• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII AKUNTANSI BELANJA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII AKUNTANSI BELANJA YANG MASIH HARUS DIBAYAR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII

AKUNTANSI BELANJA YANG MASIH HARUS

DIBAYAR

A. Pengertian Belanja Yang Masih Harus Dibayar

Pengertian Belanja Yang Masih Harus Dibayar dalam pedoman ini mencakup:

1. Kewajiban yang timbul akibat hak atas barang/jasa yang telah diterima kementerian negara/lembaga, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/pelunasan atas hak tersebut kepada pegawai dan/atau pihak ketiga selaku penyedia barang/jasa. Termasuk dalam hal ini adalah kewajiban kepada pegawai dan barang dalam perjalanan yang telah menjadi haknya.

2. Kewajiban yang timbul akibat perjanjian/komitmen yang dilakukan oleh pemerintah berdasarkan peraturan yang ada, seperti belanja subsidi, bantuan sosial dan hibah, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan realisasi atas perjanjian/komitmen tersebut kepada pihak ketiga. Dalam hal ini mengatur kewajiban satu arah dari pemerintah tanpa ada hak atas barang/jasa yang diterima.

Belanja Yang Masih Harus Dibayar diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan, dan mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal dan dibukukan sebesar nilai nominal. Belanja Yang Masih Harus Dibayar dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi.

Transaksi ini pada umumnya muncul di satuan kerja pengguna anggaran dan satuan kerja BUN. Satker kerja pengguna anggaran dan satuan kerja BUN melaksanakan

(2)

kegiatan inventarisasi atas seluruh utang yang ada pada tanggal neraca, sehingga perkiraan-perkiraan Belanja Yang Masih Harus Dibayar dapat disajikan pada neraca tahunan dan semester satuan kerja kementerian negara/lembaga/BUN. Selain itu, utang kementerian negara/lembaga/BUN harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul utang untuk memberikan informasi yang lebih baik mengenai kewajiban kementerian negara/lembaga/BUN. Pengakuan Belanja Yang Masih Harus Dibayar hanya dapat dilakukan selama belanja telah dianggarkan.

B. Jenis-Jenis Belanja Yang Masih Harus Dibayar

Sesuai dengan bagan akun standar, Belanja Yang Masih Harus Dibayar dapat dibagi menjadi:

1. Belanja Pemerintah Pusat Yang Masih Harus Dibayar (akun 21121X); dan 2. Belanja Daerah Yang Masih Harus Dibayar (akun 21122X).

Belanja Pemerintah Pusat Yang Masih Harus Dibayar dapat diklasifikasikan menjadi:

a.Belanja Pegawai Yang Masih Harus Dibayar (211211).

Belanja Pegawai Yang Masih Harus Dibayar yaitu kewajiban yang timbul akibat hak atas pegawai, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI/Polri dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai dengan saat penyusunan laporan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/ pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut.

Sesuai dengan BAS, yang termasuk kelompok belanja pegawai adalah kode perkiraan 511XXX, 512XXX, dan 513XXX.

(3)

Contoh belanja :

 SK Kenaikan pangkat pegawai sudah ada, tetapi belum dicantumkan dalam

Daftar Gaji/Tunjangan sampai dengan bulan Desember.

 Honorarium Tim bulan Desember yang dibayar pada bulan Januari.

 Lembur, kontribusi sosial dan lain-lain yang berhubungan dengan pegawai bulan Desember yang dibayar pada bulan Januari.

b.Belanja Barang Yang Masih Harus Dibayar (211212).

Belanja Barang Yang Masih Harus Dibayar terdiri dari:

1. Belanja Barang/Jasa Yang Masih Harus Dibayar yaitu kewajiban yang timbul akibat hak atas pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh kementerian negara/lembaga/pemerintah untuk membiayai keperluan kantor sehari-hari, pengadaan barang yang habis pakai seperti alat tulis kantor, pengadaan/penggantian inventaris kantor, langganan daya dan jasa, lain-lain pengeluaran untuk membiayai pekerjaan yang sifatnya non fisik dan secara langsung menunjang tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga, pengadaan inventaris kantor yang nilainya tidak memenuhi syarat nilai kapitalisasi minimum yang diatur oleh pemerintah pusat/daerah dan pengeluaran jasa non fisik seperti pengeluaran untuk biaya pelatihan dan penelitian, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/ pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut. Sesuai dengan BAS, yang termasuk kelompok belanja barang/jasa adalah kode perkiraan 521xxx, 522xxx, 523xxx, 524xxx.

