• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Evaluatif Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Sampangan dan Taman Tirtoagung Di Kota Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kajian Evaluatif Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Sampangan dan Taman Tirtoagung Di Kota Semarang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Kajian Evaluatif Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Taman Sampangan dan Taman Tirtoagung

Di Kota Semarang

Tesis

Susilowati Retnaningsih

NIM: 13.91.0006

Program Magister Lingkungan dan Perkotaan

Universitas Katolik Soegijapranata

(2)

2

KATA PENGANTAR

Tumbuh dan berkembangnya suatu kota, dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan

bentuk dan fungsi penggunaan lahan yang dilakukan masyarakat kota dan pemenuhan

fasilitas ekonomi sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perkembangan

penggunaan lahan ini perlu diimbangi dengan penyediaan ruang terbuka hijau.

Berkembangnya suatu kota membawa konsekuensi terhadap perubahan fisik kota

yang biasanya juga dibarengi pertumbuhan penduduk dan pembangunan fasilitas ekonomi

yang cukup tinggi dengan penyebaran yang semakin cepat dan luas. Bertambahnya

penduduk di perkotaan secara otomatis selain akan meningkatkan aktivitas masyarakatnya

serta permintaan terhadap fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH), juga akan mempengaruhi

kualitas lingkungan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, luasan

Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditetapkan minimal 30% dari total luas wilayah dan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan merupakan pedoman rinci

pembangunan ruang terbuka hijau (RTH).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang (2010), Kota

Semarang dengan luas wilayah 373,70 km2 mempunyai jumlah penduduk 1.481.644 jiwa dan

kepadatan peduduk sebesar 7.449 jiwa/km2, serta mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk

sebesar 1,67%. Secara fisiografi Kota Semarang dibagi menjadi 2 (dua) wilayah, yaitu

wilayah Semarang bagian bawah dengan fisiografi dataran pantai hingga berombak, dan

wilayah Semarang bagian atas dengan fisiografi berbukit hingga bergunung, dan meliputi 16

Kecamatan. Kota Semarang mempunyai delapan kecamatan yang belum memenuhi ketentuan

RTH, antara lain Gajahmungkur (7,4%), Candisari (6,26%), Pedurungan (24,18%),

Gayamsari (19,21%), Semarang Timur (9,54%), Semarang Utara (9,47%), Semarang Tengah

(11,9%), dan Semarang Barat (27,9%) (Kepala Bappeda Kota Semarang M. Farchan pada

wawancara Ribut Achwandi_Reporter Trijaya FM Semarang)

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang telah dirintis oleh Kementerian

Pekerjaan Umum C.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang merupakan salah satu langkah

nyata Pemerintah Pusat bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

(3)

3

terkait pemenuhan luasan RTH Perkotaan, dan merupakan inovasi perwujudan RTH

perkotaan yang berbasis komunitas. Tahun 2012 di Kota Semarang telah dibangun Taman

Sampangan dan Taman Tirtoagung yang merupakan Program Pengembangan Kota Hijau

(P2KH) dari Kementerian Pekerjaan Umum. Berdasarkan pengamatan awal, pemanfaatan

taman tersebut ada yang bermanfaat dan ada yang kurang bermanfaat.

Adapun lingkup pelaksanaan kegiatan P2KH berupa revitalisasi, pemeliharaan

maupun pembangunan baru RTH berdasarkan hasil desain yang telah disepakati yang secara

umum meliputi: 1) Pekerjaan persiapan; 2) Pekerjaan konstruksi lansekap; dan 3)

Pemeliharaan secara menyeluruh.

Keluaran kegiatan P2KH diharapkan dapat terbangunnya area RTH publik yang

terintegrasi dan aksesibel bagi lingkungan perkotaan sekitarnya, serta dapat memberikan fungsi interaksi sosial secara aktif, bagi kota secara umum.

Di sisi lain RTH yang dibangun tidak selalu sesuai dengan distribusi penduduk

perkotaan dan jangkauan pelayanan RTH di Kota Semarang masih kurang maksimal.

Akibatnya banyak masyarakat yang harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk memenuhi

kebutuhan mereka akan RTH. Selain itu, dari beberapa RTH taman yang telah dibangun,

tidak semua mempunyai kondisi yang sama, baik dari sisi pemanfaatan dan pemeliharaannya.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, terlihat beberapa RTH mempunyai kondisi

kurang terawat, atau bahkan tidak berfungsi sebagai RTH.

