• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KERUSAKAN MINYAK DAN PROSES VALIDASI PADA QTELA TEMPE RASA ORIGINAL DI PT INDOFOOD FRITOLAY, SEMARANG, JAWA TENGAH - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISA KERUSAKAN MINYAK DAN PROSES VALIDASI PADA QTELA TEMPE RASA ORIGINAL DI PT INDOFOOD FRITOLAY, SEMARANG, JAWA TENGAH - Unika Repository"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

92.32%

Originality

7.68%

Similarity

71

Sources

Web omitted sources: 3 sources found

1. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=4272&val=425 4.54%

2. http://www.jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/view/102 2.67%

3. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=324013&val=4889&title=Kualitas%20Minyak%… 1.14%

Excluded as citation or reference Web sources: 9 sources found

(2)

Jazzica Gabriela-31 MEI.docx 0.67%

Jazzica Gabriela-KP-25 MEI.docx 0.67%

Tjoa, Gracia Aline Suprapto-REVISI- 8 MEI.doc 0.67%

Tjoa, Gracia Aline Suprapto-AUDIT10 MEI.doc 0.67%

Tjoa, Gracia-AUDIT-5 MEI.doc 0.67%

15.I1.0021-Emilia Triviana Susanto-KP-6 APRIL.doc 0.67%

CAECILIA-20 MARET.doc 0.67%

Danang Surya A 20 Maret.docx 0.67%

Riset Theo 16.N2.0011 .doc.doc 0.67%

CLAUDIA-14 MARET.docx 0.67%

CLAUDIA-10 MARET.docx 0.67%

15.I1.0144-Gary William Wirasandjaja (KP) ([email protected] 0.67%

14N1.0005 Hanna.docx 0.67%

14.I1.0213-Jelita Sekar Palupi-7 DES.docx 0.57%

JEAN KARMEL-KP-31 MEI.docx 0.43%

Lemak dan Minyak - A4.docx 0.4%

Lemak dan Minyak - A5.docx 0.4%

Oei Hanna Permatasari-3 MARET.docx 0.33%

MICHAEL- 6 JUNI.docx 0.33%

15.D3.0005 - Yunita Karlina-22 nov.docx 0.3%

13.40.0255 - NOVERA BEVIANA MAHARAENY I.docx 0.3%

13.40.0026 - Claudia Cindyta.docx 0.3%

LATIFA-7 FEB.docx 0.3%

LATIFA-19 FEB.docx 0.3%

13.13.0082-Stanley Octavianto Pamungkas-9 MARET.docx 0.3%

ANINDITA-22 MARET.docx 0.27%

Melvern Jan Chance -31 MEI.docx 0.27%

ELSA OLIVIA-29 MEI.docx 0.27%

12.92.0028 - RANGGA LIAPPUTRA BUDIYONO-10 MARET.docx 0.27%

09.40.0102 Octyviana Ariandra Zaman.docx 0.27%

12.40.0128 NANDA BHAGAS WICAKSONO.doc 0.27%

15.I1.0042-PATRICIA MEGA HENDRIASWARI-14 DES.docx 0.27%

LIA LIMIARTI_13.70.0127_SKRIPSI.docx 0.27%

CHRISTOPHER- 9 JUNI.docx 0.27%

Excluded as citation or reference Library sources: 43 sources found

14G10012- IVAN YURI SAPUTRA-4 JUNI (1).docx 0.53%

14G10012- IVAN YURI SAPUTRA-4 JUNI.docx 0.53%

14G10012- IVAN YURI SAPUTRA-5 JUNI.docx 0.53%

14G10012 - IVAN YURI SAPUTRA-18 DES.docx 0.53%

IVAN YURI SAPUTRA-AKT-23 MEI.doc 0.53%

(3)

