124
STATUS GIZI IBU HAMIL PASCA KRISIS EKONOMI (Kajian Dampak kebijakan ekonomi di Desa Gunung Malang
Sumberjambe – Jember) Awatiful Azza*
*Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
ABSTRACT
BBM increase has caused prize of stuffs increase, especially food stuffs that is more and more. The increasing of the prize causes limitation in public buy power, especially for who has low income, many families are not able to supply good food for pregnant mothers.
This research out put for identification about nutrition status of pregnant mother post BBM increase in Gunung Malang village uses descriptive method. Data accumulation uses observation and measurement to pregnant mother of three-semester II and III in Gunung Malang village with 58 respondents by total sampling or bores sampling 2007.
Out put this research analisis about nutrition status of pregnant mother post BBM increase 33% with good nutrition status and 67 % with lack nutrition status. From that reality, there are some things that influence nutrition status of pregnant mother, that is job factor that has a deal with activity, knowledge factor in lack of natural resource that can be used to fulfill nutrition necessity, and economic factor in lack of buy power of public toward quality and quantity of food. Therefore, it’s expected that public can increase their knowledge about available natural resource and can use their land by planting useful and nutritious plants.
Key words : Nutrition status of pregnant mother, BBM increase
PENDAHULUAN
Melambungnya harga minyak
dunia telah mempengaruhi
perkembangan inflasi dalam negeri.
Tingginya harga minyak dunia
tersebut memaksa pemerintah untuk menaikkan harga BBM domestik guna menjaga kesinambungan fiskal. Respon tersebut memberikan tekanan kuat terhadap inflasi 2005. Kondisi
tersebut berdampak pada
membengkaknya subsidi Bahan
Bakar Minyak (BBM). Upaya yang
dilakukan pemerintah untuk
mengatasi beban subsidi tersebut
diantaranya melalui langkah
penyesuaian fiskal terutama melalui pengurangan dan relokasi subsidi BBM. Kondisi tersebut tentunya mengakibatkan daya beli masyarakat menurun terhadap kebutuhan pokok sehari-hari dan kebutuhan lainnya, dikarenakan kenaikan BBM diikuti oleh kenaikan harga barang-barang
kebutuhan lainnya. Daya beli
tentunya berkaitan langsung dengan kesejahteraan. Asumsinya jika daya
beli menurun berarti tingkat
pendapatan riil menurun, dan pada akhirnya potensi keluarga untuk menjadi lebih miskin menjadi lebih
125
besar. (Suara Merdeka, 6 Oktober 2007).
Akibatnya terdapat
pengurangan pengalokasian dana pada masyarakat untuk pembelian makanan sehari-hari, hal ini akan mengurangi jumlah dan kualitas
makanan yang dikonsumsi
masyarakat per hari. Dampak buruk yang mengikutinya adalah makin
menurunnya status gizi dan
kesehatan perempuan terutama ibu hamil. (Rachmawati E., 2004 : 3)
Kehamilan merupakan masa yang sangat penting, karena pada masa ini kualitas seorang anak akan
ditentukan. Selama kehamilan
seorang ibu akan mengalami
perubahan baik anatomi, fisiologis, maupun perubahan lainnya, yang akan meningkatkan kebutuhan zat
gizi dalam makanannya
(Soetjiningsih, 1997 : 132).
Agar kehamilan berjalan
dengan sukses, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan
yang baik dan selama hamil
mendapatkan tambahan protein,
mineral seperti zat besi dan kalsium, vitamin asam folat dan energi. Nutrisi yang baik selama kehamilan erat hubungannya dengan proses
pertumbuhan berbagai organ
pendukung proses kehamilan. Untuk
mendukung berbagai proses
pertumbuhan dan peningkatan
penggunaan energi, maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat. Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi membutuhkan pula peningkatan metabolisme berbagai zat mineral. Apabila masukan gizi
pada ibu hamil tidak sesuai
kebutuhan maka akan terjadi
gangguan dalam kehamilan baik terhadap ibu maupun janin seperti
keguguran, perdarahan setelah
persalinan, kelahiran prematur,
kematian pada bayi sebelum lahir dan berat badan lahir rendah. (Paath, Erna, 2004 : 52)
Data yang diperoleh dari
badan kependudukan tahun
2006/2007 didapatakan jumlah
keluarga pra sejahtera dikabupaten Jember sebanyak 21,9 % dari total jumlah penduduk 674.744 (diambil dari 31 kecamatan yang ada di kabupaten Jember) dimana 4,3 % dari keluarga pra sejahtera tersebut berada di kecamatan Sumberjambe. Sedangkan dari data Puskesmas Sumberjambe Tahun 2006, jumlah ibu hamil sebanyak 1168 orang, 553
orang diantaranya mengalami
masalah gizi, dimana ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm berjumlah 264 (23%) orang dan ibu hamil dengan Hb < 11 gr/dl berjumlah 289 (25%) orang.
