• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI DAN UKURAN BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI DAN UKURAN BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI DAN UKURAN BANK TERHADAP

PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh : Rohanah NIM. 11140850000057

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H / 2021

(2)

ii

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI DAN UKURAN BANK TERHADAP PROFITABILI

TAS BANK UMUM SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Oleh :

Rohanah

NIM. 11140850000057 Di bawah bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Herni Ali HT, MM Fadlillah Fauzukhaq, MA

NIP 0422125902 NIDN

0304027901

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H / 2021

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, 12 April 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Rohanah

2. NIM : 11140850000057 3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Nilai Tukar rupiah, Inflasi dan Ukuran Bank terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkuta selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 April 2018

1. Fitri Damayanti, SE., M.Si ( )

NIP 198107312006042003 Penguji I

2. Santi Yustini., SE. M. Ak.

NIDN 2021078701 Penguji II

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 26 juli telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa : 1. Nama : Rohanah

2. NIM : 11140850000057 3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Ukuran Bank terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bogor, 26 juli 2021

1. Umiyati, SE.I, M.Si (_____________________)

NIDN : 2020047903 Ketua

2. Dr. Herni Ali HT, S.E.,M.M (_____________________)

NIP : 0422125902 Pembimbing I

3. M. Fadlillah Fauzukhaq, M.A (_____________________)

NIDN : 0304027901 Pembimbing II

4. Aini Masruroh, S.E.I., MM (_____________________)

NIDN : 2020088005

Penguji Ahli

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rohanah

NIM : 11140850000057 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bogor, 24 juni 2021

Rohanah

NIM. 114085000057

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Rohanah

Tempat, tgl lahir : Bogor, 29 april 1994 Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Alamat : Jl.transyogi no 44 rt/rw 04/3 kec. gunung putri kab. bogor Telephone : 081585617490

Email : hana.assyuja@gmail.com

II. Pendidikan Formal

2000-2006 SDN 02 nagrak

2006-2009 SMPN 03 gunung putri

2009-2013 Pondok modern assalam sukabumi 2014- 2021 Uin syarif hidayatullah jakarta

III. Pengalaman Organisasi

Dept litbang bem fakultas ekonomi dan bisnis uin syarif hidayatullah Jakarta

2016 :

(7)

vii

ABSTRACT

This research analyze the influence of the Third Party Funds, inflation, exchange rate and Bank Size toward the profitability at Sharia Commercial Bank in Indonesia. The data for assessing this research are acquired quarterly data from January 2016 to September 2020. This research used 6 samples of Sharia Commercial Bank, with purposive sampling as the technical sampling used. Data analysis methods used in research is an analysis of Panel Data Regression by using Microsoft Excel 2010 and Eviews version 10 with hypothesis test as t test, F test and Adjusted R Square. The result shows that indepent variable (Third Party Funds, inflation, exchange rate and Bank Size) simultaneously have significant influence to profitability. In Partially exchange rate and Bank Size have no a significant influence to profitability , while Third Party Funds and Inflation are significant to profitability.

Keyword: Profitabiity, The Third Party Funds, Inflation, Exchange Rate, Bank

Size

(8)

viii

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh dari Dana Pihak Ketiga, inflasi, nilai tukar rupiah dan ukuran bank terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data triwulan dari januari 2016 sampai September 2020. Penelitian ini menggunakan 6 (enam) sampel Bank Umum Syariah, dengan purposive sampling sebagai teknik sampling yang digunakan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis Regresi Data Panel menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan Eviews versi 10 dengan uji hipotesis Uji t, Uji F dan Adjusted R Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (Dana Pihak Ketiga, inflasi, nilai tukar rupiah dan ukuran Bank) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan. Secara parsial Nilai tukar rupiah dan ukuran Bank tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sementara Dana Pihak Ketiga dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Kata Kunci: Profitabilitas, Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi , Nilai Tukar

Rupiah (Kurs) dan ukuran Bank

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Ukuran Bank terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah”. shalawat serta salam tidak lupa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Shalallahu Aalaihi wa Sallam beserta keluarga dan para sahabatnya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil penulis sendiri, melainkan berkat bantuan dorongan, bimbingan dan pengarahan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua penulis Bapak ahmat dan Ibu Masto’ah yang tidak pernah lelah memberikan semangat, nasihat, do’a dan kasih sayang yang tak terhingga.