12.60.0183 Ardhea Putri Prasmita-3 MEI.docx 0.43%

ANNA DYAH -AUDIT-24 APRIL.docx 0.43%

Ardhea Putri-5 JUNI.docx 0.43%

12.60.0216 ANNA DYAH KUSUMASTUTI -5 APRIL.docx 0.43%

BAGAS-REVISI-27 MEI.doc 0.37%

BAGAS KRISTIAN-25 MEI.doc 0.37%

BAGAS-REVISI-28 MEI.doc 0.37%

Yoseva Anjelina 13.60.0221 - 6 Nov.docx 0.37%

BAGAS-REVISI-4 JUNI.doc 0.37%

13.60.0221 Yoseva Anjelina-31 MARET.docx 0.37%

MUTIARA-1 JUNI.docx 0.37%

13.60.0221 Yoseva Anjelina-6 MARET.docx 0.37%

14.G1.0224 - OLIVIA MEIRINA -13 FEB.docx 0.37%

13.60.0107 NILA ARUM WAHYUNI-24 JAN.docx 0.37%

13.60.0107 NILA ARUM WAHYUNI-17 JAN.docx 0.37%

13.60.0015 G.E.Milka Elviani-23 NOV.docx 0.37%

13.60.0221 Yoseva Anjelina.docx 0.37%

NOVIA ANGGRAINI -13 NOV.docx 0.37%

13.61.0009 - Satrio Dharma Aditya Cahyadi essmloc-6 Nov-DAPU (1).docx 0.37%

SILVIA-9 MEI.docx 0.33%

15.I1.0001-Stephania Eliza-13 NOV.docx 0.33%

Evania 15I10044 - KP-30 MEI.docx 0.33%

BAGAS-REVISI-31 MEI.doc 0.33%

PROPOSAL Monika Kartika Ayu-6 Nov.docx 0.27%

MONICA KARTIKA-3 JUNI.docx 0.27%

Monica kartika-30 mei.docx 0.27%

Agustin Putri Ariani 4 April.docx 0.27%

Vicky Widia Yusrina-13.70.0146-23 MARET.docx 0.27%

Vicky Widia Yusrina-13.70.0146-22 MARET (1).docx 0.27%

Vicky Widia Yusrina-13.70.0146-22 MARET.docx 0.27%

14.E1.0010 FEBY ROSELEEN H.docx 0.27%

(4)

1. TUGAS KHUSUS : ANALISA KERUSAKAN MINYAK DAN PROSES

VALIDASI PADA QTELA TEMPE

Tabel 2. Tabel Hasil Analisa Kadar FFA (Free Fatty Acid)

Hari pertama Hari kedua Hari ketiga

Kontrol 0.0599 0.0899 0.0625

Pengecekan I 0.0857 0.1314 0.1025

Pengecekan II 0.1957 0.1939 0.1399

Pengecekan III 0.2876 0.2220 0.2682

kontrol pengecekan 1 pengecekan 2 pengecekan 3 0

Gambar 9. Grafik Analisa Kadar FFA (Free Fatty Acid)

Tabel 3. Hasil Analisa POV (Peroxide Value)

Hari pertama Hari kedua Hari ketiga

Kontrol 1.6466 0.9269 0.9888

Pengecekan I 6.2208 1.0488 1.3285

Pengecekan II 5.7324 5.99 3.6368

(5)

kontrol pengecekan 1 pengecekan 2 pengecekan 3

Gambar 10. Grafik Analisa POV (Peroxide Value)

Kadar Air (menggunakan oven dengan suhu yang sudah di-setting sesuai

standar perusahaan)

Kadar air (menggunakan moisture balance dengan suhu 150°C selama 4

menit)

Rata-rata = 1,13 Rata-rata = 1,375

NB = Sebelum sampel dimasukkan ke dalam oven, sebaiknya dilakukan proses homogenisasi dengan cara mengukur kadar air menggunakan moisture balance hingga didapatkan 10 data yang memiliki rentang nilai yang berbeda jauh.

