikutnya seperti yang dinyatakan oleh 30o/o adalah
di
trotoar karenamudah dicapai
/
dikenal, waktu berjualanlebih
lama, dekat dengan perkantoran, dekat dengan perdagangan, dekat dengan pemukiman,
ramai pembeli dan tidak sulit dicapai.Dari
segi
konsumentenyata
lokasi
berjualanyang paling
diinginkan
adalahbercampur antara
PKL
yang satu dengan lainnya yang dinyatakan oleh T}ohkarenakonsumen
bisa
banyak pilihan,
mengurangi persaingandan
dapat
menarik konsumen lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam satu lokasi PKL memiliki banyak jenis atau macam dagangannya.Keinginan
sebagianbesar
PKL
di
KecamatanPare
KabupatenKediri
ataudinyatakan oleh 90%o
untuk
menetap dalam suatu tempat karenaingin
memiliki tempat yang strategis danmemiliki
konsumen yang tetapjuga.
Hal
ini
bermakna bahwa denganmemiliki lokasi
yang
tetap mereka akanmemiliki
tempat yang strategis dan dapat mendapatkan konsumen s€cara tetap atau langganan yang tetap., Rencana pengembangan PKL menurut keinginan PKL merupakan bagian dari upaya yang perlu diperhatikan dan diimplementasikan sebagai salah satu prasarat dalam penataan
PKL
di
KabupatenKediri.
Dari
hasil survai
ternyata
ada
rencanapengembangan yang diinginkan
PKL
seperti menetapdi kios
agar dapat bekerja tenang tidak kawatir dengan penertiban yang dinyataka oleh 35Yo, namrtn sebagianbesar
yaitu
38%) belum
tahu
atau belum ada keinginan
tentang
rencana pengembangan usahanya.Sebagian besar
PKL
yang
dinyatakanoleh
62Yo berkeinginanuntuk
melakukan buang sampah diperlukan tempat umum yang khususuntuk
membuang sampahPKL
pada lokasi-lokasi yang ditentukan.Hal
ini
bermakna bahwa untuk menjagakebersihan dan keindahan perlu disediakan tempat umum yang dipergunakan oleh PKL untuk membuang sampahnya secara khusus dalam suatu lokasi.
5.
6.
7.
$a11an Penataan Pedagang Kaki Lima
di Kecamatan Pare
Kibupaten
Kediri
8'
Selain tempat sampah, sebagian besar PKL yang dinyatakan oleh 90% menghendaki agar disediakanWC
Umum untuk melakukan buang air.Hal
ini
bermakna bahwauntuk
menjaga kebersihandan
kesehatan diperlukan penyediaanfasilitas
WCUmum
untuk
keperruanrpKL
maupun
pembeli
pada lokasi-rokasi
yang diperuntukkan bagipKL
di Kabupaten Kediri.9'
Sarana dan prasarana lainnya yang menjadi prioritas keinginanpKL di
Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri
antaralain
Bak
Sampah sebagaiprioritas
sebagian besarPKL
yang dinyatakan oleh 45%o responden,air
bersih yang dinyatakan oleh 30% danlistrik
yang dinyatakan oleh 25Yo.Halini
bermakna bahwa untukpenataan dan
penertiban
PKL
di
KabupatenKediri
perlu diperhatikan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh PKL.Pembahasan
Dari Hasil
analisa datadi
atas, maka penataan terhadap pedagangkaki
limameliputi
:
.Jenis Barang Dagangan
Jenis
barang
dagangan pedagangKaki
Lima
(pKL)
yang
ada
di
wirayah Kecamatan Pare KabupatenKediri
adalah makanan dan minuman, karena merupakanjenis
dagangan yang sesuaidan
dibutuhkanoleh
masyarakat, sehingga harus tetapdipertahankan. Gerobak Dagangan
Pada dasarnya pedagang
Kaki Lima
menginginkanjuga
mempunyai tempatyang
Iebih baik dan
menarik, maka
itu
sebaiknyaPemerintah Kabupaten Kediri memprogramkan untuk menyediakan gerobak yang diperuntukkan bagi
pKL,
sehingga
kelihatan seragam, rapi dan menarik serta menambah keindahan kota.
Volume
XI No.l
Desember 2008 68Amllnl
m-R
[
R.ifi
$-G
di
4-P:
.F
5_R
tr
ffi&
lfcdli
M![F
m-
Xr
'mil
fl
k
.F
d
d
&Ir
ik
Sr
Alberta Esti Lokasi
PKL
Berdasarkan analisis menggunakan Metode Medan Kekuatan atau Force Field Analysis maka didapatkan lokasi baru PKL adalah sebagai berikut :
l.
