• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA DENGAN PENERAPAN METODE INQUIRI DI KELAS IV SDN 2 CIBOGO KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA DENGAN PENERAPAN METODE INQUIRI DI KELAS IV SDN 2 CIBOGO KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK……… iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... …… 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian………... 6

E. Hipotesis Tindakan……….. 7

F. Definisi Operasional………. ... 7

G. Indikator Keberhasilan………... 9

H. Pokok Bahasan Benda dan Sifatnya……… 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 12

A. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar………... 12

B. Hasil Belajar ... 13

(2)

D. Prinsip-prinsip Penggunaan Inquiri……….... 19

E. Kunggulan Model Pembelajaran Inquiri..………. 21

F. Kelemahan Model Pembelajaran Inquiri……..……… 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Metode Penelitian……….. 23

B. Model PTK yang Dikembangkan……… 24

C. Lokasi Penelitian……….. 28

D. Subjek Penelitian……….. 28

E. Prosedur Penelitian………….………. 29

F. InstrumenPenelitian………. 32

G. Pengolahan dan Analisis Data……… 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 37

A. Deskripsi Awal Penelitian……… 37

B. Deskripsi Hasil Penelitian……… 39

C. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...……… 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran………... 78

DAFTAR PUSTAKA……… 79 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1. Pelaksanaan Siklus I ………... 30

3.2. Pelaksanaan Siklus II…...………... 30

3.3. Pelaksanaan SiklusIII………... 31

4.1. Hasil observasi kinerja guru menyusun RPP Siklus I …………... 45

4.2. Daftar dan kategori nilai LKS Siswa pada Siklus I..………... 47

4.3. Hasil Refleksi dan Rekomendasi Pada Siklus I….……..…………... 50

4.4. Hasil observasi kinerja guru menyusun RPP Siklus II…………... 56

4.5. Daftar dan kategori nilai LKS Siswa pada Siklus II.………... 58

4.6. Hasil Refleksi dan Rekomendasi pada Siklus II..……….………... 62

4.7. Hasil observasi kinerja guru menyusun RPP Siklus III………... 67

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1. Alur penelitian model Kemmis & Taggart (2008)………... 27

2.2. Diagram Nilai Rata-rata Kelas Skor Tes Pra siklus dan Siklus I…... 48

2.3. Diagram Nilai Rata-rata Kelas Skor Tes Pra siklus, Siklus I dan

Siklus II………... 59

2.4. Diagram Nilai Rata-rata Kelas Skor Tes Pra siklus, Siklus I , Siklus II

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo kecamatan Lembang

kabupaten Bandung Barat yang merupakan tempat penelitian, sebagian besar

siswa belum mampu menguasai atau memahami materi benda dan sifatnya.

Dari 40 siswa 21 orang mendapatkan nilai 65-100 atau 52,5% dan sisanya

yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran IPA di SDN Cibogo 2 yang harus

siswa capai adalah 65. Saat melakukan pengamatan pun antusiasme siswa

dalam belajar IPA terlihat tidak antusias karena siswa hanya duduk, diam dan

mendengarkan penjelasan guru. Siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran hanya menerima pesan dan informasi dari guru. Dari

hasil pengamatan, nilai siswa yang sebagian besar belum memenuhi KKM

disebabkan karena beberapa faktor berikut : (1) Metode mengajar yang

digunakan lebih banyak menggunakan metode ceramah; (2) Kegiatan belajar

mengajar di kelas kurang melibatkan siswa dari aktifitas pembelajaran; (3)

Siswa bukan lagi menjadi subjek pembelajaran melainkan menjadi objek yang

pasif. Pada masa anak usia sekolah dasar, anak sudah mulai menggunakan

aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan

kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya

(6)

demikian terus berlangsung tanpa ada perbaikan, maka tujuan dari

pembelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai dengan maksimal. oleh

karena itu peneliti hendaknya dapat mengatasi masalah pembelajaran tersebut

dengan menerapkan berbagai solusi diantaranya : Merubah metode yang

digunakan dari ceramah menjadi metode tanya jawab atau demonstrasi atau

dengan metode inquiri.Standar Isi KTSP SDN 2 Cibogo Mata Pelajatan IPA

memaparkan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep - konsep

atau prinsip - prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan

berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan

sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah -

masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara

bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD /

MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,

(7)

merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan

kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara Inkuiriy ilmiah

(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan

bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting

kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD / MI menekankan

pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD / MI merupakan standar

minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi

acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.

