30
deskriptif analitik yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang serta masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Surakhmad 2004).
B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Singarimbun, Effendi 1995). Lokasi penelitian yang dipilih adalah di CV Pendawa Kencana Multyfarm dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut bergerak di bidang agribisnis dan telah menerapkan teknologi pengolahan limbah yang ramah lingkungan sehingga mempu menghasilkan produk pupuk organik yang dapat dipasarkan. Selain itu, data yang dibutuhkan dalam penelitian ini tersedia dan di CV. Pendawa Kencana Multyfarm belum pernah dilakukan penelitian tentang Analisis Nilai Tambah Limbah Pertanian Sebagai Bahan Baku Pembuatan Pupuk Organik di CV. Pendawa Kencana Multyfarm Sleman Yogyakarta.
C. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan. Data primer dalam penelitian ini meliputi biaya produksi pupuk organik, penggunaan tenaga kerja dalam pengolahan, jumlah produksi pupuk organik, harga jual pupuk organik, serta data-data lain yang menunjang tujuan penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang di luar peneliti. Data sekunder dicatat secara
sistematis dan dikutip secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Sumber dari data sekunder ini adalah CV. Pendawa Kencana Multyfarm, BPS Kabupaten Sleman, Dinas Pertanian Kabupaten Sleman, dan literatur-literatur lain yang terkait.
D. Teknik dan Pengumpulan Data 1. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data primer melalui wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
2. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek yang akan diteliti.
3. Pencatatan
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, yaitu dengan mencatat data yang ada pada instansi pemerintah atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Biaya, Penerimaan dan Keuntungan
1) Biaya
Biaya dalam pembuatan pupuk organik padat (kompos) dan pupuk organik cair di CV. Pendawa Kencana Multyfarm dapat dibagi menjadi 2 yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap ditambah biaya variabel yang digunakan dalam kegiatan produksi pupuk organik sama dengan biaya total. Untuk menghitung penerimaan bersih yaitu penerimaan total dikurangi biaya total. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
a) Pupuk Organik Padat (Kompos)
Di mana :
TCk = Biaya total produksi pupuk kompos (Rp) TFCk = Biaya tetap produksi pupuk kompos (Rp) TVCk = Biaya variabel produksi pupuk kompos (Rp) b) Pupuk Organik Cair
TCc = TFCc + TVCc
Di mana :
TCc = Biaya total produksi pupuk organik cair (Rp) TFCc = Biaya tetap produksi pupuk organik cair (Rp) TVCc = Biaya variabel produksi pupuk organik cair (Rp) 2) Penerimaan
Total penerimaan dalam produksi pupuk organik padat (kompos) dan pupuk organik cair dapat dihitung dengan mengalikan jumlah produk pupuk organik yang terjual dengan harga pupuk organik per unit tersebut. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
a) Pupuk Organik Padat (Kompos) TRk = Qk x Pk Di mana :
TRk = Total Revenue (total penerimaan) penjualan pupuk kompos(Rp).
Qk = Quantity (jumlah) pupuk kompos yang dihasilkan(kg) Pk = Price (harga) pupuk kompos per unit (Rp/kg)
b) Pupuk Organik Cair
TRc = Qc x Pc Di mana :
TRc = Total Revenue (total penerimaan) penjualan pupuk organik cair (Rp).
Qc = Quantity (jumlah) pupuk organik cair yang dihasilkan(liter) Pc = Price (harga) pupuk organik cair per unit (Rp/liter)
3) Keuntungan
Keuntungan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya. Metode perhitungan keuntungan produksi pupuk organik padat (kompos) dan pupuk organik cair secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
a) Pupuk Organik Padat (Kompos)
πk = TRk – TCk Di mana :
πk = Keuntungan penjualan pupuk kompos (Rp)
TRk = Total Revenue (total penerimaan) dalam memproduksi pupuk kompos (Rp)
TCk = Total Cost (total biaya) produksi pupuk kompos (Rp) b) Pupuk Organik Cair
πc = TRc – TCc Di mana :
πc = Keuntungan penjualan pupuk organik cair (Rp)
TRc = Total Revenue (total penerimaan) dalam memproduksi pupuk organik cair (Rp)
TCc = Total Cost (total biaya) produksi pupuk organik cair (Rp) b. Profitabilitas
Menurut Riyanto (2001), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan kekayaan yang ada untuk menghasilkan laba selang periode tertentu. Nilai profitabilitas produksi pupuk organik dihitung dengan membandingkan antara keuntungan penjualan pupuk organik padat (kompos) dan pupuk organik cair yang diperoleh dengan total biaya yang telah dikeluarkan. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
1) Pupuk Organik Padat (Kompos)
Profitabilitas =
k
x 100%TC k
π k = Keuntungan produksi pupuk kompos (Rp) TC k = Total biaya produksi pupuk kompos (Rp). 2) Pupuk Organik Cair
Profitabilitas =
c
x100% TC cDimana :
π c = Keuntungan produksi pupuk organik cair (Rp) TC c = Total biaya produksi pupuk organik cair (Rp).
