• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 12 MATARAM

TAHUN AJARAN 2015/2016

Artikel Skripsi

Diajukan Dalam Rangka Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan

OLEH :

UMRATUL AISYAH NIM. E1A 012 057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

(2)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Jl. Majapahit No. 62 Tlp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI

Skripsi yang disusun oleh: UMRATUL AISYAH NIM E1A012057 dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Problem Posing dalam Meningkatkan Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 12 Mataram Tahun Ajaran 2015/2016” telah diperiksa dan diuji pada tanggal………bulan Agustus 2016.

Mataram, September 2016

(3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA

DI SMP NEGERI 12 MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016

Umratul Aisyah1), Dadi Setiadi 2), Nur Lestari 3)

1)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram

2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram Universitas Mataram, Jalan Majapahit No.62, Mataram

Email:aisyahalkhair@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran problem posing dalam meningkatkan keterampilan bertanya dan hasil belajar siswa di SMPN 12 Mataram Tahun Ajaran2015/2016. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment yang telah dilaksanakan pada 19 April – 27 Mei 2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 12 Mataram Tahun ajaran 2015/2016. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, sehingga terpilih dua kelas yaitu kelas VIIF sebagai kelas eksperimen dan VIIE sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar keterampilan bertanya dan tes hasil belajar siswa berupa soal uraian. Data penelitian dianalisis menggunakan rumus t-test pada taraf signifikansi 5% dengan bantuan program SPSS 17 for Windows serta analisis keterampilan bertanya dilakukan dengan analisis statistik sederhana (Rata-rata). Hasil penelitian uji statistik terhadap keterampilan bertanya dan hasil belajar menunjukkan bahwa p<0,05. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran problem posing efektif dalam meningkatkan keterampilan bertanya dan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Problem Posing, Keterampilan Bertanya, Hasil Belajar

ABSTRACT

This research was conducted to determine the effectiveness of problem posing instruction model for increasing questioning skill and learning achievement of SMPN 12 Mataram in the academic year 2015/2016. This quasy eksperimental research was conducted from 19th April to 27th May 2016. Population of this research were all students grade VII of SMPN 12 Mataram in the academic year 2015/2016. The sample method used is using purposive sampling, so two classes as the sample are found in which Class VIIF as an experiment group and Class VIIE as a control group. The instruments in this research were questioning skill sheet and student’s learning achievement test. The data were analyzed using a formula of independent sample t-test in significancy level of 5% with SPSS 17 for Windows program assistance and questioning skills analyzed by a simple statistical analysis (Mean). The results of statistical analyzis showed p<0.05. This means that problem posing instruction model was effective for increasing questioning skill and learning achievement of the students in experiment class.

Key Words: Problem Posing Instruction Model, Questioning Skill, Learning Achievement.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, dan negara. Pendidikan tidak hanya mengacu pada keberhasilan belajar siswa yang berupa angka-angka, akan tetapi merujuk pada proses keberhasilan pembelajaran itu sendiri. Sejalan dengan itu, paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center) harus diubah menjadi

(4)

paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa (students center), oleh karena itu pembelajaran sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas, sehingga terbentuk siswa aktif dalam

pembelajaran yang mampu

mengembangkan potensi dirinya dan memiliki kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan antara guru dan siswa dan komunikasi yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar[1]. Seorang guru hendaknya mampu membantu siswa dalam membangun keterkaitan antara informasi baru dengan pengalaman yang telah mereka miliki. Proses pembelajaran di dalam kelas masih menjadi aktivitas guru, disamping itu juga guru kurang melakukan model pembelajaran untuk membangun keaktifan siswa dalam belajar seperti mengajak siswa bertanya. Guru cenderung hanya menerapkan metode ceramah, tanya jawab dan kegiatan yang lebih berpusat pada guru.

Pembelajaran yang berpusat pada guru dan keterampilan bertanya siswa kurang, berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah dipandang perlu dilakukan suatu inovasi dalam pembelajaran terutama model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan

siswa adalah model pembelajaran problem posing. Model Problem posing merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan model pembelajaran problem posing menuntut siswa untuk menyusun pertanyaan sendiri[2]. Model pembelajaran tersebut dapat mengubah cara berpikir siswa, meningkatkan rasa percaya diri serta membantu memahami konsep dengan baik[3]. Dengan menggunakan model pembelajaran problem posing, siswa dapat membuat pertanyaan secara aktif dan terampil sehingga akan mempengaruhi hasil belajar. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian yaitu “Efektivitas Model Pembelajaran Problem Posing dalam Meningkatkan Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 12 Mataram Tahun Ajaran 2015/2016.”