Pencapaian Standar Kompetensi, bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang

difasilitasi oleh guru. upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas yang membutuhkan pendidik yang professional. Untuk

mewujudkannya dibutuhkan sikap kreatifitas, inovatif, yang selalu berorientasi

pada memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas

untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diharapkan. Mata pelajaran

IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

(Depdiknas, 2006)”

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan Nya,

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

(8)

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat,

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan,

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam,

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan,

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP / MTs.

Berdasarkan pertimbangan hal-hal di atas tampaknya pembelajaran

IPA di SD khususnya kelas IV belum bermakna. Salah satu faktor

penyebabnya adalah karena pembelajaran IPA tidak menggunakan metode

yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dirinya dalam menemukan

konsep - konsep dalam bentuk pembelajaran yang menggunakan metode

inkuiri. Sehingga hasil belajar pun bersifat sementara dan siswa mudah lupa.

Hal tersebut terindikasi dalam bentuk hasil evaluasi yang rendah dan siswa

tidak mampu menerapkan pengetahuannya dalam kehidupannya. Keadaan

tersebut tentu saja tidak dapat dibiarkan . Karena penguasaan konsep siswa SD

sangat berpengaruh pada hasil belajar dan penerapannya dalam kehidupan . Di

samping itu pengetahuan awal siswa SD merupakan dasar untuk dapat

(9)

selanjutnya.Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan

salah satu penerapan metode inquiri untuk mengungkapkan apakah dengan

penerapan metode inquiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Penulis

memilih metode pembelajaran ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa

menemukan, mencari, sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. Dalam

metode pembelajaran inquiri siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk

menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan

petunjuk cara memecahkan masalah itu.

Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini

mengambil judul " Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya dengan penerapan metode inquiri "

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan

diatas, maka secara umum permasalahan penelitian ini adalah bagaimana

penerapan metode inquiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah

Dasar pada mata pelajaran IPA. Adapun secara khusus rumusan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran perencanaan pada mata pelajaran IPA materi

benda dan sifatnya di kelas IV SDN 2 Cibogo dengan menggunakan

metode inquiri?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pada mata pelajaran IPA untuk materi benda

dan sifatnya di kelas IV SDN 2 Cibogo dengan menggunakan metode

(10)

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

untuk materi benda dan sifatnya di kelas IV SDN 2 Cibogo dengan

menggunakan metode inquiri?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk

meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar melalui metode inquiri dalam

pembelajaran IPA pada materi benda dan sifatnya. Adapun secara khusus

penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. Mengetahui perencanaan pada mata pelajaran IPA materi benda dan

sifatnya di kelas IV SDN 2 Cibogo dengan menggunakan metode inquiri ?

2. Mengetahui pelaksanaan pada mata pelajaran IPA untuk materi benda dan

sifatnya di kelas IV SDN 2 Cibogo dengan menggunakan metode inquiri ?

3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

untuk materi benda dan sifatnya di kelas IV SDN 2 Cibogo dengan

menggunakan metode inquiri ?

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah aktivitas yang diharapkan dapat

memberikan manfaat , diantaranya :

1. Bagi siswa:

a. Dapat meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran IPA materi benda

dan sifatnya.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

(11)

c. Siswa akan lebih tertarik dan menyenangkan dalam proses

pembelajaran IPA materi benda dan sifatnya.

2. Bagi Guru

Jika hasil penelitian ini baik, guru dapat menjadikan metode ini

sebagai alternatife dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan proses pembelajaran

dengan penerapan metode inquiri yang pada akhirnya hasil belajar lebih baik

dan konsep - konsep yang ditemukan siswa dapat diterapkan pada

kehidupannya.

3. Bagi Sekolah

Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan

kwalitas pembelajaran IPA, khususnya di sekolah tempat peneliti malakukan

penelitian.

E. Hipotesis Tindakan

Penerapan Metode Inquiri pada pembelajaran IPA materi Benda dan

sifatnya, akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV sekolah dasar

negeri Cibogo 2 kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat.

