• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA SELF ASSESSMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI INDONESIA SELF ASSESSMENT"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SELF ASSESSMENT

dimana

Wajib pajak diberi kepercayaan untuk

menghitung, memperhitungkan, dan membayar

sendiri pajak yang terutang

Tulang punggung sistem ini adalah

VOLUNTARY COMPLIANCE”

(kepatuhan sukarela)

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK DI

INDONESIA

(3)

 Self Assessment mengandung konsekuensi sebagai berikut :

◦ sistem self assessment ini meletakkan tanggung jawab pemungutan pajak sepenuhnya pada wajib pajak.

◦ Memungkinkan terjadinya perlawanan terhadap proses pemungutan pajak merupakan suatu fenomena yang sering terjadi baik dengan memanfaatkan celah hukum (Tax avoidance) maupun melalui upaya penyelundupan pajak (Tax Evasion)

 Peran penting Direktorat Jenderal Pajak, dalam menyukseskan pemungutan pajak dengan sistem self assessment ini, terletak pada kemampuannya untuk dapat secara optimal melaksanakan fungsi pengawasan dan penegakan hukum atas terjadinya segala bentuk penyimpangan pemenuhan kewajiban perpajakan baik berupa pelanggaran administratif maupun tindak pidana.

(4)

Sistem Self Assessment

Mendaftar diri

Ke DJP , menghitung, memotong/memungut,

menyetor dan melaporkan Pajak Pajak yang

terutang. Bendahara sebagai Wajib Pajak

mempunyai Perbedaan /karakteristik

khusus

dengan Wajib Pajak biasa Lain! Wajib pajak

perusahaan

(5)

1.

PPh Pasal 4 ayat (2) harus di setor paling lama

tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah

Masa Pajak berakhir:

2.

PPh Pasal 21 Oleh pemotong PPh harus di setor

paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan

berikutnya stlh Masa Pajak berakhir:

3.

PPh Pasal 23 dan Pasal 26 tanggal 10 (sepuluh)

bulan berikutnya stlh Masa Pajak berakhir:

dan menyampaikan SPT Masa paling lama 20

(6)

Masa /bln Januari Tanggal 10 Feb Tgl 20 Feb

Pembayaran kpd rekanan,

saat pemotongan

/pemungutan

Pembayaran ke

Bank Persepsi/Ktr

Pos

Pelaporan

(7)

PPh Pasal 22 yang dipungut oleh bendahara

harus disetor pada hari yang sama dengan

pelaksanaan pembayaran barang yang

dibiayai dari belanja Negara atau belanja

Daerah, dengan menggunakan Surat Setoran

Pajak atas nama rekanan dan ditandatangani

oleh bendahara;

Wajib melaporkan hasil pemungutannya

paling lama 14 (empat belas) hari stlh Masa

Pajak berakhir.

(8)

Masa /bln Januari

Tgl 14 Feb

Pembayaran kpd rekanan, pemotongan

/pemungutan, Pembayaran ke Bank/Ktr Pos

(

bersama-sama)

(9)

PPN

atau

PPN

dan

PPnBM

yang

pemungutannya dilakukan oleh Bendahara

Pengeluaran sebagai Pemungut PPN, harus

disetor paling lama tanggal 7 ( tujuh ) bulan

berikutnya setelah Masa Pajak berakhir;

Wajib melaporkan paling lama akhir bulan

(10)

Masa /bln Januari

Tanggal 07 Feb

Tgl Akhir

Feb

Pembayaran kpd

rekanan, pemotongan

/pemungutan

Pembayaran ke

Bank Persepsi

/Ktr Pos

Pelaporan

(11)

PPN

atau

PPN

dan

PPnBM

yang

pemungutannya dilakukan oleh

Pejabat

Penandatangan Surat Perintah Membayar

sebagai Pemungut PPN, harus

disetor

pada

hari yang sama

dengan pelaksanaan

pembayaran

kepada

PKP

Rekanan

(12)

Januari

Tgl Akhir

Februari

Pembayaran/ Pemotongan/Penyetoran

Pelaporan

PPN atau PPN dan PPnBM oleh Pejabat

Penandatangan

(13)

Kewajiban

yang tidak di”taat” i;

tidak diikuti menimbulkan;

Kewajiban yang ditunda/tertunda/tidak

terlaksana mengakibatkan adanya

Hukuman

“SANKSI”

Jenis jenis hukuman /Sanksi di bidang

Perpajakan

Sanksi

di bidang Perpajakan :

1.

Administrasi. (KUP)

(14)
(15)
(16)

Tidak Melapor/Terlambat melapor,

Sudah melaporkan namun membetulkan SPT pertama

dst, namun ada kekurangan pembayaran

Tidak memotong/tidak memungut Pajak -pajak yang

terutang.