Terima kasih telah menyayangi dan menyekolahkan, jasanya tidak akan mungkin terbayar sampai kapanpun.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi.

4. Ibu Cut Erika Fatimah, S.E., M.B.A, selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah dan Ibu Yuke Rahmawati, MA selaku Sekretaris Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu pemenuhan berkas-berkas administrasi penulis.

5. Ibu Endra Kasni Laila Yuda, S.Ag., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama masa studi.

6. Bapak Muhammad Fadillah Fauzulhaq, MA., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan ilmu untuk membimbing penulis selama proses pengerjaan skripsi dari awal hingga selesai. Yang sudah banyak penulis repotkan. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih pak.

7. Bapak/Ibu dosen dan sifitas akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik, membimbing dan

(10)

x

mengajarkan lmu serta akhlak yang tidak ternilai. Semoga selalu diberikan rahmat dan karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

8. Untuk keluargaku tersayang yang turut memberikan do’a, nasihat dan semangat.

9. Untuk teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 Perbankan Syariah, Terkhusus Maunah, fitri, Qisti, Azmi, Dini, Intan, Fadhilah, Zakiah dan Ayu, Terima kasih sudah bersedia untuk direpotkan, tanpa kalian ini tidak berarti apa-apa.

10. Untuk teman-teman dan sahabatku yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Terima kasih karena selalu ada mewarnai hidupku selama masa studi di kampus tercinta.

11. Semua pihak yang terlibat sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran, masukan, arahan, maupun kritik yang membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Bogor, 24 Juni 2021

Rohanah

(11)

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF… ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI… ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH…... v

RIWAYAT HIDUP… ... vi

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ...

xii

DAFTAR GRAFIK ... xivii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 11

BAB II ... 13

TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Landasan teori ... 13

B. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 39

C. kerangka berpikir ... 43

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ... 45

BAB III ... 48

METODOLOGI PENELITIAN ... 48

A. Jenis Penelitian ... 48

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 48

C. Teknik Pengumpulan Data ... 51

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 52

E. Teknik Pengolahan Data ... 55

(12)

xii

BAB IV ... 70

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ... 70

B. Hasil penelitian ... 86

C. Interpretasi Hasil penelitian ... 96

BAB V ... 103

PENUTUP ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105

LAMPIRAN ... 113

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 perkembangan Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2010 - 2020 ... 5

Tabel 2. 1 Tinjauan Kajian Terdahulu……….………..39

Tabel 3. 1 Populasi Bank umum Syariah Di Indonesia………..49

Tabel 3. 2 Sampel Penelitian ... 50

Tabel 3. 3 Objek Penelitian ... 51

Tabel 3. 4 Definisi Operasional Variabel ... 54

Tabel 4. 1 Profitabilitas Bank Umum Syariah 2016 – 2020……….77

Tabel 4. 2 Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah tahun 2016 – 2020 ... 79

Tabel 4. 3 Perkembangan Inflasi di Indonesia tahun 2016 - 2020 ... 81

Tabel 4. 4 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah di Indonesia tahun 2016 - 2020 ... 83

Tabel 4. 5 Ukuran Bank umum Syairah di Indonesia tahun 2016-2020 ... 85

Tabel 4. 6 Uji Chow ... 88

Tabel 4. 7 Uji Hausman ... 88

Tabel 4. 8 Uji Heteroskedastisitas ... 91

Tabel 4. 9 Uji Multikolinieritas ... 91

Tabel 4. 10 Uji Adjusted R2 ... 92

Tabel 4. 11 Uji F ... 93

Tabel 4. 12 Uji T ... 94

(14)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. 1 Perkembangan inflasi di Indonesia tahun 2016 –2020 ... 2