F. Definisi Operasional

1. Metode Inquiri

Metode adalah cara yang digunakan guru untuk mengajar dengan

berbagai aktifitas supaya terciptanya kegiatan belajar yang kondusif dan

(12)

Sebagai salah satu metode pembelajaran, metode ini merupakan

metode yang dianggap baru khususnya di Indonesia. Walaupun merupakan

metode yang masih baru namun metode ini sangat baik digunakan dalam

proses pembelajaran karena metode ini mengarahkan siswa bisa menemukan

masalah sendiri dan kemudian mampu memecahkan masalah yang ditemukan

tersebut secara ilmiah, sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan

motivator. Sebagaimana kita ketahui bahwa selama ini tertanam dalam budaya

belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran

dari guru, dengan demikian bagi mereka guru adalah sumber belajar mereka

yang utama. Akibatnya siswa-siswa kita tidak terbiasa untuk berusaha berpikir

ilmiah dan bahkan terlalu pasif sehingga selalu tertinggal dalam segala

hal.Oleh karena itu sebagai guru profesional metode inkuiri ini perlu

dikembangkan dalam proses pembelajaran karena bertujuan membentuk

siswa-siswa cerdas, yang mampu berpikir secara ilmiah. Metode ini

merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok kita kembangkan saat

ini di Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan

pendidikan yang sudah jauh tertinggal dengan negara-negara lain. Metode

inquiri adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif

dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta

mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah.

Metode inquiri merupakan metode pengajaran yang berusaha

meletakan dasar dan mengembangkan cara befikir ilmiah. Dalam penerapan

metode ini siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha

(13)

sendiri. Metode mengajar inquiri akan menciptakan kondisi belajar yang

efektif dan kundusif, serta mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar

mengajar (Sudjana, 2004 : 154).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

metode inquiri dalam penelitian ini adalah suatu teknik instruksional dalam

proses belajar mengajar siswa diharapkan pada suatu masalah, dan tujuan

utama menggunakan metode inquiri adalah membantu siswa dalam

mengembangkan keterampilan penemuan ilmiah.

2. Hasil Belajar

Hasil pembelajaran adalah kompetensi yang dicapai siswa melalui

proses interaksi yang dapat meliputi 3 ranah, Yaitu ranah kognitif, ranah

afektif, dan ranah psikomotor.

a. Kognitif, yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan pengembangan

kemampuan otak dan penalaran siswa,

b. Afektif, yaitu hasil belajar mengacu pada sikap dan nilai yang diharapkan

dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran

c. Psikomotor, yaitu hasil belajar yang mengacu pada kemampuan bertindak.

Dalam kaitannya dengan ini hasil belajar yang diharapkan peneliti

meliputi ketiganya. Kognitif siswa dalam IPA dapat meningkat dengan

ditunjukkan pada nilai dalam evaluasi melebihi KKM IPA 65, afektif siswa

ditunjukkan dengan sikap positif siswa terhadap IPA, timbul minatnya

terhadap pelajaran IPA, serta menghilangkan anggapan bahwa IPA adalah

pelajaran yang sulit. Sedangkan psikomotor siswa meningkat dengan terampil

(14)

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini 85 % dari

seluruh siswa memperoleh nilai 70 keatas atau jumlah siswa yang belajar

tuntas meningkat. Hal tersebut berdasarkan standar ketuntasan belajar

mengajar ( SKBM ) yang ditetapkan di SD Negeri 2 Cibogo kecamatan

Lembang kabupaten Bandung Barat.

H. Pokok Bahasan Benda dan sifatnya Standar Kompetensi

6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara

penggunaan benda berdasarkan sifatnya.

Kompetensi Dasar

6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas memiliki sifat tertentu.

Benda – benda yang ada di sekitarmu bermacam – macam. Benda –

benda tersebut apabila dikelompokkan menjadi tiga wujud, antara lain:

1. Benda padat, contohnya pensil, tas, bangku;

Benda padat adalah benda yang wujudnya padat. Sifat benda padat

mempunyai bentuk dan volume yang tetap tidak berubah-ubah

2. Benda cair, contohnya air, air the, kecap, sirup, minyak tanah;

Benda cair adalah benda yang wujudnya cair. Sifat benda cair antara lain:

a. Benda cair berubah bentuk sesuai dengan bentuk ruang atau wadah yang di

tempatinya.

b. Benda cair memiliki berat.