Perlu upaya yang serius dari
pemerintah daerah untuk
meningkatkan pemahaman
masyarakat melalui Komunikasi
Informasi dan Edukasi tentang gizi untuk menuju keluarga sadar gizi dan melaksanakan program pemberian makanan tambahan terutama bagi ibu hamil.
Untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan aktivitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapat makanan bagi dirinya
sendiri maupun bagi janinnya.
Makanan yang biasa dikonsumsi baik kualitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam
keadaan sehat. Makanan yang
dikonsumsi ibu hamil berguna juga
dalam rangka memudahkan
kelahirannya dan untuk produksi ASI
bagi yang akan dilahirkannya.
126
Tujuan penataan gizi pada
wanita hamil adalah untuk
menyiapkan :
1. Cukup kalori, protein yang
bernilai biologi tinggi, vitamin,
mineral dan cairan untuk
memenuhi kebutuhan zat-zat gizi ibu, janin serta plasenta.
2. Makanan padat kalori dapat
membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak.
3. Cukup kalori dan zat gizi untuk
memenuhi pertambahan berat
baku selama hamil.
4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal.
5. Perawatan gizi dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak diinginkan.
6. Perawatan gizi yang dapat
membantu pengobatan penyakit yang terjadi selama kehamilan.
7. Mendorong ibu hamil sepanjang
waktu untuk mengembangkan
kebiasaan makan yang baik. (Arisman, 2004 : 13).
Setiap ibu hamil memerlukan
gizi yang seimbang sesuai
kebutuhannya. Yang dimaksud gizi
seimbang adalah keseimbangan
proporsi antara zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur dalam
makanan sehari-hari sesuai
kecukupan gizi yang akan
dianjurkan. (Dep. Kes. RI : 1996). Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi ibu hamil tiap trimester antara lain :
1. Pada kehamilan trimester I
(minggu 1 – 13) kebutuhan gizi masih tetap seperti biasa.
2. Pada kehamilan trimester II
(minggu 13 – 26) dimana
pertumbuhan janin cepat. Ibu
memerlukan tambahan kalori
285 dan protein lebih tinggi dari
biasa menjadi 1,5 gram/kg BB atau 12 gr serta zat besi 30 mg.
3. Pada kehamilan trimester III
(minggu 27– lahir) kalori sama dengan trimester II tetapi protein naik menjadi 2 gram/kg BB. (Dep. Kes. RI : 1996)
Menilai Status Gizi Ibu Hamil
Pada saat hamil status gizi seseorang
penting diperhatikan mengingat
pengaruhnya terhadap kesehatan saat hamil dan tumbuh kembang janin. Status gizi dapat dilihat dari tiga hal yaitu berat badan, ukuran lingkar lengan atas (LILA) dan kadar Hb. (Kasdu D. : 2004)
1. Berat Badan
Untuk melihat status gizi dari berat badan pada saat hamil adalah dengan melihatnya setiap bulan. Idealnya memang bila pertambahan itu disesuaikan dengan berat ibu sebelum hamil, apakah termasuk
kurus normal atau kegemukan.
