PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI GAYA MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS V DI MI AL-HIDAYAH
NGADIROJO KEC. AMPEL, KAB. BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Di susun untuk mendapatkan gelar
Sarjana Penidikan Islam
Oleh :
Eko Riyanto
11510043
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:
Nama : Eko Riyanto
NIM : 11510043
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI GAYA MELALUI METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V DI
MI AL-HIDAYAH NGADIROJO KECAMATAN
AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN
AJARAN 2014
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 13 Januari 2014
Dosen Pembimbing
Fatchurrohman, M.Pd
iv
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI
METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V DI MI AL-HIDAYAH
NGADIROJO KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
DISUSUN OLEH
EKO RIYANTO
NIM: 11510043
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, Pada tanggal 21 Februari 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar sarjana S1 Pendidikan Islam (S.Pd.I)
SusunanPanitiaPenguji
KetuaPenguji : Dr. AgusWaluyo, M.Ag.
SekretarisPenguji :Fatchurrohman, M.Pd.
Penguji I : Drs. Imam Baihaqi, M.Ag.
Penguji II : M. Hafidz, M.Ag.
Salatiga, 21 Februari 2015
Ketua STAIN Salatiga
Dr. H. RahmatHariyadi, M.Pd.
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda di bawah ini:
Nama :Eko Riyanto
NIM :11510043
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dan saya tulis ini adalah benar-benar
hasil karya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, dan selanjutnya
pendapat dan temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga. 10 Januari 2015 Yang menyatakan
vi
Motto
9e@ä3 Ï9urîpygô_ Ír uqèd $pkŽÏj9uqãB((#qà)Î7tFó™$$sùÏN ºuŽöy‚ ø9$#4tûøïr&$tB(#qçRqä3 s?ÏN ù'tƒãNä3 Î/ª! $#$·èŠÏJ y_ 4¨b Î)©! $#4’n?tã Èe@ä.&äóÓx« փωs%ÇÊ
ÍÑÈ
Artinya “ dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja
kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Bapak Budi Suyono dan Ibu Sri Mulyani
2. Adikku (Teddy Listanto)
3. Keluarga besar simbah Warto dan simbah Usman
4. Buat teman-teman karibku Ikhsan, M. Saalikuddin, Riza, Ngaunu Rofik,
Ahmad Syaefuddin, Yuni, rizki, Ifa, Nanda Wahid, Ghani, Dliyauddin
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah kepada saya sehingga saya dapat menyelsaikan skripsi ini
dengan baik dan skripsi ini merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi guna
mendapatkan gelar Sarjana pada progam Study PGMI STAIN Salatiga.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman kegelapan ke
jaman terang benderang, yang penuh dengan kebaikan dan ilmu yang bermanfaat
sehingga dapat di jadikan bekal hidup kita baik di dunia maupun akhirat.
Atas rahmat Allah SWT dan melalui proses perjuangan yang sangat
panjang, maka skripsi ini dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS V DI MI AL-HIDAYAH NGADIROJO
KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN
2014” dapat penulis selsaikan dengan baik, untuk itu penulis mensyukuri nikmat
dan rahmat yang di berikannya kepada penulis.
Selanjutnya penulis mengakui bahwa dengan adanya semangat dan kemauan
serta motivasi di dalam diri penulis semua itu tidak akan terlaksana penulisan dan
penyusunan skripsi ini tanpa bantuan, saran dan bimbingan dari berbagai pihak
maka penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan dan penyusunan skripsi ini,
ix
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi M.Pd Selaku ketua Stain
2. Bapak Suwardi M.Pd selaku ketua jurusan Tarbiyah
3. Ibu Peni SusaptiM.Si selaku ketua program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyyah STAIN Salatiga.
4. Bapak Fatchurrohman,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan
kebijaksanaan meluangkan waktu tenaga, pikiran untuk memberikan
bimbingan dalam penulisan serta penyusunan skripsi ini
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan
program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
6. Bapak Nashir, S.Agselaku kepala MI Al-Hidayah Ngadirojo yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
Madrasah yang dipimpin beliau.
7. Bapak/Ibu guru MI Al-Hidayah Ngadirojo yang telah membantu
penulis selama melakukan penelitian di madrasah tersebut.
8. Murid-murid kelas V MI Al-Hidayah Ngadirojo yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Bapak, Ibu, dan adiku yang telah memberikan semangat dan selalu
memerikan kasih sayang, dorongan dan doa demi keberhasilan
penulis.
10.Teman-teman seperjuangan PGMI 2010 yang selama ini telah berjuang
x
11.Semua pihak yang ikut andil dalam membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Atas jasa yang diberikan mereka, penulis hanya bisa memohon doa
semoga seluruh amal perbuatan mereka di balas yang lebih baik lagi serta
kesehatan dan kesuksesan selalu menyelimuti mereka baik di dunia maupun
akhirat.
Selanjutnya penulis dalam hal ini juga mengharapkan kritikan dan saran
yang membangun dari pembaca guna untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan
penulis berharap semoga skripsi yang dibuat penulis ini berguna pada diri
sendiri maupun orang lain yang membacanya.
Salatiga, 10 Januari 2015
Penulis
xi
ABSTRAK
Riyanto, Eko. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Gaya Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V di MI Al-Hidayah Ngadirojo Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2014, Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Fatchurrohman, S.Ag, M.Pd
Kata kunci: Prestasi Belajar dan Metode Demonstrasi
Prestasi belajar merupakan hasil usaha atau hasil belajar peserta didik yangdigunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak terhadap materi yang diberikan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Prestasi belajar yang baik merupakan sesuatu yang sangat diharapkan oleh peserta didik, termasuk juga siswa kelas V di MI Al-Hidayah Ngadirojo. Siswa kelas V di MI Al-Hidayah Ngadirojo masih banyak yang mendapatkan prestasi yang bisa dibilang jauh dari memuaskan, Mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik karena metode yang digunakan Guru kelas V adalah metode konvensional saja yaitu dengan metode ceramah dan pemberian tugas saja, Selain itu mereka juga merasa bosan dan sering bicara sendiri. Untuk itu guru harus segera mungkin untuk membenahi pembelajaran yaitu dengan memilih metode yang tepat dengan materi yang akan di sampaikan yaitu metode demonstrasi. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V di MI-Al Hidayah Ngadirojo kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2014?
