49
4.1 Penyajian Data
Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur
organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan
mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 metode yang di tanggung
perusahaan dengan metode tunjangan pajak.
4.1.1. Sejarah Perusahaan Soehendro
Perusahaan Soehendro didirikan di Jl. Arjuno Surabaya kemudian
dipindahkan di Jl. Ngasinan Indusrti No 9 Gresik sejak tahun 2000 dengan
modal awal sebesar Rp. 500.000.000. Perusahaan Soehendro bergerak dibidang
komponen sepeda yang bermerk Bmx mempunyai Sejarah dari bmx itu sendiri,
disini saya coba mengangkat cerita tentang asal usul dari brand bmx yang
terkenal itu. Awal mula mengikuti ayahnya ke pertanian, kemudian pendiri
perusahaan Soehendro ini magang bekerja di sebuah pabrik besi setelah lulus
sekolah menengah. Kemudian, ia memulai membuat perusahaannya sendiri,
dan produk pertama yang dibuat adalah sepeda. Dalam sepuluh tahun, Bmx
telah mengekspor produknya sampai ke Cina. Bisnis ini didirikan Resmi
sebagai perusahaan terbatas.
Produk Bmx ini juga disebut sebagai pengubah kecepatan eksternal.
Derailleur adalah mekanisme yang memindahkan rantai sepeda dari roda gigi
sejenisnya. Tahun berikutnya, perusahaan ini mulai memproduksi internal
gearing 3 kecepatan, merupakan mekanisme yang ditutupi dalam pusat roda
belakang. Pengubah kecepatan internal ini diperkenalkan ke pasar AS beberapa
tahun kemudian dan segera menjadi standar untuk tiga kecepatan sepeda. Pada
tahun 2003, Bmx memasang dan menempa dengan semangat kuat dan kerja
keras agar memungkinkan produk – produk yang dihasilkan bisa lebih efisien.
Bmx akhirnya berubah alih manajemen bisnis untuk ketiga putranya.
Meskipun perusahaan membuat rem dan komponen lain, Bmx menolak untuk
memproduksi sepeda lengkap. Sampai dengan sekarang Bmx hanya
memproduksi Part sepeda dengan berbagai tingkatan dan teknologi sesuai
dengan peruntukannya.
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan Soehendro
Visi : Menjadi Perusahaan yang terbaik di Kawasan Indonesia dengan
dukungan manajemen dan sumber daya manusia yang profesional
serta memberikan nilai tambah kepada Pemda dan masyarakat.
Misi: - Menjadi perusahaan yang dihargai dan terkemuka di Indonesia. - Menjadi Perusahaan yang nomer 1 di mata masyarakat Indonesia.
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan Soehendro
Bagan Struktur Organisasi menggambarkan susunan, isi dan luas cakupan organisasi suatu perusahaan,serta menjelaskan posisi daripada fungsi beserta
tugas maupun kewajiban setiap fungsi, hubungan kerja dan tanggung jawab
yang jelas. Adapun tugas dan tanggung jawab dari elemen organisasi pada
struktur orgnisasi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pemegang Saham atau Owner
Pemegang saham atau owner adalah pemilik modal yang membiayai semua modal yang harus di keluarkan untuk kebutuhan perusahaan
tersebut serta berhak mengetahui setiap kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan.
2. Direktur
Dibawah ini merupakan tugas – tugas dari seorang direktur:
Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan
Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer)
Menyetujui anggaran tahunan perusahaan
3. Manajer Umum
Manager yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian / fungsional
pada suatu perusahaan atau organisasi. Manager memimpin beberapa unit
bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai Beberapa atau seluruh manager
fungsional.
4. Staff Administrasi
Tugas utama bagi seorang staff administrasi adalah melaksanakan
kegiatan pelayanan kantor, penyedia fasilitas dan layanan administrasi
perkantoran, sesuai yang berlaku untuk mendukung kelancaran
operasional perusahaan. Tanggung Jawab Utama melaksanakan aktifitas
penyiapan ruang kerja dan peralatan kantor untuk seluruh pegawai, untuk
memastikan ketersediaan ruangan kerja dan peralatan kantor bagi setiap
pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan jabatan. Melaksanakan kegiatan
surat-menyurat, dokumentasi dan pengarsipan, untuk memastikan
dukungan administarasi bagi kelancaran kegiatan seluruh karyawan.
Membuat rencana dan mengevaluasi kerja harian dan bulanan untuk
memastikan tercapainya kualitas target kerja yang dipersyaratkan dan
sebagai bahan informasi atasan. Membuat perkiraan biaya tahunan yang
berkaitan dengan kegiatan office administration, sebagi rekomendasi
pembuatan anggaran departement General Affair. melaksankanakan akan
adanya kebutuhan dan pengadaan alat tulis kantor, peralatan kantor,
5. Supervisor
Tugas dari supervisor sendiri berada di level tengah yaitu, diantara
para atasan pembuat kebijakan dan diantara para staff pelaksana rutinitas
dilapangan. Dengan fungsi kerja yang berada diantara itu, maka tugas
utama supervisor adalah melakukan supervisi terhadap para staff
pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari.supervisor
adalah level kepemimpinan yang tidak boleh membuat kebijakan yang
bersifat strategis, tapi hanya menerjemahkan dan meneruskan kebijakan
strategis atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan secara efektif
dan produktif. Oleh karena itu seorang supervisor harus memiliki
kompetensi berkualitas tinggi yang mencangkup keterampila membangun
relasi diantara atasan dan bawahan, keterampilan terhadap fungsi dan
peran kerja agar mampu bekerja secara optimal, kreatif, efektif,
berkualitas, produktif, efisien, bersinergi, dan cerdas melakukan supervisi
terhadap bawahan.
6. Retail Market / Project
Tugas dari retail market/project dalam suatu perusahaan adalah
menjual hasil produksi perusahaan dengan menggunakan berbagai macam
strategi, agar barang yang dihasilkan perusahaan dapat bersaing dengan
barang lain dan dapat diterima oleh konsumen sehingga nantinya barang
7. Staff / Karyawan
Tugas dari staf atau karyawan dalam sebuah perusahaan adalah
melakukan pekerjaan yang ditugaskan oleh supervisor yang dapat
Gambar 4.1.3 Struktur Organisasi CV. Soehendro Pemegang Saham
Direktur Utama
Manajer Umum
Staff Administrasi Retail Market/Project
Supervisor
Staff/Karyawan Produksi
Staff/Karyawan Pengepakan dan Gudang
Staff/Karyawan Pengiriman
4.1.4. Gambaran Umum Kegiatan CV. Soehendro
CV. Soehendro dalam aktivitas operasionalnya menjalankan usaha-usaha dalam bidang komponen sepeda pancal dengan menyediakan produk dan
layanan sebagai berikut:
CV. Soehendro memberikan produk yang terdiri dari :
Sepeda Bmx Hammer Invation Sepeda Bmx Pegasus raceback Sepeda Bmx Pegasus Storm Sepeda Bmx Pegasus Fire, dll. 4.2. Analisa Data
Suatu perusahaan dapat dikatakan stabil apabila perusahaan tersebut mampu
mengatur semua sistem manajemen perusahaannya, termasuk manajemen sumber
daya manusianya, karena sumber daya manusia yang handal dan professional akan
memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan perusahaan itu sendiri.
Selain itu perusahaan tersebut juga harus dapat mengolah dan memanage sistem
keuangannya agar perusahaan itu dapat terus berkembang dan kesejahteraan
karyawannya bisa terjamin. Salah satu cara agar dapat menjadi perusahaan yang
TABEL 4.1
LAPORAN DATA PERHITUNGAN PPh. Ps. 21 KARYAWAN TAHUN 2011 ( DALAM RUPIAH )
No. Nama Status Gaji Sebulan
Tunjangan lainnya Gaji Netto setahun PTKP PKP PPH 21 terutang/bln 1 Pegawai 1 K/1 2,200,000 300,000 28,500,000 18,480,000 10,020,000 41,750 2 Pegawai 2 K/1 2,200,000 300,000 28,500,000 18,480,000 10,020,000 41,750 3 Pegawai 3 K/1 2,200,000 300,000 28,500,000 18,480,000 10,020,000 41,750 4 Pegawai 4 K/2 2,000,000 150,000 24,510,000 19,800,000 4,710,000 19,625 5 Pegawai 5 K/2 2,000,000 150,000 24,510,000 19,800,000 4,710,000 19,625 6 Pegawai 6 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 7 Pegawai 7 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 8 Pegawai 8 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 9 Pegawai 9 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 10 Pegawai 10 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 11 Pegawai 11 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 12 Pegawai 12 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 13 Pegawai 13 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 14 Pegawai 14 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 15 Pegawai 15 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 16 Pegawai 16 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 17 Pegawai 17 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 Jumlah 28,600,000 4,800,000 380,760,000 285,120,000 95,640,000 398,500 Sumber : Data Perusahaan
Berdasarkan penghasilan karyawan pada tabel diatas gaji untuk seluruh
karyawan rata-rata sebesar Rp 28.600.000 dan tunjangan lainnya 5 % x gaji
sebulan sebesar Rp. 4.800.000. Untuk PTKP sebesar Rp. 285.120.000, sedangkan
untuk PKP-nya sebesar Rp. 95.640.000 dan PPh pasal 21 terutang metode
4.2.1. Laporan Laba Rugi Perusahaan
Pada laporan laba rugi tanpa perencanaan pajak, dilakukan dengan cara
penjualan dikurangi harga pokok penjualan menghasilkan laba kotor, kemudian
laba kotor dikurangi biaya-biaya yang menghasilkan laba bersih yang masih
belum dilakukan koreksi fiskal. Langkah terakhir yang harus dilakukan yaitu
mengurangi laba bersih sebelum koreksi fiskal dengan pajak yang harus
dibayar sehingga menghasilkan laba bersih setelah pajak. Untuk lebih
Tabel 4.2
Laporan Laba - Rugi Per 31 Desember 2011 (Sebelum Tax Planning )
( Dalam Rupiah )
PENJUALAN 2.000.000.000
HARGA POKOK PENJUALAN 1.000.000.000
LABA ( RUGI ) KOTOR 1.000.000.000
BIAYA ADMIN & UMUM
BIAYA GAJI BIAYA PENJUALAN
380.760.000 150.000.000 BIAYA PERALATAN KANTOR 15.000.000
BIAYA TELPON 10.000.000
BIAYA LISTRIK 15.000.000
BIAYA PENGOBATAN 8.000.000
BIAYA AIR 20.000.000
BIAYA PEMELIHARAAN INVENTARIS KANTOR 30.000.000
BIAYA KONSUMSI 10.000.000
PPh 21 KARYAWAN 4.782.000
JUMLAH BIAYA ADMIN & UMUM 643.542.000
LABA ( RUGI ) BERSIH SEBELUM PAJAK 356.458.000
PAJAK BADAN ( 50% X 12,5% X Rp. 356.458.000 ) 44.557.250
LABA / ( RUGI ) BERSIH SETELAH PAJAK 311.900.750
Sumber : CV. Soehendro
Dari laporan keuangan CV. Soehendro diketahui untuk laba kotornya
sebesar Rp. 1.000.000.000. Untuk perhitungannya total semua biaya-biaya
yang dikeluarkan guna memenuhi kewajiban perpajakannya sebesar Rp.
643.542.000. Dari perhitungan di atas dalam CV. Soehendro diketahui untuk
laba sebelum perencanaan pajak sebesar Rp. 356.458.000 sehingga sesuai
perhitungan badan menurut undang-undang jumlah pajak badannya sebesar Rp.
44.557.250 dan menghasilkan laba bersih setelah pajak tetapi belum dikoreksi
fiskal sebesar Rp. 311.900.750. Dalam hal ini CV. Soehendro melakukan
kewajiban perpajakannya sesuai dengan kewajiban yang dikeluarkan oleh
Dirjen Pajak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pengisian
SPT yang dibayarkan melalui SSP paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
dan pelaporan SPT paling lambat pada tanggal 20 bulan berikutnya.
4.2.2 Rekonsiliasi Fiskal
Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2008 menjelaskan bahwa koreksi
fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak
sebelum menghitung pajak penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan
wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung
penghasilan kena pajak). Biaya pajak PPh pasal 21 perusahaan dikoreksi fiskal
positif artinya dalam perlakuan perusahaan itu sendiri biaya pajak PPh pasal 21
boleh diakui sebagai biaya namun dalam peraturan perpajakan biaya pajak PPh
pasal 21 tidak boleh diakui sebagai biaya tetapi harus dikoreksi fiskal yang
akan lebih besar, untuk lebih lengkapnya laporan biaya-biaya yang harus
dikoreksi fiskal seperti pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
LAPORAN LABA - RUGI " FISKAL " PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2011
KETERANGAN
KOMERSIAL KOREKSI FISKAL FISKAL
POSITIF NEGATIF
PENJUALAN 2.000.000.000 2.000.000.000
HARGA POKOK PENJUALAN (1.000.000.000) - - (1.000.000.000)
LABA BRUTO... 1,000,000,000 - - 1,000,000,000
BIAYA ADM & UMUM :
BIAYA GAJI KARYAWAN 380,760,000 - - 380,760,000
BIAYA PENJUALAN 150,000,000 - 150,000,000
BIAYA PERALATAN KANTOR 15,000,000 - - 15,000,000
BIAYA TELPON 10,000,000 5,000,000 - 5,000,000
BIAYA LISTRIK 15,000,000 - - 15,000,000
BIAYA PENGOBATAN 8,000,000 2,000,000 - 6,000,000
BIAYA AIR 20,000,000 - 20,000,000
BIAYA INVENTARIS KANTOR 30,000,000 - - 30,000,000
BIAYA KONSUMSI 10,000,000 - - 10,000,000
PPh 21 KARYAWAN 4,782,000 4,782,000 - -
JUMLAH BIAYA ADM & UMUM 643,542,000 11,782,000 - 631,760,000
LABA USAHA SEBELUM PAJAK 356,458,000 - 368,240,000
PAJAK PENGHASILAN BADAN
( 50 % X 12,5 % X Rp. 368.240.000) (44.557.250) - (46.030.000)
LABA USAHA SETELAH PAJAK 311,900,750 - 322,210,000
Dalam perhitungan ini diketahui laporan biaya-biaya administrasi dan
umum ada biaya PPh 21 karyawan, memang dalam penyajian laporan
keuangan ini, oleh perusahaan biaya PPh pasal 21 bulanan dimasukkan
kedalam akun biaya karena untuk memudahkan agar bisa membedakan antara
biaya yang benar-benar bisa diakui sebagai biaya perusahaan itu sendiri dengan
biaya yang benar-benar tidak bisa diakui sebagai biaya oleh perusahaan karena
koreksi fiskal. Dalam rekonsiliasi fiskal diatas, biaya-biaya yang dikoreksi
disebut dengan beda tetap. Tabel 4.4 dibawah ini menjelaskan beda tetap dari
CV. Soehendro.
Tabel 4.4 Beda Tetap
Beda Tetap Tahun 2011
Biaya Telpon Rp. 5.000.000
Biaya Pengobatan Rp. 2.000.000
Total Rp. 7.000.000
4.2.3 Penerapan perencanaan Pajak
Hal yang dilakukan dalam penerapan perencanaan pajak adalah:
1. Untuk biaya telpon perusahaan boleh diakui sebagai biaya asalkan tidak digunakan untuk kepentingan pribadi. Apabila pada biaya tersebut ada
yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi, maka biaya tersebut harus
dikoreksi.
2. Perusahaan memperhatikan kesehatan para karyawannya dan menanggung biaya pengobatan para karyawannya. Dalam perpajakan, biaya pengobatan
karyawan tidak diakui sebagai biaya sehingga perusahaan menjadikan
biaya tersebut sebagai tunjangan kesehatan agar dapat dikurangkan sebagai
biaya oleh perusahaan.
4.3 Interpretasi
4.3.1. Penghitungan Laporan Laba Rugi Setelah Perencanaan Pajak Pada laporan laba rugi dengan perencanaan pajak atau tax planning,
dilakukan sama dengan yang dilakukan pada laporan laba rugi tanpa
perencanaan pajak, yaitu penjualan dikurangi harga pokok penjualan
menghasilkan laba kotor, kemudian laba kotor dikurangi biaya-biaya sehingga
menghasilkan laba bersih yang sudah dikoreksi fiskal.
Setelah dilakukan koreksi fiskal akan didapat laba kena pajak, kemudian
selanjutnya menghitung pajak yang harus dibayar. Dan langkah terakhir yang
harus dilakukan yaitu mengurangi laba bersih sebelum koreksi fiskal dengan
pajak yang harus dibayar sehingga menghasilkan laba bersih setelah pajak
Tabel 4.5
Laporan Laba - Rugi Per 31 Desember 2011 (Setelah Tax Planning )
( Dalam Rupiah )
PENJUALAN 2.000.000.000
HARGA POKOK PENJUALAN 1.000.000.000
LABA ( RUGI ) KOTOR 1.000.000.000
BIAYA ADMIN & UMUM
BIAYA GAJI KARYAWAN BIAYA PENJUALAN
380.760.000 150.000.000 BIAYA PERALATAN KANTOR 15.000.000
BIAYA TELPON 5.000.000
BIAYA LISTRIK 15.000.000
BIAYA PENGOBATAN 6.000.000
BIAYA AIR 20.000.000
BIAYA PEMELIHARAAN INVENTARIS KANTOR 30.000.000
BIAYA KONSUMSI 10.000.000
JUMLAH BIAYA ADMIN & UMUM 631.760.000
LABA ( RUGI ) BERSIH SEBELUM PAJAK 368.240.000
PAJAK BADAN ( 50 % X 12,5 % X Rp. 368.240.000 ) 46.030.000
LABA / ( RUGI ) BERSIH SETELAH PAJAK 322.210.000
Sumber : CV. Soehendro
Dalam perhitungan laporan keuangan diatas yang setelah dilakukan
perencanaan pajak biaya operasional terdiri dari biaya penjualan dan biaya
administrasi dan umum. Biaya administrasi dan umum ini terdiri dari total gaji
karyawan yang dihitung setahun sebesar Rp. 380.760.000 dan nilai pengenaan
Dari semua perhitungan diatas, CV. Soehendro diketahui untuk laba bersih
sebelum adanya tax planning sebesar Rp. 311.900.750 sedangkan untuk laba
bersih setelah adanya tax planning sebesar Rp. 322.210.000 Dengan demikian,
sesuai perhitungan badan menurut undang-undang jumlah laba yang dikenakan
pajak naik sebesar Rp. 10.309.250 dan didapat pajak yang harus dibayarkan
4.3.2 Pajak yang Dibayar Setelah adanya Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Tabel 4.6
Penerapan Perencanaan Pajak ( Dalam Satuan Rupiah )
Gaji dibayar setahun oleh perusahaan 17 Orang Pph 21
Sebelum perencanaan pajak 380.760.000 Ditanggung perusahaan Sesudah perencanaan Pajak 380.760.000 Koreksi fiskal
Penghematan Pajak - -
Pajak yang Dibayar PPh 21 Keterangan
Sebelum perencanaan pajak 4.782.000 Ditanggung perusahaan Sesudah perencanaan Pajak 0 Dipotong gaji karyawan
Penghematan Pajak 4.782.000 -
Pajak yang Dibayar Badan Keterangan
Sebelum perencanaan pajak 44.557.250 -
Sesudah perencanaan Pajak 46.030.000 -
Selisih Pajak - 1.472.750 -
Laba sesudah pajak Perusahaan
2010
Sebelum perencanaan pajak 311.900.750
Sesudah perencanaan Pajak 322.210.000
Peningkatan Laba 10.309.250
Sumber : Data Olahan
Dari perhitungan diatas dalam CV. Soehendro Surabaya bisa diketahui
ditanggung karyawan tapi dalam bentuk sebagai tunjangan pajak bagi
karyawan dan disisi lain juga berpengaruh pada kenaikan laba perusahaan
setelah dilakukan perencanaan pajak yaitu sebelum dilakukan perencanaan
pajak sebesar Rp. 311.900.750 dan setelah dilakukan perencanaan pajak sebesar Rp. 322.210.000 sehingga berdampak terhadap kenaikan pembayaran pajak badan sebesar Rp. 1.472.750.
Pada perusahaan yang berbentuk Cv Soehendro, diharuskan untuk
membayar pajak sesuai dengan Undang-undang Perpajakan no. 17 tahun 2000.
Untuk itu perusahaan perlu mengadakan perencanaan pajak dengan tujuan
meminimalkan pajak yang harus dibayar tanpa melanggar Undang-undang yang
berlaku. Oleh karena itu, diperlukan adanya tax planning sebagai upaya
meminimalisasi beban pajak serta meningkatkan kinerja perusahaan. Jenis
penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu meneliti kasus dengan
membandingkan pembayaran pajak tanpa tax planning dengan pembayaran pajak
dengan tax planning. Jenis data yang digunakan adalah laporan keuangan
perusahaan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan akuntansi perusahaan, pemilihan
metode-metode akuntansi yang dipakai oleh perusahaan serta profil perusahaan.
Sumber data berasal dari wawancara dengan staff accounting perusahaan,
dokumen-dokumen perusahaan dan laporan keuangan perusahaan. Dengan
penerapan tax planning pada perusahaan, terjadi penghematan pajak sebesar Rp.
4.782.000 dan peningkatan laba komersial sebesar Rp.10.309.250 .Jadi, dapat
diambil kesimpulan dengan menerapkan tax planning dapat menguntungkan