Contoh:

 Tagihan atas pemakaian telepon, listrik, yang belum dibayar sampai

dengan tanggal penyusunan laporan.

(4)

2. Belanja Pemeliharaan Yang Masih Harus Dibayar yaitu kewajiban yang timbul akibat hak atas pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh kementerian negara/lembaga/pemerintah yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal tanpa memperhatikan besar kecilnya, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/ komitmen tersebut.

Sesuai dengan BAS, yang termasuk kelompok belanja pemeliharaan adalah kode perkiraan 523xxx.

Contoh:

Tagihan biaya pemeliharaan tanah, pemeliharaan gedung dan bangunan kantor, rumah dinas, kendaraan bermotor dinas, perbaikan peralatan dan sarana gedung, jalan, jaringan irigasi, peralatan mesin, dan lain-lain sarana yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan yang belum dibayar sampai dengan tanggal penyusunan laporan.

3. Belanja Perjalanan Dinas Yang Masih Harus Dibayar yaitu kewajiban yang timbul akibat hak atas pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh kementerian negara/lembaga/pemerintah yang dilakukan untuk membiayai perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/ pelunasan/realisasi atas hak /perjanjian/komitmen tersebut.

Sesuai dengan BAS, yang termasuk kelompok belanja perjalanan dinas adalah kode perkiraan 524xxx.

c.Belanja Modal Yang Masih Harus Dibayar (211213)

Belanja Modal Yang Masih Harus Dibayar yaitu kewajiban yang timbul akibat hak atas pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh kementerian negara/lembaga/pemerintah untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang

(5)

memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/ pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut.

Sesuai dengan BAS, yang termasuk kelompok belanja modal adalah kode perkiraan 531xxx, 532xxx, 533xxx, 534xxx, dan 535xxx.

Contoh:

1. Pihak ketiga/kontraktor membangun fasilitas atau peralatan sesuai dengan spesifikasi yang ada pada kontrak perjanjian dengan pemerintah, atas fasilitas/peralatan tersebut yang telah dilakukan serah terima tetapi belum dibayar penuh oleh pemerintah sampai tanggal pelaporan. Nilai yang dicantumkan dalam neraca sebagai Utang kepada Pihak Ketiga adalah sebesar jumlah yang belum dibayar untuk barang tersebut pada tanggal neraca.

2. Pembayaran atas kontrak pengadaan barang/jasa ditunda sampai dengan masa penjaminan pekerjaan selesai (Retensi).

d.Belanja Hibah Yang Masih Harus Dibayar (211214)

Belanja Hibah Yang Masih Harus Dibayar adalah kewajiban yang timbul akibat hak atas pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh kementerian negara/lembaga/pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/ pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut Sesuai dengan BAS, yang termasuk kelompok belanja hibah adalah kode perkiraan 561xxx, 562xxx, dan 563xxx.

(6)

e.Belanja Bantuan Sosial Yang Masih Harus Dibayar (211215)

Belanja Bantuan Sosial Yang Masih Harus Dibayar adalah kewajiban yang timbul akibat hak atas pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh kementerian negara/lembaga/pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada masyarakat yang diberikan kepada lembaga sosial dan kompensasi sosial kepada penduduk guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/ pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut.

Belanja bantuan sosial dapat berupa: belanja bantuan kompensasi sosial, belanja bantuan sosial lembaga pendidikan peribadatan dan belanja lembaga sosial lainnya.

Sesuai dengan BAS, yang termasuk kelompok belanja bantuan sosial adalah kode perkiraan 571xxx, 572xxx, dan 573xxx.

f.Belanja Bunga Yang Masih Harus Dibayar (211216)

Belanja Bunga Yang Masih Harus Dibayar adalah kewajiban yang timbul akibat hak atas pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh kementerian negara/lembaga/pemerintah untuk pembayaran bunga (interest) atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding) yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka panjang.

