• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - PENGARUH PENERAPAN MODEL KOLABORATIF DENGAN METODE POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD N 2 SOKARAJA TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - PENGARUH PENERAPAN MODEL KOLABORATIF DENGAN METODE POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD N 2 SOKARAJA TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014 - repository perpustakaan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Model Pembelajaran Kolaboratif dengan Metode POE

(Predict-Observe-Explain)

Menurut Sagala (2010:11) belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Belajar aktif merupakan sebuah kondisi siswa mampu mengembangkan kemampuannya secara mandiri dengan panduan oleh guru atau yang ahli dalam bidangnya, dengan demikian siswa dituntut untuk mampu mengambangkan kemampuannya secara aktif dengan cara mengeluarkan ide-idenya dengan berpikir untuk memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi oleh siswa tersebut. Siswa akan lebih mampu mengembangkan kemampuannya.

(2)

yang jelas antara pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kolaboratif dengan teknik POE terdiri dari kelompok-kelompok siswa. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

a. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil berkisar antara 3-8 orang bergantung pada jumlah siswa dalam kelas serta tingkat kesukaran materi ajar. Semakin sukar, semakin diperlukan jumlah siswa yang lebih besar dalam kelompok tersebut agar diperoleh buah pikiran yang lebih variatif. b. Menyiapkan demonstrasi yang terkait dengan topik yang

akan diajari. Memilih kegiatan yang membangkitkan minat siswa, sehingga siswa akan berupaya melakukan observasi dengan cernat.

c. Menjelaskan kepada siswa yang sedang guru lakukan. Lagkah 1: Melakukan prediksi (predict)

 Meminta kepada siswa secara perseorangan untuk

menuliskan prediksinya tentang apa yang akan terjadi.  menanyakan kepada siswa tentang apa yang siswa

pikirkan terkait apa yang akan siswa lihat dan mengapa siswa berpikir seperti itu.

(3)

 Menyediakan waktu yang cukup agar siswa dapat

fokus dengan observasinya.

 Meminta para siswa menuliskan apa yang siswa

amati.

e. Langkah 3: Menjelaskan (Explain)

 Meminta siswa memperbaiki atau menambahkan

penjelasan kepada hasil observasinya.

 Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk

menjelaskan, melaksanakan diskusi kelompok. (Warsono dan Haryanto:2012:93)

Berdasarkan penjelasan langkah-langkah pembelajaran kolaboratif teknik POE, maka pelaksanaan pembalajaran IPA di kelas eksperimen adalah dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif teknik POE adalah sebagai berkut:

a. Guru menyiapkan materi yang berkaitan dengan gaya magnet. b. Guru membagi siswa dalam bentuk kelompok-kelompok,

setiap kelompok terdiri dari 3-8 siswa.

c. Guru mendemonstrasikan sesuatu yang berkaitan dengan perubahan gaya magnet. Guru memilih kegiatan yang menarik siswa agar melakukan observasi dengan cermat.

(4)

 Guru meminta kepada siswa secara perorangan untuk

menuliskan prediksi tentang apa yang akan terjadi.  Guru menanyakan kepada siswa mengenai apa yang

siswa pikirkan setelah melihat demonstrasi guru dan alasan siswa berpikir seperti itu.

e. Langkah 2: Melakukan observasi (Observe)  Siswa melaksanakan sebuah demonstrasi.

 Guru menyediakan waktu yang cukup agar siswa dapat

fokus dalam observasinya. f. Langkah 3: Menjelaskan (Explain)

 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

memperbaiki atau menambahkan penjelasan kepada hasil observasinya.

 Setelah semua siswa siap dengan makalah untuk

penjelasan, laksanakan diskusi kelompok.

Dalam setiap model pembelajaran pasti ada kelebihan dan kekurangannya, berikut kelebihan dari pembelajaran kolaboratif dengan teknik POE yaitu:

a. Siswa dapat mengembangkan kemampuan awal atau gagasan awal siswa.

(5)

c. Memotivasi siswa agar berkeinginan untuk melakukan eksplorasi konsep.

d. Memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran siswa.

Kekurangan dari pembelajaran kolaboratif teknik POE yaitu teknik POE tidak cocok diterapkan untuk semua pokok bahasan. Pokok bahasan yang tidak bersifat pengalaman langsung (hands-on) sulit atau tidak dapat menggunakan teknik ini.

2. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2010:22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Menurut Horward Kingsley (dalam Sudjana 2010:22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.

Hasil belajar ada beberapa tipe yang telah dikemukakan olah para ahli, salah satunya tipe hasil belajar menurut Benjamin dalam Sudjana, (2010:22) menggolongkan tipe hasil belajar sebagai berikut:

a. Ranah Kognitif

(6)

tujuan-tujuan kognitif adalah tujuan-tujuan yang lebih banyak berkenaan dengan perilaku dalam aspek berpikir/intelektual.

Tabel 2.1 Hasil aspek Kognitif Materi Gaya Magnet

No. Indikator Aspek

Pengetahuan Berikut ini merupakan benda

Penerapan Bagaimana cara membuat magnet buatan?

b. Aspek Afektif

Aspek Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban, organisasi,dan internalisasi.

(7)

Menurut Sudjana (2010:30) ada beberapa katagori ranah afektif sebagai hasil belajar. Katagori tersebut dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.

a) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulasi, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadpa stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencagkup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

(8)

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadan dan tingkah lakunya.

Nilai yang akan dikembangkan dalam model kolaboratif dengan metode POE yaitu pendidikan karakter kerja keras. Kerja keras siswa dilihat saat melakukan sebuah pengamatan maupun penelitian dalam pembelajaran IPA terkait materi gaya magnet. Kerja keras ini akan melatih siswa untuk tidak mudah putus asa dalam melakukan sebuah pengamatan atau penelitian sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

Kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas (Kesuma, dkk; 2011:17), jadi kerja keras diperlukan dalam setiap kegiatan terlebih dalam pelajaran IPA dengan menggunakan metode POE, karena dalam metode POE ini siswa mengalami fase observe atau pengamatan. Pengamatan dilakukan secara langsung,

(9)

Tabel 2.2. Hasil Belajar Aspek Afektif Materi Gaya Magnet

No Indikator Aspek Afektif Kegiatan

1.

c. Ranah Psikomotoris

(10)

dapat digunakan saat siswa mempersiapkan alat untuk eksperimen ketrampilan saat melakukan eksperimen, dan kemampuan siswa memprediksi hasil eksperimen.

Tabel 2.3. Hasil Belajar Aspek Psikomotor Materi Gaya Magnet

No Indikator Aspek

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

(11)

Dikelompokan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Menurut Aunurrahman (2010:178) beberapa faktor internal yang mempengaruhi proses belajar siswa yaitu

a. Ciri khas/karakteristik siswa

Masalah masalah belajar yang berkenaan dengan dimensi siswa sebelum belajar pada umumnya berkenaan dengan minat, kecakapan dan pengalaman-pengalaman. Siswa yang mempunyai minat yang tinggi saat belajar, maka siswa akan berupaya mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajaran secara lebih baik.

b. Sikap terhadap belajar

Dalam kegiatan belajar, sikap siswa dalam proses belajar, terutama sekali ketika memulai kegiatan. Siswa yang pada saat menerima pelajaran memiliki sikap menerima atau ada kesediaan emosional untuk belajar, maka siswa cenderung untuk berusaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik. Siswa yang dominan menolak sebelum belajar atau ketika akan memulai pelajaran, maka siswa cenderung kurang memperhatikan atau mengikuti kegiatan belajar.

c. Motivasi belajar

(12)

mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. d. Kensentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologis yang seringkali tidak begitu mudah untuk diketahui oleh orang lain selain diri individu yang sedang belajar.

e. Mengolah bahan belajar

Siswa yang mengalami kesulitan di dalam mengolah pesan, maka berarti ada kendala pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan bantuan guru.

f. Menggali hasil belajar

Kesulitan di dalam proses menggali kembaali pesan-pesan lama merupakan kendala di dalam proses pembelajaran karena siswa akan mengalami kesulitan untuk mengolah pesan baru yang memiliki keterkaitan dengan pesan-pesan lama yang telah diterima sebelumnya.

g. Rasa percaya diri

Siswa yang sering mencapai keberhasilan di dalam melaksanakan tugas, di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan apalagi diiringi dengan adanya pengakuan umum atas keberhasilan yang dicapai maka rasa percaya diri siswa akan semakin kuat, begitu juga sebaliknya.

