• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH..."

Copied!
426
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 i

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Dasar Hukum Penyusunan ... 2

C.Hubungan Antar Dokumen ... 5

D.Sistematika Dokumen RKPD ... 5

E.Maksud dan Tujuan ... 7

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ... 9

A.Gambaran Umum Kondisi Daerah. ... 9

B.Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah ... 18

C.Lingkungan Strategis ... 75

D.Isu Strategis ... 80

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ... 85

A.Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ... 85

B.Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... 101

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ... 111

A.Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah 111 B.Kebijakan Umum Pembangunan Daerah... 112

C.Sasaran Pembangunan Daerah ... 113

D.Prioritas Pembangunan Daerah ... 114

(4)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 ii

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2012 ... 137

A.Kewenangan Urusan Wajib ... 137

B.Kewenangan Urusan Pilihan... ... 171

(5)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 iii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2009 . 10

Tabel 2.2 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Kelamin Tahun 2010 ... 15 Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut

Kabupaten/Kota Tahun 2010 ... 16

Tabel 2.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur Tahun 2009 - 2010 ... 19 Tabel 2.5 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat

dan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010 ... 20

Tabel 2.6 Laju Inflasi Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010 ... 21

Tabel 2.7 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010 ... 22

Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Tengah Tahun 2008 – 2010 . 22

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010 ... 23

Tabel 2.10 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Tengah,

Jawa Barat dan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010 ... 23

Tabel 2.11 IPG dan IDG Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa

Timur Tahun 2008 – 2009 ... 24

Tabel 2.12 Kondisi Pendidikan di Jawa Tengah Tahun 2008 – 2010 ... 28

Tabel 2.13 Kondisi Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2008 – 2010 ... 30

Tabel 2.14 Capaian Produksi Komoditas Utama Pertanian Pada Tahun

2009 – 2010 ... 53

Tabel 2.15 Capaian Produksi Komoditas Utama Peternakan Pada Tahun

2009 – 2010 ... 54

Tabel 2.16 Capaian Produksi Komoditas Utama Perkebunan Pada Tahun

(6)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 iv

Tabel 2.17 Capaian Populasi komoditas Utama Peternakan Pada Tahun

2009 – 2010 ... 62

Tabel 3.1 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Berdasarkan Harga Berlaku di Jawa Tengah ... 91

Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Makro Pembangunan Jawa Tengah

Tahun 2009 – 2011 ... 95

Tabel 3.3 Prediksi Indikator Makro Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2012**) 99

Tabel 3.4 Prediksi Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Tahun

2012 Berdasarkan Harga Berlaku ... 99

Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2009 – 2013 (dalam Rp. 000) ... 102

Tabel 3.6 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2009 – 2011 (dalam Rp. 000) ... 106

Tabel 3.7 Prediksi Persentase Indikasi Anggaran Belanja Langsung

Berdasarkan Urusan Kewenangan Tahun 2012 ... 107

Tabel 3.8 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2012 (dalam Rp. 000) ... 109

(7)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 v DAFTAR GAMBAR

(8)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2013 dinyatakan bahwa tahun 2012-2013 merupakan tahap ketiga (terakhir) bagi upaya perwujudan “Masyarakat Jawa Tengah yang Semakin Sejahtera, Mandiri, Berkemampuan dan Berdaya Saing Tinggi”. Sebagai konsekuensi dari pentahapan tersebut, maka Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berisi upaya keras yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, mengingat dalam pelaksanaan pembangunan sampai dengan akhir tahun 2010, masih terindikasi adanya indikator-indikator pembangunan yang belum sesuai dengan harapan (belum mencapai target yang telah ditetapkan).

Berdasarkan tuntutan adanya usaha keras untuk mencapai visi pembangunan pada tahun 2012-2013, maka RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 disusun dengan memperhatikan: (1) hasil evaluasi kinerja pembangunan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya; (2) capaian indikator masing-masing urusan; (3) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan kondisi lingkungan strategis; dan (4) capaian indikator amanat afirmatif seperti percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs), pencapaian kesepakatan Pendidikan Untuk Semua (education for all), dan implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Selain itu penyusunan RKPD juga mempertimbangkan sinergitas pembangunan antar sektor dan antar wilayah, menampung aspirasi masyarakat dan dunia usaha, mengacu pada peningkatan keterpaduan dan sinkronisasi kebijakan program/kegiatan yang pro poor, pro job, pro growth dan pro environment.

Proses penyusunan RKPD dilakukan dengan berpedoman pada tiga peraturan perundangan, yaitu: (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; (2) Peraturan

Lampiran I

Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 30 Tahun 2011 Tanggal 22 Juni 2011

(9)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 2

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 di dalamnya mengatur RKPD sekurang-kurangnya memuat tentang kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun sumber-sumber lain. Sementara itu dalam PP Nomor 8 Tahun 2008, mengatur penyusunan RKPD sekurang-kurangnya berisi pendahuluan, evaluasi RKPD tahun 2010, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan dan rencana program serta kegiatan prioritas. Penyusunan RKPD telah diupayakan untuk memenuhi ketentuan dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah memiliki 2 (dua) fungsi utama, yaitu: 1) acuan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RKPD; dan 2) pedoman penyusunan Renja SKPD, Kebijakan Umum APBD Provinsi Jawa Tengah (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

B. Dasar Hukum Penyusunan

Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 mendasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

(10)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 3

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

(11)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 4

18. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

21. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;

22. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012;

26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah;

27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

(12)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 5

28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2005-2025;

29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013;

30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029.

C. Hubungan Antar Dokumen

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 merupakan dokumen perencanaan pembangunan sebagai penjabaran tahunan dari RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013, serta diselaraskan dengan RKP Tahun 2012, dokumen perencanaan sektoral, dokumen perencanaan lainnya antara lain Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (Perda Nomor 6 Tahun 2010), Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium/MDGs (Pergub Nomor 20 Tahun 2011), Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD), Rencana Umum Penanaman Modal Daerah (RUPMD), Rencana Aksi Daerah Pengurangan Resiko Bencana (RAD PRB), Rencana Aksi Daerah Pendidikan Untuk Semua (RAD PUS), dan Rencana Aksi Daerah Pemberdayaan Perempuan (RAD PP).

Berdasarkan uraian di atas, maka RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan dokumen-dokumen perencanaan lain, baik di tingkat nasional maupun provinsi.

D. Sistematika Dokumen RKPD

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen perencanaan, sistematika dokumen RKPD serta maksud dan tujuan.

(13)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 6

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Memuat kondisi eksisting wilayah Jawa Tengah berdasarkan aspek geografi dan demografi, Evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2010 dan pencapaian target RPJMD 2008-2013, lingkungan strategis serta isu strategis pembangunan daerah.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Memuat tentang arah kebijakan ekonomi daerah (berisi kondisi perekonomian nasional dan daerah tahun 2010 serta perkiraan tahun 2011) dan arah kebijakan keuangan daerah (berisi arah kebijakan pendapatan daerah, arah kebijakan belanja daerah, dan arah kebijakan pembiayaan daerah).

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2012 Memuat visi dan misi pembangunan daerah jangka menengah, tujuan pembangunan tahap ketiga RPJMD 2008-2013, kebijakan umum pembangunan daerah, sasaran, prioritas pembangunan daerah, prioritas program tahun 2012.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2012

Memuat Rencana Program dan fokus Kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012, meliputi Kewenangan Urusan Wajib dan Kewenangan Urusan Pilihan.

BAB VI PENUTUP

Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan guna terlaksananya kegiatan pembangunan daerah tahun 2012.