(15)

d. Benda cair mengalir ketempat yang lebih rendah.

e. Benda cair dapat menekan ke segala arah.

f. Benda cair meresap melalui celah - celah kecil.

3. Benda gas, contohnya oksigen.

Kita bernapas memerlukan oksigen yang terdapat pada udara. Udara

ada dimana-mana dan dapat kita rasakan, tetapi tidak dapat kita lihat. Sifat

benda gas antara lain :

a. Udara terdapat dimana-mana dan dapat menempati ruang.

b. Udara mepunyai berat.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan Penelitian, penulis menggunakan metode

penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) sudah

dikenal lama dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa Inggris adalah

Classroom Action Research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan

oleh guru dan dosen di kelas (sekolah dan perguruan tinggi) tempat ia

mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkakan kualitas dan

kuantitas proses pembelajaran di kelas.

Penelitian Tindakan Kelas suatu kegiatan ilmiah yang terdiri dan

Penelitian + Tindakan + Kelas (Iskandar, 2009:20)

1. Penelitian merupakan Kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan

aturan metodologi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

peneliti.

2. Tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas merupakan sekelompok peserta didik yang sama dan menerima

(17)

Suharsimi, Arikunto (Iskandar, 2009:21) menyatakan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Kunandar, (Iskandar, 2009:21) penelitian tindakan (action research)

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama

dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk

memperbaiki/meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.

Dari pengertian beberapa pakar dapat penulis ringkaskan bahwa

penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang guru

sekaligus sebagai peneliti dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan hasil

pembelajaran siswa melalui refleksi diri.

Keberhasilan dari suatu penelitian salah satunya ditunjang oleh metode

penelitian yang tepat. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan

kelas (class room action) dengan model PTK yang dikembangkan oleh

Kemmis dan Mctaggart (Rochiati, 2008:66), penelitian tindakan merupakan

adalah salah satu penelitian dalam memecahkan masalah pembelajaran melalui

tindakan nyata dengan tujuan untuk memperbaiki proses dan hasil

pembelajaran.

B. Model PTK yang Dikembangkan

Model penelitian PTK pada penelitian ini adalah menggunakan model

spiral kemmis dan taggart ( Rochiati, 2008:66). Tahap-tahap penelitiannya

(18)

1. Plan ( perencanaan )

Tahapan perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan

tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal sebelum

penelitian dilaksanakan. Pada tahap ini, segala keperluan pelaksanaan

penelitian tindakan kelas dipersiapkan, mulai dari bahan ajar, rencana

pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran,serta teknik dan instrumen

observasi dan evaluasi.

2. Act (tindakan)

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari semua rencana

yang telah dibuat. Tahapan ini berlangsung di kelas, sebagai realisasi dari

segala teori dan strategi belajar mengajar yang sudah dipersiapkan

sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti harus mengacu pada

kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan dapat meningkatkan

kerjasama peneliti, observer dan subjek peneliti untuk dapat mempertajam

refleksi dan evaluasi yang dilaksanakan terhadap apa yang terjadi dikelasnya.

Melaksanakan pembelajaran dengan penerapan metode inquiri sesuai dengan

rencana yang telah dirancang.

3. Observe ( pengamatan )

Kegiatan observasi pada dasarnya dilaksanakan untuk mengamati

tindakan. Fungsi dari observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian

pelaksanaan tindakan dengan rencana dan mengetahui seberapa jauh

(19)

pelaksanaan tindakan pada saat proses pembelajaran telah sesuai dengan

rencana yang sudah di buat.

4. Reflect ( Refleksi )

Refleksi merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi dan

eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang di peroleh dari

pelaksanaan tindakan. Tahap refleksi dikatakan pula sebagai tahap

perenungan. Karena pada tahap ini merenungkan kembali atas tindakan yang

telah dilaksanakan. Dari hasil refleksi dapat di peroleh masukan agar dapat

memperbaiki pelaksanaan siklus selanjutnya.

Tujuan refleksi adalah untuk mengkaji, menganalisis, dan

mendapatkan kejelasan serta gambaran keseluruhan proses pelaksanaan

tindakan yang kemudian dibuat menjadi suatu kesimpulan dari penelitian yang

telah dilakukan. Oleh karena itu refleksi merupakan salah satu bagian yang

penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil

(perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang di berikan.

Keempat tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini membentuk suatu

siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain yang

berkesinambungan. Setiap tindakan dalam siklus merupakan rangkaian

tahapan yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam masing-masing

tindakan termuat perbaikan dan perubahan atas refleksi dari setiap proses dan

hasil tindakan. Alur penelitian yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas

disesuaikan dengan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart, alur

(20)

Hasil, temuan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya

Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart.

Tahapan-tahapan penelitian tersebut dilaksanakan secara

berkesinambungan, mulai dari siklus I sampai dengan siklus III. Rencana

dalam penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan dalam tiga siklus. Rencana

tindakan untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Siklus I materi sifat benda padat masalah yang dibahas adalah

mengidentifikasi sifat benda padat yang didemonstrasikan oleh setiap

kelompok.

Plan

Reflect

SIKLUS I Act

Observe

Plan

Reflect SIKLUS II Act

(21)

b. Siklus II materi sifat benda cair membahas Sifat benda cair yang

didemonstrasikan setiap anggota kelompok.

c. Siklus III materi sifat benda gas membahas sifat benda gas dan

masing-masing anggota kelompok mencoba demonstrasikan benda gas untuk

menemukan sifat benda gas. Pada setiap pelaksanaan dilakukan observasi

terhadap pembelajaran yang dilakukan, Peneliti juga melakukan kegiatan

dengan observer untuk membahas hasil observasi pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

C. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dijadikan tempat penelitian

adalah SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat,

yang berlokasi di Asrama Brimob Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester 1 Tahun

Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 40 orang yakni Laki-laki 22 orang

dan perempuan 18 orang. Peneliti memilih SD Negeri 2 Cibogo sebagai lokasi

penelitian dengan alasan sebagai berikut :

1. Subyek yang akan diteliti adalah tempat bertugas peneliti.

2. Peneliti akan lebih mudah memantau ataupun mencari data jika diperlukan

karena lokasi tidak jauh dari rumah peneliti.

(22)

E. Prosedur Penelitian

Penelitian yang akan penulis lakukan berfokus pada Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya

Dengan Penerapan Metode Inquiri. Peneliti memilih metode ini dengan

pertimbangan bahwa guru kelas merupakan pihak yang langsung mengalami

dan menemukan berbagai masalah pembelajaran. Dengan penelitian tindakan

kelas diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran

dan meningkatkan kemampuan guru dalam rangka meningkatkan mutu

pembelajaran serta terciptanya hubungan antar guru SD dalam mencari jalan

pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.

Prosedur penelitian ini terdiri atas perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi serta analisis dan refleksi, dengan langkah - langkah sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Membuat lembar kerja siswa sebagai pedoman pembelajaran benda

dan sifatnya.

c. Membuat lembar evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa sebelum

dan setelah dilaksanakannya pembelajaran.

d. Menyiapkan alat Peraga pembelajaran untuk mengoptimalkan

pemahaman siswa pada pembelajaran Benda dan sifatnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya.

(23)

refleksi yang dilakukan pada setiap tindakan. Peneliti ini dilaksanakan dalam

III siklus.Pelaksanaan tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Pelaksanaan Siklus I

Kegiatan belajar Siswa melakukan tanya jawab mengenai

macam-macam benda padat, kemudian siswa secara berkelompok melakukan

percobaan sifat benda padat di dalam kelas ,semua benda padat yang sudah

disiapkan didemonstrasikan, kemudian mengamati proses terjadinya sifat

benda padat. Hasil pengamatan siswa secara langsung dimantapkan di LKS.

Dilakukan Observasi pelaksanaan, melakukan refleksi siklus 1 dan

analisis bahan revisi rencana tindakan kelas siklus II

Tabel 3.2 Pelaksanaan Siklus II

Siklus Tindakan Pelaksanaan

Kegiatan belajar siswa secara berkelompok melakukan percobaan dan

pengamatan yang di demonstrasikan setiap kelompok untuk menjawab

pertanyaan pada LKS tentang sifat benda cair. Kemudian siswa melakukan

(24)

Tabel. 3.3 Pelaksanaan Siklus III

mengamati berbagai sifat benda padat, cair dan gas yang di demonstrasikan

oleh anggota kelompok, menemukan sifat benda gas pada lembar kerja siswa.

