• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Hasil Identifikasi Antosianin dalam Ekstrak Kulit Buah Jamblang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Hasil Identifikasi Antosianin dalam Ekstrak Kulit Buah Jamblang"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

39 0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 200 300 400 500 600 700

5.1 Hasil Identifikasi Antosianin dalam Ekstrak Kulit Buah Jamblang

Ekstraksi kulit buah jamblang sebanyak 2 kg hasil maserasi diperoleh ekstrak pekat sebanyak 250 g, dengan warna ungu kehitaman. Ekstrak pekat ini kemudian di identifikasi dengan UV-Vis pada panjang gelombang 200 sampai 700 nm. Hal ini disebabkan dalam pelarut yang asam, antosianin dan aglikonnya menunjukkan dua karakteristik panjang gelombang maksimum yaitu satu pada daerah visibel antara 465 dan 550 nm dan satu lagi pada daerah UV yaitu disekitar 275 nm. Panjang gelombang maksimum dapat digunakan untuk mengidentifikasi aglikon, akan tetapi penggunaan dengan metode yang lain sebagai pendukung juga diperlukan (Jackman dan Smith, 1996). Pola spektra pada analisis spektrofotometri ini dapat dilihat pada Gambar 5.1

Gambar 5.1

Pola Spektra Spektroskopi UV Ekstrak Kasar Kulit Buah Jamblang

λ1

λ1=274 nm λ2=536 nm

λ2

PANJANG GELOMBANG A B S O R B A N S I

(2)

Pola spektra yang dihasilkan pada Gambar 5.1 mempunyai panjang gelombang maksimum yang dapat digunakan untuk menduga jenis antosianin yang terdapat dalam buah jamblang. Menurut Timberlake dan Bridle (1997), spektra UV-Vis merupakan salah satu cara yang sederhana untuk mengidentifikasi dan memeriksa kemurnian dari pigmen antosianin. Panjang gelombang maksimum dari sampel ekstrak kulit buah jamblang adalah 274 dan 536 nm. Panjang gelombang maksimum ini berada pada kisaran panjang gelombang antosianin yaitu antara 465 sampai 550 nm (Jackman dan Smith, 1996). Menurut Francis (1982) panjang gelombang 274 dan 536 merupakan panjang gelombang maksimum untuk jenis antosianin petunidin yang mengandung satu gugus gula yang terikat pada atom C nomor 3.

Analisis lainnya yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik antosianin pada penelitian ini adalah analisis dengan menggunakan thin Layer Chromatography (TLC), menggunakan eluen BAA (n-butanol-asam asetat-air dengan perbandingan 4:1:5). Analisis TLC merupakan salah satu jenis analisis kromatografi yang sering digunakan. Analisis ini telah digunakan secara luas untuk menggantikan kromatografi kertas. Hal ini dikarenakan sifat dari TLC yang lebih cepat dan sensitif bila dibandingkan dengan kromatografi kertas.

Hasil yang diperoleh pada TLC juga lebih baik dari pada kromatografi kertas, karena partikel pada lempeng TLC lebih kecil dari pada kromatografi kertas (Rounds dan Nielsen, 1998). Analisis dengan TLC dilakukan pada sampel ekstrak kasar kulit buah jamblang dengan lempeng yang terbuat dari silika gel. Hasil uji TLC dapat dilihat pada Gambar 5.2 di bawah ini

(3)

Gambar 5.2

Hasil Uji TLC Ekstrak Total Kulit Buah Jamblang

Hasil analisis pada sampel ekstrak menghasilkan dua buah spot yang pemisahannya cukup bagus (spot a dan spot b). Spot yang pertama (spot a) berwarna merah muda agak keunguan, sedangkan spot yang kedua (spot b) berwarna ungu kebiruan. Spot yang pertama memiliki intensitas warna yang lebih tajam bila dibandingkan dengan spot yang kedua. Hal ini menunjukkan komponen antosianin yang terdapat pada spot yang pertama lebih banyak dibandingkan dengan spot yang kedua (Gritter et al., 1991).

