• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TEMPE TERHADAP KINERJA UTERUS TIKUS OVARIEKTOMI ADRIEN JEMS AKILES UNITLY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TEMPE TERHADAP KINERJA UTERUS TIKUS OVARIEKTOMI ADRIEN JEMS AKILES UNITLY"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ADRIEN JEMS AKILES UNITLY

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Efektivitas Pemberian Tepung Kedelai dan Tepung Tempe Terhadap Kinerja Uterus Tikus Ovariektomi” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2008

Adrien Jems Akiles Unitly NRP G351060481

(3)

ABSTRACT

ADRIEN JEMS AKILES UNITLY. Soybean Flour and Tempeh Flour Added Effectiveness To Ovariectomy Rat of the performance of uterus. Under Supervision of DEDY DURYADI SOLIHIN and NASTITI KUSUMORINI.

Soybean is a planted that can be processed become tempeh through the fermentation process. Soybean and tempeh contains isoflavon compound. Isoflavon compound had been proved to have a hormonal effect, especially estrogen effect. The objective of this research are to see how exogenous estrogen that produced by soybean flour and tempeh flour can influence ovariectomy rat of the performance of uterus, and to compare the ovariectomy rat of the performance of uterus fed by soybean flour and tempeh flour using randomized complete design experimental method with 4 block of treatment and 5 repetition. The treatment are nonovariectomyrat fed by pelet/usual woof (Non OV), ovariectomy rat fed by pelet/usual woof (Control), ovariectomy rat fed by 10 g dry weight/100 g body weight/day soybean flour (OV Kd), ovariectomy rat fed by 10 g dry weight/100 g body weight/day tempeh flour (OV Tp). The parameter are of uterus weight, ratio uterus weight and body weight, left uterus length, right uterus length, totally uterus length, nonfat wet weight uterus and nonfat dry weight uterus. The outcome analyzed by Analysis of Variance (ANOVA) and then continued by Duncan Multiple Range Test at 95% confidence interval (5% significance level). Exogenous estrogen that produced by soybean flour and tempeh flour 10 g dry weight/100 g body weight/day within 28 days, influence ovariectomy rat of the performance of uterus. It is showed by the excalation of uterus weight, ratio of uterus weight and body weight, left uterus length, right uterus length, totaly uterus length, nonfat moist weight uterus, and nonfat dry weight uterus that can increase the reproduction. Effect given by Exogenous estrogen of the performance of uterus for the tempeh flour is better than the soybean flour.

(4)

RINGKASAN

ADRIEN JEMS AKILES UNITLY. Efektivitas Pemberian Tepung Kedelai dan Tepung Tempe terhadap Kinerja Uterus Tikus Ovariektomi. Dibimbing oleh DEDY DURYADI SOLIHIN dan NASTITI KUSUMORINI.

Kedelai merupakan tumbuhan yang dapat diolah menjadi tempe melalui proses fermentasi. Kedelai dan tempe memiliki senyawa isoflavon. Senyawa isoflavon terbukti mempunyai efek hormonal, khususnya efek estrogen.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan estrogen eksogenik yang dihasilkan tepung kedelai dan tepung tempe dapat mempengaruhi kinerja uterus tikus ovariektomi, dan membandingkan kinerja uterus tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai dan tepung tempe dengan menggunakan metode eksperimental yaitu pola rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 kelompok perlakuan dan 5 kali ulangan.

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yang terdiri dari tahap persiapan tepung kedelai dan tepung tempe. Sampel biji kedelai impor varietas americana diperoleh dari agen pembuatan tempe desa Ciherang, kecamatan Darmaga, kabupaten Bogor. Kedelai diolah secara fermentasi menjadi tempe kemudian dibuat menjadi tepung kedelai dan tepung tempe dan dianalisis senyawa isoflavon yang terkandung didalamnya. Tahap persiapan hewan model yaitu 20 ekor tikus betina yang terdiri dari 5 ekor tikus nonovariektomi dan 15 ekor tikus ovariektomi. Tahap perlakuan dan pengamatan yaitu 20 ekor tikus betina dikelompokkan dalam empat kelompok dimana masing-masing 5 ekor tikus dalam satu kelompok yang terdiri dari tikus non ovariektomi yang diberi pellet/pakan biasa (Non OV), tikus ovariektomi yang diberi pellet/pakan biasa (Kontrol), tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai 10 g bk/100 g bb/hari (OV Kd), dan tikus ovariektomi yang diberi tepung tempe 10 g bk/100 g bb/hari (OV Tp). Tahap perlakuan dilakukan selama 28 hari atau 4 (empat) minggu. Perlakuan pemberian tepung kedelai dan tepung tempe dilakukan dengan cara dicekok tiga kali sehari yaitu pagi hari (pukul 08.00 WIB), siang hari (pukul 12.00 WIB) dan sore hari (pukul 16.00 WIB). Sebelum pencekokan tepung kedelai dan

(5)

tepung tempe dibuat seperti bubur dengan penambahan aquades sebanyak 30 ml. Tahap analisis uterus yaitu tikus dibius terlebih dahulu dengan menggunakan eter sampai mati kemudian tikus dibedah dan diangkat uterus. Uterus yang telah diangkat, diukur panjangnya seperti yang ditunjukkan pada gambar 4, kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat basah, selanjutnya uterus diekstraksi dalam etanol 1 x 24 jam dan eter secara bergantian 2 x 24 jam dimaksudkan untuk membebaskan lemak dari uterus, kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat basah bebas lemak (BBBL), setelah itu dikeringkan dalam oven 700C selama 2 x 24 jam dan dihaluskan untuk mendapatkan berat kering bebas lemak (BKBL) uterus.

Parameter yang diamati adalah perubahan berat badan, berat uterus, rasio berat uterus per berat badan, panjang uterus kiri, panjang uterus kanan, total panjang uterus, berat basah bebas lemak uterus, dan berat kering bebas lemak uterus. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan selang kepercayaan 95% (α = 0.05).

Estrogen eksogenik yang dihasilkan oleh tepung kedelai dan tepung tempe 10 g bk/100 g bb/hari selama 28 hari, dapat mempengaruhi kinerja uterus pada tikus ovariektomi. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan berat badan pada tikus ovariektomi yang diberi pelet (kontrol) pada minggu kedua. Penurunan berat badan terjadi juga pada tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai pada minggu ketiga, sedangkan pada tikus non ovariektomi dan tikus ovariektomi yang diberi tempe tidak terjadi penurunan berat badan. Pada minggu keempat terjadi peningkatan untuk semua perlakuan bahkan peningkatannya lebih tinggi dari berat badan awal. Perlakuan tikus ovariektomi tempe mengalami pertambahan berat badan pada akhir percobaan lebih tinggi dibandingkan dengan tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai dan kontrol. Persentase kenaikan berat badan pada tikus ovariektomi tempe lebih tinggi dari tikus ovariektomi kedelai dan kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan berat uterus tikus ovariektomi yang diberi tepung tempe lebih tinggi dibandingkan tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai, kontrol dan tikus non ovariektomi sedangkan perlakuan kedelai lebih tinggi dibandingkan kontrol namun lebih rendah dibandingkan tikus non

(6)

ovariektomi. Rasio berat uterus per berat badan tikus ovariektomi yang diberi tepung tempe lebih tinggi dibandingkan tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai dan kontrol namun lebih rendah dibandingkan tikus non ovariektomi. Rasio berat uterus per berat badan tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai lebih tinggi dibandingkan kontrol.

Panjang uterus kiri pada tikus ovariektomi yang diberi tepung tempe lebih panjang dibandingkan dengan tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai dan kontrol, namun masih lebih pendek bila dibandingkan dengan tikus non ovariektomi. Begitu juga panjang uterus kanan pada perlakuan tikus ovariektomi yang diberi tepung tempe terlihat lebih panjang dibandingkan tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai dan kontrol, namun masih lebih pendek bila dibandingkan dengan tikus non ovariektomi. Secara total panjang uterus tikus ovariektomi yang diberi tepung tempe terlihat lebih panjang dibandingkan tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai dan kontrol, namun masih lebih rendah bila dibandingkan dengan tikus non ovariektomi. Total panjang uterus tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai lebih tinggi dibandingkan kontrol.

Berat basah bebas lemak uterus pada tikus ovariektomi yang diberi tepung tempe lebih tinggi dari pada tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai dan kontrol, tetapi lebih rendah dari tikus non ovariektomi. Pemberian tepung kedelai pada tikus ovariektomi memiliki berat basah bebas lemak uterus lebih tingi dibandingkan kontrol. Berat kering bebas lemak uterus pada perlakuan tikus ovariektomi yang diberi tepung tempe lebih tinggi dibandingkan tikus ovariektomi yang diberi tepung kedelai dan kontrol, tetapi lebih rendah dibandingkan tikus non ovariektomi. Pemberian tepung kedelai pada tikus ovariektomi lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontrol. Efek estrogen eksogenik terhadap kinerja uterus yang lebih baik adalah tepung tempe dibandingkan dengan tepung kedelai.

(7)

@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2008

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

(8)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KEDELAI

DAN TEPUNG TEMPE TERHADAP KINERJA

UTERUS TIKUS OVARIEKTOMI

ADRIEN JEMS AKILES UNITLY

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magíster Sains pada

Program Studi Biologi

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(9)
(10)

Referensi

Dokumen terkait

Ciri utama suatu daerah yang dapat melaksanakan otonomi yaitu kemampuan keuangan daerah, artinya daerah harus memiliki kewenangan untuk dapat menggali sumber

Berdasarkan pemikiran para ahli diatas, penulis memiliki pemikiran bahwa kualitas pelayanan dapat dinilai dari berbagai faktor yang berhubungan, dimana kualitas

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Febrina (2011) dapat dikatakan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan pengungkapan

Sebenarnya kapasitas parkir yang disediakan oleh pengelola ritel sudah cukup luas, karena dapat me-nampung sekitar 100 motor dan juga 100 mobil, tetapi tempat parkir tersebut

[r]

These are based on the authors’ more than 10 years of combined experience in business and economic education in Vietnam as well as interviews and discussions with both Vietnamese

Tabel 3 menunjukkan bahwa infeksi penyebab batuk berdahak terbanyak pada 30 sampel tersebut adalah Streptococcus yaitu 7 sampel (24,1 %) yang merupakan bakteri terbanyak dari

Pada penelitian ini, proses regionisasi menggunakan unit wilayah terkecil kecamatan, dan dalam penentuan rujukan layanan kesehatan memperhatikan aspek geospasial,