• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berkurang. Hal tersbut sesuai dengan pendapat Sitorus (1995, hlm. 1) :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berkurang. Hal tersbut sesuai dengan pendapat Sitorus (1995, hlm. 1) :"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan sektor perikanan merupakan salah satu sektor kebutuhan pangan yang memiliki nilai strategis, hal ini tidak lain didasari karena kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan pendapatan penduduk dan penciptaan lapangan pekerjaan. Berbagai tuntutan pun semakin ikut meningkat sedangkan kondisi lahan yang terus menerus dieksploitasi untuk pemenuhannya luasnya relatif tetap bahkan semakin berkurang . Hal tersbut sesuai dengan pendapat Sitorus (1995, hlm. 1) :

“Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk kepaerluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya, memerlukan pemikiran yang saksama dalam mengambil keputusan pemanfaatan yang paling menguntungkan dari sumber lahan yang terbatas dan penggunaan masa mendatang”.

Pendapat tersebut setidaknya tidak jauh berbeda dengan keadaan Kabupaten Cirebon saat ini, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir Kabupaten Cirebon mengalami peningkatan jumlah penduduk. Berasarkan (BPS ) Kabupaten Cirebon dalam angka (2013, hlm. 26 ) menyebutkan bahwa pada tahun 2011 jumlah penduduk di Kabupaten Cirebon mencapai angka 2.104.313 jiwa dan bertambah pada 2012 dengan jumlah total 2.110.147 jiwa, jumlah penduduk tersebut setidaknya terus bertambah pada tahun 2013 yang mencapai angka 2.246.121, sedangkan bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Cirebon tidak diimbangi dengan perluasan luas lahan pangan salah satunya yaitu lahan untuk budidaya perikanan karena justru lahan untuk budidaya perikanan khususnya ikan gurame yang kiranya merupakan salah satu komoditi jenis perikanan air tawar yang dapat menopang kebutuhan pangan untuk masyarakat Kabupaten Cirebon justru semakin berkurang.

Pada dasarnya kegiatan perikanan tidak harus selalu dilakukan di lahan yang luas, tetapi dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang ada disekitar rumah atau biasa disebut dengan lahan pekarangan. Kegiatan perikanan yang dapat dilakukan di lahan pekarangan yaitu budidaya perikanan yang

(2)

menggunakan air tawar sebagai medianya. Salah satu jenis ikan kolam air tawar yang dapat dibudidayakan di pekarangan rumah yaitu ikan gurame tentunya kegiatan budidaya ini disesuaikan antara kondisi geografis setempat dengan syarat hidup dan tumbuh ikan gurame yang terdapat dalam literatur.

Ikan gurame merupakan ikan asli perairan Indonesia, (Agus, 2009) menyebutkan bahwa pada tahun 1802 ikan gurame berasal dari kepulauan Sunda Besar. Secara umum ikan gurame dapat tumbuh pada daerah dataran tinggi ataupun daerah dataran rendah, hanya saja hasil yang lebih maksimal akan didapat apabila ikan gurame dibudidayakan pada daerah yang memiliki dataran rendah tentunya dengan memperhatikan syarat tumbuh dari ikan gureme tersebut. Evaluasi kesesuaian fisik sangat diperlukan karena pada dasarnya setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam menilai kesesuaian fisik ikan perlu diamati karakteristik fisik dan hambatan yang mempengaruhi produksi ikan. Selain itu melalui penilaian kesesuaian fisik akan didapat tingkat kecocokan untuk penggunaan tertentu dan diketahui sifat-sifat lain yang dapat menunjang keberhasilan suatu produksi dalam perikanan. Apabila lingkungan untuk budidaya ikan gurame sesuai dengan syarat budidaya ikan gurame maka hasil dari kegiatan budidaya tersebut akan semkin baik, sebaliknya jika lingkungan untuk budidaya ikan gurame mengalami ketidaksesuaian dengan syarat hidup ikan gurame maka hasil yang didapat tentu tidak akan maksimal. Budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang menurut Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Dukupuntang (2009, hlm. 11) kegiatan budidaya ikan gurame mulai dilakukan pada awal tahun 1986 dan hingga saat ini masih tetap berlangsung. Bahkan Kecamatan Dukupuntang sudah dikenal sebagai daerah sentral produksi ikan gurame di Kabupaten Cirebon. Hal ini dibuktikan dengan Kecamatan Dukupuntang memiliki luas lahan untuk budidaya perikanan dan jumlah produksi ikan khususnya ikan gurame banyak jika dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Cirebon yang membudidayakan ikan gurame. Adapun luas lahan dan produksi ikan gurame di kecamatan Dukupuntang dapat dilihat pada tabel 1.1 :