(6)

2. PEMBAHASAN

Qtela Tempe adalah salah satu produk berbasis tempe yang di produksi di PT Indofood

Fritolay Makmur, Semarang Jawa Tengah. Qtela ini ada beberapa varian rasa seperti

rasa original, cabe rawit, daun jeruk, serta rumput laut / seaweed, akan tetapi di PT

Indofood Fritolay Makmur, Semarang, Jawa Tengah hanya memproduksi 2 varian rasa

yakni original dan cabe rawit. Tentu saja tekstur yang renyah diperoleh dari minyak

yang baik dan masih belum tengik. Maka dari itu sebelum terjadi ketengikan setiap

pabrik seharusnya mengecek keadaan minyak secara berkala dan menentukan batas

maksimal penggunaan minyak sebelum terjadi ketengikan. Minyak akan mengalami

kerusakan pada suhu190°C ketikaterdapat oksigendan akan rusakpada suhu 240°C

-260°C ketika tidak terdapat oksigen (Ketaren, 1986 dalam Ilmiet al.,2015 ),

sedangkan suhu yang digunakan untuk penggorengan Qtela Tempe adalah sekitar

180°C. Ini menjadi langkah tepat untuk mengurangi kerusakan yang lebih cepat pada

minyak. Menurut Ketaren (2008) dalam Ayu et al. (2016) kerusakan minyak akibat

pemanasan dapat diamati dari perubahan warna, kenaikan viskositas, peningkatan kadar

asam lemak bebas, kenaikan bilangan peroksida. Pada minyak bekas penggorengan

Qtela Tempe dilakukan 2 analisa yakni analisa FFA (Free Fatty Acid) dan POV

(Peroxide Value). Pemanasan pada minyak menyebabkan terjadinyaoksidasi, hidrolisis,

serta dekomposisiminyakyangdipengaruhiolehtingginyasuhudanlamapemanasan

(Chatzilzaron et al., 2006). Maka dari itu untuk mencegah adanya oksidasi,

ditambahkan fortifikasi seperti antioksidan. Menurut Suroso (2013) dalam jurnalnya

mengatakan antioksidan (tokoferol) berguna untuk mengalihkan proses oksidasi dari

minyak ke antioksidan sehingga ikatan rangkap pada minyak tetap utuh.

2.1. Analisa FFA (Free Fatty Acid)

Asam lemak dibedakan menjadi 3 jenis yakni Saturated Fatty Acid (Asam Lemak

Jenuh),UnsaturatedFatty Acid(AsamLemaktakJenuh),danPoly Unsaturated Fatty

Acid (Asam Lemak tak Jenuh dengan ikatan ganda) (Strayeret al., 2006). Menurut

Strayer et al. (2006) mengatakan bahwa trigliserida sangat mudah terhidrolisis. Ketika

trigliserida terhidrolisis secara parsial maka akan menghasilkan monogliserida dan

(7)

katalis asam maka akan menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas. Hidrolisisakan

sangat menurunkankualitasminyak dikarenakan smoke point-nya akan turun, bahan-

bahan yang digoreng akan menjadi coklat dan berminyak (Winarno, 2004 dalam

Siswanto & Mulasari, 2015). Smoke point disini berarti apabila suatu minyak

dipanaskan pada suhu tertentu dan pertama kali timbul asap. Apabila minyak yang telah

disimpan lama akan terjadi reaksi enzimatis dan akhirnya akan membebaskan asam

lemak yang disebut Asam Lemak Bebas.

Minyak/Lemak Air Gliserol Asam Lemak Bebas (Suroso, 2013)

AnalisFFA (Free Fatty Acid) dimulai dengan menuangkan sampel minyak yang masih

hangatpadaerlenmeyersebanyak10gram. Sampelminyakharusdiujidalamkeadaan

hangat ataupanas karena pada dasarnya sama seperti fungsipemanasan pada metode

umumnya yakni untuk mempercepat proses titrasi berlangsung (Daintith, 1999).

Kemudian ditambahkan larutan PP sebanyak 2 tetes pada sampel minyak. Kemudian

erlenmeyer lain dituangkan propanol sebanyak 50 ml kemudian ditetesi PP sebanyak 2

tetes. Setelah itu propanol dititrasi dengan terlebih dahulu dengan NaOH 0.01 N hingga

berwarna ungu dan warnanya tetap selama kurang lebih 10 detik. Kegunaan propanol

disini hampir sama seperti alkohol yakni melarutkan produk asam lemak dari reaksi

hidrolisissehingga dapatterjadireaksidenganbasakuatdan terbentuk sabun(Ketaren,

1986). Kemudian dicampurkan ke dalam sampel minyak yang telah ditetesi PP

sebelumnya dan dititrasi kembali menggunakan NaOH 0.01 N hingga warna mencapai

titik akhir titrasi yakni perubahan warna menjadi merah muda yang tidak hilang selama