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah quasy eksperiment[4] dengan desain penelitian yang digunakan adalah pre-test dan post-test[5]. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 12 Mataram terhadap siswa kelas VII semester genap tahun ajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang

(5)

terbagi dalam delapan kelas, sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling dan diperoleh kelas VII F sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran problem posing dan kelas VII E sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah pelestarian ekosistem.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran problem posing, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan bertanya dan hasil belajar Biologi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan bertanya berupa lembar pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan dimana Pertanyaan tersebut dikelompokkan berdasarkan tingkatan dan dianalisis kemudian dikonversikan ke dalam bentuk rata-rata

keterampilan bertanya siswa.

Pengelompokkan pertanyaan

dikelompokkan berdasarkan kriteria-kriteria pada masing-masing tingkatan pertanyaan[6]. Hasil belajar diukur dengan soal berupa tes uraian yang telah valid dan reliabel sebanyak 6 soal. Analisis uji hipotesis keterampilan bertanya dan hasil belajar siswa menggunakan uji-t dengan bantuan program SPSS 17 for Windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Keterampilan bertanya

Hasil keterampilan bertanya merupakan nilai rata-rata dari pertanyaan yang diajukan oleh siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Nilai rata-rata keterampilan bertanya siswa di kelas eksperimen sebesar 7,98 dan di kelas kontrol sebesar 1,78. Hasil keterampilan bertanya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Keterampilan Bertanya Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Tingkatan Pertanyaan Ekperimen (Kelas VII F) Kontrol (Kelas VII E) n (%) n (%) Pengetahuan 115 51,11 7 12,28 Pemahaman 70 27,45 2 3,5 Penerapan 51 20 9 15,78 Analisis 8 3,13 24 42,10 Menilai 10 3,92 10 17,54 Mencipta 0 2 6 10,52 Total 255 100 57 100 Rata-rata 7,96 1,78

Tabel 2. Uji Normalitas Keterampilan Bertanya

Test of Normality Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

KB .111 45 .200

Tabel 2 Menunjukkan bahwa tingkat signifikansi keterampilan bertanya siswa

(6)

sebesar 0,20 lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan berdistribusi normal.

Tabel 3. Uji Homogenitas Keterampilan Bertanya

Test of Homogeneity of Variances Keterampilan bertanya

Levene Statistic

df1 df2 Sig.

14.14 1 43 .005

Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi keterampilan bertanya sebesar 0,005. Hal ini berarti tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05, maka data keterampilan bertanya kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen.

Tabel 4 Hasil Uji Hipotesis Keterampilan Bertanya Siswa

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

t df

Sig.

(2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Lower Upper

KB Equal variances assumed 6.083 62 .000 6.18750 1.01721 4.15413 8.22087 Equal variances not assumed 6.083 55.091 .000 6.18750 1.01721 4.14904 8.22596

Berdasarkan hasil uji hipotesis data keterampilan bertanya, menunjukkan bahwa sig.< 0,05 (0,00 < 0,05). Dengan demikian Ha diterima yang artinya model problem

posing efektif dalam meningkatkan keterampilan bertanya siswa.

Dari hasil tersebut dapat dilihat adanya perbedaan hasil keterampilan bertanya siswa berdasarkan rata-rata keterampilan bertanya dan presentase tiap tingkatan pertanyaan, dimana pada kelas ekperimen rata-rata keterampilan bertanya siswa lebih tinggi

(7)

dibandingkan pada kelas kontrol. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan model problem posing dapat meningkatkan keterampilan bertanya antara lain langkah-langkah model problem posing, pertanyaan yang diajukan secara tertulis, guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai obyek penelitian. Adapun langkah-langkah model problem posing efektif meningkatkan keterampilan bertanya yang dimaksud adalah pada tahapan siswa diminta untuk membuat pertanyaan, sehingga penggunaan model problem posing dapat memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk membuat atau mengajukan pertanyaan. Penyebab yang lain yakni pertanyaan yang diajukan oleh siswa dilakukan secara tertulis memiliki beberapa kelebihan diantaranya memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk bertanya, lebih mengefektifkan waktu dan tidak membuang banyak biaya. Selain itu, model pembelajaran problem posing dapat dilaksanakan oleh guru sebagai fasilitator yang memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran, membantu siswa saat mengalami hambatan dalam membuat pertanyaan serta siswa sebagai obyek penelitian termotivasi atau tertarik untuk belajar dengan bentuk pembelajaran yang baru sehingga menjadi pendukung keefektifan model ini dalam meningkatkan keterampilan bertanya.

