• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI (Studi Kasus Kelas VIIIA Sebagai Kelas Unggulan di MTsN Susukan, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI (Studi Kasus Kelas VIIIA Sebagai Kelas Unggulan di MTsN Susukan, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008) - Test Repository"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA

TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI

(Studi Kasus Kelas V IIIA Sebagai Kelas Unggulan

di MTsN Susukan, Kab. Semarang

Tahun Pelajaran 2007 / 2008)

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Guna Penyusunan Skripsi Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Dalam Jurusan Tarbiyah

Oleh:

Nama : NUR HANI SALAMAH

NIM : 11405007

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

(2)

D E K L A R A S I

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi. .

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 19 Maret 2008 Penulis,

(3)

Drs. H. M. Zulfa, M. Ag. DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING

Lamp. : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

Saudari Nur Hani Salamah

Kepada:

Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

Assalaamu 'alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : NUR HANI SALAMAH

NIM : 11405007

Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA

TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI (Studi Kasus Kelas VIII A Sebagai Kelas Unggulan di MTsN Susukan, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008).

(4)

D E P A R T E M E N A G A M A RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

JL Stadion IS o. 03 Salatiga S (0298) 23433, 23706 Kode Pos 57021

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : N U R HANI SA LA M A H dengan Nomor Induk Mahasiswa :

114 05 007 yang beijudul : ’ PENG ARUH M O TIV A SI BEL A JA R SISW A

TER H A D A P SIK A P PER C A Y A DIRI (Studi K asus Kelas VIII A Sebagai Kelas

Unggulan di M Ts N Susukan, K abupaten Sem arang Tahun Pelajaran 2007 /

2008)”. Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian. Jurusan Tarbiyah

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari : Rabu tanggal 11 Rabiul

Awal 1429 H. yang bertepatan dengan tanggal : 19 Maret 2008 M, dan telah diterima

sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SA R JA N A dalam Ilmu

Tarbiyah.

11 Rabiul Awal 1429 H S a la tig a ,---19 Maret 2008 M Panitia Ujian

l)rs. H. M. Zulfa, M. Ag. NIP. 150 177 821

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbiralaamiin. Puji syukur kepada Allah SWT, sebab tak ada dan tak pernah ada kata-kata yang pantas kecuali rangkaian kalimat syukur kita kehadirat Allah SWT. Dengan rahmat-Nya yang mulia, dan nikmat-Nya yang melimpah dan inayah-Nya yang sempurna, sehingga penulis pada saat ini mampu menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat serta dalam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW, Beliaulah penyempurna akhlak yang mulai, dan telah memberi uswah khasanah pada kehidupan kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang.

Tersusunnya skripsi yang berjudul : “PENGARUH M O TIV A SI BELAJAR SISW A TER H A D A P SIKAP PERCAYA DIRI (Studi Kasus VIII A Sebagai

Kelas Unggulan di MTsN Susukan, Kab. Sem arang Tahun Pelajaran 2007 /

2008)”. Kegiatan terakhir dari serangkaian kegiatan studi penulis untuk meraih gelar Strata I Jurusan Tarbiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Dengan kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga beserta stafnya yang telah memberikan berbagai kebijakan untuk memanfaatkan segala fasilitas di STAIN Salatiga.

2. Bapak Drs. H.M . Zulfa, M. Ag., selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya guna membimbing penulis.

(6)

3. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku Kaprodi Ekstensi PAI.

4. Bapak, Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah banyak berjuang dalam menegakkan agama dan kebenaran serta telah banyak memberikan dorongan kepada penulis.

5. Bapak Drs. H. Mundlofir, MM selaku Kepala MTs N Susukan beserta stafnya yang telah membantu penulis selama mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

6. Ayahanda, Ibunda dan keluarga tercinta yang tiada henti mendoakan penulis. 7. Teman-temanku senasib, selangkah dan sepeijuangan yang telah

membangkitkan semangat sehingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis baik matriil maupun spiritual dalam melancarkan penulisan skripsi ini.

Penulis tidak dapat memberikan balasan atas kebaikan atas jasa-jasanya kecuali permohonan do'a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT beridloi dan berkenan memberikan balasan yang berlipat ganda.

Penulis menyadari betul bahwa dalam penyusunan naskah skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Akhirnya, semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca yang budiman umumnya.

(7)

D A FTA R ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN DEKLARASI ... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 5

F. H ipotesis... 6

G. Metodologi Penelitian ... 7

H. Sistematika Penulisan... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Motivasi Belajar... 12

L Motivasi ... 12

(8)

2. Belajar dan H akikatnya... 17

B. Rasa Percaya D ir i... 23

1. Pengertian ... 23

2. D asar... 24

3. Karakter dan Prinsip “PD” ... 25

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasa “PD” ... 27

5. Cara Mengembangkan Rasa Percaya Diri (P D )... 31

6. Manfaat Rasa Percaya D iri... 33

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN ... 34

A. Gambaran U m u m ... 34

1. Kondisi Fisik ... 34

2. Sejarah Berdirinya ... 35

3. Fasilitas... 35

4. Siswa dan Tenaga Kependidikan ... 36

5. Kurikulum ... 39

6. K elulusan... 40

B. Penyajian Data ... 40

1. Data Motivasi Belajar Siswa... 40

2. Data Tentang Rasa Percaya Diri (PD) S isw a ... 44

BAB IV ANALISIS DATA ... 48

A. Analisis Pertama ... 48 *

B. Analisis Kedua ... 50

(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SA RA N ... 57

A. Kesimpulan... 57

B. Saran... 58

DAFTAR PU STA K A ... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN... DAFTAR RIWAYAT HIDUP...

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL I Daftar Sarana (Ruang) MTsN Susukan Kab. Semarang... 35

TABEL II Daftar Peralatan / Media Pembelajaran... 36

TABEL III Data Siswwa MTsN Susukan Tahun Pelajaran 2007/2008... 37

TABEL IV Keadaan Guru Berdasarkan Pendidikan... 38

TABEL V Keadaan Guru Berdasarkan Jenis Kelamin... 38

TABEL VI Keadaan Tata Usaha Berdasarkan Pendidikan... 38

TABEL VII Keadaan Tata Usaha Berdasarkan Jenis Kelamin... 30

TABEL VIII Program Kurikulum MTsN Susukan... 39

TABEL IX Tingkat Kelulusan MTsN Susukan Selama Ujian N asional. 40 TABEL X Rekapitulasi Jawaban Angket Tentang Motivasi B elajar... 41

TABEL XI Kategori Motivasi Belajar Sisw a... 43

TABEL XII Rekap Jawaban Angket Tentang Rasa Percaya Diri Siswa .. 44

TABEL XIII Kategori Percaya Diri Sisw a... 46

TABEL XIV Prosentase Motivasi Belajar Siswa Kelas VII A MTsN Susukan Kab. Semarang... 48

TABEL XV Frekuensi Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa ... 49

TABEL XVI Rasa Percaya Diri (PD) Siswa Kelas VIII A MTsN Susukan Kab. Semarang... 50

TABEL XVII Frekuensi Jawaban Angket Rasa Percaya Diri Sisw a... 51

TABEL XVIII Frekuensi yang diobservasi... 53

(11)

G. Metodologi Penelitian 1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Adalah keseluruhan subyek penelitian.8 Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII A semester pertama MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008.

b. Sampel

Adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.9 Dalam penelitian ini sampelnya adalah seluruh siswa kelas VIII A MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008. Didiambil seluruhnya karena jumlahnya kurang dari 100. Sehingga sampelnya menggunakan sampel populasi..

2. Variabel

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai atau variabel dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.1' Pada penelitian ini digunakan dua variabel yaitu:

a. Variabel bebas

Yang merupakan variabel bebas adalah motivasi belajar siswa (X). Indikator dari variabel ini adalah:

Dorongan dan keinginan membaca bahan pelajaran Keinginan mengerjakan setiap tugas di rumah (PK) Keinginan belajar memahami bahan pelajaran

s Suharsim i A rikun to . P rosedur P e n e litia n. Jakarta. R incka C ipta. 1987. him . 117. 9 Ibid. him . 119.

