• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Desember 2013 Kepalai Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru. Ir. Tjuk Sasmito Hadi, M.Sc. NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Desember 2013 Kepalai Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru. Ir. Tjuk Sasmito Hadi, M.Sc. NIP"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Penyebab kerusakan tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu hama dan penyakit. Untuk mengetahui tanaman terserang hama atau penyakit dapat dilakukan dengan melakukan diagnosa pada tanaman yang mengalami kerusakan. Diagnosa tersebut dapat dilakukan dengan melihat gejala yang ditimbulkan atau tanda-tanda pada tanaman yang mengalami kerusakan. Informasi yang diperoleh dari hasil diagnosa merupakan informasi awal untuk menentukan metode pengendalian yang tepat. Dalam budidaya tanaman kehutanan, perlindungan tanaman merupakan faktor penting mengingat tanaman kehutanan mempunyai daur panjang.

Buku ini menyajikan informasi mengenai jenis-jenis hama dan penyakit meliputi deskripsi dan gejala/tanda kerusakan pada beberapa jenis tanaman kehutanan. Informasi yang tersaji diharapkan dapat digunakan untuk membantu dalam mendiagnosa hama dan penyakit pada tanaman kehutanan. Semoga buku ini bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca.

Banjarbaru, Desember 2013

Kepalai Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru Ir. Tjuk Sasmito Hadi, M.Sc.

(4)

BPK Banjarbaru

Jl. A. Yani Km. 28,7 Landasan Ulin Banjarbaru Po. Box 1065. Telp/Fax (0511) 4707872 e-mail: [email protected]

(5)

1. PENDAHULUAN

Kenapa tanaman saya mati? Apa penyebab tanaman saya mati? Kedua pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang sering dilontarkan oleh para petani atau pelaku usaha di bidang kehutanan. Pengetahuan sederhana tentang penyebab kerusakan tanaman perlu disebarluaskan kepada para pelaku usaha kehutanan untuk menjawab kedua pertanyaan diatas. Dalam bidang budidaya tanaman dikenal pengelompokan penyebab kerusakan tanaman menjadi dua yaitu hama dan penyakit tanaman. Hama adalah semua organisme yang menimbulkan kerugian pada pohon hutan dan hasil hutan seperti serangga, bajing, tikus, babi dan lain lain. Hama biasanya terdiri dari makro organism. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama pada tanaman merupakan kerusakan mekanis. Kerusakan tersebut biasanya ditimbulkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh hama

tersebut. Sedangkan penyakit adalah kerusakan proses fi siologis yang

disebabkan oleh suatu tekanan atau gangguan yang terus menerus dari penyebab utama (biotik atau abiotik) yang mengakibatkan aktivasi sel menjadi abnormal. Dalam ilmu penyakit tanaman dikenal istilah

segitiga penyakit (diseases triangle) yaitu terdapat tiga faktor utama

(6)

kerentanan tanaman dan kondisi lingkungan yang memungkinkan proses penyakit berlangsung.

Untuk mengetahui tanaman terserang hama atau penyakit dapat dilakukan dengan melihat gejala yang ditimbulkan atau tanda-tanda pada tanaman yang terserang. Gejala dan tanda ini merupakan parameter untuk mengetahui penyebab kerusakan tanaman apakah disebabkan oleh hama, penyakit atau kombinasi keduanya karena pada beberapa kasus serangga hama berasosiasi dengan penyakit (jamur,virus). Gejala adalah respon/tanggapan tanaman yang terkena

gangguan hama/penyakit berupa perubahan fi siologis, misalnya:

perubahan warna daun, daun rontok, daun layu, batang mengeluarkan lendir/getah, dan lain-lain. Tanda adalah munculnya bagian dari penyebab hama/penyakit yang menandakan adanya gangguan, misalnya: badan buah jamur patogen, kotoran serangga hama, dan lain-lain.

2. HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KEHUTANAN A. Meranti Merah (Shorea leprosula)

• Ulat kantong (Acanthopsyche sp.)

Deskripsi :

Larva berukuran ± 2cm. Larva dilindungi oleh struktur berupa kantong yang terbuat dari potongan-potongan daun. Kantong berwarna coklat karena tersusun dari potongan daun-daun kering.

Gambar ulat kantong (Acantopsyche sp.)