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas sebanyak tiga siklus. Setiap siklus dilakukan dengan empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V MI Al-Hidayah Ngadirojo Tahun Ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 14 terdiri atas 7 siswa laki-laki dan 7 siswi perempuan. Data yang didapat berupa prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi Gaya yang didapat dari test dan hasil pengamatan
xii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...v
MOTO...vi
PERSEMBAHAN...vii
KATA PENGANTAR ...viii
ABSTRAK ...ix
DAFTAR ISI ...xii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL...xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1
B. Rumusan Masalah………....4
C. Tujuan Penelitian………...5
D. Hipotesis...………5
E. Manfaat Penelitian ………..5
F. Definisi Operasional……….6
G. MetodePenelitian………..7
H. Indikator Pencapaian…....……….…...15
I. Sistematika Penulisan……….15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar………...………...17
1. Pengertian Prestasi Belajar...17
2. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar...17
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi PrestasiBelajar...22
B. Belajar ...………...22
xiii
2. Jenis-jenis Belajar...24
3. Prinsip-prinsip Belajar...27
4. Tujuan Belajar...30
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar...31
C. Teori Belajar...…...38
D. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi...41
2. Ketentuan menggunakan Metode Demonstrasi...41
3. Langkah-langkah dalam penerapan Metode Demonstrasi...42
4. Kelebihan MetodeDemonstrasi...42
5. Kekurangan Metode Demonstrasi...43
E. Gaya 1. Pengertian Gaya………... .……….….44
2. StandarKompetensidanKompetensiDasar….. . .………..44
3. Gaya gravitasi………...44
4. Gaya gesek ………..45
5. Gaya magnet………....47
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. LokasiPenelitian………...…51
2. WaktuPenelitian………..….51
3. KeadaanSiswa……….….52
B. Deskripsi PelaksanaanSiklus 1. Siklus I………53
2. Siklus II………..59
3. Siklus III……….65
xiv
2. Siklus I………..75
3. Siklus II……….82
4. Siklus III………88
B. Pembahasan ………..…..93
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………...95
B. Saran ………...96
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DaftarGambardanTabel
Gambar 1.1 Rancanganpenelitian 7
Tabel 1.1 Data Tingkat PemahamanSiswaTerhadapMateri 13
Tabel 1.2 KonvensiNilai 13
Tabel1.3 KategoriTingkatandanPresentase
Tabel 3.1
DaftarNamaSiswaKelasV MI Al-HidayahNgadirojo,
Kec. Ampel, Kab. BoyolaliTahun 2014/2015
52
Tabel 4.1 HasilNilaiSiswaPraSiklus 73
Tabel 4.2
Hasil Test FormatifSiklus I
75
Tabel 4.3
HasilPengamatan Guru KolaboratorTerhadapPeneliti
77
Tabel 4.4
Hasil Test FormatifSiklus II
82
Tabel 4.5
HasilPengamatan Guru KolaboratorTerhadapPeneliti
84
Tabel 4.6
Hasil Test FormatifSiklus III
88
Tabel 4.7
HasilPengamatan Guru KolaboratorTerhadapPeneliti
90
Tabel 4.8
HasilRekapitulasiTentangHasilBelajarSiswa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan adalah suatu proses timbal balik yang dilakukan oleh
guru dengan peserta didik dalam suatu sistem pembelajaran dan
pendidikan juga bisa diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan.pengajaran atau latihan bagi
perannya dimasa yang akan datang. Istilah interaksi sebagaimana telah
banyak diketahui oleh banyak orang adalah suatu hubungan timbal balik
antara orang satu dengan orang lainnya (Soetomo, 1993:9) .Dalam dunia
pendidikan sesungguhnya sangatlah banyak macam-macam metode
pembelajaran untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. Metode
pembelajaran adalah cara untuk memudahkan guru dalam menyampaikan
materi kepada peserta didik guna untuk mewujudkan prestasi belajar baik
dan yang bermutu. Mengajarpun pada hakikatnya adalah suatu proses
yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar
peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik
melakukan proses belajar (Dwijiastuti dkk, 2005:3).
Selain itu pembelajaran merupakan faktor penting dalam
kehidupan di dunia ini khususnyadalam dunia pendidikan. Melalui
pembelajaran yang inovatif dan kreatif maka akan dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik yang bermutu dan untuk mewujudkannya
2
pembelajaran kepada peserta didik agar peserta didik mudah memahami
apa isi materi yang disampaikan oleh guru. Maka guru harus mempunyai
ketrampilan disaat menyampaikan pembelajaran. dan juga harus dapat
memilah metode yang cocok dengan materi yang akan disampaikan.
Dalam pendidikan kita mengenal dua istilah yang perlu dipahami,
yaitu paedagogiek, yang artinya ilmu pendidikan dan paedagogie yang
artinya pendidikan. Paedagogiek dan paedagogie merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan, keduanya harus dilaksanakan dan saling
memperkuat untuk mencapai mutu proses, tujuan dan hasil pendidikan
yang diharapkan oleh masyarakat, bangsa dan agama (Surya dkk,2010:25).
Metode sangatlah membantu guru dalam melaksanakan proses
belajar mengajar diantaranya adalah memudahkan guru dalam
menyampaikan pembelajaran, menciptakan suasana kelas yang kondusif,
dapat memvariasi saat kegiatan pembelajaran, menciptakan pembelajaran
yang bermutu dan yang paling penting adalah mencetak peserta didik
berprestasi dalam belajar.
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak
peserta didik untuk belajar secara aktife(Zaini dkk,2002:Xii).
Sesungguhnya banyak macam metode dalam pembelajaran yang sangat
bagus dan menarik tetapi disini penulis memilih salah satu metode
pembelajaran yaitu metode demonstrasi untuk digunakan sebagai
penelitian di MI Al- Hidayah Ngadirojo, metode demonstrasi adalah cara
3
kepada siswa suatu proses,situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan (Djamarah 1997:192).
Prestasi yang selama ini telah dicapai pada peserta didik kelas V
dalam pembelajaran IPA yaitu selama semester pertama dimulai dilihat
prestasinya yaitu belum begitu menonjol misalnya seperti hasil ulangan
harian nilaianya rata-rata kurang memenuhi kkm yang ditetapkan yaitu 60
meskipun ada beberapa peserta didik yang mendapatkan nilai diatas kkm
yang telah ditetapkan di MI Al- Hidayah tersebut, akan tetapi dalam
prakteknya kebanyakan nilai yang diperoleh rata-rata diatas kkm yaitu
dengan rata-rata kelasnya 70. Jadi prestasi yang dicapai saat ini baru itu
saja mungkin dengan menggunakan metode demonstrasi ini akan dapat
meningkatkan prestasi belajar bagi peserta didik baik dalam ketuntasan
nilai ulangan harian maupun dalam ulangan semester.
Dalam menggunakan metode demonstrasi ini guru dapat
menjelaskan kepada peserta didik dengan cara mendemonstrasikan atau
memperagakan tentang benda atau situasi yang sedang dipelajari maka
pengajaranya termasuk pengajaran yang konvensional yaitu menitik
beratkan pada perkembangan intelektual melalui belajar ingatan mengenai
hal-hal yang telah dibaca dan tugas-tugas yang telah dikerjakan
pengetahuan yang telah diperoleh langsung dapat ditransfer ke dalam
situasi kehidupan, perencanaan belajar dan perkembangan aspek-aspek
4
didik terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga
membentuk pengertian baik dan sempurna (Roestiyah, 1989:83).