(13)

Kebiasaan belajar sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. kebiasaan yang buruk dalam belajar dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar diperoleh.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:248) beberapa faktor ekstern dalam belajar meliputi:

a. Guru sebagai pembina siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Siswa tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda.

b. Prasarana dan saran pembelajaran

Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain.

c. Kebijakan penilaian

Penilaian hasil belajar penentu keberhasilan belajar tersebut adalah guru. Guru adalah pemegang kunci pembelajaran.

(14)

Siswa yang memiliki kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama, jika seorang siswa diterima, maka siswa dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar.

e. Kurikulum sekolah

Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah bagi guru, siswa, petugas pendidikan, dan orang tua siswa. Guru harus mengadakan perubahan pembelajaran berdasarkan perubahan kurikulum.

4. Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Purnama (1997:4) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekeliling alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari yang dipandangnya bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri. Menurut Roosmini, dkk (1990:24) ilmu/Ilmu Pengetahuan(termasuk IPA) mempunyai ciri khas yang objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum. Menurut Jasin (2000:32) IPA/ ilmu alamiah (Natural Science) yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya.

Ilmu-ilmu alam membagi diri menjadi dua kelompok, yaitu:

(15)

b. Kelompok ilmu hayat (biological sciences), yang mempelajari makhluk yang hidup di alam semesta. (Purnama 1997:76)

Berdasarkan pengertian IPA dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa IPA/ IlmuPengetahuan Alam yaitu sebuah cabang ilmu pengetahuan yang berasal dari alam. IPA berfungsi memberi penjelasan/pengetahuan yang berkaitan dengan alam dan menjawab semua yang berkaitan dengan alam. Manusia dan makhluk hidup yang lain akan dibahas dalam pembelajaran IPA, oleh karena itu keberadaan IPA ini penting dalam dunia pendidikan.

a. Materi Pelajaran IPA

Materi pembelajaran IPA dalam penelitian ini mengambil materi gaya magnet kelas V semester 2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai dengan materi yang dijadikan bahan penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 5. memahami hubungan antara

gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.

5.1 Mendiskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)

Sumber : Panduan KTSP

(16)

sub babnya yaitu mengenai gaya magnet. Magnet dapat menarik bebarapa benda yang sejenis logam. Penyelidikan digunakan untuk mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan benda yang tidak magnetis.

b. Gaya Magnet

Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gaya magnet. Beberapa benda yang bersifat magnetis atau dapat ditarik oleh magnet merupakan benda yang terbuat dari logam, dan benda yang bersifat non magnetis atau tidak dapat ditarik oleh magnet yaitu benda yang tersusun dari bahan yang tidak dapat menghantar listrik sebagai contoh terbuat dari kertas, kain, kayu, dan lain-lain. Magnet mempunyai kekuatan dalam menarik benda. Besarnya daya tembus gaya magnet dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis penghalang, tebal tipisnya penghalang, dan kekuatan magnet. Pengaruh gaya magnet juga ditentukan oleh jarak magnet dengan benda.

Beberapa alat-alat yang memanfaatkan gaya magnet di antaranya pintu lemari es, ujung obeng, ujung gunting, kotak tempat pensil, papan catur, kompas, dinamo, speaker, dan kaset. Magnet dalam kehidupan sehari-hari sangat besar manfaatnya, sebagai contoh:

(17)

3) Papan catur agar buah catur tidak mudah terguling. 4) Kompas sebagai penunjuk arah utara-selatan.

5) Dinamo sepeda dan generator untuk membangkitkan tenaga listrik.

6) Alat ukur mengangkut benda-benda dari besi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti tidak menemukan penelitian yang sama persis dengan permasalahan yang peneliti teliti, tapi ada yang dilakukan oleh:

1. Herni Budiati, Sugiyarto, dan Sarwanto (2012). Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana UNS Surakarta. Penelitian tersebut berjudul Pengaruh Model Pembelajaran POE (Prediction, Observation, and Explanation) menggunakan eksperimen sederhana dan