kurang lebih 10 detik. Fungsi NaOH disini sesuai dengan Strayer et al. (2006) yang

mengatakan bahwa NaOH menangkap gliserol serta garam sodium dari komponen asam

(8)

volume titrasi x normalitas NaOH x BM Asam Lemak berat sampel

Keterangan =

Normalitas NaOH = 0.01 N BM Asam Lemak = 256 Berat sampel = 10 gram

Dari tabel dan grafik analisa kadar FFA / Free Fatty Acid dimana hasil dari analisa

tersebut menyatakan bahwa nilai FFA akan terus naik seiring pengecekan berkala. Hal

ini sesuai dengan teori bahwa semakin banyak penggorengan maka nilai FFA akan

semakin tinggi. Menurut Daintith (1999) kadar FFA yang tinggi disebabkan karena

prosespengolahan yang tidak tepat, contohnya seperti pemanasandimana pemanasan

ini dapat menurunkan kualitas dari minyak tersebut. Dari data yang didapatkan, nilai

FFA berkisar antara 0,05 hingga 0,28. Menurut SNI 01-3741-2002, standar yang

ditentukan untuk kadar free fatty acid adalah 0,3 sehingga hasil yang didapatkan telah

sesuai dengan standar yang telah di tentukan oleh SNI

2.2. Analisa POV (Peroxide Value)

Peroxide Value atau lebih dikenal dengan bilangan peroksida ini adalah produk hasil

oksidasi minyak, yang apabila diteruskan nantinya akan terbentuk aldehida (bau tengik).

Pengolahan dan penyimpanan minyak pada bahan yang tidak terbuat dari logam

sangatlahpentingkarenalogamsepertibesidapatmenjadikatalisdarioksidasilemak

(Fennema et al., 2002).

Menurut deMan(1999) setiapadakenaikan suhu10°C lajukecepatan oksidasimenjadi

naik dua kali lipat. Teori Ketaren (1986) dalam Aminah (2010) menyatakan bahwa

oksidasi lemak oleh oksigen terjadi secara spontan jika bahan berlemak dibiarkan

kontak dengan udara, sedangkan kecepatan proses oksidasinya tergantung pada tipe

lemak dan kondisi penyimpanan. Peroksida terbentuk pada tahap inisiasi oksidasi,

dimana hidrogen diambil dari senyawa oleofin yang menghasilkan radikal bebas.

Keberadaan cahaya dan logam berperan penting dalam pengambilan hidrogen tersebut.

Radikal bebas tersebut bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi, yang

selanjutnyadapatmengambilhidrogendarimolekultakjenuhmenghasilkanperoksida

(9)

tinggi mempengaruhi mutu kimia dan organoleptik dari minyak. Metodepenggorengan

“Deep Frying” menurunkan asam lemak tak jenuh pada minyak, meningkatkan buih,

warna, viskositas, densitas, panas spesifik, kandungan asam lemak bebas, komponen

polar, dan komponenpolimerik (Choeand Min, 2007). Pernyataan ini diperkuat oleh

Fennema et al. (2002) yang mengatakan dalam proses penggorengan deep far frying

terjadi banyak proses kimia yang bersifat deterioratif seperti hidrolisis, oksidasi, serta

polimerisasi dan minyak terurai membentuk senyawa-senyawa volatil, senyawa

monomer dan polimer nonvolatil.

R-CH=R’ + O2 R-CH-CH-R’R-CH-CH-R’R-CH + CH-R

O O O O O

O

Monooksida Peroksida labil aldehid (bau tengik)

(Suroso, 2013)

Analisa POV (Peroxide Value) dimulai dengan menimbang sampel minyak sebanyak

kurang lebih 10 gram dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah itu ditambahkan 30

ml campuran asam asetat glasial dan kloroform dengan perbandingan 3:2 dan

ditambahkan larutan KI jenuh sebnayk 0.5 ml. Sampel kemudian ditutup rapat,

diletakkan diruang gelap dan didiamkan selama kurang lebih satu menit. Kemudian

didapatkan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut

volume titrasi x normalitas Na 2 S 2O 3 x 1000 berat sampel

Keterangan =

Normalitas Na2S2O3 = 0.01 Berat sampel = 10 gram

Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa pengecekan Peroxide Value atau nilai

bilangan peroksida mengalami fluktuasi. Semakin banyak gugus peroksida yang

terbentuk, maka nilai bilangan peroksida / Peroxide Value akan semakin tinggi. Menurut