Kembali lagi seperti yang di atas pada saat pembelajaran guru
harus dapat memilih metode yang cocok dengan materi yang akan
disampaikan kepada peserta didik, karena apabila dalam pemilihan metode
yang digunakan sudah tepat dengan materi yang akan disampaikan maka
pembelajaran akan lebih menarik dan siswa akan antusias lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui
“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI GAYA
MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V DI
MI AL- HIDAYAH NGADIROJO KECAMATAN AMPEL
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas dapat
dirumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok kajian dalam
penelitian ini, diantaranya adalah:Apakah metode demonstrasi dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V di
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin
di capai penulis dalam penelitian ini adalah:Untuk mengetahui bagaimana
metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
mengikuti pelajaran IPA materi gaya di MI Al-Hidayah Ngadirojo
kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2014.
D. Hipotesis
Hipotesis adalahdugaan sementara dari hasil penelitian yang belum
tentu benar yang akan dilakukan dalam penelitian.
Penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam materi gaya dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas V di MI Al- Hidayah Ngadirojo
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi yang
jelas dan akurat sesuai dengan data dilapangan mengenai judul yang
penulis ambil peningkatan prestasi belajar IPA materi gaya melalui
metode demonstrasi pada siswa kelas V di MI-Al Hidayah Ngadirojo
kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2014.
Dari informasi yang di dapat kiranya dapat memberikan manfaat
baik secara teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan bantuan bagi
6
dapat menambah manfaat keilmuan khususnya menambah
ketrampilan guru dalam menguasai metode pembelajaran.
2. Secara praktis, apabila ternyata metode demonstrasi dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA materigaya pada siswa kelas
V di MI Al-Hidayah Ngadirojo kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali tahun 2014.hal ini berarti dapat membantu bagi MI
Al-Hidayah Ngadirojo khususnya dalam mengatasi
permasalahan dalam proses belajar mengajar yang semula
monoton dan kurang efektive setelah dilakukan penelitian
diharapkan dapat menciptakan proses belajar mengajar yang
efektive, menarik, menyenangkan bagi siswa sehingga akan
tercipta prestasi belajar yang bermutu bagi peserta didik dan
akhirnya dapat memenuhi harapan bangsa yaitu mencetak
generasi unggul dan berkompeten.
F. Definisi operasional
1. Prestasi belajar
Menurut Arifin (1990:2) prestasi belajar berasal dari bahasa
belanda yaitu prestatie.Kemudian dalam bahasa indonesia menjadi
“prestasi” yang berarti “hasil usaha” istilah “prestasi belajar”
(achievment) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome).
Prestasi belajar merupakan suatau masalah yang bersifat perenial
7
kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan
kemampuan masing-masing.
2. Metode demonstrasi
Menurut Djamarah (1997:192) metode demonstrasi adalah cara
penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan
kepada siswa suatu proses,situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan.
G. Metode penelitian
1. Rancangan penelitian
Gambar 1.1( Suyadi ) Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi Pelaksanaan
Pengamat an
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamat an SIKLUS II
8
2. Lokasi dan subjek penelitian
Penelitian ini di laksanakan di MIAl- Hidayah Ngadirojo, sebuah
lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendiddikan untuk
jenjang pendidikan dasar, MI Al- Hidayah Ngadirojo ini berlokasi di
desa Ngadirojo Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali
Untuk subjek pada penelitian yang di lakukan kali ini adalah
seluruh siswa kelas V tahun ajaran 2014/2015, dimana siswa tersebut
terdiri dari7siswa putra dan 7 siswa putri.
3. Langkah-langkah penelitian
a.) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan penelitian tindakan kelas yang harus di
lakukan adalah melakukan perancangan(planning) tindakan,
misalnya membuat skenario pembelajaran,lembar observasi, dan
lain-lain,
b.) Pelaksanaan
Tahap ke dua dalam penelitian ini adalah pelaksanaan.
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada
tahap sebelumnya, yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai yang
di rencanakan , dan yang perlu menjadi catatan penting dalam hal
ini adalah semua tindakan yang dilakukan hendaknya sesuai
dengan rencana yangsudah disusun pada tahap awal, tetapi harus
9
c.) Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh
tindakan terkait. Observasi itu berorientasi ke masa yang akan
datang,memberikan dasar refleksi untuk sekarang.objek observasi
dalam hal ini adalah seluruh proses tindakan terkait, pengaruhnya
(sengaja dan tidak disengaja), keadaan dan kendala tindakan
direncanakan dan pengaruhnya serta persoalan lain yang timbul
dalam konteks terkait. Observasi dalam kegiatan PTK adalah
kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja
PBM
d.) Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu
tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi
berusaha memahami proses,masalah,persoalan,kendala yang nyata
dalam tindakan strategis dan mencari solusi atas permasalahan
yang terjadi.
4. Instrumen penelitian
a. Lembar pengamatan untuk guru
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Silabus
d. Lembar tes
10
5. Pengumpulan data
a. Test
Test di berikan kepada siswa pada setiap siklus, untuk
mengetahui perkembangan dan kemajuan peserta didik dalam
setiap tahapan yang di lakukan
b. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat tahap pelaksanaan, pada
tahap ini semua hal yang terjadi meliputi aktifitas pembelajaran di
catat pada lembar pengamatan,hal ini berfungsi untuk mengatahui
seberapa jauh peningkatan-peningkatan pada hal yang diteliti
c. Dokumentasi
Untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah,nilai
siswa,data guru dan lain-lain.
6. Analisis data
Analisis data adalah menganalisa seluruh data yang sudah
terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan
dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa.teknik analisis data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang
diperoleh melalui hasil test, observasi, dan wawancara, jenis data atau
informasi yang direkam selama observasi dan monitoring dapat berupa
data kuantitatif dan kualitatif tergantung dari dampak atau hasil
keluaran yang dapat di harapkan. Analisis data di lakukan melalui tiga
11
a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang di lakukan
melalui seleksi,pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah
menjadi sebuah informasi bermakna
b. Paparan data merupakan suatu upaya menampilkan data secara
jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan
naratif,tabel,grafik,atau perwujudan yang dapat meberikan
gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan.
c. Penyimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang
telah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat
singkat padat dan bermakna
1. Pengelolahan hasil tes
Data mentah yang diperoleh dari hasil test (pre test dan post test)
kemudian diolah melalui cara penyekoran, menilai setiap siswa,
menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk mengetahui gambaran
yang jelas mengenai prestasi belajar dalam memahami pelajaran IPA
materi Gaya.