Namun yang penting ibu hamil harus
menunjukkan peningkatan berat
badan. (Kasdu D. : 2004)
Kenaikan berat badan wanita hamil selama kehamilan adalah sekitar 10 – 12,5 kg termasuk penimbunan lemak pada ibu lebih kurang 3,5 kg setara dengan 30.000 kkal. (Soetjiningsih : 1995)
Selama trimester I, kisaran pertambahan berat badan ibu hamil adalah 700 – 1400 gr, sementara trimester II dan III sekitar 0,34 – 0,50 kg tiap minggu. Jika kenaikan berat badan lebih dari normal, dapat menimbulkan komplikasi keracunan
kehamilan, anak terlalu besar
sehingga menimbulkan kesulitan
persalinan, sebaliknya jika kenaikan berat badan ibu hamil kurang dari normal kemungkinan ibu berisiko keguguran, kelahiran prematur, berat
127
badan lahir rendah dan perdarahan sehabis persalinan. Dan salah satu tanda kurang gizi pada ibu hamil bila berat badan lebih atau kurang dari normal. (Nadesul H. : 2004).
2. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Selama ini ukuran lingkar
lengan atas (LILA) seringkali
diabaikan, padahal ini salah satu indikator status gizi ibu hamil baik atau tidak. (Kasdu D. : 2004)
Pengukuran lingkar lengan
atau adalah suatu cara untuk
mengetahui risiko Kekurangan
Energi Kronis (KEK) wanita usia subur, khususnya ibu hamil. Batas normal ukuran lingkar lengan atas adalah 23,5 cm. (Dep. Kes. RI : 1996).
3. Kadar Hemoglobin (Hb)
Dalam keadaan tidak hamil, 70% wanita mengalami kekurangan hemoglobin (Hb). Hal ini karena
metabolisme tubuh wanita dan
asupan zat besi yang kurang. Salah satu indikator status gizi yang baik
bila kebutuhan zat besi yang
meningkat saat hamil dapat
terpenuhi. (Kasdu D. : 2004)
Hemoglobin adalah parame-ter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb
merupakan senyawa pembawa
oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimiawi dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. (Supariasa : 2004). Batas normal terendah nilai hemoglobin menurut WHO untuk wanita hamil adalah 11 gr/dl.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi status gizi ibu
hamil pasca krisis dengan
menggunakan desain penelitian deskriptif eksploratif yaitu penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan suatu variabel masa sekarang. Pada penelitian ini
populasinya adalah ibu hamil
trimester II dan III tanpa penyakit penyerta di Desa Gunung Malang Sumberjambe sebanyak 58 orang. Tekhnik pengumpulan data untuk mengetahui status gizi ibu hamil dilakukan melalui observasi dan pengukuran. Pada penelitian ini yang diobservasi dan diukur adalah berat badan, lingkar lengan (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb). Hasil dari
pengukuran kemudian dilakukan
scoring untuk mengetahui status gizi ibu hamil melalui parameter :
a. Berat badan : dikatakan baik jika Kenaikan Trimester II dan III, 340 – 500 gram tiap minggu.
b. Lingkar Lengan atas (LILA) : jika
23,5 cm maka dikatakan status gizi ibu hamil baik
c. Hemoglobin (Hb) : Jika penilaian dengan Hb sahli 11 gr/dl maka status gizi ibu hamil baik.
Jika nilai dari hasil
pengukuran menunjukkan data
dibawah parameter tersebut maka dapat dikatakan bahwa status gizi ibu kurang.
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Karakteristik Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidik-an di Desa Gunung MalPendidik-ang
128
Gambar 1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Gunung Malang tahun 2007.
Desa Gunung Malang secara
demografis terletak di sebelah
selatan Kabupaten Jember
berdekatan dengan perbatasan
kabupaten Bondowoso. Wilayah
yang cukup terjal dan berbukit menyebabkan masyarakat kurang mampu mengakses beberapa fasilitas yang memang telah di adakan
pemerintah. Jauhnya masyarakat
mengakses sarana pendidikan dan
rendahnya sosial ekonomi
menyebabkan masyarakat di daerah ini banyak yang tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan responden sangat
bervariasi, namun sebagian besar responden berpendidikan SD yakni sejumlah 57% (33 responden) dan tidak tamat SD.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Kehamilan
Gambar 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Kehamilan di Desa Gunung Malang Tahun 2007
Identifikasi dari usia
kehamilan responden didapatkan
bahwa sebagian besar umur
kehamilan responden adalah 27-40
minggu sebanyak 55% (32) 0 10 20 30 40 50 60 Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA PT Ju m lah P ro se n tas e 28% 57% 10% 5% % 0% 13-26 Minggu 27-40 Minggu 45% 55%
129
responden dan sisanya antara 13-26 minggu.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Gunung Malang
Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Gunung Malang tahun 2007
Hasil penelitian ini mampu
mengungkapkan bahwa sebagian
besar pekerjaan responden adalah petani yaitu 21 responden (36%).
d. Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pengukuran Berat Badan
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pengukuran Berat Badan di Desa Gunung Malang Sumberjambe Tahun 2007
Pengukuran Berat Badan Jumlah (orang)
Persentase (%) Berat badan kenaikan trimester II dan III
340 – 500 gram tiap minggu
18 31
Berat badan kenaikan trimester II dan III < atau > 340 – 500 gram tiap minggu
40 69
Jumlah 58 100
Dari tabel di atas dapat dilihat
status gizi ibu hamil melalui
pengukuran berat badan sebanyak 40 responden memiliki berat badan dengan kenaikan pada trimester II dan III 340 – 500 gram tiap minggu.
e. Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pengukuran Lingkar Lengan Atas di Desa Gunung Malang Sumberjambe tahun 2007. 0 10 20 30 40 50
Tidak Bekerja Petani PNS
Ju m la h P ro se n ta se 35% 22% 36% 7% % 0%
130
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Jumlah (0rang) Persentase (%) LILA 23,5 cm 18 31 LILA < 23,5 cm 40 69 Jumlah 58 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa status gizi ibu hamil melalui pengukuran lingkar lengan atas sejumlah 40 responden (69%) memiliki LILA 23,5.
f. Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pemeriksaaan Kadar
Hemoglobin
Table 3. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil Melalui
Pemeriksaan Kadar Hemoglobin di Desa Gunung Malang
Sumberjambe tahun 2007
Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Jumlah (orang) Persentase (%) Hb 11 gr/dl 20 34 Hb < 11 gr/dl 38 66 Jumlah 58 100
Dari tabel di atas
menunjukkan bahwa status gizi ibu hamil melalui pemeriksaan kadar hemoglobin sebanyak 38 responden (66%) memiliki Hb 11 gr/dl.
g. Status Gizi Ibu Hamil Pasca Krisis
Tabel 4. Distribusi Status Gizi Ibu Hamil Pasca Krisis di desa Gunung Malang Sumberjambe tahun 2007
Status Gizi Ibu Hamil Jumlah (orang)
Persentase (%)
Status gizi baik 19 33
Status gizi kurang 39 67
Jumlah 58 100
Hasil penelitian menyebutkan bahwa status gizi ibu hamil pasca krisis sebagian besar dalam kondisi kurang yaitu sebanyak 57%.
Secara konsep disebutkan bahwa
untuk kesehatan ibu selama
kehamilan maupun pertumbuhan dan aktivitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapat makanan bagi dirinya
sendiri maupun bagi janinnya.
Makanan yang biasa dikonsumsi
baik kualitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam
keadaan sehat. Makanan yang
dikonsumsi ibu hamil berguna juga
dalam rangka memudahkan
kelahirannya dan untuk produksi ASI
bagi yang akan dilahirkannya.
(Paath, E.F. : 2004)
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Pengetahuan dan pendidikan yang
131
rendah serta perilaku yang tidak sadar gizi juga dapat menjadi pemicu masalah gizi. Untuk mendapat status gizi yang baik selama kehamilan maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapatkan makanan bagi dirinya sendiri maupun janinnya, makanan yang biasa dikonsumsi baik kwalitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Rendahnya sosial
ekonomi masyarakat juga
menyebabkan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan bahan pokok menjadi berkurang.
Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrisi pada saat hamil status gizi seseorang penting untuk diperhatikan mengingat pengaruhnya terhadap kesehatan saat hamil dan terhadap tumbuh kembang janin.
Tujuan penataan gizi pada
wanita hamil adalah untuk
menyiapkan :
1. Cukup kalori, protein yang
bernilai biologi tinggi, vitamin,
mineral dan cairan untuk
memenuhi kebutuhan zat-zat gizi ibu, janin serta plasenta.
