• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pneumonia merupakan penyakit pembunuh utama pada balita di dunia, kasus tersebut lebih banyak jika dibandigkan dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Di dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal akibat pneumonia (1 balita/20 detik) dari 9 juta total kematian balita. Menurut WHO 2006, diantara 5 kematian balita 1 diantaranya disebabkan oleh penyakit ISPA Pneumonia, bahkan akibat besarnya kematian akibat penyakit ISPA Pneumonia ini, pneumonia disebut sebagai “pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic”. Tidak banyak perhatian masyarakat terhadap penyakit ini sehingga pneumonia disebut sebagai pembunuh balita yang terlupakan atau “the forgotten killer of children” (Unicef/WHO 2006, WPD 2011). Dari semua kasus yang terjadi di masyarakat Indonesia, sekitar 7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. Kasus batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sekitar 2-3 kali per tahun. Berdasarkan bukti bahwa faktor resiko pneumonia adalah kurangnya pemberian ASI eksklusif, gizi buruk, polusi udara dalam ruangan (indoor air pollution), BBLR, kepadatan penduduk dan kurangnya imunisasi campak. Kematian balita karena pneumonia mencakup 19% dari seluruh kematian balita dimana sekitar 70% terjadi di sub Sahara Afrika dan Asia Tenggara.

(2)

Penelitian terkini masih menunjukkkan Streptococcus Pneumonia, Haemophilus influenza dan Respiratory Syncytial Virus sebagai penyebab utama pneumonia pada anak (Rudden et al Bulletin WHO 2008) (Kemenkes RI, 2011)

Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah kematian balita 0-5 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Menurut data Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 11,85/1000 kelahiran hidup, data tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 11,50/1000 kelahiran hidup. Dari data tersebut Jawa Tengah masih jauh menjangkau cakupan yang diharapkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) ke empat tahun 2015 yaitu 23/1.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab AKABA adalah penyakit pneumonia, di Jawa Tengah peresentase penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada balita tahun 2012 sebesar 24,74% data tersebut lebih sedikit dibandingkan tahun 2011 sebesar 25,5%, sedangkan kasus yang ditemukan sebanyak 64.242 kasus, angka ini masih sangat jauh untuk mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2010 (100%). Pneumonia merupakan suatu penyakit radang infeksi akut yang masih tergolong ISPA yang telah mengenai paru. Gejala penyakit ISPA Pneumonia yaitu batuk, demam, napas sesak. Selain gejala tersebut pneumonia juga disebabkan oleh gizi buruk, gizi buruk menimbulkan sistem imun tubuh melemah sehingga virus, bakteri, kuman dan parasit bisa menyerang tubuh (Dinkes Jateng, 2012). Berdasarkan hasil survey Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 menyatakan

(3)

bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) di kota Semarang menduduki peringkat ke tiga belas sebesar 119 per 1.000 kelahiran hidup (KH), sedangkan Angka Kematian Balita (AKABA) menduduki peringkat ke sepuluh sebesar 146 per 1.000 kelahiran hidup (KH). Data diatas menunjukkan bahwa perbandingan AKB dengan AKABA menunjukkan bahwa AKABA lebih tinggi dibandingkan angka AKB (Dinkes Jateng, 2013).

Hasil survey kota Semarang tahun 2011 menunjukkan bahwa AKABA sebanyak 70 anak dari 25.852 kelahiran hidup (laporan puskesmas), sehingga AKABA kota Semarang diperoleh sebesar 2,7 per 1.000 KH. Data tersebut jika dibandingkan dengan tahun 2010 terjadi penurunan yakni 3,5 per 1.000 KH. Di kota Semarang jumlah penderita pneumonia usia 1- 4 tahun sebanyak 2.900 balita dan jumlah pneumonia berat 1- 4 tahun sebanyak 12 balita (DKK Semarang, 2011).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2012 tentang AKABA sebanyak 44 anak dari 27.448 kelahiran hidup, sehingga AKABA diperoleh sebanyak 1,6 per 1.000 KH. Data tersebut jika dibandingkan dengan tahun 2011 AKABA mengalami penurunan yakni 3,5 per 1.000 KH. Jika dibandingkan dengan target Millenium Developmen Goals (MDGs)yang menetapkan bahwa AKABA tahun 2015 sebesar 32 per 1.000 KH, maka AKABA kota Semarang telah dibawah target yaitu 1,6 per 1.000 KH (DKK Semarang, 2012). 10 besar pola penyakit yang mematikan di puskesmas kota Semarang yaitu pneumonia, pneumonia menduduki

