• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUSUNAN KEANGGOTAAN DAN URAIAN TUGAS TIM RB BPOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUSUNAN KEANGGOTAAN DAN URAIAN TUGAS TIM RB BPOM"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

LAMPIRAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR HK.04.1.22.03.18.1314 TAHUN 2018 TENTANG

PEMBENTUKAN TIM REFORMASI BIROKRASI BIROKRASI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

SUSUNAN KEANGGOTAAN DAN URAIAN TUGAS

TIM RB BPOM

A. TIM PENGARAH

1. Susunan Keanggotaan Tim Pengarah

Ketua : Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Sekretaris : Sekretaris Utama.

Anggota :

a. Inspektur Utama;

b. Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif;

c. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik;

d. Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan; dan e. Deputi Bidang Penindakan.

2. Tugas Tim Pengarah

a. memberikan arahan dalam penyusunan dan menetapkan Road Map Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan; b. memastikan pelaksanaan reformasi birokrasi sesuai dengan

sasaran reformasi birokrasi nasional, yang dapat memberikan dampak pada perbaikan birokrasi dan memberikan dampak pada masyarakat; dan

c. memberikan arahan agar pelaksanaan reformasi birokrasi tetap berjalan konsisten, terarah sesuai dengan Road Map, dan berkelanjutan.

(6)

-2-

B. TIM PELAKSANA

Ketua : Sekretaris Utama.

Sekretaris : Kepala Biro Hukum dan Organisasi. Anggota :

1. Kelompok Kerja 1 - Bidang Manajemen Perubahan.

a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 1

Koordinator : Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengawasan Obat dan Makanan. Sekretaris : Kepala Bidang Perencanaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia.

Anggota :

1) Direktur Pengamanan;

2) Direktur Intelijen Obat dan Makanan;

3) Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana; 4) Kepala Bagian Pengelolaan Kinerja dan Kearsipan; 5) Kepala Bagian Dukungan Strategis Pimpinan; 6) Kepala Bidang Tata Kelola Data dan Informasi; 7) Kepala Subbagian Tata Usaha Inspektorat II; dan 8) Asesor Sumber Daya Manusia Aparatur Muda.

b. Tugas Kelompok Kerja 1 – Bidang Manajemen Perubahan

Mengubah secara sistematis dan konsisten dari sistem dan mekanisme kerja organisasi serta pola pikir dan budaya kerja individu atau unit kerja di dalamnya menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran Reformasi Birokrasi, dengan cara antara lain:

1) mengoordinasi peningkatan komitmen pimpinan dan pegawai dalam melakukan reformasi birokrasi di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, melalui:

a) menyusun Tim Reformasi Birokrasi;

b) menyusun Road Map Reformasi Birokrasi; dan

c) melakukan pemantauan dan evaluasi reformasi birokrasi.

2) mengoordinasi terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; dan

(7)

-3-

3) menurunkan risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan.

2. Kelompok Kerja 2 - Bidang Penguatan Sistem Pengawasan.

a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 2 Koordinator : Inspektur II.

Sekretaris : Kepala Bagian Tata Usaha Inspektorat Utama. Anggota :

1) Kepala Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi;

2) Kepala Subbagian Tata Usaha Inspektorat II;

3) Kepala Subbagian Layanan Pengaduan Masyarakat; 4) Noviana Susanti (Auditor Madya);

5) Wiwi Wiratini (Auditor Madya);

6) M. Nur Herman Syah (Auditor Muda); 7) Farizka Dhian W. (Auditor Muda); 8) Mahardhika H. (Auditor Muda);

9) Fadhila Nurfida Hanif (Auditor Pertama); 10) Brigitta Melati I.O. (Auditor Pertama); 11) Dedi Gunawan (Auditor Pertama); dan 12) Irwan Setiawan (Auditor Pertama).

b. Tugas Kelompok Kerja 2 - Bidang Penguatan Sistem Pengawasan Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, dengan cara antara lain:

1) meningkatkan kepatuhan dan efektivitas terhadap pengelolaan keuangan negara melalui:

a) pembuatan kebijakan, sosialisasi, penanganan, evaluasi penanganan gratifikasi di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan;

b) mengelola Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; dan c) mengelola Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