2. Makanan padat kalori dapat
membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak.
3. Cukup kalori dan zat gizi untuk
memenuhi pertambahan berat
baku selama hamil.
4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal.
5. Perawatan gizi dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak diinginkan.
6. Perawatan gizi yang dapat
membantu pengobatan penyakit yang terjadi selama kehamilan.
7. Mendorong ibu hamil sepanjang
waktu untuk mengembangkan
kebiasaan makan yang baik. (Arisman, 2004 : 13).
8. Setiap ibu hamil memerlukan gizi
yang seimbang sesuai
kebutuhannya. Yang dimaksud
gizi seimbang adalah
keseimbangan proporsi antara zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur dalam makanan sehari-hari sesuai kecukupan gizi yang akan dianjurkan. (Dep. Kes. RI, 1996).
Kasdu, D. 2004 menyatakan bahwa penilaian terhadap status gizi wanita hamil dapat dilihat dari tiga hal yaitu berat badan, ukuran lingkar lengan atas (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb). Penilaian terhadap status gizi dari berat badan pada saat hamil adalah dengan melihatnya setiap bulan. Idealnya memang bila pertambahan itu disesuaikan dengan berat ibu sebelum hamil, apakah
termasuk kurus normal atau
kegemukan. Namun yang penting ibu
hamil harus menunjukkan
peningkatan berat badan (Kasdu D, 2004). Kenaikan berat badan wanita hamil selama kehamilan adalah sekitar 10 – 12,5 kg termasuk penimbunan lemak pada ibu lebih kurang 3,5 kg setara dengan 30.000 kkal. (Soetjiningsih : 1995).
Indikator lain yang tidak kalah penting untuk mengetahui status gizi ibu hamil adalah dengan LILA. Selama ini ukuran lingkar
lengan atas (LILA) seringkali
diabaikan, padahal ini salah satu indikator status gizi ibu hamil baik atau tidak. (Kasdu D. : 2004)
Pengukuran lingkar lengan adalah suatu cara untuk mengetahui risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur, khususnya ibu
132
hamil. Batas normal ukuran lingkar lengan atas adalah 23,5 cm. (Dep. Kes. RI : 1996). Selain dua
pengukuran di atas maka
pemeriksaan hemoglogin juga dapat menjadi indicator status gizi ibu hamil. Dalam keadaan tidak hamil, 70% wanita mengalami kekurangan hemoglobin (Hb). Hal ini karena
metabolisme tubuh wanita dan
asupan zat besi yang kurang. Salah satu indikator status gizi yang baik
bila kebutuhan zat besi yang
meningkat saat hamil dapat
terpenuhi. (Kasdu D. : 2004). Hemoglobin adalah parameter yang
digunakan secara luas untuk
menetapkan prevalensi anemia. Hb
merupakan senyawa pembawa
oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimiawi dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. (Supariasa : 2004). Batas normal terendah nilai hemoglobin menurut WHO (1972) untuk wanita hamil adalah 11 gr/dl.
Pada penelitian ini sebagian besar responden memiliki berat badan dan lingkar lengan atas yang
baik namun kadar hemoglobin
kurang dari normal dan sebaliknya. Hal ini mungkin dikarenakan saat hamil ibu telah cukup mendapatkan asupan makanan namun kwalitas makanan tersebut tidak diperhatikan sehingga status gizi yang didapatkan masih kurang. Untuk mendapat
status gizi yang baik selama
kehamilan maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapatkan
makanan bagi dirinya sendiri
maupun janinnya, makanan yang biasa dikonsumsi baik kwalitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat.
Selain dari responden itu sendiri, hal ini mungkin disebabkan faktor lain.
Menurut Paath, E.F. 2004
bahwa setiap aktivitas memerlukan energi, makin banyak aktivitas yang dilakukan makin banyak energi yang diperlukan tubuh. Banyaknya energi
yang diperlukan tubuh harus
diimbangi dengan masukan nutrisi. Selama kehamilan kebutuhan gizi seorang wanita hamil mengalami peningkatan, apabila hal tersebut tidak diimbangi maka akan menguras cadangan energi saat hamil dan mempengaruhi pada status gizi wanita tersebut.