Memotong/Memungut tapi tidak menyetor

seluruhnya atau menyetor sebagian.

Sanksi

administrasi

ini

tidak

melihat

unsur/memperhatikan

“NIAT” yaitu Karena “Alpa atau

Sengaja.”

(17)

Jenis-jenis Sanksi Administrasi berupa :

1

Denda

Rp. 500.000 U” PPN

Rp. 100.000 U” Masa Lain

Rp. 1.000.000 U’Thn Badan

Rp. 100.000 U” Thn OP

dikarenakan menyampaikan tidak tepat waktu

atau tidak menyampaikan ke DJP

Masa lain seperti, PPh Pasal

21, 22, 23/26,

(18)

2. Bunga : 2 % /bulan, sudah dilaporkan

namun ada kekurangan pajak yang

akan dibayar.

Bunga dihitung sejak

penyampaian

SPT berakhir harus disampaikan s.d

tanggal

pembayaran

kekurangan

(19)
(20)

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN PENYIDIKAN ANALISIS IDLP LAPORAN INTELIJEN

(21)

PENINDAKAN PEMBERKASAN PENYERAHAN BERKAS PERKARA Rik Tsk. Rik Ahli Rik Saksi PEMERIKSAAN Penangkapan & Penahanan Penyitaan Penggeledahan Pencegahan

Pasal 44 UU No. 16Tahun 2009 Tentang KUP dan

KEP. Dirjen No. 272/PJ./2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengamatan, Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan Tindak Pidana Dibidang Perpajakan

Koordinasi dengan POLRI dan Kejaksaan

UU No 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

MINDIK Sprindik Instruksi Sidik Usul Sidik Lap. Kejadian SPDP

(22)

PENGERTIAN PENYIDIKAN :

Serangkaian tindakan Penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam UU ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti

yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

PENYIDIKAN

Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan Pasal 1 angka 31 UU KUP

PENGERTIAN PENYIDIKAN :

Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

(23)

KUHAP

Psl. 1 angka 1 Jo.

Psl. 6 ayat 1

KUP

Pasal 44 ayat (1)

Pejabat polisi negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang Undang untuk melakukan penyidikan.

Penyidikan TP di bidang perpajakan hanya dapat sus sebagai penyidik TP di bidang perpajakan.

(24)

Unsur-unsur Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan :

1. Unsur Subyek

Pelaku perbuatan pidana : Setiap orang a. Orang pribadi

b. Badan hukum (Pengurus, Wakil, Kuasa & Pegawai WP) Termasuk : * yang menyuruh

* yang turut serta melakukan * yang menganjurkan

* yang membantu melakukan

2. Unsur Perbuatan

a. Memenuhi rumusan Pasal 38, 39, 41A, 41B, 41 C dan 43 KUP b. Memenuhi rumusan Pasal 24,25 PBB, 13,14 BM, 41A PPSP c. Perbuatan tersebut diancam dengan sanksi pidana

d. Perbuatan tersebut dilakukan di bidang perpajakan

3. Unsur Akibat

Dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara

4. Unsur Kesalahan

a. Kealpaan b. Kesengajaan

(25)

PASAL-PASAL YANG MENGATUR

TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

UU KUP

Ps. 38, 39,39A, 41, 41A, 41B, 41C, 43

UU PBB

Ps. 24,

25

UU BM

Ps. 13, 14

UU PPSP

Ps. 41A

(26)

Pasal 38

Pasal 39

Pasal 41

Pasal 41A

Pasal 41B

Pasal 43

Pasal 40

Penyertaan Tipid Ps 38, Ps 39 dan Ps 39A

Penyertaan Tipid Ps 41A dan Ps 41B

Tindak Pidana (Alpa) bukan yang pertama kali

Daluwarsa

Tipid Rahasia Jabatan

Tipid Tidak Melaksanakan Pasal 35

Tipid Menghalangi/Mempersulit DIK

.

Tindak Pidana (Sengaja) Pengulangan

P e r c o b a n

A l p a Sengaja Delik Aduan

(27)

Pasal 39 A

Menggunakan/menerbitkan

faktur pajak, bukti potput,

ssp tidak sesuai transaksi

sebenarnya

TAMBAHAN KETENTUAN PIDANA DALAM

UU No. 16 / 2009 KUP

NON PKP menerbitkan faktur

Pasal 41C

Tipid tdk melaksanakan Pasal 35 A Tipid penyalahgunaan data dan

(28)

A L P A

Tidak menyampaikan SPT

Menyampaikan SPT tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar

(bukan untuk pertama kali)