Untuk menghitung nilai dan rata-rata nilai siswa rumus yang digunakan
sebagai berikut:
Rumus menghitung nilai siswa
Rumus menghitng rata-rata nilai siswa
N = skor perolehan siswa X100 Skor maksimum
12
Nilai yang di peroleh pada saat melaksanakan pre test dan post test
kemudian di konversikan terhadap KKM yang dibuat guru untuk
menentukan bahwa siswa tersebut mencapai kriteria tuntas atau belum
sehingga siswa yang belum dapat di bimbing kembali, Sedangkan untuk
menentukan ketercapaian hasil belajar siswa dalam stu kelas dihitung
dengan cara mencari rata-rata skor siswa dengan rumus berikut
Setelah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Gaya
dengan melalui metode demonstrasi dianalisis secara kuantitatif yakni
dengan memberikan nilai yang kemudian di deskripsikan mengguakan
teknik deskripsi presentase di mana analisis data hasil perhitungan mulai
dari siklus pertama sampai terakhir dipakai sebagai acuan penilaian yang
disesuaikan dengan tabel kriteria diskripsi kriteria sebagai berikut ini:
nilai (%) Criteria
90-100 Sangat tinggi
75-89 Tinggi
X=∑ X X 100% N
Ket erangan
X=ketunt asan belajar
∑x=Jumlah siswa yang t untas belajar ∑N=jumlah siswa
R= ∑ R N R=nilai rata-rata
13
55-74 Normal
31-54 Rendah
0-30 Sangat rendah
Tabel 1.1 data tingkat pemahaman siswa terhadap materi
2. Pengolahan data hasil observasi
Data hasil observasi menggubakan skala penilaian dengan rentan
nilai dalam bentuk angka (5,4,3,2,1) untuk aktifitas siswa yang berarti
angka 1=sangat kurang 2=kurang 3=cukup 4=baik 5=sangat baik. Dengan
cara memeberikan tanda (√) pada kolom skala nilai. Stelah itu semua nilai
tersebut dihitung dengan rumus:
Dan dikonversikan pada skala nilai dengan rentang seratus
mengenai unjuk kerja siswa mengungkap aspek ketrampilan proses apa
saja yang dipahami siswa.konversi nilai dapat dilihat pada tabel berikut:
nilai (%) Keterangan
90-100 Sangat dipahami
70-89 Dipahami
50-69 cukup dipahami
30-49 kurang dipahami
14
0-29 Sangat kurang dipahami
Tabel 1.2 Konvensi nilai
Sedangkan observasi guru dapat menggunakan skala penilaian
dengan rentang nilai (5,4,3,2,1) untuk penilaian keterlaksanan guru dalam
pembelajaran yang berarti angka5=baik sekali 4=baik 3=cukup baik,
2=kurang baik, 1=sangat kurang.dengan cara memberi tanda (√) pada
kolom skala nilai. Setelah itu semua nilai di hitung dengan rumus:
Dan dikonversikan pada skala nilai dengan rentang seratus untuk
menilai keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru. Konversi
tersebut dapat di lihat pada tabel berikut:
Nilai Keterangan
90-100
baik sekali
70-89
Baik
50-69
Cukup
30-49
Kurang
0-29
sangat kurang
Tabel1.3 kategori tingkatan dan presentase
15
Dari putaran refleksi dalam siklus akan dihentikan apabila telah
terpenuhi tuntas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk seluruh
siswa.
H. Indikator pencapaian
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat
dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan
dengan filsafatnya (Arikunto, 1993:105). Ketika mencapai ketuntasan
hasil belajar dalam melalui beberapa siklus yang telah dijalani maka bisa
dikatakan bahwa upaya untuk meningkatkan prestasi belajar tersebut
sudah berhasil, dan pengamatan tersebut sudah bisa diakhiri mengingat
bahwa semua yang diperoleh dari ketuntasan nilai yang sudah melibihi
kkm telah dicapai dalam beberapa test tertulis selama beberapa siklus yang
dijalani maka dengan ketuntasan nilai yang melebihi kkm maka bisa
dikatakan sebagai salah satu hasil prestasi belajar peserta didik.
I. Sistematika penulisan
Sitematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB 1: pendahuluan menggambarkan secara global tentang
bab-bab berikutnya yang meliputi : latar belakang, rumusan masalah, tujuan
peneliti, hipotesis, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode
penelitian dan sistematika penulisan skripsi
BAB II :kajian pustaka, memuat tentang pengertian prestasi
16
prestasi belajar,pengerianbelajar, jenis-jenis belajar, prinsip-prinsip
belajar, tujuan belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, teori
belajar,pengertian metode demonstrasi, ketentuan menggunakan metode
demonstrasi, kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi, pembelajaran
Ipa materi gaya,
BAB III; pelaksanaan penelitian, meliiputi subjek penitian yang
berisi tentang tempat dan waktu penelitian,deskripsiper siklus I,siklus
II,siklus III
BAB IV: hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi per
siklus danpembahasan
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil pencapaian maksimal menurut
kemampuan anak didik pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang
dikerjakan, dipelajari, dan diterapkandan prestasi belajar disebut juga
nilai kemampuan hasil belajar anak yang digunakan untuk mengetahui
sejauh mana penguasaan anak terhadap materi yang diberikan untuk
mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.Selanjutnya menurut Arifin
(1990:2) menambahkan prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu
prestatie, yang diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang
berarti hasil usaha.
2. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar
Bentuk-bentuk prestasi belajar dibagi dalam tiga ranah yaitu: ranah
psikomotorik, ranah kognitif dan ranah afektif. Akandijelaskan
bentuk-bentuk prestasi menurut Henker (2012:34) yaitu:
a. Kognitif (proses berfikir)
Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam
berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah.
Menurut Bloom (1956:12) tujuan domain kognitif terdiri
18
1. Pengetahuan
Mengacu kepada kemampuan mengenal materi yang
sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada
teori-teori yang sukar.Yang penting adalah kemampuan
mengingat keterangan dengan benar.
2. Pemahaman
Mengacu kepada kemampuan memahami makna
materi. Aspek ini satu tingkat diatas pengetahuan dan
merupakan tingkat berfikir yang rendah
3. Penerapan
Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau
menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi
yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan
prinsip.Penerapan merupakan tingkat kemampuan
berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman.
4. Analisis
Mengacu kepada kemmpuan menguraikan materi
kedalam komponen-komponen atau factor-faktor
penyebabnya dan mampu memahami hubungan
diantara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga
struktur dan aturannya dapat lebih di mengerti.Analisis
merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih
19
5. Evaluasi
Mengacu kemampuan memberikan pertimbangan
terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan
tertentu.Evaluasi merupakan tingkat kemampuan
berfikir yang tinggi.
b. Afektif (nilai atau sikap)
Afektif atau intelektual adalah mengenal sikap, minat,
emosi, nilaihidup dan operasi siswa.
Menurut Krathwol (1964:34) klasifikasi tujuan domain
afektif terbagi lima kategori:
1. Penerimaan
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan
memberikan respon terhadap stimulasi yang tepat,
penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah
dalam domain afektif.
2. Pemberian respon atau partisipasi
Satu tingkat di atas penerimaan.Dalam hal ini siswa
menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan
tertarik.