Nilai Rf dari masing-masing spot adalah 0,40 untuk spot a dan 0,33 untuk spot b. Nilai Rf ini kemudian dicocokkan dengan literatur menurut Harborne (1967), dengan nilai Rf 0,40 merupakan antosianin jenis petunidin-3-rhamnosa, sedangkan nilai Rf 0,33 merupakan antosianin jenis sianidin-3-soporosa. Komponen antosianin yang lebih banyak adalah petunidin-3-rhamnosa. Penjelasan secara terinci setelah dibandingkan dengan Tabel Harborne dapat dilihat pada Tabel 5.1 Berikut ini

(4)

Tabel 5.1

Identifikasi Senyawa Antosianin dalam Ekstrak Kulit Buah Jamblang

Jumlah Spot Warna RF λ maksimum (nm) Kemungkinan senyawa Visual UV Spot a Ungu muda Merah muda-ungu 0,40 533 petunidin-3-rhamnosa Spot b biru muda Ungu-kebiruan 0,33 524

sianidin-3-soporosa (Harborne, 1967) Struktur molekul yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

]

Gambar 5.3

Struktur Molekul dari Petunidin-3-Rhamnosa (a) dan Sianidin-3-Soporosa (b)

5.2 Kadar Antosianin dalam Ekstrak Kulit Buah Jamblang

Pengukuran konsentrasi antosianin digunakan untuk mengetahui kandungan total antosianin. Konsentrasi antosianin ini diukur dengan menggunakan metode pH differential. Total antosianin ini dihitung dari selisih pengukuran absorbansi sampel pada panjang gelombang maksimum yang dilarutkan masing-masing dalam dua macam larutan buffer yang memiliki nilai pH yang berbeda. Pada pH 1, antosianin berada dalam bentuk kation flavilium yang menunjukkan jumlah antosianin dan senyawa-senyawa pengganggu. Sedangkan pada pH 4.5, antosianin berada dalam bentuk karbinol yang menunjukkan jumlah senyawa pengganggu.

(5)

Selisih dari kedua pengukuran akan menunjukkan jumlah antosianin (Francis, 1982).

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada dua panjang gelombang yaitu 520 dan 700 nm. Pada pH 1, antosianin berada dalam bentuk kation flavilium yang berwarna merah. Menurut Timberlake dan Bridle (1997), pada pH antara 4 – 5 antosianin kehilangan proton sehingga menghasilkan struktur karbinol pseudobase. Pengukuran kadar antosianin dilakukan pada sampel ekstrak buah jamblang yang berwarna ungu kehitam-hitaman sebanyak 2 sampel dengan pengulangan 3 kali. Menurut Leimena (2008), kandungan antosianin pada buah jamblang sangat tergantung pada kepekatan warnanya. Hasil dari pengukuran kadar antosianin kulit buah jamblang akan ditunjukkan pada Tabel 5.2 berikut ini.

Tabel 5.2

Kandungan Total Antosianin pada Kulit Buah Jamblang

Sampel Ulangan 1 Ulangan 2

Konsentrasi antosianin (mg/L) Simplo 832 mg/L 816 mg/L Duplo 845 mg/L 828 mg/L Triplo 810 mg/L 851 mg/L Rata-rata 829 mg/L 831 mg/L Rata-rata ulangan (mg/g) 830 mg/L SD 15,2

Berdasarkan data yang ditampilkan dalam Tabel 5.2, kandungan rata-rata antosianin dalam ekstrak kulit buah jamblang adalah 830 ± 15,2 mg CyE/L.

5.3 Pengukuran Tingkat Keamanan Konsumsi

Pengukuran dosis letal dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan konsumsi ekstrak kulit buah jamblang. Pengukurannya dilakukan pada 4

(6)

kelompok hewan percobaan, yang setiap kelompok terdiri atas 3 ekor tikus. Hewan-hewan dalam kelompok 1, 2 dan 3 diinjeksikan sediaan uji secara oral dengan dosis bertingkat 50 g, 100 g dan 150 g, Masing-masing menerima satu peringkat dosis. Sedangkan kelompok 4 merupakan kontrol yang tidak mendapat asupan oral ekstrak kulit buah jamblang. Dilakukan pengamatan kematian sampel dan penurunan aktivitas hewan percobaan selama 24 jam setelah pemberian ekstrak kulit buah jamblang.

Data yang ditampilkan pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak kulit buah jamlang selama 24 jam pasca pemberian tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kerusakan hati maupun ginjal. Hal ini ditunjukkan oleh nilai SGOT, SGPT, ureum dan kreatinin yang tidak melebihi ambang normal. Nilai yang didapat hampir mendekati kelompok kontrol negatif yang merupakan pembanding untuk melihat perbedaan nilai SGOT, SGPT, Ureum dan Kreatinin pada tikus yang tidak diberikan injeksi oral ekstrak kulit buah jamblang.

Tabel 5.3

Hasil Pengujian Tingkat Keamanan Konsumsi pada 4 Kelompok Hewan Uji

KELOMPOK UJI

SAMPEL UJI

Rata-rata Perkembangan 3 Tikus Setelah 24 Jam Pasca Diberikan Ektrak Antosianin Kulit Buah Jamblang

Kelompok IV Kontrol Negatif

Kondisi : hidup, lincah, nafsu makan tinggi.

LFT : SGOT = 117.67 mg/dl SGPT = 55.6 mg/dl

TFG : ureum : 36,4 mg/dl dan kreatinin 1,17 mg/dl

Kelompok I

dengan injeksi oral 50 g / 150 BB

Kondisi : hidup, lincah, nafsu makan tinggi.

LFT : SGOT = 116,3 mg/dl SGPT = 53,3 mg/dl

TFG : ureum : 36,78 mg/dl dan kreatinin 1,09 mg/dl

Kelompok II

dengan injeksi oral 100 g / 150 BB

Kondisi : hidup, lincah, nafsu makan tinggi.

LFT : SGOT = 113 mg/dl SGPT = 52 mg/dl

TFG : ureum : 36,24 mg/dl dan kreatinin 1,08 mg/dl

Kelompok III

dengan injeksi oral 150 g / 150 BB

Kondisi : hidup, lincah, nafsu makan tinggi.

LFT : SGOT = 106 mg/dl SGPT = 54.3 mg/dl

(7)

Keterangan :

LFT : Liver Fungsion test TFG : Tes Fungsi Ginjal

SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase SGPT : Serum Glutamic Piruvic Transaminase

Pengukuran tingkat keamanan yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan secara akut yaitu dalam waktu 24 jam. Hasil yang ditunjukkan tidak bisa sebaik lethal dosis dalam waktu yang lebih panajng (kronis). Hal ini menjadi kelemahan dalam penelitian ini. Perlu penelitian lanjutan dalam waktu yang lebih lama dan dosis yang lebih tinggi dalam menguji keamanan konsumsi ekstrak kulit buah jamblang.

5.4 Kadar HDL dan LDL Sebelum dan Setelah Pemberian Ekstrak Kulit Buah Jamblang

Pengukuran kadar LDL dan HDL dalam darah tikus wistar pada kelompok pertama dan kelompok kedua sebelum perlakuan dilakukan pada hari ke-36 dengan mengambil darah tikus dari pleksus retroorbitalis dan diukur dengan metode presipitasi secara spektrofotometri. Hasil dari pemeriksaan ini merupakan data kadar LDL dan HDL sebelum dilakukan perlakuan yang akan dibandingkan dengan data LDL dan HDL setelah perlakuan. Kelompok pertama merupakan kontrol negatif yang tidak mendapatkan perlakuan. Sedangkan, kelompok kedua yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol positif (Kontrol positif), kelompok perlakuan 1 (P1), kelompok perlakuan 2 (P2), kelompok perlakuan 3 (P3) dan kelompok perlakuan 4 (P4) sebagai pembanding. Kadar kolesterol-LDL dan HDL serum tikus wistar diambil pada hari ke-56 dan diukur dengan metode presipitasi secara spektrofotometri. Hasilnya ditunjukkan oleh Tabel 5.4 dibawah ini

(8)

Tabel 5.4

Hasil Pengukuran Rata-rata LDL dan HDL Sebelum dan Setelah Pemberian Ekstrak Kulit Buah Jamblang

Sampel Uji

Sampel Uji

SEBELUM PERLAKUAN SETELAH

PERLAKUAN LDL HDL LDL HDL Kontrol Negatif Kontrol negatif 32,52 mg/dl 67,45 mg/dl 32,32 mg/dl 67,42 mg/dl Sampel Uji Kontrol positif 89,56 mg/dl 46,10 mg/dl 89,57 mg/dl 42,67 mg/dl P1 (23 g / 150 BB) 89,38 mg/dl 46,19 mg/dl 63,67 mg/dl 48,90 mg/dl P2 (46 g/ 150 BB) 90,28 mg/dl 46,10 mg/dl 55,53 mg/dl 52,44 mg/dl P3 (69 g/ 150 BB) 92,56 mg/dl 43,92 mg/dl 38,05 mg/dl 59,97 mg/dl P4 (0,09 g / 150 BB). 92,33 mg/dl 46,21 mg/dl 38,85 mg/dl 54,63 mg/dl Diet tinggi lemak adalah faktor yang penting dalam peningkatan konsentrasi LDL kolesterol dan penurunan HDL kolesterol serum (P1, P2,P3, dan P4). Diet tinggi asam lemak jenuh dan kolesterol menyebabkan konsentrasi kolesterol meningkat. Peningkatan ini menyebabkan kadar LDL kolesterol juga meningkat karena LDL kolesterol merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada darah manusia. Diet Asam lemak jenuh ganda akan menekan sintesis HDL melalui penurunan kadar apolipoprotein A-1 yang merupakan prekursor untuk pembentukan HDL sehingga menyebabkan penurunan HDL kolesterol serum (Mayes et al, 2003)

Berdasarkan data Tabel 5.4, kadar LDL setelah pemberian ekstrak kulit buah jamblang mengalami penurunan dibandingkan sebelum pemberian. Hal ini

(9)

menunjukkan bahwa antosianin dalam kulit buah jamblang mampu menghambat kerja 3-Hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG Co-A reduktase). Enzim ini mengkatalisis perubahan HMG Co-A menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal dari sintesa kolesterol.

Senyawa antosianin yang terdapat dalam ekstrak kulit buah jamblang adalah senyawa yang sangat efektif terhadap penangkap radikal hidroksil dan peroksil, meskipun efisiensinya sebagai penangkap anion superoksida belum jelas. Antosianin juga merupakan senyawa pengkelat logam dan menghambat reaksi Fenton dan Haber-Weiss, yang merupakan reaksi penting yang menghasilkan radikal oksigen aktif. Aktifitas menkelat logam yang ditunjukkan oleh antioksidan (antosianin) menyebabkan gangguan fisiologis bagi enzim HMG-CoA reduktase. Sehingga menyebabkan kegagalan enzim tersebut dalam membentuk mevalonat. Logam sangat diperlukan oleh enzim karena merupakan kofaktor bagi enzim. Enzim yang kehilangan logam akan mengalami gangguan fungsi dan rusak.

Kemampuan menurunkan LDL terbaik ditunjukkan oleh P3 yang diberikan Ekstrak Kulit Buah Jamblang sebanyak 69 g/ 150 BB. Prosentase penurunan kadar LDL dalam darah tikus wistar mencapai 58,93%. Prosentase penurunan kadar LDL yang ditunjukkan P3 sebanding dengan P4 yang diberikan obat paten berupa simvastatin dosis 0,09 g/150 BB dengan prosentase penurunan 57,92. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak kulit buah jamblang dalam konsentrasi 69 g/ 150 BB mampu memberikan efek positif bagi tubuh dalam menurunkan LDL. Perbandingan kadar LDL sebelum pemberian Ekstrak dan setelah pemberian ekstrak dapat dilihat pada Gambar 5.4 berikut ini.

(10)

Gambar 5.4

Perbandingan Kadar LDL Sebelum Perlakuan dan Setelah Perlakuan Gambar diatas menunjukkan perbedaan kemampuan menurunkan LDL dari masing-masing kelompok uji. K+ adalah kelompok kontrol positif yang tidak diberikan perlakuan. Sehingga tidak ada perubahan pada kadar LDL sebelum dan setelah perlakuan. P1 adalah kelompok yang diberikan ektrak kulit buah jamblang sebanyak 23 g/150 BB. Kelompok ini menunjukkan penurunan kadar LDL sebanyak 28,7%. P2 adalah kelompok yang diberikan ektrak kulit buah jamblang sebanyak 46 g/150 BB. Kelompok ini menunjukkan penurunan kadar LDL sebanyak 38,5%. P3 adalah kelompok yang diberikan ektrak kulit buah jamblang sebanyak 69 g/150 BB. Kelompok ini menunjukkan penurunan rata-rata kadar LDL sebanyak 58,93%. P4 adalah kelompok pembanding yang diberikan simvastatin sebanyak 0,09 gr/BB. Kelompok ini menunjukkan penurunan rata-rata kadar LDL sebanyak 57,92% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 k+ p1 p2 p3 sebelum sesudah Kelompok perlakuan P R O S E N T A S E

