92.32%
Originality
7.68%
Similarity
71
Sources
Web omitted sources: 3 sources found
1. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=4272&val=425 4.54%
2. http://www.jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/view/102 2.67%
3. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=324013&val=4889&title=Kualitas%20Minyak%… 1.14%
Excluded as citation or reference Web sources: 9 sources found
Jazzica Gabriela-31 MEI.docx 0.67%
Jazzica Gabriela-KP-25 MEI.docx 0.67%
Tjoa, Gracia Aline Suprapto-REVISI- 8 MEI.doc 0.67%
Tjoa, Gracia Aline Suprapto-AUDIT10 MEI.doc 0.67%
Tjoa, Gracia-AUDIT-5 MEI.doc 0.67%
15.I1.0021-Emilia Triviana Susanto-KP-6 APRIL.doc 0.67%
CAECILIA-20 MARET.doc 0.67%
Danang Surya A 20 Maret.docx 0.67%
Riset Theo 16.N2.0011 .doc.doc 0.67%
CLAUDIA-14 MARET.docx 0.67%
CLAUDIA-10 MARET.docx 0.67%
15.I1.0144-Gary William Wirasandjaja (KP) ([email protected] 0.67%
14N1.0005 Hanna.docx 0.67%
14.I1.0213-Jelita Sekar Palupi-7 DES.docx 0.57%
JEAN KARMEL-KP-31 MEI.docx 0.43%
Lemak dan Minyak - A4.docx 0.4%
Lemak dan Minyak - A5.docx 0.4%
Oei Hanna Permatasari-3 MARET.docx 0.33%
MICHAEL- 6 JUNI.docx 0.33%
15.D3.0005 - Yunita Karlina-22 nov.docx 0.3%
13.40.0255 - NOVERA BEVIANA MAHARAENY I.docx 0.3%
13.40.0026 - Claudia Cindyta.docx 0.3%
LATIFA-7 FEB.docx 0.3%
LATIFA-19 FEB.docx 0.3%
13.13.0082-Stanley Octavianto Pamungkas-9 MARET.docx 0.3%
ANINDITA-22 MARET.docx 0.27%
Melvern Jan Chance -31 MEI.docx 0.27%
ELSA OLIVIA-29 MEI.docx 0.27%
12.92.0028 - RANGGA LIAPPUTRA BUDIYONO-10 MARET.docx 0.27%
09.40.0102 Octyviana Ariandra Zaman.docx 0.27%
12.40.0128 NANDA BHAGAS WICAKSONO.doc 0.27%
15.I1.0042-PATRICIA MEGA HENDRIASWARI-14 DES.docx 0.27%
LIA LIMIARTI_13.70.0127_SKRIPSI.docx 0.27%
CHRISTOPHER- 9 JUNI.docx 0.27%
Excluded as citation or reference Library sources: 43 sources found
14G10012- IVAN YURI SAPUTRA-4 JUNI (1).docx 0.53%
14G10012- IVAN YURI SAPUTRA-4 JUNI.docx 0.53%
14G10012- IVAN YURI SAPUTRA-5 JUNI.docx 0.53%
14G10012 - IVAN YURI SAPUTRA-18 DES.docx 0.53%
IVAN YURI SAPUTRA-AKT-23 MEI.doc 0.53%
12.60.0183 Ardhea Putri Prasmita-3 MEI.docx 0.43%
ANNA DYAH -AUDIT-24 APRIL.docx 0.43%
Ardhea Putri-5 JUNI.docx 0.43%
12.60.0216 ANNA DYAH KUSUMASTUTI -5 APRIL.docx 0.43%
