BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Penyajian Data
Pada bab empat akan dijelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan tujuan perusahaan serta kebijakan perusahaan, sehingga didapat gambaran yang jelas mengenai deskripsi penelitian. Dilakukan juga pembahasan mengenai analisis rekonsiliasi fiskal atas laporan keuangan komersial untuk menentukan pajak penghasilan yang diterapkan PT. Cahaya Adin Abadi – Surabaya.
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Cahaya Adin Abadi pada awal bisnisnya menggunakan nama CV. Sekar Agung Jaya berdiri tahun 1997 di Surabaya dan merupakan salah satu pelopor jasa penempatan tenaga kerja di Jawa Timur. Dengan adanya tuntutan regulasi dan komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien, maka perusahaan yang sebelumnya berbentuk CV (Commanditairre Vennotschaap) berubah menjadi badan hukum PT (Perseroan Terbatas).
PT. Cahaya Adin Abadi telah dirintis pendiriannya sejak tanggal 02 Maret 2005 dihadapan notaris di Surabaya saudara Rina Rustianing Warni, SH. Dengan akta pendirian nomor 03 sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa penyaluran tenaga kerja.
Cakupan bisnis operasional perusahaan merupakan penanganan dan pengelolaan ketenagakerjaan pengamanan serta tenaga kerja umum seperti administrasi, office boy/girl, karyawan pabrik, helper, mekanik dan lainnya.
Berbekal pengalaman dan kemampuan dalam pengelolaan tenaga kerja dan selalu responsif dalam penanganan sebuah komplain klien hingga menjadikannya zero complain. Perusahaan berusaha mengedepankan cara profesional setiap adanya komplain dari klien dalam waktu singkat dan memberikan solusi terbaik bagi segala permasalahan ketenagakerjaan. Dengan demikian klien dapat lebih leluasa untuk mengembangkan tujuan perusahaan tanpa harus terbebani oleh permasalahan tenaga kerja umum maupun pengamanan.
Secara historis perusahaan telah mempunyai pengalaman yang cukup dalam pengelolaan tenaga kerja, hingga kini mempunyai klien yang tersebar dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Papua. Mengenai kualitas, perusahaan mempunyai komitmen jelas untuk memberikan pelayanan yang terbaik karena memiliki sumber daya manusia yang profesional.
Tenaga kerja umum selalu diberikan materi pelatihan dan pengarahan sesuai standar kerja yang dibutuhkan klien. Untuk tenaga pengamanan dibekali dengan keterampilan standard security sehingga menguasai servis keamanan dengan baik serta
memiliki pusat pelatihan dengan instruktur yang kompeten dengan berbagai peralatan dan perlengkapan untuk operasional pengamanan.
4.1.2. Bidang Usaha Perusahaan
Outsourcing Tenaga Kerja merupakan aktifitas pengalihan sebagian suatu keputusan dan kegiatan fungsi operasional dan administratif manejemen sumber daya manusia dari suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak lain yang diikat melalui suatu perjanjian secara win-win solution dengan tujuan untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang berfokus pada produktifitas, pelayanan, dan kualitas.
Adapun jasa yang diberikan outsourcing PT. Cahaya Adin Abadi adalah sebagai berikut:
a. Security
Berdasarkan spesialisasi dan legalitas yang dimiliki sampai saat ini perusahaan mampu memberikan solusi pelayanan yang berharga mengenai keamanan dan pengamanan area suatu perusahaan, gedung perkantoran, perumahan real estate, pergudangan, sekolah, area pertambangan dan proyek - proyek lainnya. Menjamin keamanan, menumbuhkan kepercayaan bahwa klien dapat melakukan tugas dan meraih tujuan tanpa rasa khawatir.
b. Cleaning Service and Gardening Service
Membantu dan berinisiatif melayani segala kebutuhan karena perusahaan percaya bahwa bantuan sekecil apapun dapat menjadi pendukung bagi kesuksesan klien .Menciptakan suasana area pabrik atau kantor yang senantiasa bersih dan nyaman. Sapaan dan senyum ketulusan yang mengiringi kesungguhan kerja merupakan komitmen untuk membangkitkan semangat di area tugas sepanjang hari.
c. Driver Pribadi dan Pengiriman barang
Memastikan setiap perjalanan menjadi nyaman dan aman, Selalu menawarkan sahabat yang komunikatif, berinisiatif tinggi serta memahami rute-rute perjalanan dan rambu lalu-lintas. Tak hanya mengantar sampai ke tujuan, tetapi juga bertanggungjawab menjaga aset yang menjadi bagian dalam perjalanan.
d. Mekanik
Bertugas untuk memberikan pelayanan kepada pihak produksi terkait dengan peralatan yang digunakan di lapangan. Menjaga agar peralatan yang dipergunakan untuk menjalankan roda produksi mampu bekerja secara maksimal. Termasuk memperbaiki peralatan bahkan sampai dengan mengganti peralatan tersebut.
e. Karyawan Borongan dan Helper
Memiliki tenaga kerja yang jujur, disiplin, berdedikasi dan loyalitas tinggi sehingga mampu meningkatkan produktifitas perusahaan.
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi. Struktur organisasi PT. Cahaya Adin Abadi berbentuk bagan dengan tipe organisasi lini yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan, dari pemimpin tertinggi sampai jabatan yang terendah yang masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Tugas dan tanggung jawab setiap jabatan disesuaikan dengan tingkatan dalam struktur organisasi perusahaan.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Cahaya Adin Abadi
Sumber : PT. Cahaya Adin Abadi
Komisaris Direktur Utama Manager HRD Manager Security Manager Accounting Kasir Administrasi Collector Asisten Manager HRD Administrasi Supervisor Purchasing Resepsionis Office Boy/Girl Driver Asisten Manager HRD Administrasi Koordinator Wilayah Security Office
a. Komisaris
Membawahi direktur Utama. Tugas :
Memberikan nasihat kepada direktur utama dalam melaksanakan pengurusan perusahaan.
Melakukan pengawasan atas jalannya usaha perusahaan. Bertindak sebagai wakil pemegang saham.
Wewenang :
Komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu direktur, apabila berhalangan atau dalam keadaan tertentu menghadiri rapat direksi dan memberikan pandangan-pandangan untuk kemajuan perusahaan.
Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan direktur.
b. Direktur Utama
Dalam pelaksanaan tugasnya, bertanggung jawab kepada komisaris. Membawahi manager accounting, manager HRD dan manager security.
Tugas :
Membuat rencana pengembangan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bertanggungjawab
penuh atas tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Wewenang :
Mengawasi serta mengurus kekayaan perusahaan. Menunjuk, mengangkat dan memberhentikan direktur.
Menandatangi permintaan pengeluaran kas yang jumlahnya besar dan sifatnya penting.
Menetapkan pencapaian tujuan jangka panjang. Mengambil keputusan strategis bagi perusahaan.
c. Manager Accounting
Bertanggung jawab kepada direktur utama serta membawahi asisten manager accounting, kasir, administrasi dan collector.
Tugas :
Mengkoordinir, menganalisa, mengelola data-data sehingga tersusun suatu laporan keuangan.
Ikut serta dalam mengamankan aset perusahaan.
Mengatur masalah yang berhubungan dengan penyediaan dan penggunaan dana.
Menyediakan laporan keuangan untuk internal maupun eksternal perusahaan.
Wewenang :
Mengatur kebijaksanaan dan pengendalian keuangan untuk penghematan biaya pengeluaran.
d. Manager HRD
Bertanggung jawab kepada direktur utama, membawahi asisten manager HRD , administrasi, supervisor dan pegawai umum.
Tugas :
Membuat perencanaan pegawai sesuai kebutuhan dari setiap divisi dan kebutuhan klien untuk pegawai umum.
Bertanggung jawab dalam memilih dan mendapatkan pegawai yang sesuai kriteria.
