DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
PENGESAHAN... ii
PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK……… iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN………. 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... …… 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian………... 6
E. Hipotesis Tindakan……….. 7
F. Definisi Operasional………. ... 7
G. Indikator Keberhasilan………... 9
H. Pokok Bahasan Benda dan Sifatnya……… 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 12
A. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar………... 12
B. Hasil Belajar ... 13
D. Prinsip-prinsip Penggunaan Inquiri……….... 19
E. Kunggulan Model Pembelajaran Inquiri..………. 21
F. Kelemahan Model Pembelajaran Inquiri……..……… 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Metode Penelitian……….. 23
B. Model PTK yang Dikembangkan……… 24
C. Lokasi Penelitian……….. 28
D. Subjek Penelitian……….. 28
E. Prosedur Penelitian………….………. 29
F. InstrumenPenelitian………. 32
G. Pengolahan dan Analisis Data……… 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 37
A. Deskripsi Awal Penelitian……… 37
B. Deskripsi Hasil Penelitian……… 39
C. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...……… 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran………... 78
DAFTAR PUSTAKA……… 79 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1. Pelaksanaan Siklus I ………... 30
3.2. Pelaksanaan Siklus II…...………... 30
3.3. Pelaksanaan SiklusIII………... 31
4.1. Hasil observasi kinerja guru menyusun RPP Siklus I …………... 45
4.2. Daftar dan kategori nilai LKS Siswa pada Siklus I..………... 47
4.3. Hasil Refleksi dan Rekomendasi Pada Siklus I….……..…………... 50
4.4. Hasil observasi kinerja guru menyusun RPP Siklus II…………... 56
4.5. Daftar dan kategori nilai LKS Siswa pada Siklus II.………... 58
4.6. Hasil Refleksi dan Rekomendasi pada Siklus II..……….………... 62
4.7. Hasil observasi kinerja guru menyusun RPP Siklus III………... 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1. Alur penelitian model Kemmis & Taggart (2008)………... 27
2.2. Diagram Nilai Rata-rata Kelas Skor Tes Pra siklus dan Siklus I…... 48
2.3. Diagram Nilai Rata-rata Kelas Skor Tes Pra siklus, Siklus I dan
Siklus II………... 59
2.4. Diagram Nilai Rata-rata Kelas Skor Tes Pra siklus, Siklus I , Siklus II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo kecamatan Lembang
kabupaten Bandung Barat yang merupakan tempat penelitian, sebagian besar
siswa belum mampu menguasai atau memahami materi benda dan sifatnya.
Dari 40 siswa 21 orang mendapatkan nilai 65-100 atau 52,5% dan sisanya
yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai
kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran IPA di SDN Cibogo 2 yang harus
siswa capai adalah 65. Saat melakukan pengamatan pun antusiasme siswa
dalam belajar IPA terlihat tidak antusias karena siswa hanya duduk, diam dan
mendengarkan penjelasan guru. Siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran hanya menerima pesan dan informasi dari guru. Dari
hasil pengamatan, nilai siswa yang sebagian besar belum memenuhi KKM
disebabkan karena beberapa faktor berikut : (1) Metode mengajar yang
digunakan lebih banyak menggunakan metode ceramah; (2) Kegiatan belajar
mengajar di kelas kurang melibatkan siswa dari aktifitas pembelajaran; (3)
Siswa bukan lagi menjadi subjek pembelajaran melainkan menjadi objek yang
pasif. Pada masa anak usia sekolah dasar, anak sudah mulai menggunakan
aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan
kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya
demikian terus berlangsung tanpa ada perbaikan, maka tujuan dari
pembelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai dengan maksimal. oleh
karena itu peneliti hendaknya dapat mengatasi masalah pembelajaran tersebut
dengan menerapkan berbagai solusi diantaranya : Merubah metode yang
digunakan dari ceramah menjadi metode tanya jawab atau demonstrasi atau
dengan metode inquiri.Standar Isi KTSP SDN 2 Cibogo Mata Pelajatan IPA
memaparkan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep - konsep
atau prinsip - prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan
berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah -
masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara
bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD /
MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,
merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan
kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara Inkuiriy ilmiah
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD / MI menekankan
pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD / MI merupakan standar
minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi
acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.