11 M argono. M etodologi P e n e litian P endidikan. Jakarta. R incka C ipta. 1997. him . 133.

(12)

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

• Bapak Ibu tercinta yang dengan doa dan seluruh pengorbanannya telah mengukir

segala asa.cita dan harapan.

• Kakak-kakakku (M. Zulfa dan M. Munif) juga adikku (Nailin Nikmah) yang

selalu menemani dan memberiku semangat.

• Keponakan kecilku yang tercinta (Nazil, Ulfi, Najmudin, Ali, Nurul, Uus, Fari,

Lana, Una, dan Nuri)

• Keluarga Besar Pospes Raudlatut Thalibin Jetis Susukan Semarang i

• Keluarga Besar MI Tamrinul Ulum Jetis Susukan Semarang

• Sahabat-sahabat sejatiku (Ifah, Ani, Fatim, Nisa, Marfuah, juga lainnya yang

tidak bisa penulis sebutkan satu per satu)

• Pembaca yang budiman

(13)

M O TTO

C r^J

<^'jiaajV ^1 j l

Artinya:

Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada identitas (sosial) dan tidak pula kepada hartamu, akan tetapi Allah melihat hatimu (iman) dan amalanmu (perilakumu). (H.R. Muslim)

Seseorang yang malu untuk bertanya adalah malu terhadap ilmu pengetahuan.

(14)

B A B I

PEND A H U LU A N

A. L atar Belakang

Pengajaran secara tradisional dan konservatif menitikberatkan pada metode imposisi, yakni pengajaran dengan cara dan penanganan hal-hal yang

dianggap penting oleh guru bagi siswanya. Cara ini tidak mempertimbangkan kesesuaian bahan pelajaran dengan kesanggupan, kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan serta pemahaman siswa. Guru tidak memperhatikan motivasi siswa untuk mempelajari bahan-bahan yang disampaikan.

Pandangan baru berpendapat, bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu, artinya proses belajar mengajar akan berhasil bila berdasarkan motivasi pada diri siswa. Siswa mungkin dapat dipaksa untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu, tetapi ia tak mungkin dipaksa untuk

menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya.1 Dari pendapat ini dapat diartikan bahwa guru dapat memaksakan suatu program (jurusan) tertentu kepada siswa, tetapi tidak mungkin memaksanya untuk belajar dalam arti sebenarnya. Dengan demikian tugas guru adalah berupaya agar siswa membangun keinginan-keinginan dan motivasi agar siswa belajar secara terus menerus.

M otif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk

(15)

menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam

• • 2

mencapai tujuan tertentu.

Untuk meningkatkan motivasi belajar dan rasa percaya diri menuntut penulis (peneliti) dipengaruhi beberapa factor. Adapun factor-faktor itu antara lain; Pertama, iringan musik. Dengan musik, karena sebenarnya musik berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis. Menurut Georgi Lozanov

untuk mengkombinasikan pekerjaan mental yang berat dan menekan dengan fisiologi relaks dapat melahirkan pelajar-pelajar yang istimewa.2 3 Fisiologi relaks yang telah terbukti adalah musik. Sebab relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mempu berkonsentrasi. Kedua, kalimat-kalimat positif atau slogan-slogan yang tepasang di dinding. Contoh

slogan ini4 antara lain:

Apapun yang dapat Anda lakukan atau ingin Anda lakukan, mulailah. - Keberanian, memiliki kecerdasan, kekuatan dan keajaiban di dalamnya. Slogan-slogan seperti itu dapat merangsang motivasi atau keinginan dan rasa

percaya diri. Ketiga, adanya konsolidasi atau waktu untuk berhenti, waktu untuk berhenti sesaat atau jeda yang berulang-ulang merupakan persyaratan untuk setiap jenis sesi belajar. Alasan perulangan jeda adalah:

2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Edisi kedua, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1995, him. 29.

' Bobbi De Porter dna Mike Hermalki, Quantum Learning. Bandung, Ra’fa, 2001, him. 72. 4 Ibid, him. 75.

(16)

- Dalam setiap masa belajar, yang paling diingatkan dengan baik adalah

informasi yang pertama dan terakhir. Oleh karena itu sering ada jeda, akan lebih banyak diingat.

- Ketika pikiran menjadi letih perubahan keadaan mental yang terjadi selama jeda akan segar kembali sel-sel otak, selang langkah berikutnya berjalan lancar.

Rasa percaya diri dapat meningkatkan motivasi dan mengurangi rasa malu dan sebaliknya semangat yang tinggi dan rasa malu yang rendah dapat mengakibatkan rasa percaya diri. Semangat dan malu merupakan salah satu

aspek emosional manusia yang bersifat naluriah dan alamiah, artinya sudah merupakan aspek perilaku manusia yang bersifat bawaan dan senantiasa melekat dengan kehidupan manusia.0

Pada saat orang merasa percaya diri dan motivasi tinggi akan timbul berbagai reaksi baik yang bersifat positif atau konstruktif maupun bersifat negatif dan destruktif. Reaksi bersifat positif atau konstruksif akan terjadi bila seseorang berhasil atau sukses dalam meraih sesuatu. Sebaliknya reaksi bersifat negatif dan destruktif akan terjadi bila seseorang gagal dalam meraih sesuatu seperti tidak lulus ujian.

Rasa percaya diri dapat saja timbul akibat dari penilaian yang keliru terhadap diri sendiri yaitu menilai bahwa dirinya berada dalam posisi yang lebih tinggi dari orang lain. Padahal sesungguhnya itu keliru. Oleh karena itu rasa percaya diri yang berlebihan merupakan suatu masalah psikologis sebab 5

(17)

adanya ketidak sesuaian antara penilaian diri sendiri dengan keadaan diri yang sebenarnya.

Dari uarain di atas penulis akan meneliti adakah pengaruh motivasi belajar terhadap sikap percaya diri siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan

Kab. Semarang tahun 2007/2008.

B. R um usan M asalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka permasalahan

yang diteliti adalah:

1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008 ?

2. Bagaimana sikap percaya diri siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008 ?

3. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap rasa percaya diri siswa siswa

kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Mengetahui motivasi belajar siswa siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008.

2. Mengetahui rasa percaya diri siswa siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008?

(18)

3. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap rasa percaya diri siswa siswa kelas VIII pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008.

D. M anfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Sekolah atau lembaga pendidikan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang membangun motivasi siswa untuk belajar lebih giat, efektif dan efisien. Dan cara-cara melayani siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi. 2. Siswa

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan siswa tentang response terhadap motivasi dan rasa percaya diri agar selalu positif dan konstruktif.

E. Tinjauan Pustaka

(19)

Siswa yang melakukan kegiatan belajar dan taat peraturan atau tata tertib yang motivasinya karena kesadaran diri sendiri tanpa ada pengaruh dari luar tentu akan diperoleh manfaat dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri yang kuat dengan motivasi diri sendiri akan meningkatkan penampilan seorang siswa yang selanjutnya akan meningkatkan prestasi (hasil) yang baik.

Orang yang memiliki rasa percaya diri selalu ingin tahu, suka mencoba, senang bermain, intuitif dan kreatif.6 Sebetulnya orang yang memiliki rasa percaya diri menggunakan pengetahuan yang sama seperti kita, tetapi pada umumnya membuat lompatan yang memungkinkan kita mencoba memandang segala sesuatu dengan cara-cara baru.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan sementara mengenai hal-hal yang oleh peneliti ingin didukung atau ditolak. Pada penelitian ini penulis mengajukan hipotesis berikut:

"Ada pengaruh positif motivasi belajar siswa terhadap Percaya Diri Kelas Unggulan di M I s N Susukan. Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008".

" Bobbi De Poster dan M ik e Ifcm a ch i. <>p«. //. h im . 293.

James V Black. Dean J. C ham pion. Metode dan Masalah P e n e litian Sosial. Bandung. R elika A d i tam a. 2 0 0 !. him . I 10.