(8)

-4-

2) meningkatkan status opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap pengelolaan keuangan negara melalui koordinasi pencanangan, pengembangan, monitoring, dan evaluasi atas pembangunan zona integritas di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM); dan 3) menurunkan tingkat penyalahgunaan wewenang di

lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui: a) pembuatan kebijakan, penanganan, evaluasi

penanganan atas pengaduan masyarakat terhadap Badan Pengawas Obat dan Makanan;

b) mengelola pelaksanaan whistle blowing system dan melakukan evaluasinya; dan

c) melakukan sosialisasi, penanganan, dan evaluasi atas benturan kepentingan di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

3. Kelompok Kerja 3 - Bidang Penguatan Akuntabilitas Kinerja.

a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 3

Koordinator : Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan.

Sekretaris : Kepala Bagian Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Kinerja.

Anggota :

1) Kepala Bagian Perencanaan; 2) Kepala Bagian Penganggaran;

3) Kepala Subbagian Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Kinerja I;

4) Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja dan Disiplin Sumber Daya Manusia;

5) Kepala Subbagian Monitoring dan Evaluasi Program Strategis Pimpinan;

6) Kepala Subbagian Alatntansi dan Pelaporan Keuangan; 7) Agus Sulisno (Auditor Madya);

8) Wikan Yogi P. (Auditor Muda); dan 9) Ardianto Nugroho (Auditor Pertama).

(9)

-5-

b. Tugas Kelompok Kerja 3 – Bidang Penguatan Akuntabilitas Kinerja

Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja Badan Pengawas Obat dan Makanan, dengan cara antara lain:

1) koordinasi keterlibatan pimpinan dalam penyusunan perencanaan kinerja dan pemantauan penyampaian kinerja secara berkala;

2) melaksanakan peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja;

3) menyusun pedoman akuntabilitas kinerja;

4) melakukan pengukuran kinerja berbasis elektronik; dan 5) melakukan pemutakhiran data kinerja secara berkala.

4. Kelompok Kerja 4 - Bidang Penguatan Kelembagaan.

a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 4

Koordinator : Kepala Biro Hukum dan Organisasi.

Sekretaris : Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana. Anggota :

1) Direktur Penyidikan Obat dan Makanan;

2) Kepala Subbidang Pengelolaan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi;

3) Kepala Subbagian Organisasi; dan

4) Kepala Subbagian Perencanaan dan Pengelolaan Data Sumber Daya Manusia.

b. Tugas Kelompok Kerja 4 - Penguatan Kelembagaan

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi secara proporsional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing-masing, sehingga organisasi menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran, antara lain dengan cara:

1) melakukan evaluasi terkait penilaian ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi, pengukuran jenjang organisasi, analisis kemungkinan duplikasi dan tumpang tindih fungsi, penilaian kesesuaian struktur organisasi dengan mandat maupun kinerja yang dihasilkan, serta analisis organisasi telah adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis; dan

(10)

-6-

2) melakukan penataan dengan mengajukan usulan perubahan organisasi kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai tindak lanjut hasil evaluasi yang telah dilakukan.

5. Kelompok Kerja 5 - Bidang Penguatan Tata Laksana.

a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 5

Koordinator : Kepala Biro Hukum dan Organisasi.

Sekretaris : Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana. Anggota :

1) Direktur Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang; 2) Kepala Bidang Sistem Informasi;

3) Kepala Bagian Komunikasi dan Publikasi;

4) Kepala Subdirektorat Standardisasi Khasiat dan Keamanan Obat;

5) Kepala Subbagian Tata Laksana; dan

6) Kepala Subbagian Persuratan dan Kearsipan.

b. Tugas Kelompok Kerja 5 - Bidang Penguatan Tata Laksana

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur, antara lain dengan cara:

1) menyusun peta proses bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan serta dijabarkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP);

2) mengoordinasi penerapan Sistem Manajemen Mutu atau

Quality Management System (QMS) di lingkungan Badan

Pengawas Obat dan Makanan;

3) melakukan evaluasi dan penyesuaian peta proses bisnis dan SOP terhadap perkembangan tuntutan efisiensi dan efektivitas birokrasi;

4) mengoordinasi penyusunan rencana dan pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; dan

5) mengoordinasi penerapan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik.

(11)

-7-

6. Kelompok Kerja 6 - Bidang Penguatan Sistem Manajemen Sumber

Daya Manusia Aparatur Sipil Negara.

a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 6

Koordinator : Kepala Biro Umum dan Sumber Daya Manusia.

Sekretaris : Kepala Bagian Perencanaan dan Pengelolaan Karier Sumber Daya Manusia.

Anggota :

1) Kepala Bagian Pengelolaan Kinerja dan Kearsipan;

2) Kepala Bidang Perencanaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia;

3) Kepala Subbagian Perencanaan dan Pengelolaan Data Sumber Daya Manusia;

4) Kepala Subbagian Pengelolaan Karier Jabatan Struktural; 5) Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja dan Disiplin Sumber

Daya Manusia;

6) Kepala Subbagian Kesejahteraan, Gaji, dan Tunjangan; dan 7) Kepala Subbidang Arsitektur Sistem Informasi.

b. Tugas Kelompok Kerja 6 - Bidang Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negara

Meningkatkan profesionalisme SDM Aparatur di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, yang didukung oleh sistem rekrutmen dan promosi aparatur berbasis kompetensi, transparan, serta memperoleh gaji dan bentuk jaminan kesejahteraan yang sepadan, antara lain dengan cara:

1) meningkatkan ketaatan terhadap pengelolaan SDM Aparatur di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui melakukan perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi;

2) meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui:

a) proses penerimaan pegawai secara transparan, objektif, akuntabel, dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

(12)

-8-

3) meningkatkan disiplin SDM Aparatur di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai;

4) meningkatkan efektivitas manajemen SDM Aparatur di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui: a) penetapan kinerja individu;

b) pelaksanaan evaluasi jabatan;

c) pengembangan sistem informasi kepegawaian; dan

d) meningkatkan profesionalisme SDM Aparatur di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui pengembangan pegawai berbasis kompetensi.

7. Kelompok Kerja 7 - Bidang Penguatan Peraturan

Perundang-undangan.

a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 7

Koordinator : Kepala Biro Hukum dan Organisasi.

Sekretaris : Kepala Bagian Peraturan Perundang-undangan.

Anggota :

1) Direktur Standardisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif;

2) Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik;

3) Direktur Standardisasi Pangan Olahan;

4) Kepala Subdirektorat Standardisasi Produksi dan Distribusi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif; 5) Kepala Subdirektorat Standardisasi Suplemen Kesehatan; 6) Kepala Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan Tertentu; 7) Kepala Bagian Kerja Sama Regional dan Multilateral;

8) Kepala Subbagian Peraturan Perundang-undangan I; 9) Kepala Subbagian Peraturan Perundang-undangan II; dan 10) Kepala Subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum. b. Tugas Kelompok Kerja 7 - Bidang Penguatan Peraturan

Perundang-undangan

Meningkatkan efektivitas pengelolaan Peraturan Perundang-Undangan di bidang pengawasan obat dan makanan yang

(13)

-9-

dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, yaitu antara lain dengan cara:

1) melakukan identifikasi, analisis, pemetaan, dan revisi Peraturan Perundang-Undangan di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang mempunyai resiko tumpang tindih / tidak harmonis/tidak sinkron;

2) menyusun sistem dan melakukan evaluasi pengendalian penyusunan Peraturan Perundang-Undangan di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; dan

3) melakukan deregulasi peraturan terkait pelayanan publik.

8. Kelompok Kerja 8 - Bidang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

a. Susunan Keanggotaan Kelompok Kerja 8 Koordinator :

1) Direktur Pengawasan Keamanan, Mutu, dan Ekspor Impor Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif. 2) Kepala Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan.

a) Sub Tim Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Pre-Market (Sebelum Beredar).