Pencapaian Standar Kompetensi, bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru. upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas yang membutuhkan pendidik yang professional. Untuk
mewujudkannya dibutuhkan sikap kreatifitas, inovatif, yang selalu berorientasi
pada memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diharapkan. Mata pelajaran
IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
(Depdiknas, 2006)”
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan Nya,
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat,
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan,
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam,
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan,
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP / MTs.
Berdasarkan pertimbangan hal-hal di atas tampaknya pembelajaran
IPA di SD khususnya kelas IV belum bermakna. Salah satu faktor
penyebabnya adalah karena pembelajaran IPA tidak menggunakan metode
yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dirinya dalam menemukan
konsep - konsep dalam bentuk pembelajaran yang menggunakan metode
inkuiri. Sehingga hasil belajar pun bersifat sementara dan siswa mudah lupa.
Hal tersebut terindikasi dalam bentuk hasil evaluasi yang rendah dan siswa
tidak mampu menerapkan pengetahuannya dalam kehidupannya. Keadaan
tersebut tentu saja tidak dapat dibiarkan . Karena penguasaan konsep siswa SD
sangat berpengaruh pada hasil belajar dan penerapannya dalam kehidupan . Di
samping itu pengetahuan awal siswa SD merupakan dasar untuk dapat
selanjutnya.Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan
salah satu penerapan metode inquiri untuk mengungkapkan apakah dengan
penerapan metode inquiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Penulis
memilih metode pembelajaran ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa
menemukan, mencari, sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. Dalam
metode pembelajaran inquiri siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk
menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan
petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini
mengambil judul " Upaya Meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya dengan penerapan metode inquiri "
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan
diatas, maka secara umum permasalahan penelitian ini adalah bagaimana
penerapan metode inquiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah
Dasar pada mata pelajaran IPA. Adapun secara khusus rumusan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran perencanaan pada mata pelajaran IPA materi
benda dan sifatnya di kelas IV SDN 2 Cibogo dengan menggunakan
metode inquiri?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pada mata pelajaran IPA untuk materi benda
dan sifatnya di kelas IV SDN 2 Cibogo dengan menggunakan metode
3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
untuk materi benda dan sifatnya di kelas IV SDN 2 Cibogo dengan
menggunakan metode inquiri?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar melalui metode inquiri dalam
pembelajaran IPA pada materi benda dan sifatnya. Adapun secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. Mengetahui perencanaan pada mata pelajaran IPA materi benda dan
sifatnya di kelas IV SDN 2 Cibogo dengan menggunakan metode inquiri ?
2. Mengetahui pelaksanaan pada mata pelajaran IPA untuk materi benda dan
sifatnya di kelas IV SDN 2 Cibogo dengan menggunakan metode inquiri ?
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
untuk materi benda dan sifatnya di kelas IV SDN 2 Cibogo dengan
menggunakan metode inquiri ?
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan sebuah aktivitas yang diharapkan dapat
memberikan manfaat , diantaranya :
1. Bagi siswa:
a. Dapat meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran IPA materi benda
dan sifatnya.
b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
c. Siswa akan lebih tertarik dan menyenangkan dalam proses
pembelajaran IPA materi benda dan sifatnya.
2. Bagi Guru
Jika hasil penelitian ini baik, guru dapat menjadikan metode ini
sebagai alternatife dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan proses pembelajaran
dengan penerapan metode inquiri yang pada akhirnya hasil belajar lebih baik
dan konsep - konsep yang ditemukan siswa dapat diterapkan pada
kehidupannya.
3. Bagi Sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan
kwalitas pembelajaran IPA, khususnya di sekolah tempat peneliti malakukan
penelitian.
E. Hipotesis Tindakan
Penerapan Metode Inquiri pada pembelajaran IPA materi Benda dan
sifatnya, akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV sekolah dasar
negeri Cibogo 2 kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat.