Memberikan pelatihan kepada pegawai agar mempunyai motivasi kerja dan menemukan solusi untuk setiap persoalan yang dihadapi oleh pegawai perusahaan.
Wewenang ;
Menilai dan mengukur kinerja pegawai, memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar aturan perusahaan.
Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada direktur utama.
e. Manager Security
Bertanggung jawab kepada direktur utama, membawahi asisten manager security, administrasi, koordinator wilayah dan security.
Tugas :
Menetapkan dan mengevaluasi upaya strategi dan kebijakan dalam perekrutan security berdasarkan kriteria terutama untuk kebutuhan klien.
Memberikan pengarahan kepada koordinator wilayah mengenai tugas pokok dan fungsi security agar sesuai standar operasional pengamanan. Menilai dan menentukan peralatan penunjang pengamanan yang dibutuhkan disetiap area.
Wewenang :
Menilai dan mengukur kinerja koordinator wilayah.
Memberikan sanksi kepada security yang melanggar aturan. Memberikan saran dan pertimbangan kepada direktur utama.
4.2. Analisis Data
4.2.1. Laporan Keuangan Perusahaan
PT. Cahaya Adin Abadi dalam operasional pembuatan laporan keuangannya menggunakan pendekatan komersial untuk kepentingan perusahaan atau manajemen. Laporan keuangan yang dihasilkan adalah laporan laba rugi, neraca, arus kas dan perubahan modal. Bagi kepentingan perpajakan, laporan laba rugi yang selanjutnya disebut dengan laporan laba rugi komersial digunakan sebagai dasar penentuan pajak terutang. Dalam rangka menentukan besarnya pajak terutang maka harus dilakukan rekonsiliasi fiskal.
Berikut ini laporan keuangan perusahaan pada tahun 2012 yang diperlukan untuk penyusunan laporan keuangan fiskal, yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi.
Tabel 4.1
PT. Cahaya Adin Abadi Laporan Neraca Untuk Per 31 Desember 2012
Keterangan Jumlah (Rp) Keterangan Jumlah (Rp)
Aktiva Kewajiban dan Modal Saham
Aktiva Lancar : Kewajiban:
Kas & Setara Kas
7,114,781,020 Hutang Pajak 886,902,400 Piutang Usaha 2,788,211,075 Hutang Bank 905,000,000 Piutang Lain-Lain 122,384,954 Jumlah Kewajiban 1,791,902,400 Jumlah Aktiva Lancar 10,025,377,049
Aktiva Tidak Lancar : Modal Saham :
Aktiva Tetap 989,297,000 Modal Disetor 500,000,000 Akm. Penyusutan (190,135,120) Akumulasi Laba 8,532,636,529 Jumlah Aktiva Tidak
Lancar 799,161,880 Total Modal Saham 9,032,636,529 Total Aktiva 10,824,538,929 Total Kewajiban dan Modal Saham 10,824,538,929 Sumber : PT. Cahaya Adin Abadi
Tabel 4.2
PT. Cahaya Adin Abadi Laporan Laba Rugi Untuk Per 31 Desember 2012
Keterangan Jumlah (Rp)
Pendapatan
32,498,029,339
Gaji Karyawan Outsourcing (23,741,127,872) Laba Kotor 8,756,901,467 Beban Usaha 3,149,086,826
Laba (Rugi) Usaha 5,607,814,641
Pendapatan (Beban) Lain-lain (77,060,135)
Laba Bersih Sebelum Pajak 5,530,754,506
Sumber : PT. Cahaya Adin Abadi 4.2.2. Kebijakan Akuntansi
Ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang dianut oleh perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Laporan keuangan yang disajikan dalam bentuk Rupiah disusun sesuai dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan praktek akuntansi yang berlaku umum.
b. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung. Karena arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Selanjutnya dilakukan perincian lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas.
c. Penerimaan dana perusahaan berasal dari penagihan kepada klien sesuai nilai kontrak yang telah disepakati. Pengeluaran dana tidak hanya berupa gaji karyawan outsourcing tetapi juga berupa beban seragam beserta sepatu safety untuk karyawan pabrik dan satpam, juga adanya beban BBM untuk motor patroli hingga pembelian alat tulis untuk kebutuhan laporan satpam. Keseluruhan beban pembelian tersebut wajib dipenuhi karena termasuk dalam point perjanjian kerjasama yang didaftarkan secara resmi ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker)
d. Pendapatan dan beban diakui secara cash basis karena pendapatan diakui apabila terlah benar-benar diterima dan perusahaan mencatat beban di dalam laporan ketika kas telah dikeluarkan atau dibayarkan oleh kasir.
e. Pemberian fee yang dilakukan oleh perusahaan harus berkaitan langsung dengan kegiatan operasional perusahaan dan terkait dengan jangka waktu yang telah disepakati dalam perjanjian. Jika nilainya lebih dari Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) maka diperlakukan sebagai beban fee dan diamortisasi secara
sistematis selama periode jangka waktunya. Namun jika fee kurang dari nilai tersebut diatas maka diakui sebagai beban fee pada periode yang sama dengan pengeluaran perjanjian.
f. Pada penilaian aktiva tetap dakui sebesar jumlah nilai jual, beban perijinan, beban angkut dan beban lainnya hingga aktiva tetap tersebut diperoleh. Untuk perhitungan penyusutannya menggunakan metode garis lurus dan manajemen memberikan kebijakan nilai sisa dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.3
PT. Cahaya Adin Abadi
Daftar Penyusutan Aktiva Tetap Komersial Untuk Per 31 Desember 2012
Jenis Aktiva Harga Perolehan (Rp) Nilai Residu (Rp) Tahun Perolehan Masa Manfaat Nilai Penyusutan (Rp) Meja, Kursi, Almari 13,940,000 1,394,000 2005 5 Tahun - Komputer Set 41,040,000 3,988,000 2005 5 Tahun - Sepeda Motor 12,000,000 3,000,000 2005 8 Tahun 1,125,000 AC & Kipas Angin 16,308,000 3,261,600 2005 10 Tahun 1,304,640 Bangunan I (HRD &Div. Security) 225,000,000 - 2005 20 Tahun 11,250,000 Bangunan II (Bag. Keuangan) 311,000,000 - 2011 20 Tahun 15,550,000 Total Penyusutan 29,229,640
4.3. Interpretasi
4.3.1. Evaluasi Pengakuan Pendapatan dan Beban
Berdasarkan analisa data terdapat beberapa transaksi usaha yang memerlukan koreksi fiskal karena ada biaya-biaya dan pendapatan yang menurut laporan laba rugi komersial dapat dibebankan dan diakui sebagai pendapatan tetapi dalam laporan laba rugi fiskal tidak diperbolehkan untuk dibebankan dan tidak dapat diakui sebagai biaya dan pendapatan. sebagaiman yang disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.4
PT. Cahaya Adin Abadi
Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Komersial ke Laporan Laba Rugi Fiskal
Untuk Per 31 Desember 2012 (Dinyatakan Dalam Rupiah)
Adapun penyebab dari koreksi masing-masing rekening tersebut adalah antara lain :
Koreksi fiskal positif a. Beban gaji staf
Dalam beban gaji staf terdapat gaji office girl yang merangkap sebagai asisten rumah tangga di rumah tinggal direktur. Selain itu, terdapat pula memberian uang lembur collector yang mendapat tugas menjemput anak direktur bimbingan belajar dan uang lembur driver ketika mengantar keluarga direktur bepergian. Sesuai Pasal 9 UU Pajak Penghasilan (UUPPh) tentang biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, menyatakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota dianggap sebagai pembagian laba terselubung. Maka atas biaya tersebut diatas harus dikoreksi sebesar Rp. 10.772.800
b. Beban telepon dan pulsa
Pada beban telepon dan pulsa perusahaan terdapat pencatatan beban pulsa untuk jajaran direksi. Pengeluaran tersebut menurut ketentuan SAK diperbolehkan untuk mengurangi laba kotor tetapi dalam keputusan Dirjen Pajak nomor KEP-220/PJ./2002 jo. SE-09/PJ.42/2002 atas biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon seluler milik perusahaan yang digunakan pegawai karena jabatannya, dapat dibebankan sebagai biaya
perusahaan sebesar 50%. Oleh karena itu perlu dilakukan koreksi 50% dari Rp. 48.611.918 yaitu sebesar Rp. 5.273.000
c. Beban Bahan Bakar Minyak (BBM)
Berdasarkan Pasal 9 ayat 1 huruf b UUPPh Nomor 36 tahun 2008, tentang biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, menyatakan bahwa biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota tidak dapat dikurangkan dalam penentuan besarnya pajak terutang. Maka pembelian BBM untuk mobil pribadi direktur beserta istri dan mobil pribadi komisaris yang juga merupakan orangtua direktur sebesar Rp. 15.600.00 harus dikoreksi positif yang artinya menambah besarnya penghasilan kena pajak.
d. Beban reparasi dan pemeliharaan kendaraan
Perusahaan mengakui beban reparasi dan pemeliharaan kendaraan sebesar Rp. 9.385.580 ditahun 2012. Tetapi dalam beban tersebut sebesar Rp. 4.114.000 digunakan untuk pemeliharaan motor Harley Davidson milik direktur. Didalam peraturan pajak Pasal 9 UUPPh, biaya kendaraan yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi tidak boleh dibebankan sebagai biaya. e. Rekreasi / gathering keluarga staf
Pengakuan beban rekreasi oleh perusahaan pada laporan laba rugi tahun 2012 menimbulkan adanya koreksi fiskal positif penuh
yaitu sebesar Rp. 59.061.000. Karena rekreasi atau gathering keluarga staf bukan termasuk biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang telah dibebankan sebagai pengurang penghasilan oleh perusahaan.
f. Beban penyusutan
PT. Cahaya Adin Abadi menggunakan metode penyusutan yang telah sesuai dengan peraturan perpajakan yaitu metode garis lurus. Namun perusahaan menetapkan kebijakan nilai sisa pada aktiva, hal tersebut tidak sesuai dengan peraturan perpajakan. Sehingga mengakibatkan adanya beda waktu yang artinya secara keseluruhan beban atas pendapatan akuntansi maupun perpajakan sebenarnya sama tetapi alokasi tiap tahunnya yang berbeda. Oleh karena itu pada pos penyusutan perlu dilakukan penyesuaian. Pada tabel berikut ini tersaji perhitungan penyusutan berdasarkan Pasal 11 ayat 6 UU Pajak Penghasilan :
Tabel 4.5
PT. Cahaya Adin Abadi
Daftar Penyusutan Aktiva Tetap Fiskal Untuk Per 31 Desember 2012
Sumber : Data diolah
Dari penyajian tabel 4.5 tersebut terlihat bahwa nilai penyusutan menurut fiskal adalah Rp.28.838.500, sedangkan menurut data perhitungan penyusutan aktiva tetap perusahaan yang tersaji pada tabel 4.3 diakui senilai Rp. 29.229.640. Perbedaan nilai tersebut dikoreksi positif yaitu sebesar Rp. 391.140 untuk tahun 2012.
g. Denda PPN
Berdasarkan Pasal 9 UUPPh tentang biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto menyebutkan bahwa sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan tidak diperbolehkan mengurangi penghasilan kena pajak. Sehingga dikoreksi positif keseluruhan bebannya yaitu sebesar Rp. 57.200.000. Karena dalam rangka meningkatkan kepatuhan perpajakan maka UUPPh bersikap tidak toleran atas ketidak patuhan wajib pajak.
h. Kegiatan amal
Dalam laporan laba rugi perusahaan mengakui sumbangan atau disebut sebagai kegiatan amal menjadi pengurang penghasilan. Namun menurut UU perpajakan Pasal 9 ayat 1 huruf g, biaya sumbangan atau iuran termasuk kepada lingkungan, keagamaan dan sumbangan-sumbangan yang diberikan kepada instansi pemerintah tidak boleh sebagai pengurang karena bagi yang menerima sumbangan atau bantuan tersebut tidak dikenai pajak penghasilan sehingga pada laporan laba rugi komersial perlu dilakukan koreksi sebesar Rp. 8.100.000.
i. Pengangkutan kayu jati
Menurut Pasal 13 (a) PP 94 Tahun 2010 menjelaskan bahwa tidak memperbolehkan pengurangan pengeluaran dan biaya dari
penghasilan kena pajak atas biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan objek pajak. Sedangkan pada laporan perusahaan beban pengangkutan kayu jati diakui sebagai beban lain-lain. Maka harus dikoreksi sebesar Rp. 4.310.000 agar sesuai dengan peraturan perpajakan.
Koreksi fiskal negatif j. Dividen
PT. Cahaya Adin Abadi sebagai penerima dividen dari PT. Sekawan Jaya Bahagia karena merupakan salah satu pemegang saham badan dengan kepemilikan sebesar 30%. Pada laporan laba rugi telah tercatat penerimaan dividen dari perusahaan garment tersebut untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp. 32.000.000. Tetapi berdasarkan Pasal 4 ayat 3 UU Pajak Penghasilan Tahun 2008 menjelaskan bahwa ada kondisi dividen bukan merupakan objek pajak ketika dividen atau bagian laba yang diperoleh perseroan terbatas atas kepemilikan saham pada badan lebih dari 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan koreksi fiskal negatif sebesar Rp. 32.000.000 pada laporan laba rugi komersialnya.
Secara ekonomis laba sumber pembagian dividen telah dikenakan pajak penghasilan badan, pengenaan pajak penghasilan atas penerimaan dividen mengakibatkan pemajakan berganda
ekonomis. Untuk memberikan keringan beban pajak atas kepemilikan saham lebih dari 25 % maka dividen antar badan dianggap bukan merupakan objek pajak penghasilan.
k. Penghasilan sewa bangunan
Dalam penghasilan sewa bangunan milik direktur di wilayah Gresik telah diakui menjadi penghasilan lain-lain pada laporan laba rugi perusahaan. Namun berdasarkan peraturan perpajakan segala penghasilan dari aktifitas persewaan tanah dan bangunan tidak boleh dianggap penghasilan perusahaan. Maka harus dikoreksi sebesar Rp.41.00.000 atas penghasilan sewa bangunan untuk tahun pajak 2012.
l. Bunga bank
Pengakuan bunga bank sebagai penghasilan lain-lain dalam laporan keuangan perusahaan harus dilakukan koreksi fiskal negatif sebesar Rp. 18.441.441. Karena menurut peraturan dalam Undang-Undang pajak penghasilan Pasal 4 ayat 2, bahwa semua pendapatan yang bersifat final tidak dapat dimasukkan kedalam penghasilan perusahaan tetapi hanya dilaporkan saja, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai penghasilan kena pajak.
4.3.2. Evaluasi Perhitungan Laba Bersih Fiskal atau Penghasilan Kena Pajak
Berdasarkan koreksi fiskal yang telah dilakukan atas akun-akun biaya pada PT. Cahaya Adin Abadi di Surabaya, dapat dihitung besarnya laba kena pajak perusahaan, sebagai berikut : LABA BERSIH KOMERSIAL
Pendapatan / Peredaran Bruto Rp. 32.498.029.339 Gaji karyawan outsourcing Rp. (23.741.127.872)
Laba Kotor Rp. 8.756.901.467
Beban usaha Rp. 3.149.086.826
Laba (rugi) usaha Rp. 5.607.814.641
Pendapatan (beban) lain-lain Rp. (77.060.135) Laba bersih komersial sebelum pajak Rp. 5.530.754.506 KOREKSI FISKAL
Koreksi Positif :
a. Beban gaji staf Rp. 10.772.800
b. Beban telepon dan pulsa Rp. 5.273.000
c. Beban Bahan Bakar Minyak (BBM) Rp. 15.600.000 d. Beban reparasi dan pemeliharaan
kendaraan
Rp.
4.114.000 e. Biaya rekreasi / gathering keluarga
staf Rp. 59.061.000 f. Beban penyusutan Rp. 391.140 g. Denda PPN Rp. 57.200.000 h. Kegiatan amal Rp. 8.100.000
i. Pengangkutan kayu jati Rp. 4.310.000
Koreksi Negatif :
j. Pendapatan dividen Rp. 32.000.000
k. Penghasilan sewa bangunan Rp. 41.000.000
l. Bunga bank Rp. 18.441.441
Jumlah Koreksi Negatif Rp. 91.441.441 Total Koreksi Fiskal Rp. 73.380.499 Laba Bersih Fiskal Sebelum Pajak Rp. 5.604.135.005 Penghasilan Kena Pajak (Pembulatan) Rp. 5.604.135.000
4.3.3. Evaluasi Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang Tahun 2012 Sesuai dengan isi Pasal 31 E Undang-undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang menyebutkan bahwa Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif 25% atas tahun pajak 2012 yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00, maka berikut ini perhitungan pajak terutangnya :
Peredaran Bruto Rp. 32.498.029.339
Penghasilan Kena Pajak Rp. 5.604.135.000 Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas :
4.800.000.000 X Rp.5.604.135.000 = Rp.827.737.822 32.498.029.339
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas :
Rp. 5.604.135.000 - Rp. 827.737.822 = Rp. 4.776.397.179 Pajak Penghasilan Terutang :
(50% X 25%) X Rp.827.737.822 = Rp. 103.467.228 25% X Rp. 4.776.397.179 = Rp. 1.194.099.295 + Total Pajak Terutang Tahun 2012 = Rp. 1.297.566.522
Setelah dilakukan perhitungan pajak penghasilan terutang, terlihat adanya selisih beban pajak yaitu :
Setelah dikoreksi fiskal = Rp. 1.297.566.522 Sebelum dikoreksi fiskal = Rp. 1.178.463.769 -
Selisih = Rp. 119.102.753
Jurnal Koreksi :
Beban PPh Terutang Rp. 119.102.753
Hutang PPh Rp. 119.102.753
Jurnal saat PPh terutang diakui di akhir tahun akan dicatat dengan : Beban PPh Terutang Rp. 1.297.566.522
Saat memperhitungkan pajak penghasilan terutang dengan uang muka PPh yang dapat dijadikan sebagai kredit pajak, jurnalnya sebagai berikut :
Beban PPh Terutang Rp. 1.297.566.522
Uang Muka Pasal PPh 23 Rp. 187.155.385 Uang Muka Pasal PPh 25 Rp. 982.053.141 Hutang PPh Pasal 29 Rp. 128.357.996 Jurnal pada saat perusahaan melakukan angsuran pembayaran Pajak Penghasilan Terutang setiap bulan yaitu :
Hutang PPh Pasal 25 Rp. 10.696.500
Kas Rp. 10.696.500
4.3.4. Evaluasi Laba Bersih Fiskal
Berdasarkan perhitungan rekonsiliasi fiskal yang telah dilakukan, maka terdapat adanya peningkatan nilai laba bersih fiskal pada laporan laba rugi tahun 2012 dibandingkan dengan laba bersih sebelum dilaksanakan rekonsiliasi fiskal, dengan rincian sebagai berikut :
Laba fiskal = Rp. 5.604.135.005 Laba komersial = Rp. 5.530.754.506 - Selisih = Rp. 73.380.499
Hal tersebut disebabkan oleh adanya pengakuan pada akun beban maupun pendapatan perusahaan selama tahun 2012 yang tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang pajak penghasilan.