(4)

peringkat kedua setelah yang pertama yaitu penyakit hipertensi. Data penderita penyakit pneumonia yaitu 8.671 per 1.000 KH (DKK Semarang, 2012).

Data Puskesmas penderita ISPA dan pneumonia pada balita tahun 2013 yaitu Puskesmas Candi Lama penderita ISPA (99 jiwa), Puskesmas Mijen pneumonia (125 jiwa) dan Puskesmas Ngesrep (400 jiwa). Dari hal yang telah diuraikan di atas dan dari hasil survey tahun 2012 yang menunjukkan bahwa puskesmas yang memiliki Incident Rate (angka kejadian) pneumonia melebihi target tertinggi adalah Puskesmas Candi Lama yaitu 620 jiwa, tetapi dalam data DKK terdapat kesalahan teknis data tertinggi DKK penderita Pneumonia adalah Candi Lama sebesar 620 jiwa, padahal di Puskesmas Candi Lama tidak ada satupun yang menderita Pneumonia, kemudian di Puskesmas Mijen juga terdapat jumlah sedikit dan tidak mencukupi batas minimal sampel penelitian yaitu 30 sampel, akhirnya data diambil di Puskesmas Ngesrep tahun 2013 yaitu berjumlah 400 jiwa, sehingga penulis tertarik mengambil penelitian tentang “GAMBARAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG PNEUMONIA DAN CARA

PENANGANAN PADA ANAK BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalahnya adalah: “Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu tentang pneumonia dan cara penanganan pada anak balita di wilayah Puskesmas Ngesrep Kota Semarang?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pneumonia dan cara penanganan pada anak balita di wilayah Puskesmas Ngesrep Kota Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan dan sosial ekonomi

b. Menggambarkan pengetahuan ibu tentang pneumonia pada anak balita di wilayah Puskesmas Ngesrep Kota Semarang

c. Menggambarkan pengetahuan ibu tentang cara penanganan pada anak balita di wilayah Puskesmas Ngesrep Kota Semarang

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang pneumonia dan cara penanganan pada anak balita di wilayah Puskesmas Ngesrep Kota Semarang

(6)

b. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian juga diharapkan dapat memberikan informasi untuk memiliki perhatian terhadap pneumonia dan cara penanganan pada anak balita

2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan khususnya pelayanan pneumonia dan cara penanganan pada anak balita

b. Bagi Profesi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi profesi bidan untuk lebih menegaskan kepada seluruh bidan tentang pelayanan pneumonia dan cara penanganan pada anak balita agar dapat teratasi.

c. Bagi Klien dan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan terhadap pneumonia dan cara penanganan pada anak balita, sehingga angka kematian balita di Indonesia, provinsi, kota maupun kabupaten dapat teratasi agar sesuai dengan target peraturan pemerintah yang telah di buat.