Koordinator : Direktur Registrasi Pangan Olahan. Sekretaris : Kepala Subdirektorat Registrasi Pangan

Olahan Risiko Tinggi. Anggota :

1) Direktur Registrasi Obat;

2) Direktur Registrasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik;

3) Kepala Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara dan Rumah Tangga;

4) Kepala Subdirektorat Penilaian Uji Klinik dan Pemasukan Khusus;

5) Kepala Subdirektorat Registrasi Obat Generik;

6) Kepala Subdirektorat Penilaian Uji Pra Klinik/Klinik Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, Kosmetik, dan Dokumen Informasi Produk Kosmetik;

(14)

-10-

8) Kepala Subdirektorat Registrasi Pangan Olahan Risiko Rendah dan Bahan Tambahan Pangan.

b) Sub Tim Perkuatan Sistem Pengawasan Post-Market

(Selama Beredar).

Koordinator : Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor.

Sekretaris : Kepala Subdirektorat Pengawasan Sarana Distribusi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Bahan Obat;

Anggota :

1) Direktur Pengawasan Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor;

2) Direktur Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan;

3) Direktur Pengawasan Pangan Risiko Tinggi dan Teknologi Baru;

4) Direktur Pengawasan Pangan Risiko Rendah dan Sedang;

5) Kepala Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional;

6) Kepala Subdirektorat Pengawasan Keamanan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor;

7) Kepala Subdirektorat Pengawasan Sarana Produksi Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor;

8) Kepala Subdirektorat Pengawasan Sarana Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan;

9) Kepala Subdirektorat Inspeksi Pangan Olahan Tertentu;

10) Kepala Subdirektorat Inspeksi Pangan Risiko Rendah; 11) Kepala Balai Besar POM di Banda Aceh;

12) Kepala Balai Besar POM di Bandung; 13) Kepala Balai Besar POM di Denpasar; 14) Kepala Balai Besar POM di Jakarta; 15) Kepala Balai Besar POM di Jayapura; 16) Kepala Balai Besar POM di Makassar;

(15)

-11-

17) Kepala Balai Besar POM di Manado; 18) Kepala Balai Besar POM di Medan; 19) Kepala Balai Besar POM di Palembang; 20) Kepala Balai Besar POM di Semarang; 21) Kepala Balai Besar POM di Surabaya; 22) Kepala Balai Besar POM di Yogyakarta;

23) Kepala Balai Besar POM di Bandar Lampung; 24) Kepala Balai Besar POM di Banjarmasin; 25) Kepala Balai Besar POM di Mataram; 26) Kepala Balai Besar POM di Padang; 27) Kepala Balai Besar POM di Pekanbaru; 28) Kepala Balai Besar POM di Pontianak; 29) Kepala Balai Besar POM di Samarinda; 30) Kepala Balai POM di Ambon;

31) Kepala Balai POM di Bengkulu; 32) Kepala Balai POM di Jambi; 33) Kepala Balai POM di Kendari; 34) Kepala Balai POM di Kupang;

35) Kepala Balai POM di Palangka Raya; 36) Kepala Balai POM di Palu;

37) Kepala Balai POM di Batam; 38) Kepala Balai POM di Gorontalo; 39) Kepala Balai POM di Manokwari; 40) Kepala Balai POM di Pangkalpinang; 41) Kepala Balai POM di Serang;

42) Kepala Balai POM di Mamuju; dan 43) Kepala Balai POM di Sofifi.

c) Sub Tim Rebranding Pelayanan Publik

Koordinator : Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Dukungan Strategis Pimpinan.

Sekretaris : Kepala Bagian Komunikasi dan Publikasi.

Anggota :

1) Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha;

(16)

-12-

3) Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Pelaku Usaha; 4) Kepala Bagian Perencanaan; dan

5) Kepala Subbagian Pengelolaan Opini Publik. d) Sub Tim Pengelolaan Pengaduan Masyarakat

Koordinator : Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Dukungan Strategis Pimpinan.