Kegiatan akhir yang dilakukan pada siklus III meningkatkan kemampuan

berfikir kreatif siswa serta menjaring respon guru terhadap pembelajaran IPA

dengan penerapan metode inquiri.

a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media alat alat optik

sebagai media pembelajaran.

b. Memberikan lembar observasi kepada supervisor.

c. Mengadakan tes akhir pada akhir siklus I,II dan III.

d. Menganalisis data yang diperoleh , baik itu data tes maupun data non tes.

e. Mengadakan revisi rencana tindakan berdasarkan analisis data dan refleksi

pada siklus 1,II,III yang telah dilakukan.

Evaluasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan

pada setiap akhir pembelajaran siklus. Evaluasi proses dilaksanakan selama

proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi dan

diisi oleh observer dan lembar observasi menilai aktivitas siswa yang

(25)

siklus berakhir kemudian dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan kriteria

- kriteria yang telah ditentukan . Setelah dianalisis kemudian direfleksi sebagai

bahan untuk mengevaluasi , mengoreksi dan memperbaiki apa yang telah

dilakukan untuk menuju ke siklus berikutnya. Peneliti juga menerima masukan

atau saran - saran dari rekan dan dari observer.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan peneliti ini bertujuan untuk mendapatkan

data tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam mengunakan metode

inquiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes dan lembar

observasi.

1. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data terdiri atas instrumen yang bersifat tes

dan non tes.

a. Observasi

Kegiatan observasi pada dasarnya dilaksanakan untuk mengamati

tindakan. Observasi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,

merekam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang

dicapai. Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru

dan siswa dalam penerapan metode inquiri untuk meningkatkan hasi belajar

siswa dalam pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya. Observer pada

penelitian ini adalah kepala sekolah, dan guru. (lembar observasi terlampir)

Pembeberan data yang sistematis dan interaktif akan memudahkan

(26)

kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

Kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara

bertahap mulai dari kesimpulan Sementara yang ditarik pada akhir siklus satu

ke kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan seterusnya dan kesimpulan

terakhir pada siklus terakhir. Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang

terakhir saling terkait dan kesimpulan pertama sebagai pijakan.

b. Tes

Untuk mengetahui kemampuan siswa, maka setiap akhir pembelajaran

pada setiap siklusnya dilaksanakan kegiatan tes. Pemberian tes ini berupa tes

tertulis berbentuk uraian. Soal tes yang diberikan disesuikan dengan indikator

tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dari pemberian tes ini adalah untuk

mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan

sesudah pemberian tindakan, tindakan ke tindakan berikutnya sampai

tercapainya tujuan yang ingin dicapai yaitu berdasarkan teori belajar tuntas,

maka seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu

menyeleseikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran

minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas

dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai

minimal 60%, sekurangnya-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang

ada di kelas tersebut.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Adapun tahapan pengolahan dan analisis data penelitian tindakan kelas

(27)

1. Pengolahan data

Teknik pengolahan data yang digunakan penelitian ini adalah:

a. Teknik kualitatif

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis hasil observasi

aktivitas guru dan siswa serta gejala yang ditimbilkan pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada

kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.

b. Teknik kuantitatif

Untuk mengetahui kemampuan siswa, maka setiap akhir pembelajaran

pada setiap siklusnya dilaksanakan kegiatan tes. Pemberian tes ini berupa tes

tertulis berbentuk uraian. Soal tes yang diberikan disesuikan dengan indikator

tujuan yang ingin dicapai. Soal tes merupakan soal uraian dengan jawaban

terbatas.Dalam penskorannya menggunakan pedoman jawaban sebagai

petunjuk. Pedoman jawaban untuk setiap soal ditulis terlebih dahulu kemudian

ditentukan nilai skor yang dikenakan kepada tiap soal atau bagian soal

(dengan pembobotan).

2. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kualitatif dan kuantitatif. Dan langkah-lagkah sebagai berikut :

a. Analisis kualitatif

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis hasil observasi

aktivitas guru dan siswa serta gejala yang ditimbilkan pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada

(28)

b. Analisis kuantitatif

Untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang

diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan penskoran terhadapa

sejumlah pertanyaanatau soal yang diajukan.selanjutnya skor yang diperoleh

dianalisis dengan system penialian.