Berdasarkan kondisi tersebut, penulis mencoba menguraikan masalah yang terdapat

pada RTH di Kota Semarang, antara lain:

a. Taman/RTH tidak tidak mempunyai jangkauan pelayanan yang baik;

b. Taman/RTH yang ada kurang/tidak termanfaatkan diakibatkan oleh pembangunan

yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

c. Taman/RTH yang ada kurang/tidak terawat diakibatkan oleh kurangnya partisipasi

(4)

4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

ABSTRAK... ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Permasalahan ... 2

1.3. Tujuan dan Sasaran ... 4

1.3.1. Tujuan ... 4

1.3.2. Sasaran ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

1.5.1. Ruang Lingkup Spasial ... 5

1.5.2. Ruang Lingkup Substansial ... 5

1.6. Kerangka Pemikiran ... 5

1.7. Sistematika Pembahasan ... 7

1.8. Tinjauan Pustaka... 8

1.8.1. Ruang Terbuka Hijau ... 8

1.8.2 RTH dalam Penataan Ruang ... 17

1.8.3 Pemanfaatan RTH ... 20

1.8.4. Peran Serta Masyarakat ... 26

1.8.5. Kriteria RTH di Kawasan Perkotaan ... 26

1.8.6. Teori Evaluasi ... 36

(5)

5

BAB II METODE EVALUASI RUANG TERBUKA HIJAU ... 42

2.1. Metode Penelitian... 42

2.2. Teknik Pengumpulan Data ... 43

2.3. Teknik Sampling ... 44

2.4. Metode Analisis ... 46

2.5. Kerangka Analisis Penelitian ... 46

BAB III HASIL PENGAMATAN RUANG TERBUKA HIJAU TAMAN SAMPANGAN DAN TAMAN TIRTOAGUNG DI KOTA SEMARANG .... 48

3.1. Gambaran Umum Kota Semarang ... 48

3.2. Gambaran Umum Ruang Terbuka Hijau di Kota Semarang ... 51

3.3. Kebijakan Pengembangan RTH di Kota Semarang ... 53

3.3.1. Pengembangan RTH melalui Program Pembangunan Kota Hijau (P2KH) ... 53

3.3.2. Pengembangan RTH Menurut Kecenderungan Pengembangan Wilayah . . 54

3.4. Gambaran Umum Taman di Kota Semarang ... 58

3.4.1. Gambaran Umum Taman Tirtoagung ... 59

3.4.2. Gambaran Umum Taman Sampangan ... 63

BAB IV ANALISIS EVALUASI RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA SEMARANG 68 4.1. Identifikasi Karakteristik RTH di Kota Semarang ... 68

4.1.1. Taman Tirtoagung ... 69

4.1.2. Taman Sampangan ... 71

4.1.3. Kesimpulan ... 73

4.2. Identifikasi Karakteristik Pengunjung RTH di Kota Semarang ... 73

4.2.1. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73

4.2.2. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Rentang Usia ... 74

4.2.3. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 76

4.2.4. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 77

4.2.5. Kesimpulan ... 78

4.3. Analisis Kebutuhan Penduduk Akan RTH ... 79

4.3.1. Analisis Keinginan Frekuensi dan Frekuensi Kunjungan ... 79

(6)

6

4.4. Analisis Jangkauan Pelayanan RTH ... 88

4.4.1. Taman Tirtoagung ... 88

4.4.2. Taman Sampangan ... 93

4.4.3. Kesimpulan ... 99

4.5. Analisis Kualitas RTH ... 99

4.5.1. Kualitas RTH Berdasarkan Aksesibilitas ... 100

4.5.2. Kualitas RTH Berdasarkan Kondisi Vegetasi ... 100

4.5.3. Kualitas RTH Berdasarkan Kondisi Fasilitas ... 100

4.5.4. Kualitas RTH Berdasarkan Penataan Taman (Setting Area) ... 101

4.5.5. Kualitas RTH Berdasarkan Tingkat Kebersihan ... 101

4.5.6. Kualitas RTH Berdasarkan Daya Tampung ... 103

4.5.7. Kesimpulan ... 104

4.6. Analisis Harapan Penduduk Akan Kondisi RTH. ... 105

4.6.1. Aksesibilitas ... 108

4.6.2. Vegetasi ... 110

4.6.3. Fasilitas ... 112

4.6.4. Penataan Taman (Setting Area) ... 116

4.6.5. Kebersihan ... 119

4.6.6. Daya Tampung ... 120

4.6.7. Kesimpulan ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 123

5.1. Kesimpulan ... 123

5.1.1. Kesimpulan Ketersediaan RTH Dikaitkan Jangkauan Pelayanan Masyarakat ... 123

5.1.2. Kesimpulan Kondisi RTH Dikaitkan Keinginan Masyarakat ... 125

5.2. Rekomendasi ... 128

5.2.1. Rekomendasi bagi Pemerintah ... 128

5.2.2. Rekomendasi bagi Masyarakat ... 129

5.2.3. Rekomendasi Studi ... 129

(7)