F. Definisi Operasional
1. Metode Inquiri
Metode adalah cara yang digunakan guru untuk mengajar dengan
berbagai aktifitas supaya terciptanya kegiatan belajar yang kondusif dan
Sebagai salah satu metode pembelajaran, metode ini merupakan
metode yang dianggap baru khususnya di Indonesia. Walaupun merupakan
metode yang masih baru namun metode ini sangat baik digunakan dalam
proses pembelajaran karena metode ini mengarahkan siswa bisa menemukan
masalah sendiri dan kemudian mampu memecahkan masalah yang ditemukan
tersebut secara ilmiah, sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan
motivator. Sebagaimana kita ketahui bahwa selama ini tertanam dalam budaya
belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran
dari guru, dengan demikian bagi mereka guru adalah sumber belajar mereka
yang utama. Akibatnya siswa-siswa kita tidak terbiasa untuk berusaha berpikir
ilmiah dan bahkan terlalu pasif sehingga selalu tertinggal dalam segala
hal.Oleh karena itu sebagai guru profesional metode inkuiri ini perlu
dikembangkan dalam proses pembelajaran karena bertujuan membentuk
siswa-siswa cerdas, yang mampu berpikir secara ilmiah. Metode ini
merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok kita kembangkan saat
ini di Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
pendidikan yang sudah jauh tertinggal dengan negara-negara lain. Metode
inquiri adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif
dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta
mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah.
Metode inquiri merupakan metode pengajaran yang berusaha
meletakan dasar dan mengembangkan cara befikir ilmiah. Dalam penerapan
metode ini siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha
sendiri. Metode mengajar inquiri akan menciptakan kondisi belajar yang
efektif dan kundusif, serta mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar
mengajar (Sudjana, 2004 : 154).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
metode inquiri dalam penelitian ini adalah suatu teknik instruksional dalam
proses belajar mengajar siswa diharapkan pada suatu masalah, dan tujuan
utama menggunakan metode inquiri adalah membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan penemuan ilmiah.
2. Hasil Belajar
Hasil pembelajaran adalah kompetensi yang dicapai siswa melalui
proses interaksi yang dapat meliputi 3 ranah, Yaitu ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotor.
a. Kognitif, yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan pengembangan
kemampuan otak dan penalaran siswa,
b. Afektif, yaitu hasil belajar mengacu pada sikap dan nilai yang diharapkan
dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran
c. Psikomotor, yaitu hasil belajar yang mengacu pada kemampuan bertindak.
Dalam kaitannya dengan ini hasil belajar yang diharapkan peneliti
meliputi ketiganya. Kognitif siswa dalam IPA dapat meningkat dengan
ditunjukkan pada nilai dalam evaluasi melebihi KKM IPA 65, afektif siswa
ditunjukkan dengan sikap positif siswa terhadap IPA, timbul minatnya
terhadap pelajaran IPA, serta menghilangkan anggapan bahwa IPA adalah
pelajaran yang sulit. Sedangkan psikomotor siswa meningkat dengan terampil
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini 85 % dari
seluruh siswa memperoleh nilai 70 keatas atau jumlah siswa yang belajar
tuntas meningkat. Hal tersebut berdasarkan standar ketuntasan belajar
mengajar ( SKBM ) yang ditetapkan di SD Negeri 2 Cibogo kecamatan
Lembang kabupaten Bandung Barat.
H. Pokok Bahasan Benda dan sifatnya Standar Kompetensi
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
Kompetensi Dasar
6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas memiliki sifat tertentu.
Benda – benda yang ada di sekitarmu bermacam – macam. Benda –
benda tersebut apabila dikelompokkan menjadi tiga wujud, antara lain:
1. Benda padat, contohnya pensil, tas, bangku;
Benda padat adalah benda yang wujudnya padat. Sifat benda padat
mempunyai bentuk dan volume yang tetap tidak berubah-ubah
2. Benda cair, contohnya air, air the, kecap, sirup, minyak tanah;
Benda cair adalah benda yang wujudnya cair. Sifat benda cair antara lain:
a. Benda cair berubah bentuk sesuai dengan bentuk ruang atau wadah yang di
tempatinya.
b. Benda cair memiliki berat.
d. Benda cair mengalir ketempat yang lebih rendah.
e. Benda cair dapat menekan ke segala arah.
f. Benda cair meresap melalui celah - celah kecil.