(10)

ini dapat terjadi karena cahaya masuk ke dalam pabrik dengan intensitas berbeda-beda

sehingga nilai bilangan peroksida atau peroxide value akan naik turun. Abdullah (2007)

menambahkan bahwa fluktuasi nilai bilangan peroksida /peroxide value dikarenakan

senyawa peroksida telah terurai karena sifatnya yang tidakstabil. Pemanasan minyak

suhu tinggi akan menyebabkan reaksi oksidasi pada awal dimana senyawa peroksida

akan terbentuk, lalu terurai menjadi keton, aldehid, asam lemak bebas, dan senyawa

polimer(Ketaren,1986dalam Abdullah,2007). Data yang diperoleh memiliki rentang

antara 0,9 hingga 6,4. Menurut SNI 01-3741-2002 dinyatakan bahwa nilai bilangan

peroksida maksimal bernilai 1,00 mg O dalam 100 gram sampel atau 10 mg O dalam2 2

10 gram sampel, dari data yang didapatkan dapat dikatakan telah sesuai dengan standar.

2.3. Proses Validasi

Hal pertama yang dilakukan dalam melakukan proses validasi adalah melakukan proses

pemilihan data pencilan. Data pencilan didapatkan dari 12 kali pengujian kadar air pada

produk “A” dengan suhu 155°C selama 4 menit baik pada oven maupun mettler (alat

untuk mengukur kadar air). Kemudian dari 12 data dibuanglah 2 data yang tidak

serumpun dengan 10 data lainnya dan disebut sebagai data pencilan. Mencari data

pencilan ini disebut dengan uji Dixon. Setelah mencari data pencilan, kemudian data

yang didapatkan ini diuji homogenitasnya. Uji homogenitas baik dari mesin pengukur

kadar air (mettler) maupun oven digunakan 2 syarat yakni % RSD dan % CV Horwitz,

dimana keduanya memiliki rumus masing-masing.

% RSD= Sd

rata−rata 10 data x 100 %

Keterangan = Sd : standar deviasi dari 10 data yang didapatkan

C 1−0,5 x log ¿

¿ ¿

% CV Horwitz=2¿

Keterangan = C : nilai rata- rata dari 10 data yang didapatkan

Pada nilai % RSD dinyatakan homogen menurut AOAC (Association of Official

Agricultural Chemists) ketika nilainya kurang dari 2%, sedangkan pada CV Horwitz

dikatakan homogen ketika nilainya 2/3 lebih besar daripada nilai %RSD. Kemudian

(11)

mengetahui perbedaan variansi antar kelompok data. Imam (2005:84) dalam Meidera

Elsa Dwi Putri (2012) menambahkan bahwa uji F statistik dasarnya menunjukan

apakah semua variabel bebas dapat dimasukkan ke dalam fungsi regresi mempunyai

pengaruhyangsamaterhadapvariabelterikatnya. Uji T padadasarnyamemilikitujuan

untuk menguji pengaruh dari satuvariabel bebas terhadap variabel terikat secaraparsial

dalamhalmenjelaskanvariasivariabeldependen(Imam,2005:84dalamMeideraElsa

Dwi Putri, 2012). Uji T digunakan untuk mengetahui apakah 2 metode berbeda tersebut

memiliki perbedaan nyata atau tidak. Menurut Thompson et al. (2002) menyatakan

bahwa proses validasi ini harus memperhatikan efek bias dari metode tersebut dan efek

dari laboratorium terhadap proses validasi. Berikutrekomendasimenurut Thompson et

al. (2002) mengenai validasi pada laboratorium tunggal yakni

Jika dimungkinkan dan praktis, laboratorium harus menggunakan metode

analisisyangmemilikikarakteristikkinerja melalui ujikolaboratifyang sesuai

dengan protokol Standar Internasional (SI).