(14)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah 2012 7

E. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 adalah untuk :

a. Menjabarkan RPJMD 2008-2013 ke dalam rencana program kegiatan prioritas Jawa Tengah tahun 2012 dan mensinkronkan dengan sasaran dan program RPJMN 2010-2014 dan RKP Tahun 2012.

b. Menciptakan sinergi program dan kegiatan pembangunan antar wilayah, antar kewenangan urusan pembangunan dan antar tingkat pemerintahan. c. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya nasional

dan daerah dalam rangka pembangunan daerah.

Tujuan penyusunan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 adalah untuk menghasilkan pedoman dalam:

a. Penyusunan Rancangan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012, baik Rancangan APBD maupun Rancangan APBD Perubahan yang didahului dengan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) ataupun KUA Perubahan (KUPA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendagri 21 Tahun 2011.

b. Penyelenggaraan pembangunan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. c. Penyusunan RKPD Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.

(15)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 8

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH, EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

A. Gambaran Umum Kondisi Daerah

1. Aspek Geografi

a. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Jawa Tengah merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa yang terletak antara 5040’ dan 8030’ Lintang Selatan dan antara 108030’

dan 111030’ Bujur Timur. Provinsi Jawa Tengah di sebelah utara

berbatasan dengan Laut Jawa, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat dan di sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Secara administratif Provinsi Jawa Tengah terdiri dari 29 Kabupaten dan 6 Kota Wilayah Provinsi Jawa Tengah seluas 3,25 juta hektar (25,04% dari luas Pulau Jawa atau 1,70% dari luas Indonesia).

Dilihat dari topografi, Provinsi Jawa Tengah merupakan daratan yang dilewati jajaran pegunungan Kendeng Utara dan didukung oleh tata sungai yang cukup menguntungkan dalam mendukung sistem tata air di provinsi ini. Kemiringan lahan di Provinsi Jawa Tengah relatif bervariasi, yaitu sebesar 38% lahan dengan kemiringan 0-2%, 31% lahan dengan kemiringan 2-15%, 19% lahan dengan kemiringan 15-40% dan sisanya 12% lahan dengan kemiringan lebih dari 15-40%. Kondisi hidrologis Jawa Tengah dibentuk oleh beberapa aliran sungai, dengan Sungai Bengawan Solo sebagai salah satu sungai terpanjang dan merupakan sumber daya air terpenting. Terdapat pula sungai lain yang bermuara di Laut Jawa di antaranya Kali Pemali, Kali Comal dan Kali Bodri serta sungai yang bermuara di Samudera Hindia di antaranya Sungai Luk Ulo dan Citanduy.

(16)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 9

Keadaan iklim di Provinsi Jawa Tengah termasuk dalam tropis basah. Pada tahun 2009 suhu udara di provinsi ini berkisar antara 24,50C - 28,20C dan kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 75%-83%. Curah hujan tertinggi adalah 3.590 mm dan hari hujan terbanyak 207 hari.

b. Penggunaan Lahan

Luas lahan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 3.254.412 Ha, terbagi atas lahan sawah seluas 991.652 Ha (30,47%) dan bukan sawah seluas 2.262.760 Ha (69,53%). Lahan sawah terdiri dari sawah pengairan teknis, pengairan ½ teknis, pengairan sederhana, pengairan desa/non PU, tadah hujan, pasang surut, lebak, polder dan lainnya. Adapun lahan bukan sawah terdiri dari bangunan/pekarangan, tegalan/kebun, ladang/huma, padang rumput, hutan negara, hutan rakyat, perkebunan negara, rawa, tambak, kolam/empang, lahan kering yang sementara tidak diusahakan dan lain-lain. Penggunaan lahan selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.1

Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 – 2009

No. Penggunaan Lahan

Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Luas

(Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) % 1 Lahan Sawah 990.824 30,45 990.652 30,44 991.652 30,47 a Pengairan Teknis 386.033 38,96 382.643 38,63 383.262 38,65 b Pengairan 1/2 Teknis 130.048 13,13 129.630 13,09 133.769 13,49 c Pengairan Sederhana 137.824 13,91 136.796 13,81 136.635 13,78 d Pengairan Desa/Non PU 52.364 5,28 57.032 5,76 52.596 5,30 e Tadah Hujan 281.919 28,45 281.919 28,46 282.521 28,49

(17)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 10

No. Penggunaan Lahan

Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Luas

(Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) %

g Lebak, Polder,

Lainnya 1.075 0,11 1.071 0,11 1.256 0,13

2 Bukan Lahan Sawah 2.263.588 69,55 2.263.760 69,56 2.262.760 69,53

a Bangunan/ Pekarangan 521.769 16,03 524.465 16,12 503.923 15,48 b Tegal/Kebun 737.677 22,67 732.853 22,52 730.370 22,44 c Ladang/Huma 10.341 0,32 13.346 0,41 13.413 0,41 d Padang Rumput 1.906 0,06 1.231 0,04 1.184 0,04 e Hutan Rakyat 94.090 2,89 95.550 2,94 103.402 3,18 f Hutan Negara 568.305 17,46 568.572 17,47 578.107 17,76 g Perkebunan Negara 75.865 2,33 71.868 2,21 69.345 2,13 h Rawa 8.201 0,25 9.027 0,28 9.035 0,28 i Tambak 33.050 1,02 34.972 1,07 39.810 1,22 j Kolam/Empang 6.328 0,19 3.719 0,11 8.259 0,25 k Lahan kering yang sementara tidak diusahakan 1.819 0,06 1.772 0,05 1.628 0,05 l Lain-lain 204.237 6,28 206.385 6,34 204.284 6,28 Jumlah (Ha) 3.254.412 100,00 3.254.412 100,00 3.254.412 100,00

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, 2010 c. Kawasan Rawan Bencana

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2025, kawasan rawan bencana alam di Provinsi Jawa Tengah terdiri atas kawasan rawan banjir, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan gelombang pasang, kawasan rawan tsunami, kawasan

(18)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 11

rawan kekeringan, kawasan rawan abrasi, kawasan rawan angin topan dan kawasan rawan gas beracun, dengan uraian sebagai berikut :

1). Kawasan Rawan Banjir

Kawasan rawan bencana banjir di Provinsi Jawa Tengah ditetapkan di 26 Kabupaten dan 4 Kota yaitu: Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Surakarta, Kota Semarang, Kota Pekalongan dan Kota Tegal.

2). Kawasan Rawan Tanah Longsor

Kawasan rawan tanah longsor di Jawa Tengah ditetapkan di 27 Kabupaten dan 1 Kota yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Sragen, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Semarang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes dan Kota Semarang.

3). Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi

Kawasan rawan letusan gunung berapi berada di kawasan Gunung Merapi (meliputi Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten

(19)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 12

Boyolalidan Kabupaten Klaten) dan kawasan Gunung Slamet (meliputi Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes dan Kota Tegal).

4). Kawasan Rawan Gempa Bumi

Kawasan rawan gempa bumi di Provinsi Jawa Tengah meliputi 5 (lima) kabupaten yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Wonogiri.

5). Kawasan Rawan Gelombang Pasang

Kawasan rawan gelombang pasang berada di Kota/Kabupaten yang mempunyai pantai terutama pantai yang landai, antara lain di Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Semarang, Kota Pekalongan dan Kota Tegal.

6). Kawasan Rawan Tsunami

Kawasan rawan tsunami di Provinsi Jawa Tengah terletak di wilayah pesisir selatan Pulau Jawa yang meliputi beberapa kabupaten yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonogiri.

7). Kawasan Rawan Bencana Kekeringan

Lokasi daerah rawan kekeringan di Jawa Tengah (dilihat dari aspek ketersediaan air) adalah di Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten Demak,

(20)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 13

Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes.