Grafik 1. 2 Perkembangan Dana pihak ketiga bank umum syariah 2016 – 2020 ... 3

Grafik 1. 3 ROA Bank Umum Syariah tahun 2016 - 2020 ... 7

Grafik 4. 1 Profitabilitas Bank Umum Syariah 2016 – 2020………...78

Grafik 4. 2 Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah tahun 2016 – 2020 ... 80

Grafik 4. 3 Perkembangan inflasi di Indonesia tahun 2016 - 2020 ... 82

Grafik 4. 4 Perkembangn nilai tukar rupiah di indonesia tahun 2016 – 2020 ... 84

Grafik 4. 5 Ukuran Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2016 - 2020... 86

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerankga Pemikiran ... 44

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar belakang

Pada juli 1997 Asia mengalami krisis keuangan yang di mulai ketika pemerintah thailand di bebani hutang luar negri yang besar. Krisis yang dimulai dari pertengahan juli itu berkembang menjadi krisis multidimensional sehingga hal ini dengan cepat menimbulkan efek penularan ke negara negara asia lainnya.

Salah satunya ialah banyak investor yang menarik investasinya di kawasan asia di karenakan nilai tukar pada saat itu jatuh kedalam kondisi terpuruk.

Menurut catatan Bank Dunia angka kemiskinan di Indonesia menurun

dari tahun ke tahun, hingga mencapai 11% dari total penduduk saat itu 11 juta

jiwa. Namun setelah Indonesia terkena dampak krisis tahun 1997 tersebut,

rupiah mengalami depresiasi yang sangat besar. Merujuk artikel Sejarah Bank

Indonesia: Moneter Periode 1997 – 1999 yang diterbitkan Bank Indonesia,

depresiasi rupiah mencapai hingga 600% dalam kurun waktu kurang dari satu

tahun, yaitu dari Rp2.350 menjadi Rp16.650 per 1 USD. Pelemahan rupiah

pada awalnya terjadi setelah banyak investor yang menarik investasinya di

kawasan asia termasuk Indonesia, kondisi itu diperparah karena banyak

perusahaan meminjam dalam bentuk valuta asing. Dalam kondisi rupiah yang

jatuh terhadap dolar, porsi utang perusahaan langsung membengkak. Kenaikan

laju inflasi tersebut mempengaruhi standar hidup masyarakat dalam melakukan

keputusan keputusan melakukan konsumsi, investasi dan produksi yang pada

akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi (Sadikin, 2010).

(17)

2

0.11 0.11 0.27

0.92

0.61 0.43

0.9

0.1 0.99

0.89

0.44

0.11 0.35

0.16 0.15 0.5

-0.24 0.32

0.19

-0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

2016 Q1

2016 Q2

2016 Q3

2016 Q4

2017 Q1

2017 Q2

2017 Q3

2017 Q4

2018 Q1

2018 Q2

2018 Q3

2018 Q4

2019 Q1

2019 Q2

2019 Q3

2019 Q4

2020 Q1

2020 Q2

2020 Q3

INFLASI

Grafik 1. 1

Perkembangan inflasi di Indonesia tahun 2016 –2020

Berikut penulis sajikan data inflasi tahun 2016 – 2020 dalam bentuk grafik :

Sumber : Badan pusat statistik 2020

Dari grafik 1.1 dapat di jeaskan bahwa inflasi pada tahun 2016 triwulan ke 4 merupakan tingkat inflasi tertinggi dengan angka 0.92%, sedangkan tingkat inflasi terendah ada di awal tahun 2020 triwulan ke 1 dengan angka - 0,24%. Hal tersebut menandakan bahwa tingkat inflasi selama 5 tahun terakhir ini masih fluktuatif di karenakan faktor internal ataupun eksternal.

Selain kondisi tersebut, kondisi ekonomi makro juga berpengaruh

terhadap Dana Pihak Ketiga. Menurut Kasmir (2014 : 72) Dana pihak

ketiga adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat luas,

yang terdiri dari simpanan giro (deman deposit), simpanan tabungan (saving

deposit) dan simpanan deposito (time deposit). Dana Pihak ketiga juga

merupakan sumber dana penting untuk aktivitas operasional bank dan

(18)

3

merupakan tolak ukur keberhasilan suatu bank apabila bank dapat menanggung biaya operasinya dari sumber dana ini. Jika DPK meningkat maka bank mempunyai peluang serta kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, DPK diasumsikan memiliki hubungan positif terhadap profitabilitas. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak simpanan nasabah yang dihimpun bank persero maka akan meningkatkan kegiatan usaha bank untuk memperoleh profitabilitasnya (Parenrengi dan Hendratni : 2018)

Berikut penulis sajikan data dana pihak ketiga selama lima tahun terakhir pada bank umum syariah :

Grafik 1. 2

Dana pihak ketiga bank umum syariah tahun 2016 – 2020

Sumber : statistik perbankan syariah 2020

206,407

238,393 257,606

288,978 312,102

0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000

2016 2017 2018 2019 2020

DANA PIHAK KETIGA

(19)

4

Dari grafik 1.2 tersebut dapat dijelaskan bahwa selama lima tahun terakhir volume dana pihak ketiga bank umum syariah mengalami peningkatan setiao tahunnya, namun laju pertumbuhannya melambat. Pada akhir tahun 2020 Dana pihak ketiga bank umum syariah ada di angka sebesar Rp. 312,103.

Dengan kondisi lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, tingginya laju inflasi, dan penarikan dana pihak ketiga secara besar besaran maka hal tersebut akan berakibat buruk terhadap profitabilitas perbankan nasional.

Namun di tengah tengah krisis tersebut perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan. Hal itu di buktikan dengan Bank Muamalat Indonesia yang pada saat itu menjadi satu-satunya bank syariah yang ada di tanah air, tetap tegar dalam menghadapi krisis tahun 1997. Sebagai salah satu lembaga keuangan, Perbankan atau Bank syariah menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang termuat dalam bab 1 tentang ketentuan umum pada pasal 1 ayat (1), disebutkan: “Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan Unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Selama beberapa tahun terakhir ini Industri perbankan Syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, hal itu dapat di lihat dari data yang di publikasikan oleh bank Indonesia juli 2018, dimana terdapat 13 bank umum Syariah, 21 unit usaha Syariah, dan 168 BPRS.

Untuk lebih jelasnya, akan penulis paparkan perkembangan kelembagaan dan

kinerja perbankan Syariah di Indonesia sebagai berikut :

(20)

5

Tabel 1. 1

perkembangan Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2010 - 2020

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

BUS 11 11 11 11 11 11 11 13 13 14 14

UUS 23 24 24 23 22 22 21 21 21 20 20

BPRS 150 155 158 163 163 163 166 167 167 164 164

Sumber : data statistik perbankan Syariah Januari 2020

Menurut Marimin dkk ( 2015 ), bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara baik. Terlebih lagi Bank syariah harus bersaing dengan Bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia.

Persaingan yang semakin tajam ini harus di ikuti dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan hidup adalah kinerja (kondisi keuangan) bank.

Menurut Sanjaya dan Rizky (2018) salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan adalah dengan melakukan analisis keuangan perusahaan. Analisis keuangan merupakan analisis atas laporan keuangan dalam perusahaan yang mana biasanya untuk menganalisa kinerja keuangan perusahaan tersebut menggunakan komponen neraca dan laporan laba rugi untuk menilai rasio profitabilitas.

Rasio profitabilitas dapat dikatakan sebagai salah satu indikator yang

paling tepat untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, karena rasio ini

(21)

6

mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan profit.

Perusahaan yang memiliki profit yang baik tentu akan menarik kepercayaan para investor agar menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut. Dan semakin banyak Dana pihak ketiga yang di himpun, maka peluang keberhasilan perusahaan dalam mengelola operasionalnya akan lebih mudah dan memperoleh hasil yang diinginkan.

Untuk mengukur rasio profitabilitas bank, biasanya digunakan dua rasio utama yaitu Return on Equity atau ROE dan Return On Assets atau ROA.

ROE adalah Return on equity, merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian sebaliknya (Kasmir 2014:204 dalam Rani Kurniasari 2017). Sedangkan ROA adalah Return on total assets, merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya (Kasmir, 2014:202 Kurniasari 2017).

Dalam penelitian ini, penulis memilih ROA sebagai variabel dependen,

karena dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih

mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih

mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang

dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA

(22)

7

lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan (Dendawijaya, 2001).

Berikut penulis sajikan data ROA Bank umum syariah selama periode penelitian :

Grafik 1. 3

ROA Bank Umum Syariah 2016 - 2020

Sumber : Statistik perbankan syariah 2016 – 2020

Perkembangan ROA Bank Umum Syariah lima tahun terakhir cenderung mengalami fluktuasi. Grafik 1.3 menunjukan bahwa pada tahun 2016 profitabilita

s bank umum Syariah sebesar 0,63% , jumlah tersebut sama dengan jumlah ROA di tahun 2017 yang artinya selama kurun waktu satu tahun tidak adanya peningkatan. Kemudian di tahun 2018 barulah ROA mengalami kenaikan menjadi 1,28%, peningkatan kembali terjadi di akhir tahun 2019 dengan jumlah 1,73%. Namun pada akhir tahun 2020 ROA mengalami

0.63% 0.63%

1.28%

1.73%

1.36%

0.00%

0.20%

0.40%

0.60%

0.80%

1.00%

1.20%

1.40%

1.60%

1.80%

2.00%

2016 2017 2018 2019 2020

ROA

(23)

8

penurunan sebanyak 0,37% dengan jumlah akhirnya 1,36%. hal itu tentu disebabkan oleh beberapa faktor baik internal ataupun eksternal. Salah satunya adalah dampak pandemi covid-19 yang mengakibatkan banyaknya perusahaan yang gulung tikar dan karyawan perusahaan yang di PHK.

Dari hasil peneliti terdahulu terdapat beberapa variable yang berpengaruh terhadap return on asset (ROA) :

Variabel DPK yang di teliti oleh Ulin Nuha aji setiawan, Astiwi indriani (2016) menunjukan hasil bahwa DPK tidak berpengaruh terhadap ROA, sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Putu eka saputra, wayan cipta, Ni nyoman yulianthini (2014), Dely setiawati ratu edo, Ni luh putu wiagustini (2014) menunjukan hasil bahwa DPK berpengaruh positif terhadap ROA. Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Kevin variant jorjoga, Yunika murdayanti (2015) menunjukan hasil bahwa DPK berpengaruh negative terhadap ROA.

Hasil penelitian ini menunjukan adanya research Gap dan perlu di lakukan penelitian lanjutan.

Variable inflasi yang di teliti oleh Syahirul Alim (2014) menunjukan

hasil bahwa Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Penelitian

yang di lakukan oleh Ayu Yanita sahara (2013) menunjukan hasil bahwa Inflasi

berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA. penelitan yang di lakukan

oleh Glenda kalengkongan (2013) menunjukan hasil bahwa variable inflasi

berpengaruh Negatif tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Edhi Satrio Wibowo, Muhammad syaichu (2013) menunjunak

(24)

9

hasi bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukan adanya research Gap dan perlu di lakukan penelitian lanjutan.

Variabel nilai Tukar yang di teliti Fretty Welta, lemiyana (2017) menunjukan hasil bahwa Nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Desi Marilin Swandayani, Rohmawati kusumaningtias (2012) menunjukan hasi bahwa nilai tukar berpengaruh terhadap ROA. Dan penelitian yang dilakukan oleh Stevanus tulendene, Parengkuan tommy, Paulina Van Rate (2014) menunjukan hasil bahwa nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukan adanya research Gap dan perlu di lakukan penelitian lanjutan.