Apabila metode diatas tidak dapat diterapkan, metode harus divalidasi sebelum

digunakan untuk menghasilkan dana analitik.

Validasi laboratorium tunggal ini harus memilih karakteristik yang cocok dengan

evaluasi seperti : presisi, akurasi, kalibrasi, penerapan, dan lain-lain.

(12)

3. KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Dari tingkat kerusakan minyak, baik FFA (Free Fatty Acid) maupun POV

(Peroxide Value) di perusahaan Indofood Fritolay Semarang telah memenuhi

standar SNI yakni untuk kadar FFA (Free Fatty Acid) tidak lebih dari 0,3 ;

sedangkan padaPOV (Peroxide Value) tidak melebihi 10 mg O dalam 10 gram2

sampel.

Kerusakan minyak dapat disebabkan karena proses pemanasan dan proses

pengolahan yang kurang baik.

Fluktuasi dari bilangan peroksida disebabkan karena telah terurainya senyawa

peroksida menjadi aldehid, keton, asam lemak bebas, dan senyawa polimer lain,

bisa saja ada udara yang masuk ke pabrik dengan intensitas berbeda ke dalam

pabrik.

Proses validasi berguna untuk pembuktian bahwa 2 metode memiliki perbedaan

nyata atau tidak.

3.2. Saran

Menutup saluran udara yang berada diatas penggorengan supaya nilai bilangan

peroksida yang diukur dapat menghasilkan nilai yang valid.

Diperlukan penggantian minyak yang lebih rutin, serta suhu penggorengan tidak

boleh terlalu tinggi.

Minyak yang diambil untuk di cek kadar FFA dan POV seharusnya di cek secara

langsung setelah pengambilan supaya nilai POV tidak tinggi yang nantinya akan

(13)

4. DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2007). Pengaruh Gorengan dan Intensitas Penggorengan Terhadap Kualitas

Minyak Goreng. Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau. Pekanbaru. https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JPS/article/view/1525

Aminah, Siti. (2010). Bilangan Peroksida Minyak Goreng Curah dan Sifat Organoleptik

Tempe pada Pengulangan Penggorengan. Universitas Muhammadiyah Semarang. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPDG/article/view/141/123

Astawan, Made, Tutik Wresdiyati, Sri Widowati, Siti Harnina Bintari, Nadya Ichsani. (2013). Karakteristik Fisikokimia danSifatFungsional Tempe yang Dihasilkandari Berbagai

Varietas Kedelai. Universitas Negeri Semarang.

jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/view/102/89

Astuti, M., M Andreanyta, S.F. Dalais, M.L. Wahlqvist. (2000). Tempe, a Nutritious and Healthy Food from Indonesia. Asia Pacific Journal of Clinic and Nutrition. Vol. 9: 322-325. http://apjcn.nhri.org.tw/server/APJCN/9/4/322.pdf

Ayu, Afifa; Farida Rahmawati; Saifudin Zukhri. (2016). Pengaruh Penggunaan Berulang

Minyak Goreng terhadap Peningkatan Kadar Asam Lemak Bebas dengan Metode

Alkalimetri. Farmasi STIKES Muhammadiyah. Klaten.

ejournal.stikesmukla.ac.id/index.php/cerata/article/view/117

Badan Pusat Statistik. (2012). Kedelai. Jakarta: BPS.

Chatzilazarou, A., GartziO.,Lalas,S.,Zoidis, E., andTsaknis,J. (2006). Physicochemical ChangesOfOliveOilandSelected Vegetable Oil During Frying. Journal Food Lipids 13: 27-35. http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download? doi=10.1.1.547.8202&rep=rep1&type=pdf

Choe, E., And Min, B.D. (2007). Chemistry of Deep-Fat Frying Oils. Journal Of Food

(14)

Ericson, M.C. (2002). Lipid Oxidation of Muscle Foods dalam Akoh.C.C., and Min.B.D.