3. Benda gas, contohnya oksigen.
Kita bernapas memerlukan oksigen yang terdapat pada udara. Udara
ada dimana-mana dan dapat kita rasakan, tetapi tidak dapat kita lihat. Sifat
benda gas antara lain :
a. Udara terdapat dimana-mana dan dapat menempati ruang.
b. Udara mepunyai berat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam melaksanakan Penelitian, penulis menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) sudah
dikenal lama dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa Inggris adalah
Classroom Action Research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dan penelitian tindakan (action research) yang dilakukan
oleh guru dan dosen di kelas (sekolah dan perguruan tinggi) tempat ia
mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkakan kualitas dan
kuantitas proses pembelajaran di kelas.
Penelitian Tindakan Kelas suatu kegiatan ilmiah yang terdiri dan
Penelitian + Tindakan + Kelas (Iskandar, 2009:20)
1. Penelitian merupakan Kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan
aturan metodologi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2. Tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas merupakan sekelompok peserta didik yang sama dan menerima
Suharsimi, Arikunto (Iskandar, 2009:21) menyatakan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Kunandar, (Iskandar, 2009:21) penelitian tindakan (action research)
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama
dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk
memperbaiki/meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.
Dari pengertian beberapa pakar dapat penulis ringkaskan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang guru
sekaligus sebagai peneliti dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan hasil
pembelajaran siswa melalui refleksi diri.
Keberhasilan dari suatu penelitian salah satunya ditunjang oleh metode
penelitian yang tepat. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan
kelas (class room action) dengan model PTK yang dikembangkan oleh
Kemmis dan Mctaggart (Rochiati, 2008:66), penelitian tindakan merupakan
adalah salah satu penelitian dalam memecahkan masalah pembelajaran melalui
tindakan nyata dengan tujuan untuk memperbaiki proses dan hasil
pembelajaran.
B. Model PTK yang Dikembangkan
Model penelitian PTK pada penelitian ini adalah menggunakan model
spiral kemmis dan taggart ( Rochiati, 2008:66). Tahap-tahap penelitiannya
1. Plan ( perencanaan )
Tahapan perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan
tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal sebelum
penelitian dilaksanakan. Pada tahap ini, segala keperluan pelaksanaan
penelitian tindakan kelas dipersiapkan, mulai dari bahan ajar, rencana
pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran,serta teknik dan instrumen
observasi dan evaluasi.
2. Act (tindakan)
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari semua rencana
yang telah dibuat. Tahapan ini berlangsung di kelas, sebagai realisasi dari
segala teori dan strategi belajar mengajar yang sudah dipersiapkan
sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti harus mengacu pada
kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan dapat meningkatkan
kerjasama peneliti, observer dan subjek peneliti untuk dapat mempertajam
refleksi dan evaluasi yang dilaksanakan terhadap apa yang terjadi dikelasnya.
Melaksanakan pembelajaran dengan penerapan metode inquiri sesuai dengan
rencana yang telah dirancang.
3. Observe ( pengamatan )
Kegiatan observasi pada dasarnya dilaksanakan untuk mengamati
tindakan. Fungsi dari observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan tindakan dengan rencana dan mengetahui seberapa jauh
pelaksanaan tindakan pada saat proses pembelajaran telah sesuai dengan
rencana yang sudah di buat.
4. Reflect ( Refleksi )
Refleksi merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi dan
eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang di peroleh dari
pelaksanaan tindakan. Tahap refleksi dikatakan pula sebagai tahap
perenungan. Karena pada tahap ini merenungkan kembali atas tindakan yang
telah dilaksanakan. Dari hasil refleksi dapat di peroleh masukan agar dapat
memperbaiki pelaksanaan siklus selanjutnya.