(7)

Tanda kerusakan :

Tanda kerusakan yang nampak pada tanaman Shorea leprosula

secara umum adalah pada daun, baik pada daun muda maupun daun tua. Lubang-lubang pada daun dapat terjadi hampir diseluruh bagian daun yang hanya menyisakan kerangka atau tulang daun saja. D. Secara umum hama ini tidak menyebabkan kematian pada tanaman. Secara biologi serangan terjadi pada

stadium larva dengan cara memakan bagian daun (folium) tetapi

tidak memakan tulang daun (Akbar dan Priyanto, 2011).

B. Jelutung Rawa (Dyera polyphylla)

• Ulat Penggerek Kulit (Indarbela sp.)

Deskripsi :

Larva berukuran kecil memiliki panjang ± 1,5 cm, berwarna abu-abu kecoklatan dengan garis putih melingkar di belakang kepala.

Ulat termasuk dalam famili Cossidae.

Tanda Kerusakan :

Kulit luar batang tampak terkelupas dengan pola tidak beraturan. Terdapat bekas gigitan larva pada tepi kulit batang yang tersisa. Ditemukan juga tanda kotoran larva berupa butiran-butiran yang dirangkai menjadi konstruksi menyerupai terowongan sebagai tempat perlindungan larva. Larva kadang ditemukan menggerek ke dalam kayu pada pangkal cabang mati atau mata kayu.

(8)

• Penyakit Bercak Daun Lasiodiplodia sp.

Gambar tanda serangan

Deskripsi :

Terdapat tanda berupa bercak-bercak berwarna coklat keme-rahan. Bercak tersebar di

permukaan daun. Lasiodiplodia

sp masuk dalam family

Sphaero-psidaceae. Hifa berwarna kecoklatan berseptat dengan percabangan sederhana.

Tanda Kerusakan :

Daun yang terserang mempunyai bercak-bercak berwarna coklat kemerahan. Bercak akan bertambah terus sehingga permukaan daun akan berwarna coklat kemerahan. Serangan lebih lanjut menyebabkan daun menjadi lapuk dan berlubang (Rahmanto dan Akbar, 2012).

• Penyakit Bercak Daun Colletotrichum sp.

Gambar tanda serangan

Deskripsi :

Bercak berwarna merah, spot

kecil-kecil. Colletotrichum sp

termasuk ke dalam famili

Diapor-thaceae. Colletotrichum sp

membentuk banyak aservulus berbentuk setengah bulat atau lonjong berwarna gelap.

Tanda Kerusakan :

Daun yang terserang mempunyai bercak-bercak berwarna kemerahan. Tanaman yang terserang akan terganggu pertumbuhannya karena berkurangnya luas permukaan daun untuk fotosintesa. Serangan lanjutan akan menyebabkan daun rontok.

(9)

C. Belangeran (Shorea balangeran)

• Kutu loncat (Diaphorina sp.)

Deskripsi :

Kutu loncat termasuk dalam famili Psyllidae (Homoptera). Nimfa berwarna kuning berbentuk oval. Ukuran nimfa 0,7-1,2mm. Nimfa hidup berkoloni pada pucuk semai tanaman belangeran. Kebanyakan berada pada lipatan daun bagian pucuk semai. Nimfa membentuk lapisan seperti kapas berwarna putih. Serangga dewasa bersayap berwarna coklat dan mempunyai tungkai yang kuat untuk meloncat. Hama ini menghisap cairan pada tanaman. Siklus hidup hama terdiri atas 5 instar.

Tanda Kerusakan : Hama menyerang semai belangeran. Pucuk semai yang terserang dicirikan oleh adanya lapisan seperti kapas. Serangan lebih lanjut mengakibatkan pucuk semai mengering dan dapat menyebabkan kematian atau pertumbuhan semai terganggu (muncul percabangan pada semai/ multishoot).

Gambar koloni nimfa kutu loncat

Gambar nimfa kutu loncat

Gambar imago kutu loncat

(10)

• Ulat pemotong (Ophiusa triphaenoides)

Deskripsi :

Ulat termasuk dalam famili Noctuidae. Ciri morfologi larva adalah warna tubuh coklat keunguan dengan garis horizontal sepanjang tubuh berwarna kuning krem cerah membujur di kedua sisinya.