Sesuai dengan BAS, yang termasuk kelompok belanja bunga adalah kode perkiraan 541xxx, 542xxx, 543xxx, 544xxx, 545xxx, 546xxx, 547xxx, dan 548xxx.

g.Belanja Subsidi Yang Masih Harus Dibayar (211217)

Belanja Subsidi Yang Masih Harus Dibayar yaitu kewajiban yang timbul akibat hak atas pengeluaran pemerintah untuk diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan membantu biaya produksi agar harga jual produk/jasa

(7)

yang dihasilkan dapat dijangkau oleh masyarakat, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut

Sesuai dengan BAS, yang termasuk kelompok belanja subsidi adalah kode perkiraan 551xxx dan 552xxx.

h.Belanja Lain-lain Yang Masih Harus Dibayar (211218).

Belanja Lain-Lain Yang Masih Harus Dibayar adalah kewajiban yang timbul akibat hak atas pengeluaran/belanja yang dilakukan oleh pemerintah pusat untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang serta sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut. Contoh: pengeluaran untuk penanggulangan bencana alam, belanja pemilu, belanja tanggap darurat.

Belanja Daerah Yang Masih Harus Dibayar dapat diklasifikasikan menjadi: a. Transfer Dana Perimbangan Yang Masih Harus Dibayar (211221)

Belanja Dana Perimbangan Yang Masih Harus Dibayar adalah kewajiban yang timbul akibat hak atas pengeluaran/alokasi anggaran untuk pemerintah daerah berupa dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus yang ditujukan untuk keperluan pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/ pelunasan/realisasi atas hak tersebut.

b. Transfer Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian Yang Masih Harus Dibayar (211222)

Belanja Dana Otonomi Khusus Dan Penyesuaian Yang Masih Harus Dibayar adalah kewajiban yang timbul akibat hak atas pengeluaran/alokasi anggaran

(8)

untuk pemerintah daerah berupa dana otonomi khusus dan dana penyesuaian yang ditujukan untuk keperluan pemerintah daerah sesuai dengan pemerintah, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/ pelunasan/realisasi atas hak tersebut ke rekening pemerintah daerah.

C. Prosedur Akuntansi Belanja Yang Masih Harus Dibayar

Prosedur Akuntansi Belanja Yang Masih Harus Dibayar terdiri dari:

1. Pembuatan Daftar Rekapitulasi.

Pembuatan Daftar Rekapitulasi dilakukan oleh pegawai pada bagian akuntansi dan pelaporan keuangan di satuan kerja (UAKPA). Daftar Rekapitulasi dibuat berdasarkan daftar belanja pemerintah pusat dan belanja daerah yang masih harus dibayar.

Daftar Rekapitulasi merupakan hasil penjumlahan dari daftar rekap belanja pegawai yang masih harus dibayar, non belanja pegawai yang masih harus dibayar dan belanja daerah yang masih harus dibayar.

Daftar Rekapitulasi Belanja terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu:

a. Daftar Rekapitulasi Belanja Pusat Yang Masih Harus Dibayar, daftar ini mencatat belanja pemerintah pusat yang masih harus dibayar.

b. Daftar Rekapitulasi Belanja Daerah Yang Masih Harus Dibayar, daftar ini mencatat belanja pemerintah daerah yang masih harus dibayar.

Contoh Daftar Rekapitulasi Belanja Pusat dan Belanja Daerah Yang Masih Harus Dibayar adalah:

(9)

DAFTAR REKAPITULASI

BELANJA PUSAT YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Kode Kode Uraian Jenis Belanja Yang Masih Harus Dibayar Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1. 211221 Belanja Pegawai Yang Masih Harus Dibayar Rp 2. 211222 Belanja Barang Yang Masih Harus Dibayar Rp 3. 211223 Belanja Modal Yang Masih Harus Dibayar Rp. 4. 211225 Belanja Subsidi Yang Masih Harus Dibayar Rp 5. 211226 Belanja Hibah Yang Masih Harus Dibayar Rp. 6. 211227 Belanja Bantuan Sosial Yang Masih Harus Dibayar Rp

7. 211228 Belanja Lain-Lain Yang Masih Harus Dibayar Rp

21122 Jumlah Belanja Pusat Yang Masih Harus Dibayar (5)

...(6)...,... Jabatan Penanda tangan (7)