Penelitian ini terkait dengan penelitian Anwar (2015)[7] juga mengemukakan bahwa

pada pembelajaran problem posing, kemampuan bertanya siswa lebih baik daripada pembelajaran konvensional, sehingga dapat dikatakan pembelajaran problem posing efektif terhadap peningkatan kemampuan bertanya siswa.

2. Hasil belajar

Hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai gain skor siswa yang merupakan selisih antara pre-test dan post-test. Data gain skor pre-test dan post test pada kelas kontrol memperoleh nilai tertinggi sebesar 66,67 dan nilai terendah 0 dengan nilai rata-rata sebesar 29,68. Kelas eksperimen memperoleh nilai tertinggi 83,34 dan nilai terendah 8,34 dengan nilai rata-rata sebesar 51,30. Data skor rata-rata hasil belajar siswa terangkum dalam Gambar 1.

Gambar 1 Data skor rata-rata hasil belajar siswa pre-test post-tes gain skor KONTROL 32.81 62.5 29.68 EKSPERIMEN 19.53 70.83 51.3 0 10 20 30 40 50 60 70 80 SK OR R A TA -R A TA

(8)

Tabel 5. Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa Test of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. Gainskor .100 64 .185

Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi hasil belajar siswa sebesar 0,185 lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan berdistribusi normal.

Tabel 6. Uji Homogenitas Hasil Belajar

Test of Homogeneity of Variances Hasil belajar

Levene Statistic

df1 df2 Sig.

.064 1 62 .800

Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi gain skor pre-test dan post-test sebesar 0,800. Hal ini berarti tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka data gain skor pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen.

Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis Gain Skor Hasil Belajar Siswa

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper

gainsko r Equal variances assumed 4.670 62 .000 21.61594 4.62900 12.36269 30.86918

Equal variances not assumed

4.670 61.938 .000 21.61594 4.62900 12.36251

30.86936

Berdasarkan hasil uji hipotesis data gain skor hasil belajar siswa, menunjukkan bahwa sig.< 0,05 (0,00 < 0,05). Dengan demikian Ha diterima yang artinya model

problem posing efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran problem posing dikatakan efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPA Biologi di karenakan terdapat

perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan model problem posing dengan siswa yang diajarkan menggunakan model konvensional setelah dilakukan uji hipotesis.

Model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa hal yakni: proses pembelajaran, siswa sebagai obyek

(9)

penelitian dan guru sebagai pengajar. Dilihat dari proses pembelajaran dimana pada model pembelajaran problem posing siswa dilatih untuk mengajukan atau membuat soal kemudian menyelesaikan soal yang dibuat oleh kelompok lain. Pada saat siswa membuat soal maka siswa dituntut untuk memahami dan mengingat konsep dari materi yang telah diterimanya, begitu juga pada saat menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh kelompok lain siswa juga dituntut untuk memahami konsep. Adapun model pembelajaran problem posing juga dapat meningkat disebabkan karena siswa dapat mengikuti model tersebut dengan baik sehingga terlibat aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa lebih giat membaca materi yang diajarkan dan guru sebagai pengajar mampu mengajarkan materi sesuai dengan langkah-langkah pada model problem posing.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2008)[8] menyatakan bahwa Pembelajaran

dengan strategi Problem Posing pokok bahasan ekosistem dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa. Penelitian lain dari Hariyanti (2013)[9] menunjukkan bahwa pembelajaran model Problem Posing dilengkapi macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas dimana pada siklus I, ketuntasan belajar aspek kognitif sebesar 66,67% meningkat menjadi 86,11% pada siklus II. Penjelasan dari Hidayati (2008) dan Hariyanti (2013) menjelaskan bahwa model pembelajaran problem posing merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: (1) Model pembelajaran problem posing efektif dalam meningkatkan keterampilan bertanya siswa pada mata pelajaran IPA Biologi di SMP Negeri 12 Mataram tahun 2015/2016 dengan tingkat signifikasi p<0,05; (2) Model pembelajaran problem posing efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Biologi di SMP Negeri 12 Mataram tahun 2015/2016 dengan tingkat signifikasi p<0,05. Hal ini disebabkan proses

(10)

pembelajaran problem posing yang menuntut siswa untuk bertanya sehingga proses berpikir terjadi yang berdampak pada hasil belajar. Selain itu siswa bisa mengikuti model pembelajaran yang diterapkan guru dan guru dapat menerapkan model pembelajaran tersebut. DAFTAR PUSTAKA

1] Utami, Hanafiah, Widodo Ari dan Rochintaniawati. 2015. Profil Pola Interaksi Antara Guru dan Siswa SMP Dalam Pembelajaran Biologi Pada Konsep Ekosistem. Unnes Jurnal Of Biologi Education, Vol. 4, No. 1, Hal 111-123.

2] Irwan. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model SSCS dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.12, No. 1, Hal 1-13.

3] Irawati, Ratna Kartika. 2014. Pengaruh Model

Problem Solving Dan Problem Posing

Serta Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Sains Vol. 2, No. 4, Hal 184-192.

4] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 5] Furchan, Arif. 2011. Pengantar Penelitian

dalam Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

6] Wudijaya, Kiki Purwatih. 2014. Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Konsep IPA Dalam Tema Berbagai Pekerjaan Untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa SD (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 6 Cibogo Kabupaten Bandung Barat).

Artikel Penelitian. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. (diakses dari: repository.upi.edu/12835/6/S_PGSD_1003 374_Chapter3.pdf pada hari Senin, 8 Agustus 2016).

7] Anwar, Anita. 2015. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap Kemampuan Bertanya dan Prestasi Belajar Fisika Pokok Bahasan Suhu dan Kalor Siswa Kelas X SMA Negeri

1 Pamekasan. Artikel Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang (diakses dari fisika.um.ac.id/../432artikelanitarosanaanw ar1yudyanto2sutopo3.html hari Senin, 8 Agustus 2016).

8] Hidayati, Ria Nur. 2008. Aplikasi Pembelajaran Problem Posing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Pada Siswa Kelas VIIE SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

9] Hariyanti, Ida, Haryono dan Sukardjo. 2013. Penerapan Pembelajaran Model Problem Posing Dilengkapi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 3, Hal 85-91.

Gambar

Tabel 1. Hasil Keterampilan Bertanya  Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Tabel 3. Uji Homogenitas Keterampilan  Bertanya
Gambar 1 Data skor rata-rata hasil  belajar siswa pre-test post-tes gain skorKONTROL32.8162.5 29.68EKSPERIMEN19.5370.8351.301020304050607080SKOR RATA-RATA
Tabel 5. Uji Normalitas Hasil Belajar  Siswa  Test of Normality Kolmogorov-Smirnov a Statistic  df  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dijelaskan di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran Problem Based Learning

Jenis ini ditemukan di kampus UIN Raden Intan Lampung, pada penelitian yang dilakukan oleh Agus Setiawan mengenai keanekaragaman burung di hutan kota Bandar lampung

pemangku kepentingan dan instansi terkait lainnya serta akun lain yang diperlukan seperti belanja sewa, belanja barang non operasional lainnya. Selain itu, pada tahap ini juga

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa obesitas berisiko 7,5 kali untuk terjadinya sindrom metabolik dibandingkan dengan partisipan yang tidak obes.. Hasil penelitian

Konsentrasi pupuk organik Super Nasa berpengaruh sangat nyata terhadap bobot biji kering per plot netto dan bobot biji kering per hektar, berpengaruh nyata

Agar penelitian ini dapat tercapai sesuai dengan tujuan penelitian, maka ditetapkan beberapa batasan masalah antara lain: (1) menyusun kerangka kerja perencanaan

1) Menjelaskan konsep dasar cairan dan elektrolit dari mulai pengkajian sampai dengan perencanaan keperawatan bagi pasien dengan gangguan kebutuhan dasar cairan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI berdampak lebih baik terhadap prestasi belajar matematika dibandingkan dengan model