3. Penilaian atau penentuan sikap
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita
menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu
20
tidak menghiraukan.Tujuan-tujuan tersebut dapat
diklasifikasi menjadi “sikap dan apresiasi”.
4. Organisasi
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang
berbeda yang membuat lebih konsisten dapat
menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk
suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang
tercermin dalam suatu filsafat hidup.
5. Karakteristik/pembentukan pola hidup
Mengacu kepada karakter dan daya hidup
seseorang.Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur
sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih
mudah diperkirakan.Tujuan dalam kategori ini ada
hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan
emosi jiwa.
c. Psikomotorik (keterampilan)
Psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut
kegiatan otot dan fisik.
Menurut Dave (1970:53) klasifikasi tujuan domain
psikomotorik terbagi lima kategori yaitu:
1. Peniruan
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan.Mulai
21
diamati.Mengurangi koordinasi dan control otot-otot
saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global
dan tidak sempurna.
2. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuanmengikuti
pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang
menetapkan suatu penampilan melalui latihan.Pada
tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut
petunjuk-petunjuk tidak hanya meniiru tingkah laku
saja.
3. Ketetapan
Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang
lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih
terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai
pada tingkat minimum
4. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan
dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang
diharapkan atau konsistensi internal diantara
gerakan-gerakan yang berbeda.
5. Pengalamiahan
Menurt tingkah laku yang ditampilkan dengan paling
22
psikis.Gerakannya dilakukan secara
rutin.Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan
tertinggi dalam domain psikomotorik.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut
Semiawan (2008:11) mengemukakan bahwa faktor-faktor lain yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah:
a. Pemenuhan kebutuhan Psikologis
Secara umum diketahui bahwa dalam perkembangan anak
perlu dipenuhi berbagai kebutuhan yaitu kebutuhan
premier,pangan, sandang, dan perumahan serta kasih saying,
perhatian, penghargaan terhadap dirinya dan peluang
mengaktualisasikan dirinya.
b. Pengembangan kreativitas
Setiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi
kemampuan (inherent component of ability)yang berbeda-beda
dan terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan
individu dan pengaruh lingkungan.
B. Belajar
1. Pengertian belajar
Arti belajar ialah dalam kehidupan manusia selalu penuh dengan
23
tiba-tiba datang apabila seorang telah belajar maka paling tidak ada
sedikit perubahan kesiapan terhadap yang telah dipelajari atau
kesiapan terhadap hal lain yang berhubungan dengan subjek yang
dipelajarinya (Sudjarwo, 1989:139).Dan lebih lanjutnya Belajar
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan misalnyadengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sudjarwo, 1989:139)
Sedangkan menurut pandangan tradisional belajar adalah usaha
memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut
pandangan modern belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 1976:27). Belajar adalah
suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan (Hamalik, 1990:21).
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sardiman, 1994:22).
Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara
dinamis antara murid dengan lingkungan (Ahmadi, 1991:17).
Belajar merupakan proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh
perhubungan berkondisi antara stimulus dan respons bagi seorang
behavioris belajar pada dasarnya adalah menghubungkan sebuah
24
dan menurut teori Gesalt belajar adalah penemuan unsur-unsur
didalam ikatan keseluruhan (Surakhmad,1994:65).Belajar adalah
tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, proses belajar terjadi
berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar
(Mudjiono dkk, 2002:7).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, belajar memiliki arti
berusaha memperoleh kepandaian ilmu. Belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
1991:2). Belajar menurut aliran Piaget adalah adaptasi yang holistik
dan bermakna yang datang dalam diri seseorang terhadap situasi baru,
sehingga mengalami perubahan yang relatif permanen (Semiawan,
2008:11). Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi yang lebih
luas (Sardiman, 1994:33)
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas penulis
menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan yang terjadi
pada diri seseorang yaitu pada perubahan tingkah lakunya sebagai
hasil dari interaksi (hubungan) dengan lingkungan untuk memperoleh
pengetahuan.
2. Jenis-jenis belajar
Jenis-jenis belajar dalam pengertian belajar sebagai berikut
25
a. Belajar bagian (par learning, fractioned learning)
Umumnya belajar bagian dilakukan oleh individu bila ia
dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau
ekstensif, misalnya mempelajari sajak ataupun gerakan-gerakan
motoris seperti bermain piano. Dalam hal ini individu
memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang
satu sama lain berdiri sendiri. Sebagai lawan dari cara belajar
bagian adalah cara belajar keseluruhan atau belajar global.
b. Belajar dengan wawasan (learning by insight)
Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang
tokoh psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1917. Sebagai
suatu konsep, wawasan (insight) ini merupakan pokok utama
dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir.dan
meskipun W. Kohler sendiri dalam menerangkan wawasan
berorientasi pda data yang bersifat tingkah laku namun tidak
urung wawasan ini merupakan konsep yang secara prinsipiil
ditentang oleh penganut aliran neo-behaviorisme. Menurut
Gesalt teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan
pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu
tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu
persoalan.
26
Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk
memilih beberapa sifat situasi stimulus dan kemudian
menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
d. Belajar global / keseluruhan (global whole learning)
Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan
berulang sampai individu menguasainya. Lawan belajar dari
belajar bagian. Metode belajar ini sering juga disebut metode
Gesalt.
e. Belajar insidental (incidental learning)
Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar
itu selalu berarah-tujuan (intensional). Sebab dalam belajar
insidental pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk
belajar.
f. Belajar instrumental (instrumental learning)
Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi individu (murid)
yang mengarah pada apakah individu tersebut akan mendapat
hadiah, hukuman, berhasil atau gagal.
g. Belajar intensional (intentional learning)
Belajar dengan arah tujuan, merupakan lawan dari belajar
insidental.
h. Belajar laten (letent learning)
Dalam belajar laten, perubahan tingkah laku yang terlihat
27
i. Belajar mental (mental learning)
Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi disini
tidak nyata terlihat, melainkkan hanya berupa perubahan proses
kognitif dari bahan yang dipelajari, ada tidaknya mental ini
sangat jelas terlihat pada tugas-tugas yang sifatnya motoris.
j. Belajar produktif (productive learning)
R. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif
sebagai belajar denngan transfer yang maksimum,
kemungkinan untuk transfer tingkah laku dari situasi ke situasi
lain.
k. Belajar verbal (verbal learning)
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal
dengan melalui latihan dan ingatan.
3. Prinsip-prinsip belajar
Menurut Slameto (1991:29) mengatakan bahwa prinsip-prinsip
belajar adalah dengan mempelajari uraian-uraian yang terdahulu, maka
calon guru/ pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri
prinsip-prinsip belajar, ialah prinsip belajar yang dapat dilaksanakan
dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara
individual. Namun demikian marilah kita susun prinsip-prinsip belajar
28
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
sruktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya.
c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi
yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
d. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap
menurut perkembangannya.
e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
discovery.
f. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainnya.
g. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang.
h. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar
dengan efektif.
i. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
j. Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain) ehingga mendapatkan
29
k. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ ketrampilan/ sikapitu mendalam pada siswa.