Larva memiliki 3 pasang kaki di bagian depan (trueleg) dan 5

pasang proleg. Larva berjalan secara berjingkat. Ukuran panjang

larva ±4-5cm. Larva aktif di malam hari dan apabila terkena cahaya akan menjatuhkan diri atau menghindar. Imago berupa ngengat dengan ciri-ciri warna sayap bagian atas coklat keabu-abuan dengan bintik-bintik hitam tersebar dan bagian ujung berwarna lebih gelap. Pada bagian sayap depan terdapat corak gambar angka delapan berwarna gelap (Rahmanto dan Kodir, 2012). Tanda Kerusakan :

Larva menyerang dengan cara memakan daun muda sehingga daun hanya menyisakan tangkai atau tulang daun. Selain itu larva juga memotong pucuk batang. Bibit yang diserang akan tampak gundul tanpa pucuk. Serangan yang berat akan berakibat pucuk batang bibit seperti dipotong/patah. Hilangnya pucuk batang bibit berakibat pada hilangnya titik tumbuh apical semai.

Gambar larva O. triphaenoides Gambar pupa O. triphaenoides

(11)

• Belalang (Catantops splendens) Deskripsi :

Nimfa belalang ini berwarna hijau muda berukuran 2-2,5 cm. Setelah dewasa menjadi berwarna coklat keabu abuan dengan pola titik-titik hitam pada bagian dorsal. Belalang dewasa berukuran 3,5-4,5 cm. Pada bagian torak terdapat pola garis miring berwarna putih. Pada bagian femur juga terdapat garis membujur berwarna putih (Rahmanto dan Anggraeni, 2012). Tibia berwarna oranye kemerahan.

Tanda Kerusakan :

Belalang menyerang daun muda dan terdapat bekas gigitan tipe mulut pengunyah. Tipe serangan hanya parsial pada daun.

Belalang hanya memakan sebagian daun (folium) dan bagian per

bagian tidak secara menyeluruh pada satu daun.

Gambar nimfa dan imago C. splendens

• Bintil Daun/Leaf Gall oleh Eulophidae (Hymenoptera)

Deskripsi :

Serangga termasuk ke dalam golongan tabuhan-tabuhan.

Serangga ini secara seksual merupakan serangga dimorfi k. Ukuran

serangga relatif kecil ± 0,85 mm. Funukula pada antena terdiri dari 4 ruas. Sayap terdiri dari 2 pasang, ukuran sayap belakang lebih sempit dan runcing. Kaki berwarna kuning kecoklatan. Kepala dan torak berwarna kuning kecoklatan. Abdomen berwarna coklat tua. Mata majemuk berwarna merah terang. Serangga ini mempunyai 3 oseli dorsal.

(12)

Tanda Kerusakan :

Terdapat bintil-bintil pada permukaan daun. Serangga ini bertelur dalam jaringan daun. Larva serangga ini berkembang di dalam

jaringan daun dan mengakibatkan timbulnya bintil (gall) pada

daun. Serangga dewasa akan membuat lubang untuk keluar dan membebaskan diri dari dalam bintil. Pada bintil yang sudah kosong akan tampak lubang kecil bekas lubang keluar serangga.

Gambar imago Gambar tanda kerusakan

D. Nyawai (Ficus variegata)

• Ulat daun (Asota plana)

Deskripsi :

Larva berukuran ± 2cm. Warna tubuh didominasi hitam dengan garis-garis melingkar berwarna kuning di setiap segmen. Kepala berwarna hitam dan protorax berwarna merah. Pada bagian tubuh ditumbuhi rambut halus (setae). Serangga dewasa berupa ngengat yang termasuk dalam famili Noctuidae. Tubuh berwarna kuning dengan beberapa bercak-bercak hitam pada bagian torax

dan abdomen. Ngengat sering disebut The Snouted Tiger karena

perpaduan warna kuning dan hitam yang menyerupai harimau. Sayap belakang didominasi warna putih dengan warna coklat dibagian tepi.

Tanda Kerusakan :

Larva memakan seluruh daging daun (folium) dan hanya

menyisakan bagian tulang daun utama. Aktivitas makan larva dilakukan di permukaan bawah daun secara berkelompok. Larva mulai aktif saat cuaca tidak terlalu panas atau mendekati sore hari.