Tujuan refleksi adalah untuk mengkaji, menganalisis, dan
mendapatkan kejelasan serta gambaran keseluruhan proses pelaksanaan
tindakan yang kemudian dibuat menjadi suatu kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan. Oleh karena itu refleksi merupakan salah satu bagian yang
penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil
(perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang di berikan.
Keempat tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini membentuk suatu
siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain yang
berkesinambungan. Setiap tindakan dalam siklus merupakan rangkaian
tahapan yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam masing-masing
tindakan termuat perbaikan dan perubahan atas refleksi dari setiap proses dan
hasil tindakan. Alur penelitian yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas
disesuaikan dengan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart, alur
Hasil, temuan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart.
Tahapan-tahapan penelitian tersebut dilaksanakan secara
berkesinambungan, mulai dari siklus I sampai dengan siklus III. Rencana
dalam penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan dalam tiga siklus. Rencana
tindakan untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Siklus I materi sifat benda padat masalah yang dibahas adalah
mengidentifikasi sifat benda padat yang didemonstrasikan oleh setiap
kelompok.
Plan
Reflect
SIKLUS I Act
Observe
Plan
Reflect SIKLUS II Act
b. Siklus II materi sifat benda cair membahas Sifat benda cair yang
didemonstrasikan setiap anggota kelompok.
c. Siklus III materi sifat benda gas membahas sifat benda gas dan
masing-masing anggota kelompok mencoba demonstrasikan benda gas untuk
menemukan sifat benda gas. Pada setiap pelaksanaan dilakukan observasi
terhadap pembelajaran yang dilakukan, Peneliti juga melakukan kegiatan
dengan observer untuk membahas hasil observasi pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
C. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dijadikan tempat penelitian
adalah SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat,
yang berlokasi di Asrama Brimob Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat.
D. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester 1 Tahun
Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 40 orang yakni Laki-laki 22 orang
dan perempuan 18 orang. Peneliti memilih SD Negeri 2 Cibogo sebagai lokasi
penelitian dengan alasan sebagai berikut :
1. Subyek yang akan diteliti adalah tempat bertugas peneliti.
2. Peneliti akan lebih mudah memantau ataupun mencari data jika diperlukan
karena lokasi tidak jauh dari rumah peneliti.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian yang akan penulis lakukan berfokus pada Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya
Dengan Penerapan Metode Inquiri. Peneliti memilih metode ini dengan
pertimbangan bahwa guru kelas merupakan pihak yang langsung mengalami
dan menemukan berbagai masalah pembelajaran. Dengan penelitian tindakan
kelas diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran
dan meningkatkan kemampuan guru dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajaran serta terciptanya hubungan antar guru SD dalam mencari jalan
pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.
Prosedur penelitian ini terdiri atas perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi serta analisis dan refleksi, dengan langkah - langkah sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Membuat lembar kerja siswa sebagai pedoman pembelajaran benda
dan sifatnya.
c. Membuat lembar evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa sebelum
dan setelah dilaksanakannya pembelajaran.
d. Menyiapkan alat Peraga pembelajaran untuk mengoptimalkan
pemahaman siswa pada pembelajaran Benda dan sifatnya.
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya.
refleksi yang dilakukan pada setiap tindakan. Peneliti ini dilaksanakan dalam
III siklus.Pelaksanaan tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Pelaksanaan Siklus I
Kegiatan belajar Siswa melakukan tanya jawab mengenai
macam-macam benda padat, kemudian siswa secara berkelompok melakukan
percobaan sifat benda padat di dalam kelas ,semua benda padat yang sudah
disiapkan didemonstrasikan, kemudian mengamati proses terjadinya sifat
benda padat. Hasil pengamatan siswa secara langsung dimantapkan di LKS.