Prinsip belajar pada tingkatan yang sangat umum, siswa belajar
dengan memperoleh dan mengelola pengetahuan.proses seperti itu
kemungkinan tidak dapat menghasilkan perubahan secara cepat
dan nyata. Proses-proses tersebut seringkali menjadi fondasi yang
kuat bagi tingkatan-tingkatan perubahan tertentu. Dengan
mengansumsi bahwa manusia memiliki hal-hal yang tidak hanya
apa yang terlihat dari mereka, manusia mempunyai motivasi dan
persepsi berfikir dan mengingat (Sopiatin, 2010:26).
Prinsip-prinsip belajar menurut Mudjiono dan Dimyati (2002:
42) mengatakan bahwa prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan
oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan
juga perbedaan, dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat
bebrapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai
sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang
perlu meningkatkan mengajarnya, prinsip-prinsip itu berkaitan
dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan,
30
4. Tujuan belajar
Menurut Sardiman (1994:27-29) mengatakan bahwa tujuan belajar
hrus diciptakan sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih
kondusif, tujuan belajar untuk pengembangan nilai afeksi memerlukan
penciptaan sistem lingkungan yang berbeda dengan sistem yang
dibutuhkan untuk tujuan belajar, mengenai tujuan belajar itu
sebenarnya sangat banyak dan bervarias. Tujuan-tujuan belajar yang
eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional,
lazim dinamakan dengan instructional effects, yang biasa berbentuk
pengetahuan dan keterampilan. Dari uraian diatas dan ditinjau secara
umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan
pengetahuan dan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga
memerlukan suatu keterampilan. Jadi soal keterampilan
jasmaniah maupun rohaniah, keterampilan jasmaniah adalah
keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati,
sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerak/
penampilan dari anggota tubuh, sedangkan keterampilan rohani
lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan
31
pangkalnya, tapi lebih abstrak, menyangkut
persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan berfikir serta
kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu
masalah atau konsep.
c. Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi
anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam
pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan mengarahkan
motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi
guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Banyak hal yang dapat menghambat dan mengganggu kemajuan
belajar dari seorang siswa, Ahmadi (1993:75) menggolongkan
kesulitan belajar menjadi dua faktor:
a. Faktor indogen, ialah faktor yang datang dari diri pelajar atau
siswa itu sendiri, faktor ini meliputi
1) Faktor biologis
Faktor biologis ialah faktor yang berhubungan dengan
jasmani anak, faktor ini misalnya:
a) Kesehatan
Kesehatan adalah faktor penting dalam belajar atau
32
bealajar baik. Konsentrasinya akan terganggu, dan
pelajaran akan sukar masuk. Begitu juga anak yang
badannya lemah, sering pusing dan sebagainnya tidak
akan bertahan lam dalam belajar dan akan cepat capai.
Dalam kegiatan seperti ini apabila kita memaksa anak
untuk belajar giat, kita akan bersalah, sebab
bagaimanapun juga anak tidak dapat belajar dengan
baik.
b) Cacat badan
Cacat badan dapat juga mengganggu dan
menghambat bealajar, termasuk dalam hal ini adalh
butua,tuli gangguan bicara dan gangguan-gangguan
lainnya yang bersifat cacat pada tubuh
2) Faktor psychologis
Faktor psychologis adalah faktor yang berhubungan
dengan rohaniah termasuk dalam hal ini ialah
a) Intelegensi
Faktor intelegensi adalah faktor indogin yang
sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar
anak. Bila mana pembawaan intelegensi anak memang
rendah, maka anak tersebut akan sukar untuk mengerti
apa yang di pelajarinya, sehingga perlu bantuan dari
33
belajarnya. Kendatipun anak sudah belajar dengan
sebaik-baiknya. Kalau memang intelegensinya rendah,
maka ia akan mengalami kesukaran dalam belajarnya.
Andai kata anak tersebut kita marahai terus menerus hal
itu tidak akan berpengaruh signifikan terhadap siswa.
Selain faktor intelegensi atau kecerdasan ada pula
faktor lain yaitu cacat mental, cacat yang di bawa sejak
lahir, termasuk cacat ini adalah : idiot embisilitas, dan
debilitas.
b) Perhatian.
Perhatian juga merupakan faktor penting dalam
usaha belajar anak, untuk dapat menjamin belajar yang
baik, anak harus ada perhatian terhadap apa yang di
pelajarinya. Apabila bahan pelajaran tidak menarik
baginya, maka timbullah rasa bosan, malas, dan belajar
haruslah di kejar-kejar, sehingga prestasi belajar
siswapun turun.Untuk itu pendidik harus mengusahakan
agar pelajaran yang di berikan menarik minat siswa.
c) Minat
Bahan pelajaran menarik minat/keinginan anak
akan dapat di pelajari oleh anak dengan
sebaik-baiknya. Sebaiknya bahan yang tidak sesuai
34
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya. Ia segan utnuk belajar. Minat seringkali timbul
jika ada sebuah perhatian. Karena itu untuk
menimbulkan minat kita sebaiknya juga harus
menimbulkan perhatiaannya, misalnya dengan
menghubungkan pelajaran satu dengan pelajaran
lainnya. Atau di hubungkan dengan hal-hal yang
menarik bagi anak.
d) Bakat
Sering kita mendengar bahwa pelajaran itu tidak
sesuai dengan bakatnya .
e) Emosi
Kadang kala ada anak yang tidak begitu stabil
emosinya, sehingga dapat mengganggu belajarnya.
Misalnya ada maslah yang kecil saja dapat timbul
emosi yang mendalam, sampai menimbulkan
gejal-gejala negatif tak sadarkan diri, kejang dan sebagainya.
Dalam keadaan emosi yang seperti ini tentu belajarnya
akan mengalami hambatan-hambatan
b. Faktor endogen
Selain faktor indogen (yang datang dari diri sendiri). Ada
35
macamnya lebih banyak. Faktor yang ini meliputi faktor
keluarga, sekolah dan masyarakat.
1) Lingkungan keluarga
Faktor ini meliputi faktor orang tua, suasana runah, dan
keadaan ekonomi keluarga.
a) Faktor orang tua
Faktor orang tua merupakan faktor yang besar
pengaruhnya terhadap kemajuan peserta didik. Orang
tua yang dapat mendidik anak-anaknya enggan cara
memberikan penddikan yang baik tentu anak akan
sukses dalam belajarnya. Sebaliknya orang tua yang
tidak mengindahkan pendidikan anak-anaknya, acuh
tak acuh, bahkan tidak memperhatikan sama sekali,
tentu tidak akan berhasil dalam belajarnya. Misalnya
anak yang tidak di perintahkan untuk belajar secara
teratur dan tidak di berikan bimbingan, akhirnya akan
menemui kesulitan dalam belajar dan segan untuk
belajar.
b) Faktor suasana rumah
Lingkungan keluarga yang lain yang dapat
mempengaruhi usaha belajar anak dalah faktor suasana
36
ramai tidak akan memberikan kesempatan kepada anak
untuk belajar dengan baik.
c) Faktor ekonomi keluarga
faktor ekonomi banyak menentukan juga dalam
belajar anak. Misalnya anak dari keluarga mampu
dapat membeli alat sekolah dengan lengkap sebaliknya
dengan keluarga yang ekonominya kurang begitu baik.