(3)

Tabel 1.1

Luas Kolam dan Total Produksi Ikan Gurame di Kabupaten Cirebon

No Nama

Kecamatan

Luas Kolam ikan gurame (dalam Ha)

Total Produksi ikan gurame (dalam Ton) 2011 2012 2013 2011 2012 2013 1 Sumber 1,36 1,48 1,42 0,471 0,620 0,865 2 Dukupuntang 30,06 26,16 24,11 160,78 149,08 121,02 3 Plumbon 1,67 1,82 1,85 0,689 0,633 0,707 4 Weru 1,12 1,23 1,34 0,256 0,283 0,272 5 Kedawung 0,67 0,42 0,52 0,171 0,103 0,132 6 Depok 11,03 12,91 12,77 112,8 116,07 113,04 7 Talun 0,32 0,38 0,38 0,152 0,167 0,543 8 Tengah Tani 0,21 0,77 0,53 0,124 0,148 0,132 9 Palimanan 0,87 0,72 0,74 0,324 0,250 0,321 10 Klangenan 0,06 0,08 0,65 0,154 0,163 0,273 11 Greged 21 25 23 13,33 14,88 15,09 12 Astanajapura 1,2 1,66 1,3 0,345 0,220 0,263 13 Beber 2,2 2,3 1,8 0,453 0,456 0,321 14 Gempol - - 0,04 - - 0,118 15 Kaliwedi 0,07 - - 0,142 - - 16 Susukan 0,004 0,005 0,011 0,102 0,137 0,203 17 Ciwaringin - 0,043 0,053 - 0,134 0,123 18 Sedong - - 0,018 - - 0,101 19 Karangsambung 0,345 0,452 0,321 0,231 0,387 0,223 20 Babakan 0,023 0,189 0,189 0,153 0,365 0,323 21 Lemahabang 0,361 0,375 0,345 0,261 0,289 0,232 22 Susukan Lebak 1,6 1,08 0,76 0,542 0,321 0,926 23 Karangwareng 0,554 0,316 0,113 0,432 0,261 0,174 Total 78,36 84,39 72,26 305,24 285,31 255,20

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan 2013 UPT BP3K Kecamatan Dukupuntang 2013

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kecamatan Dukupuntang memiliki luas dan produksi ikan gurame lebih luas dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Cirebon. Mengacu data dari UPT BP3K Kecamatan Dukupuntang setidaknya budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang tersebar di Desa Bobos, Desa Cangkoak, Desa Cikalahang, Desa Cipanas, Desa Cisaat, Desa Girinata, Desa Dukupuntang dan Desa Mandala. Pada tabel 1.1 juga memperlihatkan bahwa luas lahan budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang mengalami penurunan pada periode tahun 2011 sampai tahun 2013, pada tahun 2011 luas lahan untuk ikan gurame di

(4)

Kecamatan Dukupuntang seluas 30,06 Ha dan berkurang menjadi 26,16 Ha pada tahun 2012, penurunan pada tahun 2012 juga terjadi pada tahun 2013 yaitu 24,11. berkurangnya luas lahan untuk kolam ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang tersebut juga mempengaruhi jumlah produksi ikan di Kecamatan Dukupuntang yang pada tahun 2011 dapat menghasilkan 160,78 ton, seiring lahan semakin berkurang pada tiap tahunnya kemudian pada tahun 2013 hanya dapat menghasilkan produksi ikan 121,02 Ton.

