i
AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DI
KELAS X-2 SMA KANISIUS HARAPAN TIRTOMOYO WONOGIRI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Maria Elisabeth Chentya Indah Agustin
NIM : 071414014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Papa A. Pit
Kok
Terimakasih atas se
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Pitoyo Juantoro & Mama Y. Ong Ming Lan ter
Koko Jefry & adikku Stevan yang tersayang,
semua kasih sayang, perhatian, doa, dan du
(^_^)
tercinta,
vi
ABSTRAK
Maria Elisabeth Chentya Indah Agustin. 2012. Aktivitas Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif di Kelas X-2 SMA
Kanisius
Harapan
Tirtomoyo
Wonogiri.
Skripsi.
Program
Studi
Pendidikan
Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas X-2 SMA
Kanisius Harapan Tirtomoyo Wonogiri dalam pembelajaran matematika berbasis
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian
antara aktivitas belajar siswa tersebut dengan karakteristik PPR pada materi Sistem
Persamaan Linear.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan
bersifat kualitatif, yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
matematika berbasis PPR. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMA Kanisius
Harapan
Tirtomoyo.
Pengumpulan
data
berlangsung
pada
pembelajaran
yang
dilaksanakan tanggal16-29 September 2011 sebanyak lima kali pertemuan, dengan cara
pengamatan langsung yang dilakukan saat kegiatan pembelajaran dan pengamatan tidak
langsung yaitu melalui hasil rekaman video dari voice recorder dan handycam. Analisis
data dilakukan dengan prosedur: (i) reduksi data yang meliputi transkipsi data rekaman
video dan penentuan topik-topik data, (ii) kategorisasi data, dan (iii) penarikan
kesimpulan.
vii
siswa. Karakteristik ini tampak pada aktivitas siswa yang mengerjakan
Lembar Evaluasi
(kuis) I, II,
dan
III.
viii
ABSTRACT
Maria Elisabeth Chentya Indah Agustin. 2012. Students’ Learning Activities in
Mathematics Teaching and Learning based on Reflective Pedagogy Paradigm in Class
X-2, Kanisius Harapan Tirtomoyo Senior High School, Wonogiri. Undergraduate
Thesis. Mathematics Education Study Program, Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
The aims of this research were to know the students' learning activities in Class
X-2, Kanisius Harapan Tirtomoyo Senior High School, Wonogiri in Mathematics Teaching
and Learning which was based on reflective pedagogy paradigm (PPR) and to know the
consistency between students' learning activities and the PPR’s characteristics on the
topic of linear equation systems.
This research was a qualitative descriptive study. The data collected were
qualitative data related to students’ learning activities in mathematics teaching and
learning process based on PPR. The subjects of this research were the students of Class
X-2 at Kanisius Harapan Tirtomoyo Senior High School. The data collection was
conducted in the class session on September 16th-29th, 2011 which was conducted in five
meetings using direct observation in the teaching and learning process and indirect
observation which used a video recording from a voice recorder and a handy cam. The
data were analyzed by these procedures: (i) Data reduction which included the transcripts
from the video recording and the identification of the topics of data, (ii) Data
categorization, and (iii) Summing up the conclusion.
ix
This characteristic appeared in students’ activities by completing the first, second and
third evaluation sheets (quizzes).
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul:
Aktivitas
Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Berbasis
Paradigma Pedagogi Reflektif di Kelas X-2 SMA Kanisius Harapan Tirtomoyo
Wonogiri. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan
membimbing penulis. Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1.
Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2.
Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3.
Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S. Pd., selaku Kaprodi Pendidikan
Matematika.
4.
Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia memberi nasehat, saran, kritik, meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis.
5.
Alm Bapak Dr. Susento, MS. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
memberi nasehat, saran, kritik, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing dan mengarahkan penulis.
6.
Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
xii
8.
Ibu Y. Prapti Hariningsih S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika kelas
X-2 SMA Kanisius Harapan Tirtomoyo Wonogiri yang sudah memberikan
waktu, pikiran dan tenaga dalam penelitian penelitian.
9.
Para siswa kelas X-2 SMA Kanisius Harapan Tirtomoyo atas bantuan dan
kerjasamanya selama penelitian berlangsung.
10.
Keluarga tercinta, Bapak A. Pitoyo Juantoro dan Ibu Y. Ong Ming Lan
selaku orang tua penulis, E. Jefry Arianto dan Y. Stevan Arianto kakak dan
adik dari penulis, terimakasih atas semua kasih sayang, doa, kesabaran,
dukungan serta perhatian yang tiada batas.
11.
Rekan penelitian Nuraini Mustika Sari Dewi, Atik Triyaniati, dan Florensius
Widodo Yulianto yang selalu memberikan bantuan dan saran selama proses
penelitian dan selama penulisan skripsi ini.
12.
Teman-teman
Pendidikan
Matematika
angkatan
2007
yang
sudah
memberikan arti dari kata persahabatan, sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan.
13.
Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Segala kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini akan penulis terima dengan
senang hati. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca khususnya para calon guru matematika.
Yogyakarta, 25 Oktober 2012
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR DIAGRAM ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Batasan Istilah ... 4
E. Deskripsi Judul ... 5
F. Manfaat Penelitian... 5
G. Sistematika penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Aktivitas Belajara Siswa ... 8
B. Paradigma Pedagogi Reflektif... 11
C. Materi Sistem Persamaan Linear... 17
xiv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 39
B. Subjek Penelitian ... 39
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 40
D. Metode Pengumpulan Data ... 40
E. Teknik Analisis Data ... 41
F. Instrumen Penelitian... 42
G. Keabsahan Data ... 43
BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian ... 44
1. Tahap Uji Coba ... 45
2. Tahap Penelitan Utama ... 46
B. Analisis Data ... 51
1. Transkripsi Rekaman Video... 51
2. Penentuan Topik-Topik Data ... 51
3. Penentuan Kategori Data... 71
C. Hasil Penelitian ... 82
1. Aktivitas Subjek (Siswa) dalam Pembelajaran ... 82
2. Kesesuaian Aktivitas Subjek (Siswa)
dengan Paradigma Pedagogi Reflektif ... 116
D. Keterbatasan Hasil Penelitian ... 123
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Klasifikasi Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran ... 125
B. Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pelajaran ... 130
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ... 132
B. Saran ... 133
xv
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Topik Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan I ... 52
Tabel 4.2
Topik Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan II ... 57
Tabel 4.3
Topik Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan III ... 60
Tabel 4.4
Topik Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan IV ... 64
Tabel 4.5
Topik Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan V ... 69
Tabel 4.6
Kategori Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan I ... 71
Tabel 4.7
Kategori Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan II ... 73
Tabel 4.8
Kategori Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan III... 73
Tabel 4.9
Kategori Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan IV ... 74
Tabel 4.10
Kategori Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan V ... 75
Tabel 4.11
Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
dalam Pembelajaran ... 82
Tabel 4.12
Garis Besar Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
xvii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Kategori Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan I ... 77
Diagram 4.2 Kategori Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan II ... 78
Diagram 4.3 Kategori Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan III ... 79
Diagram 4.4 Kategori Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
pada Pertemuan IV ... 80
Diagram 4.5 Kategori Data Aktivitas Belajar Subjek (Siswa)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 138
Lampiran II
Lembar Observasi Pembelajaran Matematika
Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif ... 169
Lampiran III
Transkripsi Data ... 175
1. Lampiran III.1 Transkrip Pertemuan I ... 176
2. Lampiran III.2 Transkrip Pertemuan II ... 201
3. Lampiran III.3 Transkrip Pertemuan III... 220
4. Lampiran III.4 Transkrip Pertemuan IV... 242
5.
Lampiran III.5 Transkrip Pertemuan V ... 262
Lampiran IV
Lembar Diskusi Kelompok Beberapa Siswa ... 279
1. Lampiran IV.1 Lembar Diskusi Kelompok I ... 280
2. Lampiran IV.2 Lembar Diskusi Kelompok II... 285
3. Lampiran IV.3 Lembar Diskusi Kelompok III ... 290
Lampiran V
Lembar Refleksi Diri dan
Lembar Aksi Beberapa Siswa ... 294
1. Lampiran V.1 Lembar Refleksi Diri I dan Lembar Aksi I ... 295
2. Lampiran V.2 Lembar Refleksi Diri II dan Lembar Aksi II... 299
3. Lampiran V.3 Lembar Refleksi Diri III dan Lembar Aksi III ... 302
Lampiran VI
Lembar Evaluasi Beberapa Siswa ... 306
1. Lampiran VI.1 Lembar Evaluasi I ... 307
2. Lampiran VI.2 Lembar Evaluasi II ... 311
3. Lampiran VI.3 Lembar Evaluasi III... 316
Lampiran VII
Ulangan Harian Beberapa Siswa ... 320
Lampiran VIII
Daftar Nilai Siswa ... 327
Lampiran IX
Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 330
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun terakhir ini, pendidikan di Indonesia sering mengalami
perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum dilakukan untuk memperoleh sistem
pendidikan yang dirasa tepat dilaksanakan di Indonesia. Namun selama ini
perubahan itu lebih mengutamakan soal perkembangan pengetahuan atau
akademis. Akibatnya penyelenggara pendidikan berlomba-lomba untuk mengejar
dan mengusahakan keunggulan akademis agar tidak tertinggal. Dapat dikatakan
bahwa fokus pendidikan saat ini adalah untuk meningkatkan keunggulan
akademis.
Fokus
pendidikan
untuk
meningkatkan
keunggulan
akademis
menimbulkan dampak tersendiri bagi siswa. Secara akademis kemampuan siswa
memang meningkat. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan pelajar Indonesia yang
mampu bersaing untuk meraih medali di kejuaraan olimpiade internasional.
Namun di sisi lain, penanaman nilai-nilai kemanusiaan kepada siswa menjadi
terabaikan.
