• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTENSITAS PELAKSANAAN SHALAT TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI MTS AL HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH INTENSITAS PELAKSANAAN SHALAT TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI MTS AL HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INTENSITAS PELAKSANAAN SHALAT TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI MTS AL HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh: MUSLIKATUN

NIM: 11111204

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Suamiku, Muh Misbakhul Munir, buah hatiku yang masih dalam kandungan yang selalu menemaniku mulai dari awal pembuatan sampai selesainya skripsi ini kalian lah penyemangatku dan sumber inspirasiku.

2. Bapak Kasmuri, ibu Sumiatun, adik-adik ku Eva dan Dika beserta keluarga besar yang telah memberikan segalanya baik moral maupun spiritual bagi kelancaran skripsiku. 3. Bapak mertua k. jailani, ibu sukirah, serta keluarga besar yang selalu memberi dukungan

dan do’a nya untukku.

4. Ibu Dra. Urifatun Anis, M. Pd.i yang selalu sabar dan telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan memberi masukan kepadaku sehingga selesai sudah skripsi ini.

5. Kepala Sekolah MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak yang telah memberikan izin untuk tempat penelitian.

6. Ustad, Ustadzah beserta keluarga besar pp. salafiyah pulutan yang telah memberikan motivasi serta do’a untuk ku.

(8)
(9)

4. Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I. yang telah membimbing dengan sabar dan ikhlas kepada penulis dalam membantu penulisan skripsi ini.

5. Suami, serta buah hatiku yang masih dalam kandungan tercinta yang telah memberikan semangat kepada saya.

6. Bapak dan Ibu serta adik-adikku yang telah memberikan dorongan serta semangat untuk menuntut ilmu dan menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepala sekolah MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak yang telah mengizinkan tempat untuk penelitian yang penulis lakukan.

8. Semua sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan membantuku menyelesaikan skripsi ini. Hanya kepada Allah SWT penulis panjatkan do’a, semoga amal yang diberikan memperoleh balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Akhirnya dengan menyelesaikan skripsi ini yang sangat sederhana dan masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Wassalamualaikum Wr. Wb

(10)

ABSTRAK

Muslikatun. 2016. Pengaruh Intensitas Pelaksanaan Shalat Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Urifatun Anis, M. Pd.I.

Kata kunci:Pengaruh intensitas Pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional merujuk kepada kemampuan untuk memotivasi diri, bertahan menghadapi frustasi, dapat mengendalikan dorongan hati, dapat mengatur suasana hati, dan dapat mengontrol emosi. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan diatas salah satunya dengan melaksanakan shalat. Karena shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar dengan shalat kita akan merasa dekat dengan Allah jadi hati ini akan merasa aman dan terlindungi.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui sejauh mana intensitas pelaksanaan shalat siswa, tingkat kecerdasan emosional siswa, serta pengaruh intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi GiriKusumo Mranggen Demak. Pernyataan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana intensitas pelaksanaan shalat siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak?, (2) Sejauh mana tingkat kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak?, dan (3) Apakah ada pengaruh positif antara intensitas pelaksanaan shalat dengan kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak?.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode angket, metode interview, metode observasi dan metode dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah siswa MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak yang berjumlah 40 siswa.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN DEKLARASI... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Hipotesis Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional... 9

G. Metode Penelitian... 10

(12)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Intensitas Pelaksanaan Shalat ... 18

1. Pengertian Intensitas Pelaksanaan Shalat... 18

2. Dasar Hukum yang Mewajibkan Shalat ... 19

3. Kedudukan Shalat ... 20

4. Tujuan Shalat ... 23

5. Hikmah Shalat... 24

B. Kecerdasan Emosional... 26

1. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 27

2. Bentuk-bentuk Reaksi Kecerdasan Emosional ... 29

3. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional ... 31

4. Manfaat Kecerdasan Emosional ... 35

C. Hubungan antara Intensitas Pelaksanaan Shalat terhadap Kecerdasan Emosional ... 38

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Al Hadi Girikusumo... 41

1. Sejarah Berdirinya ... 41

2. Visi dan Misi... 42

3. Letak Geografis... 43

4. Struktur Organisasi ... 44

5. Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan ... 45

6. Keadaan Siswa ... 50

(13)

B. Penyajian Data Hasil Penelitian... 54 BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Pendahuluan ... 61 B. Analisis Uji Hipotesis... 74 C. Analisis Lanjut ... 78 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 80 B. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keadaan Guru dan Staf Kependidikan MTs Al Hadi Girikusumo

Mranggen Demak...………...46 Tabel 2 Keadaan Siswa MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen

Demak….………...50 Tabel 3 Daftar Ruangan MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen

Demak………...52 Tabel 4 Jawaban Angket Intensitas Pelaksanaan

Shalat…….………55 Tabel 5 Jawaban Angket Kecerdasan

Emosional………...58 Tabel 6 Data Hasil Angket Intensitas Pelaksansanaan

Shalat……….………62 Tabel 7 Distribusi Frekuensi Prosentase Intensitas Pelaksanaan

Shalat…...66 Tabel 8 Data Hasil Angket Kecerdasan

Emosional……….………68 Tabel 9 Distribusi Frekuensi Prosentase Kecerdasan

(15)

Shalat terhadap Kecerdasan Emosional Siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pustaka

Lampiran 2 Deskripsi Interview dengan kepala sekolah

Lampiran 3 Deskripsi Observasi di sekolah

Lampiran 4 Angket Intensitas Pelaksanaan Shalat

Lampiran 5 Angket Kecerdasan Emosional

Lampiran 6 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 7 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 10 Daftar Nilai SKK

Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama ini banyak masyarakat yang menganggap jika seseorang memiliki tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang tersebut memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar dibanding dengan orang yang memiliki IQ rendah. Pada kenyataannya, di desa tempat saya tinggal ada banyak kasus dimana seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi tersisih dari orang lain yang tingkat intelektualnya lebih rendah. Hal ini berarti kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi tidak menjamin seseorang mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.

(18)
(19)
(20)

khusus yang dibuka atau dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) diakhiri atau ditutup dengan salam (djaelani, 2003:14).

Menurut Ginanjar Agustian (2001:197) bahwa shalat dapat di jadikan sebagai relaksasi yang sangat di butuhkan dan sangat penting untuk menjaga kondisi emosi dan pikiran seseorang dari tekanan luar yang berkepanjangan, yang mengakibatkan pikiran menjadi tenggelam kedalam arus deras persoalan kehidupan yang datang silih berganti serta dapat mengakibatkan kebodohan emosi dan kebodohan intelektual dan bahkan bisa mempengaruhi kondisi kesehatan jasmani. Relaksasi shalat akan memberikan ruang berpikir bagi perasaan intuitif untuk menjaga dan menstabilkan kecerdasan emosi serta spiritual seseorang, sekaligus menjaga keutuhan fitrah yang telah di milikinya.

Melalui shalat kesadaran diri tentang kawasan batin akan bisa di bangkitkan kembali, sehingga ia mampu mengenal kembali siapa dirinya dan bagaimana suara hatinya. Radar batinnya akan di hidupkan kembali, dan ia akan kembali peka, hatinya kembali terbuka, dan yang terpenting ia akan memiliki kembali suatu pegangan hidup, yang akan menimbulkan rasa tentram di hatinya, sehingga ia terlindung dari pengaruh lingkungan luar.

(21)

sayang Allah SWT yang mengkaruniakan sholat sebagai metode untuk ketentraman, kebahagiaan, pemeliharaan serta keberhasilan diri.

(22)
(23)

(Makalah dan skripsi. Blogspot. Co. id. 2010/12. Sholat dan kesehatan fisik, mental. html).

MTs. Al Hadi merupakan nama sebuah lembaga pendidikan islam setingkat dengan sekolah menengah pertama yang terletak di desa Girikusumo kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, tempat para siswa – siswi menimba ilmu baik ilmu umum maupun agama islam. Sebagai lembaga pendidikan swasta islam, lembaga ini mempunyai kurikulum khusus seperti pelaksanaan shalat dhuha dan dzuhur berjama’ah.