(13)

Gambar larva A. plana Gambar imago A. plana

Gambar tanda kerusakan

• Ulat daun (Glyphodes militaris)

Deskripsi :

Larva berukuran ± 1cm. Warna tubuh didominasi hijau dengan corak titik berwarna hitam dan putih. Kepala berwarna oranye dan protorax berwarna hitam. Serangga dewasa berupa ngengat yang termasuk dalam famili Crambidae. Sayap ngengat berwarna dominan coklat dengan beberapa corak berwarna putih. Tubuh ngengat didominasi oleh warna putih.

Tanda Kerusakan :

Larva tinggal di dalam lipatan daun. Lipatan daun berupa penggabungan tepi daun yang direkat dengan benang-benang halus. Larva memakan folium yang berada dalam lipatan daun sehingga menyebabkan daun berlubang-lubang. Kerusakan yang ditimbulkan larva hanya pada lipatan daun sehingga tidak merusak seluruh permukaan daun.

(14)

Gambar larva G. militaris Gambar imago G. militaris

Gambar tanda kerusakan • Bekicot (Achatina fulica)

Deskripsi :

Bekicot merupakan hewan moluska yang termasuk dalam famili Achatinidae. Cangkang berukuran panjang ± 6cm dan diameter ± 3cm. Warna cangkang didominasi oleh warna coklat kemerahan dengan garis-garis vertikal berwarna kuning pucat. Bekicot memiliki 2 pasang tentakel, 1 pasang tentakel pendek yang berfungsi sebagai peraba dan 1 pasang tentakel panjang yang terdapat titik mata di bagian ujungnya. Bekicot merupakan hewan herbivora yang memakan berbagai jenis bahan tanaman, buah maupun sayuran.

Tanda Kerusakan :

Bekicot melakukan aktifi tas makan saat sore sampai malam hari

di saat suhu udara rendah. Hama bekicot menyerang pada semai tanaman di persemaian. Bekicot memakan helaian daun dan tangkai daunnya. Semai yang terserang bekicot akan nampak hanya tersisa batang utamanya saja. Serangan bekicot sangat merusak dan berlangsung cepat. Pada siang hari, bekicot akan bersembunyi di tempat-tempat yang terlindung dari cahaya matahari.

(15)

Gambar bekicot Gambar tanda kerusakan

• Kumbang Penggerek Batang (Apriona sp.)

Deskripsi :

Kumbang berwarna coklat muda berukuran 4-5cm dan memiliki antena yang panjang. Kumbang tergolong ke dalam famili Cerambycidae. Larva sebesar jari kelingking (±4cm). Larva berada dalam batang dan memakan kayu sehingga menyebabkan batang berongga. Imago menggerek kulit kayu pada bagian batang atau cabang yang dapat menyebabkan cabang mengering.

Tanda kerusakan :

Kulit batang atau cabang terkelupas/terkoyak akibat aktivitas makan kumbang dewasa. Hal tersebut menyebabkan ranting atau batang yang diserang mengering karena kulit terkoyak. Larva kumbang juga menyerang batang tanaman Nyawai. Serangan larva ditandai oleh adanya ditemukan kotoran larva di sekitar lubang gerekan pada batang berupa butiran-butiran kecil berwarna putih kekuningan. Larva menyebabkan bagian dalam kayu berlubang-lubang.

Gambar larva Apriona sp. Gambar imago Apriona sp.

(16)

Gambar kerusakan batang Gambar tanda kerusakan E. Pulai rawa (Alstonia pneumatophora)

• Ulat daun Parotis sp.

Deskripsi :

Larva berukuran antara 3-4 cm. Ulat berwarna hijau pucat dengan tonjolan-tonjolan berwarna hitam di setiap segmen tubuhnya. Kepala berwarna coklat kekuningan. Pupa berukuran 3 cm berwarna coklat kemerahan. Pupa berada dalam gulungan / gabungan daun yang diikat dengan benang. Pengamatan larva menunjukkan bahwa larva menempati pada gulungan daun atau daun yang digabungkan dengan sutra/benang. Serangga dewasa berupa ngengat berwarna hijau muda dengan garis coklat krem mengelilingi tepi sayap. Panjang rentang sayap sekitar 3 cm. (Rahmanto, 2012).