Saat ini banyak permasalahan yang timbul di kalangan pelajar.
Permasalahan itu timbul akibat minimnya nilai-nilai kemanusiaan yang tertanam
dalam diri siswa. Misalnya saja terjadinya tawuran antar pelajar atau antar
narkoba. Realita tersebut menunjukkan adanya ketimpangan di dalam sistem
pendidikan saat ini.
Menurut Y. B. Mangunwijaya pendidikan adalah proses pengembangan
pengetahuan dan karakter serta sikap hidup pada diri manusia. Sehingga harus ada
keseimbangan antara pengembangan pengetahuan dengan penanaman nilai
kemanusiaan di dalam diri siswa. Dapat dikatakan pendidikan bukanlah tempat
untuk menimba pengetahuan akademis semata. Tetapi juga tempat untuk
membentuk karakter siswa.
Sejak tahun 1988 persoalan di atas menjadi perhatian Uskup Agung
Semarang, Mgr. I. Suharyo, Pr. Beliau telah mencanangkan pendidikan
kemanusiaan bagi Keuskupan Agung Semarang. Atas dorongan Uskup, Majelis
Pendidikan Katolik keuskupan Agung Semarang (MPK-KAS) mengembangkan
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Diharapkan PPR dapat menjadi suatu
strategi atau pola pikir untuk mewujudkan pendidikan kemanusiaan.
Menurut Subagyo (2005a), Paradigma Pedagogik Reflektif (PPR) dapat
dikatakan sebagai pola pikir pendidikan atau pembelajaran yang mengintegrasikan
pengembangan keilmuan dan pengembangan nilai kemanusiaan dalam satu proses
terpadu, yang dirancang demikian sehingga nilai kemanusiaan ditumbuhkan dari
kesadaran dan kehendak siswa sendiri melalui refleksi dan aksi.
SMA Kanisius Tirtomoyo merupakan salah satu sekolah yang menerapkan
PPR sejak tahun 2006. Guru-guru di SMA Kanisius Tirtomoyo telah memperoleh
Melihat kelebihan PPR yang mengintegrasikan pengembangan keilmuan
dan pengembangan nilai kemanusiaan, membuat peneliti ingin mengetahui
bagaimana penerapan pembelajaran matematika berbasis PPR. Secara khusus,
peneliti ingin lebih banyak mengetahui tentang bagaimana aktivitas belajar siswa
kelas X-2 semester gasal SMA Kanisius Tirtomoyo dalam pembelajaran
matematika berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif dan sejauh mana kesesuaian
antara aktivitas belajar siswa kelas X-2 semester gasal SMA Kanisius Tirtomoyo
dengan karakteristik Paradigma Pedagogi Reflektif pada topik sistem persamaan
linear.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti
mengajukan permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimana aktivitas belajar siswa yang terjadi dalam pembelajaran
matematika berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif untuk topik sistem
persamaan linear di kelas X-2 SMA Kanisius Tirtomoyo?
2.
Apakah aktivitas belajar siswa tersebut telah memenuhi karakteristik
Paradigma Pedagogi Reflektif?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa kelas
X-2 semester gasal SMA Kanisius Tirtomoyo dalam pembelajaran matematika
aktivitas belajar siswa kelas X-2 semester gasal SMA Kanisius Tirtomoyo dengan
karakteristik Paradigma Pedagogi Reflektif pada topik sistem persamaan linear.
D. Batasan Istilah
Batasan istilah dalam perumusan masalah di atas bertujuan agar tidak
terjadi penafsiran ganda terhadap judul skripsi. Adapun istilah yang perlu
ditegaskan adalah sebagai berikut:
1. Paradigma Pedagogi Reflektif menurut Subayo (2005a), merupakan pola pikir
pendidikan atau pembelajaran yang mengintegrasikan pengembangan keilmuan
dan pengembangan nilai kemanusiaan dalam satu proses yang terpadu, yang
dirancang demikian sehingga nilai kemanusiaan ditumbuhkan dari kesadaran
dan kehendak siswa sendiri melalui refleksinya dan aksi.
2. Siswa adalah seluruh siswa kelas X-2 SMA Kanisius Tirtomoyo Wonogiri
pada semester gasal tahun ajaran 2011/2012 dengan tingkat kemampuan yang
berbeda.
3. Guru adalah guru mata pelajaran matematika yang mengajar di kelas X-2 SMA
Kanisius Tirtomoyo Wonogiri pada semester gasal tahun ajaran 2011/2012.
4. Aktivitas belajar siswa adalah semua kegiatan penting yang dilakukan siswa
dalam proses pembelajaran matematika yang mengupayakan penggunaan
Paradigma Pedagogi Reflektif pada meteri sistem persamaan linear
.