(18)

pengaruh interaksi antara model pembelajaran POE menggunakan metode eksperimen sederhana dan terkontrol dengan gaya belajar terhadap keterampilan proses sains; 6. tidak ada pengaruh interaksi antara keterampilan metakognitif dan gaya belajar terhadap keterampilan proses sains; 7. interaksi antara model pembelajaran POE menggunakan metode eksperimen terkontrol, keterampilan metakognitif tinggi dan gaya belajar visual memberi pengaruh paling baik terhadap keterampilan proses sains. 2. M. P. Restami, K. Suma, M. Pujani (2013). Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Sains, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Judul penelitian tersebut adalah pengaruh model pembelajaran poe (predict-observe-explaint) terhadap pemahaman konsep fisika dan sikap ilmiah ditinjau dari gaya belajar siswa. Hasil penelitian adalah menunjukkan terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran POE dan gaya belajar terhadap pemahaman konsep fisika dan sikap ilmiah siswa.

C. Kerangka Pikir

(19)

sehingga siswa akan menemukan konsep secara mandiri berdasarkan pengalaman yang telah didapat.

Siswa akan menjadi lebih aktif karena terlibat secara langsung dalam suatu proses baik mengemukakan sebuah gagasan maupun dalam pengamatan langsung, hal ini pastinya akan lebih bermakna untuk siswa dan pemahaman siswa akan lebih membekas dalam ingatan siswa. Siswa akan lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran IPA dilihat dari segi afektif, karena siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih siap belajar dan lebih semangat dalam belajar. Siswa akan lebih terampil dalam mengembangkan kemampuan dalam sebuah pengamatan atau praktek pengamatan, dilihat dari segi psikomotoris.

Metode POE ini melibatkan siswa secara langsung dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam mengemukakan sebuah gagasan atau ide dalam sebuah diskusi. Penerapkan model pembelajaran kolaboratif dengan metode POE diharapkan siswa akan aktif dan berusaha untuk bekerja keras dalam sebuah pengamatan dalam pelajaran IPA, dengan demikian hasil belajar akan meningkat baik itu di ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.

D. Hipotesis Penelitan

(20)

1. Ada pengaruh yang lebih baik penerapan model pembelajaran kolaboratif dengan metode POE terhadap hasil belajar IPA aspek kognitif peserta didik kelas V SD Negeri 2 Sokaraja Tengah.

2. Ada pengaruh yang lebih baik penerapan model pembelajaran kolaboratif dengan metode POE terhadap hasil belajar IPA aspek afektif peserta didik kelas V SD Negeri 2 Sokaraja Tengah.

Gambar

Tabel 2.1 Hasil aspek Kognitif Materi Gaya Magnet
Tabel 2.2. Hasil Belajar Aspek Afektif Materi Gaya Magnet
Tabel 2.3. Hasil Belajar Aspek Psikomotor Materi Gaya Magnet
Tabel 2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Referensi

Dokumen terkait

konsentrasi pemberian larutan pada tekanan-2 bar pada pengamatan persentase kecambah normal telah menunjukkan batas toleran kekeringan yang cukup, sebaliknya

kelompok lain. Untuk analisis kuantitatif berdasarkan tes siklus. Setelah melaksanakan 4 kali pertemuan, selanjutnya diberikan tes sebagai penutup siklus I. Berdasarkan

Pradini (2016) dalam penelitianya “ Analisis Angka Aman Stabilitas Lereng Jalan Gunung Tugel-Banyumas dengan Metode Fellenius dan Program Slope/ W” mengungkapkan bahwa

66 Saya senang berbagi perasaan dengan orang lain karena mereka dapat menghargai saya. 67 Saya sulit berkonsentrasi belajar karena teman-teman tidak

Imam Mahmudi (2016) Analisis Pemasaran Ubi Kayu Pada Anggota Kelompok Tani Makmur Di Desa Pekaja Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.. Pembimbing : Pujiati Utami, S.P.,M.P

Untuk mendapatkan konsumen yang loyalitas diperlukan lokasi yang mendukung atau strategis, pelayanan yang baik yang dapat membuat konsumen merasa terpuaskan, dan tingkat harga

Because of several problems appeared in the teaching and learning process in the English extracurricular classroom and the absence of the speaking instructional materials, the

Prosesi pernikahan masyarakat Kudus nonsamin pada umumnya yang membedakan dengan warga Samin Kudus berupa jika warga Samin tanpa pengeras suara, tanpa musik pengiring acara,