8). Kawasan Rawan Abrasi

Kawasan pantai yang rawan abrasi di Provinsi Jawa Tengah terletak di beberapa kabupaten/kota yaitu Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Semarang, Kota Pekalongan dan Kota Tegal.

9). Kawasan Rawan Angin Topan

Kawasan rawan angin topan berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029 ditetapkan berada di Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Blora, Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, Kota Semarang dan Kota Pekalongan.

10). Kawasan Rawan Gas Beracun

Kawasan rawan gas beracun di Provinsi Jawa Tengah terletak di 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo.

2. Aspek Demografi

a. Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Tengah

Pertumbuhan jumlah penduduk di Provinsi Jawa Tengah cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Jawa Tengah sebanyak 32.380.687 orang. Bila dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk tahun 2000 sebanyak 30.775.847 orang, maka laju pertumbuhan

(21)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 14

penduduk Jawa Tengah sebesar 0,37% per tahun. Hal ini merupakan laju pertumbuhan penduduk terendah Provinsi di Indonesia.

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk perempuan di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 16.299.547 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 16.081.140 jiwa. Rasio jenis kelamin (rasio jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan) sebesar 98,66 yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan di Jawa Tengah lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.

Jumlah penduduk berdasarkan kabupaten/kota dapat diketahui bahwa jumlah penduduk tertinggi berada di Kabupaten Brebes sebesar 1.732.719 jiwadan terendah berada di Kota Magelang sebesar 118.316 jiwa. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.2

Penduduk Provinsi Jawa Tengah

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Tahun 2010

No. Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Kab. Cilacap 823,394 817.637 1.641.031 2. Kab. Banyumas 777,568 776.334 1.553.902 3. Kab. Purbalingga 420,389 428.934 849.323 4. Kab. Banjarnegara 436,074 433.210 869.284 5. Kab. Kebumen 577,975 580.853 1.158.828 6. Kab. Purworejo 342,957 351.447 694.404 7. Kab. Wonosobo 383,232 371.466 754.698 8. Kab. Magelang 593,949 587.967 1.181.916 9. Kab. Boyolali 459.200 472.337 931.537 10. Kab. Klaten 554.715 575.147 1.129.862 11. Kab. Sukoharjo 408.424 415.376 823.800 12. Kab. Wonogiri 452.114 476.573 928.687 13. Kab. Karanganyar 402.530 410.629 813.159 14. Kab. Sragen 420.173 436.310 856.483 15. Kab. Grobogan 648.566 660.026 1.308.592 16. Kab. Blora 408.853 420.751 829.604 17. Kab. Rembang 295.236 296.381 591.617 18. Kab. Pati 578.046 612.775 1.190.821 19. Kab. Kudus 383.633 394.321 777.954

(22)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 15

No. Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah

20. Kab. Jepara 547.876 549.282 1.097.158 21. Kab. Demak 525.712 533.226 1.058.938 22. Kab. Semarang 457.987 473.054 931.041 23. Kab. Temanggung 355.568 352.541 708.109 24. Kab. Kendal 457.237 443.374 900.611 25. Kab. Batang 352.910 353.105 706.015 26. Kab. Pekalongan 417.012 421.242 838.254 27. Kab. Pemalang 625.642 636.371 1.262.013 28. Kab. Tegal 693.287 698.973 1.392.260 29. Kab. Brebes 872.135 860.584 1.732.719 30. Kota Magelang 58.334 59.982 118.316 31. Kota Surakarta 243.363 257.279 500.642 32. Kota Salatiga 83.721 87.346 171.067 33. Kota Semarang 762.621 791.157 1.553.778 34. Kota Pekalongan 141.339 140.798 282.137 35. Kota Tegal 119.368 122.759 242.127 Jumlah 2010 16.081.140 16.299.547 32.380.687 Sumber: Susenas, BPS Provinsi Jawa Tengah, 2010

b. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 mencapai 994,97 orang per km2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kota

Surakarta, sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kabupaten Blora. Data kepadatan penduduk Jawa Tengah tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.3

Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010

No Kabupaten/Kota Luas Daerah (km2) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk per km2 1. Kab. Cilacap 2.138,51 1.641.031 767,37 2. Kab. Banyumas 1.327,59 1.553.902 1.170,47 3. Kab. Purbalingga 777,65 849.323 1.092,17 4. Kab. Banjarnegara 1.069,74 869.284 812,61 5. Kab. Kebumen 1.282,74 1.158.828 903,40 6. Kab. Purworejo 1.034,82 694.404 671,03

(23)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 16

No Kabupaten/Kota Luas Daerah (km2) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk per km2 7. Kab. Wonosobo 984,68 754.698 766,44 8. Kab. Magelang 1.085,73 1.181.916 1.088,59 9. Kab. Boyolali 1.015,07 931.537 917,70 10. Kab. Klaten 655,56 1.129.862 1.723,51 11. Kab. Sukoharjo 466,66 823.800 176,52 12. Kab. Wonogiri 1.822,37 928.687 509,60 13. Kab. Karanganyar 772,20 813.159 1.053,04 14. Kab. Sragen 946,49 856.483 904,04 15. Kab. Grobogan 1.975,85 1.308.592 662,29 16. Kab. Blora 1.794,40 829.604 462,32 17. Kab. Rembang 1.014,10 591.617 583,33 18. Kab. Pati 1.491,20 1.190.821 798,56 19. Kab. Kudus 425,17 777.954 1.821,18 20. Kab. Jepara 1.004,16 1.097.158 1.092,61 21. Kab. Demak 897,43 1.058.938 1.179,97 22. Kab. Semarang 946,86 931.041 983,29 23. Kab. Temanggung 870,23 708.109 813,70 24. Kab. Kendal 1.002,27 900.611 898,57 25. Kab. Batang 788,95 706.015 894,87 26. Kab. Pekalongan 836,13 838.254 1.002,54 27. Kab. Pemalang 1.011,90 1.262.013 1.247,17 28. Kab. Tegal 879,70 1.392.260 1.582,65 29. Kab. Brebes 1.657,73 1.732.719 1.045,24 30. Kota Magelang 18,12 118.316 6.529,58 31. Kota Surakarta 44,03 500.642 11.370,47 32. Kota Salatiga 52,96 171.067 3.230,12 33. Kota Semarang 373,67 1.553.778 4.158,16 34. Kota Pekalongan 44,96 282.137 6.275,29 35. Kota Tegal 34,49 242.127 7.020,21 Jumlah 2010 32.544,12 32.380.687 994,97 2009 32.544,12 32.864.563 1.009,85 2008 32.544,12 32.626.390 1.002,53 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, 2008 – 2009 dan Sensus Penduduk, BPS, 2010

c. Struktur Penduduk

Dilihat dari struktur penduduk, pada tahun 2009 penduduk Jawa Tengah usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 21.598.118 jiwa, kemudian untuk penduduk usia non produktif sebanyak 11.266.445 jiwa

(24)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 17

terdiri dari usia 0 – 14 th sebanyak 8.784.425 jiwa dan usia 64 tahun ke atas sebanyak 2.482.020 jiwa. Berdasarkan data tersebut maka angka dependency ratio pada tahun 2009 sebesar 52,16 lebih baik dibandingkan tahun 2008 yaitu sebesar 52,29.

B. Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah

1. Evaluasi Agregatif Pembangunan Jawa Tengah

Target pembangunan Jawa Tengah selama 5 (lima) tahun telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Tengah dengan indikator agregat makro pembangunan, yang dapat mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah.

a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indikator keberhasilan pembangunan kualitas hidup manusia yang menjadi salah satu ukuran kinerja pembangunan daerah adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Ukuran IPM dibentuk oleh 3 (tiga) parameter yaitu angka usia harapan hidup, pencapaian pendidikan dengan komponen rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf serta pengeluaran riil per kapita. IPM Jawa Tengah pada tahun 2010 sebesar 72,9 meningkat dari tahun 2009 sebesar 72,1dan telah melampaui target RPJMD tahun 2010 sebesar 72,6, tetapi masih di bawah target akhir RPJMD sebesar 74,3.

