• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - RADHITE PRAMUDIKA BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - RADHITE PRAMUDIKA BAB II"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA

1) Pengertian Keluarga

Friedman tahun,(2010) mendefinisikan keluarga adalah dua orang

atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional

serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga.

Keluarga Menrut Jhonson,(2009)memberi pandangan tentang

definisi keluarga berorientasi kepada tradisi, yaitu :

a. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan, daerah, ikatan adopsi.

b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu

rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah mereka tetap

mengaggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.

c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain

dalam peran social keluarga seperti halnya peran sebagai suami – istri,

peran ayah sebagai ibu, peran anak laki - laki dan anak perempuan.

d. Keluarga bersama – sama menggunakan kultur yang sama yaitu kultur

yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

Friedman,(2010) mendefinisikan keluargasebagai sebuah sistemsosial

kecil yang terbuka yang terdiri dari atas sebuah rangkaian bagian yang

(2)

maupun lingkungan eksternal, yang memperngaruhi perspektif para ahli

pasca modernisme keluarga memandang bahwa individu dari tiap generasi

berikutnya akan mendefinisikan kembali keluarga, bahkan reproduksi

yang merupakan fungsi paling dasar dari keluargapun dipandang terpisah

dari keluarga, dengan pilihan menjadi konteks utama di lingkungan

keluarga pascamodern.

2) FUNGSI KELUARGA

Fungsi keluarga menurut Friedman,(2010) adalah :

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif adalah hubungan sosial yang positif

berhubungan dengan hasil kesehatan yang lebih baik, umur

panjang, dan penurunan tingkat stres. Sebaliknya, kehidupan

keluarga juga dapat menimbulkan stres dan koping

disfungsional dengan akibat yang dapat menganggu kesehatan

fisik( misal tidur, tekanan darah tinggi, penurunan respon

imun).

b. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan atau perubahan

yang terjadi atau dialami seseorang sebagai hasil dari interaksi

dan pembelajaran peran sosial. Sosialisasi dimuali dari sejak

lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar

(3)

c. Fungsi reproduksi

Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan

keturunan dan menambah sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga yaitu sandang,

pangan, papan.

e. Fungsi perawatan kesehatan

1) Kemampuan keluarga mengenal masalah.

2) Kemampuan keluarga mengetahui masalah.

3) Kemampuan keluarga mengambil keputusan dalam

mengatasi masalah.

4) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

5) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat

baik.

3) Tipe dan bentuk keluarga

Tipe dan bentuk keluarga menurut Friedman ( 2010 ) yaitu :

a. Keluarga inti

Keluarga yang terdiri dari ayah yang mencari nafkah, ibu sebagai

(4)

b. Keluarga dual – earner family

Keluarga yang terdiri dari dua orang tua yang keduanya memiliki

pekerjaan, mengatur mengoordinasi pengasuh anak sementara

orang tua bekerja.

c. Keluarga tanpa anak

Keluarga yangh terdiri dari ayah, ibu tanpa mempunyai anak.

d. Keluarga adopsi

Keluarga yang tidak dapat memiliki anak kandung sendiri, tetepi

tetap mempunyai keinginan untuk menjadi orang tua.

e. Keluarga asuh

Keluarga asuh adalah sebuah layanan kesejahteraan anak, yaitu

anak ditempatkan dirumah yang yang terpisah dengan orang tua

atau kedua orang tua kandung untuk menjamin keamanan dan

kesejahteraan fisik serta emosional.

f. Keluarga ekstended family

Keluarga ekstended family adalah keluarga dengan pasangan yang

berbagi pengaturan rumah tangga dan pengeluaran keuangan

dengan orang tua, kaka atau adik dan keluarga dekat lainnya.

g. Keluarga orang tua tunggal

Keluarga orang tua tungga adalah keluarga dengan ibu atau ayah

(5)

h. Keluarga orang tua tiri

Keluarga orang tua tiri adalah keluarga yang menikah lagi

dikarenakan pasangan nya meningga atau bercerai.

i. Keluarga binuklir

Keluarga binuklir adalah keluarga yang terbentuk setelah

perceraian yaitu anak merupakan anggota dari sisitem kelurga yang

terdiri dari dua rumah tangga inti, makaternal dan paternal dengan

beragam dalam hal tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan

dalam setiap rumah tangga.