Dilakukan Observasi pelaksanaan, melakukan refleksi siklus 1 dan
analisis bahan revisi rencana tindakan kelas siklus II
Tabel 3.2 Pelaksanaan Siklus II
Siklus Tindakan Pelaksanaan
Kegiatan belajar siswa secara berkelompok melakukan percobaan dan
pengamatan yang di demonstrasikan setiap kelompok untuk menjawab
pertanyaan pada LKS tentang sifat benda cair. Kemudian siswa melakukan
Tabel. 3.3 Pelaksanaan Siklus III
mengamati berbagai sifat benda padat, cair dan gas yang di demonstrasikan
oleh anggota kelompok, menemukan sifat benda gas pada lembar kerja siswa.
Kegiatan akhir yang dilakukan pada siklus III meningkatkan kemampuan
berfikir kreatif siswa serta menjaring respon guru terhadap pembelajaran IPA
dengan penerapan metode inquiri.
a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media alat alat optik
sebagai media pembelajaran.
b. Memberikan lembar observasi kepada supervisor.
c. Mengadakan tes akhir pada akhir siklus I,II dan III.
d. Menganalisis data yang diperoleh , baik itu data tes maupun data non tes.
e. Mengadakan revisi rencana tindakan berdasarkan analisis data dan refleksi
pada siklus 1,II,III yang telah dilakukan.
Evaluasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan
pada setiap akhir pembelajaran siklus. Evaluasi proses dilaksanakan selama
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi dan
diisi oleh observer dan lembar observasi menilai aktivitas siswa yang
siklus berakhir kemudian dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan kriteria
- kriteria yang telah ditentukan . Setelah dianalisis kemudian direfleksi sebagai
bahan untuk mengevaluasi , mengoreksi dan memperbaiki apa yang telah
dilakukan untuk menuju ke siklus berikutnya. Peneliti juga menerima masukan
atau saran - saran dari rekan dan dari observer.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan peneliti ini bertujuan untuk mendapatkan
data tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam mengunakan metode
inquiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes dan lembar
observasi.
1. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data terdiri atas instrumen yang bersifat tes
dan non tes.
a. Observasi
Kegiatan observasi pada dasarnya dilaksanakan untuk mengamati
tindakan. Observasi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,
merekam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang
dicapai. Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru
dan siswa dalam penerapan metode inquiri untuk meningkatkan hasi belajar
siswa dalam pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya. Observer pada
penelitian ini adalah kepala sekolah, dan guru. (lembar observasi terlampir)
Pembeberan data yang sistematis dan interaktif akan memudahkan
kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
Kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara
bertahap mulai dari kesimpulan Sementara yang ditarik pada akhir siklus satu
ke kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan seterusnya dan kesimpulan
terakhir pada siklus terakhir. Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang
terakhir saling terkait dan kesimpulan pertama sebagai pijakan.
b. Tes
Untuk mengetahui kemampuan siswa, maka setiap akhir pembelajaran
pada setiap siklusnya dilaksanakan kegiatan tes. Pemberian tes ini berupa tes
tertulis berbentuk uraian. Soal tes yang diberikan disesuikan dengan indikator
tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dari pemberian tes ini adalah untuk
mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah pemberian tindakan, tindakan ke tindakan berikutnya sampai
tercapainya tujuan yang ingin dicapai yaitu berdasarkan teori belajar tuntas,
maka seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu
menyeleseikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran
minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas
dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai
minimal 60%, sekurangnya-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang
ada di kelas tersebut.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Adapun tahapan pengolahan dan analisis data penelitian tindakan kelas
1. Pengolahan data
Teknik pengolahan data yang digunakan penelitian ini adalah:
a. Teknik kualitatif
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis hasil observasi
aktivitas guru dan siswa serta gejala yang ditimbilkan pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada
kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.
b. Teknik kuantitatif
Untuk mengetahui kemampuan siswa, maka setiap akhir pembelajaran
pada setiap siklusnya dilaksanakan kegiatan tes. Pemberian tes ini berupa tes
tertulis berbentuk uraian. Soal tes yang diberikan disesuikan dengan indikator
tujuan yang ingin dicapai. Soal tes merupakan soal uraian dengan jawaban
terbatas.Dalam penskorannya menggunakan pedoman jawaban sebagai
petunjuk. Pedoman jawaban untuk setiap soal ditulis terlebih dahulu kemudian
ditentukan nilai skor yang dikenakan kepada tiap soal atau bagian soal
(dengan pembobotan).
2. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kualitatif dan kuantitatif. Dan langkah-lagkah sebagai berikut :
a. Analisis kualitatif
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis hasil observasi
aktivitas guru dan siswa serta gejala yang ditimbilkan pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada
b. Analisis kuantitatif
Untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa hasil tes yang
diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan penskoran terhadapa
sejumlah pertanyaanatau soal yang diajukan.selanjutnya skor yang diperoleh
dianalisis dengan system penialian.
Lembar Kerja Siswa terhadap hasil pembelajaran peserta didik,
dengan cara membuat daftar nilai, dijumlahkan, dirata-ratakan. Rumus
yang digunakan untuk mengetahui nilai peserta dididk (N) dan
mencari rata-rata kelas (R) adalah sebgai berikut :
N = Skor yang diperoleh x 100
Skor ideal
R = Jumlah nilai siswa x 100
Jumlah siswa
Nilai Nilai rata-rata kelas aspek kognitif
rata-rata kelas dari keseluruhan siswa yang menjadi subjek penelitian
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(Sumber, Nana Sudjana, 2010:10) = ∑
Dengan :
= rata-rata (mean)
∑ x = skor
N = banyaknya data (jumlah siswa)
Prosentasi nilai siswa telah memenuhi KKM / tuntas belajar
(Sumber : Aqib dkk, 2010:41)
P = Presentasi ketuntasan belajar
∑ = jumlah
P = �� � ��
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menyajikan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang
telah diuraikan pada bab IV.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran penerapan metode inquiri pada mata
pelajaran IPA untuk materi benda dan sifatnya kelas IV SDN 2 Cibogo
pada siklus I, dipersiapkan sesuai data observasi awal. Rencana
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pada umumnya memiliki
komponen-komponen RPP yang sama dengan RPP pada umumnya.
Namun pada siklus I penelitian ini Penerapan metode inquiri pada
langkah-langkah pembelajaran inti dirinci secara jelas, mulai dari
persiapan alat dan bahan hingga penggunaannya itu sendiri baik oleh
siswa. RPP pada siklus II merupakan perbaikan langkah-langkah
pembelajaran siklus I. Pada langkah-langkah inti pembelajaran siklus II,
penerapan metode inquiri dimaksimalkan, sehingga pada siklus II tidak
hanya itu-itu saja yang melakukan percobaan tapi seluruh anggota
kelompok dapat mencoba atau demonstrasi benda dan sifatnya.
langkah-langkah pembelajaran pada siklus III merupakan langkah-langkah-langkah-langkah
perbaikan hasil refleksi pada siklus II. pada siklus III dilakukan secara
oleh siswa lancar. siklus III merupakan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPA dengan
penerapan metode inquiri pada materi benda dan sifatnya.
2. Pelaksanaan hasil observasi guru dan siswa dalam penerapan metode
inquiri pada mata pelajaran IPA untuk materi benda dan sifatnya di kelas
IV SDN 2 Cibogo selama proses pembelajaran mengalami peningkatan,
hal ini terbukti dengan semakin siswa tertarik dan perhatian selama proses
pembelajaran dengan metode inquiri. Hal ini ditandai dengan siswa banyak
aktif , melihat alat dan bahan yang dipersiapkan , kegiatan tanya jawab
pada tiap siklusnya semakin aktif, banyak siswa yang aktif menjawab
pertanyaan dari guru. Aktivitas guru dalam pembelajaran pun tidak lagi
mendominasi, sebab guru berperan sebagai fasilitator. seluruh siswa aktif
ikut serta dalam kegiatan.