Sekretaris : Kepala Bagian Pengaduan Masyarakat. Anggota :

1) Inspektur I; 2) Inspektur II;

3) Kepala Subbagian Layanan Pengaduan Masyarakat; 4) Kepala Subbidang Perencanaan dan Penyelenggaran

Pendidikan dan Pelatihan Teknis; dan

5) Kepala Subbagian Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi.

b. Tugas Kelompok Kerja 8 - Bidang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yaitu meningkatkan kualitas pelayanan publik yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Perkuatan Sistem Pengawasan Pre Market dan Post Market, Rebranding, dan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat), dengan cara antara lain: 1) memperkuat dan mengembangkan best practices

peningkatan kualitas pelayanan, pengawasan, dan sistem pemberdayaan masyarakat melalui melakukan review dan perbaikan kebijakan/pedoman standar pelayanan dan pengawasan;

2) meningkatkan kualitas pelayanan dan pengawasan yang berbasis sistem manajemen mutu yang diakui secara internasional melalui:

a) melakukan sosialisasi/pelatihan dalam upaya meningkatkan penerapan budaya pelayanan prima; b) meningkatkan sarana layanan terpadu/terintegrasi dan

kemudahan pengaksesan informasi; c) melakukan inovasi layanan;

(17)

-13-

3) meningkatkan indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan melalui:

a) meningkatkan pengelolaan pengaduan pelayanan; b) melakukan penilaian kepuasan pelayanan;

c) peningkatan pemanfaatan teknologi informasi;

4) melakukan promosi pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan pemberdayaan masyarakat, berdasarkan data yang didapat dari hasil monitoring maupun data dari Tim PMPRB melalui media informasi.

9. Tim Pelaksana selain sebagaimana disebutkan di atas, juga mempunyai tugas untuk:

a. merumuskan Road Map Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan;

b. merumuskan quick wins;

c. menjadi agen perubahan;

d. melaksanakan koordinasi, kerja sama, dan fasilitasi kepada semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan; e. melakukan internalisasi dan sosialisasi kepada pegawai dan

masyarakat tentang Reformasi Birokrasi di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan;

f. mengikutsertakan dan/atau bekerjasama dengan para pakar dan pemangku kepentingan;

g. melaporkan perkembangan hasil kerjanya kepada Ketua Tim Pelaksana serta menembuskan kepada Tim Monitoring dan Evaluasi, paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan; dan

h. menyiapkan data dan dokumen pendukung sebagai bahan penilaian PMPRB bagi Tim Asesor PMPRB.

C. TIM ASESOR PMPRB DAN MONEV RB

1. Susunan Keanggotaan Tim Asesor PMPRB dan Monev RB Koordinator : Inspektur Utama.

Ketua : Inspektur II.

Sekretaris : a. Kepala Bagian Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Kinerja.

(18)

-14- Anggota :

a. Bidang Manajemen Perubahan

Koordinator : Kepala Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional.

Anggota :

1) Kepala Bidang Standardisasi dan Penilaian Kompetensi Sumber Daya Manusia;

2) Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Konsumen; 3) Kepala Subbagian Dukungan Strategis Pimpinan;

4) Kepala Subbagian Tata Usaha Biro Hukum dan Organisasi; dan 5) Brigitta Melati I.O (Auditor Pertama).

b. Bidang Penguatan Sistem Pengawasan

Koordinator : Direktur Pengawasan Kosmetik.

Anggota :

1) Kepala Subbagian Program dan Evaluasi Inspektorat Utama; 2) Kepala Subdirektorat Registrasi Pangan Olahan Risiko Sedang; 3) Kepala Subdirektorat Pengawasan Sarana Distribusi Obat,

Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Bahan Obat Regional II; dan

4) Wikan Yogi Pratomo (Auditor Muda). c. Bidang Penguatan Akuntabilitas Kinerja

Koordinator : Inspektur II.

Anggota :

1) Kepala Subbagian Penganggaran Pusat;

2) Kepala Subbagian Keuangan dan Umum - Inspektorat Utama; 3) Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;

4) Kepala Subbagian Pembendaharaan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak; dan

5) M. Nur Herman Syah (Auditor Muda). d. Bidang Penguatan Kelembagaan

Koordinator : Kepala Biro Kerja Sama.