Dari berbagai pembahasan istilah – istilah di atas, maka pembahasan skripsi ini dibatasi kepada penyelidikan intensitas pelaksanaan shalat dengan kecerdasan emosional siswa melalui kegiatan belajar mengajar, sehingga terbentuk siswa yang memiliki kepribadian yang sempurna, intelektual dan emosional serta membentuk kedewasaan peserta didik menjadi manusia muttaqin yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain di MTs. Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak

Dalam penelitian penulis tertarik menghubungkan intensitas pelaksanaan ibadah sholat yang telah di uraikan diatas terhadap kecerdasan emosional siswa, karena sebagaimana diketahui bahwa shalat merupakan tiang agama yang dianggap sebagai dasar pokok bagi seorang muslim dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim dengan manfaatnya yang luar biasa.

(24)

kecerdasan Emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana intensitas pelaksanaan shalat siswa di MTs Al Hadi Giri kusumo Mranggen Demak?

2. Bagaimana kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak?

3. Apakah ada pengaruh intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui intensitas pelaksanaan shalat siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak.

2. Untuk mengetahui kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Giri kusumo Mranggen Demak.

3. Untuk mengetahui pengaruh intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak.

(25)

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Suryabrata, 1991: 75). Atau jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110).

Dari kedua pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban yang bersifat sementara dari sebuah penelitian yang mungkin benar dan mungkin juga salah.

Selanjutnya berangkat dari permasalahan tersebut, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut “ada pengaruh yang signifikan antara intensitas pelaksanaan ibadah shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak”.

Dengan kata lain semakin baik intensitas pelaksanaan shalat siswa maka kecerdasan emosional siswa juga akan semakin baik. Sebaliknya, jika semakin buruk atau rendah intensitas pelaksanaan sholat siswa, maka semakin rendah pula kecerdasan emosional siswa di MTS Al Hadi Giri kusumo Mranggen Demak.

E. Manfaat

1. Manfaat Praktis

(26)

b. Bagi siswa, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk senantiasa melaksanakan şhalat dengan tepat waktu sehingga diharapkan mampu memperbaiki kehidupan mereka baik secara horisontal ataupun vertikal.

c. Bagi guru, supaya siswa-siswanya dapat memahami dan mengerti bagaimana kecerdasan emosional siswa.

2. Manfaat Teoritis

Di harapkan dapat menambah khasanah keilmuan dalam bidang tarbiyah khususnya pendidikan agama islam, serta dapat menjadi bahan pertimbangan dan sumber informasi bagi peneliti lain yang akan meneliti atau mengembangkan permasalahan intensitas pelaksanaan shalat dan kecerdasan emosional siswa.

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan pemahaman dan menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang judul skripsi ini maka diperlukan penegasan istilah. Adapun istilah yang dimaksud antara lain:

1. Pengaruh

(27)

2. Intensitas Pelaksanaan Shalat

Intensitas dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah tingkatan atau ukuran (KBBI, 2002: 438).

Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti perbuatan. (Poerwadarminto, 2006: 650).

Shalat dalam pengertian bahasa arab (Etimologi), ialah do’a. Secara syariah (Terminologi) adalah “Berharap hati (jiwa) kepada Allah SWT yang mendatangkan takut, menumbuhkan rasa kebesaran-Nya dengan sepenuh hati, khusyu’, dan ikhlas di dalam beberapa perkataan dan perbuatan yang di mulai dengan takbir dan di sudahi dengan salam (as shiddiqiey, 1951 : 64). Shalat dalam konteks penelitian ini adalah sholat secara umum, baik itu sholat wajib ataupun sunnah yang biasa dilakukan di masjid, mushola, rumah ataupun di sekolah.

3. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional (emotional intelligence) merujuk kepada kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, dapat mengendalikan dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan dapat menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati serta berdo’a (Goleman, 1996 : 43).

(28)

Siswa dalam hal ini adalah anak didik yang menimba ilmu di MTs Al Hadi Girikusumo yaitu tiap orang atau sekelompok orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. b. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian yang menggali fenomena (kasus) dari suatu masa tertentu dan aktivitas, serta mengumpulkan detail informasi dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama kasus itu terjadi (Afifudin dan Saebani, 2009 : 87).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak dan penelitian ini dilaksanakan Desember 2015. 3. Populasi dan Sampel

(29)

kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan diteliti.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2010:174). Sebagai sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan batasan-batasan sesuai yang di berikan Suharsimi Arikunto, bahwa apabila subyek kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua, jika subyeknya lebih besar maka dapat di ambil antara 10% - 15% dan 20%-25% atau lebih. (Arikunto, 2006: 20).

Dalam penelitian ini ditetapkan bahwa populasinya adalah semua siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak yang berjumlah 40 siswa dari kelas VII, VIII dan IX. Untuk selanjutnya yang menjadi sampel dalam penelitian ini sejumlah 40 siswa.

4. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala-gejala yang bervariasi. Memahami variabel dan kemampuan menganalisa setiap variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap penelitian (Arikunto, 1991 : 89). Dalam penelitian ini diajukan variabel-variabel sebagai berikut:

a. Variabel bebas (pengaruh) yaitu intensitas pelaksanaan shalat di MTs Al Hadi yang indikatornya sebagai berikut:

(30)

3). Membiasakan shalat sunnah.

4). Melaksanakan sholat berjama’ah dirumah, masjid, sekolah, ataupun mushola.

5). Tidak pernah meninggalkan shalat wajib.

b. Variabel terikat (terpengaruh) yaitu kecerdasan emosional siswa di sekolah yang indikatornya sebagai berikut:

1). Kemampuan untuk memahami perasaannya sendiri.

2). Kemampuan untuk menghibur diri sendiri atau tidak mudah putus asa karena suatu kegagalan.

3). Kemampuan menata emosi untuk mencapai tujuan, memotivasi diri sendiri agar lebih produktif dan efektif.

4). Kemampuan bergaul akan menciptakan empati, menumbuhkan jiwa sosial dan rasa peduli.

5). Keterampilan sosial (Membina hubungan dengan orang lain). 5. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknis yang lazim dipakai dalam berbagai penelitian ilmiah yaitu penelitian lapangan. Untuk memperoleh data tersebut peneliti menggunakan metode sebagai berikut :

a. Metode Observasi

(31)

hadi, 1987: 70).Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data seperti : situasi umum MTs Al Hadi

b. Metode Interview

Interview adalah sebuah Girikusumo Mranggen Demak.dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1992: 188). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan umum MTs. Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak mulai dari kepala sekolah, waka kurikulum, Bk, tata usaha, keadaan guru, karyawan, siswa, dan lain–lain.

c. Metode Angket

Angket adalah suatu metode melalui pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi responden (Arikunto, 1992: 188). Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang disusun dengan menyediakan alternatif jawaban sehingga memudahkan responden dalam memberi jawaban dan memudahkan peneliti dalam menganalisa. Adapun yang menjadi responden adalah siswa yang menjadi sampel.

Angket ini digunakan untuk mencari data tentang intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Girikusumo Mranggen Demak.

(32)

Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data verbal melalui tulisan, monumen, artifact, foto, tape dan sebagainya (koentjaraningrat, 1990 : 46).

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang struktur organisasi dan sebagian umum data-data sekolah.

6. Metode Analisis Data

a. Analisis Data Pendahuluan

Dalam analisis ini, penulis mengumpulkan data, penulis menggunakan tabel distribusi frekuensi sederhana, dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

- Untuk jawaban a mendapat nilai 4; - Untuk jawaban b mendapat nilai 3; - Untuk jawaban c mendapat nilai 2; - Dan untuk jawaban d mendapat nilai 1.

b. Analisis Uji Hipotesis

Dalam tahapan ini penulis menggunakan perhitungan antara variabel X dan variabel Y , dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

]

(33)

Y = nilai variabel Y (kecerdasan emosional siswa) X2 = nilai variabel X yang dikuadratkan

Y2 = nilai variabel Y yang dikuadratkan

N = jumlah sampel yang menjadi obyek penelitian. c. Analisis Lanjut

Di dalam analisis ini penulis menginterpretasikan hasil yang diperolehnya yang selanjutnya akan dapat diketahui “sejauh mana pengaruh intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di sekolah .”