BAGAS-REVISI-27 MEI.doc 0.37%
BAGAS KRISTIAN-25 MEI.doc 0.37%
BAGAS-REVISI-28 MEI.doc 0.37%
Yoseva Anjelina 13.60.0221 - 6 Nov.docx 0.37%
BAGAS-REVISI-4 JUNI.doc 0.37%
13.60.0221 Yoseva Anjelina-31 MARET.docx 0.37%
MUTIARA-1 JUNI.docx 0.37%
13.60.0221 Yoseva Anjelina-6 MARET.docx 0.37%
14.G1.0224 - OLIVIA MEIRINA -13 FEB.docx 0.37%
13.60.0107 NILA ARUM WAHYUNI-24 JAN.docx 0.37%
13.60.0107 NILA ARUM WAHYUNI-17 JAN.docx 0.37%
13.60.0015 G.E.Milka Elviani-23 NOV.docx 0.37%
13.60.0221 Yoseva Anjelina.docx 0.37%
NOVIA ANGGRAINI -13 NOV.docx 0.37%
13.61.0009 - Satrio Dharma Aditya Cahyadi essmloc-6 Nov-DAPU (1).docx 0.37%
SILVIA-9 MEI.docx 0.33%
15.I1.0001-Stephania Eliza-13 NOV.docx 0.33%
Evania 15I10044 - KP-30 MEI.docx 0.33%
BAGAS-REVISI-31 MEI.doc 0.33%
PROPOSAL Monika Kartika Ayu-6 Nov.docx 0.27%
MONICA KARTIKA-3 JUNI.docx 0.27%
Monica kartika-30 mei.docx 0.27%
Agustin Putri Ariani 4 April.docx 0.27%
Vicky Widia Yusrina-13.70.0146-23 MARET.docx 0.27%
Vicky Widia Yusrina-13.70.0146-22 MARET (1).docx 0.27%
Vicky Widia Yusrina-13.70.0146-22 MARET.docx 0.27%
14.E1.0010 FEBY ROSELEEN H.docx 0.27%
1. TUGAS KHUSUS : ANALISA KERUSAKAN MINYAK DAN PROSES
VALIDASI PADA QTELA TEMPE
Tabel 2. Tabel Hasil Analisa Kadar FFA (Free Fatty Acid)
Hari pertama Hari kedua Hari ketiga
Kontrol 0.0599 0.0899 0.0625
Pengecekan I 0.0857 0.1314 0.1025
Pengecekan II 0.1957 0.1939 0.1399
Pengecekan III 0.2876 0.2220 0.2682
kontrol pengecekan 1 pengecekan 2 pengecekan 3 0
Gambar 9. Grafik Analisa Kadar FFA (Free Fatty Acid)
Tabel 3. Hasil Analisa POV (Peroxide Value)
Hari pertama Hari kedua Hari ketiga
Kontrol 1.6466 0.9269 0.9888
Pengecekan I 6.2208 1.0488 1.3285
Pengecekan II 5.7324 5.99 3.6368
kontrol pengecekan 1 pengecekan 2 pengecekan 3
Gambar 10. Grafik Analisa POV (Peroxide Value)
Kadar Air (menggunakan oven dengan suhu yang sudah di-setting sesuai
standar perusahaan)
Kadar air (menggunakan moisture balance dengan suhu 150°C selama 4
menit)
Rata-rata = 1,13 Rata-rata = 1,375
NB = Sebelum sampel dimasukkan ke dalam oven, sebaiknya dilakukan proses homogenisasi dengan cara mengukur kadar air menggunakan moisture balance hingga didapatkan 10 data yang memiliki rentang nilai yang berbeda jauh.