(11)

Penghambat HMG Co-A reduktase menghambat sintesis kolesterol di hati dan hal ini akan menurunkan kadar LDL plasma. Menurunnya kadar kolesterol akan menimbulkan perubahan-perubahan yang berkaitan dengan potensial antioksidan ini. Kolesterol menekan transkripsi tiga jenis gen yang mengatur sintesis HMG Co-A sintase, HMG Co-A reduktase dan reseptor LDL. Menurunnya sintesis kolesterol oleh penghambat HMG Co-A reduktase akan menghilangkan hambatan ekspresi tiga jenis gen tersebut di atas, sehingga aktivitas sintesis kolesterol meningkat. Hal ini menyebabkan penurunan sintesis kolesterol oleh penghambat HMG Co-A reduktase tidak besar. Antosianin akan melangsungkan efeknya dalam menurunkan kolesterol dengan cara meningkatkan jumlah reseptor LDL, sehingga katabolisme kolesterol terjadi semakin banyak. Dengan demikian maka antosianin dapat menurunkan kadar kolesterol (LDL).

Antosianin menunjukkan suatu afinitas yang tinggi terhadap salah satu ujung aktif dari HMG-CoA reduktase. Antosianin adalah senyawa polar dan membentuk ikatan van der Waals dengan salah satu ujung rantai HMG-CoA reduktase, yang mana merupakan hal umum yang ditemui ada diantara berbagai senyawa-senyawa penurun kolesterol low density lipoprotein dalam tubuh. Hal ini menyebabkan antosianin mampu menghambat mekanisme kerja HMG-CoA reduktase dari dalam membentuk mevalonat. Antosianin sama halnya dengan senyawa statin, juga membentuk ikatan polar dengan sekelompok sulfone elektronegatif

Kinerja lain yang dapat dilihat dari Tabel 5.5 adalah kemampuan meningkatkan HDL yang merupakan kolesterol baik sebagai anti-LDL. Terjadi

(12)

peningkatan kadar HDL pasca pemberian ekstrak kulit buah jamblang. Hal ini memberikan manfaat yang baik dalam menekan LDL dalam darah. Prosentase kenaikan HDL yang ditunjukkan oleh P3 adalah 38,58%. Kemampuan ganda yang dimiliki oleh antosianin dalam menurunkan LDL dan meningkatkan kadar HDL merupakan sisi positif penggunaan ekstrak antosianin dalam kulit buah jamblang sebagai alternatif obat baru dalam pengobatan aterosklerosis ataupun kolesterol tinggi. Perbandingan kadar HDL sebelum pemberian Ekstrak dan setelah pemberian ekstrak dapat dilihat pada Gambar 5.5 berikut ini.

Gambar 5.5

Perbandingan Kadar HDL Sebelum Perlakuan dan Setelah Perlakuan

Gambar diatas menunjukkan perbedaan kemampuan meningkatkan HDL dari masing-masing kelompok uji. K+ adalah kelompok kontrol positif yang tidak diberikan perlakuan. Sehingga tidak ada perubahan pada kadar HDL sebelum dan setelah perlakuan. P1 adalah kelompok yang diberikan ektrak kulit buah jamblang sebanyak 23 g/150 BB. Kelompok ini menunjukkan peningkatan kadar HDL sebanyak 5,9%. P2 adalah kelompok yang diberikan ektrak kulit buah jamblang

0 10 20 30 40 50 60 70 k+ p1 p2 p3 sebelum sesudah P R O S E N T A S E Kelompok perlakuan