7

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk ... 20

Tabel 1. 2 Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kelurahan ... 23

Tabel 1. 3 Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kecamatan ... 23

Tabel 1. 4 Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kota ... 24

Tabel 1. 5 Contoh Pohon untuk Taman Lingkungan dan Taman Kota ... 35

Tabel 1. 6 Sintesis Teori dan Variabel Penelitian ... 37

Tabel 3. 1 Penggunaan Lahan di Kota Semarang ... 48

Tabel 3. 2 Luasan Lahan RTH di Kota Semarang ... 51

Tabel 3. 3 Delapan Kecamatan yang Belum Memenuhi Prosentase/Ketentuan RTH di Kota Semarang ... 53

Tabel 3. 4 Karakteristik Sebaran Taman Kota Semarang ... 58

Tabel 4. 1 Identitas dan Data Kunjungan Responden Taman Tirtoagung ... 80

Tabel 4. 2 Aktivitas Responden di Taman Tirtoagung ... 85

Tabel 4. 3 Aktivitas Responden di Taman Sampangan ... 87

Tabel 4. 4 Persebaran Responden Berdasarkan Domisili dan Jarak Ke Taman Tirtoagung ... 90

(8)

8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 6

Gambar 1. 2. Tipologi RTH ... 13

Gambar 1. 3. Kedudukan Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan RTH dalam RTR Kawasan Perkotaan ... 19

Gambar 2. 1 Kerangka Analisis ... 47

Gambar 3. 1 Peta Kota Semarang ... 49

Gambar 3. 2 Taman Tirtoagung di Kecamatan Banyumanik ... 60

Gambar 3. 3 Fasilitas Olahraga di Taman Tirtoagung ... 61

Gambar 3. 4 Fasilitas Bermain Anak di Taman Tirtoagung ... 61

Gambar 3. 5 Fasilitas Tempat Duduk di Taman Tirtoagung ... 62

Gambar 3. 6 Fasilitas Pendukung di Taman Tirtoagung Berupa Lampu Taman dan Tempat Sampah ... 62

Gambar 3. 7 Keberadaan Toilet Umum dan Jalur Pedestrian di Taman Tirtoagung ... 63

Gambar 3. 8 Vegetasi di Taman Tirtoagung ... 63

Gambar 3. 9 Taman Sampangan di Kecamatan Gajahmungkur ... 64

Gambar 3. 10 Fasilitas Bermain Anak di Taman Sampangan ... 64

Gambar 3. 11 Jalur Pedestrian di Taman Sampangan ... 65

Gambar 3. 12 (a) Main entrance, (b) Salah Satu Landmark Taman, (c) Bangku Taman di Taman Sampangan ... 66

Gambar 3. 13 (a) Parkir Sepeda, (b) Tempat Sampah di Taman Sampangan ... 66

Gambar 3. 14 Kondisi Vegetasi di Taman Sampangan ... 67

Gambar 4. 1 Fasilitas Bangku Taman Penunjang Fungsi Sosial Budaya ... 70

Gambar 4. 2 (a) Lokasi Taman yang Dijangkau oleh Transportasi Umum (b) Parkir Sepeda Pengunjung ... 71

Gambar 4.3 Taman Tirtoagung dan Taman Sampangan ... 73

Gambar 4.4 Prosentase Jumlah Pengunjung Taman Tirtoagung ... 74

Gambar 4.5 Prosentase Jumlah Pengunjung Taman Sampangan ... 74

Gambar 4.6 Prosentase Golongan Usia Pengunjung Taman Tirtoagung ... 75

Gambar 4.7 Prosentase Golongan Usia Pengunjung Taman Sampangan ... 75

(9)

9

Gambar 4.9 Prosentase Pengunjung Taman Sampangan Berdasarkan Jenis Pekerjaan 76

Gambar 4.10 Prosentase Pengunjung Taman Tirtoagung Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 77

Gambar 4.11 Prosentase Pengunjung Taman Sampangan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 78