Dan hal ini akan berpengaruh besar pada siswa yang
belajar
2) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah terkadang menjadi faktor
hambatan bagi anak.Termasuk dalam hal ini misalnya.
a) Cara penyajian pelajaran yang kurang baik. Dalam hal
ini misalnya karena guru kurang persiapan atau kurang
menguasai buku-buku pelajaran. Sehingga dalam
menerangkannya kepada anak kurang baik dan sukar di
mengerti oleh anak. Begitu pula metode dan sikap guru
yang kurang baik dapat membosankan kepada anak
b) Hubungan guru dan murid yang kurang baik. Biasanya
bila anak tersebut menyukai gurunya, akan suka pula
dengan pelajaran yang di berikannya. Sebaliknya bila
37
baik. Maka dia akan sukar pula memahami pelajaran
yang di berikan oleh gurunya.
c) Hubungan antara anak dan anak kurang menyenangkan.
Hal ini terjadi pada anak yang di asingkan /di benci oleh
temannya. Anak yang di benci akan mengalami tekanan
batin pada dirinya dan menghambat kemajuan
belajarnya.
d) Bahan pelajaran yang sudah tinggi di atas kemampuan
seorang anak
e) Alat-alat belajar di sekolah yang serba tidak lengkap.
f) Jam-jam pelajaran yang kurang baik. Misalnya sekolah
yang masuk siang di mana udara sangat panas dan
memiliki pengaruh untuk melelahkan siswa
3) Lingkungan masyarakat
Termasuk lingkungan masyarakat yang dapat
menghambat kemajuan bealajar anak antara lain.
Media-media yang berada di masyarakat seperti
bioskop, radio, televisi, majalah, dan sebagainya yang dapat
berpengaruh jelek (negatif) pada diri siswa.
a) Teman bergaul yang memberikan pengaruh tidak baik
b) Corak kehidupan sosial masyarakat sekitar lingkungan
38
siswa. sehingga dapat mempengaruhi semangat belajar
siswa.
Lebih lanjutnya menurut Arikunto (1993:21-22) menambahkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah ketika sejak
awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia,
banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang
efektif. Dan faktor-faktor tersebut dibedakan atas dua jenis yaitu yang
bersumber dari dalam diri manusia yang belajar yang disebut faktor
intern dan faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar
yaitu disebut sebagai faktor eksternal.
C. Teori belajar
Pada mulanya teori-teori belajar itu dikembangkan oleh para ahli
psikologi. Adapun beberapa teori menurut Sardiman (1994:31-37).yaitu:
a. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini, jiwa manusia itu terdiri dari
bermacam-macam daya. Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka
untuk memenuhi fungsinya.
b. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Gesalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari
bagian-bagian / unsur. Sebab keberadaannya keseluruhan itu
juga lebih dulu sehingga dalam kegiatan belajar bermula pada
39
belajar jika mendapatkan insight.insight ini diperoleh kalau
seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur
dalam situasi tertentu.
c. Teori belajar menurut Ilmu jiwa Asosiasi
Ilmu jiwa Asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu
sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau
unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua teori yang sangat terkenal
yakni:
1. Teori konektionisme
Menurut Thorndike, dasar dari belajar itu adalah asosiasi
antara kesan panca indera ( sense impresion) dengan impuls
untuk bertindak (impuls to action).
2. Teori conditioning
Dalam praktek kehidupan sehari-hari pola seperti itu
banyak terjadi. Seseorang itu akan melakukan sesuatu
kebiasaan karena adanya ssuatu tanda.
Menurut purwanto (1987:106) mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut
faktor individual, dan
b. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial.
40
kematangan/ pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan
faktor pribadi.
Lebih lanjut untuk teori belajar menurut Ahmadi (1978:21) bahwa
menurut Ilmu Iiwa Gesalt mengemukakan:
a. Keseluruhan memiliki arti lebih luas dari pad jumlah
bagian-bagiannya. Manusia dipandang sebagai organisme yang
berfikir dan bertindak sebagai suatu keseluruhan.
b. Teori ini tidak mengakui adanya bagian-bagian otak yang
mempunyai fungsi-fungsi tertentu seperti pendapat teori
daya.
c. Manusia sebagai makhluk yang aktif, yang selalu berada
dalam keadaan interaction dengan lingkungannya.
D. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara untuk menyampaiakan
pembelajaran dengan menggunakan cara mempertunjukkan dan
memperagakkan dengan alat peraga disertai dengan penjelasan. Dan
untuk lebih lanjutnya menurut Djamarah dan Zain (1997:102)
mengemukakan bahwa Metode Demonstrasi adalah cara penyajian
bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada
41
baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan
lisan.
Lebih lanjut menurut Dja’far (1995:31-31) mengemukakan bahwa
Metode Demonstrasi adalah methode mengajar dengan jalan guru atau
bantuan orang lain memperlihatkan kepada murid-murid proses atau
kaifiyat melakukan sesuatu dan menurut Usman (2002:106)
mengatakan bahwa Demonstrasi adalah tekhnik mengajar yang sudah
tua dan telah digunakan sejak lama misalnya seperti seoranag ibu yang
mengajarkan cara memasak suatu makanan kepada anak-anaknya
dengan mendemonstrasikan dimuka mereka.
2. Ketentuan menggunakan metode Demonstrasi
Syaratpenggunaan Metode Demonstrasi menurut Dja’far (1995:31)
yaitu:
a. Memantapkan ketrampilan tertentu
b. Akan memudahkan pemberian penjelasan, karena
penggunaan bahasa lisan/ tertulis terbatas.
c. Akan memperlihatkan kepada murid-murid proses jalannya
suatu peristiwa.