2. PEMBAHASAN
Qtela Tempe adalah salah satu produk berbasis tempe yang di produksi di PT Indofood
Fritolay Makmur, Semarang Jawa Tengah. Qtela ini ada beberapa varian rasa seperti
rasa original, cabe rawit, daun jeruk, serta rumput laut / seaweed, akan tetapi di PT
Indofood Fritolay Makmur, Semarang, Jawa Tengah hanya memproduksi 2 varian rasa
yakni original dan cabe rawit. Tentu saja tekstur yang renyah diperoleh dari minyak
yang baik dan masih belum tengik. Maka dari itu sebelum terjadi ketengikan setiap
pabrik seharusnya mengecek keadaan minyak secara berkala dan menentukan batas
maksimal penggunaan minyak sebelum terjadi ketengikan. Minyak akan mengalami
kerusakan pada suhu190°C ketikaterdapat oksigendan akan rusakpada suhu 240°C
-260°C ketika tidak terdapat oksigen (Ketaren, 1986 dalam Ilmiet al.,2015 ),
sedangkan suhu yang digunakan untuk penggorengan Qtela Tempe adalah sekitar
180°C. Ini menjadi langkah tepat untuk mengurangi kerusakan yang lebih cepat pada
minyak. Menurut Ketaren (2008) dalam Ayu et al. (2016) kerusakan minyak akibat
pemanasan dapat diamati dari perubahan warna, kenaikan viskositas, peningkatan kadar
asam lemak bebas, kenaikan bilangan peroksida. Pada minyak bekas penggorengan
Qtela Tempe dilakukan 2 analisa yakni analisa FFA (Free Fatty Acid) dan POV
(Peroxide Value). Pemanasan pada minyak menyebabkan terjadinyaoksidasi, hidrolisis,
serta dekomposisiminyakyangdipengaruhiolehtingginyasuhudanlamapemanasan
(Chatzilzaron et al., 2006). Maka dari itu untuk mencegah adanya oksidasi,
ditambahkan fortifikasi seperti antioksidan. Menurut Suroso (2013) dalam jurnalnya
mengatakan antioksidan (tokoferol) berguna untuk mengalihkan proses oksidasi dari
minyak ke antioksidan sehingga ikatan rangkap pada minyak tetap utuh.
2.1. Analisa FFA (Free Fatty Acid)
Asam lemak dibedakan menjadi 3 jenis yakni Saturated Fatty Acid (Asam Lemak
Jenuh),UnsaturatedFatty Acid(AsamLemaktakJenuh),danPoly Unsaturated Fatty
Acid (Asam Lemak tak Jenuh dengan ikatan ganda) (Strayeret al., 2006). Menurut
Strayer et al. (2006) mengatakan bahwa trigliserida sangat mudah terhidrolisis. Ketika
trigliserida terhidrolisis secara parsial maka akan menghasilkan monogliserida dan
katalis asam maka akan menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas. Hidrolisisakan
sangat menurunkankualitasminyak dikarenakan smoke point-nya akan turun, bahan-
bahan yang digoreng akan menjadi coklat dan berminyak (Winarno, 2004 dalam
Siswanto & Mulasari, 2015). Smoke point disini berarti apabila suatu minyak
dipanaskan pada suhu tertentu dan pertama kali timbul asap. Apabila minyak yang telah
disimpan lama akan terjadi reaksi enzimatis dan akhirnya akan membebaskan asam
lemak yang disebut Asam Lemak Bebas.
Minyak/Lemak Air Gliserol Asam Lemak Bebas (Suroso, 2013)
AnalisFFA (Free Fatty Acid) dimulai dengan menuangkan sampel minyak yang masih
hangatpadaerlenmeyersebanyak10gram. Sampelminyakharusdiujidalamkeadaan
hangat ataupanas karena pada dasarnya sama seperti fungsipemanasan pada metode
umumnya yakni untuk mempercepat proses titrasi berlangsung (Daintith, 1999).