 Lembar Kerja Siswa terhadap hasil pembelajaran peserta didik,

dengan cara membuat daftar nilai, dijumlahkan, dirata-ratakan. Rumus

yang digunakan untuk mengetahui nilai peserta dididk (N) dan

mencari rata-rata kelas (R) adalah sebgai berikut :

N = Skor yang diperoleh x 100

Skor ideal

R = Jumlah nilai siswa x 100

Jumlah siswa

 Nilai Nilai rata-rata kelas aspek kognitif

rata-rata kelas dari keseluruhan siswa yang menjadi subjek penelitian

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Sumber, Nana Sudjana, 2010:10) = ∑

(29)

Dengan :

= rata-rata (mean)

∑ x = skor

N = banyaknya data (jumlah siswa)

Prosentasi nilai siswa telah memenuhi KKM / tuntas belajar

(Sumber : Aqib dkk, 2010:41)

P = Presentasi ketuntasan belajar

∑ = jumlah

P = �� � ��

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menyajikan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang

telah diuraikan pada bab IV.

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran penerapan metode inquiri pada mata

pelajaran IPA untuk materi benda dan sifatnya kelas IV SDN 2 Cibogo

pada siklus I, dipersiapkan sesuai data observasi awal. Rencana

pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pada umumnya memiliki

komponen-komponen RPP yang sama dengan RPP pada umumnya.

Namun pada siklus I penelitian ini Penerapan metode inquiri pada

langkah-langkah pembelajaran inti dirinci secara jelas, mulai dari

persiapan alat dan bahan hingga penggunaannya itu sendiri baik oleh

siswa. RPP pada siklus II merupakan perbaikan langkah-langkah

pembelajaran siklus I. Pada langkah-langkah inti pembelajaran siklus II,

penerapan metode inquiri dimaksimalkan, sehingga pada siklus II tidak

hanya itu-itu saja yang melakukan percobaan tapi seluruh anggota

kelompok dapat mencoba atau demonstrasi benda dan sifatnya.

langkah-langkah pembelajaran pada siklus III merupakan langkah-langkah-langkah-langkah

perbaikan hasil refleksi pada siklus II. pada siklus III dilakukan secara

(31)

oleh siswa lancar. siklus III merupakan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA dengan

penerapan metode inquiri pada materi benda dan sifatnya.

2. Pelaksanaan hasil observasi guru dan siswa dalam penerapan metode

inquiri pada mata pelajaran IPA untuk materi benda dan sifatnya di kelas

IV SDN 2 Cibogo selama proses pembelajaran mengalami peningkatan,

hal ini terbukti dengan semakin siswa tertarik dan perhatian selama proses

pembelajaran dengan metode inquiri. Hal ini ditandai dengan siswa banyak

aktif , melihat alat dan bahan yang dipersiapkan , kegiatan tanya jawab

pada tiap siklusnya semakin aktif, banyak siswa yang aktif menjawab

pertanyaan dari guru. Aktivitas guru dalam pembelajaran pun tidak lagi

mendominasi, sebab guru berperan sebagai fasilitator. seluruh siswa aktif

ikut serta dalam kegiatan.

3. Berdasarkan hasil evaluasi,hasil belajar siswa kelas 1V SDN 2 Cibogo

setelah menggunakan metode inquiri pada mata pelajaran IPA untuk

materi benda dan sifatnya adanya peningkatan. Hal ini terlihat dengan

peningkatan nilai siswa yang telah memenuhi KKM pada siklus I yakni

67,5% sebanyak 27 orang siswa. Pada siklus II nilai siswa yang telah

memenuhi KKM 78,5% sebanyak 35 orang siswa dan Pada siklus III nilai

siswa yang telah memenuhi KKM menjadi 92,5% sebanyak 37 orang

siswa. Kenaikan presentase nilai kognitif setelah penerapan metode inquiri

dari siklus I sampai siklus terakhir atau siklus III sebesar 25%. Sedangkan

presentase kenaikan nilai kognitif siswa sebelum tindakan atau pra siklus

sampai siklus terakhir adalah 35,25%. Rata-rata nilaikelas pada siklus I

(32)

80,75. Peningkatan rata-rata kelas pada siklus I sampai terakhir adalah

10,38.