(20)

- Keinginan mengulangi setiap materi ajar yang telah dijelaskan di sekolah

- Keinginan meningkatkan life skill pada setiap materi

- Keinginan meningkatkan kedisiplinan (disiplin waktu, administrasi dan tugas sebagai siswa)

b. Variabel terikat

Yang merupakan variabel terikat adalah sikap atau rasa percaya diri siswa kelas VIII MTsN Susukan (Y). Indikator dari variabel ini adalah:

- Merasa memiliki kemampuan menguasai bahan ajar Merasa bisa secara kognitif

Merasa mampu secara psikomotorik terhadap materi praktik Merasa mampu secara afektif

Selalu merasa optimis akan berhasil terhadap setiap belajarnya

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang obyektif dan autentik serta valid peneliti menggunakan teknik angket atau kuesioner. Yang dimaksud angket atau kuesioner Yaitu suatu alat pengumpul informasi (data) dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden yang diteliti.11 Angket diberikan kepada

seorang siswa untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar dan untuk mendapatkan data tentang sikap percaya diri (PD) siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008.

(21)

4. Analisis Data

Setelah diperoleh data dari penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan tiga langkah yaitu:

a. Analisis Pertama

Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Teknik analisisnya menggunakan rumus:

P = — *100% N

Keterangan: P = Proporsi individu dalam golongan F = Frekuensi

N = Jumlah subyek dalam golongan b. Analisis Kedua

Dalan analisis kedua dilakukan untuk mengetahui sikap percaya diri siswa kelas VIII semester gasal MTsN Susukan Kab. Semarang Tahun

2007/2008. Analisis kedua menggunakan rumus yang sama dengan analisis pertama.

c. Analisis Ketiga

Dalam analisis ketiga dilakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap sikap percaya diri (PD) siswa kelas VIII pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2007/2008.

9

(22)

Teknik analisisnya digunakan rumus Koefisien Konlingensz'(KK)

berikut:

Keterangan:

KK = Koefisien kontingensi

' l l = Harga Chi-kuadrat yang diperoleh N = Jumlah responden

DimanaTC2 diperoleh dari rumus:

(f.-

/J

f k

Keterangan: f0 = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data fh = frekuensi yang diharapkan

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disusun dalam lima bab, secara sistematik dapat dilihat di bawah ini.

Bab I. Pendahuluan

Pada bab pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka,

hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan. 12

(23)

Bab II. Landasan Teori

Pada bab ini berisi telaah teoritik tentang motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar, serta sikap percaya diri.

Bab III. Laporan Penelitian

Pada bab ini dilaporkan tentang keadaan responden, lokasi, sejarah berdirinya dan keadaan siswa dalam proses belajar mengajar.

Bab IV. Analisis Data

Pada bab ini dibahas tentang analisis data. Dalam menganalisis data diperlukan analisis pertama, kedua dan analisis ketiga.

Bab V. Kesimpulan dan Penutup

Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.

(24)

BAB II

LAND ASAN TEORI

A. MOTIVASI BELAJAR

1. Motivasi

a. Pengertian

Menurut Me. Donald; “Motivation is an energy change within

the person characterized by affective arousal and anticipatory goal

r e a c t i o nyang artinya motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.13

Motivasi berasal dari kata motif. Dimana m otif adalah daya atau keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, maka menurut penulis motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan rumusan di atas ternyata ada tiga unsur yang saling berkaitan: pertama, motivasi dimulai dari adanya perubahan

energi dalam pribadi, kedua, motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (.affective arousal), ketiga, motivasi ditandai oleh reaksi- reaksi untuk mencapai tujuan.

(25)

b. Komponen-komponen Motivasi

Motivasi memiliki dua komponen14, yakni: Komponen dalam (inner component)

Yaitu perubahan dalam diri seseorang seperti keadaan merasa tidak puas, ketegangan psikologis dan lain-lain. Dengan kata lain komponen dalam ini ingin memuaskan kebutuhan.

- Komponen luar (outer component)

Yaitu keinginan dan tujuan yang mengarahkan perbuatan seseorang. Dengan kata lain komponen ini hendak mencapai tujuan.

c. Jenis-jenis Motivasi

Berdasarkan sifat dan asalnya motivasi dibedakan menjadi dua15, yaitu:

1) Motivasi instrinsik

Yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada pengaruh dari luar dan atas kemauan sendiri. Misalnya, rajin belajar karena ingin tahu dan agar berguna bagi orang lain.

Motivasi ini dapat juga disebut motivasi murni, sebab jika seorang peserta didik telah memiliki motivasi ini, pujian, hadiah dan lainnya yang sejenis tidak lagi diperlukan.

'4 Ibid, him. 107.

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung, 200:, him. 29.

(26)

Yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu seperti ajakan, suruhan, paksaan atau hadiah dari orang lain. Misalnya, peserta didik mau belajar karena disuruh, diberi tugas, hadiah, ganjaran dan lain-lain.

Antara motivasi instrinsik dan ekstrinsik sama baiknya, sebab adanya motivasi instrinsik akan timbul bila ada motivasi ekstrinsik. Dari adanya motivasi ekstrinsik diharapkan dapat memunculkan motivasi instrinsik. Pada umumnya pengalaman sekarang menunjukkan bahwa peserta didik mau belajar karena perintah, tugas,

hadiah dan lainnya dari orang lain, di sini jelas bahwa motivasi ekstrinsiklah yang lebih dominan.

Berdasarkan kebutuhan seseorang menurut George Boerel. motivasi dibedakan menjadi empat16, yaitu:

1) Motivasi biologis seperti kebutuhan air, udara, makan, papan, sandang, ilmu dan lain sebagainya.

2) Motivasi sosial seperti kebutuhan untuk dapat diterima orang lain, perhatian, persetujuan dan harga diri. Motivasi ini oleh Abraham Maslow disebut kebutuhan instinctoid artinya motivasi yang diperoleh melalui belajar.

3) Motivasi personal seperti kebutuhan yang didasarkan pada pengalaman individual atau kebiasaan kita (baik atau buruk).

'6 George Boerel, Personality Theories, Melacak Kepribadian Anda Bersama Prikolog Dunia. Prisma Sophie, Yogyakarta, 2006, him. 458.

(27)

4) Motivasi kompetensi seperti keinginan untuk belajar, bersaing, menguasai dan untuk kreatifitas. Motivasi ini disebut juga dorongan untuk kesempurnaan,

d. Cara-cara Membangkitkan Motivasi

Untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi:

1) Kompetisi (persaingan). Guru berusaha menciptakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha

memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

2) Pace making (membuat tujuan sementara atau dekat). Pada awal kegiatan belajar-mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa kompetensi dasar yang akan dicapainya sehingga dengan demikian peserta didik berusaha untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.

3) Tujuan yang jelas. M otif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu perbuatan.

4) Kesempurnaan untuk sukses. Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak

(28)

untuk meraih sukses dengan usaha sendiri, dan dengan bimbingan guru.

5) Minat yang besar. M otif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar. Oleh karena itu guru harus menimbulkan minat pada peserta didik.

6) Mengadakan penilaian atau evaluasi. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa. Setelah mendapat nilai baik secara otomatis rasa Pdnya tinggi.

e. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Kenneth H. Hoover17, mengemukakan prinsip-prinsip motivasi belajar, antara lain:

1) Memberikan pujian lebih efektif daripada hukuman.

2) Kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) untuk mendapatkan kepuasan.

3) Motivasi yang bersumber dari dalam individu lebih efektif daripada dari luar.

(29)

4) Tingkah laku (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan penguatan.

5) Motivasi mudah mengimbas kepada orang lain.

6) Tugas-tugas yang dibebankan sebaiknya dapat menimbulkan minat dan rasa percaya diri.

7) Pemberian ganjaran yang berasal dari luar kadang-kadang

diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat belajar.