Kriteria yang digunakan dalam analisis profitabilitas sebagai berikut :
Profitabilitas > 0 berarti produksi pupuk organik yang diusahakan menguntungkan
Profitabilitas = 0 berarti produksi pupuk organik yang diusahakan mengalami BEP (impas)
Profitabilitas < 0 berarti produksi pupuk organik yang diusahakan tidak menguntungkan.
c. Efisiensi
Efisiensi pembuatan pupuk organik yang telah dijalankan selama ini dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan “R/C” rasio. “R/C” rasio adalah singkatan dari Return Cost Ratio atau dikenal dengan nisbah antara penerimaan dan biaya. Efisiensi produksi pupuk organik dapat dihitung dengan membandingkan besarnya penerimaan hasil penjualan pupuk organik padat (kompos) dan pupuk organic cair dengan biaya yang digunakan untuk produksi. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Pupuk Organik Padat (Kompos)
Efisiensi = Rk Ck
Di mana :
Rk = penerimaan hasil penjualan pupuk kompos (Rp) Ck = biaya produksi pupuk kompos (Rp)
2) Pupuk Organik Cair
Efisiensi = Rc Cc
Di mana :
Rc = penerimaan hasil penjualan pupuk organik cair (Rp) Cc = biaya produksi pupuk organik cair (Rp)
Kriteria yang digunakan dalam penilaian efisiensi adalah :
“R/C” > 1 berarti usaha produksi pupuk organik yang dijalankan sudah efisien
“R/C” = 1 berarti usaha produksi pupuk organik yang dijalankan dalam kondisi titik impas / Break Event Point (BEP) “R/C” < 1 berarti usaha produksi pupuk organik yang dijalankan tidak
efisien (Soekartawi 1995) d. Nilai Tambah
Nilai tambah suatu produk adalah hasil dari nilai produk akhir dikurangi dengan biaya antara yang terdiri dari biaya bahan baku dan bahan penolong (Tarigan 2004). Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan kepada barang dan jasa yang dipakai oleh unit produksi dalam proses produksi sebagai biaya antara. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa atas ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi.
1) Nilai Tambah Bruto
a) Pupuk Organik Padat (Kompos) NTbk = Nak – BAk
= Nak – (Bbk + Bpk) Keterangan :
NTbk = Nilai tambah bruto pupuk kompos (Rp) Nak = Nilai akhir produk pupuk kompos (Rp) BAk = Biaya antara pupuk kompos (Rp) Bbk = Biaya bahan baku pupuk kompos(Rp) Bpk = Biaya bahan penolong pupuk kompos(Rp)
b) Pupuk Organik Cair NTbc = Nac – BAc
= Nac – (Bbc + Bpc) Keterangan :
NTbc = Nilai tambah bruto pupuk organik cair (Rp) Nac = Nilai akhir produk pupuk organik cair (Rp) BAc = Biaya antara pupuk organik cair (Rp) Bbc = Biaya bahan baku pupuk organik cair(Rp) Bpc = Biaya bahan penolong pupuk organik cair(Rp) 2) Nilai Tambah Netto (Ntn)
a) Pupuk Organik Padat (Kompos) NTnk = NTbk – NP
NP = Keterangan :
NTnk = Nilai tambah netto pupuk kompos(Rp) NTbk = Nilai tambah bruto pupuk kompos(Rp) NP = Nilai penyusutan (Rp)
b) Pupuk Organik Cair NTnc = NTbc – NP NP =
Keterangan :
NTnc = Nilai tambah netto pupuk organik cair(Rp) NTbc = Nilai tambah bruto pupuk organik cair(Rp) NP = Nilai penyusutan (Rp)
3) Nilai Tambah per Bahan Baku a) Pupuk Organik Padat (Kompos)
NTbbk = NTbk : ∑ bb Keterangan :
pupuk kompos (Rp/kg)
NTbk = Nilai tambah bruto pupuk kompos (Rp) ∑ bb = Jumlah bahan baku yang digunakan (Kg) b) Pupuk Organik Cair
NTbbc = NTbc : ∑ bb Keterangan :
NTbbc = Nilai tambah per bahan baku yang digunakan pada pupuk organik cair (Rp/kg)
NTbc = Nilai tambah bruto pupuk organik cair (Rp) ∑ bb = Jumlah bahan baku yang digunakan (Kg) 4) Nilai Tambah per Tenaga Kerja
a) Pupuk Organik Padat (Kompos) NTtk = NTbk : ∑ TK Keterangan :
NTtk = Nilai tambah per tenaga kerja (Rp/JKO) NTbk = Nilai tambah bruto pupuk kompos (Rp) ∑ TK = Jumlah jam kerja (JKO)
b) Pupuk Organik Cair
NTtk = NTbc : ∑ TK Keterangan :
NTtk = Nilai tambah per tenaga kerja (Rp/JKO) NTbc = Nilai tambah bruto pupuk organik cair (Rp) ∑ TK = Jumlah jam kerja (JKO)