• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Mata pelajaran SKI Materi Bangsa Arab Pra Islam Melalui Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas X Agama Semester I MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Mata pelajaran SKI Materi Bangsa Arab Pra Islam Melalui Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas X Agama Semester I MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018. - Test Repository"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SKI MATERI BANGSA ARAB PRA ISLAM

MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS X AGAMA SEMESTER I MAN TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh TRIYANTO NIM 11113069

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

َّ نِا

َّ

ََّعَم

َّ

َِّرْسُعْلا

َّ

اًرْسُي

“SESUNGGUHNYA BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN

(QS. AL-INSYIRAH :6)”

“MUSUH SESEORANG UNTUK MAJU ADALAH BERASAL DARI DIRINYA

SENDIRI”

PERSEMBAHAN Untuk Ibuku Partiyem yang telah berjuang keras membiayai

pendidikanku hingga sampai jenjang perguruan tinggi ini

Untuk Alm. Bapak (Narto Sartono) yang saya cintai

Untuk kakak-kakakku (Giyarti dan Ngadiyanto) yang selalu mendukungku

Untuk Ust. Abdullah Rifqi yang telah banyak membantuku

Untuk sahabat-sahabatku (Azis, Arsyad, Pujo, Anwar, Kewes, Azizah,

Dara) yang telah banyak membantu dan selalu mendukungku

Untuk rekan-rekan futsal Rebonan FC

Untuk teman-teman seperjuangan PAI 2013

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada bimbingan kita Nabi Muhammad Saw., yang telah mencapai puncak kesuksesan tertinggi sepanjang kehidupan manusia yang pernah ada. Serta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun materiil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, melalui ruang penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag., selaku dosen Pembimbing Akademik 5. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi.

(7)

7. Kepala Madrasah Aliyah Negeri Tengaran yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Ibu Nur Azizah Guru Mapel SKI Kelas X Agama yang telah membantu penulis mengadakan penelitian.

9. Seluruh siswa kelas X Agama MAN Tengaran yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.

10.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah Swt. Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki oleh penulis sendiri. Untuk itu, kritik dan saran terbuka luas dan selalu penulis harapkan dari pembaca yang budiman guna kesempurnaannya. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini mampu memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Salatiga, 9 September 2017

Triyanto

(8)

ABSTRAK

Triyanto. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran SKI Materi Bangsa Arab Pra Islam Melalui Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas X Agama MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur, M.Pd.

Kata Kunci: metode pembelajaran, cooperative script,hasil belajar

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar SKI melalui strategi pembelajaran berbasis cooperative script pada siswa kelas X Agama MAN Tengaran. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah Apakah metode pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan prestasi belajar SKI materi Bangsa Arab Pra Islam siswa kelas X Agama MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran SKI materi Bangsa Arab Pra Islam melalui metode Cooperative Script pada siswa kelas X Agama MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018

penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Tekhnik pengumpulan data ini menggunakan metode observasi, metode dokumentasi, dan metode tes. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Agama MAN Tengaran sebanyak 32 siswa. Dari hasil penelitian ini menujukkan bahwa nilai rata-rata siswa kelas X Agama pada pra siklus 65,16, siklus I 69,84, siklus II 82,03, dan siklus III 93,12. Sedangkan untuk presentase kelulusan pada pra siklus 31,25%, siklus I 62,5%, siklus II 84,4%, dan di siklus III 96,8%.

(9)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18

B. Metode Pembelajaran Cooperative Script ... 37

1. Pengertian Metode Cooperative Script ... 37

2. Langkah-langkah Metode Cooperative Script ... 41

3. Kelebihan dan kekurangan Metode Cooperative Script ... 42

(10)

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam ... 43

2. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam ... 45

3. Materi Sejarah Kebudayaan Islam Bangsa Arab pra Islam ... 46

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 46

B. Subyek Penelitian ... 56

1. Jumlah Peserta Didik ... 56

2. Nilai Pra Siklus ... 58

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 59

4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 61

5. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 64

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 73

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 76

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 82

B. Pembahasan... 102

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 84

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Siklus I Lampiran 2. RPP Siklus II Lampiran 3. RPP Siklus III

Lampiran 4. Nilai Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan II Lampiran 5. Lembar Observasi Guru Siklus I

Lampiran 6. Lembar Observasi Guru Siklus II Lampiran 7. Lembar Observasi Guru Siklus III Lampiran 8. Lembar Observasi Siswa Siklus 1 Lampiran 9. Lembar Observasi Siswa Siklus II Lampiran 10. Lembar Observasi Siswa Siklus III Lampiran 11. Foto Kegiatan Pembelajaran

Lampiran 12.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 13.Lembar Konsultasi

Lampiran 14. Pembimbing Skripsi Lampiran 15.SKK

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.Struktur Organisasi MAN Tengaran Tabel 3.2. Keadaan Guru MAN Tengaran Tabel 3.3. Keadaan Siswa MAN Tengaran Tabel 3.4. Sarana dan Prasarana MAN Tengaran Tabel 3.5. Program Kurikuler MAN Tengaran Tabel 3.6. Ekstrakurikuler MAN Tengaran

Tabel 3.7. Daftar Nama Peserta Didik X Agama MAN Tengaran Tabel 3.8. Nilai Pra Siklus

Tabel 3.9. Hasil Evaluasi Pra Siklus Tabel 4.1.Nilai Ulangan Pra Siklus Tabel 4.2.Hasil Evaluasi Siklus I

Tabel 4.3.Data Peningkatan Jumlah Siswa tuntas Sikluis I Tabel 4.4.Hasil Evaluasi Siklus II

Tabel 4.5.Data Peningkatan Jumlah Siswa tuntas Sikluis II Tabel 4.6.Hasil Evaluasi Siklus III

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan menuju tercapainya tujuan tersebut perlu disampaikan upaya perbaikan sistem pembelajaran inovatif yang merangsang siswa untuk mencintai yang akhirnya mau mempelajari secara seksama terhadap suatu mata pelajaran.Dalam hal ini pendidik mempunyai peran yang sangat dominan untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang di sampaikan, karena model pembelajaran yang tepat akan sangat menentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(14)

maupun tutorial.Penggunaan model pembelajaran dapat memperlancar proses pembelajaran sehingga akan tercapai tujuan yang efektif dan efisien. Para ahli juga mengatakan bahwa masalah mengajar adalah masalah setiap orang dalam mengajar oleh karena itu sangatlah dibutuhkan berbagai metode untuk proses pembelajaran(Subrata, 2008:228).

Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas X Agama MAN Tengaran, dinilai rendah dan masih jauh dari yang diharapkan. Faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya hasil yang dicapai siswa, adalah proses pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang monoton sehingga kurang menarik bagi siswa, serta kurangnya aktivitas kreatif/paikem yang terjadi pada siswa, penggunaan media pembelajaran yang monoton tersebut menyebabkan siswa merasa bosan dan jenuh. Adakalanya penerapan metode yang monoton menjadikan siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran, dan pembelajaran cenderung berpusat pada guru.

(15)

ini adalah Cooperative Script yang dikembangkan pertama kali pada 1994 oleh Lorna Curran.

Slavin (1994:175) mengatakan bahwa salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa adalah pembelajaran dengan model cooperative script. Dengan meningkatkan daya ingat siswa pada materi yang telah di peroleh sebelumnya, dapat pula mempermudah meningkatkan kreativitas siswa karena kreativitas siswa merupakan kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkan data dan informasi yang sudah ada.Cooperative script adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari (Miftahul a’la, 2011: 97).

Untuk itu, maka guru dituntut agar mampu mengelola kelas dengan baik dan memperhatikan metode yang tepat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, peneliti mengambil judul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran SKI Materi

Bangsa Arab Pra Islam Melalui Metode Cooperative Script Pada Siswa Kelas X Agama Semester I MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018”. B. Rumusan Masalah

(16)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Metode Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran SKI materi bangsa arab pra Islam pada siswa kelas X Agama semester I di MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis adalah salah satu jawaban yang bersifat sementara yang terkumpul. (Ari Kunto, 2009: 67). hipotesis adalah tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi. (Mulyasa, 2011: 63). Dari kedua pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atas kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian yang mungkin benar atau salah. Hipotesis ini akan diterima jika benar dan akan ditolak jika salah.

Dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis sebagai berikut, “Jika metode Cooperative Script dapat diterapkan dengan baik pada mata

pelajaran SKI materi bangsa arab pra Islam dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Agama semester I MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018.” Indikator keberhasilan adalah 85% tercapai nilai KKM

sebesar 75.

E. Manfaat Penelitian

(17)

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan baru tentang implementasi metode Cooperative Script sebagai upaya peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran SKI sebagai dasar penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Meningkatkan motifasi guru dalam memperbaiki strategi pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

c. Dapat digunakan sebagai pembaharuan pendidikan di sekolah. d. Dapat digunakan untuk perbaikan strategi dalam proses belajar

mengajar F. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

(18)

hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar’. Dengan adanya hasil

belajar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dan tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Djamarah dan Zain (2006: 121) mengemukakan bahwa setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai dimana hasil (hasil) belajar yang telah dicapai. Proses belajar tidak mungkin dicapai begitu saja, banyak faktor yang mempengaruhi sehingga seorang anak mampu mencapai hasil atau keberhasilan dalam belajar. Pada umumnya hasil atau keberhasilan belajar seorang murid, dalam hal ini siswa kelas X MAN Tengaran sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dilaksanakan oleh anak itu sendiri. Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Syah (2006: 144) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari dua faktor, yaitu faktor yang datangnya dari dalam diri individu siswa (internal factor), dan faktor yang datangnya dari luar diri individusiswa (eksternal factor).

2. Metode Cooperative Sript

(19)

mencari pasangan. Metode ini merupakan salah satu alternative yang dapat diterapkan kepada siswa. Metode Cooperative Script merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). (Miftahul Huda, 2013: 251).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan metode Cooperative Script menurut Riyanto (2009: 280) adalah :

a. Guru mengkondisikan para siswa untuk berpasangan / berkelompok.

b. Guru membagikan materi kepada masing-masing kelompok dan mengarahkannya untuk di baca lalu dibuat ringkasan dari materi tersebut.

c. Guru dan siswa membuat ketetapan terkait siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

(20)

e. Bergantian peran, yang tadinya perannya sebagai pembicara diganti perannya menjadi pendengar begitu juga sebaliknya. f. Proses pembuatan kesimpulan atas pembelajaran yang telah

dilakukan oleh guru dan para siswanya secara bersama-sama.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian

Penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis menggunakan 4 (empat) tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Langkah-langkah ini terus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam spiral yang menyangkut aspek tersebut, (Arikunto, 2009 : 16).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam mata pelajaran SKI, rancangan penelitian yang dibuat adalah sebagai berikut:

a. Melihat kondisi ril proses pembelajaran dan hasil ulangan siswa dan catatan mengenai siswa dari guru pengampu mata pelajaran SKI.

b. Menyiapkan media dan fasilitas pendukung metode pembelajaran. c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(21)

2. Tempat dan Waktu

Tempat waktu penelitian dilakukan di MAN Tengaran yang beralamat: Jl. Raya Solo – Semarang KM. 10, Tengaran, Semarang, Jawa Tengah 50775. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan.

3. Subjek Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, subyek yang menjadi penelitian adalah siswa siswi kelas X Agama MAN Tengaran.

Di bawah ini table data jumlah siswa kelas X Agama MAN Tengaran tahun pelajaran 2017

KELAS

SISWA

JUMLAH

Putra Putri

X Agama 10 22 32

4. Langkah-langkah

(22)

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam empat tahapan tiap siklusnya, dan terdiri dari tiga siklus.

a. Perencanaan (planning)

1) Merencanankan materi pembelajaran akhlak SKI materi bangsa arab pra islam.

2) Menentukan kompetensi dasar dalam RPP

3) Peneliti menetapkan penggunaan metode Cooperative Script. 4) Peneliti merancang strategi dan skenario penenarapan

pembelajaran yang dapat mengaktifkan proses dan meningkatkan hasil belajar.

5) Membuat alat peraga penunjang pembelajaran. 6) Menyusun lembar kerja siswa berbentuk tes. b. Penerapan tindakan (Action)

Pada tahapan ini, rancangan scenario dan strategi penerapan pembelajaran diterapakn di kelas. Gambaran scenario tindakan yang akan dilakukan :

(23)

2) Proses kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

3) Peneliti memberikan kesimpulan terhadap hasil jawaban yang dipresentasikan.

4) Peneliti mengadakan evalusi tes hasil dari proses pembelajaran tersebut. Penilaian siswa diperoleh melalui pre test dan post test pada tiap-tiap siklus, kemudian dibandingkan antara pre test dan post test sehingga akan diketahui adanya peningkatn atau penurunan.

c. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation)

Pengumpulan data kegiatan pembelajaran melalui lembar observasi guru dan lembar observasi siswa melalui penilaian. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung dalam pengumpulan data siswa mengenai aspek di atas secara cermat.

d. Refleksi (Reflecting)

(24)

melalui siklus selanjutnya sebagai upaya menyempurnakan tindakan yang telah dilksanakan.

5. Pengumpulan Data a. Metode Tes

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. (Eko Putro Widoyoko, 2009: 45). Menurut (Acep Yoni, 2012: 58) Tes akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, baik sebelum dilaksanakan tindakan maupun setelah dilakukan tindakan.

Metode ini digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi atau hasil belajar siswa, yang diberikan sebelum penelitian (pre test) dan setelah siswa mendapatkan tindakan (post test) dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan.

b. Metode Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. (Arikunto, 2007: 127). Peneliti menggunakan metode ini untuk mengamati, mendengarkan dan mencatat langsung terhadap pelaksanaan Metode Cooperative Script pada mata pelajaran SKI.

(25)

Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkip, notulen rapat, agenda dan lain-lain. (Sugiono, 2011: 145). Metode dokumentasi Peneliti menggunakan cara ini untuk mencari data mengenai nilai KKM, nilai prestasi belajar SKI, Proses belajar Mengajar (PBM) sebelum tindakan serta untuk mencari data tentang keadaan madrasah yang diteliti.

6. Instrument Penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa:

a. Soal tes pada setiap siklus.

b. Lembar observasi siswa terdiri dari keaktifan siswa

c. Lembar observasi guru terdiri dari penggunaan media dan penerapan metode.

7. Analisis Data

Data yang dianalisa adalah data pengamatan aktivitas siswa, pengamatan aktivitas guru, dan prestasi belajar siswa yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian tindakan kelas, yang berupa nilai dari masing-masing pengamatan setelah diberikan tes pada setiap akhir siklus. Sebagaimana bentuk penelitian ini maka teknik analisis data adalah mencari ketuntasan pada setiap siklus.

(26)

Rangkaian penelitian disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan,halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar lampiran-lampiran, dan daftar tabel.

2. Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab yaitu:

BAB I : Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian dan analisis data serta sistematika penulisan.

BAB II : Menjelaskan tentang kajian pustaka yang meliputi tentang kerangka pemikiran yang meliputi belajar, hasil belajar, penerapan metode pembelajaran Cooperative Script serta mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi Bangsa Arab pra Islam.

(27)

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan yaitu bab yang menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan.

BAB V : Penutup, yaitu bab yang menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara dinamis dan membekas”, (Winkel, 2001: 36).

Lebih lanjut dinyatakan bahwa “belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman” (Wasty Soemanto, 2009: 99). Adapun belajar menurut

pengertian secara psikologis, adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku, (Slameto, 2002: 2).

Sementara itu, Sardiman dalam pengertian luas mengatakan “belajar dapat diartikan sebagai psiko-fisik menuju keperkembangan pribadi seutuhnya”. Kemudian dalam arti sempit, “belajar dapat

(29)

Dari beberapa pengertian belajar menurut para ahli diatas, maka dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suattu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relative menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi, seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku yang relative tetap. Keberhasilan belajar siswa biasanya ditunjukkan dengan nilai ujian dalam bentuk angka atau symbol yang diberikan oleh guru dalam suatu mata pelajaran tertentu. Nilai tersebut merupakan pencerminan hasil usaha kegiatan belajar yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

2. Pengertian Hasil Belajar

Setiap saat dalam kehidupan manusia selalu mengalami proses pembelajaran. Belajar dilakukan manusia secara formal maupun informal, dimana dalam proses pembelajaran akan di peroleh hasil belajar setelah pembelajaran segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Perubahan- perubahan pada siswa inilah yang dinamakan hasil belajar.

Menurut Nana (1996) “hasil belajar adalah kemampuan

(30)

kemampuan siswa dan tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Djamarah dan Zain (2006: 121) mengemukakan bahwa setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai dimana hasil belajar yang telah dicapai. Proses belajar tidak mungkin dicapai begitu saja, banyak faktor yang mempengaruhi sehingga seorang anak mampu mencapai hasil atau keberhasilan dalam belajar. Pada umumnya hasil atau keberhasilan belajar seorang murid, dalam hal ini siswa kelas X MAN Tengaran sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dilaksanakan oleh anak itu sendiri. Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Untuk itu, Syah (2006: 144) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari dua faktor, yaitu faktor yang datangnya dari dalam diri individu siswa (internal factor), dan faktor yang datangnya dari luar diri individusiswa (eksternal factor).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat di golongkan dalam dua bagian yaitu faktor intern dan ekstern. Menurut Slameto, (1991: 56), sebagai berikut:

a. Faktor Intern adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor-faktor intern ini antara lain :

(31)

Faktor jasmaniah meliputi : a) Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah dan gangguan lainnya.

b) Cacat Tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat, belajarnya juga akan terganggu. Jika hal itu terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus.

2) Faktor Psikologis

Ada tujuh faktor Psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor itu adalah :

a) Intelegensi

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai intelegensi yang rendah.

b) Perhatian

(32)

perhatian siswa maka akan timbulah kebosanan sehingga tidak suka lagi belajar.

c) Minat

Kalau seseorang tidak berminat mempelajari sesuatu, tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik, sebaliknya bila seseorang berminat untuk mempelajari sesuatu, maka hasilnya akan lebih baik.

d) Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar seseorang. Apabila seseorang belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya, maka kemungkinan keberhasilannya akan lebih besar.

e) Motif

Dalam proses belajar haruslah di perhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan/menunjang belajar. f) Kematangan

Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang) jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan tergantung dari kematangan dalam belajar.

(33)

Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan lebih baik.

b. Faktor Ekstern.

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

1) Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa :

a) Cara Orang Tua Mendidik

Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya.

b) Relasi Antara Anggota Keluarga

Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih saying, disertai dengan bimbingan orang tua dan bila perlu hukuman untuk mensukseskan belajar anak.

c) Suasana Rumah

(34)

Didalam rumah yang selain anak kerasan / betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik.

d) Keadan Ekonomi Keluarga

Anak yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar. Fasilitas belajar dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini adalah: a) Metode Mengajar

Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menerangkannya tidak jelas, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya.

b) Kurikulum

(35)

c) Relasi Guru dan Siswa

Dalam relasi yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga menyukai pelajarannya yang diberikan, sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. d) Relasi siswa dengan siswa

Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan temen lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan batin, atau diasingkan oleh kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya.

e) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannnya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. f) Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula untuk menerima oleh siswa-siswi untuk menerima bahan yang diajarkan.

g) Waktu Sekolah

(36)

sehingga mereka mendengarkan pelajaran dengan / sambil ngantuk dan sebagainya.

h) Standar pelajaran di atas ukuran

Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. i) Keadaan Gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik siswa menuntut keadaan gedung harus memadai didalam setiap kelas.

j) Metode Belajar

Cara belajar yang tepat dan efektif akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Demikian juga dalam pembagian waktu untuk belajar.

k) Tugas Rumah

Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak member tugas yang harus dikerjakan di rumah.

3) Faktor Masyarakat

(37)

masyarakat ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, dan teman bergaul.

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Siswa harus dapat membatasi kegiatannya dalam masyarakat agar belajarnya tidak terganggu.

b) Mess media

Mass media yang baik dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa, dibaliknya mass media yang jelek juga memberikan pengaruh yang jelek pada siswa. Maka perlulah siswa mendapat bimbingan dan kontrol yang bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

c) Teman bergaul

Agar dapat belajar dengan baik, maka perlulah di usahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik.

4. Faktor penyebab kesulitan belajar

(38)

berkemampuan rata, sehingga siswa yang berkategori di luar rata-rata tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk berkembang.

Dari sinilah kemudian timbul kesulitan belajar, yang juga dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang sesuai dengan harapan. Faktor yang menghambat belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan umum dari dalam diri siswa sendiri. Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psikofisik siswa yakni:

1) Bersifat kognitif seperti rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi siswa.

2) Bersifat Afektif seperti labilnya emosi dan sikap.

3) Bersifat psikomotor seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran.

b. Faktor ekstern siswa, yakni meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga macam:

(39)

2) Lingkungan perkampungan atau masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh dan teman sepermainan yang nakal.

3) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk, kondisi guru serta alat-alat belajar yang buruk, (Muhibbin Syah, 2010: 207).

untuk mendapatkan jalan keluar dari masalah kesulitan belajar pada siswa ada beberapa langkah yang dilalui yaitu:

a. Diagnosis Kesulitan belajar

Sebelum menetapkan alternatif pemecahan kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan untuk menetapkan jenis kesulitan belajar siswa.

Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya jenis kesulitan belajar atau disebut diagnostik. Banyak langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal adalah Prosedur Weener dan Senf (1982) sebagai berikut:

1) Melakukan observasi kelas

(40)

3) Mewawancarai orang tua atau wali siswa

4) Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu 5) Memberikan tes kemampuan intelegensi

b. Analisis Hasil Diagnosis

Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan yang dialami siswa dapat diketahui secara pasti. c. Menentukan Kecakapan Bidang Bermasalah

Berdasarkan hasil analisis tadi, guru diharapkan dapat menentukan bidang kecakapan tertentu yang dianggap bermasalah dan memerlukan perbaikan. Bidang-bidang kecakapan bermasalah dapat dikategorikan menjadi tiga macam:

1) Bidang kecakapan bermasalah yang dapa ditangani oleh guru sendiri.

2) Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru dengan bantuan orang tua.

3) Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani baik oleh guru maupun orang tua.

5. Indikator Keberhasilan

(41)

terdapat ≥ 85% siswa yang telah mencapai KKM mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu sebesar 75.

B. Metode Pembelajaran Cooperative Script 1. Pengertian Metode Cooperative Script

Metode Cooperative Script adalah salah satu dari beberapa metode yang ada di model pembelajaran kooperatif ( Cooperative Learning ). Metode ini dikemukakan oleh Danserau dan kawan-kawan pada tahun 1985, (Yatim Riyanto, 2009: 284).

Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri (Suyatno, 2009: 51). Pada pembelajaran kooperatif para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang ditentukan, dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan didiskusikan untuk memecahkan masalah ( tugas ).

Adapun pengertian Pembelajaran Kooperatif adalah sebagai berikut :

(42)

b. Pembelajaran kooperatif adalah pmbelajaran yang menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur, tugas, tujun, dan hadiah, (Ibrahim, 2002: 3).

c. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalamkelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan 4-6 orang dalam struktur kelompok heterogen, (Sujono, 2009: 12).

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan adanya kerjasama antara siswa dalam suatu kelompok kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan belajar bersama.

Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlihat secara aktif dalam proses berfikir dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa ahli mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerjasama dan membantu teman. Selain itu, keterlibatan siswa secara aktif pada proses pembelajaran dapat memberikan dampak positif terhadap siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

(43)

siswa. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahaman suatu konsep melalui aktivitas sendiri dan interaksinya dengan siswa lain. Pembelajaran kooperatif juga dapat membrikan dukungan bagi siswa dalam saling tukar menukar ide, memecahkan masalah, berpikir alternatif, dan meningkatkan ketagkapan berbahasa.

Metode Cooperative Script terdiri dari dua kata yaitu ”Cooperative” dan ”Script”. Kata cooperative berasal dari kata ”Cooperate” yang berarti bekerjasama, bantu-membantu,

gotong-royong, selain itu juga berasal dari kata ”Cooperation” yang artinya kerjasama, koperasi persekutuan. Sedangkan kata ”Script” berasal dari kata ”Script” yang berarti uang kertas, darurat, surat saham sementara dan surat adil sementara. Jadi, ”Cooperative Script” disini adalah naskah tulisan tangan, surat saham sementara, (Jhony Adreas, tt: 91).

(44)

merupakan metode belajar yang membutuhkan kerjasama antar dua orang, yang mana yang satu sebagai pembicara dan yang satunya sebagai pendengar. Metode Cooperative Script dikenal juga dengan nama Skrip Kooperatif.

Metode Cooperative Script merupakan sebuah strategi pembelajaran yang menarik bagi siswa, karena siswa akan berbicara dengan lawan bicara secara langsung dan akan mendapatkan respon langsung dari lawannya dalam membahas sebuah tema atau materi pelajaran yang diajukan oleh guru. Dalam hal ini guru membagi siswa menjadi berpasangan dan setiap pasangan akan membahas suatu tema yang telah diberikan sebelumnya oleh guru dan saling mengutarakan pendapatnya masing-masing untuk menemukan suatu kesimpulan jawaban (Moh. Sholeh Hamid, 2014: 220).

(45)

siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan kesimpulannya, jadi benar-benar sangat sesuai dengan pendekatan konstruktivis yang dikembangkan saat ini.

2. Langkah-langkah metode Cooperative Script

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode pembelajaran Cooperative Script adalah sebagai berikut:

a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

b. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.

c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar, menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap serta pendengar membantu mengingat/menghafal ide -ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.

(46)

3. Kelebihan dan kekurangan metode Cooperative Script

Setiap metode pasti ada kelebihan dan kekurangannya, demikian pula pada metode Cooperative Script terdapat pula kelebihan dan kekurangannya yaitu:

a. Kelebihan :

 Melatih pendengaran, ketelitian dan kecermatan.

 Setiap siswa terlibat aktif

 Melatih mengungkapkan kesalahan oran dengan lisan

 Melatih berbicara di depan kelas

 Memudahkan siswa melakukan interaksi sosial

 Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

b. Kekurangan :

 Beberapa siswa mungkin takut untuk mengungkapkan

ide-idenya

 Banyak menyita waktu ketika proses bertukar pasangan,

dikarenakan ada sebagian siswa yang malah asyik main sendiri

 Sulit untuk membentuk kelompok yang solid

 Tidak semua siswa mampu menjelaskan materinya dengan

(47)

C. Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)

Kalimat sejarah kebudayaan islam terdiri dari tiga kata yaitu, sejarah, kebudayaan, dan islam. Berikut ini akan dijelaskan pengertian masing-masing kata tersebut. Kata ”sejarah” dalam bahasa arab berasal dari kata ”syajarah” yang berarti pohon atau sebatang pohon mulai

sejak benih pohon itu sampai segala hal yang dihasilkan oleh pohon tersebut, atau dengan kata lain sejarah atau ”syajarah” adalah catatan

detail tentang suatu pohon dan diartikan sebagai catatan detail dan lengkap tentang segala sesuatu. Sedangkan menurut istilah, sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi dimasa lampau. Maka dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang dicatat dengan lengkap dan benar-benar terjadi dimasa lampau, (Sjamsuddin, 1996: 2).

Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu ”budhayah” yang merupakan bentuk jamak dari ”budhi” (budi atau akal). Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Selanjutnya Koentjaraningrat (1980) mendefinisikan kebudayaan keseluruhan dari hasil budi dan karya. Dengan kata lain, kebudayaan adalah keseluruhan dari apa yang telah dihasilkan manusia karena pemikiran dan karyanya. Istilah

”kebudayaan” sering dikaitkan dengan istilah ”peradaban”.

(48)

seni, sastra, religi, dan moral, sedangkan peradaban diwujudkan dalam bidang politik, ekonomi dan teknologi.

Apabila dikaitkan dengan Islam, maka kebudayaan Islam adalah hasil karya, karsa, dan cipta umat Islam yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber hukum dari Al-qur’an dan Sunnah Nabi. Sedangkan Islam, Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Muhammad sebagai Rosul. Datangnya dari Allah, baik dengan perantara malaikat Jibril, maupun langsung kepada nabi Muhammad SAW. Secara etimologi, Islam memiliki sejumlah derivasi (kata tiruan), antara lain:

a. Aslama, yang berarti menyerahkan diri, taat, tunduk dan petuh sepenuhnya.

b. Salima, berarti selamat, sejahtera, sentosa, bersih dan bebas dari cacat/cela.

c. Salam, berarti damai, aman dan tentram.

d. Sullam, yang artinya tangga atau alat bantu untuk naik ke atas (Munawwir, 1997: 654-656).

(49)

dan tentram serta berkualitas. Sebagai gambaran umum dari kehidupan yang Islami.

Dari pengertian Islam diatas dapat disimpulkan bahwa Islam merupakan agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi ummat manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam.

Dari penjelasan mengenai pengertian sejarah, kebudayaan, dan Islam diatas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Sejarah Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa, dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam.

2. Ruang lingkup SKI (Sejarah Kebudayaan Islam)

Cakupan kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah meliputi:

a. Dakwah Nabi Muhammad pada periode Makkah dan periode Madinah.

b. Kepemimpinan umat Islam setelah Rasulullah SAW wafat.

c. Khulafaur Rhasyidin masa khalifah Abu Bakar Ash-shidiq, khalifah Umar bin Khattab, khalifah Utsman bin Affan, khalifah Ali bin Abi Thalib.

(50)

e. Perkembangan Islam pada abad pertengahan / zaman kemunduran tahun 1250M-1800M.

f. Perkembangan Islam pada masa modern / zaman kebangkitan (1800-sekarang).

g. Perkembangan Islam di Indonesia dan di dunia.

3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam

a. Kompetensi Inti

1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2) Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secraa efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

(51)

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

b. Kompetensi Dasar

1) Meyakini bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap muslim. 2) Meneladani perilaku sabar Rasulullah SAW pada saat

menghadapi berbagai intimidasi masyarakat Quraisy di Mekkah.

3) Meneladani sikap istiqomah Rasulullah SAW dalam melaksanakan ibadah.

4) Memahami system peribadatan bangsa Quraisy sebelum Islam. 4. Penerapan Metode Cooperative Script pada Pembelajaran SKI kelas X

Agama Materi Bangsa Arab Pra Islam.

Adapun langkah-langkah penerapan metode Cooperative Script pada pembelajaran SKI kelas X Agama materi bangsa arab pra Islam antara lain:

a. Peneliti membagi peserta didik menjadi berpasang-pasangan. b. Peneliti membagikan materi yang berbeda-beda pada tiap

pasangan.

(52)

d. Setelah paham peserta didik diminta untuk bertukar pasangan, kemudian menjelaskan materinya masing-masing.

5. Materi Sejarah Kebudayaan Islam Bangsa Arab Pra Islam a. Peradaban Bangsa Arab Pra Islam

Pada permulaanya bangsa Arab Quraisy telah mengikuti

dan meyakini ajaran agama Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu

agama Hanifiyah, “hanif” artinya benar dan lurus. Karena itu sejak

dulu, ajaran tauhid sudah mengakar di hati masyarakat Arab.

Pembauran dan pergaulan dengan bangsa lain mempengaruhi

kepercayaan mereka, tetapi seiring berjalannya waktu, ajaran

tersebut mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan

yang dilakukan oleh para pengikutnya yang tidak bertanggung

jawab. Kemudian muncul berbagai ajaran yang meragukan dan

akhirnya jatuh menjadi penyembah berhala yang dibawa oleh Amr

bin Luay al Khuzai.

Pada masa jahiliyah orang Arab Quraisy banyak yang

menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat sendiri

dari batu, kayu dan logam. Menurut Ibnu Kalbi yang menyebabkan

bangsa Arab menyembah berhala dan batu, ialah barang siapa yang

meninggalkan kota Mekkah harus membawa batu yang diambil

dari batu-batu yang ada di tanah Haram Ka’bah. Hal itu mereka

lakukan dengan maksud untuk menghormati tanah Haram dan

(53)

Kemudian di setiap tempat persinggahan, mereka meletakan batu

itu dan bertawaf mengelilinginya seperti mengelilingi Ka’bah.

Proses ini berlangsung terus menerus dan akhirnya mereka

menyembah apa yang mereka sukai dan yakini.

Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika Ka’bah

berada di bawah kekuasaan Jurhum. Pasukan yang dipimpin oleh

Amr bin Luay al Khuzai dari keturunan Khuza’ah datang ke

Mekkah dan berhasil mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin

Luay al Khuzai meletakkan sebuah berhala besar bernama Hubal

yang terbuat dari batu akik berwarna merah berbentuk patung

manusia, yang ditempatkan di sisi Ka’bah. Kemudian ia menyeru

kepada penduduk Hijaz supaya menyembah berhala itu. Di

samping itu banyak lagi berhala-berhala yang lain seperti al-Latta

tempatnya di Thaif, menurut Tsaqif (penduduk Thaif) al-Latta ini

adalah berhala yang paling tua. Al-’Uzza tempatnya di Hejaz

kedudukannya sesudah Hubal, Manath, tempatnya di dekat kota

Madinah Manath ini dimuliakan oleh penduduk Yatsrib.

Beberapa bentuk pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab

sebelum datangnya agama Islam:

1) Menyembah Malaikat, di antara bangsa Arab ada yang menyembah berhala dan menuhankan Malaikat. Di kota

Mekkah ada sebagian bangsa Arab yang menganggap bahwa

(54)

2) Menyembah jin, ruh dan hantu sebagian bangsa Arab yang menyembah hantu, jin dan ruh-ruh leluhur mereka atau

menganggap batu-batu sebagai makluk yang terhormat.

Bahkan di suatu tempat jin yang terkenal dengan nama

”Darahim” mereka selalu mengorbankan binatang-binatang di

tempat itu agar selamat dan terhindar dari segala bencana.

3) Menyembah bintang-bintang, yang dimaksud bintang-bintang adalah matahari, bulan dan bintang-bintang yang gemerlap

cahayanya pada malam hari, mereka menganggap

bintang-bintang tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk

mengatur alam ini.

4) Menyembah berhala, sebagian bangsa Arab menyembah berhala atau arca-arca yang terbuat dari batu, kayu dan logam

yang mereka buat sendiri dan dengan selera mereka sendiri

uantuk kemudian mereka sembah.

5) Agama Yahudi dan Nasrani (Kristen), agama Yahudi mulai masuk ke Jazirah Arab tahun 1491 SM, mula - mula di Mesir

pada zaman Nabi Musa as. Sedangkan agama Nasrani

(Kristen) masuk ke Jazirah Arab kira-kira abad ke-4 M, agama

Nasrani berkembang di Jazirah Arab karena mendapat bantuan

dari kerajaan Romawi dan Habsyi.

Sebelum Islam, orang-orang Arab Quraisy juga banyak

(55)

1) Di dalam setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul

karena ular menggigit usus manusia.

2) Mereka biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi,

dengan keyakinan untuk menambah kekuatan.

3) Bila mereka mengharapkan turun hujan, mereka mengikatkan

rumput kering pada ekor kambing.

b. Keadaan Sosial Masyarakat Quraisy Pra Islam

Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat

dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya. Bagian tengah

Jazirah Arab terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Oleh

sebab itu banyak penduduk yang hidupnya tidak menetap, mereka

tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui,yang mata

pencahariannya beternak. Mereka berpindah pindah dari satu

lembah ke lembah yang lain mencari rumput untuk hewan

ternaknya. Bidang pertanian dikerjakan oleh suku-suku yang

bertempat tinggal di daerah-daerah subur, terutama mereka yang

mendiami daerah subur di sekitar oase seperti Thaif . Di tempat ini

mereka menanam buah-buahan dan sayur-sayuran.

Masyarakat Arab yang tinggal diperkotaan biasanya mereka

berdagang. Mereka dinamakan Ahlul Hadhar, kehidupan sosial

ekonomi mereka sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam

perdagangan. Oleh karena itu, bangsa Arab Quraisy sangat

(56)

dagang pada dua musim dalam setahun, yaitu ke Negara Syam

pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin.

Di kota Mekkah terdapat pusat perdagangan, yaitu pasar

Ukaz, yang dibuka pada bulan-bulan tertentu, seperti Zulqa’dah,

Zulhijjah, dan Muharram. Dalam bidang sosial politik, masyarakat

Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki sistem pemerintahan

yang mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai pemimpin

yang disebut Syeikh atau Amir, yang mengurusi persoalan mereka

dalam masalah perang, pembagian harta dalam pertempuran

tertentu. Di luar itu seorang Syeikh tidak berkuasa atau tidak

berhak mengatur anggota kabilahnya.

Di samping itu, bangsa Arab sebelum Islam juga telah

mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini misalnya

dapat dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang di

dalam kehidupan masyarakat Arab pada waktu itu. Di antara ilmu

pengetahuan yang mereka kembangkan adalah astronomi, yang

ditemukan oleh orang-orang Babilonia. Mereka ini pindah ke

negeri Arab pada waktu negara mereka diserang oleh bangsa

Persia. Dari mereka inilah bangsa Arab belajar banyak ilmu

astronomi.

Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani

di dalam membela pendirian. Mereka tidak mau mengubah

(57)

tidak mau mengalah, namun ada sisi kebiasaan yang baik yaitu

suka menghormati dan memuliakan tamu. Moral dan perilaku

sangat rusak sehingga mereka disebut kaum jahiliyah “yang

bodoh”. Berjudi minum-minuman keras dilakukan secara

bersama-sama, bahkan tak jarang mereka merampok sehingga sering

menimbulkan peperangan antar suku. Yang lebih buruk lagi

moralnya adalah adanya suku Arab yang mengubur bayi

perempuan mereka secara hidup-hidup, mereka beranggapan

bahwa anak perempuan itu tidak berguna dan hanya menysahkan

orang tua. Oleh karena itu mereka merasa terhina apabila

mempunyai anak perempuan. Di antara suku yang melakukan

perbuatan keji dan tak berperikemanusiaan itu adalah suku bani

Tamim dan suku bani Asad.

Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, orang-orang Arab

pada masa pra Islam sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan

kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam lingkungan

mereka seorang penyair sangat dihormati. Salah satu dari pengaruh

syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan

derajat seorang yang tadinya hina atau sebaliknya menghinakan

seseorang yang tadinya terhormat. Disamping sebagai penyair,

orang-orang Arab Jahiliyah juga sangat fasih berpidato dengan

bahasa yang indah dan bersemangat. Para ahli pidato pada saat itu

(58)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN Tengaran Kabupaten Semarang

Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Kab. Semarang berdiri pada tahun 1997. Keputusan Menteri Agama RI Nomor : 107/1997. tgl 17 Maret 1997.

Pada tahun Pelajaran 1998/1999 mulailah era baru dalam pelaksanaan pendidikan yang dikelola oleh lembaga milik Departemen Agama menjadi sekolah yang setara dengan SMA dengan bercirikan keagamaan dengan nama baru Madrasah Aliyah Negeri Tengaran, yang beralamat di Jl. Solo-Semarang Km.10 Salatiga 50775 Kab. Semarang.

Kegiatan praktik administrasi persekolahan ini antara lain berisi tentang manajemen kelembagaan sekolah. Kegiatan ini berwujud survey dan wawancara langsung dengan pengurus lembaga sekolah berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:

Identitas sekolah

Nama madrasah : Madrasah Aliyah Negeri Tengaran Alamat Madrasah : Jl. Solo-Semarang Km. 10 Salatiga Nomor Telepon : (0298) 610288

Desa/ Kelurahan : Tengaran

(59)

Kabupaten : Semarang

Kode Pos : 50775

Status Madrasah : Negeri Didirikan (Swasta) PGAN : Tahun 1986 Dinegerikan menjadi MAN : Tahun 1997

Sumber : Dokumen MAN Tengaran thn.2017 diperoleh dari Ibu Edwina Selaku Kepala TU MAN Tengaran pada tanggal 18 Agustus 2017 2. Letak Geografis

(60)

3. Visi dan Misi a. Visi

Terwujudnya Generasi Islam yang Unggul dalam Prestasi, Jujur, disiplin, Kerja Keras dan Mandiri (diperoleh dari Ibu Edwina selaku kepala TU MAN Tengaran 2017 pada tanggal 18 Agustus 2017). b. Misi

1) Menumbuhkan penghayatan peserta didik terhadap ajaran agama Islam dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari yang berlandaskan unggul dalam prestasi, jujur dan disiplin.

2) Melaksanakan pendidikan yang demokratis dan bermakna, yang dapat meningkatkan prestasi akdemik peserta didik dengan berlandaskan unggul dalam prestasi, jujur dan disiplin.

3) Melaksanakan program bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki agar menjadi insan yang memiliki karakter kerja keras, dan mandiri.

4) Melaksanakan pengelolaan madrasah dengan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan kelompok kepentingan dengan landasan nilai jujur dan disiplin. 5) Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler secara efektif sesuai

(61)

raga, dan seni dengan landasan nilai unggul dalam prestasi, kerja keras, dan mandiri (diperoleh dari Ibu Edwina selaku kepala TU MAN Tengaran 2017 pada tanggal 18 Agustus 2017).

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan bagan yang didalamnya memuat tugas dan tanggung jawab sekelompok orang yang dihrapkan antara satu dengan yang lain bekerja sama dalam mencapai tujuan. Adapun struktur organisasi MAN Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Struktur Organisasi

MAN Tengaran Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017-2018

5 Ruslin, S.Pd Kepala Perpustakaan

6 Yuliati Khasanah, S.Si Kepala Laboratorium IPA

7 Selamet Hanafi, S.Si Kepala Laboratorium

Komputer

8 Drs. Sarno, M.Pd Kepala Laboratorium Bahasa 9 Laela Wihdatul Arifah, S.Pd Kepala Laboratorium

Keterampilan

10 Selamet Hanafi, S.Si Ketua Pengelola Portal

11 H. Munawir, S.Ag, M.Pd Koordinator Bimbingan Konseling (BK)

(62)

14 Umi Farida, S.Pd Noer Yaddin, S.Pd.I

Admin SIMPATIKA

15 Prayudi Kurnianto, S.Pd Pembina OSIS, Koordinator Ketertiban, Admin Portal 16 Umi Farida, S.Pd Bina Prestasi

17 Hj. Fithrotil Kamiliya, S.Pd.I Bendahara Bidang Sosial 18 H. M. Fuad, M.Pd,

Nur Fathonah, S.Pd.I, Dra. Mahmudah Rahmawati

Unit Pengelola Zakat (UPZ)

19 Muhammad Annajih, S.Pd.I Pembina Pramuka Putra

20 Nur Azizah Pembina Pramuka Putri

21 Manto, S.Pd Pelatih Pramuka

22 Nurul Huda, S.Ag, M.Pd.I Pembimbing Ekstra Kurikuler PKS

23 Hj. Fithrotil Kamiliya, S.Pd.I Pembimbing Ekstra Kurikuler Tahfiz Quran

24 Harfita Kina Putiasari, S.Pd, Muhammad Rizal, S.Pd

Pembimbing Ekstra Kurikuler Musik dan Rebana

25 Drs. Joko Riyono, M.Pd Pembimbing Ekstra UKS dan PMR

26 Chomeidi, S.Pd.I Pembimbing Ekstra Kurikuler Praktik Ibadah

27 Wahyu Hidayat, S.Pd

Alif Khairul Mustaqim, S.Pd

Pelatih Ekstra Kurikuler Olah Raga

29 Noviati Jamilah SS, M.Hum Pembimbing Ekstra Kurikuler Bhs Inggris

Sumber : diperoleh dari Ibu Edwina selaku kepala TU MAN Tengaran 2017 pada tanggal 18 Agustus 2017.

5. Keadaan Guru dan Siswa MAN Tengaran a. Keadaan Guru

(63)

Tabel 3.2

(64)

23 Prayudi Kurnianto, Sumber : diperoleh dari Ibu Edwina selaku kepala TU MAN Tengaran

pada tanggal 18 Agustus 2017.

Dari tabel di atas diketahui, bahwa mayoritas tenaga edukatif MAN Tengaran Kecamatan Tengara Kabupaten Semarang berpendidikan tinggi yang bergelar S1 22 orang dan S2 10 orang.

b. Keadaan Siswa

(65)

Tabel 3.3

Keadaan siswa MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017-2018

KELAS

X XI XII Jumlah Jumlah

Total

L P L P L P L P L/P

90 193 63 117 56 123 209 433 642

Sumber : diperoleh dari Bpk. Syamsul selaku kepala TU MAN Tengaran 2017 pada tanggal 18 Agustus 2017.

6. Keadaan Sarana Prasarana

Fasilitas sarana belajar, khususnya ruang kelas sudah cukup memadai, di samping itu juga dilengkapi kebutuhan-kebutuhan yang ada kaitanya dengan proses belajar mengajar. Ini semua tidak lain hanya untuk mencapai hasil dan suskesnya belajar mengajar yang maksimal. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki adalah:

Tabel 3.4

Sarana Prasarana MAN Tengaran Kecamatan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017-2018

No Jenis Sarana Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah 1 ruang

2 Ruang Penyimpanan Data 1 ruang

3 Ruang Lab Komputer 1 ruang

4 Sarana Lab Perpustakaan 1 ruang

5 Ruang Tamu 1 ruang

6 Ruang UKS 1 ruang

7 Ruang Ibadah/Mushola 1 ruang

8 Ruang Karya 1 ruang

9 Kamar Mandi 2 ruang

10 Ruang BP 1 ruang

11 Ruang Gudang 1 ruang

(66)

13 Ruang Litbang 1 ruang Sumber : diperoleh dari Ibu Edwina selaku kepala TU MAN Tengaran

2017 pada tanggal 18 Agustus 2017. 7. Aktifitas Pendidikan

Aktiftas pendidikan yang ada di MAN Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang disamping kegiatan kurikulum juga terdapat kegiatan ekstra kurikuler.

a. Kegiatan Kurikuler

Kegiatan kurikuler yaitu kegiatan yang dilakukan dalam jam pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan, berikut ini tabel program kulrikuler.

Tabel 3.5 Program Kurikuler

MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017-2018

No Kelas Hari

Pelaksanaan Waktu Kegiatan

1 X-XII Senin 06.50-07.00 Tadarus X-XII Selasa-Kamis 06.50-07.00 Tadarus

(67)

09.30-11.00 Pembelajaran 11.00 Pulang X-XII Sabtu 06.50-07.00 Tadarus

07.00-10.00 Pembelajaran Sumber : diperoleh dari Ibu Edwina selaku kepala TU MAN Tengaran

2017 pada tanggal 18 Agustus 2017. b. Kegiatan Ko Kurikuler

Kegiatan ko kurikuler yaitu kegiatan yang diadakan oleh sekolah dan dapat dilakukan perorangan atau kelompok, yang tujuanya agar siswa lebih mendalami dan menghayati bahwa pelajaran yang telah diserap siswa selam proses belajar mengajar dengan cara memberikan tugas di rumah (PR) dan tugas-tugas lain yang menunjang.

c. Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler yaitu kegiatan yang dilaksanakan pada luar jam pelajaran untuk memberikan bekal keterampilan tertentu pada siswa. Berikut ini tabel program ekstra kurikuler.

Tabel 3.6 Ekstra Kurikuler

MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017-2018

No Ekstra Sasaran Target

1 PKS X-XI Terampil dalam menjaga

lingkungan sekolah

(68)

3 Olaraga X-XII Membangun kebugaran jasmani 4 Seni X-XI Terampil dalam gerak dan lagu

Terampil dalam setiap pementasan 5 Pramuka X-XI Membangun pendidikan karakter

Terampil disiplin dan tanggung jawab dalam setiap tugas

6 PMR X-XI Melatih sosialisasi dan toleransi Membangun persatuan dan persaudaraan

7 Praktek ibadah, Tahfizd, rebana

X-XII Membangun sisi keagamaan Membangun kecerdasa berfikir Terampil dalam setiap pementasan Sumber : diperoleh dari Ibu Edwina selaku kepala TU MAN Tengaran

2017 pada tanggal 18 Agustus 2017.

d. Kegiatan Keagamaan 1. Sholat dhuha

2. Peringatan hari besar Islam (PHBI) 3. Penyaluran zakat fitrah

4. Penyembelihan qurban 5. Penyaluran hasil kotak infaq B. Subyek Penelitian

1. Jumlah Peserta Didik

(69)

Tabel 3.7

Daftar Nama Peserta Didik Kelas X Agama MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018

NO NAMA L/P

(70)

2. Kemampuan Awal Peserta Didik Sebelum Penelitian (Pra Siklus) Tabel 3.8

Nilai Kemampuan Awal Peserta Didik Sebelum Dilakukan Penelitian

(71)

Tabel 3.9 Hasil Evaluasi Pra Siklus

Indikator Pra Siklus

Banyak peserta didik memperoleh nilai > 75 10 Banyak peserta didik memperoleh nilai < 75 22

Nilai rata-rata 61

Ketuntasan belajar 31,25%

Sumber : diperoleh dari Ibu Edwina selaku kepala TU MAN Tengaran 2017 pada tanggal 18 Agustus 2017.

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Perencenaan

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam pemebelajaran.

2) Merencanakan materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tentang Bangsa Arab Pra Islam dengan menerapkan metode pembelajaran Cooperative Script.

3) Menyusun lembar pengamatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

4) Menyiapkan tes dengan materi Bangsa Arab Pra Islam. b. Pelaksanaan

(72)

Pelaksanaan tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal

a) Memberi salam dan memulai pelajaran dengan do’a

bersama dilanjutkan membaca Asma’ul Husna. b) Mengabsen peserta didik.

c) Menjelaskan materi pelajaran, kompensi yang diharapakan dapat tercapai.

2) Kegiatan Inti

a) Guru membagi peserta didik menjadi berpasang-pasangan. b) Guru membagikan materi kepada setiap pasangan.

c) Guru membimbing siswa bagaimana mekanisme diskusi d) Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode

Cooperative Script. 3) Kegiatan Akhir

a) Guru memberikan kesimpulan tentang materi pembelajaran.

b) Guru memberikan evaluasi tentang materi pembelajaran.

c) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan do’a

bersama. c. Pengamatan

(73)

oleh guru kelas X Agama. Pelaksanaan observasi berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan.

d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan utnuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi juga sering disebut dengan istilah “memantul”.

Dalam hal ini, peneliti seolah memantukan pengalamanya ke cermin, sehingga tampak jelas penglihatanya, baik kelemahan dan kekuranganya (Suyadi, 2010:64). Dalam kegiatan siklus I didapatkan sebagai berikut:

1) Peneliti kurang memperhatikan pesera didik saat proses pembelajaran berlangung.

2) Saat menjelaskan materi, Peneliti kurang memperhatikan keaktifan peserta didik

3) Rasa keingin tahuan peserta didik belum maksimal.

4) Banyak siswa yang masih malu-malu dalam mengemukakan pendapatnya

5) Pada saat pembagian kelompok, situasi kelas menjadi gaduh 4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas siklus II, sebagai berikut:

a. Perencanaan

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masih dengan tujuan yang sama untuk meminimalisir penyebaran covid-19 di tatanan kampus maka Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi, untuk pembelajaran di semester genap

role playing untuk meningkatkan self-efficacy karir peserta didik kelas X SMK Negeri 1 Masohi dirancang setelah penyebaran pre-test sampel yang kategori self- efficacy

Adapun alasan penulis memilih judul analsis efektifitas sistem pengendalian internal terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan dalam perspektif ekonomi isLam (studi

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem biaya konvensional adalah semua biaya yang diklasifikasikan baik itu biaya tetap maupun biaya variabel, yang berkaitan

Malpresentasi sendiri sudah merupakan sebuah penyulit obstetri yang penting diperhatikan dalam memilih jenis persalinan yang akan dijalani, dimana dalam kasus ini,

Asosiasi Profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (8) menyampaikan dokumen Pemohon dan Berita Acara Hasil Verifikasi dan Validasi Awal Dokumen Permohonan dengan

kemampuan penalaran peserta didik pada materi segiempat dengan model pembelajaran Pair Check for Make a Match dengan pendekatan kontekstual mencapai ketuntasan atau

Ibu Jelita Permatasari, SH, selaku Sektretariat Yayasan Citra Bangsa yang telah banyak membantu dan memberikan data, informasi dan keterangan yang dibutuhkan penulis dalam