(13)

sebanyak 46 g/150 BB. Kelompok ini menunjukkan peningkatan kadar HDL sebanyak 13,7 %. P3 adalah kelompok yang diberikan ektrak kulit buah jamblang sebanyak 69 g/150 BB. Kelompok ini menunjukkan peningkatan kadar HDL sebanyak 38,58%. P4 adalah kelompok pembanding yang diberikan simvastatin sebanyak 0,09 gr/BB. Kelompok ini menunjukkan peningkatan kadar HDL sebanyak 18,29%

5.5 Pengaruh Pemberian Ekstrak Antosianin Kulit Buah Jamblang terhadap Penurunan LDL dalam Darah Tikus Wistar

Pengujian pengaruh pemberian ekstrak antosianin dalam kulit buah jamblang pada tikus wistar yang mengalami hiperkolesterolemia diukur dengan menggunakan paired samples T-Test. Uji ini akan memberikan signifikansi pengaruh pemberian suatu perlakuan.

Nilai rata-rata LDL sebelum pemberian ekstrak antosianin kulit buah jamblang adalah 90,73 ± 0,54, Simpangan baku 2,12, dan standar error mean 0,54. Sedangkan untuk data nilai rata-rata LDL setelah pemberian ekstrak antosianin kulit buah jamblang adalah 52,41 ± 3,01, jumlah data 15, Simpangan baku11,68, dan standar error mean 3,01.

Nilai korelasi yang didapat adalah 0,936 (semakin mendekati 1). Jika nilai korelasi mendekati 1, maka hubungan semakin kuat. Sehingga hubungan antara sebelum pemberian ekstrak dan setelah pemberian ekstrak sangat kuat. Nilai Signifikasi (sig.) < 0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan antara sebelum pemberian ekstrak dan setelah pemberian ekstrak

(14)

5.6 Pengaruh Pemberian Ekstrak Antosianin Kulit Buah Jamblang terhadap Peningkatan HDL dalam Darah Tikus Wistar

Pengujian pengaruh pemberian ekstrak antosianin dalam kulit buah jamblang pada tikus wistar yang mengalami hiperkolesterolemia diukur dengan menggunakan paired samples T-Test. Uji ini akan memberikan signifikansi pengaruh pemberian suatu perlakuan.

Nilai rata-rata HDL sebelum pemberian ekstrak antosianin kulit buah jamblang adalah 45,40 ± 0,96, Simpangan baku 3,72, dan standar error mean 0,96. Sedangkan untuk data nilai rata-rata HDL setelah pemberian ekstrak antosianin kulit buah jamblang adalah 53,96 ± 1,3, Simpangan baku5,41, dan standar error mean 1,3, dalam hal ini terjadi kenaikan HDL sebesar 18,8%

Nilai korelasi 0,923 (semakin mendekati 1). Jika nilai korelasi mendekati 1, maka hubungan semakin kuat. Sehingga hubungan antara sebelum pemberian ekstrak dan setelah pemberian ekstrak sangat kuat. Nilai Signifikasi (sig.) < 0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan antara sebelum pemberian ekstrak dan setelah pemberian ekstrak

5.7 Perbandingan Efektifitas Simvastatin dan Ekstrak Antosianin Kulit Buah Jamblang

Perbandingan kemampuan menurunkan LDL dan HDL antara simvastatin (0,09 g / 150 BB) dengan ekstrak kulit buah jamblang pada konsentrasi tertinggi (69 g/ 150 BB) dapat dilihat pada Tabel 5.5 dibawah ini.

(15)

Tabel 5.5

Perbandingan Efektifitas Simvastatin dengan Ekstrak Antosianin Kulit Buah Jamblang dalam Menurunkan LDL dan Menaikkan HDL

LDL

NAMA BAHAN SEBELUM SESUDAH PROSENTASE (%) RATA-RATA

(%) Simvastatin 91,42 36,89 59,64 57,92 92,34 41,2 55,38 92,45 38,76 58,07 92,67 35,1 62,12 92,78 42,3 54,40 Ekstrak antosianin kulit buah jamblang 94,2 41,9 55,52 58,93 93,4 38,75 58,51 92,8 43,6 53,01 91,3 32,8 64,07 91,11 33,2 63,56 HDL