2. Belajar Dan Hakikatnya

a. Pengertian Belajar

Definisi atau batasan yang menjabarkan tentang pendidikan sangat banyak dan beragam walaupun intinya sama. Beberapa

pengertian belajar antara lain dapat dilihat di bawah ini:

“Learning is defined as the modification or streng leaning o f behavior

through experiencing

Artinya: Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.18

Menurut pengertian di atas, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Di samping itu belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi mengalami dan hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku atau kelakuan, sebagaimana yang d i kemukakan pakar pendidikan William Burton berikut:

18 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara, 1995, him. 36.

(30)

“Learning is a change in the individual due to instruction o f that

individual and his environment”, secara singkat maksudnya adalah belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri

seseorang berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan

individu dengan lingkungannya.19 20

Dari pengertian di atas terdapat kata change atau perubahan

yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku baik aspek kognitif, psikomotor

dan aspek afektif. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak

mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dan tidak bisa berbuat menjadi bisa berbuat dan dari tidak sopan menjadi sopan. Jadi tolak ukur keberhasilan dalam belajar antara lain ditandai dengan

terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.

Menurut Skinner dalam bukunya Educational Psyechology;

The Teaching Learning Process, mengatakan bahwa, belajar adalah suatu proses adaptasi yang berlangsung secara progresif atau

“Learning is a process o f progressive behavior adaptation”.“°

Dari pengertian ini proses adaptasi atau penyusunan diri terhadap lingkungan merupakan penentu berhasil atau indikator adanya proses belajar. Sebagai contoh:

Seorang anak berusia 10 tahun yang tinggal di pondok pesantren,

mula-mula datang tidak bisa berbuat apa-apa, baik mencuci, membuai

(31)

makanan (masak) dan kegiatan lainnya. Padahal ia butuh hidup dan

melangsungkan hidupnya agar dapat menuntut ilmu agama.

Lama-kelamaan karena proses adaptasi seorang anak tersebut dapat

memasak, mencuci, menyeletika dan lain-lain.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi:

1) Faktor internal siswa

Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang -

meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis.

Aspek fisiologis adalah aspek yang bersifat jasmaniah atau jasadiyah, seperti tingkat kebugaran tubuh, kesehatan indera

pendengaran, penglihat dan lain-lain.

Aspek psikologis adalah aspek yang bersifat rohaniah, seperti tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat/talenta siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

2) Faktor eksternal siswa

Yaitu faktor yang berasal dari luar siswa seperti kondisi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial di sekitar siswa.

Lingkungan sosial sekolah seperti, orang tua, guru, staf administrasi, teman-teman, masyarakat sekitar dan tetangga. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan

(32)

Menurut Ahmad D. M arim ba,21 22 tujuan pendidikan mempunyai empat fungsi. Fungsi itu pertam a, tujuan berfungsi mengakhiri usaha.

kedua, tujuan berfungsi mengarahkan usaha, ketiga, tujuan dapat berfungsi sebagai titik pangkal untuk mencapai tujuan lain yang baru atau tujuan lanjutan, keempat, fungsi dari tujuan adalah memberi nilai (sifat) pada usaha itu.

Kadang-kadang istilah tujuan disamakan dengan keinginan tetapi hakikatnya berbeda, dimana tujuan sifatnya lebih luas cakupannya dan lebih kekal adanya sedang keinginan cakupannya

kurang luas dan mudah berubah. Masalah-masalah yang tercakup dalam tujuan adalah proses, prediksi, maksud dan keinginan itu

sendiri. Hal ini menggambarkan dengan jelas bahwa suatu tujuan dalam praktiknya menghendaki pilihan-pilihan yang dilakukan secara seksama terhadap berbagai alternatif yang ditawarkan.

Dilihat dari perspektif sifat dan kegunaannya tujuan pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Tujuan umum

Secara Islam, tujuan umum pendidikan sinkron dengan tujuan agama Islam2' yaitu berusaha mendidik individu beriman agar c. Tujuan Pendidikan

21 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung, Al-Ma’arif, 1962, him. 4c

(33)

tunduk, bertaqwa dan beribadah dengan baik kepada Allah SWT, sehingga memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat 2) Tujuan khusus

Dari tujuan umum pendidikan di atas yang berpusat pada

ketaqwaan dan kebahagiaan tersebut dapat digali tujuan-tujuan khusus sebagai berikut:

a) Mendidik individu yang salah dengan memperhatikan segenap dimensi perkembangan, rohaniah, emosional, sosial, intelektual dan jasmaniah.

b) Mendidik anggota kelompok sosial yang salah, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat miskin.

c) Mendidik manusia yang saleh bagi masyarakat insani yang

besar.

Menurut Mohammad Al-Toumy al-Syaibany2’ menjabarkan tujuan pendidikan Islam menjadi:

1) Tujuan yang berkaitan dengan individu yang mencakup perubahan pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani serta kemampuan- kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.

2) Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat yang mencakup tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat serta memperkaya pengalaman masyarakat. 23

23 H. Abadin Nota, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Logos, 2001, him. 54.

(34)

pengajaran sebagai ilmu, seni, profesi, dan kegiatan masyarakat.

B. RASA PERCAYA DIRI

1. Pengertian

Kepercayaan pada diri sendiri bersumber hanya pada tenaga kodrat kita sendiri sebagai karunia Allah yang telah menjadi milik kita berkat

kesetiaan kita.24 Sebagai contoh keberanian kita sama besarnya dengan kerendahan hati kita, kepercayaan pada diri sendiri sama besarnya dengan kecurigaan kita pada diri sendiri, juga sama besarnya dengan kepercayaan kita pada Allah.

Dalam konsep Islam percaya diri sangat berkaitan erat dengan keimanan. Semakin tinggi keimanan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat percaya dirinya (PD-nya). Sebagai ilustrasi kita bergerak ke belakang tepatnya sejarah Nabi Muhammad SAW, yaitu saat Ali bin Abi Thalib sangat percaya diri ketika diminta tidur menggantikan Rasulullah SAW, ketika ada ancaman pembunuhan kepada beliau. Tanpa ada rasa takut dan khawatir terhadap keselamatan nyawanya. Ini semua karena Ali bin Abi Thalib memiliki keimanan yang tinggi.

Dengan demikian rasa percaya diri (PD) ada kaitannya dengan keimanan, untuk itu kita wajib menumbuhkan rasa percaya diri (PD) itu.

3) Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan

(35)

Sebaliknya orang yang imannya rendah, maka seolah-olah orang itu tidak memiliki rasa percaya diri.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil batasan atau pengertian percaya diri, antara lain:

a. Menurut Akrim Ridha dalam bukunya Menjadi Pribadi Sukses,

percaya diri (al tsiqoh bi al n a f s) adalah sumber potensi utama seseorang dalam hidupnya.2^

b. Orang yang PD adalah orang yang tahu kemampuan dirinya bergerak karena keimanan, sehingga ia akan dapat memosisikan dirinya sesuai kemampuannya.25 26

2. Dasar

Yang mendasari bahwa orang harus memiliki rasa percaya diri yang cukup adalah:

a. Al Qur’an surat Fush Shilat ayat 30 (41; 30)

* - *■ '*

Sfl 1 JLgJLc- J 1^«.' 5:2,1 a il \2>J IjJ li

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah

25 Izzatul Jannah, Everyday is PE DE Dav. Surakarta, Era Adicitra Intermedia, 2006, him. 10. 26 Ibid.

(36)

kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka

dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu”.

Dari ayat di atas jelas bahwa Allah akan meneguhkan pendirian hambanya, agar manusia tidak merasa takut dan bersedih, sebab dengan rasa percaya diri yang kuat (iman kuat), maka perasaan

nyaman, tenteram dan tanpa rasa takut, b. Hadits Rasulullah yarig berbunyi:

Sesunggulinya Allah tidak memandang kepada identitas (sosial) dan tidak pula kepada hartamu, akan tetapi Allah melihat hatimu (iman) dan amalanmu (perilakumu).