Variable ukuran bank yang di teliti oleh Ridhlo Ilham utra Wardana, Endang Tri widyarti (2015) menunjukan hasil bahwa Bank size berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Nur Fakhri Yatiningsih, Mochammad Chabachib (2013) menunjukan hasil bahwa firm size berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Shinta Dewi Vernanda, Endang Tri Widyarti (2016) menunjukan hasil bahwa Bank size tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukan adanya research Gap dan perlu di lakukan penelitian lanjutan.

Berdasarkan adanya research gap tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan research gap penelitian terdahulu tersebut.

Sehingga penelitian ini mengambil judul “ANALISIS PENGARUH DANA

PIHAK KETIGA, NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI DAN UKURAN

(25)

10

BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2016 - 2020

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis maka penulis mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut:

1. Profitabilitas bank umum syariah mengalami perlambatan pertumbuhan dengan rentang yang cukup lebar terutama 2017 - 2019

2. Jumlah total asset dan dana pihak ketiga yang meningkat tapi tidak di ikuti oleh peningkatan profitabilitas Bank bank umum syariah

3. Nilai tukar rupiah terhadap dolar mengalami depresiasi karena faktor ekonomi global sehingga berdampak terhadap harga barang dan keputusan investasi masyarakat di bank umum syariah

C. Pembatasan Masalah

1. Data yang digunakan dalam penelitian adalah bank yang tercatat dalam Otoritas jasa keuangan (OJK)

2. Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah variable Dana pihak ketiga, inflasi, nilai tukar rupiah, ukuran bank dan profitabilitas.

3. Variabel Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan return on assets (ROA)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas maka dapat diajukan

rumusan masalah sebagai berikut:

(26)

11

1. Seberapa besar DPK, inflasi, nilai tukar rupiah dan ukuran bank mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah secara parsial pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia periode 2016-2020 ?

2. Seberapa besar DPK, inflasi, nilai tukar rupiah dan ukuran bank mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah secara simultan pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia periode 2016-2020?

3. Variabel manakah yang paling mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah periode 2016 – 2020 ?

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk megetahui apakah DPK, inflasi, nilai tukar rupiah dan ukuran bank mempengaruhi profitabilitas secara parsial pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia periode 2016-2020

2. Untuk megetahui apakah DPK, inflasi, nilai tukar rupiah dan ukuran bank mempengaruhi profitabilitas secara simultan pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia periode 2016-2020.

3. Untuk mengetahui Variabel manakah yang paling mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah periode 2016 – 2020.

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk:

1. Investor

(27)

12

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di perusahaan perbankan.

2. Perusahaan Perbankan Syariah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan kinerja perusahaan

3. Akademisi

Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah.

4. Peneliti

Peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai perbankan

syariah khususnya dalam hal pengukuran kinerja perbankan syariah.

(28)

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori

Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka di perlukan suatu kajian teori yang bersifat ilmiah. Dalam landasan teori ini dikemukakan teori yang ada hubungannya dengan materi materi yang digunakan dalam pemecahan masalah. Teori tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yakni grand theory ,middle theory dan applied theory. Grand theory yang dibahas yakni mengenai manajemen. Middle theorynya yaitu manajemen keuangan. Applied theorynya yaitu dana pihak ketiga, inflasi, nilai tukar rupiah, dan ukuran bank.

1. Grand theory a. Manajemen

Menurut G.R. Terry (2010;16) menjelaskan bahwa manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk mennetukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Handoko (2009:8) mendefinisikan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

(29)

14

Sedangkan menurut Hasibuan (2013;1), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lainnya secara efektif dan efisien.

beberapa definisi diatas dapat diartikan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

b. Manajemen keuangan

Menurut Hanafi (2016:2), manajemen keuangan bisa diartikan sebagai manajemen terhadap fungsi – fungsi keuangan. Secara garis besar, fungsi – fungsi perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam empat fungsi, yaitu: (a) Fungsi Pemasaran (b) Fungsi Keuangan (c) Fungsi Produksi (d) Fungsi Personalia. Keempat fungsi tersebut merupakan fungsi pokok suatu perusahaan. Manajemen Keuangan bisa diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pengorganisasian, staffing, pelaksanaan dan pengendalian fungsi – fungsi keuangan. Sedangkan menurut Fahmi (2014:1) manajemen keuangan perusahaan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana seorang manager keuangan dengan mempergunakan seluruh sumberdaya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang saham dan sustainability (berkelanjutan) usaha bagi perusahaan.