Gambar 4.12 Prosentase Keinginan Frekuensi Responden untuk Menikmati RTH ... 79

Gambar 4.13 Prosentase Frekuensi Kunjungan Responden ke Taman Tirtoagung dan Taman Sampangan ... 84

Gambar 4.14 Prosentase Kunjungan Responden Taman Tirtoagung Bersama Partner Mereka ... 85

Gambar 4.15 Grafik Aktivitas Responden di Taman Tirtoagung ... 86

Gambar 4.16 Grafik Alasan Kunjungan Responden ke Taman Tirtoagung ... 86

Gambar 4.17 Prosentase Kunjungan Responden Taman Sampangan Bersama Partner Mereka ... 87

Gambar 4.18 Grafik Aktivitas Responden di Taman Sampangan ... 88

Gambar 4.19 Grafik Alasan Kunjungan Responden ke Taman Sampangan ... 88

Gambar 4.20 Persebaran Jumlah Pengunjung Taman Tirtoagung ... 83

Gambar 4.21 Grafik Persebaran Jarak Rumah Pengunjung Menuju Taman Tirtoagung 83 Gambar 4.22 Grafik Persepsi Responden Terhadap Persebaran RTH di Lingkungan Tempat Tinggal Mereka ... 94

Gambar 4.23 Persebaran Jumlah Pengunjung Taman Sampangan ... 95

Gambar 4.24 Grafik Persebaran Jarak Rumah Pengunjung Menuju Taman Sampangan ... 98

Gambar 4.25 Grafik Persepsi Responden Terhadap Persebaran RTH di Lingkungan Tempat Tinggal Mereka ... 98

Gambar 4.26 Grafik Persepsi Responden Terhadap Aksesibilitas Taman ... 100

Gambar 4.27 Grafik Persepsi Responden Terhadap Kondisi Vegetasi di dalam RTH ... 101

Gambar 4.28 Kondisi Vegetasi di Taman (a) Tirtoagung, (b) Sampangan ... 101

Gambar 4.29 Grafik Persepsi Responden terhadap Kondisi Fasilitas di Dalam RTH .... 102

Gambar 4.30 Grafik Persepsi Responden terhadap Penataan Taman ... 103

Gambar 4.31 Ketersediaan Tempat Sampah di Lingkungan Taman ... 103

Gambar 4.32 Grafik Persepsi Responden terhadap Kebersihan Taman ... 104

(10)

10

Gambar 4.34 Prosentase Harapan Responden terhadap Main Entrance Taman

Tirtoagung ... 106

Gambar 4.35 Prosentase Harapan Responden terhadap Main Entrance Taman Sampangan ... 107

Gambar 4.36 Prosentase Harapan Responden terhadap Area Pedestrian ... 107

Gambar 4.37 Prosentase Harapan Responden Taman Tirtoagung terhadap Keterjangkauan Taman dengan Moda Transportasi Umum ... 108

Gambar 4.38 Prosentase Harapan Responden Taman Sampangan terhadap Keterjangkauan Taman dengan Moda Transportasi Umum ... 109

Gambar 4.39 Prosentase Harapan Responden untuk Ketersediaan Jalur Difabel ... 109

Gambar 4.40 Prosentase Harapan Responden untuk Penambahan Jumlah Tanaman .... 110

Gambar 4.41 Prosentase Harapan Responden terhadap Penambahan Jenis Tanaman ... 111

Gambar 4.42 Prosentase Harapan Responden Terkait Proporsi KDH terhadap Elemen Perkerasan ... 111

Gambar 4.43 Prosentase Harapan Responden Terkait Keasrian Taman ... 112

Gambar 4.44 Prosentase Harapan Responden Terkait Area Parkir ... 113

Gambar 4.45 Prosentase Harapan Responden Terkait Penyediaan Bangku Taman ... 114

Gambar 4.46 Prosentase Harapan Responden Terkait Penyediaan Lampu Taman ... 114

Gambar 4.47 Prosentase Harapan Responden Terkait Penyediaan Sarana Bermain Anak ... 115

Gambar 4.48 Prosentase Harapan Responden Terkait Penyediaan Papan Petunjuk ... 116

Gambar 4.49 Prosentase Harapan Responden Terkait Penyediaan Jalur Pedestrian ... 116

Gambar 4.50 Prosentase Persepsi Responden Terkait Kenyamanan Taman ... 117

Gambar 4.51 Prosentase Persepsi Responden Terkait Estetika Taman ... 118

Gambar 4.52 Prosentase Harapan Responden Terkait Ketersediaan PKL ... 118

Gambar 4.53 Prosentase Harapan Responden Terkait Tempat Sampah ... 119

Gambar 4.54 Prosentase Persepsi Responden Terkait Skala Pelayanan Taman ... 120

Gambar 4.55 Prosentase Persepsi Responden Terkait Daya Tampung Tempat Parkir .. 120

(11)

11

The study Evaluatif Open Space (Green) RTH Sampangan Park and Garden

Tirtoagung in the City of Semarang.