Dari hadits tersebut jelas, bahwa setelah kita dipanggil Allah, yang ditonjolkan ada dua hal yaitu hati (keimanan) dan amalan (perilaku), artinya orang yang memiliki iman akan memiliki rasa

percaya diri (PD) yang cukup kuat sehingga amalannya (perilakunya) menjadi benar atau sesuai aturan terutama aturan agama Islam.

3. K arakter dan Prinsip “ PD”

Orang yang memiliki tingkat percaya diri (PD) yang tinggi

(37)

memiliki rasa “PD”.27 Dari performance atau penampilan inilah memunculkan karakter atau sifat khas orang yang memiliki rasa percaya

diri (PD). Adapun karakter dan prinsip itu adalah: a. Berani tampil beda

Seseorang yang merasa PD hampir pasti memahami dirinya sendiri dan mengetahui kebutuhan-kebutuhan dirinya, kelemahannya dan keterbatasannya sehingga jadilah seseorang yang berani tampil beda.

Pada umumnya seseorang berani tampil beda bila: Cenderung memimpin, bukan mengekor.

Dapat menciptakan trend bukan mengikuti trend. b. Berani menerima tantangan

Berani menerima tantangan berarti berani untuk belajar sesuatu yang baru. Seorang yang berani belajar berarti ia berani awet muda sebagaimana ungkapan Henry Ford berikut, “Anyone who stops

learning is old whether at twenty or eight. Anyone who keeps learning

stays young. The greaters thing in life is to keep your m ind young”.

c. Asertif

Asertif artinya tegas, punya idea dan berani berkata tidak, sebab memiliki ilmu pengetahuan baik umum maupun agama. Dengan kata lain memiliki sikap. Sebagai contoh kisah hamba Allah Nabi Yusuf dengan Zulaikha (isteri raja yang bernama Al-Aziz).

27 Ibid.

(38)

sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Qur'an. Dalam kisah ternyata Nabi Yusuf terlepas dari perbuatan zina sebab Nabi Yusuf memiliki sikap yang tegas dan berani berkata tidak. Sikap ini ieijadi karena Nabi

Yusuf adalah orang yang beriman kepada Allah SWT. d. Mandiri

Artinya seorang yang PD selalu percaya pada kemampuan dan kekuatan dirinya sendiri dalam mengatasi permasalahan. Di samping

itu jarang mengeluh, suka bekeija keras, rajin dan tidak suka menggantungkan orang lain. Dalam konteks keimanan, lebih sering bergantung kepada Allah SWT.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rasa “PD”

Berdasarkan pengalaman (empiris) hal-hal yang mempengaruhi

rasa percaya diri (PD) seseorang ditentukan oleh kedua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern,

a. Faktor intern

Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri itu sendiri tanpa pengaruh luar. Faktor ini seperti:

1) Keimanan

Agama Islam akan menuntun manusia menjadi individu yang beriman sehingga menjadi manusia tauhid. Sebagai atribut manusia tauhid yang diharapkan lahir dari rahim pendidikan28, adalah

pertam a, memiliki komitmen utuh, tunduk dan patuh pada Allah

(39)

SWT, kedua, menolak segala pedoman dan pandangan hidup yang

datang bukan dari Allah SWT. Penolakan ini berarti emansipasi dan restorasi kebebasan esensialnya, agar komitmennya pada Allah menjadi kokoh dan utuh, ketiga, bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualitas hidupnya, keempat, tujuan

hidupnya amat jelas, yaitu ibadahnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya selalu ditujukan demi Allah semata. Komitmen ini selalu diucapkan minimal lima kali setiap hari yaitu setiap sholat, komitmen ini yaitu Inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati

li Allahi rabb al-alamin, kelima, memiliki visi dan misi yang jelas tentang kehidupan yang harus dibangun secara bersama-sama. 2) Ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan yang dibingkai oleh iman dan taqwa akan lebih bermakna, terkendali dan dapat meningkatkan nilai-nilai moral.29 Dengan ilmu pengetahuan semacam ini orang dapat membuat rencana, analisis dan perhitungan-perhitungan manfaat dan

madlorat apa yang akan dilakukan. Dari sinilah rasa percaya diri (PD) akan tumbuh dan berkembang.

3) Motivasi ketuhanan

Motivasi inilah yang mendasari sikap ikhlas dan tanpa pamrih, karena segala perbuatan kita semata-mata merupakan pengamdian

~9 Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar, Jakarta, Paramodina dan Logos, 2001. him. 84.

(40)

kepada Allah. Sehingga motivasi ini juga akan membimbing seseorang kepada perasaan percaya diri yang lebih besar.

4) Rasa malu dan rendah diri

Rasa malu dan rendah diri merupakan aspek emosional dan mempunyai peranan dalam dinamika perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Rasa rendah hati dapat mengakibatkan malu dan sebaliknya rasa malu dapat mengakibatkan rasa rendah diri.

Malu merupakan salah satu aspek emosional manusia yang bersifat naluriah dan alamiah, artinya sudah merupakan aspek perilaku manusia yang bersifat bawaan dan senantiasa melekat dengan perikehidupan manusia.’0 Dengan rasa malu orang mungkin

menjadi lebih terdorong untuk melakukan sesuatu dan sebaliknya rasa malu orang menjadi terhambat dalam perilakunya.

Pada saat orang merasa malu akan timbul berbagai reaksi baik positif atau konstruktif .maupun negatif atau destruktif. Dalam reaksi yang bersifat positif atau konstruktif, orang yang merasa malu akan berusaha mengatasinya dengan cara-cara yang benar dan memberikan kepuasan. Inilah yang akan meningkatkan rasa percaya diri (PD). Sementara dalam reaksi negatif atau destruktif, orang akan melakukan berbagai tindakan negatif pula seperti mengisolasi diri, menjauh dari pergaulan, menyerang atau

(41)

menyalahkan orang lain. Inilah yang akan menurunkan rasa percaya diri (PD) atau dengan kata lain minder (rendah diri),

b. Faktor ekstern

Yaitu faktor yang berasal dari luar diri sendiri. Faktor ini antara

Sebuah prestasi yang diperoleh seseorang akan membuat rasa percaya diri (PD) semakin meningkat, misalnya begitu masuk kuliah seorang mahasiswa biasa-biasa saja, setelah satu semester selasai memperoleh prestasi yang membanggakan yaitu Ipnya

tertinggi, maka mahasiswa tersebut semakin PD dan tidak lagi minder.

2) Status keluarga atau status sosial keluarga

Orang yang berasal dari keluarga yang mampu atau terpandang maka anggota keluarga tersebut umumnya memiliki rasa percaya diri (PD) yang tinggi.

3) Adanya pujian (dorongan) dari orang lain

Orang yang biasa-biasa saja akan berubah menjadi tidak minder, tidak malu dan sekaligus PDnya meingkat bila sering mendapat pujian dari teman-temannya.

4) Lingkungan

Lingkungan yang dapat mempengaruhi emosional seseorang terdiri dari keluarga, teman sebaya, sekolah dan masyarakat.

lain:

1) Keberhasilan atau kesuksesan

(42)

Rasa percaya diri (PD) dapat dikembangkan dengan berbagai cara. Adapun cara-cara itu antara lain:

a. Menerima takdir dengan jiw a besar

Sifat orang mukmin antara lain bila mendapat kenikmatan, maka bersyukur dan bila mendapat musibah maka bersabar. Maksudnya bila memiliki kekurangan maka tetap sabar. Wujud dari sabar yaitu tetap percaya diri. Sebaliknya bila memiliki kelebihan maka tetap bersyukur (tidak sombong, angkuh dan sejenisnya). Wujud dari syukur adalah menempatkan percaya diri pada tempatnya. Di sini

percaya diri berbeda dengan sombong, sombong berarti mengecilkan orang lain dan membesarkan diri sendiri, sedangkan percaya diri berarti memandang dirinya berkualitas dan mampu melaksanakan amal sholeh.