Anggota :

(19)

-15-

2) Kepala Subdirektorat Penyidikan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif;

3) Kepala Subbagian Advokasi Hukum I; 4) Agus Sulisno (Auditor Madya); dan 5) Ardianto Nugroho (Auditor Pertama). e. Bidang Penguatan Tata Laksana

Koordinator : Kepala Pusat Riset dan Kajian Obat dan Makanan.

Anggota :

1) Kepala Subdirektorat Standardisasi Keamanan Pangan; 2) Kepala Subdirektorat Standardisasi Obat Tradisional; 3) Kepala Subbidang Layanan Data dan Informasi; 4) Mahardhika H. (Auditor Muda); dan

5) Fadhila Nurfida Hanif (Auditor Pertama).

f. Bidang Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negara

Koordinator : Direktur Standardisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif.

Anggota :

1) Kepala Bagian Keuangan;

2) Kepala Subbidang Standardisasi dan Penilaian Kompetensi Teknis;

3) Kepala Subbagian Pengelolaan Karier Jabatan Fungsional; 4) Istiqomah (Auditor Pertama); dan

5) Dedi Gunawan (Auditor Pertama).

g. Bidang Penguatan Peraturan Perundang-undangan

Koordinator : Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik.

Anggota :

1) Kepala Bagian Advokasi Hukum;

2) Kepala Subdirektorat Standardisasi Kosmetik;

3) Kepala Subdirektorat Inspeksi Pangan Teknologi Baru; 4) Kepala Bagian Kerja Sama Dalam Negeri; dan

(20)

-16-

h. Bidang Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Koordinator : Inspektur I.

Anggota :

1) Kepala Subdirektorat Pengawasan Produksi Produk Biologi dan Sarana Khusus;

2) Kepala Subdirektorat Pengawasan Informasi dan Promosi Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan;

3) Kepala Subdirektorat Inspeksi Pangan Risiko Sedang dan Bahan Tambahan Pangan;

4) Kepala Subbagian Tata Usaha Inspektorat I;

5) Kepala Subbagian Penatausahaan Barang Milik Negara; 6) Kepala Subbagian Rumah Tangga; dan

7) Agung Wicaksono (Auditor Madya).

1. Tugas Tim Asesor PMPRB dan Monev RB sebagai berikut: a. Koordinator

1) mengoordinasikan pelaksanaan PMPRB Badan Pengawas Obat dan Makanan;

2) memperbarui data profil sebelum melakukan penilaian;

3) melakukan review terhadap kertas kerja Asesor sebelum menyusun kertas kerja instansi;

4) menginput data hasil PMPRB ke dalam aplikasi PMPRB online dan menyampaikan kepada Sekretaris Utama;

5) menyampaikan secara online hasil penilaian dan rencana perbaikan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, yang sebelumnya telah diperiksa oleh Sekretaris Utama; dan

6) melaporkan perkembangan hasil kerja kepada Ketua Tim Pelaksana, paling sedikit 3 (tiga) bulan.

b. Sekretaris

1) membantu pelaksanaan tugas Koordinator PMPRB Badan POM; dan

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Tata kelola teknologi informasi adalah bagian yang terintegrasi dari pengelolaan organisasi yang mencakup kepemimpinan, struktur serta proses organisasi yang

Adapun kewenangan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota pada bidang administrasi pengelolaan dapat dikelompokkan menjadi administrasi publik, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, serta

Bagian Organisasi dan Tata Laksana dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah melalui Asisten

Tata kelola teknologi informasi adalah bagian yang terintegrasi dari pengelolaan organisasi yang mencakup kepemimpinan, struktur serta proses organisasi yang

IKU SUMBER DATA Sasaran Strategis BPKP 1 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Keuangan Daerah 1 Perbaikan Tata

Satuan Organisasi adalah Sub Bagian Tata Usaha, Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jayapura.. Kepala Satuan Organisasi ialah Kepala

Berdasarkan seleksi administrasi dalam rangka Seleksi Terbuka Calon Pimpinan Tinggi Pratama untuk jabatan Kepala Biro Sumber Oaya Manusia, Organisasi dan Tata Laksana pada Pusat

Pasal 17 Bagian Pengelolaan Jabatan Fungsional, Organisasi dan Tata Laksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan dan pelaksanaan