Dapat menimbulkan kerugian

pada pendapatan Negara

* Kurungan maksimal satu tahun, atau

* Denda maksimal dua kali

A K I B A T

SANKSI PIDANA

(29)

SENGAJA

-

[ Pasal 39 Ayat (1) ]

a. tidak mendaftarkan diri

b. menyalahgunakan NPWP/NPPKP

c. tidak menyampaikan SPT

d. menyampaikan SPT yang isinya tidak benar/tidak lengkap

e. menolak untuk dilakukan pemeriksaan

f. memperlihatkan pembukuan palsu/dipalsukan

g. tidak menyelenggarakan/memperlihatkan/meminjamkan pembukuan

h. tidak menyimpan buku, catatan, dokumen cfm psl 28 ayat (11)

i. tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong/dipungut

A K I B A T

Dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara

SANKSI PIDANA

Penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun DAN

Denda paling sedikit 2 x dan paling banyak 4 x jumlah pajak yang terutang / kurang dibayar

(30)

PENGULANGAN

Pasal 39 Ayat (2) KUP

Ancaman Pidana (Pasal 39 Ayat (1))

dilipatkan dua

Dengan syarat belum lewat satu tahun

selesai menjalani pidana, melakukan lagi

Tindak Pidana

(31)

Pasal 39 Ayat (3) KUP

P E R C O B A A N

* Menyalah gunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau NPPKP.

* Menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap.

( Dalam rangka mengajukan restitusi atau kompensasi atau pengkreditan pajak)

Pidana Penjara paling singkat 6 Bulan paling lama 2 Tahun dan

Denda paling sedikit 2 x paling banyak 4 x

jumlah restitusi atau kompensasi atau pengkreditan pajak

PASAL 39

(32)

SENGAJA

Menerbitkan dan/atau menggunakan Faktur pajak,

bukti potput, dan atau SSP yg tdk berdasarkan transaksi sebenarnya

Menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai PKP

Penjara paling singkat 2 Tahun paling lama 6 Tahun Serta

Denda paling sedikit 2 x paling banyak 6 x jumlah faktur pajak atau Potput atau SSP

PASAL 39 A

(33)

A L P A

Tidak memenuhi kewajiban meraha-siakan segala sesuatu yang diketahui /diberitahukan kepadanya oleh WP. karena jabatannya ( seperti tersebut dalam Pasal 34 KUP. )

S A N K S I

~ Pidana kurungan selama-lamanya satu tahun, dan

~ Denda setinggi-tingginya Rp 25.000.000,00

Sengaja

Tidak memenuhi/menyebabkan tidak terpenuhinya kewajiban

merahasiakan segala sesuatu yang diketahui/diberitahukan kepada nya oleh WP. karena jabatanya (seperti tsb. dalam Pasal 34 KUP.)

S A N K S I

~ Pidana penjara selama-lama nya dua tahun, dan

~ Denda setinggi-tinggnya Rp 50.000.000,00

(34)

SETIAP ORANG (YANG TERIKAT PASAL 35) YANG DENGAN SENGAJA

Tidak memberikan keterangan atau bukti atau

Memberikan keterangan atau bukti yang

tidak benar.

Pasal 41 A

S A N K S I

Pidana Kurungan Maksimal 1 Tahun

dan

(35)

SETIAP ORANG yang dengan sengaja

Pasal 41 B

S A N K S I

Pidana penjara paling lama

3 tahun

dan

denda paling banyak Rp 75.000.000,00

Menghalangi atau Mempersullit Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan

(36)

SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA

Pasal 41 C

TIDAK MEMENUHI PASAL 35 (1) MENYEBABKAN TDK TERPENUHINYA PASAL 35 (1)

TDK MEMBERI DATA/INFO YG DIMINTA DJP CFM. PASAL 35 A (2) MENYALAHGUNAKAN DATA/INFO PAJAK SHG ADA KERUGIAN NEGARA

KURUNGAN 1 TAHUN atau DENDA Rp. 1 M

KURUNGAN 10 BLN atau DENDA Rp. 800 JUTA

KURUNGAN 10 BLN atau DENDA Rp. 800 JUTA

KURUNGAN 10 BLN atau DENDA Rp. 800 JUTA

(37)

KUHP KUP

Pasal 55 PASAL 43 :

(1) Ketentuan sebagaimana pasal 39 dan 39A berlaku juga bagi wakil, kuasa, pegawai dari wajib pajak atau pihak lain yang menyuruh melakukan, turut serta melakukan,

menganjurkan, membantu

melakukan tindak pidana

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41A dan 41B berlaku juga bagi yang menyuruh melakukan, yang menganjurkan atau yang membantu melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.