b. Berani berbuat kesalahan untuk kemudian memperbaikinya

Seseorang yang berbuat salah sebenarnya tengah belajar untuk tidak melakukan kesalahan berikutnya. Dalam kasus ini apa yang pernah dibuat oleh Thomas Alfa Edison (seorang ilmuwan Fisika) banyak sekali berbuat kesalahan dan kegagalan, tetapi dengan

kegigihannya akhirnya mendapatkan hasil yang spektakuler31, yaitu menemukan bola lampu. Dengan perasaan percaya diri, sesungguhnya 5. C ara M engem bangkan R asa Percaya D iri (PD)

(43)

seperti itu tidak gagal, melainkan telah menemukan berbagai cara yang

salah untuk berhasil. c. Berani belajar

Orang yang ingin mempertahankan kehidupannya di suatu

tempat yang tidak disukai harus belajar untuk menyesuaikan diri dengan tempat itu, bukan tempat yang menyesuaikan penghuniya. Cara penyesuaian akan berhasil bila siap mempelajari lingkungan itu.

d. Siap menerima kekalahan

Sebuah pepatahg “di atas langit masih ada langit”, maka kekalahan adalah sesuatu yang niscaya dan alamiah. Seseorang yang percaya diri tidak akan terpusat pada kekalahannya, tetapi terpusat pada hal-hal yang mungkin membawanya menuju kemenangan, artinya orang yang percaya diri tidak akan meratapi kekalahan yang dialaminya, balikan akan cepat bangkit dan menata diri dengan penuh semangat.

e. Menyukai tantangan

Tantangan akan membuat seseorang relatif akan tahan banting, cerdas dan senantiasa tenang dalam menghadapi segala sesuatu. Jika seseorang mampu melewati tantangan-tantangan itu dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan, maka insya Allah rasa percaya diri (PD) akan semakin meningkat dan selanjutnya kesuksesan akan diperoleh.

(44)

Dengan memiliki rasa percaya diri (PD) akan bermanfaat sebagai berikut:

a. Mengurangi perasaan cemas

b. Mengurangi rasa depresi dan frustasi c. Meningkatkan motivasi

d. Mengurangi rasa malu e. Meningkatkan kewibawaan f. Meningkatkan kharismatik g. Meningkatkan performance h. Meningkatkan prestasi

(45)

B

AB m

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Adapun yang dipaparkan dan dianalisis berkaitan dengan masalah dan tujuan yang dirumuskan pada bab sebelumnya yaitu pengaruh motivasi belajar terhadap rasa percaya diri (PD) siswa kelas VIII A MTsN Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2007/2008.

A. G am baran Umum MTsN Susukan Kab. Semarang

1. Kondisi Fisik

Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Susukan terletak di lokasi yang kondisinya sebagai berikut:

a. Di pinggir pedesaan sehingga jauh dari keramaian.

b. Sebagaimana biasanya MTs yang lain yaitu di kelilingi persawahan. c. Mudah dijangkau sebab terletak di pinggir jalan raya Salatiga-

Karanggede, sehingga transportasinya mudah, dengan kata lain

letaknya strategis.

d. Selama ini terletak di daerah yang steril dari sumber penyakit.

e. Terletak di daerah yang tidak mudah terjadinya kebakaran sebab udara cukup dingin dan jauh dari pabrik.

f. Fasilitas air mudah dapat dengan mudah membuat sumur bor ataupun PDAM.

g. Terletak di daerah yang cukup kondusif.

(46)

2. Sejarah berdirinya

Madrasah ini berdiri sekitar tahun 1965 sebagai Madrasah Tsanawiyah swasta. Sejak tahun 1980 Madrasah ini dinegerikan dengan Surat Keputusan No. 27/1980, tanggal 13 Mei 1980. Berdasarkan data yang diperoleh madrasah ini mempunyai nomor statistik sebagai berikut:

NSS : 212332203028 NSB :

-Madrasah ini sejak berstatus sebagai MTs Negeri telah teijadi pergantian kepala beberapa kali yaitu:

Dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar madrasah ini dilengkapi sarana pendukung seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1

Daftar Sarana (Ruang)

MTsN Susukan Kab. Semarang

No. Nama Bangunan (Ruang) Jumlah Keterangan

1 Ruang Kelas 27 ruang

2 Kantor Kepala 1 ruang

3 Kantor Tata Usaha 1 ruang

4 Kantor Guru 1 ruang

(47)

6 Ruang Laborat IPA 1 ruang

7 Ruang UKS/BP 1 ruang

8 Ruang Ketrampilan 2 ruang

9 Ruang Laborat Komputer 1 ruang

10 Ruang Multimedia - ruang

11 Ruang Koperasi Siswa 1 ruang

12 Ruang Gudang 2 ruang

13 Ruang Satpam 1 ruang

14 Mushola 1 ruang

15 WC/Kamar Kecil Guru/Pegawai 2 ruang 16 WC/Kamar Kecil Siswa 6 ruang 17 Gedung Olahraga (meting hall) 1 ruang

Selain sarana yang berupa bangunan masih ada sarana non bangunan yang fungsinya juga mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Sarana itu antara lain seperti tabel berikut:

4 Perangkat Musik dan Drum Band 1 set

5 Komputer 20 set

4. Siswa dan Tenaga Kependidikan

Madrasah ini memiliki siswa sebanyak 963 siswa dengan rombongan belajar sejumlah 21 kelas, yang perinciannya seperti terlihat pada tabel berikut:

(48)

Tabel III

Data Siswa MTsN Susukan Tahun Pelajaran 2007/2008

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Keterangan

L P

(49)

Tabel IV

Keadaan Guru Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah % Keterangan

1 S2 1 2,1

2 SI 37 78,7

3 Diploma 9 19,2

Jum lah 47 100

Tabel V

Keadaan Guru Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah % Keterangan

i Laki-laki 19 40,4

2 Perempuan 28 59,6

Jum lah 47 100

Tabel VI Keadaan Tata Usaha Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah % Keterangan

1 SI 1 5,9

2 Diploma 2 11,8

3 SMA 11 64,7

4 SLTP 3 17.6

5 SD -

-Jum lah 17 100

(50)

Keadaan Tata Usaha Tabel VII

Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah % Keterangan

1 Laki-laki 13 76,47

2 Perempuan 4 23,53

Jum lah 17 100

5. Kurikulum

Madrasah ini menerapkan program atau kurikulum 2004 atau sekarang kombinasi 2006 plus KTSP. Adapun program kurikulum itu selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel VIII

Program Kurikulum MTsN Susukan

No. Mata Pelajaran Jumlah Jam/Kelas Keterangan

VII VIII IX

1 QH 2 2 2

2 AA 2 2 2

3 Fiqih 2 2 2

4 SKI 2 2 2

5 Bahasa Indonesia 5 5 5

6 Bahasa Arab 3 3 J

13 Mulok/Bahasa Jawa 1 1 1

(51)

6. Kelulusan

Sejak diberlakukannya Ujian Nasional (UN), tingkat kelulusan MTsN Susukan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IX

Tingkat Kelulusan MTsN Susukan Selama Ujian Nasional No. Tahun Pelajaran Jumlah Peserta

Ujian

1. 2002/2003 258 249 9 96.51 3,49

2. 2003/2004 260 235 25 90,38 8,62

3. 2004/2005 274 203 71 74,08 25,92

4. 2005/2006 309 251 58 81,23 18,77

5. 2006/2007 286 229 57 80,06 19,94

A. Penyajian Data

1. Data Motivasi Belajar Siswa

Untuk memperoleh data ini, penulis memberikan angket kepada para siswa kelas VIII A MTsN Susukan Kab. Semarang.