Tanda kerusakan :

Larva Parotis sp. memakan daging daun / intervenium. Bibit pulai

rawa yang terserang hama ini ditandai oleh daun yang telah hilang daging daunnya, hanya menyisakan tulang dan urat daun serta lapisan tipis helaian daun. Helaian daun yang terserang akan tampak transparan. Serangan lebih lanjut akan mengakibatkan daun mengering. Tanda kerusakan akibat serangan hama ini ditunjukkan oleh gambar 2. Larva tinggal dalam gulungan/ tangkupan daun sehingga untuk menemukannya harus membuka

(17)

gulungan daun tersebut. Larva sangat gesit untuk melarikan diri apabila gulungan daun dibuka. Bibit yang mengalami serangan tinggi dicirikan dengan daun mengering yang disatukan oleh benang-benang. Bibit yang terserang dengan intensitas tinggi akan mati karena seluruh daun mengering akibat hilangnya

epidermis dan klorofi l. Hama ulat genus ini dilaporkan juga

menyerang A. scholaris (Apocynaceae) dan G. jasminoides

(Rubiaceae). Penyebaran ulat ini meliputi Australia sampai dengan Asia Tenggara (Evans, D.H dan Crossley, S., 2011). Ulat dari genus

ini juga dilaporkan menyebabkan kerusakan signifi kan pada

persemaian dan tanaman muda A. scholaris (Pratap et al.,2013).

Gambar larva Parotis sp. Gambar tanda kerusakan

Gambar imago Parotis sp. Gambar serangan ulat di persemaian F. Mahoni (Swietenia macrophylla)

• Penggerek batang (Xylosandrus sp.)

Deskripsi :

Telur berbentuk oval berwarna putih dengan permukaan halus berukuran ± 0,54 x 0,30 mm. Larva berwarna putih dengan tubuh lonjong. Kumbang dewasa berukuran panjang ± 1,6 mm dan lebar

(18)

± 0,7 mm berwarna coklat tua sampai kehitaman dengan rambut berwarna kuning pada tubuhnya. Kumbang muda berwarna kuning kecoklatan. Kaki kumbang berwarna kuning kecoklatan. Tanda kerusakan :

Tanda serangan kumbang ini adalah adanya lubang gerekan pada batang (posisi di leher akar, tengah maupun ujung semai) dengan ukuran diameter lubang gerek ± 0,8 mm. Lubang menembus batabg semai arah horizontal menuju ke empulur, kemudian kumbang akan menggerek arah vertical untuk membentuk ruang bertelur dan membesarkan anak-anaknya sampai dewasa. Tanda lain bibit mahoni yang terserang adalah bibit sangat mudah patah apabila disentuh. Hal tersebut diakibatkan karena adanya lubang gerekan yang akan mengurangi kekuatan batang.

Gambar imago Xylosandrus sp. Gambar struktur lubang gerekan pada batang semai

(19)

G. Tanaman penghasil gaharu (Aquilaria sp.)

• Ulat Heortia vitessoides

Deskripsi :

H. vitessoides termasuk ke dalam famili Crambidae. Ulat berukuran ± 2 cm. Tubuh berwarna hijau pucat kekuningan dengan corak titik-titik hitam membentuk garis membujur di sepanjang tubuhnya. Pada tubuh ulat terdapat rambut-rambut halus. Ulat akan menjatuhkan diri dengan benang apabila merasa terganggu. Serangga dewasa berupa ngengat dengan corak warna mencolok perpaduan hitam dan putih. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di

laboratorium, siklus hidup H.

vitessoides adalah fase larva (ulat): 20 hari, fase pupa (kepompong): 9 hari, fase ngengat (imago) : 7 hari (Lestari dan Suryanto, 2012)1.

Serangga betina menghasilkan telur dengan jumlah 350-500 butir (Irianto et al., 2010).

Tanda kerusakan :

Ulat menyerang daging daun tanaman gaharu. Ulat menyerang daun dengan cara memakan pucuk tanaman dan daun-daun muda, bahkan daun yang sudah tua. Serangan hama ulat terjadi secara musiman dan sporadis yaitu pada musim penghujan

Gambar larva H. vitessoides

Gambar tanda kerusakan

(20)

dimana kondisi lingkungan cenderung lembab. Ulat gaharu menyerang dengan cara mengelompok membentuk koloni yang sangat banyak dan menggunakan sulur yang menyerupai sarang laba-laba untuk berpindah tempat dari satu tangkai ke tangkai yang lain, satu cabang ke cabang yang lain maupun dari satu pohon ke pohon yang lain. Serangan berat dapat menyebabkan tanaman mati karena tanaman menjadi gundul (tanpa daun).