Perempatan TL. Rejo s/d Ringin Budha, dipindahkan ke lokasi Jl. Puncak Jaya.:.
Ringin Budha s/d RSUD/
Garuda atau Jl. PB Sudirman, Pahlawan dan Bengawan, dipindah ke lokasi jalan Puncak Jaya dan jalan Matahari depan Masjid.3.
Garuda/RSUDs/d
PMK
atau Jalan
Wahidin
Sudirohusodo,tetap atau
tidak dipindah.4.
Pasar Lama-
Petigaan Pasar Hewan atat Jalan Letjen Sutoyo, dipindah kelokasi jalan disekitar pasar hewan dan didepan kolam renang.5.
Perempatan Pasar Lama s/d PerempatanGd.
Sewu atau Jalan Mastrip, dipindah kelokasi jalan Puncak Jaya.6.
Jalan Puncak Jaya. Jalan Jayawijaya dan jalan Lawu, tetap di Jalan Puncak Jaya. Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang Pemerintah KabupatenKediri
dalam melakukan penataanPKL
hendaknya melakukanhal-hal yang
tidakmenggunakan trotoar maupun badan jalan, yaitu sebagai berikut :
l.
Jangka Menengah.
Membuat PUJASERA, dimana
PKL
makanandihimpun dalam
PUJASERA sehingga disamping tidak mengganggu aruslalu
lintasjuga
bisa dijadikan wisata kuliner..
PKL
dipindahkandi
pasar-pasar yang ada(kios) yaitu
di
Pasar-Pasaryang
adadengan memberikan kemudahan-kemudahan (misal harga
kios,
cara pembayaran dll).2.
Jangka Panjango
Perlu dilakukan kebijakan bahwa setiap kawasan perdagangan (pertokoan), Rumah SakitUmum,
Sekolahdll.
Menyediakan tempatuntuk
berjualan Pedagang Kaki Lima.Kajian Penataan Pedagang
Kaki
Lima di Kecamatan Pare KabupatenKediri
Fasilitas
Untuk
PKL
a.
Tempat SampahPada dasarnya
PKL
menginginkan disediakannya tempat umum yang khusus untuk membuang sampahPKL,
sehin gga pada tempat lokasi dimanapKL
berada harus disediakan tempat sampahumum
dan bak sampah. Dengan penyediaan tempat sampahuntuk PKL
ini
diharapkan kebersihan dan keindahan kota dapat tetap menjadi baik.b. WC Umum
Pada dasarnya
PKL
menginginkan disediakannyawc
Umum,
sehingga pada tempat lokasiPKL
yang mempunyaijumlah PKL
yang banyak harus disediakan WC Umum. Dengan penyediaanWC
Umum untuk
PKL
ini
diharapkan kebersihan dankeindahan kota dapat tetap menjadi baik.
Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan
l.
PKL
di
KabupatenKediri
sebagian besaradalah laki-laki
yang berusia antara l g sampai dengan 40 tahun, berpendidikan rendah (SD), telah berkeluarga(menikah), berasal dari luar KabupatenKediri
yang telah memiliki tempat tinggal dan menetapdi
KabupatenKediri,
sertatidak memiliki
pekerjaan sebelum menjadipKL
danlebih
menyukai profesi sebagaiPKL
daripada berpindah
mata pencaharian yanglain.
2. Karakteristik pedagang kaki lima yang ada di Kabupaten Kediri adalah :
r
Dalam menjalankan aktivitasnya sebagaiPKL
di
KabupatenKediri
sebagianbesar
memilih
jenis
dagangan makanan dan minuman, melakukan usahanyadi
pagihari, sudah lebih dari
2
tahun sebagaiPKL,
memperoleh barang dagangan secara lokaldariwilayah kabupaten
Kediri,
memiliki tempat sendiri.Volume
XI No.l
Desember 2008 70.I
t
I
I
t
g
I
.I
i
I
s
t
s-?
ia
ia
f,"
II
trl
I
I
I
Alberta Esti
Dari
segi kondisifisik
/tempat usaha sebagian besar memilih trotoar dan sebagianbadan
jalan
sebagailokasi
berjualanyang
dianggapcukup
strategisdan
ramai pembeli dengan menggunakan gerobak sebagai saranauntuk
usaha dan ukuran ruang usaha yang luasnya tidak lebih dari 5 meter persegi, jarak tempuh dari tempattinggal ke lokasi usaha tidak lebih dari
l0
km dan dapat ditempuh dengan jalan kaki, serta cenderung menetap pada lokasi tertentu dan berpindah apabila terkena taziapetugas.