(7)

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian tentang Pneumonia

No Nama Penelitian Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Yuli Handayani (2010) Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penyakit Ispa Pneumonia Pada Balita Di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yakni jumlah populasi 118 ibu dari balita penderita pneumonia diambil samapel sebanyak 54 ibu dari balita penderita ispa pneumonia,teknik sampling yang digunakan probability sampling dan instrumennya kuesioner Hasil penelitian sebagian besar ibu dari balita penderita ispa pneumonia pada usia reproduktif latar belakang pendidikan SLTP/SLTA dan pendapatan kurang yaitu dibawah pendapatan perkapita 2 Sarika Mauli (2013) Karakteristik Balita Yang Menderita Pneumonia Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigli Kabupaten Pidie Penelitian ini menggunakan survey deskriptif dengan pendekatan cross sectional populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sigli Kabupaten Pidie sebesar 392 dan sampel sebanyak 77 orang dengan menggunakan kuesioner Hasil penelitian menunjukkan responden menderita pneumonia berumur balita sebanyak 42 orang. berjenis kelamin perempuan sebanyak 44 orang dan berstatus imunisasi lengkap sebanyak 55 responden 3 Heny Sapto Wahyuningsih (2013) Hubungan persepsi ibu tentang peran serta tenaga kesehatan dengan perilaku pencegahan pneumonia pada balita usia 0-5 Data yang dikumpulkan dianalisa secara univariat dan bivariat dan semua

alat ukur digunakan dilakukan uji ada hubungan yang signifikan antara persepsi ibu tentang peran serta tenaga kesehatan dengan perilaku

(8)

tahun di puskesmas ngesrep kota semarang validitas dan rebilitas pneumonia pada balita usia 0-5 tahun di puskesmas ngesrep kota semarang

Dari keaslian penelitian diatas variabel yang membedakan yaitu variabel penelitian, sampel penelitian, waktu dan tempat penelitian. Pada penelitian yang akan dilakukan ialah gambaran pengetahuan ibu tentang pneumonia dan cara penanganan pada anak balita di wilayah Puskesmas Ngesrep Kota Semarang dengan metode jenis penelitian deskriptif dan pendekatan cross sectional. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu Yuli Handayani menggunakan dengan variabel bebas umur, pendidikan, umur, sosial ekonomi dan variabel terikat pengetahuan tentang ISPA Pneumonia, penelitian dilakukan pada bulan mei-juni 2010 di puskesmas Bangetayu Semarang dan sampel penelitian berjumlah 54 orang.

Heny Sapto menggunakan variabel bebas yaitu persepsi ibu balita tentang peran tenaga kesehatan dan variabel terikat perilaku pencegahan pneumonia pada ibu balita dengan jenis penelitian analitik, rancangan cross sectional, penelitian dilakukan pada bulan maret-mei 2013, sampel 84 responden. Sarika Mauli menggunakan variabel bebas yaitu umur, jenis kelamin, status ekonomi dan variabel terikat yaitu balita pneumonia, penelitian dilakukan pada bulan agustus 2013 di puskesmas Kota Sigli Kabupaten Pidie, jenis penelitian survey bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional, jumlah populasi 329 orang dengan sampel 77 responden.

Gambar

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian tentang Pneumonia

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif antara Persepsi Citra Merek dengan Keputusan Pembeliandeterjen Daia pada Warga RW 004, Jakarta

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda syaddah, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan

Berdasarkan hasil penelitian kombinasi rumput gajah dan tumpi jagung yang terfermentasi menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada kandungan protein kasar

penduduk di sana telah masuk Islam. mengutus Mu’adz RA ke Yaman seraya bersabda, “Serulah mereka kepada persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali

Ia juga boleh ditakrifkan sebagai satu sistem politik yang memberi peluang kepada rakyat membentuk dan mengawal pemerintahan negara (Hairol Anuar 2012). Dalam hal

Adalah sebuah fakta bahwa jumlah perempuan di dunia ini lebih banyak dari

Saudara dianjurkan untuk membawa Berkas Dokumen Asli yang berkenaan dengan data isian sebagaimana yang telah saudara sampaikan pada Dokumen Penawaran Admnistrasi,

(g) Pernyataan yang diberikan ekivalen dengan “Mengontrak pemain asing kenamaan adalah syarat perlu untuk Indonesia agar ikut Piala Dunia” atau “Jika Indonesia ikut Piala Dunia