Nama penanda tangan (8) NIP Penanda tangan

Adapun petunjuk pengisian Daftar Rekapitulasi Belanja Pusat Yang Masih Harus Dibayar adalah sebagai berikut:

No URAIAN PENGISIAN

1. No Diisi dengan nomor

2. Kode Diisi dengan kode akun jenis belanja pusat yang masih harus dibayar

3. Uraian Jenis Belanja Yang Masih Harus Dibayar

Diisi dengan uraian jenis belanja pusat yang masih harus dibayar

4. Jumlah Diisi berdasarkan hasil penjumlahan per jenis belanja pusat yang masih harus dibayar 5. Jumlah Belanja Pusat Yang

Masih Harus Dibayar

Diisi berdasarkan hasil penjumlahan semua jenis belanja pusat yang masih harus dibayar

6. Tempat dan Tanggal Diisi dgn nama tempat dan tanggal pembuatan daftar 7. Nama jabatan Diisi dengan jabatan penanda tangan daftar..

8. Nama dan NIP Diisi dengan nama dan NIP pegawai yang menanda tangani daftar.

(10)

DAFTAR REKAPITULASI

BELANJA DAERAH YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Kode Kode Uraian Jenis Belanja Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1. 211231 Belanja Dana Perimbangan yang masih harus Dibayar

Rp 2. 211232 Belanja Dana Otonomi Khusus yang masih

harus dibayar

Rp

Jumlah Rp (5)

...(6)...,... Jabatan Penanda tangan (7)

Nama penanda tangan (8) NIP Penanda tangan

Adapun petunjuk pengisian Daftar Rekapitulasi Belanja Daerah Yang Masih Harus Dibayar adalah sebagai berikut:

No. URAIAN PENGISIAN

1. No Diisi dengan nomor

2. Kode Diisi dengan kode akun jenis belanja daerah yang masih harus dibayar

3. Uraian Jenis Belanja Yang

Masih Harus Dibayar Diisi dengan uraian jenis belanja daerah yang masih harus dibayar 4. Jumlah Diisi berdasarkan hasil penjumlahan per jenis

belanja daerah yang masih harus dibayar 5. Jumlah Belanja Daerah

Yang Masih Harus Dibayar

Diisi berdasarkan hasil penjumlahan semua jenis belanja daerah yang masih harus dibayar

6. Tempat dan Tanggal Diisi dengan nama tempat dan tanggal pembuatan daftar

7. Nama jabatan Diisi dengan jabatan penanda tangan daftar. 8. Nama dan NIP Diisi dengan nama dan NIP pegawai yang

menanda tangani daftar.

2. Pembuatan Jurnal Penyesuaian

UAKPA membuat jurnal penyesuaian dengan mengisi formulir jurnal. Jurnal dibuat untuk membukukan saldo Belanja Yang Masih Harus Dibayar oleh kementerian negara/lembaga per tanggal 31 Desember.

(11)

Jurnal untuk mencatat saldo Belanja Yang Masih Harus Dibayar adalah sebagai berikut:

Dr. Dana yang harus disediakan utk pembayaran utang jangka pendek *)

xxxxx Cr. Jenis Belanja Yang Masih Harus Dibayar xxxxx *) Ket: Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek

merupakan bagian dari Ekuitas Dana Lancar (pengurang ekuitas dana lancar).

Bentuk Formulir Jurnal Penyesuaian dan petunjuk pengisian Formulir Jurnal sebagai berikut:

(12)

Kementerian Negara/Lembaga/BUN : (1) _______________ Eselon : (2) _______________ Wilayah  : (3) _______________ Satuan Kerja * : (4) ________________ No. Dokumen : (5) ___________ Tanggal : (6) ___________ Tahun Anggaran : (7)_ __________ Periode/Bulan : (8)________________ Keterangan : (9)________________

Jenis Jurnal Penyesuaian (10) Aset

Kewajiban Ekuitas

Pendapatan Belanja No. Urut Jenis, No, dan tanggal

dokumen referensi

Kegiatan/ Sub Kegiatan

Kode Perkiraan

Uraian Nama Perkiraan Debet (Rupiah)

Kredit (Rupiah)

1 2 3 4 5 6 7

(11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Dibuat oleh : (18) Disetujui oleh : (19) Direkam oleh : (20) Tanggal : Tanggal : Tanggal :

(13)

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR JURNAL PENYESUAIAN

No. URAIAN PENGISIAN

1. Kementerian Negara/

Lembaga Diisi dengan kode dan uraian Kementerian Negara/Lembaga. 2. Eselon I Diisi dengan kode dan uraian Eselon I

3. Wilayah Diisi dengan kode dan uraian wilayah (wajib diisi jika ada) 4. Satuan Kerja Diisi dengan kode dan uraian satuan kerja (wajib diisi jika

ada).

5. No. Dokumen Diisi dengan no. dokumen yang ditetapkan untuk formulir jurnal. Nomor formulir jurnal ditetapkan oleh setiap unit akuntansi pembuat formulir jurnal dengan menggunakan format BA-E1-S/BT/00000 dimana:

BA = kode Kementerian Negara/Lembaga (3 digit),

E1 = kode Eselon 1 (2 digit). Bila tidak ada diisi dengan 00, S = kode Satuan Kerja (6 digit). Bila tidak ada diisi

dengan 000000, B = bulan (2 digit), T = tahun (2 digit), No urut = 5 digit.

6. Tanggal Diisi dengan tanggal pembuatan laporan dengan format HH-BB-TT dimana:

HH = Tanggal BB = Bulan

TT = Tahun 7. Tahun Anggaran Diisi dengan periode tahun anggaran yang dilaporkan.

8. Periode/Bulan Diisi dengan periode transaksi yang dilaporkan. Contoh : 01-01-2006 s.d 31-01-2006

9. Keterangan Diisi dengan penjelasan mengenai sifat dari transaksi yang dibuat.

10. Jenis Jurnal Penyesuaian Dipilih sesuai dengan jenis penyesuaian yang dilakukan (Aset, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan Belanja).

11. No. Urut Diisi dengan nomor urut transaksi dengan rincian debet atau kredit.

12. Jenis, Nomor dan Tanggal

Dokumen Referensi Diisi dengan jenis, nomor dan tanggal dokumen referensi, contoh: SPM No. 000001 tanggal 1 Juli 2006. 13 Kegiatan Diisi dengan 4 (empat) digit kode kegiatan

14. Kode Perkiraan Diisi dengan kode perkiraan.

15. Uraian Nama Perkiraan Diisi dengan nama perkiraan sesuai dengan kode perkiraan pada kolom 14. Uraian nama perkiraan yang dikredit ditulis agak ke kanan untuk membedakan dengan uraian nama perkiraan yang didebet

16. Debet (Rupiah) Diisi dengan jumlah rupiah yang didebet. Jika jumlah rupiah yang didebet telah diisi maka jumlah rupiah yang dikredit yang ada di kolom (18) pada baris tersebut tidak perlu diisi.

(14)

No. URAIAN PENGISIAN

17. Kredit (Rupiah) Diisi dengan jumlah rupiah yang dikredit. Jika jumlah rupiah yang dikredit telah diisi maka jumlah rupiah yang didebet yang ada di kolom (17) pada baris tersebut tidak perlu diisi.

18. Dibuat oleh Tanggal

Diisi dengan nama jelas dan tanda tangan staf yang membuat Formulir Jurnal Penyesuaian. Tanggal pembuatan Formulir Jurnal Penyesuaian ditulis pada tempat yang disediakan.

19. Disetujui oleh Tanggal

Diisi dengan nama jelas dan tanda tangan penanggungjawab yang meneliti dan menyetujui Formulir Jurnal Penyesuaian. Tanggal penandatanganan Formulir Jurnal Penyesuaian ditulis pada tempat yang disediakan.

20. Direkam oleh : Tanggal

Diisi dengan nama jelas dan tanda tangan staf yang merekam Formulir Jurnal Penyesuaian. Tanggal perekaman Formulir Jurnal Penyesuaian ditulis pada tempat yang disediakan.

(15)

3. Penyajian Dalam Neraca

Setelah merekam data jurnal penyesuaian, UAKPA melakukan posting data sehingga terbentuk perkiraan Belanja Yang Masih Harus Dibayar di dalam neraca pemerintah/kementerian negara/lembaga.

Akun Belanja Yang Masih Harus Dibayar disajikan di neraca sebagai utang jangka pendek. Dana yang harus disediakan utk pembayaran utang jangka pendek adalah akun lawan dari perkiraan utang jangka pendek dan disajikan dalam kelompok ekuitas dana (debet).

Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan yaitu rincian dari masing-masing jenis hutang (apabila rinciannya banyak atau lebih dari satu halaman sebaiknya dibuat lampiran), selisih kurs hutang dalam valuta asing yang terjadi antara kurs transaksi dan kurs tanggal neraca, serta adanya aset atau lainnya yang dijadikan jaminan hutang.

Contoh Neraca Kementerian Negara/Lembaga adalah sebagai berikut:

NERACA

Per 31 Desember 200X ASET LANCAR

Kas di Bendahara Pengeluaran Bagian Lancar TGR

Persediaan

ASET TETAP

Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan

Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx KEWAJIBAN LANCAR

Uang Muka dari KPPN

Belanja Yang Masih Harus Dibayar

EKUITAS DANA LANCAR

Cadangan Persediaan Cadangan Piutang

(Dana yang harus disediakan-

pembayaran utang jangka

pendek)

EKUITAS DANA INVESTASI

Diinvestasikan pada aset tetap

Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx (Rp xxx) Rp xxx Total Aset Rp xxx Total Kewajiban dan Ekuitas Dana Rp xxx

(16)

4. Pembuatan Jurnal Balik

Setelah penyusunan laporan keuangan dan proses tutup buku akhir periode akuntansi, maka UAKPA pada awal tahun anggaran berikutnya (bulan januari) membuat jurnal balik dengan mengisi formulir jurnal. Jurnal dibuat untuk menghapuskan perkiraan saldo Belanja Yang Masih Harus Dibayar oleh kementerian negara/lembaga.

Jurnal yang dibuat sebagai berikut:

Dr. Jenis Belanja Yang Masih Harus Dibayar xxxxx Cr. Dana yang harus disediakan utk pembayaran utang

jangka pendek

xxxxx

D. Contoh Kasus

Belanja Modal Yang Masih Harus Dibayar

Pada bulan Desember 2003, Pemerintah meminta PT Inti Karya untuk melakukan pemeliharaan gedung Sekretariat Negara dengan Surat Perintah Kerja No. 250/12/SETNEG/2003 tanggal 1 Desember 2003 dengan nilai pekerjaan Rp 10.000. Pekerjaan tersebut telah diselesaikan oleh PT Inti Karya dalam bulan Desember 2003 dan telah diserahterimakan ke Sekretariat Negara pada tanggal 28 Desember 2003 dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan No. 260/12/SETNEG/2003. Terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan tersebut sampai dengan 31 Desember 2003 belum dibayar oleh Pemerintah.

Berhubung pekerjaan pemeliharaan gedung telah selesai dan telah diserahterimakan ke pemerintah namun sampai dengan 31 Desember 2003 belum dibayar, berarti bahwa pemerintah mempunyai utang kepada PT Inti Karya sejumlah Rp 10.000. Utang kepada Pihak Ketiga pada umumnya merupakan utang jangka pendek yang harus segera dibayar setelah barang/jasa diterima.

(17)

Oleh karena itu terhadap utang biaya semacam ini disajikan di neraca dengan klasifikasi Kewajiban Jangka Pendek. Berdasarkan dokumen sumber yang berupa Surat Perintah Kerja, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, dan bukti pendukung lainnya.

Daftar Non Belanja Pegawai Yang Masih Harus Dibayar Per 30 Desember 2003

MA Uraian Jenis Belanja Nama Pihak Ketiga No/Tgl Kontrak Jumlah Mapping

53 Belanja Modal

531 Belanja Modal Tanah 532 Belanja Modal Peralatan

dan Mesin

533 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

PT Inti Karya No.250/12/SE T NEG/2003

Rp 10.000 534 Belanja Modal Jalan,

Irigasi dan Jaringan 535 Belanja Modal Fisik

Lainnya

Jumlah Belanja Modal Rp. 10.000 211223

Jumlah Total Rp. 10.000 Kepala Satker H Amir NIP. 060099999 Jakarta, 31 Desember 2003 Bendahara Amir Yusuf 060056796 DAFTAR REKAPITULASI

BELANJA PUSAT YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Kode Kode Uraian Jenis Belanja Yang Masih Harus Dibayar Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1. 211221 Belanja Pegawai Yang Masih Harus Dibayar Rp 2. 211222 Belanja Barang Yang Masih Harus Dibayar Rp

3. 211223 Belanja Modal Yang Masih Harus Dibayar Rp. 10.000 4. 211225 Belanja Subsidi Yang Masih Harus Dibayar Rp

5. 211226 Belanja Hibah Yang Masih Harus Dibayar Rp. 6. 211227 Belanja Bantuan Sosial Yang Masih Harus Dibayar Rp 7. 211228 Belanja Lain-Lain Yang Masih Harus Dibayar Rp

(18)

Jurnal dibuat dalam formulir jurnal penyesuaian sebagaimana terlampir dalam halaman berikutnya. Setelah jurnal diposting, perkiraan Belanja Yang Masih Harus Dibayar muncul di neraca pemerintah/kementerian negara/lembaga, sebagaimana berikut:

NERACA Per 31 Desember 2003 ASET LANCAR

Kas di Bendahara Pengeluaran Bagian Lancar TGR

Persediaan

ASET TETAP

Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan

Rp 1.000 Rp 3.000 Rp 2.000 Rp 9.000 Rp 10.000 KEWAJIBAN LANCAR

Uang Muka dari KPPN

Utang-kepada Pihak Ketiga EKUITAS DANA LANCAR

Cadangan Persediaan Cadangan Piutang

(Dana yang harus

disediakan-pembayaran utang jangka pendek)

EKUITAS DANA

INVESTASI

Diinvestasikan pada aset tetap Rp 1.000 Rp 10.000 Rp 2.000 Rp 3.000 (Rp10.000) Rp 19.000 Total Aset Rp 25.000 Total Kewajiban dan Ekuitas

Dana

(19)

Kementerian Negara/Lembaga/BUN : (1) Kepresidenan Eselon : (2) Sekretariat Negara Wilayah  : (3) Kantor Pusat

Satuan Kerja * : (4) Sekretariat Negara

No. Dokumen : (5) 99 99 99 001 Tanggal : (6) 30 Des 2003 Tahun Anggaran : (7)_ 2003 Periode/Bulan : (8)__Desember 2003

Keterangan : (9)___Mencatat Belanja Modal Yang Masih Harus Dibayar

Jenis Jurnal Penyesuaian (10) Aset Kewajiban Ekuitas Pendapatan Belanja No. Urut

Jenis, No, dan tanggal dokumen referensi

Kegiatan/ Sub Kegiatan

Kode Perkiraan

Uraian Nama Perkiraan Debet

(Rupiah)

Kredit (Rupiah)

1 2 3 4 5 6 7

1 SPK No.250 /1 Des 2006 311611 Dana yang harus disediakan utk pembayaran

utang jangka pendek 10.000

2 SPK No.250 /1 Des 2006 211223 Utang jangka pendek-jenis belanja 10.000

Dibuat oleh : Disetujui oleh : Direkam oleh : Tanggal : Tanggal : Tanggal :

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitan ini diharapkan dapat diketahui kadar flavonoid total fraksi etil asetat dan fraksi kloroform hasil hidrolisis ekstrak daun kepel serta kadar

Seseorang dapat dikatakan memiliki Locus of Control Internal bila orang tersebut memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya dapat dikatakan memiliki Locus of

Alhamduillah atas segala puji syukur kepada Allah SWT atas berkat segala nikmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Metode

Dalam mengatasi masalah pada indikator kinerja melakukan kegiatan penelitian (jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen dalam satu tahun) yaitu dengan Bersurat ke PPSDM

Strategi yang dapat dipilih untuk meningkatkan kinerja SINas guna meningkatkan kontribusi teknologi dalam upaya pencapaian ketahanan pangan adalah: [1] Sinkronisasi antara

Berkaitan dengan hal tersebut maka tujuan pengabdian ini adalah upaya: (1) meningkatkan keterampilan musik rebana sebagai musik iringan kegiatan ritual barzanji bagi

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes dari ekstrak etil asetat daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) menggunakan metode α-glukosidase..

Kecamatan adalah sebuah daerah administratif di wilayah indonesia yang berada di bawah wilayah tingkat II (kabupaten) atau kota, serta terdiri dari beberapa kelurahan atau desa