5. Karakteristik Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran adalah
a) Guru menyesuaikan nilai kemanusiaan yang akan ditumbuhkan dengan
konteks siswa dan materi pelajaran.
b) Siswa mengalami nilai kemanusiaan dalam kegiatan pembelajaran.
c) Siswa merefleksikan pengalaman terkait dengan nilai kemanusiaan.
d) Siswa membangun niat atau melakukan aksi untuk mewujudkan nilai
kemanusiaan.
e) Guru mengevaluasi proses belajar nilai kemanusiaan pada diri para siswa.
E. Deskripsi Judul
Penelitian ini berjudul “Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Refletif di Kelas X-2 SMA Kanisius
Harapan Tirtomoyo Wonogiri ”
Penelitian ini dilakukan dalam pembelajaran di dalam kelas. Materi yang
diajarkan adalah materi sistem persamaan linear. Proses pembelajaran di SMA
Kanisius Tirtomoyo menerapkan pembelajaran berpola Paradigma Pedagogi
Reflektif. Sehingga dalam proses pembelajaran, guru mengupayakan penggunaan
pembelajaran berpola PPR, yang meliputi kegiatan terkait konteks, pengalaman,
refleksi, aksi dan evaluasi.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat bermaanfaat bagi peneliti
sendiri sebagai seorang calon guru. Diharapkan peneliti mampu merancang dan
melaksanakan
pembelajaran yang berbasis PPR yang baik, sehingga dapat
menanamkan nilai kemanusiaan di setiap pelajaran.
2. Bagi guru bidang studi matematika
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru mendapatkan pengetahuan
mengenai kegiatan pembelajaran yang berbasis PPR. Sehingga guru dapat
mempertimbangkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis PPR.
3.
Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa mengalami, menanamkan
dan menumbuhkan nilai kemanusiaan dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga
dengan pembelajaran yang berbasis PPR siswa mendapatkan pengetahuan
akademis sekaligus dapat melakukan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini akan dibagi menjadi tujuh bab. Bab I berisi latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, deskripsi
judul, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi landasan teori
yang digunakan sebagai dasar penulisan yang meliputi: (i) Aktivitas belajar siswa,
(ii) Paradigma Pedagogi Reflektif, (iii) Materi sistem persamaan linear.
Bab III merupakan metode penelitian, berisi uraian mengenai jenis
penelitian yang digunakan, subjek penelitian, waktu dan tempat penelitian,
berisi analisis data penelitian tentang pelaksanaan penelitian, transkrip rekaman
video, topik data, dan kategori data, serta hasil penelitian dan keterbatasan
penelitian. Bab V berisi tentang pembahasan dan Bab VI berisi tentang
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran matematika dengan materi sistem persamaan linear di kelas
X-2 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berbasis Paradigma Pedagogik
Reflektif. Berdasarkan tujuan tersebut, maka landasan teori yang akan dipakai
dalam penelitian ini meliputi; (i) Aktivitas belajar siswa, (ii) Paradigma Pedagogi
Reflektif, (iii) Materi sistem persamaan linear (iv) Kerangka berpikir
A. Aktivitas Belajar Siswa
1.
Pengertian Aktivitas Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan atau kesibukan. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman.
Aktivitas belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus terjadi
pada semua orang. Dengan belajar akan nampak perubahan pada seseorang.
Perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, dan daya pikir.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2001), penggunaan aktivitas besar
nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses
harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan
sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat
mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menajdi lebih hidup
sehingga kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran menyenangkan
bagi siswa. Sehingga terciptalah situasi belajar aktif. Siswa yang lebih banyak
melakukan kegiatan belajar sedangkan guru lebih banyak membimbing dan
mengarahkan. Dari urairan tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar siswa
merupakan serangkaian kegiatan penting yang dilakukan siswa selama proses
pembelajaran.
2.
Klasifikasi Aktivitas Belajar
Ada berbagai macam aktivitas belajar. Oleh sebab itu, aktivitas belajar dapat
diklasifikasikan atas macam-macam aktivitas.
Menurut John Dewey (dalam Moh. Uzer Usman, 1995) aktivitas belajar siswa
dapat digolongkan ke dalam lima hal, yaitu:
a. Aktivitas visual (
visual activities
) seperti membaca, melakukan
eksperimen, dan demonstrasi.
b. Aktivitas lisan (
oral activities
) seperti bercerita, membaca sajak,
tanya jawab, diskusi, dan menyanyi.
c. Aktivitas mendengarkan (
listening activities
) seperti mendengarkan
penjelasan guru, ceramah, pengarahan.
d. Aktivitas gerak (
motor activities
) seperti senam, etletik, menari,
e. Aktivitas menulis (
writting activities
) seperti mengarang, membuat
makalah, membuat surat.
Selanjutnya menurut Moh. Uzer Usman (1995) setiap jenis aktivitas tersebut
memiliki kadar atau bobot yang berbeda. Kadar atau bobot tergantung pada segi
tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan menurut Paul D. Dierich (dalam Oemar Hamalik, 2001) aktivitas
belajar dapat diklasifikasikan dalam delapan kelompok, yaitu:
a. Kegiatan-kegiatan visual seperti membaca, melihat gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang
lain bekerja atau bermain.
b. Kegiatan-kegiatan
lisan
(oral)
seperti
mengajukan
pertanyaan,
member saran, mengemukakan pendapat, diskusi, dan interupsi.