Abstract

The development of the city as fast no doubt cause a high development activities in the urban

environment. Many development activities is sometimes not immediately followed by the

provision of open space green (RTH). As a result of a decrease in the quality and quantity of

RTH is in the urban environment.

Based on UU No. 26 The year 2007 about Space Planning (UUPR) stipulates the existence of

the allocation for RTH at least 30% from the town/urban areas, with the composition of the

20% RTH public and private RTH 10%. The allocation of 30% RTH is also specified in the

local regulations (Perda) about Regional Exterior Plan (RTRW) in each city/District.

The government of the City of Semarang has build the Garden which is a Green City

Development Program (P2KH) from the Ministry of Public Works in the Garden Sampangan

and Garden Tirtoagung built 2013 and used by 2015. The garden Sampangan and Garden

Tirtoagung which has been built from the side of the widespread still can be said as the

garden area/Sub-district seen from candy PU No. 05/PRT/M/2008, but the Garden Kelurahan

even Garden RW. From the side of the quality of RTH, the second Garden is sufficient only

takes a little improvement and the addition of the facility is still less as the main entrance,

pedestrian path, diffable path and adding plants flowers to add aesthetics garden.

(12)

12

Kajian Evaluatif Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Sampangan dan Taman

Tirtoagung Di Kota Semarang.

Abstrak

Perkembangan kota yang begitu pesat tak pelak menyebabkan tingginya kegiatan

pembangunan di lingkungan perkotaan. Banyaknya kegiatan pembangunan tersebut kadang

tidak serta merta diikuti dengan penyediaan ruang terbuka hijau (RTH). Akibatnya terjadi

penurunan kualitas maupun kuantitas RTH yang ada di lingkungan perkotaan.

Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR) mengamanatkan

adanya alokasi untuk RTH minimal 30% dari wilayah kota/kawasan perkotaan, dengan

komposisi 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Pengalokasian 30% RTH ini juga

ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di

tiap Kota/Kabupaten.

Pemerintah Kota Semarang telah membangun taman yang merupakan Program

Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dari Kementerian Pekerjaan Umum yaitu Taman

Sampangan dan Taman Tirtoagung yang dibangun tahun 2013 dan dimanfaatkan tahun 2015.

Taman Sampangan dan Taman Tirtoagung yang telah dibangun dari sisi luasan masih belum

bisa dikatakan sebagai Taman Kawasan/Kecamatan dilihat dari Permen PU No.

05/PRT/M/2008, tetapi Taman Kelurahan bahkan Taman RW. Dari sisi kualitas RTH kedua

Taman sudah mencukupi hanya butuh sedikit perbaikan dan penambahan fasilitas yang masih

kurang seperti main entrance, jalur pedestrian, jalur diffable dan penambahan tanaman bunga untuk menambah estetika taman.

Kata Kunci: Ruang Terbuka Hijau, Taman Sampangan dan Taman Tirtoagung, Program

Referensi

Dokumen terkait

Pada sub sektor perdagangan eceran nilai tukar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

Tapi ada beberapa kemajuan dalam perubahan sikap dan sosialnya”7 Melihat fenomena yang ada di lapangan bahwa di dalam pendidikan inklusi terdapat beberapa siswa anak berkebutuhan

Radikal bebas merupakan senyawa yang bersifat sangat reaktif dan memiliki pasangan elektron bebas, oleh karena itu diperlukan antioksidan yang bertujuan untuk

Dalam rangka privatisasi yang ditargetkan dalam tahun 2002 dapat berhasil lebih baik, penulis merekomendasikan beberapa hal, pertama untuk menarik investor agar bersedia

Dilatasi juga terjadi pada pembuluh darah koroner sehingga dipandang lebih aman untuk pasien dengan penyakit jantung (dibanding halotan atau enfluran), namun ternyata

Industri batik Sembung mampu memproduksi rata-rata 100 lembar kain batik per harinya, dengan banyaknya produksi yang dilakukan menghasilkan limbah cair yang

[r]

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap