• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

49

4.1 Penyajian Data

Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur

organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan

mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 metode yang di tanggung

perusahaan dengan metode tunjangan pajak.

4.1.1. Sejarah Perusahaan Soehendro

Perusahaan Soehendro didirikan di Jl. Arjuno Surabaya kemudian

dipindahkan di Jl. Ngasinan Indusrti No 9 Gresik sejak tahun 2000 dengan

modal awal sebesar Rp. 500.000.000. Perusahaan Soehendro bergerak dibidang

komponen sepeda yang bermerk Bmx mempunyai Sejarah dari bmx itu sendiri,

disini saya coba mengangkat cerita tentang asal usul dari brand bmx yang

terkenal itu. Awal mula mengikuti ayahnya ke pertanian, kemudian pendiri

perusahaan Soehendro ini magang bekerja di sebuah pabrik besi setelah lulus

sekolah menengah. Kemudian, ia memulai membuat perusahaannya sendiri,

dan produk pertama yang dibuat adalah sepeda. Dalam sepuluh tahun, Bmx

telah mengekspor produknya sampai ke Cina. Bisnis ini didirikan Resmi

sebagai perusahaan terbatas.

Produk Bmx ini juga disebut sebagai pengubah kecepatan eksternal.

Derailleur adalah mekanisme yang memindahkan rantai sepeda dari roda gigi

(2)

sejenisnya. Tahun berikutnya, perusahaan ini mulai memproduksi internal

gearing 3 kecepatan, merupakan mekanisme yang ditutupi dalam pusat roda

belakang. Pengubah kecepatan internal ini diperkenalkan ke pasar AS beberapa

tahun kemudian dan segera menjadi standar untuk tiga kecepatan sepeda. Pada

tahun 2003, Bmx memasang dan menempa dengan semangat kuat dan kerja

keras agar memungkinkan produk – produk yang dihasilkan bisa lebih efisien.

Bmx akhirnya berubah alih manajemen bisnis untuk ketiga putranya.

Meskipun perusahaan membuat rem dan komponen lain, Bmx menolak untuk

memproduksi sepeda lengkap. Sampai dengan sekarang Bmx hanya

memproduksi Part sepeda dengan berbagai tingkatan dan teknologi sesuai

dengan peruntukannya.

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan Soehendro

Visi : Menjadi Perusahaan yang terbaik di Kawasan Indonesia dengan

dukungan manajemen dan sumber daya manusia yang profesional

serta memberikan nilai tambah kepada Pemda dan masyarakat.

Misi: - Menjadi perusahaan yang dihargai dan terkemuka di Indonesia. - Menjadi Perusahaan yang nomer 1 di mata masyarakat Indonesia.

(3)

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan Soehendro

Bagan Struktur Organisasi menggambarkan susunan, isi dan luas cakupan organisasi suatu perusahaan,serta menjelaskan posisi daripada fungsi beserta

tugas maupun kewajiban setiap fungsi, hubungan kerja dan tanggung jawab

yang jelas. Adapun tugas dan tanggung jawab dari elemen organisasi pada

struktur orgnisasi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Pemegang Saham atau Owner

Pemegang saham atau owner adalah pemilik modal yang membiayai semua modal yang harus di keluarkan untuk kebutuhan perusahaan

tersebut serta berhak mengetahui setiap kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan.

2. Direktur

Dibawah ini merupakan tugas – tugas dari seorang direktur:

 Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan

 Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer)

 Menyetujui anggaran tahunan perusahaan

(4)

3. Manajer Umum

Manager yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian / fungsional

pada suatu perusahaan atau organisasi. Manager memimpin beberapa unit

bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai Beberapa atau seluruh manager

fungsional.

4. Staff Administrasi

Tugas utama bagi seorang staff administrasi adalah melaksanakan

kegiatan pelayanan kantor, penyedia fasilitas dan layanan administrasi

perkantoran, sesuai yang berlaku untuk mendukung kelancaran

operasional perusahaan. Tanggung Jawab Utama melaksanakan aktifitas

penyiapan ruang kerja dan peralatan kantor untuk seluruh pegawai, untuk

memastikan ketersediaan ruangan kerja dan peralatan kantor bagi setiap

pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan jabatan. Melaksanakan kegiatan

surat-menyurat, dokumentasi dan pengarsipan, untuk memastikan

dukungan administarasi bagi kelancaran kegiatan seluruh karyawan.

Membuat rencana dan mengevaluasi kerja harian dan bulanan untuk

memastikan tercapainya kualitas target kerja yang dipersyaratkan dan

sebagai bahan informasi atasan. Membuat perkiraan biaya tahunan yang

berkaitan dengan kegiatan office administration, sebagi rekomendasi

pembuatan anggaran departement General Affair. melaksankanakan akan

adanya kebutuhan dan pengadaan alat tulis kantor, peralatan kantor,

(5)

5. Supervisor

Tugas dari supervisor sendiri berada di level tengah yaitu, diantara

para atasan pembuat kebijakan dan diantara para staff pelaksana rutinitas

dilapangan. Dengan fungsi kerja yang berada diantara itu, maka tugas

utama supervisor adalah melakukan supervisi terhadap para staff

pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari.supervisor

adalah level kepemimpinan yang tidak boleh membuat kebijakan yang

bersifat strategis, tapi hanya menerjemahkan dan meneruskan kebijakan

strategis atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan secara efektif

dan produktif. Oleh karena itu seorang supervisor harus memiliki

kompetensi berkualitas tinggi yang mencangkup keterampila membangun

relasi diantara atasan dan bawahan, keterampilan terhadap fungsi dan

peran kerja agar mampu bekerja secara optimal, kreatif, efektif,

berkualitas, produktif, efisien, bersinergi, dan cerdas melakukan supervisi

terhadap bawahan.

6. Retail Market / Project

Tugas dari retail market/project dalam suatu perusahaan adalah

menjual hasil produksi perusahaan dengan menggunakan berbagai macam

strategi, agar barang yang dihasilkan perusahaan dapat bersaing dengan

barang lain dan dapat diterima oleh konsumen sehingga nantinya barang

(6)

7. Staff / Karyawan

Tugas dari staf atau karyawan dalam sebuah perusahaan adalah

melakukan pekerjaan yang ditugaskan oleh supervisor yang dapat

(7)

Gambar 4.1.3 Struktur Organisasi CV. Soehendro Pemegang Saham

Direktur Utama

Manajer Umum

Staff Administrasi Retail Market/Project

Supervisor

Staff/Karyawan Produksi

Staff/Karyawan Pengepakan dan Gudang

Staff/Karyawan Pengiriman

(8)

4.1.4. Gambaran Umum Kegiatan CV. Soehendro

CV. Soehendro dalam aktivitas operasionalnya menjalankan usaha-usaha dalam bidang komponen sepeda pancal dengan menyediakan produk dan

layanan sebagai berikut:

CV. Soehendro memberikan produk yang terdiri dari :

 Sepeda Bmx Hammer Invation  Sepeda Bmx Pegasus raceback  Sepeda Bmx Pegasus Storm  Sepeda Bmx Pegasus Fire, dll. 4.2. Analisa Data

Suatu perusahaan dapat dikatakan stabil apabila perusahaan tersebut mampu

mengatur semua sistem manajemen perusahaannya, termasuk manajemen sumber

daya manusianya, karena sumber daya manusia yang handal dan professional akan

memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan perusahaan itu sendiri.

Selain itu perusahaan tersebut juga harus dapat mengolah dan memanage sistem

keuangannya agar perusahaan itu dapat terus berkembang dan kesejahteraan

karyawannya bisa terjamin. Salah satu cara agar dapat menjadi perusahaan yang

(9)

TABEL 4.1

LAPORAN DATA PERHITUNGAN PPh. Ps. 21 KARYAWAN TAHUN 2011 ( DALAM RUPIAH )

No. Nama Status Gaji Sebulan

Tunjangan lainnya Gaji Netto setahun PTKP PKP PPH 21 terutang/bln 1 Pegawai 1 K/1 2,200,000 300,000 28,500,000 18,480,000 10,020,000 41,750 2 Pegawai 2 K/1 2,200,000 300,000 28,500,000 18,480,000 10,020,000 41,750 3 Pegawai 3 K/1 2,200,000 300,000 28,500,000 18,480,000 10,020,000 41,750 4 Pegawai 4 K/2 2,000,000 150,000 24,510,000 19,800,000 4,710,000 19,625 5 Pegawai 5 K/2 2,000,000 150,000 24,510,000 19,800,000 4,710,000 19,625 6 Pegawai 6 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 7 Pegawai 7 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 8 Pegawai 8 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 9 Pegawai 9 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 10 Pegawai 10 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 11 Pegawai 11 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 12 Pegawai 12 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 13 Pegawai 13 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 14 Pegawai 14 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 15 Pegawai 15 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 16 Pegawai 16 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 17 Pegawai 17 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 Jumlah 28,600,000 4,800,000 380,760,000 285,120,000 95,640,000 398,500 Sumber : Data Perusahaan

Berdasarkan penghasilan karyawan pada tabel diatas gaji untuk seluruh

karyawan rata-rata sebesar Rp 28.600.000 dan tunjangan lainnya 5 % x gaji

sebulan sebesar Rp. 4.800.000. Untuk PTKP sebesar Rp. 285.120.000, sedangkan

untuk PKP-nya sebesar Rp. 95.640.000 dan PPh pasal 21 terutang metode

(10)

4.2.1. Laporan Laba Rugi Perusahaan

Pada laporan laba rugi tanpa perencanaan pajak, dilakukan dengan cara

penjualan dikurangi harga pokok penjualan menghasilkan laba kotor, kemudian

laba kotor dikurangi biaya-biaya yang menghasilkan laba bersih yang masih

belum dilakukan koreksi fiskal. Langkah terakhir yang harus dilakukan yaitu

mengurangi laba bersih sebelum koreksi fiskal dengan pajak yang harus

dibayar sehingga menghasilkan laba bersih setelah pajak. Untuk lebih

(11)

Tabel 4.2

Laporan Laba - Rugi Per 31 Desember 2011 (Sebelum Tax Planning )

( Dalam Rupiah )

PENJUALAN 2.000.000.000

HARGA POKOK PENJUALAN 1.000.000.000

LABA ( RUGI ) KOTOR 1.000.000.000

BIAYA ADMIN & UMUM

BIAYA GAJI BIAYA PENJUALAN

380.760.000 150.000.000 BIAYA PERALATAN KANTOR 15.000.000

BIAYA TELPON 10.000.000

BIAYA LISTRIK 15.000.000

BIAYA PENGOBATAN 8.000.000

BIAYA AIR 20.000.000

BIAYA PEMELIHARAAN INVENTARIS KANTOR 30.000.000

BIAYA KONSUMSI 10.000.000

PPh 21 KARYAWAN 4.782.000

JUMLAH BIAYA ADMIN & UMUM 643.542.000

LABA ( RUGI ) BERSIH SEBELUM PAJAK 356.458.000

PAJAK BADAN ( 50% X 12,5% X Rp. 356.458.000 ) 44.557.250

LABA / ( RUGI ) BERSIH SETELAH PAJAK 311.900.750

Sumber : CV. Soehendro

(12)

Dari laporan keuangan CV. Soehendro diketahui untuk laba kotornya

sebesar Rp. 1.000.000.000. Untuk perhitungannya total semua biaya-biaya

yang dikeluarkan guna memenuhi kewajiban perpajakannya sebesar Rp.

643.542.000. Dari perhitungan di atas dalam CV. Soehendro diketahui untuk

laba sebelum perencanaan pajak sebesar Rp. 356.458.000 sehingga sesuai

perhitungan badan menurut undang-undang jumlah pajak badannya sebesar Rp.

44.557.250 dan menghasilkan laba bersih setelah pajak tetapi belum dikoreksi

fiskal sebesar Rp. 311.900.750. Dalam hal ini CV. Soehendro melakukan

kewajiban perpajakannya sesuai dengan kewajiban yang dikeluarkan oleh

Dirjen Pajak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pengisian

SPT yang dibayarkan melalui SSP paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya

dan pelaporan SPT paling lambat pada tanggal 20 bulan berikutnya.

4.2.2 Rekonsiliasi Fiskal

Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2008 menjelaskan bahwa koreksi

fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak

sebelum menghitung pajak penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan

wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung

penghasilan kena pajak). Biaya pajak PPh pasal 21 perusahaan dikoreksi fiskal

positif artinya dalam perlakuan perusahaan itu sendiri biaya pajak PPh pasal 21

boleh diakui sebagai biaya namun dalam peraturan perpajakan biaya pajak PPh

pasal 21 tidak boleh diakui sebagai biaya tetapi harus dikoreksi fiskal yang

(13)

akan lebih besar, untuk lebih lengkapnya laporan biaya-biaya yang harus

dikoreksi fiskal seperti pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

LAPORAN LABA - RUGI " FISKAL " PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2011

KETERANGAN

KOMERSIAL KOREKSI FISKAL FISKAL

POSITIF NEGATIF

PENJUALAN 2.000.000.000 2.000.000.000

HARGA POKOK PENJUALAN (1.000.000.000) - - (1.000.000.000)

LABA BRUTO... 1,000,000,000 - - 1,000,000,000

BIAYA ADM & UMUM :

BIAYA GAJI KARYAWAN 380,760,000 - - 380,760,000

BIAYA PENJUALAN 150,000,000 - 150,000,000

BIAYA PERALATAN KANTOR 15,000,000 - - 15,000,000

BIAYA TELPON 10,000,000 5,000,000 - 5,000,000

BIAYA LISTRIK 15,000,000 - - 15,000,000

BIAYA PENGOBATAN 8,000,000 2,000,000 - 6,000,000

BIAYA AIR 20,000,000 - 20,000,000

BIAYA INVENTARIS KANTOR 30,000,000 - - 30,000,000

BIAYA KONSUMSI 10,000,000 - - 10,000,000

PPh 21 KARYAWAN 4,782,000 4,782,000 - -

JUMLAH BIAYA ADM & UMUM 643,542,000 11,782,000 - 631,760,000

LABA USAHA SEBELUM PAJAK 356,458,000 - 368,240,000

PAJAK PENGHASILAN BADAN

( 50 % X 12,5 % X Rp. 368.240.000) (44.557.250) - (46.030.000)

LABA USAHA SETELAH PAJAK 311,900,750 - 322,210,000

(14)

Dalam perhitungan ini diketahui laporan biaya-biaya administrasi dan

umum ada biaya PPh 21 karyawan, memang dalam penyajian laporan

keuangan ini, oleh perusahaan biaya PPh pasal 21 bulanan dimasukkan

kedalam akun biaya karena untuk memudahkan agar bisa membedakan antara

biaya yang benar-benar bisa diakui sebagai biaya perusahaan itu sendiri dengan

biaya yang benar-benar tidak bisa diakui sebagai biaya oleh perusahaan karena

koreksi fiskal. Dalam rekonsiliasi fiskal diatas, biaya-biaya yang dikoreksi

disebut dengan beda tetap. Tabel 4.4 dibawah ini menjelaskan beda tetap dari

CV. Soehendro.

Tabel 4.4 Beda Tetap

Beda Tetap Tahun 2011

Biaya Telpon Rp. 5.000.000

Biaya Pengobatan Rp. 2.000.000

Total Rp. 7.000.000

(15)

4.2.3 Penerapan perencanaan Pajak

Hal yang dilakukan dalam penerapan perencanaan pajak adalah:

1. Untuk biaya telpon perusahaan boleh diakui sebagai biaya asalkan tidak digunakan untuk kepentingan pribadi. Apabila pada biaya tersebut ada

yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi, maka biaya tersebut harus

dikoreksi.

2. Perusahaan memperhatikan kesehatan para karyawannya dan menanggung biaya pengobatan para karyawannya. Dalam perpajakan, biaya pengobatan

karyawan tidak diakui sebagai biaya sehingga perusahaan menjadikan

biaya tersebut sebagai tunjangan kesehatan agar dapat dikurangkan sebagai

biaya oleh perusahaan.

4.3 Interpretasi

4.3.1. Penghitungan Laporan Laba Rugi Setelah Perencanaan Pajak Pada laporan laba rugi dengan perencanaan pajak atau tax planning,

dilakukan sama dengan yang dilakukan pada laporan laba rugi tanpa

perencanaan pajak, yaitu penjualan dikurangi harga pokok penjualan

menghasilkan laba kotor, kemudian laba kotor dikurangi biaya-biaya sehingga

menghasilkan laba bersih yang sudah dikoreksi fiskal.

Setelah dilakukan koreksi fiskal akan didapat laba kena pajak, kemudian

selanjutnya menghitung pajak yang harus dibayar. Dan langkah terakhir yang

harus dilakukan yaitu mengurangi laba bersih sebelum koreksi fiskal dengan

pajak yang harus dibayar sehingga menghasilkan laba bersih setelah pajak

(16)

Tabel 4.5

Laporan Laba - Rugi Per 31 Desember 2011 (Setelah Tax Planning )

( Dalam Rupiah )

PENJUALAN 2.000.000.000

HARGA POKOK PENJUALAN 1.000.000.000

LABA ( RUGI ) KOTOR 1.000.000.000

BIAYA ADMIN & UMUM

BIAYA GAJI KARYAWAN BIAYA PENJUALAN

380.760.000 150.000.000 BIAYA PERALATAN KANTOR 15.000.000

BIAYA TELPON 5.000.000

BIAYA LISTRIK 15.000.000

BIAYA PENGOBATAN 6.000.000

BIAYA AIR 20.000.000

BIAYA PEMELIHARAAN INVENTARIS KANTOR 30.000.000

BIAYA KONSUMSI 10.000.000

JUMLAH BIAYA ADMIN & UMUM 631.760.000

LABA ( RUGI ) BERSIH SEBELUM PAJAK 368.240.000

PAJAK BADAN ( 50 % X 12,5 % X Rp. 368.240.000 ) 46.030.000

LABA / ( RUGI ) BERSIH SETELAH PAJAK 322.210.000

Sumber : CV. Soehendro

Dalam perhitungan laporan keuangan diatas yang setelah dilakukan

perencanaan pajak biaya operasional terdiri dari biaya penjualan dan biaya

administrasi dan umum. Biaya administrasi dan umum ini terdiri dari total gaji

karyawan yang dihitung setahun sebesar Rp. 380.760.000 dan nilai pengenaan

(17)

Dari semua perhitungan diatas, CV. Soehendro diketahui untuk laba bersih

sebelum adanya tax planning sebesar Rp. 311.900.750 sedangkan untuk laba

bersih setelah adanya tax planning sebesar Rp. 322.210.000 Dengan demikian,

sesuai perhitungan badan menurut undang-undang jumlah laba yang dikenakan

pajak naik sebesar Rp. 10.309.250 dan didapat pajak yang harus dibayarkan

(18)

4.3.2 Pajak yang Dibayar Setelah adanya Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Tabel 4.6

Penerapan Perencanaan Pajak ( Dalam Satuan Rupiah )

Gaji dibayar setahun oleh perusahaan 17 Orang Pph 21

Sebelum perencanaan pajak 380.760.000 Ditanggung perusahaan Sesudah perencanaan Pajak 380.760.000 Koreksi fiskal

Penghematan Pajak - -

Pajak yang Dibayar PPh 21 Keterangan

Sebelum perencanaan pajak 4.782.000 Ditanggung perusahaan Sesudah perencanaan Pajak 0 Dipotong gaji karyawan

Penghematan Pajak 4.782.000 -

Pajak yang Dibayar Badan Keterangan

Sebelum perencanaan pajak 44.557.250 -

Sesudah perencanaan Pajak 46.030.000 -

Selisih Pajak - 1.472.750 -

Laba sesudah pajak Perusahaan

2010

Sebelum perencanaan pajak 311.900.750

Sesudah perencanaan Pajak 322.210.000

Peningkatan Laba 10.309.250

Sumber : Data Olahan

Dari perhitungan diatas dalam CV. Soehendro Surabaya bisa diketahui

(19)

ditanggung karyawan tapi dalam bentuk sebagai tunjangan pajak bagi

karyawan dan disisi lain juga berpengaruh pada kenaikan laba perusahaan

setelah dilakukan perencanaan pajak yaitu sebelum dilakukan perencanaan

pajak sebesar Rp. 311.900.750 dan setelah dilakukan perencanaan pajak sebesar Rp. 322.210.000 sehingga berdampak terhadap kenaikan pembayaran pajak badan sebesar Rp. 1.472.750.

Pada perusahaan yang berbentuk Cv Soehendro, diharuskan untuk

membayar pajak sesuai dengan Undang-undang Perpajakan no. 17 tahun 2000.

Untuk itu perusahaan perlu mengadakan perencanaan pajak dengan tujuan

meminimalkan pajak yang harus dibayar tanpa melanggar Undang-undang yang

berlaku. Oleh karena itu, diperlukan adanya tax planning sebagai upaya

meminimalisasi beban pajak serta meningkatkan kinerja perusahaan. Jenis

penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu meneliti kasus dengan

membandingkan pembayaran pajak tanpa tax planning dengan pembayaran pajak

dengan tax planning. Jenis data yang digunakan adalah laporan keuangan

perusahaan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan akuntansi perusahaan, pemilihan

metode-metode akuntansi yang dipakai oleh perusahaan serta profil perusahaan.

Sumber data berasal dari wawancara dengan staff accounting perusahaan,

dokumen-dokumen perusahaan dan laporan keuangan perusahaan. Dengan

penerapan tax planning pada perusahaan, terjadi penghematan pajak sebesar Rp.

4.782.000 dan peningkatan laba komersial sebesar Rp.10.309.250 .Jadi, dapat

diambil kesimpulan dengan menerapkan tax planning dapat menguntungkan

(20)

Gambar

Gambar 4.1.3 Struktur Organisasi CV. Soehendro Pemegang Saham
Tabel 4.4  Beda Tetap

Referensi

Dokumen terkait

Wajib pajak badan atau perusahaan berusaha mengoptimalkan laba dengan menekan beban melalui perencanaan pajak (tax planning) agar perusahaan dapat membayar pajak

Dalam Tax Planning selain meminimalkan pajak, hal lain yang harus diperhatikan adalah meminimalkan biaya yang menurut Undang- Undang yang dapat dikurangkan dari

Perubahan yang mendasar dengan adanya pemotongan pajak yang bersifat final adalah potongan pajak tersebut dianggap sebagai pembayaran atas pajak penghasilan terhutang,

Hasil penelitian ini semua komponen OCI pada penelitian ini disajikan dalam laporan laba (rugi) periode dan laba (rugi) komprehensif gabungan yaitu laporan laba

Maka dengan hasil koreksi terhadap laporan laba rugi yang. telah dilakukan, total penghasilan kena

Sedangkan untuk pemungutan pajak sesuai dengan ketentuan Self Assessment System yang mengharuskan wajib pajak menghitung besarnya pajak yang harus dibayar serta datang

c) fakta bahwa jumlah komparatif untuk laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan laba rugi dan saldo laba, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

MANAJEMEN PAJAK TUJUAN ➢Menerapkan peraturan perpajakan secara benar ➢Usaha efesiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya FUNGSI ➢Perencanaan pajak tax planning