Apabila dibandingkan dengan kedua provinsi di Pulau Jawa yang situasi dan kondisinya hampir sama dengan Jawa Tengah yaitu Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, terlihat IPM Jawa Barat sebesar 71,64 (2009) dan sebesar 72,08 (2010), sedangkan IPM Jawa Timur sebesar 71,06 (2009) dan sebesar 71,55 (2010).

(25)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 18

Tabel 2.4

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Tengah, Jawa Baratdan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010

No Provinsi Tahun 2009 Tahun 2010

1 Jawa Tengah 72,10 72,9

2 Jawa Barat 71,64 72,08

3 Jawa Timur 71,06 71,55

Sumber : BPS Jateng, Jabardan Jatim (diolah) b. Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Jawa Tengah selama kurun waktu 3 tahun (2008–2010) mengalami pertumbuhan yang relatif baik. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 sebesar 5,8%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 sebesar 4,7%dan tahun 2008 sebesar 5,5%. Lapangan usaha yang pertumbuhannya cukup tinggi yaitu sektor pertambangan dan penggalian, meski kontribusi pertumbuhan masih disumbang tiga sektor utama, yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahandan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Walaupun pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu 3 tahun yang lalu mengalami peningkatan, namun jika dibandingkan dengan target pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah sebesar 6,66% (RPJMD Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013) maka diperlukan strategi dan upaya yang kuat, sebab kondisi pertumbuhan ekonomi tahun 2010 baru mencapai 5,8%. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah juga masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,1%.

Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, terlihat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 4,19% (2009) dan sebesar 6,09% (2010), sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 5,01% (2009) dan sebesar 6,67% (2010).

(26)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 19

Tabel 2.5

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah, Jawa Baratdan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010

No Provinsi Tahun 2009 Tahun 2010

1 Jawa Tengah 4,7% 5,8%

2 Jawa Barat 4,19% 6,09%

3 Jawa Timur 5,01% 6,67%

Sumber : BPS Jateng, Jabardan Jatim (diolah) c. Laju Inflasi

Besarnya laju inflasi Jawa Tengah selama kurun waktu 2008 – 2010 termasuk rendah, tidak melampaui angka dua digit. Besarnya inflasi pada tahun 2010 sebesar 6,88%, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yaitu sebesar 6,96%. Inflasi di Jawa Tengah terutama disebabkan oleh inflasi volatile foods, terkait terbatasnya pasokan beberapa komoditas pangan, seperti beras dan kelompok aneka bumbu sehubungan dengan pola musimannya. Sejauh ini, tekanan inflasi dari sisi eksternal antara lain disebabkan oleh kenaikan harga komoditas internasional, seperti emas dan gula, yang dapat dikompensasi dengan kecenderungan apresiasi nilai tukar Rupiah. Perkembangan inflasi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1

Tingkat Inflasi di Jawa Tengah Tahun 2008-2010 (%)

9,55 3,32 6,88 0 2 4 6 8 10 12 2008 2009 2010

(27)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 20

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2010

Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, terlihat inflasi Jawa Barat sebesar 2,02% (2009) dan sebesar 6,62% (2010), sedangkan inflasi Jawa Timur sebesar 3,4% (2009) dan sebesar 7,1% (2010).

Tabel 2.6

Laju Inflasi Provinsi Jawa Tengah,

Jawa Baratdan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010

No Provinsi Tahun 2009 Tahun 2010

1 Jawa Tengah 3,32% 6,88%

2 Jawa Barat 2,02% 6,62%

3 Jawa Timur 3,4% 7,1%

Sumber : BPS Jateng, Jabardan Jatim (diolah) d. Indeks Gini dan Indeks Williamson

Indeks Gini di Jawa Tengah selama kurun waktu tahun 2008– 2009 menunjukkan penurunan dari sebesar 0,30 pada tahun 2008 menjadi 0,25 pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa pemerataan hasil-hasil pembangunan di Jawa Tengah semakin baik. Indeks Williamson Jawa Tengah selama kurun waktu dua tahun (2008 dan 2009) relatif tetap yaitu sebesar 0,66 artinya pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah di Jawa Tengah cukup baik.

e. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah untuk menunjukkan kemampuan tukar barang-barang (produk pertanian) yang dihasilkan petani dengan barang/jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam memproduksi produk pertanian. Pada tahun 2009, NTP Jawa Tengah sebesar 100,03 meningkat menjadi 103,12 pada tahun 2010.

Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, terlihat NTP Jawa Barat sebesar 97,79 (2009) dan sebesar

(28)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 21

101,46 (2010), sedangkan NTP Jawa Timur sebesar 99,24 (2009) dan sebesar 98,87 (2010).

Tabel 2.7

Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010

No Provinsi Tahun 2009 Tahun 2010

1 Jawa Tengah 100,03 103,12

2 Jawa Barat 97,79 101,46

3 Jawa Timur 99,24 98,87

Sumber : BPS Jateng, Jabardan Jatim (diolah)

f. Penduduk Miskin dan Pengangguran

Persentase penduduk miskin di Jawa Tengah mengalami penurunan yaitu 17,72% (2009) menjadi 16,56% (2010), sedangkan target akhir RPJMD tahun 2013 sebesar 13,27%. Kondisi ini menggambarkan bahwa penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah menunjukkan kinerja yang semakin baik, terutama karena meningkatnya program-program penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan secara berkelanjutan. Namun demikian perlu kerja keras untuk pencapaian target RPJMD. Besarnya jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.8

Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Tengah Tahun 2008-2010

No Indikator 2008 2009 2010 ∑ (ribu) % ∑ (ribu) % ∑ (ribu) %

1 Kota 2.556,5 16,34 2.420,9 15,41 2.258,9 14,33

2 Desa 3.633,1 21,96 3.304,7 19,89 3.110,2 18,66

3 Kota + Desa 6.189,6 19,23 5.725,7 17,72 5.369,2 16,56

Sumber data: BPS Provinsi Jawa Tengah (Susenas), 2010

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2009 sebanyak 1.252.267 orang (7,33%) dan tahun 2010 sebanyak 1.046.883 orang (6,21%) telah melampaui target akhir RPJMD sebesar

(29)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 22

7,34%. Kondisi ini menunjukkan penyerapan tenaga kerja semakin meningkat.

Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, terlihat jumlah penduduk miskin di Jawa Barat pada tahun 2009 sebanyak 4.983 ribu (11,96%) dan tahun 2010 sebanyak 4.773 ribu (11,27%), sedangkan jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada tahun 2009 sebanyak 6.022 ribu (16,68%) dan tahun 2010 sebanyak 5.529 ribu (15,26%). Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Barat pada tahun 2009 sebanyak 2.079.830 orang (10,96%) dan tahun 2010 sebanyak 1.951.391 orang (10,33%), sedangkan TPT di Jawa Timur pada tahun 2009 sebanyak 1.033.512 orang (5,08%) dan tahun 2010 sebanyak 828.943 orang (4,25%).

Tabel 2.9

Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Tengah, Jawa Baratdan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010

No Provinsi 2009 2010

∑ (ribu) % ∑ (ribu) %

1 Jawa Tengah 5.725,7 17,72 5.369,2 16,56

2 Jawa Barat 4.983 11,96 4.773 11,27

3 Jawa Timur 6.022 16,68 5.529 15,26

Sumber : BPS Jateng, Jabardan Jatim (diolah) Tabel 2.10

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Tengah, Jawa Baratdan Jawa Timur Tahun 2009 – 2010

No Provinsi 2009 2010

Jumlah % Jumlah %

1 Jawa Tengah 1.252.267 7,33 1.046.883 6,21

2 Jawa Barat 2.079.830 10,96 1.951.391 10,33

3 Jawa Timur 1.033.512 5,08 828.943 4,25

(30)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 23

g. IPG dan IDG

Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jawa Tengah tahun 2008 sebesar 64,66 dan tahun 2009 mencapai 65,03. Sedangkan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) tahun 2008 sebesar 59,76 dan tahun 2009 sebesar 59,96. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan IPG dan IDG dari tahun 2008 ke 2009. Indeks Pembangunan Gender diukur dari indikator komposit meliputi: 1) angka harapan hidup antara perempuan dan laki-laki; 2) angka melek huruf perempuan dan laki-laki; 3) rata-rata lama sekolah untuk perempuan dan laki-laki; dan 4) sumbangan pendapatan. Kemudian untuk IDG diukur dari indikator komposit meliputi: 1) keterlibatan perempuan di parlemen; 2) perempuan

sebagai tenaga manajer, profesional, administrasi, teknisi; dan 3) sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja.

Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, terlihat IPG Jawa Barat sebesar 61,81 (2008) dan sebesar 61,84 (2009), sedangkan IPG Jawa Timur sebesar 62,97 (2008) dan sebesar 63,48 (2009). Sementara IDG Jawa Barat sebesar 55,51 (2008) dan sebesar 55,77 (2009), sedangkan IDG Jawa Timur sebesar 59,81 (2008) dan sebesar 60,26 (2009).

Tabel 2.11

IPG dan IDG Provinsi Jawa Tengah, Jawa Baratdan Jawa Timur Tahun 2008 – 2009

No Provinsi IPG IDG

2008 2009 2008 2009

1 Jawa Tengah 64,66 65,03 59,76 59,96

2 Jawa Barat 61,81 62,97 55,51 55,77

3 Jawa Timur 62,97 63,48 59,81 60,26

(31)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 24

2. Evaluasi Kinerja Urusan Kewenangan Provinsi

a. Urusan Wajib

Evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan untuk urusan wajib adalah sebagai berikut:

1). Pendidikan

Capaian kinerja pembangunan pendidikan, antara lain ditunjukkan beberapa indikator sebagai berikut :

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); capaian APK PAUD tahun 2010 sebesar 68,41% sudah melampaui target akhir RPJMD sebesar 65%. Dikaitkan dengan target Pendidikan Untuk Semua (PUS) sebagaimana Deklarasi Dakar, APK PAUD perlu dipacu untuk mencapai target 75% pada tahun 2015.

Pendidikan Dasar; APM SD/MI Tahun 2010 sebesar 97,08%, namun masih di bawah target akhir RPJMD sebesar 98%. Dikaitkan dengan rangkaian pencapaian target MDGs, target capaian APM SD/MI pada tahun 2011 sebesar 97,67% dan tahun 2012 sebesar 98,25%. Apabila trend tersebut dapat dipertahankan, diharapkan APM SD/MI pada tahun 2015 dapat mencapai 100. APK SMP/MTs tahun 2010 sebesar 99,40%. Capaian tersebut telah melampaui target RPJMD sebesar 98%. Hal yang perlu dilakukan adalah mempertahankan capaian indikator untuk menuju Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun. Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) SD/MI Tahun 2009/2010 sebesar 94,85%. Angka tersebut dibawah target RPJMD sebesar 98%. Untuk SMP/MTs tahun 2010/2011 sebesar 99,05% (500.570 siswa dari 505.393 siswa) Angka tersebut diatas target RPJMD sebesar 93%.

Pendidikan Menengah; APK SMA/SMK/MA dan sederajat sebesar 64,62%, masih di bawah target akhir RPJMD sebesar 70%. Rasio Siswa SMK : SMA tahun 2010 adalah 60,90 : 39,10. Hal yang perlu dipacu untuk mendukung Program Provinsi Vokasi

(32)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 25

70 : 30 pada tahun 2013. Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) SMA/SMK/MA tahun 2010/2011 sebesar 98,43% (303.056 siswa dari 307.888 siswa).

Pendidikan Non formal dan Informal, indikator kinerja antara lain : (1) Pengembangan Desa Vokasi, sampai dengan tahun 2010 jumlah Desa Vokasi sebanyak 140 Desa, dengan target pada tahun 2013 sebanyak 245 Desa; (2) Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Desa/Kelurahan di Jawa Tengah memiliki TBM sebesar 9,00% namun masih di bawah target akhir RPJMD 15%; (3) Kelulusan Paket A sebesar 96,50%, di bawah target akhir RPJMD sebesar 97%; (4) Kelulusan Paket B 90,00%, di bawah target akhir RPJMD 95%; (5) Kelulusan Paket C sebesar 86,00%, di bawah target akhir RPJMD 90%; (6) Angka buta aksara usia >45 thn pada tahun 2010 sebesar 1%, sesuai terget RPJMD sebesar <1%.

Pendidikan Khusus; APK Pendidikan Khusus sebesar 37,00%, masih di bawah target akhir RPJMD sebesar 40%; Pendidikan Khusus terakreditasi tahun 2010 sebesar 68,45%, di bawah target akhir RPJMD sebesar 100%; Angka Naik Kelas sebesar 97%, masih di bawah target akhir RPJMD sebesar 98%;

Tenaga Pendidik/Tenaga Kependidikan; sampai dengan Tahun Anggaran 2010 jumlah pendidik di Jawa Tengah yang berkualifikasi S1/D4 sebanyak 164.081 orang (41,96%) dan yang belum memenuhi kualifikasi sebanyak 226.933 orang (58,04%). Sedangkan pendidik yang telah bersertifikat pendidik sebanyak 117.864 orang (30,14%), sehingga masih terdapat 273.150 orang (69,86%) yang belum tersertifikasi. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bertekad pada tahun 2013 seluruh pendidik di Jawa Tengah telah memenuhi kualifikasi S1/D4 dan telah bersertifikat pendidik dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Dibandingkan dengan target RPJMD, Tenaga Pendidik

(33)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 26

berkualifikasi S1/D4 sampai dengan tahun 2010 pada PAUD mencapai 18,83%, masih di bawah target RPJMD 30%; SD/SDLB mencapai 34,11%, di bawah RPJMD 45%; SMP/SMPLB mencapai 76,03%; SMA /SMK/SMALB 89,83%, masih di bawah target akhir RPJMD 93%.

Pendidikan Tinggi; kemitraan Perguruan Tinggi dengan Pemda sebesar 18%, masih di bawah target akhir RPJMD sebesar 25%. Kemitraan tersebut akan ditingkatkan untuk mendukung kualitas pembangunan pendidikan pada khususnya dan pembangunan bidang lainnya (kesehatan, pertanian dan lainnya) pada umumnya.

Manajemen Pelayanan Pendidikan dan Pendidikan Berkelanjutan; Wawasan Kebangsaan melalui Fasilitasi Pembinaan Nasionalisme Pendidikan sebesar 60%, masih di bawah target akhir RPJMD sebesar 75%; Kearifan Lokal 100%, Sekolah di Jawa Tengah melaksanakan kurikulum Bahasa Jawa sesuai target RPJMD sebesar 100%.

Beberapa langkah konkrit yang perlu dilakukan guna percepatan pencapaian target akhir RPJMD adalah perluasan akses layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara holistik-komprehensif, mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan Pendidikan Dasar (DIKDAS), peningkatan mutu dan relevansi Pendidikan Menengah (DIKMEN), pengembangan layanan pendidikan inklusi, pengembangan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), akselerasi standarisasi (Akreditasi) satuan pendidikan, peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik secara berkelanjutan, peningkatan mutu layanan pendidikan, serta pengembangan pendidikan berkarakter secara konsisten dan berkelanjutan.

(34)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 27

Gambaran kondisi mengenai pendidikan Jawa Tengah terdapat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.12

Kondisi Pendidikan di Jawa Tengah Tahun 2008-2010

No. Variabel Indikator 2008 2009 2010

a) Angka Melek Huruf (%) 96 99 99,99

b) Rata-rata lama sekolah 6,8 6,86 7,2*

c) APK SD/MI (%) 106,79 107,31 108,00 d) APK SMP/MTs (%) 92,63 96,93 99,40 e) APK SMA/SMK/MA (%) 53,51 54,87 64,62 f) APM SD (%) 90,99 95,82 97,08 g) APM SMP/MTs (%) 71,5 75,29 76,87 h) APM SMA/SMK/MA (%) 48,78 49,19 50,12

Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, data diolah *Susenas, BPS, Juli 2010

2). Kesehatan

Usia harapan hidup di Jawa Tengah pada tahun 2009 dan 2010 sebesar 72 tahun, masih di bawah target akhir RPJMD yaitu 73,8 tahun.

Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2009 yaitu 114 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2010 yaitu 104,97 per 100.000 kelahiran hidup, masih di bawah target RPJMD yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. Menurunnya AKI antara lain disebabkan oleh meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal dan meningkatnya persalinan oleh tenaga kesehatan. Masih perlu upaya serius terutama untuk meningkatkan cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani.

Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2009 yaitu 9,7 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2010 yaitu 10,62 per 1.000 kelahiran hidup, masih di bawah target akhir RPJMD yaitu 9,8 per 1.000 kelahiran hidup. Hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah penanganan neonates komplikasi.

(35)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 28

Kasus kekurangan gizi pada balita yang menyebabkan terjadinya kelainan tinggi terhadap berat badan permanen (anak pendek untuk umurnya/stunting) pada tahun 2007 (data riskesdas 2007) adalah 34,4 % dan Tahun 2010 sebesar 12,56%. Prevalensi gizi buruk pada tahun 2009 sebesar 0,16% dan tahun 2010 sebesar 0,08% (data Riskesdas 2010), masih di bawah target akhir RPJMD sebesar 0,82%. Untuk pencapaian target tersebut, perlu peningkatan perbaikan gizi masyarakat terutama bagi penduduk miskin melalui berbagai program lintas sektor.

Prioritas penanganan penyakit menular dititikberatkan pada HIV/AIDS, TB Paru, Demam Berdarah, Malaria dan Kusta. Jumlah kasus (penderita baru) HIV/AIDS tahun 2009 sebanyak 573 kasus (72 orang meninggal), meningkat pada tahun 2010 sebanyak 874 kasus (160 orang meninggal). Meningkatnya penemuan jumlah kasus penderita HIV/AIDS tersebut, dikarenakan semakin efektifnya kegiatan sosialisasi pencegahan dan pendorongan kelompok beresiko tinggi untuk melakukan pemeriksaan (voluntary, concelling and testing).

Penemuan penderita baru penyakit Tubercolusis Paru (TB) pada Tahun 2010 sebesar 53,72% meningkat dibanding tahun 2009 sebesar 48,5%, namun demikian masih di bawah target akhir RPJMD yaitu 70%. Kondisi ini menunjukkan meningkatnya aktivitas untuk penemuan penderita baru TB paru melalui surveillance dan kegiatan pendamping minum obat.

Angka Kesakitan DBD pada tahun 2010 sebesar 59,5/100.000 penduduk dan angka kematian DBD sebesar 1%. Target akhir RPJMD untuk Angka Kesakitan DBD adalah <15/100.000 penduduk. Angka kematian karena DBD masih belum mencapai target akhir RPJMD sebesar <1%. Peningkatan angka kesakitan DBD antara lain disebabkan karena masih rendahnya perilaku hidup bersih, belum optimalnya

(36)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 29

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pemanasan global yang berdampak pada penularan penyakit DBD secara trans ovarian.

Pada tahun 2009 Angka Kesakitan Malaria sebesar 0,047 per 1.000 penduduk dan tahun 2010 sebesar 0,101 per 1.000, telah mencapai target akhir RPJMD sebesar 1 per 1.000. Daerah endemis malaria di Jawa Tengah adalah Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Purworejo dan Banyumas dengan prevalensi Malaria (API) paling tinggi adalah Kabupaten Purbalingga.

Penanganan penderita gangguan jiwa yang dipasung sampai dengan bulan Juni 2011 sebanyak 144 orang dari 333 kasus di 16 Kabupaten/Kota. Pada tahun 2012 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bertekad untuk mewujudkan Jawa Tengah Bebas Pasung. Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan penanganan penderita gangguan jiwa yang dipasung.

Gambaran kondisi mengenai kesehatan Jawa Tengah terdapat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.13

Kondisi Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2008-2010

No. Variabel Indikator 2008 2009 2010

1. Angka Harapan Hidup (tahun) 71,1 72 72

2. Angka Kematian Ibu ( per 100.000 KH) 117 114 104,97

3. Angka Kematian Bayi ( per 1000 KH) 9,88 9,7 10,62

Sumber data: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, data diolah

3). Pekerjaan Umum

Panjang jalan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 adalah 26.368,792 km, terdiri dari jalan nasional 1.390,571 km, jalan provinsi 2.565,621 km dan jalan kabupaten/kota 22.412,60 km.

Kinerja jalan provinsi dalam kondisi baik 85% (2009) menjadi 85,36% (2010); kondisi sedang 14,61% (2009) menjadi 14,29% (2010); kondisi rusak 0,39% (2009) menjadi 0,35% (2010),

(37)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 30

dengan target akhir RPJMD untuk kondisi jalan baik sebesar 86,54%. Sedangkan kinerja jalan Nasional tahun 2010 kondisi baik sebesar 5,97%, kondisi sedang sebesar 65,71% dan kondisi rusak sebesar 28,32%.

Panjang jembatan Provinsi adalah 25.335 m, dengan kondisi baik pada tahun 2009 sebesar 75,46% dan tahun 2010 sebesar 76,35%, target RPJMD sebesar 79% di tahun 2013, sehingga masih perlu dipacu untuk dapat mencapai target akhir RPJMD.

Pengadaan tanah untuk pembangunan Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2010 mencapai 97,66 km (46,51%), sedangkan untuk pembangunan konstruksi baru sepanjang 27,09 km (12,76%). Melalui Regional Road Development Project (RRDP) Tranche I (2011 – 2013), target sampai akhir tahun 2013 sepanjang 102,89 km (48,48% dari total panjang JJLS yaitu 212,25 km).

Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo sepanjang 75,67 km, sampai tahun 2010 pembangunan jalan tol Seksi I (Semarang–Ungaran) sepanjang 14,1 km baru mencapai 93,34% dikarenakan mundurnya waktu penyelesaian pembebasan tanah pasca konsinyasi di Paket III (Penggaron-Beji), redesign menyesuaikan kondisi struktur tanah pada lokasi STA 5 Paket Gedawang-Penggaron di Dusun Karangpucung-Pudakpayung dan terhambatnya pengeprasan bukit Ceper dan Cemorosewu karena kondisi cuaca/intensitas hujan yang cukup tinggi. Selanjutnya untuk Seksi II (Ungaran–Bawen) sepanjang 9 km, dalam tahap pembebasan lahan (89,08%).

Hal-hal yang masih perlu mendapat perhatian adalah masih banyaknya ruas jalan provinsi yang mempunyai kapasitas dan kualitas struktur yang belum mantap, terutama di wilayah timur Jawa Tengah, wilayah perbatasan antar Provinsi dan antar

(38)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 31

Kabupaten/Kota, daerah rawan bencana dan kawasan pengembangan perekonomian wilayah.

Pada tahun 2010, kondisi jaringan irigasi baik mencapai 49% tetapi kondisi ini masih perlu didorong untuk mencapai target RPJMD sebesar 72%. Kondisi DAS kritis yang telah tertangani sampai tahun 2010 sebanyak 16 DAS dari 35 DAS kritis yang harus ditangani sesuai target RPJMD. Selain itu, luas genangan banjir di tahun 2010 sebesar 186.456 Ha, berkurang dari tahun 2009 seluas 192.942 Ha, sehingga masih perlu penanganan untuk mencapai target RPJMD seluas 167.000 Ha. Pemenuhan kebutuhan air baku sampai tahun 2010 telah mencapai 44% masih sesuai target RPJMD, namun demikian untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim masih dibutuhkan pembangunan sarana prasarana air baku terutama di daerah kritis. Panjang pantai kritis di tahun 2010 sebesar 140 km, menurun dari tahun 2009 sepanjang 157 km, namun masih perlu didukung untuk mencapai target RPJMD sepanjang 130 km.

Cakupan pelayanan air bersih di Jawa Tengah pada tahun 2009 di kawasan perkotaan (37%) dan kawasan pedesaan (9%) meningkat pada tahun 2010 di kawasan perkotaan (38,7%) dan kawasan pedesaan (10,4%). Cakupan layanan sanitasi tahun 2009 sebesar 54,73% meningkat pada tahun 2010 sebesar 57,70%. Capaian tersebut masih sesuai dengan target RPJMD, apabila dibandingkan dengan target MDGs khususnya untuk cakupan air bersih pedesaan masih perlu percepatan pencapaian.

4). Perumahan

Pada tahun 2010, backlog rumah di Jawa Tengah sebanyak 755.493 unit. Salah satu penyebab tingginya backlog rumah adalah bencana alam sehingga banyak keluarga yang kehilangan rumah. Selain itu masih terdapatnya rumah tidak layak huni/kumuh di perkotaan sebanyak 115.000 rumah tangga atau

(39)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 32

5% dari 2.300.000 rumah tangga yang dalam kondisi tidak layak huni. Jumlah rumah tidak layak huni yang telah dipugar dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 sebanyak 2.250 rumah.

Pada tahun 2009 jumlah rumah Rumah Tangga Miskin (RTM) yang diperbaiki sebanyak 714 unitdan pada tahun 2010 sebanyak 591 unit, Bantuan Rumah Tangga Miskin pada tahun 2009 sebanyak 1.275 unit dan pada tahun 2010 sebanyak 575 unit, serta Bantuan Rumah Panggung tahun 2009 sebanyak 40 unitdan tahun 2010 sebanyak 50 unit.

Memperhatikan kondisi di atas, peran pemerintah provinsi dalam pengembangan perumahan yang terbatas pada pemberian stimulan perbaikan rumah dan peningkatan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) masih perlu ditingkatkan dengan mendorong swadaya masyarakat dan swasta yang secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah rumah layak huni.

5). Penataan Ruang

Sebagai pelaksanaan amanat UU No 26 Tahun 2007, Tahun 2010 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menetapkan Perda No 6 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Tengah yang berlaku sampai 20 tahun mendatang. Selain itu, juga telah menyusun Rencana Rinci Tata Ruang sebagai penjabaran RTRW sebanyak 2 buah, sosialisasi dan mitigasi kawasan rawan bencana. Dalam fasilitasi penyusunan/penyesuaian Perda RTRW Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah telah mengeluarkan rekomendasi terhadap 31 Raperda RTRW Kabupaten/Kota yang difasilitasi oleh BKPRD Provinsi Jawa Tengah.

Penetapan Perda RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota, secara normatif terlambat, tetapi hal ini dikarenakan keterlambatan terbitnya pedoman penyusunan Perda RTRW Provinsi, Kabupatendan Kota, sehingga keterlambatan tidak hanya terjadi

(40)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 33

pada Provinsi Jawa Tengah (beserta kabupaten/kota di Jawa Tengah), tetapi juga terjadi secara nasional. Secara nasional, penetapan Perda RTRW Provinsi Jawa Tengah relatif lebih cepat, yaitu merupakan urutan ke-6 secara nasional.

Berkenaan dengan telah tersusunnya perda-perda RTRW provinsi maupun kabupaten/kota, maka perlu ditindaklanjuti dengan upaya konsistensi pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

6). Perencanaan Pembangunan

Capaian kinerja perencanaan pembangunan sampai tahun 2010 adalah tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan yaitu RKPD Tahun 2011 melalui forum-forum perencanaan pembangunan seperti Musrenbangwil, Musrenbangprov, Rakortas dan Musyawarah Regional. Di samping itu, dalam rangka mendukung kebijakan dan strategi pembangunan daerah, dilakukan melalui penyusunan dokumen-dokumen di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, bidang pemerintahan kependudukan dan bidang sarana prasarana wilayah antara lain berupa Potensi Ekonomi Daerah Kawasan Kedungsapur, Perencanaan Pembangunan Lingkungan Pedesaan, Kelembagaan dan Pengelolaan Sumberdaya Air Energi Alternatif Pedesaan, Pengembangan Kawasan Agropolitan, Rancangan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD), Pelaksanaan Program Kelangsungan Hidup Perkembangan Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA), Pelaksanaan Program Pendidikan Untuk Semua (PUS), Rencana Umum Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), Rencana Pengelolaan Bencana (Disaster Management Plan), Rencana Aksi Daerah Pengurangan Resiko Bencana (RAD-PRB).

Di samping itu untuk mendukung penyusunan perencanaan dan strategi pembangunan dilakukan kajian dan penelitian di

(41)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 34

bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, teknologi air bersih, penangkapan ikan, pengembangan usaha dan pemerintahan.

Dalam rangka pengendalian dan konsistensi kebijakan pembangunan daerah telah dilakukan fasilitasi penyusunan RPJPD dan RPJMD Kabupaten/Kota serta evaluasi kinerja program pembangunan baik yang bersumber dari APBD maupun APBN.

7). Perhubungan

Jumlah trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Jawa Tengah tahun 2010 sebanyak 840 trayekdan jumlah trayek Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) sebanyak 367 trayek, relatif tetap dengan tahun sebelumnya. Jumlah bus pada tahun 2009 sebanyak 11.825 unit menurun di tahun 2010 sebanyak 10.174 unit. Hal ini disebabkan masyarakat cenderung memilih menggunakan angkutan pribadi (sepeda motor). Jumlah Mobil Penumpang Umum (MPU) relatif tetap sejumlah 397.667 unit.

Jumlah rambu lalu lintas tahun 2009 sebanyak 9.238 buah, meningkat pada tahun 2010 sebanyak 10.436 buah. Sedangkan jumlah jembatan timbang di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2009-2010 sebanyak 17 unit dengan sistem komputerisasi, terdiri dari kapasitas 40 ton sebanyak 9 unit dan kapasitas 80 unit sebanyak 8 unit.

Jumlah penumpang Kereta Api (KA) di Jawa Tengah pada tahun 2009 sebanyak 2.147.859 orang menurun pada tahun 2010 sebanyak 1.854.806 orang. Jumlah barang yang diangkut pada tahun 2009 sebesar 19.179,65 ton meningkat pada tahun 2010 sebesar 19.982 ton. Pada tahun 2010 telah disusun Rencana Induk Perkeretapian Jawa Tengahdan DED perlintasan tidak sebidang pada 5 lokasi (Kabupaten Sragen, Purworejo, Kebumen, Brebes dan Sukoharjo).

Untuk pelayanan SDP, selama tahun 2009 KM. Muria yang melayani lintas Jepara-Karimunjawa PP mengangkut penumpang

(42)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 35

sebanyak 22.901 orang, menurun di tahun 2010 sebanyak 16.350 orang. Sedangkan untuk KM. Kartini yang melayani lintas Semarang – Karimunjawa – Jepara PP selama tahun 2009 mengangkut penumpang sebanyak 13.257 orang meningkat di tahun 2010 sebanyak 15.977 orang.

Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Tanjung Mas tahun 2009 sebanyak 1.398 Call atau 8.605.624 GT meningkat di tahun 2010 sebanyak 2.221 Call atau 12.556.730 GT. Jumlah cargo yang diangkut tahun 2010 sebanyak 7.863.850 ton/m³/liter. Jumlah container yang diangkut tahun 2009 sebesar 82.029 teus meningkat di tahun 2010 sebesar 384.522 teus. Jumlah penumpang domestik dan internasional tahun 2009 sebanyak 302.772 orang meningkat di tahun 2010 sebanyak 449.645 orang.

Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap pada tahun 2009 sebanyak 2.326 Call menurun pada tahun 2010 sebanyak 1.249 Call atau 21.882.020 GT. Jumlah bongkar muat barang dan migas 23.895.627 ton/m³/liter dan hewan 24.952 ekor.

Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Tegal tahun 2009 sebanyak 938 Call atau 295.668 GT meningkat pada tahun 2010 sebanyak 3.949 Call atau 426.768 GT. Jumlah bongkar muat tahun 2009 sebesar 69.486 ton m³/liter menurun pada tahun 2010 sebesar 29.525 ton/m³/liter.

Jumlah penumpang domestik di Bandar Udara Ahmad Yani Semarang selama tahun 2009 sebanyak 1.627.706 orang meningkat selama tahun 2010 sebanyak 1.954.901 orang. Sedangkan penumpang internasional pada tahun 2009 sebanyak 23.278 orang meningkat di tahun 2010 sebanyak 38.603 penumpang. Pergerakan pesawat sebanyak 16.328 penerbangan domestik dan 508 penerbangan internasional. Barang yang diangkut dalam penerbangan domestik pada tahun 2009 sebesar

(43)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 36

19.722.375 kg meningkat pada tahun 2010 sebesar 23.862.533 kg. Sedangkan barang yang diangkut dalam penerbangan internasional tahun 2009 sebesar 456.709 kg meningkat ditahun 2010 sebesar 1.641.079 kg. Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa transportasi udara telah dilakukan peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana pada Bandar Udara Ahmad Yani dengan dikembangkannya pembangunan terminal di sisi utara tahun 2011 dan direncanakan selesai tahun 2013.

Jumlah Penumpang di Bandara Adi Soemarmo tahun 2009 sebanyak 686.410 orang meningkat pada tahun 2010 sebanyak 737.854 orang. Pergerakan pesawat domestik pada tahun 2009 sebanyak 4.646 meningkat di tahun 2010 sebanyak 5.106. Sedangkan penerbangan internasional pada tahun 2009 sebanyak 1.056 menurun di tahun 2010 menjadi sebanyak 887.

Pengembangan Bandara Dewadaru Karimunjawa dengan realisasi pembebasan tanah seluas 10.177 m² pada tahun 2010 dari total kebutuhan 155.831 m², sisanya diakomodir pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

Capaian urusan perhubungan secara umum sesuai dengan tahapan yang direncanakan tetapi belum optimal yaitu kinerja pelayanan untuk mendukung keselamatan lalu lintas, pengembangan jalur kereta api regional dan pembangunan double track, Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas melalui pembangunan Terminal Kendal, Pengembangan Bandar Udara Ahmad Yani serta Pengembangan Bandar Udara Dewadaru Karimunjawa.

8). Lingkungan Hidup

Perlindungan dan konservasi sumber daya alam merupakan salah satu program peningkatan fungsi kawasan lindung di luar kawasan hutan dan daerah tangkapan air. Sampai dengan tahun 2010 penanganan lahan sekitar kawasan lindung di luar kawasan

(44)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 37

hutan telah tertangani 1.525,5 Ha dari target 11.137,95 ha (5% dari seluruh luas kawasan lindung 222.759 ha) dan pelaksanaan konservasi tanaman langka 279 jenis tanaman dari target 360 jenis. Selain konservasi secara vegetatif, dilakukan konservasi secara sipil teknis meliputi : Pembangunan 200 unit sumur rombong, pembangunan 15 PAH (Penampungan Air Hujan) dan 28 sumur resapan.

Penanganan kerusakan pesisir akibat abrasi pantai sampai dengan tahun 2010 dilakukan dengan pembangunan sabuk pantai sepanjang 1.475,5 m dan penanaman mangrove sebanyak 336.529 btg (109 ha), jauh dari target RPJMD yakni 3.000 m sabuk pantai dan mangrove 200 Ha.

Penyusunan kajian daya tampung dan penetapan kelas air sungai baru dilakukan di 4 sungai dari 6 sungai yang ditargetkan RPJMD, termasuk kajian daya dukung lingkungan ditargetkan di 6 DAS/Sub DAS yang sampai saat ini belum dapat terealisasi dikarenakan menunggu panduan pusat terkait penyusunan daya dukung lingkungan.

Upaya peningkatan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) di 10 Kabupaten diharapkan pada tahun 2013 dapat mencapai 20%, dimana realisasi sampai tahun 2010 peningkatan kualitas RTH di 5 daerah baru seluas 80,16 Ha atau 0,26%, sehingga belum mencapai target RPJMD yaitu 10 daerah.

Cadangan air tanah di Jawa Tengah diprediksi kurang lebih sejumlah 12.168.523.000 m3, sedangkan sumur air tanah yang berijin sampai Tahun 2010 jumlahnya mencapai 4.259 buah, sumur P2AT 563 buah dan masih banyak lagi yang tidak terdaftar. Pemanfaatan air tanah meningkat sehingga perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi krisis air.

Pada Tahun 2010 tercatat jumlah industri besar 764 buah, industri kecil dan menengah 644.311 buah, rumah sakit 162 buah,

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran berbasis prezi dilakukan oleh 2 orang ahli materi, 2 orang ahli media, guru mata pelajaran geografi serta siswa SMA Negeri 1 Kubung kelas X IPS

Fenomena inilah yang memberikan motivasi penulis untuk melihat lebih jauh pelaksanaan kemitraan antar stakeholders dalam pengelolaan objek wisata ziarah Makam

Hal ini sesuai dengan pendapat Kinsey (dalam Sudjana, 2001) yang menyatakan bahwa perubahan tingkah laku ini mencakup pengetahuan (knowledge), sikap (attitude),

Berangkat dari pemikiran umum tentang kenyataan dan tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam dan realitas empirik yang terjadi pada lembaga-lembaga MTs di

Secara sintaktis, penggunaan kata tanya apakah dalam konstruksi interogatif retorik memiliki struktur yang hampir sama dengan konstruksi interogatif tertutup, yaitu

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMA Islam Harapan Ibu bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat mengenai dampak dan pencegahan cyber

Aplikasi produk murabahah pada BRI Syari’ah KCP Metro yaitu untuk barang-barang yang jumlahnya tidak banyak maka pihak bank dapat membelikan terlebih dahulu dari pihak ke-tiga

t test and F test result with α = 10%, the effect is variable level of education, bussines duration, labor force, and capital, while the F-test indicates that the