Arisman 2002, juga mengungkapkan
bahwa kendala utama masalah
kurang gizi di Indonesia adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang hidup disekelilingnya, padahal berbagai jenis tumbuhan dan hewan tersebut dapat dijadikan
sebagai santapan bergizi bagi
keluarga. Apabila pengetahuan akan
sumber daya alam yang ada
disekeliling manusia dapat dikuasai maka keterbatasan daya beli bukan
merupakan rintangan bagi
masyarakat untuk menyediakan
makanan bergizi artinya mereka dapat mengupayakan sendiri dengan cara menanam atau mencari bahan makanan yang dapat diolah dari alam sekitar. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil yang mengalami peningkatan terutama pada trimester II dan III.
Selain itu faktor ekonomi
juga mempengaruhi dalam
pemenuhan gizi selama hamil.
Menurut Dartanto T. 2005 bahwa dampak dari kenaikan BBM terhadap
kemiskinan sangat tergantung
kenaikan BBM terhadap inflasi terutama inflasi bahan makanan cukup tinggi maka dampak kenaikan
133
BBM terhadap kemiskinan juga tinggi. Hal ini berkaitan dengan penghasilan keluarga per bulan yang
kebanyakan responden
berpenghasilan 250.000-500.000
yaitu 29 responden (50%), sehingga mempengaruhi daya beli keluarga
terhadap jumlah dan kualitas
makanan dalam memenuhi
kebutuhan gizi sehari-hari terutama bagi ibu hamil.
KESIMPULAN
Dampak nyata dari krisis ekonomi yang terjadi beberapa tahun lalu di Indonesia adalah rendahnya status gizi pada ibu hamil. Ada 57% ibu hamil di desa Gunung Malang Sumberjambe dengan status gizi kurang. Kondisi ini didukung juga dengan rendahnya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat.
Untuk meningkatkan status gizi tidak hanya dilihat dari jumlah suatu makanan namun kualitas suatu makanan penting untuk diperhatikan.
Ibu hamil diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuannya
tentang gizi ibu hamil.
Perlunya meningkatkan peran serta masyarakat dalam memahami tentang gizi dan dampaknya bagi pertumbuhan dan perkembangan. Edukasi dan motivasi untuk menyadarkan masyarakat juga perlu
dilakukan agar keluarga dapat
memanfaatkan lahan pekarangan
rumah dengan cara menanam jenis-jenis tumbuhan yang dapat dijadikan santapan bergizi dalam menaikkan status gizi ibu hamil
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. (2004). Gizi dalam Daur
Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Dep. Kes. RI. (1996). Gizi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui. Penerbit Dep. Kes. RI. Jakarta.
Dartanto, Teguh. (2006). BBM,
Kebijakan Energi, Subsidi dan Kemiskinan di Indonesia. www/http : Inovasi Online Vol. 5/XVIII/November. Farrer, H. (2009). Perawatan
Maternitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Kasdu, D. (2004). Gizi Ibu Hamil Agar Bayi Cerdas. Penerbit 36 Publisher. Jakarta.
Manuaba, I.B.G. (1999). Memahami
Kesehatan Reproduksi Wanita. Penerbit Arcan. Jakarta.
Muhammad, Mari’e (2006).
Kenaikan Harga BBM dan Kemiskinan. www//http : transparansi.or.id
Nadesul, H. (2004). Makanan Sehat
Ibu Hamil. Puspa Swara. Jakarta.
Paath, Erna F. (2004). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Rachmawati, E. (2004). Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dan Bersalin. Penerbit Kepustakaan Erja Insani. Bandung.
Said, Umar. (2001). Kajian Dampak
ekonomi Kenaikan Harga BBM.
Soetjiningsih. (1997). ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.
134
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sudrajat, Ihwan. (2006). Stagflasi Ekses Harga BBM. Suara Merdeka 06 Oktober. Supariasa, I.D. Nyoman. (2001).
Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
. (2005). Pemerintah Kalang-Kabut oleh Kenaikan Harga BBM. Pikiran Rakyat 20 Oktober. . (2005). Pencapaian Sasaran Inflasi 2005. www//http:bi.go.id/NR/ rdonlyres.