Jika ro lebih besar atau sama dengan rt berarti signifikan, artinya rumusan hipotesis dalam penelitian dapat diterima. Jadi memang ada hubungan yang positif antara pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa. Dan jika rolebih kecil dari rt berarti non signifikan, maksudnya hipotesis dalam penelitian ditolak atau tidak ada hubungan antara intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa.

H. Sistematika Penulisan

Skripsi yang disusun ini, terdiri dari 3 bagian, yaitu: 1. Bagian awal

(34)

tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian inti

Bagian ini terdiri dari:

Bab I: akan menjelaskan pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah,tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II: akan menjelaskan kajian pustaka, dalam bab ini diuraikan tentang intensitas pelaksanaan shalat dan kecerdasan emosional siswa yang meliputi: pengertian shalat, dasar hukum yang mewajibkan shalat, kedudukan shalat, tujuan shalat, hikmah shalat. Pengertian kecerdasan emosional, bentuk-bentuk reaksi kecerdasan emosional, ciri-ciri kecerdasan emosional, dan manfaat kecerdasan emosional serta hubungan intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional.

Bab III: merupakan bagian dari hasil penelitian yang meliputi gambaran umum lokasi dan subyek penelitian berupa sejarah berdirinya MTs Al Hadi Giri, visi dan misi, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan tenaga kependidikan, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana serta penyajian data hasil penelitian.

(35)

Bab V : merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran. 3. Bagian Akhir

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Intensitas Pelaksanaan Shalat 1. Pengertian

Intensitas dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah tingkatan atau ukuran (KBBI, 2002: 438). Sedangkan menurut Kamarulzaman dan Al Barry (2005: 290) intensitas berasal dari kata intensity yang berarti kesungguhan upaya atau usaha. Dengan demikian intensits merupakan tingkat frekuensi dalam melaksanakan suatu perbuatan.

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)

fisiologis yang mempersiapkan individu untuk menyelesaikan hal yang bersifat darurat. Emosi merupakan akumulasi dari pengaruh perangsang. Emosi anak dapat bersifat destruktif atau bersifat konstruktif-positif. Gejala tersebut dapat disebabkan oleh keadaan jasmani atau karena keadaan lingkungan (Hamalik, 2000: 100)

Kematangan emosi terjadi bila perkembangan tercapai pada usianya yang khas untuk tahap tertentu. Jadi, kematangan bersifat relatif dan tidak mutlak. Kriteria kematangan emosi mempunyai ciri antara lain mampu menahan emosi yang negatif atau dapat menyatakannya secara tak langsung, dan masih ada kriteria lainnya yang harus terpenuhi. Berikut akan dijelaskan beberapa hal mengenai kecerdasan emosional dan menyangkut beberapa aspek-aspeknya.

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

(46)
(47)

a. Kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan. b. Kemampuan mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah

dilaksanakan.

c. Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri (Azwar, 1996: 5).

Jadi kecerdasan emosional sebagaimana dikemukakan Daniel Goleman adalah kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan terhadap frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdo’a(Goleman, 1996: 43).

Dengan demikian dapat disimpulkan kecerdasan emosional merupakan penyesuian yang cepat tepat terhadap setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang meluap-luap, baik secara fisik maupun mental terhadap pengalaman-pengalaman baru dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap dipakai apabila dihadapkan pada fakta-fakta dan kondisi baru.

2. Bentuk-bentuk reaksi emosional

Reaksi emosional, sama seperti reaksi kejiwaan yang kompleks dan mempunyai bentuk yang berlainan. Bentuk-bentuk reaksi emosional di antaranya adalah:

(48)

Takut merupakan perasaan yang mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari berhubungan dengan sesuatu itu.

b. Khawatir

Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai obyek yang jelas, atau tidak ada obyek sama sekali. Kekhawatiran menyebabkan rasa tidak senang, gelisah, tegang, tidak tenang, dan tidak aman.

c. Marah

Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk sampai kepada tujuan. Saat ketegangan yang terjadi pada aktivitas tidak kunjung mereda, bahkan menjadi bertambah, maka untuk menyalurkan ketegangan-ketegangan itu, individu yang bersangkutan menjadi marah.

d. Terkejut

Terkejut merupakan ekspresi dari suatu stimulus yang terjadi atau datang secara tiba-tiba karena adanya suatu hal yang tidak terduga sebelumnya.

e. Gembira

(49)

susah, yakni perasaan negatif terhadap situasi yang di hadapi karena kekosongan atau kehilangan sesuatu yang dihargai.

f. Cemburu

Kecemburuan adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh kurang adanya kepercayaan terhadap diri sendiridan ketakutan akan kehilangan cinta dan kasih sayang dari seseorang. Pada umumnya orang yang cemburu selalu mempunyai sikap benci terhadap saingannya ( Baharuddin, 2009: 139-142).

3. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional

Adapun ciri-ciri dari kecerdasan emosional dijelaskan memiliki lima unsur yaitu kesadaran diri (self awareness), pengaturan diri (self regulation), motivasi (motivation), empati (empathy) dan ketrampilan sosial (social skill).

a. Kesadaran diri yaitu mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Self awareness meliputi kemampuan (1) kesadaran emosi yaitu mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, (2) penilaian diri secara teliti yaitu mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, (3) percaya diri yaitu keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri.

(50)

dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu segera pulih kembali dari tekanan emosi. Pengaturan diri meliputi kemampuan (1) mengendalikan diri yaitu mengelola emosi dan desakan hati yang merusak, (2) sifat dapat dipercaya yaitu memelihara norma kejujuran dan integritas, (3) kehati-hatian yaitu bertanggung jawab atas kinerja pirbadi, (4) adaptabilitas merupakan keluwesan dalam menghadapi perubahan, (5) inovasi yaitu mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru.

c. Motivasi yaitu menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. Kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan pencapaian sasaran meliputi (1) dorongan prestasi yaitu dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan, (2) komitmen yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga, (3) inisiatif yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan, (4) optimisme yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan.

(51)

terhadap perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain. Kemampuan ini meliputi (1) memahami orang lain yaitu mengindra perasaan dan perspektif orang dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka, (2) mengembangkan orang lain yaitu merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkkan kemampuan mereka, (3) orientasi pelayanan yaitu kemampuan mengantisipasi, mengenali dan berusaha menumbuhkan kemampuan mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain, (4) memanfaatkan keragamaan yaitu kemampuan menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan orang lain, (5) kesadaran politis yaitu mampu membaca arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.

(52)

memandu kelompok dan orang lain (5) katalisator perubahan yaitu kemampuan memulai dan mengelola perubahan (6) membangun hubungan yaitu kemampuan menumbuhkan hubungan yang bermanfaat (7) kolaborasi dan kooperasi yaitu kemampuan bekerja sama dengan orang lain demi tujuan bersama (8) kemampuan tim yaitu menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama (Mustaqim, 2008: 154-157).

Selain itu terdapat banyak bentuk tingkah laku yang dapat dianggap sebagai gejala-gejala terjadinya masalah emosional yang serius, sebagai berikut :

a. Kemunduran kualitas kerja siswa secara tiba-tiba. b. Sensivitas terhadap kritik.

c. Perasaan tidak suka, iri hati akan keberhasilan siswa-siswa lain.

d. Variasi perasaan yang ekstrim dari hari ke hari, atau dari waktu ke waktu.

e. Derajat toleransi terhadap frustasi yang rendah, mengharapkan pemuasan dorongan-dorongan diri dengan segera.

f. Membuka rahasia atau berbohong, agar siswa lain mengalami kesulitan atau untuk memperlihatkan bahwa dirinya lebih baik dari siswa-siswa lain.

g. Mengeluh sakit ketika hasil pemeriksaan kesehatan menyatakan dirinya tidak menderita sakit.

(53)

J. Tidak ada usaha untuk melakukan atau mencoba sesuatu yang baru dan berbeda (Slameto, 1995: 134).

4. Manfaat Kecerdasan Emosional

Para ahli psikologi menyebutkan bahwa IQ hanya mempunyai peran sekitar 20% dalam menentukan keberhasilan hidup, sedangkan 80% sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain. Diantara yang terpenting adalah kecerdasan emosi (emotional quotion). Dalam kehidupan banyak sekali masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan semata dengan menggunakan kemampuan intelektual seseorang. Kematangan emosi ternyata sangat menentukan keberhasilannya. Dengan kata lain, kecerdasan emosi mempunyai kontribusi yang besar dalam mencapai keberhasilan hidup.

Penelitian yang dilakukan Goleman tentang kompetensi-kompetensi aktual yang mengantarkan kepada kesuksesan dalam pekerjaan apapun, membuktikan bahwa dalam menentukan pencapaian prestasi puncak dalam pekerjaan, peran IQ memang hanya menempati kedua sesudah kecerdasan emosi (mustaqim, 2008: 151-152).

(54)
(55)

mengikutinya, karena terlalu rendah kemampuan dan pengertian. Sebaliknya sekalipun orang cukup cerdas dan mampu mengambil intisari dari segala rupa ajaran, ia belum tentu memiliki hati nurani yang dapat berfungsi sebagai pengaruh bagi perbuatan-perbuatan apabila dalam lingkungan hidupnya tidak terdapat contoh atau tokoh yang dijadikan teladan olehnya (D Gunarsa, 1981: 15).

Dari uraian di atas menegaskan bahwa emosi itu sendiri mempunyai manfaat yang besar dalam melakukan proses kehidupan, karena dengan kecerdasan emosi manusia dapat mengontrol tindakan yang dilakukan, menjaga diri, menjalin hubungan dengan orang lain, mempunyai keinginan untuk berkompetisi dan sebagainya.

Apabila manusia menjalani kehidupan tanpa adanya emosi merupakan kehidupan tanpa kesan, karena suatu peristiwa tentu disertai emosi, maka peristiwa tersebut mempunyai kesan yang kuat dalam diri seseorang.

Akan tetapi apabila ledakan emosi berlebihan, sehingga mengalahkan nalar yang rasional, maka kurang baik bagi kehidupan insan dan itulah yang perlu dilatih, dicerdaskan sebagaimana teori kecerdasan emosional yaitu terbentuknya kecerdasan spiritual dari keseimbangan antara kecerdasan emosional dan intelligensi.

(56)

stress berlebihan, amarah yang berlebihan, manil (gangguan emosi yang berlebihan) (Goleman, 1996: 77).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional kita maka semakin besar kemungkinannya untuk sukses sebagai pekerja, orang tua, anak dewasa bagi orang tua kita, mitra bagi pasangan hidup kita, atau calon untuk suatu posisi jabatan.

Penelitian tentang kecerdasan emosional memperlihatkan bahwa EQ adalah penilaian yang bisa mencegah munculnya perilaku buruk, meningkatkan EQ pada remaja dapat membantu mengurangi resiko tabiat keras berlebihan dan membantu mencegah kebrutalan yang terjadi di sekolah. Kecerdasan emosional di usia dini memberikan seseorang bekal yang baik untuk masa dewasanya.

C. Hubungan antara Intensitas Pelaksanaan Shalat terhadap Kecerdasan Emosional

(57)

manusia, sehingga sumber-sumber ESQ akan hidup untuk mencerdaskan emosi dan spiritual sekaligus kepekaan jiwa seseorang.

Shalat juga dapat dijadikan sebagai relaksasi yang sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk menjaga kondisi emosional seseorang dari tekanan luar yang berkepanjangan. Di dalam Al-Qur’an juga telah dijelaskan bahwa shalat dapat mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana firman Allah SWT, surat Al Ankabut ayat 45





Artinya : “Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”.

( Departemen Agama, 2002: 401)

Dalam shalat, tidak ada hal lain kecuali dzikir, bacaan dan gerakan-gerakan shalat. Dzikir yang dilakukan dengan sikap rendah hati, jiwa yang taqwa dan tidak lalai akan membawa dampak relaksasi dan ketenangan. Dzikir yang di ucapkan dalam shalat mengantarkan manusia untuk mengingat Allah dan merasa dekat dengan-Nya, dengan merasa dekat dengan Allah orang akan merasa tenang dan terlindungi (Musbikin, 2007: 281-282).

(58)

(ikhsan), semua itu disebut akhlakul karimah. Dalam kecerdasan emosi, hal-hal di atas dijadikan sebagai tolok ukur kecerdasan emosi/EQ seperti integritas, komitmen, konsistensi, sincerity, dan totalitas. Oleh karena itu bahwa kecerdasan emosi sebenarnya adalah akhlak di dalam agama islam.75 Dari hal tersebut dapat dijelaskan bahwa seseorang yang memiliki akhlak yang baik juga akan memiliki kecerdasan emosional (Ginanjar Agustian, 2001: 199).

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa shalat sangat bermanfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani. Dengan shalat jiwa akan menjadi tenang dan pikiran akan menjadi jernih. Hal ini akan berpengaruh pada perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari seperti cara membina hubungan dengan orang lain, dapat mengontrol emosi ketika menghadapi suatu permasalahan, dan lain sebagainya.

(59)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Al-Hadi Girikusumo Mranggen Demak 1. Sejarah Berdirinya MTs Al-hadi Girikusumo Mranggen Demak

Madrasah Tsanawiyah Al- Hadi Girikusumo adalah sebuah madrasah yang menyelenggarakan pendidikan lanjutan pertama di bawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia yang didirikan oleh sebuah lembaga pendidikan Islam Al-Hadi. Secara historis organisasi Madrasah Tsanawiyah Al-Hadi Girikusumo berdiri pada tahun 1976. Adapun yang memprakasai berdirinya Madrasah Tsanawiyah Al-Hadi adalah KH. Muhammad Hadi, KH. Muhammad Syiraj, KH. Syarkowi, K. Abdul Shomad, K.H. Muhajir, KH. Muharror, K.Azhari, KH. Munhamir Malik dan para tokoh masyarakat.

(60)

Pertama dengan nama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Hadi. Dan pada tahun 1976 resmi didirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Hadi tersebut.

Sejak berdirinya sampai sekarang MTs Al-Hadi Girikusumo Mranggen Demak tahun pelajaran tahun 2015/2016, telah beberapa kali mengalami pergantian kepala sekolah, diantaranya yaitu:

a. KH. Muharror tahun 1976 s/d 1990 b. K. Asyhari tahun 1990 s/d 2002

c. KH. Munhamir Malik tahun 2002 s/d sekarang

Demikianlah sejarah singkat tentang berdirinya MTs Al-Hadi

Girikusumo Mranggen Demak tahun pelajaran 2015/2016.

2. Visi dan Misi a. Visi:

Visi MTs Al-Hadi adalah Terwujudnya Insan Sholeh yang Berprestasi dan Berdedikasi dengan Ilmu Amaliyah, Amal Ilmiah dan Takwa Ilahiyyah.

b. Misi:

Misi dari MTs Al-Hadi Girikusumo adalah

1) Meningkatkan kegiatan keagamaan di madrasah dengan mengefektifkan sholat berjamaah dan tadarus Al Qur’an. 2) Mewujudkan madrasah yang memberikan fasilitas memadahi

(61)

3) Meningkatkan proses belajar mengajar dan pengembangan belajar serta kegiatan ekstrakurikuler agar siswa dapat berkembang secara maksimal dan menjadi lulusan yang berkualitas.

4) Mengembangkan strategi kompetitif yang positif di lingkungan madrasah baik antara siswa dan tenaga edukatif secara demokratis dan terbuka.

5) Mendorong perbaikan berkelanjutan sebagai manifestasi pengamalan iman dan takwa, penguasaan iptek dan imtak serta ikhtiar sehingga mampu mengabdikan diri di masyarakat.

3. Letak Geografis

MTs Al-Hadi Girikusumo dibangun di atas tanah wakaf dengan luas 9.945 M2 milik Yayasan Islam Al-Hadi Girikusumo Mranggen Demak. Dukuh Girikusuma kurang lebih 8 km dari kecamatan Mranggen dan 23 km dari pusat Kabupaten Demak, dengan batas wilayah sebagai berikut:

(62)

Lokasi gedung MTs Al-Hadi tepatnya terletak di Dukuh Girikusumo RT 01/ RW III, No. 340, Desa Banyumeneng Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

4. Stuktur Organisasi

Untuk mempermudah kerja dan memperlancar administrasi sekolah, maka MTs Al-Hadi Girikusumo Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2015/2016 membuat susunan organisai yang bertujuan agar dapat bertugas mengelola jalanya roda pendidikan secara baik dan konsisten sesuai dengan bidangnya masing-masing. Adapun bagan struktur organisasi MTs Al-Hadi Girikusumo Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI

MTs. AL-HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Penanggung jawab : Ketua Yayasan Komite Madrasah : K. Sulaiman

Kepala Sekolah : KH. Munhamir Malik Waka Kesiswaan : Imam Muthohar, S. PdI Waka Kurikulum : Sabihin, S. PdI

Waka Sarpras : Dzikron Najib, S.HI

Guru BK : Asmuni,S. Pd

(63)

Kepala Tata Usaha : Rifqi Amin, SE. Staf Tata Usaha :

a. Staf Adm. Keuangan : Abdul Azis b. Staf Perpustakaan : Zulfatur Rosyidah c. Staf Adm. Kantor : M. Ridwan

d. Staf Konsumsi : Inayah Aeni Sulasih, SE.

5. Keadaaan Guru dan Tenaga Kependidikan

MTs Al-Hadi Girikusumo Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2015/2016, mempunyai Staf guru dan tenaga pendidik sebanyak 38 orang. Ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

TABEL 1

KEADAAN GURU DAN STAF KEPENDIDIKAN MTs. AL-HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

No Nama

Tempat dan Tanggal Lahir

Ijazah

Keterangan/ Mengajar

(64)

11 Juli 1960

2 Muhibin, S. Pd

Demak, 02 Maret 1978

S. 1 Bahasa Indonesia

3

Imam Muthohar, S.PdI

Demak, 02 April 1976

S. 1 Aqidah, Penjaskes

4 Sabihin, S.Pd I

Demak,

08 September 1970

S. 1 Qur'an Hadits

5 Farid Nashori, S.Ag

Demak,

7 Yazid, S. Pd Demak,05 Mei 1981 S. 1 Bahasa Inggris

8

Muhammad Nur Soleh, S.Pd I

Demak,

25 Oktober 1966

S. 1 Qur'an Hadits, SKI

9 Hamdan Rifa’i, S.Ag.

Demak,

12 Siti Saadiyah, S. Pd

Demak, 14 Juni 1980

S. 1 IPA

(65)

04 Juli 1976

14 Mudrik, S. PdI

Demak, 18 Juni 1960

S. 1 Ta'lim

15 Santoso, S. PdI

Demak,

17 Ida Wahyuni Hj.

Demak,

09 Oktober 1968

MTs

Mulok Risalatul Mahid

18 Abdul Rozaq, S. PdI

Demak, 12 September 1978

S. 1

Nahwu Shorof, Tajwid

19 Misbah, S. PdI

Semarang,

10 Desember 1967

S. 1 Mustolah Hadits

20

Wakhidatun Nisrokhah, S. Pd

Demak, 05 Mei 1987

S. 1 Bahasa Indonesia

21

MA Fikih, Bahasa Jawa

23 Abdul Azis

(66)

25 Hammam

Demak,

08 Agustus 1983

MA Penjaskes

26 Ali Muqoddas,S. Sn

Demak,

S. 1 Bahasa Indonesia

28

31 Sri Handayani, S.Pd

Semarang,

34 Rifqi Amin, SE.

Demak, 24 Januari1987

S. 1 Tata Usaha

35 Aeni Sulasih, SE

Demak, 08 Agustus

(67)

1982

38 Imronah, S. Pd

Demak,

10 Nopember 1981

S. 1 Lab IPA

6. Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diterima di MTs Al-Hadi Girikusumo Mranggen Demak Tahun Pelajaran 2015/2016, bahwa siswa MTs Al-Hadi Girikusuma dari kelas VII sampai dengan kelas IX sebanyak 405 siswa, terdiri dari 199 siswa laki-laki dan siswa 206 perempuan. Secara rinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

TABEL 2

KEADAAN SISWA MTs. AL-HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

No. Kelas Rombel L P Masuk Keluar Jumlah

1 VII

VII A 19 21 - - 40

VII B 19 19 - - 38

VII C 16 18 - - 34

VII D 17 15 - - 32

Jml 71 73 - - 144

2 VIII

VIII A 18 19 - - 37

VIII B 17 18 - - 35

VIII C 15 18 - - 33

(68)

Jml 64 72 - - 136

3 IX

IX A 25 20 - - 45

IX B 24 20 - - 44

IX C 15 21 - - 36

Jml 64 61 - - 125

JUMLAH 199 206 - - 405

7. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sebagaimana yang dialami oleh tiap-tiap lembaga pendidikan bahwa operasional untuk mencukupi sarana pendidikan merupakan masalah utama. Hal ini dapat dilihat dari inventarisasi sarana dan prasarana dalam rangka untuk mensukseskan tercapainya proses belajar mengajar yang ada. Sarana dan prasana yang ada antara lain sebagai berikut:

a. Gedung

Gedung MTs Al-Hadi Girikusumo Mranggen Demak sudah cukup memadahi dan cukup nyaman untuk digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM), selebihnya bisa dilihat pada data fasilitas sekolah.

(69)

TABEL 3 DAFTAR RUANGAN

MTs. AL-HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

2 R.Perpustakaan 1 V v

(70)

1

Daftar kebutuhan ruang :

1. Ruang Kelas : 1 unit

(71)

3. Ruang Laboratorium : 1 unit

B. Penyajian data hasil penelitian

Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan angket yang dijawab oleh siswa MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak. Adapun yang penulis teliti adalah siswa kelas VII, VIII dan kelas IX sebagai informannya. Jumlah seluruh siswa kelas VII, VIII dan kelas IX adalah 405 siswa, dan penulis mengambil sampel sebanyak 40 siswa, karena menurut Arikunto (2006: 20) apabila subyek kurang dari 100 orang maka lebih baik diambil semua, jika subyeknya lebih besar maka dapat diambil antara 10%-15% dan 20%-25% atau lebih.

Untuk mendapatkan data dari intensitas pelaksanakan shalat dengan kecerdasan emosional pada siswa MTs Al Hadi Giri kusumo, penulis membuat angket yang disebarkan kepada responden. Angket tersebut terdiri dari 15 item soal yang sesuai dengan indikator intensitas melaksanakan shalat dan indikator kecerdasan emosional.

1. Data Tentang Jawaban Angket Pengaruh Intensitas Pelaksanaan Shalat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

TABEL 4

JAWABAN ANGKET INTENSITAS PELAKSANAAN SHALAT SISWA MTs. AL-HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK TAHUN

(72)

No Responden

Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 C D A C D D B D B B C A D B D

2 A B C A C D B D A C D B D D B

3 B A D D B C A B B C A B C B B

4 A C A B C A C B C A B C A C A

5 D A B D A B C A B C D C B A B

6 A A C B C B A C A C A D D B B

7 C B A D B C A B C A B C A D A

8 D A C B A D C A D B C A C B B

9 A A A B B C A A B C B B A D B

10 C C B A C B A D A B A B D D B

11 A B D B A C D B D A D C C B D

12 B D B D C A B D A C A D D C D

13 A A A B D B C C C D B D D D B

14 C D A D A D C D A B C B D B C

15 C B C A B C D B C D A B A D A

16 A C B B A C C D C B B C D B A

17 D A C D C A B D A C A D B C B

18 A A C B C A A A D B C B B B C

19 C D A C A C B D A B D D B D B

(73)

21 A C A B C A B D A D B C D C B

22 D A C D A B D C B A D C B D D

23 A A B D B C A A B C A C C B B

24 A D B C D B A D B C D B A C D

25 C C A B C D B C A B C A D A C

26 D D C B D C D A C A D B B D A

27 A C D A C D A B A C B D A B D

28 B D C A D B D C B D A D B C D

29 D C B D C D B A D C D B A D B

30 A B A C B A C D C A B C B A C

31 B A C B C C A B D B A C C A A

32 A C B C B A C D B A D B D C B

33 C B A B A A B C A D D B B D C

34 A C C A B C B D C A D A B C D

35 D A D B A B C A C B A C D C B

36 B B B D C D A C C A D C C A A

37 A D A B A A D D D C A A B D D

38 A A B C D A B C B D A B D C B

39 C B D A B D A B A B D C A D C

40 D B A C A B C D C D B A A B D

(74)

TABEL 5

JAWABAN ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL SISWA MTs. AL-HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK

TAHUN PELAJARAN 2015/2016 No

Responden

Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 B D A D A B C D A D D B A C D

2 A C D A D C A D B D A D B D B

3 B A C A B D A C A C A B A B B

4 D C B C A B D B A C B A C A A

5 B A D A B A B A D A C A A C C

6 D B B D A C A C B D B C A B A

7 A A B A C A C A B B A B A B B

8 A B A B B A C B A C A B B A C

9 B A B A D B A A B A A C B A B

10 A D C C A D B C A B D A D B A

(75)

12 A B D B A C D B A B B D C A C

13 B C A D C A D B D A C B C B C

14 A C B A D C A D B C A D B D A

15 C A C A B B A B C A C B C A B

16 A A C B A A C B A A B C A A B

17 A B B A B A B A B D A A B A B

18 B B A B C A B C B A B C A C C

19 A B A C C B A D C B A C B A C

20 C A C A C A D B C A B C A D B

21 B B A C B C A C B A C A B A C

22 A A A C C D A A B B B A D C C

23 B C A D A C A D D A D B D B D

24 A B A B B A B A C B A B D A A

25 B A D C A B D C B C C A C B D

26 B B A D B D A C A B D A C B A

27 D B D B D A C A C B C B B A A

28 B B C A C D B D A C D B D A D

29 D B D B D D A C A D A D A C B

30 A A A D B D B A A B B D B D B

31 C B D B D D B D B D D B D B D

32 A C A B A A C D B D B C B D B

(76)

34 A A A A A D D B B C C C B B D

35 C A B C B A B C A B C A B C A

36 D B B A B C C B C A B C B C A

37 D B D B A D B A C B A C A B C

38 A B A B D B A C A B B A B A A

39 B C A C B A C B C A C B A B A

(77)

BAB IV ANALISIS DATA

Analisis pengaruh intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak tahun 2015/2016. Setelah data terkumpul, maka yang penulis tempuh selanjutnya adalah menganalisis data, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban dari pokok permasalahan yang dipertanyakan.

Secara berturut-turut penulis menganalisis data yang terkumpul sebagai berikut :

A. Analisis Pendahuluan

1. Dalam analisis Intensitas Pelaksanaan Shalat ini dibagi dalam dua cara yaitu :

a. Analisis Penilaian Data

Analisis penilaian data, untuk mencari nilai dari jawaban-jawaban yaitu dengan mengalikan jawaban yang berkode A, B, C dan D untuk tiap item. Selanjutnya, beri skor jawaban pada variabel sesuai dengan ketentuan:

(78)

analisis ini digunakan untuk mencari nominasi didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk para siswa. Nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk menentukan kriteria intensitas pelaksanaan shalat siswa di MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak. Lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

TABEL 6

DATA HASIL ANGKET INTENSITAS PELAKSANAAN SHALAT SISWA MTs. AL-HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK TAHUN

PELAJARAN 2015/2016 No

Responden

Opsi Jawaban Skor Nilai

Jumlah

A B C D 4 3 2 1

1 2 4 3 6 8 12 6 6 32

2 3 4 3 5 12 12 6 5 35

3 3 7 3 2 12 21 6 2 41

4 3 3 6 3 12 9 12 3 36

5 4 5 3 3 16 15 6 3 40

6 5 4 4 2 20 12 8 2 42

7 5 4 4 2 20 12 8 2 42

8 4 4 4 3 16 12 8 3 39

9 6 6 2 1 24 18 4 1 47

10 4 5 3 3 16 15 6 3 40

(79)

12 3 3 3 6 12 9 6 6 33

13 3 4 3 5 12 12 6 5 35

14 3 3 4 5 12 9 8 5 34

15 4 4 4 3 16 12 8 3 39

16 3 5 5 2 12 15 10 2 39

17 4 3 4 4 16 9 8 4 37

18 5 5 4 1 20 15 8 1 44

19 3 4 3 5 12 12 6 5 35

20 4 5 3 3 16 15 6 3 40

21 4 4 4 3 16 12 8 3 39

22 3 3 3 6 12 9 6 6 33

23 5 5 4 1 20 15 8 1 44

24 3 4 3 5 12 12 6 5 35

25 4 3 6 2 16 9 12 2 39

26 3 3 3 6 12 9 6 6 33

27 5 3 3 4 20 9 6 4 39

28 2 4 3 6 8 12 6 6 32

29 2 4 3 6 8 12 6 6 32

30 5 4 5 1 20 12 10 1 43

31 5 4 5 1 20 12 10 1 43

32 3 5 4 3 12 15 8 3 38

(80)

34 4 3 5 3 16 9 10 3 38

35 4 4 4 3 16 12 8 3 39

36 4 3 5 3 16 9 10 3 38

37 6 2 1 6 24 6 2 6 38

38 4 5 3 3 16 15 6 3 40

39 4 4 3 4 16 12 6 4 38

40 4 4 3 4 16 12 6 4 38

1524

Berdasarkan nilai hasil tingkat angket tentang intensitas pelaksanaan shalat siswa diperoleh nilai tertinggi 47 dan terendah 32 kemudian ditetapkan menjadi interval sebanyak :

i=(nt-nr)+1 k i=(47-32)+1

4 i=16

4 i= 4

keterangan:

(81)

Nilai terendah (nr): 32 Option Jawaban (k): 4 b. Analisis Berdasarkan Skor

Untuk menganalisis digunakan teknis, persentase dengan rumus : P = F X 100 %

N

Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi

N : Jumlah responden

Adapun langkah dalam analisis ini adalah:

a. Mencari individu yang tergolong mempunyai intensitas pelaksanaan shalat , a (sangat baik), b (baik), c (cukup), d (kurang).

Dari tabel intensitas pelaksanaan shalat dapat diketahui yang mempunyai tingkat intensitas pelaksanaan shalat:

1) Katagori sangat baik mencapai 5 siswa 2) Katagori baik mencapai 21 siswa 3) Katagori cukup mencapai 11 siswa 4) Kategori kurang mencapai 3 siswa

b. Mencari persentase masing-masing katagori 1) Kategori sangat baik = 5 X 100 % = 12,5%

40

(82)

40

3) Kategori cukup = 11 X 100 % = 27,5% 40

4) Kategori kurang = 3 X 100 % = 7,5% 40

Untuk lebih jelas disajikan tabel berikut: TABEL 7

Distribusi Frekuensi Prosentase Intensitas Pelaksanaan Shalat MTs Al-Hadi Girikusuma Mranggen Demak tahun pelajaran 2015/2016 Interval Frekuensi Kode Prosentase Kategori

43-47 5 A 12,5% Sangat Baik

38-42 21 B 52,5% Baik

33-37 11 C 27,5% Cukup

28-32 3 D 7,5% Kurang

Jumlah 40 100%

Dari interval nilai tersebut dapat di kasifikasikan bahwa:

a. Nominasi nilai antara 43-47 berarti intensitas pelaksanaan shalat siswa dikategorikan sangat baik oleh responden ada 5 siswa berarti ada 12,5 %. b. Nominasi nilai antara 38-42 berarti intensitas pelaksanaan shalat siswa

(83)

c. Nominasi nilai antara 33-37 berarti intensitas pelaksanaan shalat siswa dikategorikan cukup oleh responden ada 11 siswa berarti ada 27,5% d. Nominasi nilai antara 28-32 berarti intensitas pelaksanaan shalat siswa

dikategorikan cukup oleh responden ada 3 siswa berarti ada 7,5%. 2. Dalam analisis kecerdasan emosional siswa ini dibagi dalam dua cara yaitu :

a. Analisis Penilaian Data

Analisis penilaian data, untuk mencari nilai dari jawaban-jawaban yaitu dengan mengalikan jawaban yang berkode A, B, C dan D untuk tiap item. Selanjutnya, beri skor jawaban pada variabel sesuai dengan ketentuan:

Skor 4 untuk jawaban berkode A. Skor 3 untuk jawaban berkode B. Skor 2 untuk jawaban berkode C. Skor 1 untuk jawaban berkode D

Analisis ini digunakan untuk mencari nominasi didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk para siswa. Nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk menentukan kriteria kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak.

Lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

TABEL 8

(84)

MTs AL-HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

No

Responden

Opsi Jawaban Skor Nilai

Jumlah

A B C D 4 3 2 1

1 4 3 2 6 16 9 4 6 35

2 4 3 2 6 16 9 4 6 35

3 6 5 3 1 24 15 6 1 46

4 5 4 4 2 20 12 8 2 42

5 7 3 3 2 28 9 6 2 45

6 4 5 3 3 16 15 6 3 40

7 7 6 2 0 28 18 4 0 50

8 6 6 3 0 24 18 6 0 48

9 7 6 1 1 28 18 2 1 49

10 5 3 3 4 20 9 6 4 39

11 5 3 5 2 20 9 10 2 41

(85)

13 3 4 5 3 12 12 10 3 37

14 5 3 3 4 20 9 6 4 39

15 5 5 5 0 20 15 10 0 45

16 8 4 3 0 32 12 6 0 50

17 7 7 0 1 28 21 0 1 50

18 4 6 5 0 16 18 10 0 44

19 5 4 5 1 20 12 10 1 43

20 5 3 5 2 20 9 10 2 41

21 5 5 5 0 20 15 10 0 45

22 6 3 4 2 24 9 8 2 43

23 4 3 2 6 16 9 4 6 35

24 7 6 1 1 28 18 2 1 49

25 3 4 5 3 12 12 10 3 37

26 5 5 2 3 20 15 4 3 42

27 4 5 3 3 16 15 6 3 40

(86)

Berdasarkan nilai hasil tingkat angket tentang intensitas pelaksanaan shalat siswa diperoleh nilai tertinggi 50 dan terendah 35 kemudian ditetapkan menjadi interval sebanyak :

i=(nt-nr)+1

29 4 3 2 6 16 9 4 6 35

30 5 6 0 4 20 18 0 4 42

31 7 6 1 1 28 18 2 1 49

32 4 5 3 3 16 15 6 3 40

33 5 4 5 1 20 12 10 1 43

34 5 4 3 3 20 12 6 3 41

35 5 5 5 0 20 15 10 0 45

36 3 6 5 1 12 18 10 1 41

37 4 5 3 3 16 15 6 3 40

38 7 6 1 1 28 18 2 1 49

39 5 5 5 0 20 15 10 0 45

40 5 4 5 1 20 12 10 1 43

(87)

k i=(50-35)+1

4 i=16

4 i= 4

keterangan:

Nilai tertinggi (nt): 50 Nilai terendah (nr): 35 Option Jawaban (k): 4

b. Analisis Berdasarkan Skor

Untuk menganalisis digunakan teknis, persentase dengan rumus : P = F X 100 %

N

Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi

N : Jumlah responden

Adapun langkah dalam analisis ini adalah:

(88)

Dari tabel kecerdasan emosional dapat diketahui yang mempunyai tingkat kecerdasan emosional :

1) Katagori sangat baik mencapai 9 siswa 2) Katagori baik mencapai 17 siswa 3) Katagori cukup mencapai 9 siswa 4) Kategori kurang mencapai 5 siswa

b. Mencari persentase masing-masing katagori 1) Kategori sangat baik = 9 X 100 % = 22,5%

40

2) Kategori baik = 17 X 100 % = 42,5% 40

3) Kategori cukup = 9 X 100 % = 22,5% 40

4) Kategori kurang = 5 X 100 % = 12,5% 40

Untuk lebih jelas disajikan tabel berikut: TABEL 9

Distribusi Frekuensi Prosentase kecerdasan emosional siswa MTs Al-Hadi Girikusuma Mranggen Demak tahun pelajaran 2015/2016 Interval Frekuensi Kode Prosentase Kategori

46-50 9 A 22,5% Sangat Baik

(89)

36-40 9 C 22,5% Cukup

31-35 5 D 12,5% Kurang

Jumlah 40 100%

Dari interval nilai tersebut dapat di kasifikasikan bahwa:

a. Nominasi nilai antara 46-50 berarti kecerdasan emosional siswa dikategorikan sangat baik oleh responden ada 5 siswa berarti ada 22,5 %. b. Nominasi nilai antara 41-45 berarti kecerdasan emosional siswa

dikategorikan baik oleh responden ada 21 siswa berarti ada 42,5%.

c. Nominasi nilai antara 36-40 berarti kecerdasan emosional siswa dikategorikan cukup oleh responden ada 11 siswa berarti ada 22,5%

d. Nominasi nilai antara 31-35 berarti kecerdasan emosional siswa dikategorikan cukup oleh responden ada 3 siswa berarti ada 12,5%.

B. Analisis Uji Hipotesis

Pada bagian ini, penyusun melakukan analisis data untuk membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang penulis ajukan sebelumnya yaitu ada hubungan yang signifikan antara intensitas melaksanakan shalat dengan kecerdasan emosional siswa MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak.

(90)

TABEL 10

TABEL KOEFISIENKORELASI “PRODUCT MOMENT’ANTARA

INTENSITAS PELAKSANAAN SHALAT (X) TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL (Y) SISWA DI MTs. AL HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN

2015/2016

No Responden X Y X2 Y2 X.Y

1 32 35 1024 1225 1120

2 35 35 1225 1225 1225

3 41 46 1681 2116 1886

4 36 42 1296 1764 1512

5 40 45 1600 2025 1800

6 42 40 1764 1600 1680

7 42 50 1764 2500 2100

(91)

9 47 49 2209 2401 2303

10 40 39 1600 1521 1560

11 35 41 1225 1681 1435

12 33 40 1089 1600 1320

13 35 37 1225 1369 1295

14 34 39 1156 1521 1326

15 39 45 1521 2025 1755

16 39 50 1521 2500 1950

17 37 50 1369 2500 1850

18 44 44 1936 1936 1936

19 35 43 1225 1849 1505

20 40 41 1600 1681 1640

21 39 45 1521 2025 1755

22 33 43 1089 1849 1419

23 44 35 1936 1225 1540

24 35 49 1225 2401 1715

25 39 37 1521 1369 1443

26 33 42 1089 1764 1386

27 39 40 1521 1600 1560

28 32 35 1024 1225 1120

29 32 35 1024 1225 1120

(92)

31 43 49 1849 2401 2107

32 38 40 1444 1600 1520

33 40 43 1600 1849 1720

34 38 41 1444 1681 1558

35 39 45 1521 2025 1755

36 38 41 1444 1681 1558

37 38 40 1444 1600 1520

38 40 49 1600 2401 1960

39 38 45 1444 2025 1710

40 38 43 1444 1849 1634

N 1524 1698 58584 72902 64976

Langkah selanjutnya adalah menghitung korelasi antara variabel X dan Y dengan rumus product moment. Berdasarkan table 16 di atas, dapat diketahui:

N = 40 X2 = 58584

X = 1524 Y2 = 72902

(93)



(94)

pelaksanaan shalat siswa (variable X) dengan variabel kecerdasan emosional siswa (variabel Y), maka diperoleh sebagai berikut:

ro = 0,431

rt 5% = 0,304 jadi ro> rt, maka signifikan

ro = 0,431

rt1% = 0,393 jadi ro> rt, maka signifikan

Dari maka hipotesis alternatif (Ha) dapat di terima yaitu ” Ada korelasi positif antara intensitas pelaksanaan shalat dengan kecerdasan emosional di MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak” sedangkan hipotesis nihil (Ho) berbunyi ” Tidak ada hubungan antara intensitas pelaksanaan shalat dengan kecerdasan emosional di MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak” di tolak.

Dengan maksud kecerdasan emosional siswa sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa. Namun kecerdasan emosional bukanlah satu-satunya yang mempengaruhi kedisiplinan siswa, karena masih banyak faktor lain, di antaranya faktor individu sendiri maupun faktor lingkungan.

(95)

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan melalui tahapan pengumpulan data pengolahan data serta analisis data maka, penulis selanjutnya dapat menarik kesimpulan dari penelitian berjudul “Pengaruh intensitas pelaksanaan shalat terhadap kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak”, sebagai berikut:

1. Dari Intensitas Pelaksanaaan Shalat dapat disimpulkan:

a. Untuk tingkat intensitas pelaksanaan shalat dengan kategori sangat baik sebanyak 5 siswa dengan prosentase 12,5 %.

b. Untuk tingkat intensitas pelaksanaan shalat dengan kategori baik sebanyak 21 siswa dengan prosentase 52,5 %

c. Untuk tingkat intensitas pelaksanaan shalat dengan kategori cukup sebanyak 11 siswa dengan prosentase 27,5 %.

d. Untuk tingkat intensitas pelaksanaan shalat dengan kategori kurang sebanyak 3 siswa dengan prosentase 7,5 %.

2. Dari Kecerdasan Emosional siswa dapat disimpulkan:

a. Untuk tingkat kecerdasan emosional siwa dengan kategori sangat baik sebanyak 9 siswa dengan prosentase 22,5%.

b. Untuk tingkat kecerdasan emosional siswa dengan kategori baik sebanyak 17 siswa dengan prosentase 42,5 %.

(96)

d. Untuk tingkat kecerdasan emosional siswa dengan kategori kurang sebanyak 5 siswa dengan prosentase 12,5 %.

3. Kesimpulan dari analisis data diperoleh nilai rxy sebesar 0,431 dan selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan n = 40, pada taraf signifikan 5% diperoleh 0,304 dan pada taraf signifikan 1% diperoleh 0,393. Dan ternyata nilai rxy lebih besar dari pada nilai r tabel atau (0,393<0,431>0,304). Jadi, ada pengaruh yang positif antara Intensitas Pelaksanaan Shalat Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa di MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak.

Dengan demikian hasilnya signifikan, maka kesimpulan akhirnya yaitu intensitas pelaksanaan shalat berpengaruh dengan kecerdasan emosional siswa di MTs Al Hadi Giri Kusumo Mranggen Demak.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian di atas, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Saran untuk guru disekolah

(97)

b. Guru hendaknya memberikan contoh langsung kepada siswa, karena guru di sekolah sebagai panutan siswa.

c. Guru hendaknya dapat memperhatikan kecerdasan emosional siswa dan tanggap terhadap pergolakan pikiran yang terjadi pada siswa.

2. Saran untuk siswa

a. Bersemangatlah dalam belajar baik agama maupun umum, sehingga dapat membanggakan orang tua dan guru disekolah. b. Tingkatkan lagi ibadahmu di sekolah maupun dimanapun kamu berada.

c. Jadilah anak yang sopan, berakhlaq mulia, serta selalu mematuhi semua perintah dan larangan Allah sehingga menjadi pribadi yang terpuji.

(98)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, masykuri dan Bakhri, syaiful. 2006.Kupas Tuntas Shalat. Jakarta:Erlangga.

Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quotient the ESQ Way 165 Jilid 1. Jakarta: PT Arga Tilanta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 1951. Pedoman Shalat. Jakarta: PT Bulan Bintang.

Azwar, saifudin. 1996. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogykarta: Pustaka Pelajar.

Baharuddin. 2009. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena. Jakarta: Ar-Ruzz Media

Departemen Agama Republik Indonesia, 2002. Al Qur’an dan Terjemahnya.Jakarta: Bumi Aksara

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,

D Gunarsa, Singgih. 1981. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.

(99)

Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hamalik, oemar. 2010. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Kamarrulzaman, AKA & Al-Barry, Dahlan Y. 2005. Kamus Ilmiah Serapan. Yogyakarta: Absolut.

Koentjaraningrat, 1990. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Makalahdanskripsi.blogspot.co.id/2010/12/sholat-dan-kesehatan-fisik-mental.html.

Muhyiddin, Asep & Salahuddin, Asep. 2006. Salat Bukan Sekedar Ritual. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Musbikin, Imam. 2007. Rahasia Shalat Khusyu’. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Mustaqim. 2008. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar. Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Purwanto, ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda karya.

Sugiyono. 1997. Sistematika Penelitian. Bandung: Alfa Beta.

(100)
(101)

ANGKET PENELITIAN

A. IDENTITAS

Nama Lengkap : ... Kelas : ... Jenis Kelamin : ...

B. PETUNJUK PENGISIAN

1. Isilah biodata adik di atas terlebih dahulu.

2. Kejujuran adik dalam menjawab pertanyaan tidak akan mempengaruhi nilai raport dan jawaban, serta identitas responden akan dirahasiakan.

3. Baca dengan teliti, kemudian jawablah pertanyaan tersebut dengan tanda (X) pada jawaban (a, b, c dan d) yang adik anggap sesuai.

4. Jawaban dari angket ini merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi kami, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih.

C. DAFTAR PERTANYAAN

A.Variabel Tentang Intensitas Pelaksanaan Shalat Siswa

1. Apakah adik selalu tepat waktu dalam melaksanakan shalat (menyegerakan shalat setelah mendengar adzan)?

a. Ya, selalu tepat waktu b. Sering tepat waktu

c. Kadang-kadang tepat waktu d. Tidak pernah tepat waktu.

2. Ketika adik sedang bermain dan waktu shalat telah tiba, bagaimanakah sikap adik ?

a. Langsung mengambil air wudhu b. Sering langsung mengambil air wudhu

Gambar

TABEL 1KEADAAN GURU DAN STAF KEPENDIDIKAN
TABEL 2KEADAAN SISWA MTs. AL-HADI GIRIKUSUMO MRANGGEN
TABEL 3DAFTAR RUANGAN
TABEL 5JAWABAN ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL SISWA
+5

Referensi

Dokumen terkait

ini guru melakukan proses pembelajaran dengan cara mengirim vidio atau foto tentang materi yang sedang berlangsung melalui grup whatssap, dan setelah itu guru langsung

Pada hari Minggu tanggal 5 Mei 2013 Panitia mengadakan Pesta peletakan Batu Pertama yang dihadiri oleh semua anggota Punguan Batak Saroha Lahat dan sekitarnya,

6 Sumaryo Suryokusumo, 1997, Studi Kasus Hukum Organisasi Internasional, cetakan ke-1 edisi II, P.T. Alumni, Bandung, hlm. tidak memiliki validitas dan mendesak

Fraksi kloroform memiliki nilai LC 50 yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Ekstrak etil asetat, yang mengindikasikan bahwa senyawa paling toksik pada fraksi

Informan merupakan aktor- aktor pilihan raya yang terdiri daripada kepimpinan tertinggi SPR, serta pelbagai organisasi domestik dan antarabangsa yang terlibat secara rasmi

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan antara nilai pandangan terhadap keperawanan pada siswa laki-laki dan perempuan SMP Negeri 21

artinya, pengaruh variabel bebas (Kualitas Produk dan Pelayanan) terhadap Variabel terikat (Kepuasan Pelanggan) adalah 52,1%, sisanya dipengaruhi variabel lain yang

Tetapi didalam Keputusan Menteri Hukum Dan Perundang- Undangan Republik Indonesia Nomor : M.09.Hn.02.01 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor