• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI KEBERHASILAN SEPAK MULA DENGAN MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI DAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PEMAIN SEPAK TAKRAW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURVEI KEBERHASILAN SEPAK MULA DENGAN MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI DAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PEMAIN SEPAK TAKRAW"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

215

SURVEI KEBERHASILAN SEPAK MULA DENGAN MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI DAN KAKI BAGIAN DALAM

PADA PEMAIN SEPAK TAKRAW

Bujang1& Kamaludin2 Universitas Islam “45” Bekasi bujangsalamaek@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui lebih dalam tentang keberhasilan service pada permainan sepak takraw, dalam hal ini adalah teknik service yang menggunakan kaki bagian dalam dan punggung kaki. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet PSTI Kabupaten Karawang yang berposisi tekong, baik yunior maupun senior yang berjumlah sebanyak 8 orang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam situasi. sedangkan analisis ini data peneliti menggunakan uji t.Dari hasil analisis data, penelitian ini menunjukan keberhasilan teknik yang menggunakan punggung kaki memunyai nilai rata-rata sebesar 27,38 point, standar deviasi 4,06 dan varian 16,52. Sedangkan teknik yang menggunakan kaki bagian dalam nilai rata-ratanya adalah 31,61, standar deviasinya 4,56, dan varian adalah 20,80. Nilai rata-rata diatas menunjukkan kemampuan dari atlet-atlet PSTI Kabupaten Karawang baru mencapai + 63,22% dengan menggunakan kaki bagian dalam dan 54,76% service menggunakan punggung kaki. Selanjutnya dari hasil survei kedua teknik ini, menunjukkan bahwa kedua teknik service ini tidak ada perbedaan terhadap hasil yang dicapai, hal ini dapat dibuktikan dengan mempergunakan analisas uji t, ditemukan nilainya thitung sebesar 1,00, nilai ini

lebih kecil dari ttabel pada taraf α 5% yaitu sebsar 2.145 (1,00 < 2.145).

Kata Kunci: Sepak Mula, Sepak Takraw

Sepak takraw merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada even olahraga antar bangsa di kawasan Asia Tenggara. Keberadaan dan keikutsertaan sepak takraw dalam event tersebu berkaitan dengan asal mula permainan sepak takraw itu sendiri, yaitu telah dikenal dan dilakukan sebagai permainan oleh sebagian masyarakat di kawasan Asia Tenggara. Di Indonesaia, pada mulanya sepak takraw dikenal dengan istilah Sepak Raga, sedangkan di Malaysia bernama Sepak Raga Jaring, di Brunai bernama Sepak Raga Jala, di Burma bernama Ching Loong, di Laos bernama Kator, di Philipina bernama Sipa, di Thailand bernama Takraw, dan di Singapura bernama Bola Sepak Raga.

1 Bujang: Dosen PJKR FKIP Universitas Islam “45” Bekasi 2

(2)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

216

Di Indonesia, sepak takraw telah dikenal sebagai olahraga tradisional di beberapa daerah terutama di daerah Riau yang dikenal dengan nama “Rago Tinggi”, di Bengkulu dengan nama “Cepak”, di Sumatera Barat dengan nama “Sepak Rago”, di Sulawesi Selatan dengan nama “Maraga” (dalam bahasa Bugis) dan “Akraga” (dalam bahasa Makassar). (Ratinus Darwis dan Penghulu Basa, 1992: 2). Dalam perkembangannya, sepak takraw mengalami berbagai perubahan dan penyempurnaan. Pada mulanya sepak takraw merupakan suatu kegiatan atau permainan yang bersifat rekreasi semata, yaitu permainan yang dilakukan pada waktu luang, perayaan pesta maupun sebagai salah satu hiburan masyarakat. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Sudrajat Prawirasaputra (2000:1) bahwa, “Sepak raga dapat dimainkan kapan saja dan di mana saja, sekedar untuk menghibur masyarakat atau dirinya sendiri dalam mengisi waktu luang. Namun pada saat yang penting, sepak raga ini dimanfaatkan untuk memeriahkan pesta pelantikan raja, pesta perkawinan, pesta keluarga, panen atau atraksi.” Selanjutnya permainan ini lambat laun mengalami perubahan terhadap tujuan permainan, yaitu menjadikan sepak takraw sebagai salah satu cabang olahraga prestasi.

Sepak takraw yang dikenal saat ini merupakan salah satu bentuk permainan yang telah mengalami perubahan dan penyempurnaan terutama dalam peraturan permainannya. Di Indonesia, sepak takraw dipertandingkan untuk pertama kalinya pada PON X tahun 1981. Sejak saat itu pembinaan olahraga sepak takraw mulai digalakkan di setiap daerah. Dalam suatu permainan sepak takraw dapat diamati berbagai macam teknik permainan yang ditampilkan oleh setiap pemain, diantaranya menyepak, memaha, mendada, membahu dan menyundul. Teknik-teknik tersebut merupakan teknik dasar permainan sepak takraw yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Sedangkan teknik-teknik lainnya yang tergolong teknik khusus yaitu sepak mula (servis), menerima sepak mula, umpan, smash dan menahan (block). Di berbagai olahraga prestasi tertentu dituntut terciptanya rekor dan kemenangan-kemenangan, baik dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Dalam olahraga sepak takraw dapat dilakukan beberapa cara mengumpulkan angka untuk meraih kemenangan, salah satunya sejak permainan di mulai yaitu melalui sepak mula, sehingga sepak mula sering dijadikan sebagai serangan awal.

Kedudukan sepak mula sebagai serangan awal menjadi hal yang penting dalam permainan sepak takraw. Teknik-teknik sepak mula pun mengalami banyak perubahan

(3)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

217

terutama pada fase perkenaan kaki ayun dengan bola (impact). Pada awalnya sepak mula dilakukan hanya sekedar memulai permainan, sehingga tidak diperhatikan fungsi lainnya yaitu serangan awal yang dapat langsung mematikan lawan dan meraih angka. Namun kemudian fungsi tersebut dimanfaatkan secara optimal sehingga dapat menjadi serangan awal yang mematikan. Upaya melakukan sepak mula yang dapat langsung mematikan lawan, yaitu bola hasil sepak mula harus bergerak dengan cepat dan tepat. Pada pertandingan-pertandingan sepak takraw sering dilakukan sepak mula melalui teknik sepakan kaki bagian dalam yang menghasilkan laju bola yang dianggap cepat dan tepat. Namun lambat laun, sepak mula dengan teknik sepakan kaki bagian dalam dianggap kurang efektif, karena arah bola hasil sepak mula masih mendatar, pergerakan tungkai untuk melakukan gerak sepak mula masih terbatas, dan bola hasil sepak mula cenderung masih dapat diantisipasi dan dikuasai reserver atau lawan. Pada saat kini telah dilakukan penyempurnaan aturan permainan khususnya yang berkaitan dengan sepak mula, yaitu seorang tekong (server) dapat melakukan sepak mula dengan putaran badan dan tungkai seluas 360 derajat asalkan kaki tumpu tetap berada dan mendarat pada daerah lingkaran tekong. Hal ini berarti terjadi perubahan yang memungkinkan terciptanya teknik sepak mula melalui fase perkenaan (impact) bola dengan kaki terjadi pada punggung kaki, yaitu tekong melakukan sepakan dengan memutarkan badan dan tungkai seluas 360 derajat, sehingga laju bola dianggap lebih cepat dan tepat, arah bola menukik ke bawah, dan pergerakan tungkai menjadi maksimal.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada beberapa pertandingan sepak takraw yang baru lalu, seperti pada PON XV di Surabaya tahun 2000, menampilkan suatu bentuk permainan yang diawali oleh teknik sepak mula yang berbeda, yaitu beberapa regu menggunakan teknik sepak mula kaki bagian dalam dan beberapa regu lainnya menggunakan teknik sepak mula punggung kaki. Hasil pengamatan dari pertandingan tersebut menunjukkan kedua teknik cukup efektif untuk dijadikan sebagai serangan awal yang mematikan, namun setiap regu mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing, sehingga survai dari kedua teknik sepak mula tersebut belum tergambar secara jelas. Anggapan-anggapan yang muncul ketika terjadi perbedaan pendapat tentang teknik sepak mula yang lebih efektif dan efisien sering didasarkan pada hasil pertandingan semata. Sedangkan hasil pertandingan tidak ditentukan oleh satu factor saja, melainkan semua factor yang turut terlibat dan mempengaruhi pertandingan,

(4)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

218

seperti factor atlet dan factor lingkungan pertandingan yang masing-masing factor meliputi berbagai macam aspek.

Berdasarkan pada kenyataan-kenyataan di lapangan, anggapan –anggapan tanpa landasan ilmiah yang kuat dan pentingnya upaya penyempurnaan suatu teknik cabang olahraga sepak takraw agar lebih efektif dan efisien, maka penelitian ini bertujuan ingin mengetahui lebih dalam tentang keberhasilan service pada permainan sepak takraw, dalam hal ini adalah teknik service yang menggunakan kaki bagian dalam dan punggung kaki.

Hakikat Permainan Sepak takraw

Sepaktakraw merupakan olahraga permainan yang unik. Permainan sepaktakraw merupakan kombinasi dari permainan sepakbola dan bolavoli. Mengenai pengertian permainan sepaktakraw, menurut PERSETASI (1996: 7) menyatakan bahwa, Sepaktakraw adalah suatu permainan yang dilakukan di atas lapangan empat persegi panjang, rata, baik terbuka maupun tertutup, serta bebas dari semua rintangan dan lapangan dibatasi oleh net. Bola yang dipakai terbuat dari rotan atau plastik (synthetic fibre) yang dianyam bulat. Permainan ini menggunakan seluruh anggota tubuh, kecuali tangan. Bola dimainkan dengan mengembalikannya ke lapangan lawan melewati net. Permainan ini dilakukan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 3 orang pemain. Tujuan dari setiap pemain adalah mengembalikan bola ke lapangan lawan. Jumlah pemain dalam permainan sepaktakraw terdiri dari tiga orang untuk setiap regu, yang terdiri dari dua orang sebagai apit kanan dan apit kiri, sedang satu orang sebagai tekong. Cara memainkan bola dengan menyundul, mendada, memaha dan berbagai macam sepakan. Teknik-teknik gerakan dalam permainan sepaktakraw memiliki persamaan dengan sepakbola.

Menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 5), permainan sepaktakraw dilakukan dilapangan yang berukurran 13,24 kali 6,10 meter yang dibagi dua oleh garis dan net (jaring) setinggi 1,55 dengan lebar 72 cm, dan lubang jaring sekitar 4-5 cm. Bola yang dimainkan terbuat dari rotan atau fibre glass yang dianyam dengan lingkaran antara 41-43 cm. Permainan sepaktakraw dilakukan oleh kedua regu yang saling berhadapan di lapangan yang dipisahkan oleh net (jaring) yang terbang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu terdiri atas tiga orang pemain yang masing-masing memiliki tugas sebagai tekong berdiri paling belakang, dua orang lainya menjadi pemain depan

(5)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

219

yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit kanan. Pada suatu permainan, tekong berfungsi sebagai penyepak bola pertama(sepak mula), sedangkan apit kanan dan apit kiri berfungsi sebagai pengumpan atau penyemes.

Menurut Sulaiman (2004: 4) “suatu permainan yang menggunakan bola terbuat dari rotan (takraw), dimainkan di atas lapangan yang datar berukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m. Ditengah-tengah dibatasi oleh jaring atau net seperti permainan bulutangkis. Pemainnya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, masing-masng terdiri dari 3 (tiga) orang. Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuan dari setiap pihak adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau salah.

Hakikat Sepak Mula Dalam Permainan Sepak takraw

Permainan sepak takraw dimula dengan sepak mula (servis) yang dilakukan oleh seorang tekong melalui umpan dari seorang apit. Sepak mula tersebut dapat pula dijadika serangan awal untuk mengumpulkan angka kemenangan. Ditinjau dari tujuan setiap olahraga prestasi yaitu mengmpulkan angka dan memenangkan permainan melalui penggunaan berbagai macam teknik dan strategi, maka kedudukan sepak mula sebagai serangan awal menjadi hal yang sangat penting. Oleh karena itu, sepak mula harus dilakukan dengan cepat dan tepat sehingga tidak dapat diantisipasi dan diatasi oleh regu lawan. Ratinus Darwis dan Penghulu Basa. (1992: 74) menjelaskan, “Tujuan dari servis itu hendaklah diarahkan kepada merusak permainan atau pertahanan pihak lawan sehingga kita dapat mengatur serangan-serangan yang baik dan menyebabkan pihak lawan kacau balau.”

Mengenai sepak mula oleh Usli Lingling (2009: 23) dijelaskan, “Servis adalah sepakan yang dilakukan oleh tekong ke arah lapangan lawan sebagai cara memulai permainan.” Ratinus Darwis dan Penghulu Basa. (1992: 73) mengemukakan, “Sepak mula tau servis adalah sepakan yang dilakukan oleh tekong ke arah lapangan lawan sebagai cara memulai permainan.” Selanjutnya, Yusup, dkk. (2001: 15) menjelaskan tentang servis sebagai berikut: “Permainan dimulai dengan lambungan bola yang terbuat dari rotan atau fiber oleh apit kiri atau kanan yang diarahkan kepada tekong. Tekong harus siap melakukan sepak mula yang diarahkan ke daerah lawan melalui atas jarring baik menyentuh bibir net ataupun langsung menuju lawan.”

(6)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

220

Berdasarkan beberapa penjelasan tesebut di atas, maka dapat dinyatakan bahwa sepak mula merupakan awal yang penting dalam sepak takraw karena poin atau angka dapat diperoleh regu yang melaksanakan sepak mula. Apalagi dengan diberlakukannya peraturan baru berupa system rally point yang akan menjadikan setiap kesalahan menghasilkan angka bagi lawan. Tujuan setiap serangan adalah mematikan lawan dan memperoleh angka kemenangan, maka tekong sebagai orang yang melakukan sepak mula harus memiliki panjang tungkai yang memadai, power otot tungkai dan kesempurnaan teknik. Hal ini berkaitan dengan hasil sepak mula yang cepat dan tepat, sehingga bola sampai pada daerah lawan dan tidak dapat dijangkau lawan. Untuk dapat melakukan sepak mula yang cepat dan tepat, maka tekong harus membedayakan diri melalui program-program latihan baik fisik, teknik, taktik, maupun mental.

Pada umumnya setiap teknik gerak cabang olahraga terbagi atas tiga fase gerak, yaitu sikap awal, pelaksanaan, dan sikap akhir. Teknik sepak mula dalam permainan sepak takraw Menurut Hamidi Ahmad (2008: 11) terbagi atas: (1) Sikap awal yaitu posisi badan menghadap ke depan, kaki ayun disilangkan ke belakang. (2)Sikap pelaksanaan yaitu kaki ayun digerakan (mengayun) ke depan memotong laju bola, dan saat perkenaan (impact) dengan bola terjadi pada kaki ayun saat bola mencapai titik tertinggi. (3) Sikap akhir yaitu melakukan follow through dengan mengikuti jalur atau lintasan kaki ayun dan berpindahnya berat badan ke depan

Untuk mencapai tujuan sepak mula sebagai serangan awal, maka tungkai sebagai subyek gerak harus dapat bergerak dengan cepat dan kuat serta dapat mencapai ketinggian maksimal sehingga pada saat perkenaan (impact), kaki dan bola telah mencapai titik tertinggi, selanjutnya bola hasil servis bergerak dengan keras dari arah depan atas ke bawah di atas net dan dapat menyentuh daerah lawan tanpa dapat diantisipasi oleh lawan.

Setiap umpan dari seorang apit terhadap tekong untuk melakukan sepak mula bergantung pada kemampuan tungkai tekong untuk mencapai titik tertinggi dari ayunan kakinya, fleksibilitas dan power otot tungkai yang relatif tinggi. Hal ini dimaksudkan bahwa dengan kondisi fisik yang baik serta dukungan struktur anatomis yang menghasilkan gerak bola yang cepat dan tepat. Untuk itu perlu dilakukan suatu analisis gerak terhadap beberapa teknik sepak mula agar dapat menentukan teknik sepak mula yang paling efektif.

(7)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

221

Analisis mekanis dalam penelitian ini adalah suatu analisis atau kajian terhadap suatu gerakan sepak mula dalam sepak takraw berdasarkan hokum mekanik atau hokum gerak. Berkaitan dengan tujuan sepak mula dalam sepak takraw yang salah satunya adalah menyepak bola ke daerah lawan tanpa dapat diantisipasi oleh lawan dan menghasilkan angka kemenangan, maka sepakan dalam sepak mula harus kuat, cepat.

Untuk menyepak bola diperlukan kekuatan (K) otot tungkai dan awalan (jarak bola dengan kaki ayun). Kekuatan dan jarak awalan ini menghasilkan kerja/usaha yang besarnya = K x S. Kaki ayun berada dalam tegangan yang mengandung tenaga disebut Tenaga Kerja Tempat (karena tempat dan potensinya). Tenaga Kerja Tempat ini mampu melejitkan bola sesuai dengan besarnya kekuatan dan awalan yang dilakukan.

Sebuah bola mempunyai tenaga kerja gerak (TKG) apabila karena kecepatannya bola tersebut menimbun kemampuan melakukan kerja. Bila bola disepak, bola akan meluncur dengan kecepatan gerak (V), karena geraknya bola tersebut memiliki TKG sebesar ½ m V2 , (m = berat dan V= kecepatan bola). Artinya tenaga kerja gerak bola bergantung pada kemampuan tenaga kerja tempat yaitu kekuatan tungkai dan jarak awalan serta berat bola, sebab gerak bola dipengaruhi oleh adanya kekuatan sepakan sebesar K x s.

Selanjutnya, sepak mula kaki bagian dalam merupakan teknik sepak mula yang sudah sejak lama digunakan oleh para tekong dalam memulai permainan. Hal ini dikarenakan sepak mula kaki bagian dalam merupakan pemanfaatan teknik sepak sila yang dilakukan pada awal permainan. Berkaitan dengan hal tersebut Yusup, dkk. (2001: 32) mengemukakan, “Sepak sila berfungsi untuk beberapa hal sebagai berikut: 1) sebagai sepakan sajian awal (servis) atau sepak mula, 2) untuk menerima smash dan langsung dilambungkan kepada apit kiri atau apit kanan, 3) untuk menyuguhkan umpan kepada smasher.”

Pada mulanya sepak mula dengan kaki bagian dalam ini dilakukan sebagai sepakan pembuka permainan semata, namun lambat laun kedudukannya berubah tidak saja sebagai pembuka permainan melainkan sebagai serangan awal. Oleh karena berubah tujuan, maka teknik geraknya pun mengalami perubahan. Pada awalnya tinggi bola lambungan dari apit kepada tekong tidak melebihi tinggi badan tekong, namun saat ini tinggi bola lambungan sudah melebihi tinggi badan tekong itu sendiri. Hal ini disebabkan arah dan gerak bola diharapkan menuju daerah lawan dengan cepat dan

(8)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

222

tepat dari arah atas ke arah bawah layaknya bola smash sehingga lawan tidak dapat menguasai bola.

Pada saat melakukan sepak mula kaki bagian dalam, seorang tekong akan melakukan awalan berupa sikap siap yaitu dengan cara berdiri di dalam lingkaran dengan salah satu kaki bagian kaki tumpu. Kaki lainnya sebagai awalan berada di belakang badan dan salah satu lengan diangkat lurus sejajar dengan permintaan bola yang akan dilambungkan oleh salah satu apit (pelambung). Saat bola lambungan mencapai titik ketinggian yang diinginkan, tolakan tunngkai dan mengayunnya dari samping kanan ke samping kiri (bila sepak mula dilakukan dengan kaki kanan) secara eksplosif dibantu dengan gerakan lengan ke samping badan. Saat perkenaan kaki dengan bola dapat terjadi pada kaki bagian dalam. Gerakan berikutnya berupa gerak lanjutan sesuai lintasan gerak kaki dan titik berat badan tekong.

Hidayat (2001: 37) menyatakan, “Gerakan manusia dapat diamati karena adnya perubahan posisi dari tubuh atau anggota tubuh dalam ruang dan waktu. Semua bentuk gerakan terjadi karena dipengaruhi oleh sejumlah gaya. Gaya di sini adalah kontraksi otot.” Lebih lanjut Hidayat (2001: 38) mengemukakan, “Gerakan manusia terjadi dalam berbagai bentuk, misalnya berlari (perubahan tempat), membusungkan dada (perubahan volume), menekuk siku dan berjongkok (perubahan sikap).” Penjelasan-penjelasan ini berarti setiap gerakan dapat dianalisis berdasarkan perubahan bentuknya oleh karena itu sepak mula kaki bagian dalam tergolong gerak yang menyebabkan perubahan sikap. Hidayat (2001: 99) mnjelaskan, “Pada aktivitas olahraga, msalnya ayunan stik ada golf, atau softball, gerakan giant swing/ ayunan raksasa pada senam, putaran pada lempar cakram merupakan gera rotasi.” Dengan demikian maka gerakan pada teknik sepak mula bagian dalam termasuk dalam gerak rotasi, karena terdapat gerakan memutar tungkai yang diawali dengan ancang-ancang atau awalan.

Sepak mula kaki bagian dalam akan menghasilkan gaya yang besar terhadap kecepatan rotasi (ω), dan kecepatan liniernya (V) pun besar. Hal ini disebabkan r = jari-jari dari servis kaki bagian dalam besar, sehingga kecepatan liniernya pun besar pula. Hidayat (2001: 38) menjelaskan, “Pada setiap gerakan, derajat kemungkinan gerak (range of motion) dari anggota-anggota tubuh ditentukan oleh: 1) bentuk persendian, 2) kekuatan (tighness) dan kelembikan (laxity) ligamen, 3) kondisi dari otot-otot yang melindungi persendian” Pada saat melakukan sepak mula kaki bagian dalam

(9)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

223

kemungkinan gerak yang terjadi pada sendi pergelangan kaki (ankle joint) adalah gerakan fleksi ke arah pinggang kaki (dorsal flexion), sehingga kemungkinan geraknya untuk membuat lucutan kaki relatif sedikit.

Berdasarkan kajian anatomis dan mekanis tersebut di atas, maka dapat dinyatakan bahwa secara anatomis dan mekanis, sepak mula kaki bagian dalam menghasilkan hasil servis yang relatif kuat, cepat dan tepat. Sedangkan secara fisiologis, peran tungkai sebagai subjek gerak sepak mula kaki bagian dalam akan lebih baik apabila fleksibilitas tungkai dilatih sesuai dengan prinsip-prinsip latihan.

Metode latihan fleksibilitas untuk tekong yang menggunakan sepak mula kaki bagaian dalam adalah metode kontraksi relaksasi. Peragangan kontraksi rileksasi dilakukan secara berpasanagn yaitu pada suatu kelompok otot tungkai, pelaku melakukan kontraksi isometris terhadap suatu tahanan yang diberikan oleh temannya ; kontraksi isometris ini dipertahankan selama kira-kira 6 detik; kemudian pelaku meralaxkan otot-otot tersebut, dan temannya membantu meregangkan kelompok otot tungkai itu dengan metode passive stretching untuk selama 20 detik.

Menurut Lingling (2009: 36). latihan fleksibilitas untuk tekong yang menggunakan sepak mula kaki bagian dalam, yaitu sebagai berikut: (1) Secara berpasangan, seorang tekong melakukan sikap split ke arah samping, salah satu kaki tumpu, sedangkan kaki yang lainnya (kaki bebas) diangkat ke atas oleh pasangannya.(2)Tekong melakukan kontraksi isometris dengan cara menekan kaki yang diangkat oleh pasangannya ke arah bawah sedangkan pasangannya menahan tekanan tersebut selama 6 detik. (3)Tekong merelaxkan otot-otot tungkai yang telah melakukan kontraksi isometris. Tekong kembali ke sikap split samping.(4) Pasangannya membantu meegangkan otot tungkai itu dengan metode passive stretching untuk selama 20 detik dengan cara menarik kaki ke arah samping menjauhi garis tengah tubuh tekong secara perlahan sampai mencapai titik ambang rangsang.

Latihan fleksibilitas tungkai melalui bentuk latihan split samping dikarenakan tuntutan gerak sepak mula kaki bagian dalam yang cenderung menyamping, terutama saat mengayun kaki dan melakukan impact dengan bola. Lingling (2009: 37) mengemukakan Keuntungan dan kerugian sepak mula dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut: Keuntungan: (1) Ketepatan arah bola hasil sepak mula lebih baik dan arah bola hasil sepak mula cenderung terkontrol karena posisi badan menghadap jarring

(10)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

224

atau sasaran.(2) Pengeluaran energi realtif kecil. Kerugian (1) Jangkauan kaki ayun lebih rendah.(2) Kecepatan laju bola relatif rendah karena tidak ada lecutan pergelangan kaki. Kesalahan Umum Sepak Mula Kaki Bagian Dalam dan Cara Memperbaikinya Menurut Lingling (2009: 40) Kesalahan umum yang sering terjadi pada seorang tekong saat melakukan sepak mula adalah sebagai berikut: (1) Ayunan kaki kurang luas (2) Jangkauan kaki ayun rendah atau kurang maksimal karena kaki ayun bengkok (3) Perkenaan dengan bola tidak terjadi pada kaki bagian dalam, misalnya pergelangan kaki (4) Perkenaan kaki dengan bola terjadi di belakang atau titik ketinggian late. Cara memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut diatas adalah sebagai berikut (1) Ayunan kaki diperlebar atau diperluas dengan cara memberi tanda atau patokan sehingga tekong dapat mengayun secara maksimal. (2)Kaki ayun diluruskan mulai dari bawah (sikap awalan) sampai perkenaan dengan bola. (3) Tekong diinstruksikan untuk melakukan sepak mula secara berulang-ulang mulai dari bola lambungan yang rendah sampai bola lambungan tertinggi yang dapat dicapai tekong dengan impact terjadi pada kaki bagian dalam.(4) Tekong diinstruksikan untuk menyepak bola saat bola mencapai ketinggian peak melalui aba-aba atau tanda

METODE

Metode penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Berdasarkan ciri-ciri metode deskriftif tersebut dapat penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisis. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai seperti yang diharapkan. Sedangkan sifat penelitian ini adalah kuantitatif karena menggunakan data berupa angka melalui penggunaan metode statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet sepak takraw PSTI Kabupaten Karawang, yang berposisi Tekong sebanyak 8 orang. Sampel menurut Sugiyono (2010: 118) “adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010: 124) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasinya relatif kecil. Berdasarkan penjelasan di atas, maka untuk jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 8 orang, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi

(11)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

225 Gambar 1. Alur Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah tes keterampilan servis sepak takraw yang memilik tingkat validitas 0,72 dan reliabilitas 0,92. Data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan beberapa cara antara lain: (a) Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh prosentase.(b) Dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu urutan dan selanjutnya dibuat suatu tabel, kemudiandiproses menjadi penghitungan untuk mengambil kesimpulan. (c) Setelah data hasil tes terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil tes dari sepak mula dalam pemainan sepak takraw yaitu dengan menggunakan punggung kaki memiliki nilai rata-rata sebesar 27,38 dan menggunakan kaki bagian dalam 31,61. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tes sepak mula yang dilakukan oleh atlet sepak takraw PSTI Kabupaten Karawang masih belum memuaskan jika kita bandingkan dengan nilai tertinggi dapat diperoleh yaitu sebesar + 50 point. Dari kedua teknik sepak mula tersebut atlet baru mencapai + 63,22% dengan menggunakan kaki bagian dalam dan 54,76% sepak mula menggunakan punggung kaki,

Tes Sepak Mula

dengan kaki

bagian dalam

Tes Sepak Mula

dengan kaki punggung kaki Populasi Sampel Pengolahan Data Analisa Data Kesimpulan

(12)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

226

hal ini menurut penulis dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu diantaranya adalah belum sempurnanya pengusasaan teknik sepak mula itu sendiri. hasil perhitungan dengan menggunakan nilai kritis L, untuk uji Lilliefors dengan menggunakan α 5% dengan n = 8, ternyata kedua dari data tersebut baik sepak mula yang menggunakan punggung kaki maupun dengan kaki bagian dalam mempunyai nilai Lhitung < Ltabel,

dengan demikian dapat diartikan bahwa, dengan taraf kepercayaan 95%, bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal.

Dengan memperhatikan hasil pengolahan data di atas dapat disimpulan bahwa kedua teknik melakukan sepak mula dalam permainan sepak takraw tidak memberikan perbedaan yang berarti terhadap hasil yang diharapkan, baik dilihat dari sisi ketepatan maupun dari sisi kecepatannya. Kedua teknik sepak mula ini baik dengan menggunakan punggung kaki maupun kaki bagian dalam, kedua-duanya mempunyai kelebihan dan kekurangan, namun dalam pemakaiannya tergantung pada situasi atau mana yang lebih tepat untuk bisa dilakukan, hal ini juga diduklung kondisi atlet itu sendiri dalam hal ini adalah penguasaan atlet terhadap teknik dimaksud di atas. Berkenaan dengan hal itu dan melihat dari kelemahan-kelemahan dari penelitian ini, mungkin peneliti lain atau mahasiswa lain yang berminat tentang masalah ini, bisa melakukan penelitian lebih lanjut dengan memasukan variabel-variabel lain yang bisa mendukung sepenuhnya terhadap peningkatan kemampuan sepak mula dalam permainan sepak takraw. Namun demikian untuk langkah awal penelitian ini cukup memberikan wawasan dan pandangan bagi para guru olahraga, pelatih dan penggemar olahraga khususnya permainan sepak takraw

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil kesimpulan bahwa, kedua teknik sepak mula, baik dengan menggunakan punggung kaki maupun dengan kaki bagian dalam pada permainan sepak takraw tidak ada perbedaan yang signifikan, hal ini dapat bahwa nilai thitung sebesar 1,00 lebih kecil dari nilai ttabel 2.145 (1,00< 2.45) dan

tidaksignifikan baikpada α 5% maupun α 1%. Dengan demikian berarti kedua teknik sepak mula tidak permainan sepak takraw tersebut tidak ada yang lebih efisien.(1) Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang nantinya akan bisa diperbaiki dalam penelitian selanjutnya seperti altet yang baru (yunior) dimana

(13)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

227

masih belum menguasai teknik sepak mula secara sempurna, (2) Disamping itu atlet tersebut belum mempunyai kondisi fisik yang prima seperti fleksilitas tungkai dan power tungkai serta koordinasi mata-kaki. Sehingga hasil tes sepak mula dari kedua teknik tersebut hanya mencapai hasil 63,22% menggunakan punggung kaki dan 54,76% menggunakan kaki bagian dalam dari yang diharapkan atau hasil maksimal dengan nilai + 50 point.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Hamidi. (2008). Bahan Ajar Sepak Takraw( Konsep & Aplikasi). Bandung: Prodi PJKR UPI.

Depdikbud. (2002). Peraturan Permainan Sepak Takraw. Jakarta: Depdikbud.

http://www.bolarotan.com/ 2011/12/ perlawanan - persahabatan - selangor. html, diakses tanggal 11 Juni 2013

http://www.sarjanaku.com/2012/02/sepak - takraw - teknik – peraturan - sejarah. html, diakses tanggal 11 Juni 2013

http://ms.wikipedia.org/ wiki/Sepak_takraw, diakses pada tanggal 25 Maret 2013

Imam Hidayat. (2001). Biomekanika. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mohammad Nazir. (2005). Metode Penelitian. Jakarat: Ghalia Indonesia.

Persetasi. (1996). Teknik-teknik Sepaktakraw. Semarang: Penataran Bagi Pelatih Sepaktakraw Mahasiswa Se Indonesia.

Ratinus Darwis dan Penghulu Basa. (1992). Olahraga Pilihan Sepak Takraw. Jakarta: Depdikbud.

Sulaiman. (2004). Paparan Mata Kuliah Sepaktakraw. Diktat. Semarang: FIK UNNES.

Sudrajat Prawisaputra. (2000). Sepak Takraw. Jakarta: Depdikbud.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi Keempat) Jakarta: Rineka Cipta.

(14)

Motion, Volume V, No. 2, September 2014

228

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Usli Lingling (2009). Sepak Takraw. Bandung: STKIP Pasundan Cimahi

Yusup dkk. (2001). Pembelajaran Sepak Takraw. Jakarta: Depdiknas.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk membuat suatu sistem monitoring suhu dari suatu plant yang dapat diakses melalui web dengan akuisisi data dari port paralel pada

Menerapkan dasar pengolahan dan pengawetan bahan hasil pertanian.. Menerapkan dasar pengolahan dan pengawetan bahan hasil

Identifier adalah suatu pengenal atau nama-nama yang diberikan sebagai bagian dari suatu aplikasi diantaranya : Variable, type, fungsi, konstanta dan lain-lain.. Identifier

Program SAME ini mempunyai nilai tambah lebih dibanding PAR, juga dimaksudkan memfasilitasi dosen untuk mengembangkan penelitian yang telah dimulai pada saat mengambil

Para peserta mendapatkan manfaat berupa pengetahuan tentang penciptaan lagu anak dengan menggunakan kosakaya yang sesuai dengan perkembangan usia anak, sekaligus

Sumbangan bidang politik untuk merekayasa kepribadian islami adalah dengan melakukan pendidikan politik yang baik, politik dikembalikan sebagai alat/media untuk mendorong

dikaitkan dengan kemampuan pria atau wanita untuk dapat menjadi manajer

Isti Fadah, Ms selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember dan juga selaku dosen pembing I yang dengan perhatian dan kesabarannya