Selain faktor luas lahan yang paling luas diantara Kecamatan lain di Kabupaten Cirebon yang membudidayakan ikan gurame, faktor lain yang mendasari penulis ialah budidaya sektor perikanan di Kecamatan Dukupuntang khususnya ikan gurame menjadi unggulan tersendiri. Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Dukupuntang tahun 2013 menyebutkan bahwasanya jenis ikan yang di budidayakan di Kecamatan Dukupuntang terdiri dari ikan gurame,ikan nila,ikan mas dan lele. Dari beberapa jenis ikan yang dibudidayakan di Kecamatan Dukupuntang yang menjadi unggulan untuk dibudidayakan adalah ikan gurame hal ini sendiri disebabkan oleh nilai jual dari ikan gurame untuk satu kilogramnya lebih mahal dan cenderung stabil jika dibandingkan dengan komoditi jenis ikan lain yang dibudidayakan di Kecamatan Dukupuntang. Menurut salah satu petani ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang harga jual ikan gurame di tingkat petani satu kilogramnya mencapai Rp.26.000-Rp.27.000/Kg sedangkan harga ikan gurame di pasar umum relatif bervariasi tetapi tidak begitu jauh perbedaanya, sebagai contoh harga jual ikan gurame di pasar Palimanan mencapai Rp36.000-Rp38.000/Kg sedangkan di pasar Sumber harga jual ikan gurame untuk satu kilogramnya mencapai Rp37.000-Rp40.000. Lebih jelas lagi salah satu petani ikan di kecamatan Dukupuntang mengatakan bahwa harga jual ikan gurame untuk satu kilogramnya cenderung tetap dari tahun ke tahun.

Pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Cirebon yang terus mengalami peningkatan yang mana adanya peningkatan ini tidak diimbangi dengan perluasan lahan sektor perikanan khususnya lahan budidaya ikan di Kecamatan Dukupuntang yang dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami penurunan jumlah produksi yang disebabkan penyempitan lahan, Selain itu menurut salah

(5)

seorang pedagang ikan gurame di pasar Arjawinangun sejauh ini pasokan ikan gurame di beberapa pasar di Kabupaten Cirebon masih mendatangkan dari Purwakarta. Mengacu dari Dinas Perdagangan Kabupaten Cirebon tahun 2013, Kabupaten Cirebon setidaknya mendatangkan ikan gurame segar dari Kabupaten Purwakarta sebanyak 117 Ton selama kurun waktu tahun 2013. Keadaan ini tentunya dapat menjadi potensi bagi para petani ikan di Kecamatan Dukupuntang untuk dapat mengembangkan budidaya ikan gurame untuk dapat mengembangkan budidaya ikan gurame guna meningkatkan hasil produksi ikan gurame yang kian tahun mengalami penurunan.

Melakukan kegiatan budidaya ikan gurame tidak serta merta dapat dilakukan begitu saja melainkan harus memperhatikan faktor lingkungan baik itu faktor fisik yang meliputi sumber air sebagai media untuk Budidaya Ikan gurame termasuk didalamnya meliputi suhu,tingka keasaman air, ketersediaan air yang mana faktor fisik ini akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang dari ikan gurame itu sendiri. Selain faktor fisik, faktor sosial ekonomi juga merupakan daya dukung lingkungan yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan gurame adapun faktor sosial yang harus diperhatikan antara lain tingkat pengalaman petani, modal, tenaga kerja, kepemilikan lahan, pemasaran dan bantuan pemerintah.

Dengan demikian, melihat keadaan tersebut , maka diperlukan suatu penanganan yang serius terhadap budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang, melalu pola pengembangan budidaya ikan gurame yang mencakup daya dukung lingkungan, potensi , dan upaya peningktan budidaya ikan gurame guna menambah pendapatan petani . maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di wilayah tersebut dengan judul “ Potensi Budidaya Ikan Gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon”

B. Identifikasi Masalah

Peneliti telah memfokuskan penelitian terhadap permasalahan yang terjadi berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, untuk lebih jelas dari maksud dan batasan yang akan diteliti, untuk itu peneliti merumuskan beberapa hal terkait permasalahan mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Petani ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang merupakan objek dalam penelitian ini. Fokus

(6)

utama penelitian ini yaitu tentang potensi budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Adapun potensi yang ingin diketahui dapat berupa potensi yang berdasarkan potensi fisik dan potensi sosial yang mendukung budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, untuk potensi fisik dalam penelitian ini meliputi ketinggian tempat untuk budidaya ikan gurame, ketersediaan air, kualitas air meliputi suhu air, derajat keasaman atau Ph air, warna air, rasa air, bau air dan sanitasi yang terdapat di sekitar sumber air, sedangkan untuk potensi sosial meliputi tingkat pengalaman petani, modal untuk budidaya ikan gurame, tenaga kerja dan status kepemilikan lahan, pemasaran dan kebijakan pemerintah. Sehingga berdasarkan aspek fisik dan sosial yang mendukung budidaya ikan gurame tersebut akan diketahui seberapa besar daya dukung lingkungan baik itu lingkungan fisik ataupun lingkungan sosial yang mendukung budidaya ikan ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon dari masing-masing plot di Kecamatan Dukupuntang yang di jadikan sampel dalam penelitian ini.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah dalam penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana faktor pendukung budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon?