• Ulat Pitama hermesalis

Deskripsi :

P. hermesalis termasuk ke dalam famili Crambidae. Tubuh berwarna hijau kekuningan dengan corak hitam membentuk garis di sepanjang tubuhnya.

Sekilas ulat P. hermesalis dan

H. vitessoides sangat mirip. Perbedaan antara keduanya

adalah pada P. hermesalis corak

hitamnya terdapat pada tepi maupun tengah sepanjang tubuhnya. Corak hitam pada

H. vitessoides hanya terdapat pada tepi sepanjang tubuhnya saja. Serangga dewasa berupa ngengat dengan perpaduan warna hitam dan putih. Ngengat didominasi warna putih dengan warna hitam pada bagian tepi dan ujung sayap.

Tanda kerusakan :

Larva P. hermesalis hidup

didalam daun – daun yang

melekat atau berdempetan satu sama lain, dan didalam lipatan

ini ulat melakukan aktifi tas makannya. Pada satu tanaman gaharu,

Gambar larva P. hermesalis

Gambar tanda kerusakan

(21)

ulat ditemukan tidak secara berkelompok, namun menyebar secara acak pada setiap bagian tajuk atas, tengah dan bawah.

Ulat P. hermesalis memakan lapisan daun gaharu yang digunakan

sebagai sarang hingga daun tersebut terlihat transparan. Bagian transparan tersebut adalah jaringan epidermis yang tertinggal karena daging dan serat daun telah dimakan ulat (Lestari dan Suryanto, 2012)2.

3. DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A. dan E. Priyanto. 2011. Identifi kasi Jenis-jenis Hama Dan

Penyakit Pada Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.). Laporan

Hasil Penelitian. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru.

Evans, D.H., Crossley, S. 2011. Crambidae of Australia-Webworm and Shoot Borers. Available at :http://www. Lepidoptera

butterfl yhouse.com.au/ pyru/ marginata. html (accessed 29

May 2012)

Irianto, R.S.B., E. Santoso, M. Turjaman, I.R. Sitepu. 2010. Pengembangan Teknologi Produksi Gaharu Berbasis Pemberdayaan Masyarakat : Hama Pada Tanaman Penghasil Gaharu. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor

1Lestari, F. dan E. Suryanto. 2012. Karakteristik Hama Ulat Daun

Gaharu Heortia vitessoides. Prosiding Seminar Nasional

Kesehatan Hutan dan Kesehatan Pengusahaan Hutan Untuk Produktivitas Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan. Bogor.

2Lestari, F. dan E. Suryanto. 2012. Serangan Hama Ulat Pitama

hermesalis Pada Tanaman Penghasil Gaharu Di Kandangan Kalimantan Selatan. Seminar Hasil Hutan Bukan Kayu. Balai Penelitian Kehutanan Mataram.

Pratap, B., G. S. Chakraborthy dan N. Mogha. 2013. Complete Aspects of Alstonia scholaris. International Journal of Pharm Tech Research Vol.5 No.1. USA. Available at : http://www.sphinxsai. com (accessed 6 March 2013)

(22)

Rahmanto, B. 2012. Serangan Hama Ulat Parotis sp. Pada Tanaman

Alstonia pneumatophora Di Persemaian Kalimantan Tengah. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan Hutan dan Kesehatan Pengusahaan Hutan Untuk Produktivitas Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan. Bogor

Rahmanto, B. dan I. Anggraeni. 2012. Jenis – jenis Hama Pada Tanaman

S. balangeran Di Persemaian. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan Hutan dan Kesehatan Pengusahaan Hutan Untuk Produktivitas Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan. Bogor

Rahmanto, B. dan A. Kodir. 2012. Budidaya Shorea balangeran Di Lahan

Gambut :Potensi Jenis-jenis Hama dan Penyakit Pada Tanaman S. balangeran. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru.

Rahmanto, B. dan A. Akbar. 2012. Pengembangan Jelutung Rawa (Dyera polyphylla (Miq). V. Steenis.) Di Lahan Gambut : Pengendalian Hama Dan Peyakit Pada Tanaman Jelutung Rawa. Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru.

(23)
(24)

Gambar

Gambar ulat kantong
Gambar ulat penggerek kulit  Gambar tanda kerusakan
Gambar tanda serangan
Gambar koloni nimfa kutu loncat
+7

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,