• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

24 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisa bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Objek penelitian yang digunakan adalah PT. SARANA TIMUR BARAT yang beralamat di JL. Kebayoran lama no. 37 Jakarta Barat. Data yang diambil merupakan data hasil kuesioner terhadap karyawan PT. SARANA TIMUR BARAT. Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2014.

Secara historis PT SARANA TIMUR BARAT didirikan pada tahun 2007 di Jakarta. PT SARANA TIMUR BARAT melakukan bisnis dalam perawatan dan dealer resmi DAIKIN Air Conditioners.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2012:37), penelitian kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan yang bersifat sebab akibat dengan adanya variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.

(2)

3.3 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, oleh karena itu variabel harus didefinisikan dengan jelas agar dapat diukur. Penelitian ini terdiri atas variabel independen dan variabel dependen. Berikut ini akan diuraikan dimensi dan indikator untuk mengukur masing-masing variabel.

Table 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator

Kepemimpinan Transformasional (X1)

1. Karismatik a. Memberikan visi dan misi b. Menanamkan kebanggaan c. Memperoleh kepercayaan 2. Inspiratif a. Mengkomunikasikan harapan

yang tinggi

b. Menggunakan simbol untuk menfokusan upaya

c. Menyampaikan maksud dengan cara yang sederhana 3. Rangsangan intelektul a. Merangsang kecerdasan b. Memecahakan masalah dengan teliti 4. Pertimbangan yang diindividualkan

a. Memberikan perhatian pribadi b. Memperlakukan setiap

karyawan secara individual c. Melatih dan menasehati Budaya Organisasi (X2) 1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko a. Inovasi

b. Berani mengambil resiko 2. Perhatian pada hal

– hal rinci.

a. Analisis

b. Perhatian pada hal-hal detail 3. Berorentasi pada

hasil

a. Fokus pada hasil 4. Berorentasi pada

orang

a. Mempertimbangkan efek pada dari hasil kepada anggota organisasi.

(3)

Sumber: Danim dan Suparno (2009:57), Robbins (2008:256), Miner dalam Sudarmanto (2009:11).

3.4 Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala ordinal.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh setiap atau obyek itu.

6. Keagresifan a. Bersikap agresif b. Bersikap kompetitif 7. Stabilitas a. Mempertahankan stabilita Kinerja (Y) 1. Kualitas a. Tingkat kesalahan

b. Kerusakan c. Kecermatan 2. Kuantitas a. Jumlah pekerjaan

3. Kerjasama a. Kerjasaman dengan orang 4. Penggunaan waktu a. Tingkat ketidak hadiran

b. Keterlambatan c. Waktu kerja efektif

(4)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT SARANA TIMUR BARAT yang berjumlah 132 orang.

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81), sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Keseluruhan populasi karyawan PT SARANA TIMUR BARAT tidak mungkin dapat diteliti karena faktor keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu.

Penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan cara perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin. Rumus Slovin digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang telah diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 132 orang karyawan. Untuk tingkat presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel adalah 10%. Alasan peneliti menggunakan presisi 10% karena jumalh populasi kurang dari 1000. Rumus Slovin : Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi n N 1+N(e)2 =

(5)

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir, kemudian dikuadratkan.

Berdasarkan Rumus Slovin, maka besarnya penarikan jumlah sampel penelitian adalah :

= 56, 89 dibulatkan menjadi 57 responden

Metode pengambilan sampel yang digunakan convenience sampling adalah non-probabilitas sampling teknik dimana dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tersebut ada dan bersedia untuk dijadikan sebagai objek penelitian. 3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam kuesioner digunakan Skala likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono (2012:93). Skala ini memiliki unit pengukuran yang sama sehingga jarak antara satu titik dengan titik yang lain dapat diketahui.

Dalam skala ini pemberian bobot skor sebagai berikut: 132

1 + 132 (0,1)2 = =

(6)

1. Jawaban sangat setuju (SS) diberi bobot 5 2. Jawaban setuju (S) diberi bobot 4

3. Jawaban netral (N) diberi bobot 3

4. Jawaban tidak setuju (TS) diberi bobot 2

5. Jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi bobot 1 3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Data

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan kinerja karyawan PT SARANA TIMUR BARAT. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlations) dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung > r table dan bernilai positif maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2011:52).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai (α) 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2011:47).

(7)

3.7.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah residual dari model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distirbusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistic (Ghozali, 2011:160).

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi. Jika kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variable bebas=0. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Ghozali (2011:105) cara mendeteksi terhadap adanya multikolinieritas dalam model regresi adalah sebagai berikut :

(8)

a. Besarnya Variabel Inflation Factor (VIF), pedoman suatu Regresi yang bebas Multikolonieritas yaitu nilai VIF < 10.

b. Besarnya Tolerance pedoman suatu model regresi yang bebas Multikolonieritas yaitu nilai Tolerance > 0,1.

3. Uji Heteroskadartisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan yang lain tetap, disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedatisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID dengan dasar analisis sebagai berikut:

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah adalah angka nol pada sumbu Y, maka tidak ada heteroskedastisitas.

(9)

3.7.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear atara dua atau lebih variabel independen (X1,X2,…Xn) dengan variable dependen (Y1) Priyatno (2010:61). Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah kepemimpinan transformasional (X1) dan budaya organisasi (X2). Sedangkan variabel dependennya adalah kinerja karyawan (Y), sehingga persamaan regresi linier bergandanya adalah sebagai berikut

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + e Keterangan :

Y = kinerja a = konstanta

b1 = koefisien regresi dari kepemimpinan transformasional b2 = koefisien regresi dari budaya organisasi

X1 = kepemimpinan transformasional X2 = budaya organisasi

e = error 3.7.4 Uji Hipotesis

1. Pengujian Individu atau Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara indivdual (parsial) dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Hipotesis yang digunakan adalah :

(10)

1) Ho : b1 = 0, artinya variabel independen kepemimpinan transformasional (X1) secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja karyawan (Y).

2) Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen kepemimpinan transformasional (X1) secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja karyawan (Y).

3) Ho : b2 = 0, artinya variabel independen budaya organisasi (X2) secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja karyawan (Y).

4) Ha : b2 ≠ 0, artinya variabel independen budaya organisasi (X2) secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja karyawan (Y).

Sedangkan kriteria pengujian pada uji statistik t dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%. Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka secara individual variabel independen mempengaruhi variabel dependen (Ho ditolak dan Ha diterima). Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

(11)

2. Pengujian Menyeluruh atau Uji Simultan (Uji statistik F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Uji ini dilakukkan dengan membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%. Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ghozali (2011) uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali,

Uji parsial (t) pada penelitian ini digunakan untuk melihat seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Error t-Statistic Prob.

Batasan ini mengindikasikan bahwa tujuan proses pasteurisasi seafoods adalah untuk (a) memproduksi produk yang aman selama masa penyimpanan selama waktu tertentu pada

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 29 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2011 tentang Tunjangan Kompensasi Dukungan Mobilitas

Apabila kita melakukan eksplorasi terhadap beberapa macam interaksi makhluk hidup, banyak contoh telah di kemukakan para peniliti pada bidang perilaku hewan.Suatu

Penelitian yang dilakukan pada Konsumen membeli produk handphone merek vivo di kalangan mahasiswa S1 Universitas Tadulako, pada indikator persepsi terhadap merek

Menurut Ghozali (2011) uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen. Dalam

Dalam analisis secara statistik didapatkan hasil bahwa, tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan tingkat keparahan karies, hal itu juga sesuai dengan penelitian