2. Seberapa besar potensi aktual budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan : 1. Mengidentifikasi faktor pendukung budidaya ikan gurame dikecamatan

Dukupuntang Kabupaten Cirebon.

2. Menganalisis potensi budidaya ikan gurame dikecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini dapat bermanfaat baik berupa teoritis maupun tindak lanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :

(7)

- Bagi pemerintah atau dinas perikanan penelitian ini daharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan program dan kebijakan dalam pembangunan dan pengembangan perikanan selanjutnya.

- Bagi petani ikan penelitian ini daharapkan dapat menjadi salah satu informasi dan pertimbangan dalam melaksanakan usahanya agar lebih berkembang dan maju.

- Bagi investor atau penyedia dana penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan modalnya, sehingga rencana bisnis ini dapat terlaksana.

2. Manfaat Teoris

- Bagi ilmu pengetahuan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan melakukan penelitian lebih lanjut.

F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN

Bab 1 menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional serta struktur skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Menguraikan berbagai teori yang terkait dengan permasalahan yang dibahas, berbagai macam teori yang kiranya memperkuat jalannya penelitian yang meliputi pengertian ikan gurame, faktor fisik dan faktor sosial yang mendukung budidaya ikan gurame, adapun faktor fisik mengenai ketinggian tempat, kualitas air termasuk didalamnya membahas tentang kualitas air baik itu derajat keasaman, suhu dan debit air sedangkan untuk faktor sosial sendiri meliputi pendidikan dan pengalaman petani, modal, status kepemilikan lahan, tenaga kerja, kebijakan pemerintah dan pemasaran,selain itu dalam bab ini juga dibahas upaya peningkatan budidaya ikan gurame.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab III menjelaskan mengenai banyak hal yang berkaitan dengan kegiatan ataupun proses yang ditempuh dalam suatu penelitian. Adapaun bahasan dalam bab ini meliputi penjelasan mengenai lokasi penelitian,

(8)

metode penelitian, variabel penelitian,populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisi data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab iv ini berisi mengenai pembahasan dari lokasi penelitian yang diperoleh dari data primer ataupun darta sekunder serta pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan suatu penemuan yang berkaitan dengan kondisi geografis lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon yang dapat dilihat baik itu dari segi fisik ataupun sosial. Sedangkan untuk pembahasan dari variabel penelitian ini diketahui dengan cara pengolahan data yang kemudian dianalisis untuk menghasilkan penemuan dan membuktikan teori yang digunakan dengan hasil temuan dilapangan , menganalisis data responden data potensi budidaya ikan gurame di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebondilihat dari potensi fisik dan potensi sosial .

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V memaparkan mengenai pemaknaan peneliti terhadap hasil dari analisis penemuan penelitiandan saran yang diberikan dari hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Lain lagi dengan nasabah tabungan investa cendekia, yang menggunakan tabungan tersebut karena ingin mendapat bagi hasil yang tinggi seperti deposito, selain untuk

90 15170152510080 RONALD RONNY AMBROSIUS RONDONUWU SMK KATOLIK SANTA URSULA DUMOGA Teknik Komputer dan Jaringan 1701 Kabupaten Bolaang Mengondow Sulawesi Utara 14.00 - Selesai

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam memanfaatkan kebudayaan sebagai sarana diplomasi dalam kerja sama antar negara, sebagai bahan kajian bagi

Dalam pembelajaran, guru tidak langsung menerapkan operasional formal dalam bernalar, namun masih memerlukan suatu objek yang konkret (media belajar) disertai

DFA adalah suatu Finite Automata yang hanya boleh mempunyai transisi dari satu stateke state laindengan iit ,bol masukan yang sama3. Diagram Transisi

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Dengan melihat fenomena-fenomena diatas, perlu dilakukan studi tentang pengaruh komunikasi antarpribadi (keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, kesetaraan) dan semangat

SMA Negeri 6 Pematangsiantar merupakan salah satu sekolah yang menerapkan strategi pembelajaran aktif the power of two dalam menyampaikan materi