2002. Food Lipid: Chemistry, Nutrition, and Biotechnology. 2nd Ed. Marcel Dekker Inc. New York-Basel. https://books.google.co.id/books? hl=en&lr=&id=sPglndmgXU8C&oi=fnd&pg=PA321&dq=Ericson,+M.C.,

Fennema, Owen R; Y.H. Hui; Marcus Karel; Pieter Walstra; John R. Whitaker. (2002). Food

Lipids : Chemistry, Nutrition, and Biotechnology. Marcel Dekker, Inc. New York. http://www.stu.edu.vn/uploads/documents/030509-215944.pdf

Gaman, P. M., Sherrington, K. B., & Gardjito, M. (1994). Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu

Goreng dan Produk Gorengan Selama Penggorengan di Rumah Tangga Indonesia.

Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Fakultas Ekologi Manusia. IPB. Bogor. jatp.ift.or.id/index.php/jatp/article/download/119/87

Krisdiana,R. (2005).Preferensi Industri Tahu dan Tempe dalam Menggunakan Bahan Baku

Kedelai di Jawa Timur. Malang: Balitkabi.

ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/ippan/article/view/2674

Ekonomi Universitas Negeri Padang.

http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/mnj/article/view/44/32

Nurhasnawati,Henny; Risa Supriningrum; NanaCaesariana. (2015). PenetapanKadarAsam Lemak Bebas dan Bilangan Peroksida pada Minyak Goreng yang Digunakan Pedagang

Gorengan di Jl. A.W. Sjahranie Samarinda. Akademi Farmasi. Samarinda. https://jurnal.akfarsam.ac.id/index.php/jim_akfarsam/article/view/7

(15)

Siti NW, Tri Dewanti W, Kuntanti. 2001. Studi tingkat kerusakan dan keamanan pangan minyakgoreng bekas(Kajian dari perbedaanjenis minyakgoreng danbahan pangan

yang digoreng). Laporan Penelitian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Brawijaya Malang. https://media.neliti.com/media/publications/104568-ID-kualitas-minyak-goreng-habis-pakai-ditin.pdf

Standar Nasional Indonesia SNI, 01-3741-2002, Kualitas Minyak Goreng, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Strayer, Dennis. 2006. Food Fats and Oils. Institute of Shortening and Edible Oils. Ninth Edition.

Suroso, Asri Sulitijowati. 2013. KualitasMinyakGoreng HabisPakaiDitinjau dariBilangan Peroksida, BilanganAsam dan KadarAir. Jurnal KefarmasianIndonesia Vol 3.2.2013 : 77-88. ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jki/article/view/4058

Survei Konsumsi Nasional. 2009. Data Konsumsi Kedelai Nasional. Jakarta: BPS.

Thompson, Michael, Stephen L. R. Ellison, Roger Wood. (2002). HARMONIZED

GUIDELINES FOR SINGLELABORATORY VALIDATION OF METHODS OF

ANALYSIS. Iupac Technical Report. United Kingdom.

Gambar

Tabel 2. Tabel Hasil Analisa Kadar FFA (Free Fatty Acid)
Gambar  10. Grafik Analisa POV (Peroxide Value)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berpikir pseudo dalam memecahkan masalah matematika di SMP Negeri 2 Banyumas pada materi Lingkaran. Metode yang digunakan

Prognosis pada setiap pasien didasarkan pada analisa marker biologi tumor primer yaitu estogen reseptor (ER), progesterone reseptor (PR), HER-2 , dan ki-67, bersama dengan

Survei tanah yang dilakukan selain untuk melakukan tingkat kapabilitas atau kemampuan lahan secara keseluruhan, juga dilakukan sebagai bahan untuk pemetaan tanah dalam

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Penertiban Dan Konseling Pelajar Tidak

Setelah hasil analisis data penelitian, selanjutnya adalah mendiskripsikan hasil penelitian tersebut dalam sebuah tabel yang menunjukkan adanya perbedaan hasil

Seratus tujuh puluh tujuh juta tujuh ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah maka Panitia Pengadaan Barang/Jasa Bidang Cipta Karya Dinas PU TAMBEN Kabupaten Flores Timur Tahun

Efektivitas model pembelajaran kooperatif teknik find someone who dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa jepang tingkat dasar.. Universitas pendidikan indonesia

sesuai untuk meminimalkan interferensi dan untuk balansing amplifier dan sitem distribusi. Item yang digunakan untuk balansing dan meminimalkan interferensi harus mampu