j. Keluarga cohabiting family

Keluarga cohabiting family adalah keluarga yang tinggal bersama

tanpa adanya ikatan pernikaha bulann, baik itu kaum muda, orang

tua, janda atau individu yang bercerai.

k. Keluarga homoseksual

Keluarga homo seksual adalah keluarga dua atau lebih yang

(6)

4) Tahap dan perkembangan keluarga

Tahap dan perkembangan keluarga menurut Jhonson R,(2010)yaitu

:

1. Tahap keluarga pasangan baru

Pada tahap ini dimulai dari pasangan yang baru menikah dan

membentuk satu keluarga inti. Pada tahap ini keluarga memilik

tugas yaitu :

a. Membentuk perkawinan yang memuaskan bagi kedua belah

pihak.

b. Berhubungan secra harmonis dengan jaringan kekerabatan.

c. Merncanakan sebuah keluarga.

2. Tahap childbearing family

Pada tahap ini adalah menantikan kelahiran anak pertama dan

berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan :

a. Mempersiapkan diri menjadi orang tua.

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan seksual dan kegiatan keluarga.

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan kedua belah

pihak.

3. Tahap keluarga dengan anak prasekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 2½ tahun dan

(7)

a. Memenuhi kebutuhan anggota seperti kebutuhan tinggal,

privasi dan rasa nyaman.

b. Membantu bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan

anak yang lain juga harus terpenuhi.

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun

diluar keluarga.

e. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

f. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.

4. Tahap keluarga dengan ank sekolah

Tahap ini dimulai krtika anak pertama memasuki sekolah dalam

waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri dengan

ketika ia mencapai pubertas, sekitar usia 13 tahun :

a. Menyosialisasikan anak pada saat sekolah.

b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

c. Meningkatkan komunikasi terbuka dan mendukung hubungan

pasangan.

5. Tahap keluarga dengan anak remaja

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun

berlangsung selama 6 sampai 7 tahun, anak akan meninggalkan

(8)

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung

jawab, mengikat remaja sudah bertambah dewa dan mengikuti

otonominya.

b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang

tua.

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

6. Tahap keluarga melepas anak dewasa muda

Tahap ini ditandai dengan perginya anak pertama dari rumah orang

tua dan berakhir dengan kosongnya rumahsampai anak terakhir

juga telah meninggalkan rumah.

a. Membantu anak tertua untuk terjun dalam dunia luar.

b. Membantu anak yang terkecil agar mandiri.

c. Memasukan anggota keluarga baru dari pernikahan anak

pertama dan menerima gaya hidup dan nilai pasangan itu

sendiri.

7. Tahap orang tua paruh baya

Tahap ini adalah tahap pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika

anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun

atau kematian salah satu pasangan. Biasanya tahap ini dimulai

ketika orang tuan berusia 45 sampai 55 tahun.

(9)

b. Menemukan hubungan yang memuaskan dan bermakna dengan

anak pada saat anak dewasa dan dengan orang tua mereka yang

lansia.

c. Mempertahankan keakraban pasangan.

8. Tahap keluarga lansia dan pensiunan

Tahap ini dimulai pada saat pensiunnya salah satu atau kedua

pasangan, berlanjut sampaikehilangan salah satu pasangan, dan

berakhir dengan kematian pasangan yang lainnya.

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

b. Mempertahankan kehidupan yang memuaskan.

c. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, kekuatan

fisik dan pendapatan.

d. Melakukan life review ( merenungkan kehidupan ).

5) Struktur keluarga

Struktur keluarga menurut Jhonson R, ( 2010 ) dibagi menjadi lima

yaitu :

a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sank

saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu

di susun memlalui jalur ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun

(10)

c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

sedarah ibu.

d. Pariolokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

sedarah suami.

e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar

bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang

menjadi bagian dari keluarga karena adanya hubungan suami

istri.

6) Struktur dan peran keluarga

Peran formal terdapat dalam keluarga seperti mencari

nafkah, ibu rumah tangga, manajer, sopir, juru masak dan lain –

lain.

Sedangkan peran informal bersifat implist biasanya tidak

tampak di permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi

kebutuhan individu dan untuk menjaga keseimbangan dalam

keluarga seperti : sebagai pendorong, pengharmonis pendamai,

penghalang, penyalah, pancari pengakuan, atau sahabat.