Kemudian ditambahkan larutan PP sebanyak 2 tetes pada sampel minyak. Kemudian
erlenmeyer lain dituangkan propanol sebanyak 50 ml kemudian ditetesi PP sebanyak 2
tetes. Setelah itu propanol dititrasi dengan terlebih dahulu dengan NaOH 0.01 N hingga
berwarna ungu dan warnanya tetap selama kurang lebih 10 detik. Kegunaan propanol
disini hampir sama seperti alkohol yakni melarutkan produk asam lemak dari reaksi
hidrolisissehingga dapatterjadireaksidenganbasakuatdan terbentuk sabun(Ketaren,
1986). Kemudian dicampurkan ke dalam sampel minyak yang telah ditetesi PP
sebelumnya dan dititrasi kembali menggunakan NaOH 0.01 N hingga warna mencapai
titik akhir titrasi yakni perubahan warna menjadi merah muda yang tidak hilang selama
kurang lebih 10 detik. Fungsi NaOH disini sesuai dengan Strayer et al. (2006) yang
mengatakan bahwa NaOH menangkap gliserol serta garam sodium dari komponen asam
volume titrasi x normalitas NaOH x BM Asam Lemak berat sampel
Keterangan =
Normalitas NaOH = 0.01 N BM Asam Lemak = 256 Berat sampel = 10 gram
Dari tabel dan grafik analisa kadar FFA / Free Fatty Acid dimana hasil dari analisa
tersebut menyatakan bahwa nilai FFA akan terus naik seiring pengecekan berkala. Hal
ini sesuai dengan teori bahwa semakin banyak penggorengan maka nilai FFA akan
semakin tinggi. Menurut Daintith (1999) kadar FFA yang tinggi disebabkan karena
prosespengolahan yang tidak tepat, contohnya seperti pemanasandimana pemanasan
ini dapat menurunkan kualitas dari minyak tersebut. Dari data yang didapatkan, nilai
FFA berkisar antara 0,05 hingga 0,28. Menurut SNI 01-3741-2002, standar yang
ditentukan untuk kadar free fatty acid adalah 0,3 sehingga hasil yang didapatkan telah
sesuai dengan standar yang telah di tentukan oleh SNI
2.2. Analisa POV (Peroxide Value)
Peroxide Value atau lebih dikenal dengan bilangan peroksida ini adalah produk hasil
oksidasi minyak, yang apabila diteruskan nantinya akan terbentuk aldehida (bau tengik).
Pengolahan dan penyimpanan minyak pada bahan yang tidak terbuat dari logam
sangatlahpentingkarenalogamsepertibesidapatmenjadikatalisdarioksidasilemak
(Fennema et al., 2002).
Menurut deMan(1999) setiapadakenaikan suhu10°C lajukecepatan oksidasimenjadi
naik dua kali lipat. Teori Ketaren (1986) dalam Aminah (2010) menyatakan bahwa
oksidasi lemak oleh oksigen terjadi secara spontan jika bahan berlemak dibiarkan
kontak dengan udara, sedangkan kecepatan proses oksidasinya tergantung pada tipe
lemak dan kondisi penyimpanan. Peroksida terbentuk pada tahap inisiasi oksidasi,
dimana hidrogen diambil dari senyawa oleofin yang menghasilkan radikal bebas.
Keberadaan cahaya dan logam berperan penting dalam pengambilan hidrogen tersebut.
Radikal bebas tersebut bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi, yang
selanjutnyadapatmengambilhidrogendarimolekultakjenuhmenghasilkanperoksida
tinggi mempengaruhi mutu kimia dan organoleptik dari minyak. Metodepenggorengan
“Deep Frying” menurunkan asam lemak tak jenuh pada minyak, meningkatkan buih,
warna, viskositas, densitas, panas spesifik, kandungan asam lemak bebas, komponen
polar, dan komponenpolimerik (Choeand Min, 2007). Pernyataan ini diperkuat oleh
Fennema et al. (2002) yang mengatakan dalam proses penggorengan deep far frying
terjadi banyak proses kimia yang bersifat deterioratif seperti hidrolisis, oksidasi, serta
polimerisasi dan minyak terurai membentuk senyawa-senyawa volatil, senyawa
monomer dan polimer nonvolatil.