Dalam perhitungan jawaban angket diperlukan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Mengubah data kualitas menjadi data kuantitas dari jawaban angket, dengan ketentuan bila jawaban:

(52)

Tabel X

Rekapitulasi Jawaban Angket Tentang Motivasi Belajar

(53)

No

(54)

J a d i:

Kategori Motivasi Belajar Siswa

(55)

No

Resp Jum lah Skor Kategori •

23 49 D

l. Data Tentang Rasa Percaya Diri (PD) Siswa

a. Untuk memperoleh data ini penulis berusaha merekap hasil jawaban dari angket. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut:

Tabel XII

Rekap Jawaban Angket Tentang Rasa Percaya Diri Siswa

(56)

17 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 44

b. Mencari lebar interval

Untuk mengkategorikan rasa percaya diri (PD) ke dalam kategori sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan tidak mempunyai rasa percaya diri. Rumus yang digunakan adalah:

(57)

13

Kategori Rasa Percaya Diri Siswa

(58)

15 39 D

16 46 B

17 44 C

18 47 B

19 41 D

20 45 B

21 48 A

22 44 C

23 45 B

24 45 B

25 46 B

26 46 B

27 42 D

28 49 A

29 44 C

(59)

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Pertama

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas VIII A MTsN Susukan Kab. Semarang. Rumus yang digunakan adalah:

/> = — x 100%

N

Keterangan: P = Proporsi individu dalam golongan

F = Frekuensi

N = Jumlah subjek dalam golongan Dari rumus tersebut diperoleh hasil seperti tabel berikut:

Tabel XIV

Prosentase Motivasi Belajar Siswa

Kelas VIII A MTsN Susukan Kab. Semarang

No Kategori Lambang Frekuensi Prosentase

1 Sangat baik A 2 6,7

2 Baik B 5 16,7

3 Cukup C 17 56,7

4 Kurang baik D 4 13,2

5 Tidak memiliki motivasi E 2 6,7

Jum lah 30 100

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh informasi bahwa tingkat motivasi belajar siswa kelas VIII A MTsN Susukan Kab. Semarang berada pada kategori sangat baik sebesar 6,7%, baik 16,7%, cukup 56,7%, kurang baik

(60)

13,2 % dan tidak memiliki motivasi 6.7 %. Jadi kategori ini rata-rata berada pada kategori cukup yaitu, 56,7 %.

Dari hasil laporan hasil penelitian dari Bab III Tabel X dapat diketahui informasi motivasi belajar siswa kelas unggulan yaitu V IIIA pada Tabel berikut:

Tabel XV

Frekuensi Jaw aban Angket

Motivasi Belajar Siswa Kelas V IIIA

No

Angket Naskah Angket

Frekuensi Prosentase

A B C D E A B C D E

1. Bila Anda membaca pelajaran di rumah, apakah itu karena keinginan sendiri ?

12 14 3 1 40 46,7 10 3,3 0

2. Berapa bulan Anda menyelesaikan membaca satu buku. selalu berusaha mengerjakan tugas atau RP dari guru. pelajaran yang disampaikan, apa yang Anda lakukan? seperti praktek, apalah Anda senang ?

8 11 7 4 26,7 36,7 23,3 0 0

(61)

8. Mampukah Anda mempraktekkan mata pelajaran yang ada praktiknya ?

6 16 5 3 20 53,3 16,7 10 10

9. Setujukah Anda untuk Bidang Studi PAI juga diberikan bulan tidak berpakaian rapi ketika sekolah.

12. Pernahkah Anda melalukan kegiatan membolos / tidak mengikuti pelajaran tanpa ijin ?

27 3 90 10 0 0 0

B. A nalisis Kedua

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kategori rasa percaya diri (PD)

siswa. Analisis ini digunakan rumus :

P = x \

0 0 %

N

Keterangan : P = Proporsi individu dalam golongan

F = Frekuensi

N = Jumlah subjek dalam golongan

Hasil lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel X V t

R aya Percaya D iri (P D ) Siswa

Kelas V f f l A M TsN Susukan K ab. Sem arang

No Kategori Lam bang Frekuensi Prosentase

(62)

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh informasi bahwa tingkat rasa percaya diri (PD) siswa kelas VIII A MTsN Susukan, Kab. Semarang berada pada kategori sangat baik sebesar 13,3 %, baik 63,3 %, cukup 16,7 %, kurang baik 6,7 %, dan tidak punya rasa PD 0 % (nihil). Ini berarti secara umum berada pada kategori baik yaitu 63,3 %.

Dari hasil laporan hasil penelitian dari Bab III Tabel XII dapat diketahui informasi rasa Percaya Diri (PD) Siswa Kelas Unggulan yaitu kelas VIII A pada tabel b erik u t:

Tabel XVII

Frekuensi Jaw aban A ngket

Rasa Percaya Diri Siswa Kelas V IIIA

No

A ngket Naskah A ngket

Frekuensi Prosentase

A B C D E A B C D E

1. Apakah Anda merasa mampu menguasai mata pelajaran yang diajarkan di MTs ini ?

9 18 3 Pernyataan ini menurut Anda bagaimana ?

19 10 1 63,3 33,3 3,4 0 0

3. Apakah Anda selaku memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru ?

9 21 “ 30 70 0 0 0

4. Apakah Anda selalu bisa mengeijakan soal-soal yang diberikan guru

14 14 2

' '

46,7 46,7 6,6 0 0

5. Mata pelajaran yang harus dipraktekkan, apakah Anda

merasa mampu

mempraktekkan ?

20 9 1 66,7 30 3,3 0 0

6. Apakah Anda selalu melaksanakan setiap teori yang diberikan oleh guru ?

12 14 4 40 46,7 13,3 0 0

(63)

7. Bagaimana perasaan Anda setiap pergantian guru mata pelajaran tertentu ?

9. Bagaimana perasaan Anda dalam menghadapi berbagai persoalan mata pelajaran di MTs ini ?

16 14 53,3 46,7 0 0 0

10. Apakah Anda merasa optimis dan yakin akan berhasil dalam belajar di M Ts ini

16 14

■ ' '

53,3 46,7 0 0 0

C. A nalisis Ketiga

Pada analisis ketiga ini, penulis bermaksud mencari jawaban atas tujuan penelitian yang ketiga yaitu untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap rasa percaya diri (PD) siswa kelas VIII A MTsN Susukan Kab. Semarang tahun Pelajaran 2007/2008.

Langkah-langkah yang penulis tempuh adalah sebagai berikut: 1. Menghitung nilai Chi-kuadrat41 dengan menggunakan rumus :

* = I

( f o - f t

Ih >)2 keterangan:

fo = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi yang diharapkan

Dalam menghitung nilai Chi-kuadrat diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat tabel kontingensi untuk menetukan fo

41 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, him.229

(64)

Tabel XVIII Frekuensi yang diobservasi

I

No Kriteria Variabel Jumlah

Motivasi Belajar Rasa Percaya Diri (PD)

1 Baik sekali 2 4 6

2 Baik 5 19 24

*■*

j Cukup 17 5 22

4 Kurang baik 4 2 6

5 Tidak memiliki motivasi 2 0 2

Jumlah 30 30 60

b. Membuat tabel fh

Harga fh dapat dihitung dengan rumus:

a

jumlahbaris

.

, . . .

m = --- x jumlahkolom

jumla'nsemua

sehingga diperoleh tabel fh berikut: Tabel XIX

Frekuensi yang diharapkan

No Kriteria Variabel Jumlah

Motivasi Belajar Rasa Percaya Diri (PD)

(65)

Contoh menghitung fh:

fh = — x30 = 3 60

c. Menghitung Chi-kuadral

Berdasarkan tabel fo dan ih maka

2 = ^ ( f o - f h ) 2

(66)

mptivasi belajar terhadap rasa percaya diri (PD) siswa kelas VIII A

terdapat korelasi yang signifikan sebab hargafy^hitung lebih besar dari V-2 tabel.

X 2 hit >)C2 tabel 18,02 > 9,49

2. Menghitung koefisien kontingensi, KK

- ■

E

I

18,02 V 18,02 + 30

118,02 'V 48,02

= 7 ^ 3 7 5 =0,6126

Hasil hitung di atas dikonsultasikan dengan tabel harga kritik dari

Product Moment. Untuk N = 30 dengan taraf signifikansi 1% diperoleh data penolakan 0,463 sedang dengan taraf signifikansi 5% diperoleh batas

penolakan 0,361. Sedangkan hasil hitung yang diperoleh menunjukkan angka 0,6126.