7) Proses dan koping keluarga

a. Stres yang dialami oleh keluarga yang kaitan nya dengan ekonomi

(11)

kekuatan dari stessor yang dialami oleh keluarga, apakah keluarga

mampu mengahadapi stressor tersebut dan ketegangan setiap hari.

b. Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penelitian yang

objektif dan realisi terhadap situasi yang mendukung stress.

c. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap stiuasai yang mendukung

strees, strategi koping bagaimana tindakan yang akan diambil oleh

keluarga, apakah setiap anggota keluarga mempunyai koping yang

berbeda – beda dalam cara menghadapi strees : kelompok

kepercayaan keluarga, penggunaan humoor, self evaluasi,

penggunaan ungkapan, pengontrolan keluarga terhadap masalah,

pemecahan masalah secra bersamam – sama. Strategi koping

internal adalah dengan mencari informasi, memeilhara hubungan

dengan berkomunikasi, mencari dukungan sosial.

B. Masalah kesehatan

1) Pengertian

Menurut Adrian J. Goldszmindt ( 2013 ) stroke iskemik

adalah serangan secara tiba – tiba yang menyerang sistem saraf

atau deficit neurologis fokal yamh diduga berasal dari pembuluh

darah, dengan tanda dan gejala kejang defisit neurologis postikal,

(12)

Menurut Smiltzer dan Bare ( 2000 ) stroke adalah

kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh

suplai darah ke otak mengalami hambatan.

Menurut Hudak dan Galo ( 2000 ) stroke adalah cidera

serebrovaskuler atau stroke meliputi awitan tiba – tiba defict

neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian otak.

Insufiesnsi suplai darah disebabkan thrombus biasanya sekunder

terhadap embolisme yang berasal dari tempat lain dalam tubuh.

2) Anatomi dan fiologis

Otak manusia tersusun dari belahan otak besar ( hemisfer

serebri ) batang otak dan otak kecil.

1. Otak besar ( serebrum )

Pusat dari segala pengontolan aktifitas pergerakan tubuh oleh

otak besar terbagi menjadi dua yaitu :

a. Hemisfer serebri kiri

Adalah bagian otak besar yang berfungsi mengontrol atau

mengendalikan pergerakan tubuh bagian kiri, fungsinya

meliputi :

- Mengendalikan gerak tubuh sebelah kanan.

- Menginterpresentasikan pengelihatan dari paruh kanan

(13)

b. Hemisfer serebri kanan

Adalah bagian otak besar yang berfungsi untuk mengontrol

dan mengendalikan tubuh bagian kiri, fungsinya meliputi :

- Mengendalikan gerak tubuh sebelah kiri.

- Mengendalikan fungsi bicara kurang lebih 44% orang

kidal hanya 1% pada orang yang tidak kidal.

Gambar otak

(14)

2. Batang otak

a. Diesennfalon

Merupakan bagian atas batang otak. Fungsinya untuk

pusat penghitungan, membangkittkan respon emosional

dan mengendalikan suhu.

b. Pous varoli

Merupakan bagian atas tengah batang otak, berfungsi

untuk irama jantung ( pneumotastik ) tempat keluarnya

syaraf cranial.

c. Otak tengah

Berfungsi untuk pergerakan otot, relay dari impus,

reflek pendengaran.

d. Otak kecil ( serebellum )

Berfungsi sebagai koordinasi serta keseimbangan kita

dalam bergerak yang diperintah oleh hemisfer serebri.

3. Etiologi

a. Infark otak ( 80% )

b. Pendarahan subarakoid ( 5% )

c. Penyebab lain yang dapat menimbulkan infark yaitu :

1. Trombosis sindroma.

(15)

3. Vasikulitis sistem saraf pusat.

4. Migren.

5. Kondisi hiperkoagulasi.

6. Penyalahgunaan obat.

7. Penyakit hipertensi.

8. Mikosa atrium.

(Smeltzer, Suzanne. 2005 ).

4. Patofisiologi

Berdasarkan intracranial sering terjadi karena daerah

peredaran darah suatu arteri atau kurang mendapatkan aliran darah

ke otak, sehingga mengakibatkan jaringan disekitarnya menjadi

tergeser dan tertekan. Daerah ini sangat mengiritasi jaringan otak

sehingga mengakibatkan vasoplasma pada arteri disekitar tempat

bekuan darah yang seharusnya lunak dan menyerupai sel darah

merah akibatnya terlaurut dan menjadi semakin mengecil, otak

yang tertekan disekitar daerah yang membeku akan mengakibatkan

pembekakan dan mengalami nekrosis karena kerja ensim akan

menjadi proses pencaira sehingga terbentuk rongga, akibat dari

perdarahan intra serebri akan menyebabkan edema pada otak.

Peningkatan tekanan intra kranial.

Suplai darah ke otak yang dilakukan oleh pembuluh darah

karotis akan mendukung metabolisme serebral. Jika otak tidak

(16)

kerusakan jaringan yang akan mengakibatkan iskemi yang dapat

menyebabkan stroke dapat disebabkan oleh penyempitan atau

tertutupnya pembuluh darah ke otak disebabkan oleh :

a. Trombosis serebral

Yaitu disebabkan adanya arteriokrolosis pada

umunyamenyerang seseorang yang berusia lanjut.

Hal itu terjadi karena penurunan aktifitas simpati

sehingga menyebabkan pemenuhan darah sehingga

dapat menyebabkan iskemik serebral.

b. Emboli serebral

Penyumbatan darah ke otak oleh bekuan darah,

lemak atau udara, dan jika terjadi hemiparasis atau

hiperlikemia pada sisi kanan, maka akan terjadi

kelainan bidang pandang kanan dapat juga terjadi

apashia. Jika kerusakan hemisfer kanan maka akan

terjadi hemipresis dan hemipagia pada sebelah kiri.

c. Perdaran darah intra srebral

terjadi akibat pembuluh darah ke otak tertekan dan

tekanan yang tinggi atau amuerisma yang pecah.

Pecahnya pembuluh darah di otak menyebabkan

pembesaran ke daerah parency otak, rongga

subcharoid ventrikel dan dapat menyebabkan

(17)

yang terdekat. Akibatnya jaringan otak internal

tertekan sehingga menyebabkan infark pada otak,

edema dan mungkin terjadi heriasi otak yang

menyebabkan kematian.

5. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala seseorang terkena stroke beragam dan

berbeda antarasatu individu dan individu yang lain. Perbedaan

ini dikarenakan setiap orang memiliki otak yang sangat

kompleks. Setiap daerah otak mempunyai fungsi yang berbeda

– beda. Ada yang mengatur prgerakan, pancaindra, perasa,

kognitif dan lain lain. Tanda dan gejala dari stroke tergantung

dari daerah mana yang mengalami kerusakan di otak dan juga

tergantung apakah karena stroke perdarahan atau karena stroke

iskemi.

Namun secara umum tanda dan gejala stroke diantaranya :

 Munculnya kelemahan mendadak dari salah satu sisi bagian tubuh.

 Munculnya rasa hilang sensasi mendadak disatu sisi tubu ( mati rasa ).

 Hilangnya fungsi pengelihatan yang secara tiba – tiba

 Gangguan menelan ( disfagia ).

 Hilangnya keseimbangan tubuh.

(18)

 Kesulitan dalam berbicara atau bicara menjadi tidak jelas atau pelo.

 Munculnya gangguan kognitif sepeti pikun, tidak dapat berhitung dan membaca.

6. Penatalaksaan

Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mencegah

terjadinya stroke diantaranya :

a. Tidak merokok dan minum – minuman yang mengandung

alkohol.

b. Perbanyak aktifitas fisik dan berolahraga secara teratur.

c. Sebisa mungkin menghindari stres baik fisik maupun

mental.

d. Makan – makan yang rendah kalori, rendah lemak dan

rendah garam.

e. Memperbanyak makan buah dan sayur – sayuran

disarankan untuk mengkonsumsi sekitar 5 porsi buah dan

(19)

Makanan Merokok Hipertensi Lanjut Usia

Aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah)

Aliran darah ke otak tersumbat

Aliran darah

terganggu

Hipertensi/hipotensi Pembuluh darah

tersumbat

Hemisfer kiri Shock (koaps

sirkulasi vaskuler)

Oklusi pembluh darah

Penurunan fungsi

motorik

Kenaikan TIK Pecah/bekuan darah

Gangguan

Lobus parietalis Lobus temporalis Lobus frontalis

Sulit menyusun

(20)

7. Fokus intervensi

A. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga dengan masalah stroke.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal anggota keluarga

dengan maslah stroke.

3. Gangguan kebersihan diri berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan maslah stroke.

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan maslah stroke.

5. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan maslah stroke.

B. Fokus intervensi

1. DX 1 : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga dengan masalah stroke.

Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selam 3 kali tatap

(21)

dimimalkan dengan kriteria hasil : keluarga dan

penderita mampu merawat anggota keluarga dengan

masalah stroke.

a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

stroke.

 Menjelaskan pada keluarga mengenai stroke.

 Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab stroke.

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada keluarga.

 Beri reinforcment positif pada keluarga atas jawaban yang benar.

b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

dengan masalah stroke

 Diskusikan dengan keluarga dalam

mengambil keputusan dengan tindakan

masalah stroke.

 Motivasi keluarga untuk mengambil

keputusan mengenai masalah stroke.

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota

(22)

 Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan masalah stroke.

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

 Beri reinfofcement jika jawaban benar. d) Ketidakmampuankeluarga memodifikasilingkungan

untuk anggota keluarga dengan masalah stroke

 Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita

stroke.

 Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita stroke.

 Motivasi kembali agar keluarga

menerangkan kembali penjelasan yang telah

disampaikan.

e) Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas

kesehatan.

 Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yang ada.

 Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehtan serta menyarankan

supaya datang ke pelayanan kesehatan yang

(23)

 Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitas

kesehatan.

 Beri renfoctment positif jika jawaban benar 2. DX 2 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal anggota keluarga

dengan masalah stroke.

Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selam 3 kali tatap

muka diharapkan masalah perubahan perfusi jaringan

dapat dimimalkan dengan kriteria hasil : keluarga dan

penderita mampu merawat anggota keluarga dengan

masalah stroke.

a). Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

stroke ( perubahan perfusi jaringan ).

 Menjelaskan pada keluarga mengenai

hipertensi.

 Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab hipertensi.

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada keluarga.

(24)

b). Ketidakmampuan keluarga mengambil

keputusan dengan masalah stroke( perubahan

perfusi jaringan ).

 Diskusikan dengan keluarga dalam

mengambil keputusan dengan tindakan

masalah stroke( perubahan perfusi jaringan).

 Motivasi keluarga untuk mengambil

keputusan mengai masalah stroke

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan masalah stroke( perubahan

perfusi jaringan ).

 Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan masalah stroke

( perubahan perfusi jaringan ).

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

(25)

d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan untuk anggota keluarga dengan

masalah stroke ( perubahan perfusi jaringan ).

 Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita

stroke.

 Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita stroke.

 Motivasi kembali agar keluarga

menerangkan kembali penjelasan yang telah

disampaikan.

 Beri reinforcment positif jika jawaban benar. e) Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas

kesehatan.

 Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yang ada.

 Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehtan serta menyarankan

supaya datang ke pelayanan kesehatan yang

ada.

 Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitas

(26)

3. DX. 3 Gangguan kebersihan diri berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan masalah stroke.

Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selam 3 kali tatap

muka diharapkan masalah gangguan kebersihan diri

dapat dimimalkan dengan kriteria hasil : keluarga

dan penderita mampu merawat anggota keluarga

dengan masalah stroke.

a). Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

kebersihan diri kurang berhubungan dengan

stroke.

 Menjelaskan pada keluarga mengenai

kebersihan diri kurang.

 Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab kebersihan diri kurang.

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada keluarga.

 Beri reinforcment positif pada keluarga atas jawaban yang benar.

b). Ketidakmampuan keluarga mengambil

keputusan dengan masalah kebersihan diri

(27)

 Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan dengan tindakan

masalah kebersihan diri kurang.

 Motivasi keluarga untuk mengambil

keputusan mengai masalah kebersihan diri

kurang.

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan masalah kebersihan diri kurang

 Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan masalah

kebersihan diri kurang.

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan

 Beri reinfofcement jika jawaban benar.

d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan untuk anggota keluarga dengan

masalah kebersihan diri kurang.

 Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita

(28)

 Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita stroke.

 Motivasi kembali agar keluarga

menerangkan kembali penjelasan yang telah

disampaikan.

 Beri reinforcment positif jika jawaban benar. e) Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas

kesehatan.

 Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yang ada.

 Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehtan serta menyarankan

supaya datang ke pelayanan kesehatan yang

ada.

 Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitas

kesehatan.

 Beri renfoctment positif jika jawaban benar 4. DX. 4 Kerusakan integritas kulit berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga dengan maslah stroke.

Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selam 3 kali tatap

(29)

dapat dimimalkan dengan kriteria hasil : keluarga

dan penderita mampu merawat anggota keluarga

dengan masalah kerusintegritas kulit.

a). Ketidakmampuan keluargamengenal masalah

kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

stroke.

 Menjelaskan pada keluarga mengenai kerusakan integritas kulit.

 Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab kerusakan integritas kulit.

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada keluarga.

 Beri reinforcment positif pada keluarga atas jawaban yang benar.

b). Ketidakmampuan keluarga mengambil

keputusan dengan masalah kerusakan

intgritas kulit.

 Diskusikan dengan keluarga dalam

mengambil keputusan dengan tindakan

masalah kerusakan integritas kulit.

 Motivasi keluarga untuk mengambil

(30)

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan masalah kerusakan integritas

kulit

 Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan kerusakan

integritas kulit.

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

 Beri reinfofcement jika jawaban benar.

d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan untuk anggota keluarga dengan

masalah kerusakan integritas kulit.

 Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita

stroke.

 Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita stroke.

 Motivasi kembali agar keluarga

menerangkan kembali penjelasan yang telah

disampaikan

(31)

e) Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas

kesehatan.

 Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yang ada.

 Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehtan serta menyarankan

supaya datang ke pelayanan kesehatan yang

ada.

 Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitas

kesehatan.

 Beri renfoctment positif jika jawaban benar. 5. DX. 5 Gangguan komunikasi verbal berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan maslah stroke.

Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selam 3 kali tatap

muka diharapkan masalah gangguan komunikasi

verbal dapat dimimalkan dengan kriteria hasil :

keluarga dan penderita mampu merawat anggota

keluarga dengan masalah gangguan komunikasi

(32)

a). Ketidakmampuan keluargamengenal masalah

kerusakan gangguan komunikasi verbal

berhubungan dengan stroke.

 Menjelaskan pada keluarga mengenai

gangguan komunikasi verbal.

 Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebabgangguan komunikasi verbal.

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada keluarga.

 Beri reinforcment positif pada keluarga atas jawaban yang benar.

b). Ketidakmampuan keluarga mengambil

keputusan dengan masalah gangguan

komunikasi verbal.

 Diskusikan dengan keluarga dalam

mengambil keputusan dengan tindakan

masalah gangguan komunikasi verbal

 Motivasi keluarga untuk mengambil

keputusan mengai masalah gangguan

komunikasi verbal.

(33)

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan masalah gangguan komunikasi

verbal.

 Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengangangguan

komunikasi verbal.

 Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.

 Beri reinfofcement jika jawaban benar.

d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan untuk anggota keluarga dengan

masalah gangguan komunikasi verbal.

 Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita

stroke.

 Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita stroke.

 Motivasi kembali agar keluarga

menerangkan kembali penjelasan yang telah

disampaikan.

(34)

e) Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas

kesehatan.

 Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yang ada.

 Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehtan serta menyarankan

supaya datang ke pelayanan kesehatan yang

ada.

 Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitas

kesehatan.

Gambar

Gambar otak

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air daun kirinyuh tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, berat segar kecambah dan berat kering kecambah padi,

Penanganan fisioterapi yang dapat dilakukan pada pasien yang mengalami inkontinensia urin meliputi kegel exercise dan core stability exercise, kegel exercise adalah

sebagai lembaga yang mengkaji terus menerus prinsip kehati-hatian yang harus dianut oleh perbankan, telah pula mengeluarkan Pedoman Pelaksanaan G ood Corporate

seringkali dimanfaatkan oleh oknum masyarakat maupun pemegang izin industri untuk digunakan sebagai ‘pelindung’ terhadap kayu-kayu yang dihasilkan oleh praktek penebangan secara

Angka pengganda output tipe II rata-rata usaha kecil pada sektor pariwisata sebesar 3,041, artinya setiap peningkatan permintaan akhir usaha kecil pada sektor pariwisata (17, 19,

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tindak pelecehan seksual terhadap perempuan dalam penelitian ini adalah semua

Keberhasilan gerakan sosial ekonomi Islam dalam prinsip- prinsipnya bisa meresap dan menjadi bagian dari ekonomi pedesaan Kabupaten Sragen, bisa diukur dengan melihat jumlah BMT yang

 Nilai (Values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari seseorang..  Nilai Personal atau Personal Values