3. Langkah-langkah dalam penerapan Metode Demonstrasi
Menurut Asnawir (2002:108) Langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam melaksanakan demonstrasi, yaitu :
42
b. Guru menjelaskan kepada anak-anak apa yang direncanakan
dan apa yang akan dikerjakan
c. Guru mendemonstrasikan kepada anak-anak secara
perlahan-lahan, serta memberikan penjelasan yang cukup singkat
d. Guru menugaskan kepada siswa agar melakukan demonstrasi
sendiri langkah demi langkah dan disertai penjelasan
4. Kelebihan Metode Demonstrasi
Kelebihan Metode Demonstrasi menurut Djamarah (1997:102-103)
yaitu:
a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret,
sehingga menghindari verbalist (pemahaman secara kata-kata atau
kalimat)
b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
c. Proses pengajaran lebih menarik
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara
teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri
Lebih lanjutnya kelebihan Metode Demonstrasi menurut Dja’far
(1995:31) yaitu:
a. Mendorong prinsip kerja sendiri bagi murid-murid
b. Pelajaran dapat dihayati dengan sepenuh jiwa raga, karena
43
c. Mempermudah pemusatan minat dan perhatian murid-murid yang
tertuju kepada apa didemonstrasikan atau dieksperimenkan
d. Masalah-masalah yang timbul dalam hati anak langsung terjawab,
karena itu mengurangi kemungkinan salah pengertian dan
pengambilan kesimpulan yang keliru
5. Kekurangan Metode Demonstrasi
Adapun kekurangan-kekurangan Metode Demonstrasi menurut
Dja’far (1995:31) yaitu:
a. Memerlukan waktu lama dan dengan fasilitas perlengkapan/
alat-alat pelajaran yang cukup
b. Metode ini sukar dilaksanakan apabila murid-murid tidak
dimatangkan sebelumnya
Untuk selanjutnya menurut Djamarah (1997:103) mengemukakan
bahwa kekurangan Metode Demonstrasi antara lain:
a. Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena
tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan
tidak efektif
b. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai
tidak selalu tersedia dengan baik
c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
44
yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran
lain
E. Gaya
1. Pengertian Gaya
Gaya adalah gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan
bergerak. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda
bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah. Gaya dapat di bedakan
menjadi tiga macam yaitu gaya gravitasi, gaya gesek dan gaya magnet.
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
a. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara gaya, gerak dan energy, serta
fungsinya
b. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan hubungan antara gerak dan energy melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gerak dan gaya magnet)
3. Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi adalah suatu gaya yang berasal dari dalam bumi
yang dapat menarik benda jatuh ke bumi. Gaya gravitasi sering disebut
juga gaya tarik bumi. Dengan adanya gaya gravitasi, bumi berputar
pada porosnya. Gaya ini juga yang menyebabkan umat manusia dapat
45
darr ketinggian tertentu tentunya berbeda-beda. Hal ini disebabkan
karena gaya gravitasi dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk benda
tersebut.
Selain bumi, bulan juga mempunyai gaya gravitasi yang besarnya
hanya seperenam kali gaya gravitasi bumi. Oleh karena itu, berat suatu
benda dibulan dapat menjadi lebih ringan daripada saat berada dibumi.
4. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua permukaan
benda yang saling bersentuhan dan berlawanan arah. Untuk
menghentikan gerakan suatu benda, diperlukan gaya gesek yang besar.
Untuk memperlancar gerakan suatu benda, gaya gesek harus
diperkecil.
Gaya gesek dapat diperbesar dengan cara, antara lain:
a. Memperkasa permukaan dua benda
b. Mengeringkan dan membersihkan permukaan benda yang
basah
Gaya gesek dapat diperkecil dengan cara, antara lain:
a. Menghaluskan permukaaan kedua benda
b. Memasang benda bulat diantara kedua permukaan benda
c. Memperlicin permukaan dengan pelumas, seperti oli dan
46
Jenis permukaan mempengaruhi gaya gesek. Permukaan yang
kasar menghasilkan gaya gesek yang besar. Oleh karena itu benda
sukar bergerak diatas permukaan yang kasar, sebaliknya
permukaan licin menghasilkan gaya gesek yang kecil. Oleh karena
itu benda mudah bergerak diatas permukaan yang licin.
A. Manfaat Gaya Gesek
Berapa manfaat gaya gesekan yang dapat kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari adalah sebaga berikut:
a. Membantu benda bergerak tanpa tergelincir, contohnya ,
permukaan aspal jalan raya dibuat agak kasar. Hal ini
bertujuan agar mobil tidak slip ketika bergerak diatasnya.
Adanya gesekan antara ban dan aspal menyebabkan mobil
dapat bergerak tanpa tergelincir.
b. Menghentikan benda yang sedang bergerak. Contohnya
rem pada sepeda digunakan agar sepeda yang kita naiki
dapat berhenti ketika sedang bergerak. Gesekan antara
karet rem dengan peleg membuat laju sepeda akan semakin
lambat ketika direm.
c. Menahan benda-benda agar tidak bergeser. Gaya gesek
mampu menahan benda agar tidak tergelincir. Tanpa
adanya gaya gesek, perabotan rumah seperti meja, kursi,
47
B. Kerugian Gaya Gesek
Beberapa kerugian gaya gesekan yang dapat kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
a. Menghambat gerakan. Contohnya adanya gesekan antara
ban sepeda dengan aspal membuat kita harus mengayuh
sepeda dengan tenaga yang lebih besar. Hal ini
menunjukkan bahwa gaya gesekan menghambat gerakan
suatu benda.
b. Menyebabkan aus. Contohnya ban sepeda menjadi gundul
atau sepatu yang kita pakai untuk sekolah bagian bawahnya
menjadi tipis akibat gesekan antara ban dan aspal. Jadi
gesekan menyebabkan benda-benda menjadi aus.
c. Memboroskan energi untuk mengatasi gaya gesek.
Misalnya, kamu memerlukan tenaga yang lebih kuat untuk
menarik benda diatas karpet daripada benda diatas lantai
yang licin
5. GayaMagnet
Magnet adalah logam yang dapat menarik benda-benda lain yang
juga terbuat dari logam. Magnet berasal dari kata “magnesia”.
Magnesia itu adalah nama sebuah daerah kecil di Asia. Dahulu
ditempat itulah orang pertama kali menemukan batu yang mampu
48
tergolong magnet alam. Magnet dibagi menjadi dua macam yaitu
magnet alam yang diperoleh dari tambang yaitu jenis logam yang
dijadikan magnet oleh manusia. Magnet memiliki bentuk
bermacam-macam diantaranya magnet batang, magnet silinder, magnet jarum,dll.
Bendayang dapat ditarik oleh magnet disebut benda magnetik,
contohnya besi, baja, nikel. Sedangkan benda yang tidak dapat ditarik
oleh magnet disebut non magnetik contohnya kayu, karet, kertas, kaca.
Daerah disekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet
disebut medan magnet.
Berdasarkan sifat benda, yaitu dapat ditarik atau ditolak oleh
magnet, benda-benda magnetik dapat dibedakan menjadi tiga
macam,yaitu benda ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik
a. Benda ferromagnetik
Benda ferromagnetik adalah benda yang dapat ditarik
sangat kuat oleh magnet. Contohnya besi, baja, dan kobalt.
b. Benda paramagnetik
Benda paramagnetik adalah benda yang dapat ditarik
dengan lemah oleh magnet. Contoh tembaga, emas, dan
alumunium.
c. Benda diamagnetik
Benda diamagnetik adalah benda yang mengalami tolakan