Jadi KK hasil hitung lebih besar dsari harga kritik dari tabel Product Moment, yaitu: - pada taraf signifikansi 1 % 0,463 < 0,6126

pada taraf signifikansi 5 % 0,361 < 0,6126

(67)

MTsN Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2007/2008” dapat diterima.

(68)

BAB V

K ESIM PU LA N DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian dan analisis secara sistematis dan sungguh-sungguh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada umumnya motivasi belajar siswa kelas VIII A MTsN Susukan Kab. Semarang berada pada tingkatan cukup. Hal ini dapat dilihat dari hasil

penelitian pada Tabel XIV, bahwa kategori sangat baik sebesar 6,7 %, baik 16,7 %, cukup 56,7 %, kurang baik 13,2 % dan tidak memiliki motivasi 6.7% .

2. Tingkat rasa percaya diri (PD) siswa kelas VIII A MTsN Susukan Kab.

Semarang berada pada tingkat/kategori baik, sebagaimana yang tertera pada Tabel XV, bahwa kategori sangat baik sebesar 13,3%, baik 63,3%, cukup 16,7%, kurang baik 6,7% dan tidak punya rasa PD 0% (nihil).

3. Hasil hitung dengan rumus korelasi Chi-kuadrat memperoleh hasil ' f 2 = 18,02. Ternyata setelah dikonsultasikan dengan tabel harga kritik dari

Chi-kuadrat dengan db = 4 dan taraf signifikansi 5% menunjukkan ada korelasi yang signifikan,

sebab X 2 hit > tabel 18,02 >9.46

(69)

dengan N = 30 baik pada taraf signifikansi 1 % maupun 5 % menunjukkan ada

pengaruh yang signifikan, sebab KK hasil hitung lebih besar dari r tabel Product

Moment. Adapun perbandingannya sebagai b erik u t: - taraf signifikansi 1 % 0,463 < 0,6126 - taraf signifikansi 5 % 0,361 < 0,6126

B. Saran-Saran

Dengan berdasar pada hasil penelitian maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk Orang Tua / Wal i

Hendaknya orang tua / wali siswa, khususnya siswa kelas VIII A meningkatkan dan atau mempertahankan motivasi kepada anaknya untuk tetap memiliki rasa percaya diri (PD). Dan apabila ada permasalahan perlu berkonsultasi dengan wali kelas, guru BP atau mungkin dengan guru yang dekat dengan anak (siswa).

2. Untuk Guru dan Sekolah

Untuk mempertahankan dan meningkatkan motivasi belajar dan rasa PD siswa

dalam rangka meningkatkan hasil proses belajar mengajar, maka semua pihak yang terkait di madrasah tersebut saling bahu membahu dan bekeija sama dalam membimbing siswa.

(70)

3. Untuk Siswa

(71)

DAFTAR PUSTAKA

___ Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Balai Pustaka, 1993.

Abdul Rahman Saleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi, Jakarta, Gema Windu Panca Perkasa, 2000.

Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Jakarta, Rineka Cipta, 1999,239.

Aisyah Dachlan, Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peranan Agama dalam Rumah Tangga, Jakarta, Jamunan, 1969; 31.

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Jakarta, Kalimah. 2001.

Black, James A and Champion, Dean J, Penelitian Sosial, telj. Koswara, Bandung, Refika Aditama, 2000.

Bobbi De Porter dna Mike Hermalki, Quantum Learning, Bandung, Ra’fa, 2001. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2000. George Boerel, Personality Theories, Melacak Kepribadian Anda Bersama

Prikolog Dunia, Prisma Sophie, Yogyakarta, 2006, him. 458. Her)' Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Grafmdo Persada, 1990.

Indra Jati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma Bam Pendidikan, Jakarta, Paradigma Logos, 2000.

Izzatul Jannah, Everyday is PE D E Day, Surakarta, Era Adicitra Intermedia, 2006. James A. Black, Dean J. Champion, Metode dan Masalah Penelitian Sosial.

Bandung, Refika Aditama, 2001.

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, Rineka Ciprta, 1997.

Moh User, Menjadi Guru Profesiunal, Bandung. Remaja Rosdakarya, 2001. Muhammad Surya, Bina Keluarga, Semarang, Aneka Ilmu. 2003.

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, PT Logos Wacana Ilmu, 2001.

Muhtar Bukhori, Transpormasi Pendidikan, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1995.

(72)

DAFTAR ANGKET

memberi tanda silang (X) pada option yang menurutmu sesuai!

A. MOTIVASI BELAJAR

1. Bila Anda membaca pelajaran di rumah, apakah itu karena keinginan Anda sendiri?

a. Ya, selalu keinginan sendiri b. Ya, sering keingian sendiri

c. Ya, kadang-kadang keinginan sendiri d. Ya, sering dan orang tua atau guru

e. Saya jarang sekali membaca pelajaran di ramah 2. Berapa buan Anda menyelesaikan membaca satu buku?

a. 3 bulan b. 4 bulan c. 5 bulan

d. Lebih dan 5 bulan e. Tidak pernah selesai

3. Apakah setiap PR yang diberikan oleh guru selalu Anda keijakan? a. Ya, selalu saya kerjakan dengan sungguh-sungguh

b. Ya, sering saya kerjakan dengan sungguh-sungguh

c. Ya, kadang-kadang saya kerjakan dengan sungguh-sungguh d. Ya, jarang saya kerjakan dengan sungguh-sungguh

(73)

4. Sebagai seorang siswa, Aku selalu berusaha mengeijakan tugas atau PR dari guru. Apakah Anda mengerjakannya sendiri?

a. Ya, saya keijakan sendiri

b. Ya, saya keijakan bersama teman c. Ya, saya meminjam keijaan teman

Saya meminta tolong teman untuk mengeijakan e. Saya jarang mengeijakan

5. Ketika Anda mengalami kesulitan/belum paham didalam menerima pelajaran yang disampaikan, apa yang Anda lakukan?

a. Bertanya pada guru secara langsung b. Bertanya pada guru dengan lewat teman c. Bertanya pada teman

d. Dipelajari sendiri dirumah (belajar dirumah) e. Diam saja

6. Agar lebih menguasai bahan ajar dan guru, apakah Anda selalu mengulangi/mempelaj arinya?

a. Ya, saya selalu mengulanginya b. Ya, saya sering mengulanginya

c. Ya, saya kadang-kadang mengulanginya d. Ya, saya mengulanginya ketika ada tes e. Saya jarang sekali mengulanginya

7. Untuk materi (bahan ajar) yang membutuhkan keterampilan seperti praktek, apakah Anda senang?

a. Ya, saya sangat senang mempraktekkannya b. Ya, saya senang mempraktekkannya c. Ya, saya cukup senang mempraktekkannya d. Saya kurang senang mempraktekkanya e. Saya tidak senang mempraktekkannya

8. Mampukah Anda mempraktekkan mata pelajaran yang ada prakteknya? a. Mampu untuk semua mata pelajaran praktek

Gambar

Tabel 1Daftar Sarana (Ruang)
Tabel IIPeralatan/Media Pembelajaran
Tabel IIIData Siswa MTsN Susukan
Tabel IVKeadaan Guru Berdasarkan Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu komoditas utama yang didaratkan di PPN Palabuhanratu adalah ikan tuna. Jenis ikan tuna yang menjadi komoditas utama adalah madidihang atau yellow fin tuna, tuna

Pengaruh penerapan metode pembelajaran bermain peran (role playing) terhadap kompetensi sosial afektif siswa dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar dibandingkan

Penawaran umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur oleh undang-undang dan peraturan

[r]

Selanjutnya evaluasi penawaran masih dilanjutkan dengan evaluasi administrasi, teknis dan harga serta evaluasi kualifikasi. Page 1

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan metode PAKEM, serta faktor- faktor penghambat dan pendukung dalam

Hasil analisis statistik lebih lanjut, perbedaan usia kehamilan pada penderita preeklamsia berat dengan penderita eklamsia memiliki perbedaan yang tidak bermakna, hal ini

Bima Haria Wibisana,