B. Saran

Dalam upaya meningkatkan dan mencari alternatif pemecahan masalah

dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar khususnya untuk materi benda dan

sifatnya, berikut ini dikemukakan saran sebagai bahan pertimbangan.

1. Dalam mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan metode

inquiri, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut ini yakni Dalam

menggunakan metode hendaknya memahami fungsi dan manfaat metode,

penerapan metode inquiri harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi

peran guru yang terlalu banyak sehingga Guru tidak mendominasi kelas.

Rencana pembelajaran yang memerlukan banyak aktivitas serta peran serta

siswa akan membuat proses pembelajaran lebih bermakna dan

menyenangkan.

2. Biasanya pada saat melakukan percobaan banyak siswa yang

memanfaatkan alat dan bahan percobaan untuk bermain. Pada tahap

percobaan sebaiknya ditentukan waktu yang jelas agar pembelajaran

berlangsung efektif.

3. Pembelajaran melalui penerapan metode inquiri identik dengan

percobaan, kerap ditemukan alat dan bahan percobaan yang kurang

lengkap dalam setiap kelompok. Oleh karena itu, sebelum menerapkan

metode inquiri lebih baik mengingatkan siswa untuk memperbanyak alat

dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan sebagai cadangan bagi

(33)

4. Pada tahap diskusi menjawab pertanyaan yang terdapat didalam LKS

biasanya hanya didominasi oleh satu anggota kelompoknya saja, sebaiknya

setiap anggota kelompok diminta untuk mengutarakan pendapat atau

menyumbangkan jawabannya minimal menjawab satu soal, dengan

demikian, tidak ada siswa yang hanya mengandalkan salah satu teman

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar. BSNP

Depdiknas ,(2002).Kurikulum Berbasis Kompetensi Garis-Garis Besar Program Pengajaran .Jakarta.Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. Devi, P. dan Anggraeni, S. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam SD Dan MI Kelas

IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan mudjiono. (2008). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fifin, Aprilia (2012) Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang kenampakan matahari dengan pendekatan discovery "Skripsi pada Jurusan PGSD FIP UPI. Bandung : repository upi.edu

Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Iskandar, M. dan Srini. (1997) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Konsorsium Program PJJ S 1 PGSD ,( 2006) .Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar .Jakarta.Depdiknas

Moedjiono Moh. Dimyati. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud,

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Nana Djumhana,Muslim,(2007) Pendidikan IPA .Jakarta.Dirjen Dikti

Depdiknas

Rochintaniawati, D. et al. (2010). Buku Pedoman Guru Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Rositawaty, S. dan Muharam, A. (2008). Senang Belajar Imu Pengetahuan Alam Untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta : Prenada Media Group.

(35)

Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy.( 2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Depdiknas

Sumiati, Asra ,(2009).Metode Pembelajaran .Bandung,CV Wacana Prima.

Susilana, R. Dan Riyana,. (2008) Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Syaripudin, T. Dan kurniasih. (2008). Pedagogik teoritis sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.

Wahyono, Budi. dan Nurachmandani, Setyo. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD Dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart.
Tabel 3.2 Pelaksanaan Siklus  II
+2

Referensi

Dokumen terkait

In this paper, we aim to effectively and efficiently map remote sensing data through a new combined unsupervised classification method that consists of a cooperative approach of

Penetapan kadar triklosan yang di lakukan secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) memperoleh hasil bahwa triklosan yang terdapat dalam pasta gigi ini memenuhi

yang berarti tidak terdapat stock selection skills.Akan tetapi Panin Dana Maksima malah memiliki beta > 1 (1,418 > 1),yang berarti setiap reksa dana terdapat. market

Penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh cerita islami dengan menggunakan boneka tangan terhadap pembinaan moral anak usia dini, penelitian ini akan dilakukan

Untuk mengetahui apakah penggunaan Google Body berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pemahaman pada materi anatomi tubuh manusia mata

Penulisan Ilmiah ini membahas tentang proses pembuatan perancangan villa dengan memakai animasi yang terbagi menjadi empat tahap, yang pertama membuat bentuk perancangan villa

disimpulkan bahwa ruang perkantoran menjadi salah satu kebutuhan dasar untuk. konsep kawasan

Berdasarkan pada tabel dan penganalisaan data, maka dapat diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ternyata pariwisata Air panas Siria-ria dapat memberikan