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan seperti mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok.
d. Kegiatan-kegiatan menulis seperti menulis cerita, menulis laporan,
membuat rangkuman, mengerjakan tes, memeriksa karangan, dan
mengisis angket.
e. Kegiatan-kegiatan menggambar seperti membuat grafik, chart,
digram, pola.
f.
Kegiatan-kegiatan metrik seperti melakukan percobaan, memilih
alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan
g. Kegiatan-kegiatan
mental
seperti
merenungkan,
mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis, membuat keputusan.
h. Kegiatan-kegiatan emosional seperti minat, membedakan, berani,
tenang.
B. Paradigma Pedagogi Reflektif
1.
Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif
Menurut Subagyo (2005a), Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah
pola pikir pendidikan atau pembelajaran yang mengintegrasikan pengembangan
keilmuan dan pengembangan nilai kemanusiaan dalam satu proses yang terpadu,
yang dirancang demikian sehingga nilai kemanusiaan ditumbuhkan dari kesadaran
dan kehendak siswa sendiri melalui refleksinya dan aksi. Nilai kemanusiaan yang
dimaksud adalah suatu kualitas, sifat, atau penghayatan manusia yang diakui
sebagai berharga, pantas dimiliki, pantas diperjuangkan oleh semua orang yang
berkemauan baik, apapun agama, ras, atau budayanya (Subagyo, 2005a).
Selanjutnya dijelaskan oleh Subagyo (2005b) bahwa pembelajaran berpola
PPR merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran bidang studi
dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam pembelajaran tersebut,
proses pembelajaran disesuaikan dengan konteks siswa, pengembangan nilai-nilai
kemanusiaan diusahakan melalui dinamika pengalaman, refleksi, dan aksi, serta
2.
Dinamika Pembelajaran yang Berpola PPR
Dinamika pembelajaran berpola PPR meliputi 5 unsur, yaitu konteks,
pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Masing-masing unsur tersebut diuraikan
di bawah ini.
a. Konteks
Nilai kemanusiaan yang akan dikembangkan disesuaikan dengan
konteks siswa dan materi pelajaran. Konteks siswa antara lain taraf
perkembangan pribadi, kondisi sosial, budaya, dan agama (Subagyo,
2005a). Konteks materi pelajaran antara lain kompetensi dasar, ruang
lingkup materi, sifat materi, keterkaitan materi dengan kehidupan nyata,
dan cara mempelajarinya.
b. Pengalaman
Menurut Subagyo (2005a), pengembangan nilai kemanusiaan
paling efektif dilakukan melalui pengalaman, yaitu siswa mengalami
sendiri
nilai
yang
diperjuangkan.
Pengalaman
nilai
yang
ingin
dikembangkan dapat berupa pengalaman secara langsung maupun berupa
pengalaman secara tidak langsung. Penerapan pengalaman secara
langsung, misalnya untuk mengembangkan nilai kerjasama dan tanggung
jawab, siswa dapat mengalaminya melalui kegiatan diskusi kelompok.
Sedangkan untuk mengembangkan pengalaman secara tidak langsung,
misalnya untuk mengembangkan solidaritas dengan korban bencana alam
dapat dilakukan dengan melalui membaca berita, melihat foto-foto, atau
c. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan siswa meninjau kembali pengalaman yang
lalu. Refleksi merupakan tahap di mana siswa menjadi sadar sendiri
mengenai
kebaikan,
keenakan,
manfaat
dan
makna
nilai
yang
diperjuangkan (Subagyo, 2005a). Tujuannya adalah agar nilai yang
diperjuangkan menjadi menarik bagi siswa dan kemudian mereka terpikat
untuk memiliki atau menghayati nilai yang diperjuangkan sampai pada
keinginan untuk bertindak.
Ada beberapa manfaat refleksi, diantaranya menurut Subagyo
(2006) manfaat refleksi antara lain :
i.
Sebagai jalan keluar antara membiarkan siswa sama sekali sendiri
tanpa arahan apapun, dengan mencekoki siswa dengan apa yang harus
mereka pikirkan, sikapi atau kerjakan. Dalam PPR guru harus
menghindari sikap menggurui dan mencekoki siswa.
ii.
Jika guru mampu membimbing siswa untuk melakukan refleksi atas
niai-nilai yang diajarkan, siswa maju bukan dengan perintah,
melainkan dengan pemahaman dari dalam.
iii.
Nilai-nilai yang dianut dan disikapi oleh siswa tumbuh secara
pelan-pelan akibat proses internalisasi nilai yang mereka temukan dalam
refleksi, bukan merupakan sesuatu yang dicekokkan kepada siswa.
Untuk membantu siswa menyadari nilai kemanusiaan yang
terkandung di dalam pengalaman, menurut Subagyo (2005a) guru dapat
i.
Mengajukan pertanyaan terbuka.
ii.