R-CH=R’ + O2 R-CH-CH-R’R-CH-CH-R’R-CH + CH-R
O O O O O
O
Monooksida Peroksida labil aldehid (bau tengik)
(Suroso, 2013)
Analisa POV (Peroxide Value) dimulai dengan menimbang sampel minyak sebanyak
kurang lebih 10 gram dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah itu ditambahkan 30
ml campuran asam asetat glasial dan kloroform dengan perbandingan 3:2 dan
ditambahkan larutan KI jenuh sebnayk 0.5 ml. Sampel kemudian ditutup rapat,
diletakkan diruang gelap dan didiamkan selama kurang lebih satu menit. Kemudian
didapatkan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut
volume titrasi x normalitas Na 2 S 2O 3 x 1000 berat sampel
Keterangan =
Normalitas Na2S2O3 = 0.01 Berat sampel = 10 gram
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa pengecekan Peroxide Value atau nilai
bilangan peroksida mengalami fluktuasi. Semakin banyak gugus peroksida yang
terbentuk, maka nilai bilangan peroksida / Peroxide Value akan semakin tinggi. Menurut
ini dapat terjadi karena cahaya masuk ke dalam pabrik dengan intensitas berbeda-beda
sehingga nilai bilangan peroksida atau peroxide value akan naik turun. Abdullah (2007)
menambahkan bahwa fluktuasi nilai bilangan peroksida /peroxide value dikarenakan
senyawa peroksida telah terurai karena sifatnya yang tidakstabil. Pemanasan minyak
suhu tinggi akan menyebabkan reaksi oksidasi pada awal dimana senyawa peroksida
akan terbentuk, lalu terurai menjadi keton, aldehid, asam lemak bebas, dan senyawa
polimer(Ketaren,1986dalam Abdullah,2007). Data yang diperoleh memiliki rentang
antara 0,9 hingga 6,4. Menurut SNI 01-3741-2002 dinyatakan bahwa nilai bilangan
peroksida maksimal bernilai 1,00 mg O dalam 100 gram sampel atau 10 mg O dalam2 2
10 gram sampel, dari data yang didapatkan dapat dikatakan telah sesuai dengan standar.
2.3. Proses Validasi
Hal pertama yang dilakukan dalam melakukan proses validasi adalah melakukan proses
pemilihan data pencilan. Data pencilan didapatkan dari 12 kali pengujian kadar air pada
produk “A” dengan suhu 155°C selama 4 menit baik pada oven maupun mettler (alat
untuk mengukur kadar air). Kemudian dari 12 data dibuanglah 2 data yang tidak
serumpun dengan 10 data lainnya dan disebut sebagai data pencilan. Mencari data
pencilan ini disebut dengan uji Dixon. Setelah mencari data pencilan, kemudian data
yang didapatkan ini diuji homogenitasnya. Uji homogenitas baik dari mesin pengukur
kadar air (mettler) maupun oven digunakan 2 syarat yakni % RSD dan % CV Horwitz,
dimana keduanya memiliki rumus masing-masing.
% RSD= Sd
rata−rata 10 data x 100 %
Keterangan = Sd : standar deviasi dari 10 data yang didapatkan
C 1−0,5 x log ¿
¿ ¿
% CV Horwitz=2¿
Keterangan = C : nilai rata- rata dari 10 data yang didapatkan
Pada nilai % RSD dinyatakan homogen menurut AOAC (Association of Official
Agricultural Chemists) ketika nilainya kurang dari 2%, sedangkan pada CV Horwitz
dikatakan homogen ketika nilainya 2/3 lebih besar daripada nilai %RSD. Kemudian
mengetahui perbedaan variansi antar kelompok data. Imam (2005:84) dalam Meidera
Elsa Dwi Putri (2012) menambahkan bahwa uji F statistik dasarnya menunjukan
apakah semua variabel bebas dapat dimasukkan ke dalam fungsi regresi mempunyai
pengaruhyangsamaterhadapvariabelterikatnya. Uji T padadasarnyamemilikitujuan
untuk menguji pengaruh dari satuvariabel bebas terhadap variabel terikat secaraparsial
dalamhalmenjelaskanvariasivariabeldependen(Imam,2005:84dalamMeideraElsa
Dwi Putri, 2012). Uji T digunakan untuk mengetahui apakah 2 metode berbeda tersebut
memiliki perbedaan nyata atau tidak. Menurut Thompson et al. (2002) menyatakan
bahwa proses validasi ini harus memperhatikan efek bias dari metode tersebut dan efek
dari laboratorium terhadap proses validasi. Berikutrekomendasimenurut Thompson et
al. (2002) mengenai validasi pada laboratorium tunggal yakni
Jika dimungkinkan dan praktis, laboratorium harus menggunakan metode
analisisyangmemilikikarakteristikkinerja melalui ujikolaboratifyang sesuai
dengan protokol Standar Internasional (SI).
Apabila metode diatas tidak dapat diterapkan, metode harus divalidasi sebelum
digunakan untuk menghasilkan dana analitik.
Validasi laboratorium tunggal ini harus memilih karakteristik yang cocok dengan
evaluasi seperti : presisi, akurasi, kalibrasi, penerapan, dan lain-lain.
3. KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Dari tingkat kerusakan minyak, baik FFA (Free Fatty Acid) maupun POV
(Peroxide Value) di perusahaan Indofood Fritolay Semarang telah memenuhi
standar SNI yakni untuk kadar FFA (Free Fatty Acid) tidak lebih dari 0,3 ;
sedangkan padaPOV (Peroxide Value) tidak melebihi 10 mg O dalam 10 gram2
sampel.
Kerusakan minyak dapat disebabkan karena proses pemanasan dan proses
pengolahan yang kurang baik.
Fluktuasi dari bilangan peroksida disebabkan karena telah terurainya senyawa
peroksida menjadi aldehid, keton, asam lemak bebas, dan senyawa polimer lain,
bisa saja ada udara yang masuk ke pabrik dengan intensitas berbeda ke dalam
pabrik.
Proses validasi berguna untuk pembuktian bahwa 2 metode memiliki perbedaan
nyata atau tidak.
3.2. Saran
Menutup saluran udara yang berada diatas penggorengan supaya nilai bilangan
peroksida yang diukur dapat menghasilkan nilai yang valid.
Diperlukan penggantian minyak yang lebih rutin, serta suhu penggorengan tidak
boleh terlalu tinggi.
Minyak yang diambil untuk di cek kadar FFA dan POV seharusnya di cek secara
langsung setelah pengambilan supaya nilai POV tidak tinggi yang nantinya akan
4. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. (2007). Pengaruh Gorengan dan Intensitas Penggorengan Terhadap Kualitas
Minyak Goreng. Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau. Pekanbaru. https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JPS/article/view/1525
Aminah, Siti. (2010). Bilangan Peroksida Minyak Goreng Curah dan Sifat Organoleptik
Tempe pada Pengulangan Penggorengan. Universitas Muhammadiyah Semarang. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPDG/article/view/141/123
Astawan, Made, Tutik Wresdiyati, Sri Widowati, Siti Harnina Bintari, Nadya Ichsani. (2013). Karakteristik Fisikokimia danSifatFungsional Tempe yang Dihasilkandari Berbagai
Varietas Kedelai. Universitas Negeri Semarang.
jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/view/102/89
Astuti, M., M Andreanyta, S.F. Dalais, M.L. Wahlqvist. (2000). Tempe, a Nutritious and Healthy Food from Indonesia. Asia Pacific Journal of Clinic and Nutrition. Vol. 9: 322-325. http://apjcn.nhri.org.tw/server/APJCN/9/4/322.pdf
Ayu, Afifa; Farida Rahmawati; Saifudin Zukhri. (2016). Pengaruh Penggunaan Berulang
Minyak Goreng terhadap Peningkatan Kadar Asam Lemak Bebas dengan Metode
Alkalimetri. Farmasi STIKES Muhammadiyah. Klaten.
ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/cerata/article/view/117
Badan Pusat Statistik. (2012). Kedelai. Jakarta: BPS.
Chatzilazarou, A., GartziO.,Lalas,S.,Zoidis, E., andTsaknis,J. (2006). Physicochemical ChangesOfOliveOilandSelected Vegetable Oil During Frying. Journal Food Lipids 13: 27-35. http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download? doi=10.1.1.547.8202&rep=rep1&type=pdf
Choe, E., And Min, B.D. (2007). Chemistry of Deep-Fat Frying Oils. Journal Of Food
Ericson, M.C. (2002). Lipid Oxidation of Muscle Foods dalam Akoh.C.C., and Min.B.D.
2002. Food Lipid: Chemistry, Nutrition, and Biotechnology. 2nd Ed. Marcel Dekker Inc. New York-Basel. https://books.google.co.id/books? hl=en&lr=&id=sPglndmgXU8C&oi=fnd&pg=PA321&dq=Ericson,+M.C.,
Fennema, Owen R; Y.H. Hui; Marcus Karel; Pieter Walstra; John R. Whitaker. (2002). Food
Lipids : Chemistry, Nutrition, and Biotechnology. Marcel Dekker, Inc. New York. http://www.stu.edu.vn/uploads/documents/030509-215944.pdf
Gaman, P. M., Sherrington, K. B., & Gardjito, M. (1994). Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu
Goreng dan Produk Gorengan Selama Penggorengan di Rumah Tangga Indonesia.
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Fakultas Ekologi Manusia. IPB. Bogor. jatp.ift.or.id/index.php/jatp/article/download/119/87
Krisdiana,R. (2005).Preferensi Industri Tahu dan Tempe dalam Menggunakan Bahan Baku
Kedelai di Jawa Timur. Malang: Balitkabi.
ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/ippan/article/view/2674
Ekonomi Universitas Negeri Padang.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/mnj/article/view/44/32
Nurhasnawati,Henny; Risa Supriningrum; NanaCaesariana. (2015). PenetapanKadarAsam Lemak Bebas dan Bilangan Peroksida pada Minyak Goreng yang Digunakan Pedagang
Gorengan di Jl. A.W. Sjahranie Samarinda. Akademi Farmasi. Samarinda. https://jurnal.akfarsam.ac.id/index.php/jim_akfarsam/article/view/7
Siti NW, Tri Dewanti W, Kuntanti. 2001. Studi tingkat kerusakan dan keamanan pangan minyakgoreng bekas(Kajian dari perbedaanjenis minyakgoreng danbahan pangan
yang digoreng). Laporan Penelitian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Brawijaya Malang. https://media.neliti.com/media/publications/104568-ID-kualitas-minyak-goreng-habis-pakai-ditin.pdf
Standar Nasional Indonesia SNI, 01-3741-2002, Kualitas Minyak Goreng, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Strayer, Dennis. 2006. Food Fats and Oils. Institute of Shortening and Edible Oils. Ninth Edition.
Suroso, Asri Sulitijowati. 2013. KualitasMinyakGoreng HabisPakaiDitinjau dariBilangan Peroksida, BilanganAsam dan KadarAir. Jurnal KefarmasianIndonesia Vol 3.2.2013 : 77-88. ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jki/article/view/4058
Survei Konsumsi Nasional. 2009. Data Konsumsi Kedelai Nasional. Jakarta: BPS.
Thompson, Michael, Stephen L. R. Ellison, Roger Wood. (2002). HARMONIZED
GUIDELINES FOR SINGLELABORATORY VALIDATION OF METHODS OF
ANALYSIS. Iupac Technical Report. United Kingdom.