43
Jurnal Farmasi Galenika Volume 01 No. 02 ISSN: 2406-9299
(Syzygium cumini (L.) Skeels)
Lia Marliani1, Nur Indah Sari1, Sartika Yuniarti1
tmleea@gmail.com
1Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
ABSTRAK
Jamblang (Syzygium cumini (L.)Skeels) merupakan salah satu tanaman lokal Indonesia yang kurang dibudidayakan. Beberapa senyawa yang terkandung dalam tanaman Jamblang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa fenolat dari biji jamblang. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut air dan dikeringkan dengan metode freeze drying. Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode peredaman radikal bebas 1-1-difenil-2 pikrilhidrazil (DPPH). Uji kualitatif antioksidan dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan pengembang butanol-asam asetat-air (4:1:5) dan penampak bercak DPPH 0,2% dalam metanol. Aktivitas antioksidan secara kuantitatif diukur dengan spektrofotometri UV-sinar tampak pada λ 516 nm dan ditentukan dengan nilai IC50. Vitamin C digunakan sebagai pembanding.
Analisis kandungan senyawa fenolat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan dengan
KLT menggunakan pengembang butanol-asam asetat-air (4:1:5) dan penampak bercak FeCl3 10%. Penetapan
kadar fenol total menggunakan reagen Folin Ciocalteu yang diukur dengan spektrofotometri UV-sinar tampak pada λ 765 nm. Nilai IC50 ekstrak biji jamblang dan vitamin C secara berturut-turut adalah 67,10 dan 6,98 bpj.
Senyawa fenolat diduga sebagai senyawa aktif antioksidan. Kadar fenol total ekstrak biji adalah 119,251±2,494 mg /g.
Kata Kunci : Jamblang (Syzygium cumini(L.) Skeels), Antioksidan, Fenol total, DPPH, IC50
ABSTRACT
Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels) is one of local plantsfrom Indonesia that is rare cultivated. Some compounds contained in Jamblang is probably potential to have antioxidant activity. This study was conducted to determine the antioxidant activity and content of phenolic compounds of jamblang seeds. Extraction was done by reflux method using water solvent and dried by freeze drying method. Antioxidant activity was tested qualitatively and quantitatively by reduction of free radical 1-1-diphenyl-2 picrylhydrazyl (DPPH) method. Antioxidant activity was qualitatively testedby Thin Layer Chromatography using butanol-acetic acid-water (4: 1: 5) as mobile phase and 0.2% DPPH in metanol as spotting agent. Antioxidant activity was quantitatively measured by UV-visible spectrophotometry at λ 516 nm and determined by the IC50 value. Vitamin C was used as comparison. The
content of phenolic compounds analysis was done qualitatively and quantitatively. The Qualitative test was done by thin layer chromatography using butanol-acetic acid-water (4: 1: 5) as mobile phase and 10% FeCl3as spotting
agent. Determination of total phenolic compound was using the Folin-Ciocalteu reagent and measured by UV-visible spectrophotometry at λ 765 nm. The IC50 values of jamblang seed extract and vitamin C respectively
were67.098 ppm and 6.98 ppm. Phenolic compound was suspected as active antioxidants compound. Total phenolic content of seed extractis 119.251 ± 2.494 mg / g.
44 Jurnal Farmasi Galenika Volume 01 No. 01
ISSN: 2406-9299
PENDAHULUAN
Jamblang (Syzigium cumini (L.)Skeels)
merupakan salah satu tanaman berbuah lokal Indonesia namun dilupakan oleh sebagian besar masyarakat. Kurangnya pembudidayaan tanaman Jamblang menyebabkan tanaman ini mulai langka. Di sisi lain, jamblang memiliki banyak manfaat. Hampir seluruh bagian tumbuhan tersebut telah
diketahui kegunaannya secara tradisional
(Dalimartha S, 2003).
Bagian tertentu tanaman Jamblang telah teruji memiliki berbagai aktivitas farmakologi dengan beberapa kandungan senyawa yang telah diketahui.Senyawa β-sitosterol, asam betulinat, eugenin, kuersetin kamferol, flavonoid dan tanin terdapat pada kulit batang Jamblang. Pada bagian bunga terkandung kaempferol, kuersetin, mirisetin, kuersetin-3-glukosida, eugenol, dan triterpenoid. Akar Jamblang mengandung flavonoid, glikosida, dan isorhamnetin-3-O-rutinosida (Ayynar M, 2012). Buah jamblang yang berasa sepat dan masam,
mengandung beberapa senyawa golongan
polifenol seperti halnya tanin, antosianin, glukosa, fruktosa, asam sitrat, sianidin diglikosida, petunidin, dan malvidin (Ayynar dan Ramya, 2012). Penelitian Zhang & Lin (2009) menunjukkan bahwa ekstrak aseton buah Jamblang memiliki aktivitas antioksidan (IC50 165 bpj). Senyawa yang diduga
aktif adalah senyawa tanin (Zhang LL and Lin Ym, 2009).
Ruan et al. (2009) juga melakukan pengujian aktivitas antioksidan pada tanaman Jamblang. Hasil pengujian menunjukkan ekstrak metanol daun Jamblang juga memiliki aktivitas antioksidan (IC50 125,39 bpj). Daun Jamblang mengandung
glikosida flavonol, kuersetin, mirisetin 3-O-4 asetil-L-ramnopiranosida, triterpenoid dan tanin (Ayynar, 2012).
Biji buah jamblang diantaranya memiliki aktivitas antidiabetes, antibakteri, aktif terhadap sel kanker, dan aktif pada sistem saraf pusat. Kandungan
senyawa dalam biji diantaranya tanin, asam galat, glukosida fitomelin dan alfa-fitosterol (Ayynar M, 2012).
Di dalam tubuh, senyawa fenolat memiliki berbagai
manfaat biologis, termasuk antioksidan,
antiinflamasi, menghambat pertumbuhan mikroba, dan mencegah timbulnya tumor (Prior, 2003). Kandungan senyawa fenolat seperti asam ferulat
dan katekin pada daun diketahui
bertanggungjawab terhadap aktivitas
antioksidannya. (Ruan Zp, 2008).
Sehubungan dengan kandungan senyawa fenolat dalam biji seperti tannin dan asam galat yang juga diduga memiliki aktivitas aktioksidan, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan biji jamblang dan kandungan senyawa fenolatnya.
BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan dan penyiapan bahan
Buah Jamblang (Syzigium cumini(L.) Skeels) diperoleh dari Kecamatan Purwakarta, Kabupaten
Purwakarta. Hasil determinasi tanaman
menunjukkan bahwa bahan yang diperoleh adalah
Syzigium cumini (L.)Skeel. Buah yang digunakan adalah buah yang telah matang.Biji buah dipisahkan dari daging buahnya. Biji kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 50ºC.
Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan terhadap simplisia biji jamblang menggunakan metode refluks dengan pelarut air. Ekstrak dikeringkan menggunakan metode frezze drying sehingga diperoleh serbuk. Rendemen ekstrak kering sebesar 18,9%.
Uji Kualitatif Aktifitas Antioksidan dan Senyawa Fenolat
Pemantauan ekstrak menggunakan kromatrografi lapis tipis dengan pengembang butanol-asam asetat-air (4:1:5) dan fase diam silika gel GF254 pra
45 Jurnal Farmasi Galenika Volume 01 No. 01
ISSN: 2406-9299
salut. Pemantauan ekstrak dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif adanya senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dan senyawa fenolat dari biji Jamblang. Sebagai pembanding pada pengujian aktivitas antioksidan digunakan vitamin C dan pembanding senyawa fenolat digunakan asam galat. Penampak bercak yang digunakan yaitu H2SO4 10% dalam metanol, DPPH
0,2% dalam metanol untuk aktivitas antioksidan, dan FeCl3 10% untuk kandungan senyawa fenolat. Uji Kuantitatif Aktifitas Antioksidan
Uji kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH. Sampel
dan pembandingdilarutkan dalam metanol
kemudian ditambahkan larutan stok DPPH dengan perbandingan volume 1:1 dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu kamar menggunakan wadah gelap yang dilapisi alumunium foil dan tertutup. Serapan diukur menggunakan spektrofotometer uv-sinar tampakpada panjang gelombang 516 nm. Persen penurunan absorbansi DPPH dihitung
menggunakan rumus :I(%) = × 100%
Dimana :
I= Persen penurunan absorban DPPH, Ao= Absorbansi larutan stok DPPH,
As= Absorbansi larutan sampel setelah
ditambahkan DPPH.
Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan nilai IC50
yang diperoleh dari regresi linier konsentrasi ekstrak (bpj) terhadap % Inhibisi (%).Nilai IC50
ditentukan sebagai konsentrasi yang menimbulkan % Inhibisi 50% (y= 50). (Ghasemi K, 2009).
Uji Kuantitatif Kandungan Senyawa Fenolat
Penetapan kadar fenol pada ekstrak dianalisis dengan menggunakan reagen Folin Ciocalteu. Larutan induk ekstrak dibuat dengan cara melarutkan ekstrak dengan metanol-air (1:1) kemudian disaring dengan menggunakan kertas Whatman no 4 lalu ditambahkan air hingga tanda batas. Sebanyak 0,5 mL ekstrak ditambahkan 5 mL Folin Ciocalteu (sebelumnya diencerkan
dengan air 1:10), diinkubasi selama 5
menitkemudian ditambahkan 4 mL natrium karbonat (1 M) dan diinkubasi kembali selama 15 menit.Standar yang digunakan adalah asam galat dengan berbagai konsentrasi. Standar mengalami perlakuan yang sama dengan ekstrak.Ekstrak dan standar diukur pada λ 765 nm. Kadar fenol total dihitung sebagai asam galat ( mg) dari kurva kalibrasi yang didapat. (Ghasemi K, 2009)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penapisan fitokimia pada biji Jamblang menunjukkan kandungan golongan senyawa alkaloid, flavonoid, kuinon, polifenol, tanin, dan steroid/ triterpenoid.
Tabel 1.Hasil Penapisan Fitokimia
Golongan Senyawa Hasil Pengujian
Alkaloid + Flavonoid + Saponin - Kuinon + Polifenol + Tanin + Steroid/ Triterpenoid + Keterangan:
+ : Mengandung golongan senyawa yang diuji - : Tidak mengandung golongan senyawa yang
diuji
Kandungan senyawa fenolat dan akivitas antioksidan ekstrak biji teruji secara kualitatif
berdasarkan hasil pemantauan ekstrak
menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis.
46 Jurnal Farmasi Galenika Volume 01 No. 01
ISSN: 2406-9299
Gambar 1. Kromatogram lapis tipis ekstrak biji (1), vitamin C (2), kuersetin (3), asam galat (4), fase diam silika gel pra salut GF254 dan pengembang
butanol-asam asetat-air (4:1:5), penampak bercak visual (a), sinar UV λ 254 nm (b), sinar UV λ 366 nm (c), H2SO4 10% dalam metanol (d), DPPH 0,2
% dalam metanol (e), FeCl3 10% (f)
Aktivitas antioksidan ekstrak biji jamblang secara kualitatif terlihat dari munculnya bercak kuning berlatar belakang ungu dalam waktu cepat. Bercak yang sama juga memperlihatkan hasil positif
(bercak kehitaman) dengan menggunakan
penampak bercak FeCl3 10%. Hal ini menunjukkan
bahwa senyawa fenolat (polifenol) diduga sebagai senyawa aktif antioksidan pada ekstrak biji Jamblang.
Hasil pengujian secara kuantitatif menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak biji Jamblang tergolong aktif (Tabel 2). Suatu senyawa dikategorikan sebagai antioksidan sangat aktif jika nilai IC50 bernilai kurang dari 50 bpj, aktif jika
bernilai 50-100 bpj, sedang jika bernilai 101-250 bpj, lemah jika bernilai 250-500 bpj dan tidak aktif jika bernilai lebih dari 500 bpj. (Jun M.H.Y, 2003)
Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan
Sampel IC50 (bpj) Kategori Biji Jamblang 67,098 Kuat
Vitamin C 6,98 Sangat Kuat
Keterangan :
IC50 = konsentrasi yang dibutuhkan untuk
menurunkan 50% absorbansi DPPH dan
Pengujian antioksidan pada ekstrak biji jamblang dilakukan dengan menggunakan pembanding vitamin C. Penggunaan pembanding ini untuk mengetahui seberapa kuat potensi antioksidan yang dimiliki ekstrak jamblang jika dibandingkan dengan antioksidan sintetik yang sering dipakai seperti Vitamin C.
Jika aktivitas antioksidan sampel uji mendekati aktivitas pembanding, maka dapat dikatakan bahwa sampel uji berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu alternatif antioksidan. Tabel 2 menunjukkan bahwa biji Jamblang berpotensi untuk dikembangkan sebagai antioksidan alami karena tergolong antioksidan kuat.
Kandungan Senyawa Fenolat dalam ekstrak biji Jamblang ditetapkan sebagai kadar fenol total yang dihitung terhadap asam galat. Dari hasil pengukuran standard Asam Galat dengan beberapa konsentrasi, dapat dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi asam galat (x) dan absorbansi (y) sehingga diperoleh persamaan y = 0,004 x + 0,076 dengan kuadrat koefisien relasi (R2) = 0,981.
Pembuatan kurva kalibrasi ini berguna untuk membantu menentukan kandungan senyawa fenolik dalam buah dan biji jamblangmelalui persamaan regresi yang didapatkan.
Gambar 2. Kurva kalibrasi asam galat
Tabel 3. Data Absorbansidan Kadar Fenol Total Ekstrak Biji Jamblang
Sampel Abs λ 765 nm C (ppm) Kadar Fenol* mg / g ekstraka mg / g simpli-siab Biji Jam-blang 0,362 0,374 0,370 500 500 500 116,53 121,428 119,796 22,024 22,95 22,641 Rata-rata 119,251±2 ,494 22,538± 0,471
*hasil ditampilkan dalam rata-rata ± SD (n=3) y = 0,004x + 0,076 R² = 0,981 0 0,2 0,4 0,6 0,8 0 50 100 150 A b so rb a n si λ 7 6 5 n m Konsentrasi (ppm)
47 Jurnal Farmasi Galenika Volume 01 No. 01
ISSN: 2406-9299
a. Kadar fenol total (mg/g) = Sampel ekivalen (µg/mL) x volume total metanol-air (mL) ÷ berat sampel (g)
b. Kadar fenol total (mg/g) = Sampel ekivalen (µg/mL) x volume total metanol-air (mL) ÷ berat sampel (g) x berat total ekstrak (g) ÷ berat sampel (g)
Dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa terkandung senyawa fenolat 119,251±2,494 mg /g
ekstrak atau 22,538±0,471 mg /g
simplisia.Kandungan senyawa fenolat ini diduga berperan dalam aktivitas antioksidan yang ditunjukkan ekstrak biji jamblang.
KESIMPULAN
Ekstrak biji jamblang memiliki aktivitas antioksidan kuat dengannilai IC5067,098 bpj danberpotensi untuk dikembangkan sebagai antioksidan alami karena nilai IC50 nya mendekati pembanding
Vitamin C (IC50 6,98 bpj). Senyawa fenolat diduga
sebagai senyawa aktif antioksidan. Kadar fenol total ekstrak biji adalah 119,251±2,494 mg /g.
DAFTAR PUSTAKA
Ayyanar, M dan Pandurangan, SB. (2012):
Syzygium cumini (L.) Skeels: A review of its fitochemical constituents and traditional uses.
Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 240-243.
Bohade, S. (2012) : Antibacterial Activity, Fitochemical Analysis of Water Extract of
Syzigium cumini And Analytical Study by HPLC. Asian J.Exp.Biol.Sci.,Vol. 3(2). 320-324
Dalimartha, S. (2003) :Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta: Trubus Agriwidya. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. (1995) : Materi Medika Indonesia,
Jilid VI. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan. Ghasemi, K., Ghasemi, Y., Ebrahimzadeh, M.
(2009) :Antioxidant Activity, Phenol and Flavonoid Contents of 13 Citrus Species Peels and Tissues. Pak. J. Pharm. Sci., Vol. 22, No.3, July 2009, pp.277-281.
Jun, M.H.Y., Fong, X., Wan C.S, Yang, C.T. and
Ho. (2003) : Comparison of antioxidant activities of isoflavones from kudzu root (Pueraria labata Ohwl). J Food Sci. Institute of Technology. 68 : 2117-2122.
Kumar, A.,Padmanabhan, N., Krishnan, M.R.V. (2007) : Central Nervous Sistem Activity of
Syzygium cumini Seed. Pakistan Journal of Nutrition 6 (6): 698-700.
Prakash, A. (2001) :Antioxidant Activity. Medallion Laboratories : Analithycal Progres, Vol 19 No: 2.
Pratimasari, Diah. (2009) :Uji Aktivitas Penangkap Radikal Buah Carica Papaya L. Dengan
metode DPPH dan Penetapan Kadar Fenolik Serta Flavonoid Totalnya. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta.
Prior R L. (2003) :Fruits and Vegetables in The Prevention of Cellular Oxidative Damage.
Am J Clin Nutr,78, 570.
Ramya, S., Neethirajan, K., Jayakumararaj, R. (2012) :Profile of bioactive compounds in
Syzygium cumini. Journal of Pharmacy
Research, 5(8),4548-4553
Ruan, ZP, Zhang, LL and Lin, YM (2008)
Evaluation of the Antioxidant Activity of
Syzygium cumini Leaves, Molecules, 13, pp. 2545-2556
Singh, N and Gupta, M (2007) Effects of Ethanolic extract of Syzygium cumini (Linn) Seed Powder on Pancreatic Islets of Alloxan Diabetic Rats, Indian Journal of Experimental Biology,45, pp. 861-867.
Widyastuti, N (2010) : Pengukuran Aktivitas Antioksidan Dengan Metode Cuprac, DPPH, dan Frap Serta Korelasinya Dengan Fenol dan Flavonoid Pada Enam Tanaman.
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Bogor : IPB.
Yadav, S.S, Meshram, G, Shinde, D, Patil, RC, Manohar, SM, Upadhye, MV (2011)
Antibacterial and Anticancer Activity of Bioactive Fraction of Syzygium cumini L. Seeds, HAYATI Journal of Biosciences, 18 (3), 118-122
Zhang, LL and Lin, YM (2009) Antioxidant tanins from Syzygium cumini fruit, African Journal of Biotechnology Vol. 8 (10), pp. 2301-2309