NAMA BAHAN SEBELUM SESUDAH PROSENTASE (%) RATA-RATA

(%) Simvastatin 47,1 49,1 4,24% 18,29% 46,2 52,2 12,98% 45,15 61,2 35,54% 47,35 59,47 25,59% 45,25 51,2 13,14% Ekstrak antosianin kulit buah jamblang 43,4 57,8 33,17% 38,58% 41,9 61,2 46,6% 40,8 62,9 54,16% 47,7 56,9 19,28% 45,8 64 39,73%

Berdasarkan Tabel 5.5, kemampuan ekstrak antosianin kulit buah jamblang dalam menurunkan LDL lebih baik dibandingkan dengan simvastatin. Prosentase penurunan LDL dengan ekstrak antosianin kulit buah jamblang mencapai 58,93%. Kemampuan Anti-LDL yang dimiliki ekstrak kulit buah jamblang diimbangi dengan peningkatan jumlah HDL, yang merupakan kolesterol yang berfungsi menekan jumlah LDL. Pengukuran prosentase efektifitas ekstrak antosianin

(16)

menggunakan konsentrasi tertinggi yaitu 69 g/150 BB. Hal ini dikarenakan konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi dengan penurunan jumlah LDL tertinggi serta memalui pengukuran tingkat keamanan tidak menimbulkan suatu kerusakan di hati, kerusakan ginjal serta perubahan nafsu makan.

Pengukuran perbedaan kemampuan penurunan LDL oleh simvastatin dan ekstrak antosianin kulit buah jamblang menggunakan Independent samples T-test. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Uji levene’s dapat dilihat pada nilai F dan signifikansi. Diketahui nilai F sebesar 2.464 dengan signifikansi 0,115, oleh karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan varian data adalah sama. Pengambilan keputusan uji independent sample t-test dilihat pada nilai t dan signifikansi equal variances assumed. Nilai t adalah 0,311 dengan signifikansi 0,003. Nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka kesimpulannya ada perbedaan kemampuan menurunkan LDL dari simvastatin dan ekstrak antosianin kulit buah jamblang pada konsentrasi 69 g/150 BB. Gambar 5.5 akan menunjukkan struktur molekul dari antosianin dan simvastatin

Gambar 5.6

Perbedaan Struktur Molekul Antara Simvastatin (a) dan Antosianin (b)

(17)

5.8 Efektifitas Antosianin dalam Kulit Buah Jamblang Sebagai Penurun LDL dan Peningkat HDL

Efektifitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektifitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang telah dicapai. Efektifitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi (Etzioni, 1985).

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah total antosianin dalam kulit buah jamblang serta efektifitas antosianin kulit buah jamblang sebagai penurun low density lipoprotein (LDL) pada tikus galur wistar yang mengalami hiperkolesterolemia. Selain itu, juga mengetahui kemampuan antosianin dalam kulit buah jamblang sebagai peningkat High Density Lipoprotein (HDL) pada tikus galur wistar yang mengalami hiperkolesterolemia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah jamblang yang mengandung antosianin mampu menurunkan kadar LDL dalam darah tikus wistar yang mengalami hiperkolesterolemia dengan prosentase mencapai 58,93%. Disamping itu, ekstrak kulit buah jamblang juga mampu meningkatkan kadar HDL dalam darah tikus wistar dengan prosentase kenaikan mencapai 38,58%.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian terlihat pada penelitian ini bahwa kedua bahan efektif dalam menurunkan jumlah koloni Streptococcus mutans , namun klorheksidin menunjukkan penurunan yang

bahwa dalam rangka peningkatan pengembangan kota Martapura, diperlukan suatu penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan peranan

[r]

Konvolusi antara koefisien refleksi dengan wavelet seismik menghasilkan model trace seismik yang akan dibandingkan dengan data riil seismik dekat sumur.. Seismogram

Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah leukosit pada kelompok perlakuan baik sop d a m Torbangun 5% maupun daun Torbangun kering 5% menunjukkan tidak ada

Client Server merupakan model jaringan yang menggunakan satu atau beberapa komputer sebagai server yang memberikan resource-nya kepada komputer lain (client) dalam jaringan,

Dari rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa universitas berbasis nasional memiliki rata-rata yang lebih tinggi yang dapat diartikan tidak setuju untuk melakukan praktik

Kabupaten/kota yang tidak/belum mengikuti program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) akan berkurang peluangnya dalam mendapatkan Dana Alokasi