Dari aspek permodalan sebagian besar menggunakan modal kerja sendiri, memiliki
jumlah keluarga yang harus ditopang dan tidak ada anggota keluarga yang memiliki pekerjaan
lain,
rata-rata pendapatan setiap bulannya berkisar antara Rp.301.000,-sampai dengan Rp.500.000,- sehingga keinginanuntuk
menabungtidak
selalutercapaikarena hanya cukup untuk beban sekolah dan kebutuhan makan sehari-hari. . Permasalahan yang ada adalah sebagai berikut :
e
Kurangnyamodal
usaha, pengetahuan tentang Perda PengaturanPKL
masihkurang
.
Kesan yang cenderung keberatan terhadap kebijakan penertiban PKL4.
Untuk jangka pendek perlu dilakukan pemindahan lokasiPKL
berdasarkan Mdtode Medan Kekuatan atau ForceField
Analysis, untuk jangka anjang dan menengahperlu diambil kebijakan terkait penataan PKL.
Saran
Saran-saran yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut :
a.
perlunya perangkat lunak, berupa pedoman pemanfaatan dan pengelolaan PKL, danpedoman kemitraan antar stakeholder. Pedoman tersebut perlu mendasarkan pada konsep penataan
PKL,
yang menyangkut lokasi jualan,jenis
dagangan, dan waktu usahanya hanya pagihari,
siang dan malam, serta daerah mana yang bisa untuk jualan sepanjang hari.Ilallan
Penataan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Pare KabupatenKediri
b'
Dalam upayauntuk meningkatkan pemaham an padamasyarakat akan penataanpKL
dapat dilakukan melalui peningkatan kampanyepublik
dan pelayananpublik
untuk meningkatkan kesadaran masyarak at Qtublic awarrness).c'
Perlunya penataan kelembagaan yang menjangkau seluruhpKL
danstakeholder (grass
root)
sehingga kepedulian terhadap pemanfa atan dan pengendalianpKL
diharapkan dapat meningkat.d'
Perlunya peningkatan kemitraan (partnership) dengan masyarakat dan dunia usahadalam penyediaan ruang usaha bagi
PKL
agar partisipasi seluruh stakeholder dapat terdorong.e'
Berbagai upaya penataanPKL
hendaknyabersifat
tidak
menggusur, memberi peluangdan
kesempatan,tidak
menimbulkan kemacetanlalu lintas
(pelanggan memarkir kendaraandi
badan jalan), serta bertujuan untuk mengoptimalkan potensipenggalian PAD melalui retribusi
pKL
yang layak.;
k untuk
t
bholder
I
PKLi
i usaha i dapat
I
lmberi hggan btensi
t
I
', 72
Alberta
EstiDAFTAR PUSTAKA
Ramli, R,1992. Sektor Informal Perkotaan Pedagang Kaki Lima,Jakafta
Ind-Hill.
Co. Yeung, Yeu-man&
T'G. Mc.1986, Geung, Community Participation in Delivery (Jrbanservices in Asia, International Development Research centre.
Firdausy,1995, Pengembangan Sektor
Informal PKL
di
Perkotaan, Dewan Riset dan Nasional Nasional dan BAPPENAS bekerjasama dengan puslitbang Ekonomidan Pembangunan,
LIpI.
A lisyahban a,2006, Mar ginal i s as i s e kt or Info r mal p erkot aan, ITS press.
Hidayat, 1995, Pengembangan Sektor
Informal
PKL di
Perkotaan, Dewan Risetdan
Nasional Nasional dan BAPPENAS bekerjasama dengan puslitbang Ekonomi
dan Pembangunan,
LIpL
Pemerintah Kabupaten
Kediri,
Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Kabupaten
Kediri
dan
Rencanaumum
Tata
Ruan[
Koia
6urnK;
Kecamatan Pare
Tahun
199611997-
200612007 dan RencanaDetail tata
Ruang Kawasan (RDTRK) Kecamatan Pare Tahun 199611997 -2006/2007
Harsiwi
M.
Agung,
2003, DampakKrisis
Ekonomi Terhadap Keberadaan pedagang Kaki Lima, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume 14_1.