Memberi tugas kepada siswa untuk mengkomunikasikan pendapat
atau perasaan mereka dalam bentuk lisan, tulisan, atau gambar.
iii.
Mengajak siswa berdiskusi.
d. Aksi
Buah-buah refleksi menjadi semakin berarti bila kemudian menjadi
aksi. Sehingga aksi adalah perwujudan nyata dari buah refleksi. Ada dua
macam aksi, yaitu aksi batin dan aksi lahir. Niat dan sikap merupakan aksi
batin sedangkan perbuatan merupakan aksi lahir. Kedunya sama-sama
diperlukan. Niat dan sikap perlu terwujud dalam perbuatan, sebaliknya
perbuatan perlu disadari pada niat dan sikap. Untuk membantu siswa
menumbuhkan niat, sikap, dan perbuatan, guru memfasilitasi dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan aksi.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap penentuan hasil belajar dari para siswa.
Guru
melakukan
evaluasi
terhadap
perkembangan
akademik
dan
perkembangan nilai kemanusiaan. Evaluasi dilakukan secara berkala
melalui proses pembelajaran.
Evaluasi terhadap perkembangan akademik dapat dilakukan seperti
biasa, melalui kuis ataupun ulangan harian. Sedangkan menurut Subagyo
(2005a), evaluasi perkembangan nilai kemanusiaan tidak dapat dilakukan
dengan tes, tetapi dilakukan melalui pengamatan terhadap siswa. Guru
terkait dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. Penilaian proses
belajar tersebut dilakukan melalui pengamatan terhadap siswa dalam tahap
pengalaman dan refleksi. Sedangkan penilaian hasil belajar tersebut
dilakukan melalui pengamatan terhadap aksi siswa dan catatan anekdot
(peristiwa yang cukup mencolok) yang terkait dengan aksi siswa
Dari unsur - unsur dinamika pembelajaran berpola PPR, dapat disimpulkan
karakteristik PPR dalam pembelajaran adalah dengan adanya kegiatan sebagai
berikut (Susento; 2009) :
a. Guru menyesuaikan nilai kemanusiaan yang akan ditumbuhkan dengan
konteks siswa dan materi pelajaran;
b. Siswa mengalami nilai kemanusiaan dalam kegiatan pembelajaran;
c. Siswa merefleksikan pengalaman terkait dengan nilai kemanusiaan;
d. Siswa membangun niat atau melakukan aksi untuk mewujudkan nilai
kemanusiaan;
e. Guru mengevaluasi proses belajar nilai kemanusiaan pada diri para siswa.
3.
Pembelajaran Matematika Berbasis PPR
Pengertian pembelajaran matematika adalah suatu proses pemberian
masalah atau tantangan yang berkaitan dengan matematika yang di dalamnya
siswa harus aktif membangun sendiri pengetahuannya dengan mengaitkan
informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya sehingga terjadi proses
Melalui pembelajaran matematika yang berbasis PPR, diharapkan siswa
mampu menguasai kompetensi matematika serta memiliki nilai-nilai kemanusiaan
yang tertanam di dalam dirinya. Penanaman nilai kemanusiaan melalui
pembelajaran matematika yang berbasis PPR dapat berkaitan dengan metode dan
juga berkaitan dengan materi.
Kerjasama merupakan salah satu contoh nilai kemanusiaan yang berkaitan
dengan metode. Melalui kegiatan duskusi kelompok, siswa dapat mengalami nilai
kemanusiaan tersebut.
Sedangkan penanaman nilai kemanusiaan yang berkaitan dengan materi
dapat dilakukan untuk materi matematika yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Misalnya saja untuk materi aritmatika sosial, dapat ditanamkan nilai
kejujuran. Pada saat proses pembelajaran dapat diadakan kegiatan jual beli.
Melalalui kegiatan tersebut, siswa mengalami langsung proses menjual, membeli,
menentukan laba, menghitung kerugian, dll. Selain itu, melalui kegiatan tersebut
siswa juga dapat melatih tingkat kejujuran mereka.
Contoh lainnya adalah penanaman nilai kemanusiaan mengembangkan
kepedulian pada lingkungan hidup dan norma kemasyarakatan dapat dilakukan
pada saat pembelajaran materi peluang. Melalui kegiatan diskusi kelas, siswa
diarahkan untuk menyadari masih bahwa banyak orang yang tidak peduli pada
lingkungan sekitar ataupun sering melanggar norma kemasyarakatan. Kemudian
siswa diberi tugas untuk melakukan pengamatan di lingkungan sekitar tempat
tinggalnya. Dari semua orang yang diamati oleh siswa, dapat diketahui berapa
masyarakat.
Data hasil pengamatan dapat dikaitkan dengan materi peluang.
Pengalaman pada saat siswa melakukan pengamatan berguna bagi siswa untuk
menyadari banyaknya kemungkinan anggota masyarakat yang tidak peduli pada
berlakunya norma kemasyarakatan. Siswa juga dapat berefleksi akan pentingnya
kepedulian pada lingkungan hidup dan norma kemasyarakatan.
C. Materi Sistem Persamaan Linear
1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
a. Definisi
Bentuk umum persamaan linear dua variabel (PLDV) dengan
variabel x dan y dapat dinyatakan sebagai berikut:
ax + by = c dengan a, b, dan c
∈
R. R adalah himpunan semua
bilangan real.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3.
Memecahkan masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dan
pertidaksamaan satu variabel.
3.1 Menyelesaikan
sistem
persamaan
linear
dan
sistem
persamaan
campuran linear dan kuadrat dalam
dua variabel.
3.2 Merancang model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear.
Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah sistem
persamaan yang mempunyai bentuk sebagai berikut:
൜ܽ
ܽ
ଵݔ
+
ܾ
ଵݕ
=
ܿ
ଵ ଶݔ
+
ܾ
ଶݕ
=
ܿ
ଶdengan a
1, a
2,b
1,b
2, c
1, dan c
2adalah bilangan real.
b. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Pasangan nilai x dan y yang memenuhi persamaan
ܽଵݔ
+
ܾଵݕ
=
ܿଵ
dan
ܽଶ
ݔ
+
ܾଶݕ
=
ܿଶ
dinamakan sebagai penyelesaian dari sistem
persamaan tersebut. Grafik dari persamaan linear
ܽ
ଵݔ
+
ܾ
ଵݕ
=
ܿ
ଵdan
ܽ
ଶݔ
+
ܾ
ଶݕ
=
ܿ
ଶberupa garis lurus. Koordinat titik potong dari kedua
garis itu merupakan penyelesaian dari dua persamaan linear tersebut. Dua
buah garis lurus dapat saling berpotongan, sejajar, berhimpit. atau
bersilangan. Namun dua buah garis dapat bersilangan apabila berada di
dimensi tiga, sedangkan yang dimaksud di sini adalah kemungkinan yang
ada pada dimensi dua. Sehingga hanya ada tiga kemungkinan himpunan
penyelesaian sistem persamaan linear, yaitu sebagai berikut:
i.
Jika
భమ
≠
భమ
, maka kedua garis tersebut hanya mempunyai satu titik
potong. Penyelesaian dari sistem persamaan tersebut tunggal.
Perhatikan gambar 2.1(a).
ii.
Jika
భమ
=
భ మ≠
భ
మ
, maka kedua garis tersebut sejajar, sehingga
penyelesaian sistem tersebut tidak ada. HP : { }. Perhatikan gambar
iii.
Jika
భమ
=
భ మ=
భ
మ
, maka kedua garis tersebut berhimpit, sehingga
sistem
persamaan
tersebut
mempunyai
tak
hingga
banyak
penyelesaian. Perhatikan gambar 2.1(c).
Gambar 2.1
Untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
linear dua variabel dapat digunakan cara berikut:
i.
Metode Substitusi
Metode substitusi dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengubah salah satu variabel menjadi fungsi terhadap variabel
lainya pada salah satu persamaan.
2) Variabel yang telah menjadi fungsi disubstitusikan ke persamaan
lainnya.
Contoh: Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
berikut dengan menggunakan metode substitusi!
Jawab:
1.
persamaan 1:
x
2
y
4
persamaan 2:
4
x
8
y
16
Perhatikan hubungan antara a
1, a
2,b
1,b
2, c
1, dan c
2.a
1= 1, b
1= -2, c
1= 4
a
2= 4, b
2= -8, c
2= 16
ܽଵ
ܽ
ଶ=
1
4
ܾ
ଵܾ
ଶ=
−
2
−
8
=
1
4
ܿଵ
ܿ
ଶ=
4
16
=
1
4
Karena
భమ
=
భ మ=
భ
మ
,
maka dapat dikatakan bahwa sistem persamaan
tersebut memiliki tak hingga banyak penyelesaian.
2.
persamaan 1:
3
ݔ
+ 2
ݕ
= 6
persamaan 2:
4
ݔ
−
ݕ
= 8
4
ݔ
−
ݕ
= 8
ݕ
= 4
ݔ
−
8
ݕ
= 4
ݔ
−
8
disubstistusikan ke persamaan pertama, maka:
3
ݔ
+ 2(4
ݔ
−
8) = 6
ݔ
= 2
disubstitusikan ke
ݕ
= 4
ݔ
−
8
3
ݔ
+ 8
ݔ
−
16 = 6
ݕ
= 4
ݔ
−
8
11
ݔ
= 22
ݕ
= 4(2)
−
8
ݔ
= 2
ݕ
= 0
ii.
Metode Eliminasi
Metode eliminasi dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Menyamakan koefisien dari variabel yang akan dihilangkan dengan
cara mengalikan kedua sistem persamaan dengan bilangan yang
sesuai
2) Melakukan
operasi
penjumlahan
atau
pengurangan
untuk
menghilangkan salah satu variabel.
Contoh: Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
berikut dengan menggunakan metode eliminasi!