3. Berdasarkan hasil evaluasi,hasil belajar siswa kelas 1V SDN 2 Cibogo
setelah menggunakan metode inquiri pada mata pelajaran IPA untuk
materi benda dan sifatnya adanya peningkatan. Hal ini terlihat dengan
peningkatan nilai siswa yang telah memenuhi KKM pada siklus I yakni
67,5% sebanyak 27 orang siswa. Pada siklus II nilai siswa yang telah
memenuhi KKM 78,5% sebanyak 35 orang siswa dan Pada siklus III nilai
siswa yang telah memenuhi KKM menjadi 92,5% sebanyak 37 orang
siswa. Kenaikan presentase nilai kognitif setelah penerapan metode inquiri
dari siklus I sampai siklus terakhir atau siklus III sebesar 25%. Sedangkan
presentase kenaikan nilai kognitif siswa sebelum tindakan atau pra siklus
sampai siklus terakhir adalah 35,25%. Rata-rata nilaikelas pada siklus I
80,75. Peningkatan rata-rata kelas pada siklus I sampai terakhir adalah
10,38.
B. Saran
Dalam upaya meningkatkan dan mencari alternatif pemecahan masalah
dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar khususnya untuk materi benda dan
sifatnya, berikut ini dikemukakan saran sebagai bahan pertimbangan.
1. Dalam mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan metode
inquiri, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut ini yakni Dalam
menggunakan metode hendaknya memahami fungsi dan manfaat metode,
penerapan metode inquiri harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi
peran guru yang terlalu banyak sehingga Guru tidak mendominasi kelas.
Rencana pembelajaran yang memerlukan banyak aktivitas serta peran serta
siswa akan membuat proses pembelajaran lebih bermakna dan
menyenangkan.
2. Biasanya pada saat melakukan percobaan banyak siswa yang
memanfaatkan alat dan bahan percobaan untuk bermain. Pada tahap
percobaan sebaiknya ditentukan waktu yang jelas agar pembelajaran
berlangsung efektif.
3. Pembelajaran melalui penerapan metode inquiri identik dengan
percobaan, kerap ditemukan alat dan bahan percobaan yang kurang
lengkap dalam setiap kelompok. Oleh karena itu, sebelum menerapkan
metode inquiri lebih baik mengingatkan siswa untuk memperbanyak alat
dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan sebagai cadangan bagi
4. Pada tahap diskusi menjawab pertanyaan yang terdapat didalam LKS
biasanya hanya didominasi oleh satu anggota kelompoknya saja, sebaiknya
setiap anggota kelompok diminta untuk mengutarakan pendapat atau
menyumbangkan jawabannya minimal menjawab satu soal, dengan
demikian, tidak ada siswa yang hanya mengandalkan salah satu teman
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar. BSNP
Depdiknas ,(2002).Kurikulum Berbasis Kompetensi Garis-Garis Besar Program Pengajaran .Jakarta.Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. Devi, P. dan Anggraeni, S. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam SD Dan MI Kelas
IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Dimyati dan mudjiono. (2008). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fifin, Aprilia (2012) Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang kenampakan matahari dengan pendekatan discovery "Skripsi pada Jurusan PGSD FIP UPI. Bandung : repository upi.edu
Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Iskandar, M. dan Srini. (1997) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : Tidak Diterbitkan.
Konsorsium Program PJJ S 1 PGSD ,( 2006) .Kapita Selekta Pembelajaran di Sekolah Dasar .Jakarta.Depdiknas
Moedjiono Moh. Dimyati. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud,
Mulyasa, E. (2007). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Nana Djumhana,Muslim,(2007) Pendidikan IPA .Jakarta.Dirjen Dikti
Depdiknas
Rochintaniawati, D. et al. (2010). Buku Pedoman Guru Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Rositawaty, S. dan Muharam, A. (2008). Senang Belajar Imu Pengetahuan Alam Untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta : Prenada Media Group.
Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy.( 2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Depdiknas
Sumiati, Asra ,(2009).Metode Pembelajaran .Bandung,CV Wacana Prima.
Susilana, R. Dan Riyana,. (2008) Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.
Syaripudin, T. Dan kurniasih. (2008). Pedagogik teoritis sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.
Wahyono, Budi. dan Nurachmandani, Setyo. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD Dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.