Pasal 43

Dipidana sebagai pembuat suatu perbuatan pidana :

-Yang Melakukan

-Yang Menyuruh Melakukan -Yang turut serta melakukan -Yang Menganjurkan

Pasal 56

Dipidana sebagai pembantu suatu kejahatan :

-Yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan

-Yang sengaja memberi kesempatan atau sarana atau keterangan utk melakukan kejahatan

(38)

PASAL 38, 39, 39A UU KUP

WAJIB PAJAK

WAKIL ( Pasal 32(1),(2),(4)) KUASA (Pasal 32(3))

PEGAWAI WAJIB PAJAK PIHAK LAIN :

-Yang Menyuruh -Yang Turut Serta -Yang Menganjurkan

-Yang Membantu Melakukan

PASAL 43 Ayat (1) BARANG SIAPA

(39)

 Sosialisasi peraturan perpajakan terutama yang terkait

dengan tindak pidana perpajakan

 Reformasi Organisasi DJP, Penyidikan hanya dilakukan oleh

KPDJP dan Kanwil DJP, sehingga pelaksanaan penyidikan dapat lebih terfokus

 Meningkatkan upaya penegakan hukum melalui Penyidikan

terhadap kasus tindak pidana perpajakan untuk memberi efek

jera (

deterrent effect)

bagi wajib pajak sehingga peraturan

perpajakan dapat ditaati secara

voluntary compliance

(40)

JAKSA AGUNG Pasal 44 B

DENGAN SYARAT

Setelah WP melunasi pajak yang tidak atau kurang di bayar atau tidak seharusnya dikembalikan, ditambah de-ngan sanksi administrasi berupa denda sebesar empat kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnya dikembalikan.

Untuk kepentingan penerimaan negara atas permintaan Menkeu, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan paling lama

dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal surat permintaan PENYIDIK

Pasal 44 A

DALAM HAL :

-Tidak cukup bukti

-Bukan Tindak Pidana

-Daluwarsa

(41)

Siapa yang

BERWENANG

melakukan Penyidikan atas

TINDAK PIDANA

PAJAK ?

PPNS DJP

Kecuali

(42)

a) Menerima, mencari,

mengumpulkan dan meneliti keterangan /laporan agar menjadi lebih lengkap & jelas;

b) Meneliti, mencari &

mengumpul kan keterangan mengenai orang pribadi / badan;

c) Minta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan;

d) Memeriksa buku/catatan dan dokumen lain;

e) Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti;

f) Meminta bantuan tenaga ahli; g) Menyuruh berhenti dan/atau

melarang seseorang

meninggalkan ruangan atau tempat pada saat

pemeriksaan, memeriksa identitas orang/dokumen; h) Memotret seseorang;

i) Memanggil orang untuk didengar keterangan dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j) Menghentikan penyidikan dan/ atau

k) Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran

penyidikan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

(43)

 Menggunakan pajak yang telah dipotong/dipungut untuk

keperluan pribadi atau diputar terlebih dahulu untuk usaha/bisnis, akan tetapi usaha/bisnis tsb gagal.

 Menggunakan pajak yang telah dipotong/dipungut untuk

menutupi pengeluaran kantor yg lainnya yg belum cair

dananya, akan tetapi setelah dana cair, pajak tsb tdk segera disetorkan ke Bank Persepsi.

 Melakukan penyetoran pajak melaui orang lain/perantara dg

iming-iming mendapat imbalan/komisi dg prosentase

tertentu apabila menyetor lewat perantara tsb, akan tetapi ternyata pajak tsb tdk disetor ke Bank persepsi dan

(44)

Referensi

Dokumen terkait

Pada hakekatnya, metode pembelajaran kooperatif merupakan metode atau strategi pembelajaran gotongroyong yang tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran kelompok

Untuk menentukan perubahan penggunaan lahan yang mengacu terhadap zona nilai tanah dapat dilakukan dengan overlay peta penggunaan lahan tiap tahunnya dengan peta zona

Ruang yang dibutuhkan adalah ruang untuk area resepsionis untuk penerimaan pengunjung dan informasi, area pameran tentang wayang potehi, area cafe agar pengunjung dapat

Salah satunya keunikan yang dimiliki oleh Suku Dayak Kenyah Uma Lung di desa Setulang adalah dapat kita jumpai pada permainan sampek yang dimainkan selalu berpasangan atau lebih

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara regulasi emosi dengan problem focused coping

Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis persamaan model struktural (SEM) dengan bantuan software program Smart PLS v.3 untuk Windows.Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Total Aset Gross, Total Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasarkan Kota/Kabupaten - Juni 2018 ( Financing, Depositor Funds, Percentage

Setelah melakukan uji normalitas, langkah kedua adalah menguji homogenitas varians antara kelas eksperimen dan kontrol dengan uji F, uji F ini dilakukan untuk mengetahui