Karena
భమ
=
భ మ≠
భ
మ
, maka dapat dikatakan bahwa sistem
persamaan tersebut tidak mempunyai penyelesaiaan. HP = { }
2. Koefisien pada variabel y berlawanan tanda, eliminir y dengan
menjumlahkan persamaan 1 dan 2.
2
ݔ
−
ݕ
= 6
3
ݔ
+
ݕ
= 4
5
ݔ
= 10
ݔ
= 2
Karena koefisien x tidak sama. Kalikan persamaan pertama dengan 3
dan kalikan persamaan kedua dengan 2.
2
ݔ
−
ݕ
= 6
x3
6
ݔ
−
3
ݕ
= 18
3
ݔ
+
ݕ
= 4
x2
6
ݔ
+ 2
ݕ
= 8
−
5
ݕ
= 10
ݕ
=
−
2
Jadi, HP =
{(2,
−
2)}
iii.
Metode Gabungan (Eliminasi dan Substitusi)
Metode gabungan dilakukan dengan cara mengeliminasi salah satu
variabel. Kemudian dilanjutkan dengan mensubstitusikan hasil dari
eliminasi tersebut.
Contoh: Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
-൜
x + 2y = 21
2x + y = 18
Jawab : persamaan 1 :
x + 2y = 21
persamaan 2 : 2x + y = 18
Koefisien pada variabel x berbeda, maka kalikan persamaan
pertama dengan 2 dan kalikan persamaan kedua dengan 1.
x + 2y = 21
. 2
2x + 4y = 42
2x + y = 18
. 1
2x + y = 18
3y = 24
y = 8
Sustitusikan y = 8 ke dalam persamaan (2)
2x + y = 18
2x + 8 = 18
2x = 10
x = 5
Jadi, HP =
{(5,8)}
iv.
Metode Grafik
Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah sistem
persamaan yang mempunyai bentuk sebagai berikut:
-Metode grafik dapat digunakan untuk menentukan himpunan
penyelesaian dari SPLDV tersebut apabila a
1, a
2,b
1,b
2, c
1, dan c
2∈
Z. Z
adalah himpunan semua bilangan bulat.
Untuk menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel dengan metode grafik digunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menggambar garis lurus dari kedua persamaan tersebut pada
bidang cartesius.
2) Koordinat titik potong dari kedua persamaan tersebut merupakan
penyelesaian dari sistem persamaan linear.
3) Periksa
kembali
hasil
yang
telah
diperoleh
dengan
cara
mensubstitusikan koordinat titik potong pada salah satu persamaan.
Contoh : Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
berikut dengan menggunakan metode grafik!
x + y = 5
x – y = 1
Jawab : Pada persamaan x + y = 5
untuk x = 0
y = 5
y = 0
x = 5
sehingga grafik x + y = 5 melalui titik (0,5) dan (5,0).
Pada persamaan x + y = 1
untuk x = 0
y = -1
y = 0
x = 1
Kedua
titik,
2. Sistem Persamaan
a. Definisi
Bentuk
variabel x, y
dengan a, b,
Sistem
persamaan ya
dengan a
1, a
2b. Penyelesa
Pasanga
c
1z = d
1 ,a
edua garis lurus dari kedua persamaan berpotong
tik, yaitu (3,2). Dengan demikian diperoleh HP
an Linear Tiga Variabel
ntuk umum persamaan linear tiga variabel (
, y, dan z dapat dinyatakan sebagai berikut: ax
b, c, dan d anggota R. R adalah himpunan semua
m persamaan linear tiga variabel (SPLTV)
yang mempunyai bentuk sebagai berikut:
a
1x + b
1y + c
1z = d
1a
2x + b
2y + c
2z = d
2a
3x + b
3y + c
3z = d
32,
a
3.b
1,b
2, b
3, c
1, c
2, c
3, d
1,d
2, dan d
3adalah bi
esaian Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
ngan nilai x, y dan z yang memenuhi persama
a
2x + b
2y + c
2z = d
2 ,dan a
3x + b
3y + c
3z
potongan di satu
P = {(3,2)}.
l (PLTV) dengan
ax + by + cz = d
mua bilangan real.
V) adalah sistem
h bilangan real.
maan a
1x + b
1y +
sebagai penyelesaian dari sistem persamaan tersebut. Seperti pada sistem
persamaan linear dua variabel, ada tiga kemungkinan himpunan
penyelesaian dari sistem persamaan linear tiga variabel. Apabila dua
persamaan atau ketiga persamaan tersebut tidak ekuivalen atau tidak
memiliki bilangan-bilangan arah yang sama, maka penyelesaian dari
sistem persamaan tersebut tunggal. Perhatikan hubungan antara a
1, a
2,a
3.b
1,b
2, b
3, c
1, c
2, c
3, d
1,d
2, dan d
3.Apabila
భௗయ
, maka sistem persamaan tersebut memiliki tak
hingga banyak penyelesaian. Apabila
భమ
=
ௗయ