“Manajemem keuangan adalah salah satu bidang manajemen

fungsional perusahaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan

(30)

15

investasi jangka panjang, keputusan pendanaan jangka panjang dan pengelolaan modal kerja perusahaan yang meliputi investasi dan pendaan jangka pendek” (Sudana, 2015:2).

Manajemen keuangan adalah salah satu bagian penting dari keseluruan manajemen yang berhubungan langsung dengan berbagai departemen fungsional seperti tenaga kerja, pemasaran dan produksi.

Manajemen keuangan mencakup wilayah yang luas dengan pendekatan multidimensional (Jatmiko, 2017:29).

Dari definisi-definisi yang telah dipaparkan dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen keuangan adalah salah satu fungsi manajemen terhadap segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan memperoleh sumber dana, menggunakan dana dan manajemen aktiva sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan, dengan kata lain manajemen keuangan merupakan seni dan ilmu mengelola dana perusahaan, baik itu mendapatkan dana maupun mengalokasikan dana perusahaan.

c. Fungsi manajemen keuangan

Tugas utama manajemen keuangan adalah mengambil keputusan yang mencakup perusahaan dalam memperoleh dana dan juga cara mengalokasikan dana tersebut. Dari pengertian tersebut, ada fungsi manajemen keuangan menurut Suad dan Enny (2015:7) yaitu sebagai berikut:

1. Penggunaan dana (Keputusan Infestasi)

(31)

16

2. Memperoleh Dana (keputusan pendanaan) 3. Pembagian laba (kebijakan dividen)

Keputusan investasi akan tercemin pada sisi aktiva perusahaan. Dengan demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Sebaliknya keputusan pendanaan dan kebijakan deviden akan tercemin pada sisi pasiva perusahaan. Apabila hanya memperhatikan dana yang tertanam dalam jangka waktu yang lama, maka perbandingan tersebut sebagai struktur modal. Apabila diperhatikan baik dana jangka pendek maupun dana jangka panjang, perbandingan disebut sebagai struktur finansial. Keputusan pendanaan dan kebijakan dividen mempengaruhi kedua struktur tersebut.

d. Tujuan Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan tujuan dan sasaran yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian efisiensi keputusan keuangan. Menurut Suad Husnan (2012:3) Pertimbangan sosial terhadap tanggung jawab yang dapat dilihat dari empat segi, yaitu :

1. Secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar

2. oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Bagi perusahaan

yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjual

belikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan.

(32)

17

3. Memaksimumkan nilai perusahaan (atau harga saham) tidak identik dengan memaksimumkan laba per lembar saham (Earning Per Share).

Hal ini disebabkan karena memaksimumkan EPS mengabaikan nilai waktu uang, dan tidak memperhatikan faktor risiko.

4. Dengan demikian memaksimumkan nilai perusahaan juga tidak identik dengan memaksimumkan laba, apabila laba diartikan sebagai laba akuntansi. Sebaliknya memaksimumkan nilai perusahaan akan identik dengan memaksimumkan laba dalam pengertian ekonomi (economic profit). Hal ini disebabkan karena laba ekonomi diartikan sebagai jumlah kekayaan yang bisa dikonsumsikan tanpa membuat pemilik kekayaan tersebut menjadi lebih miskin. Sayangnya konsep keuntungan ekonomi ini akan sangat sulit diterapkan, sehingga kalau kita mendengar istilah laba dalam lingkup perusahaan, bisa dipastikan pengertiannya adalah pengertian akuntansi.

5. Dengan demikan tujuan pengelolaan keuangan tersebut sebenarnya bisa berlaku untuk siapa saja, bukan terbatas pada perusahaan. Hanya saja untuk level perusahaan di beberapa kekhususan. Kekhususan- kekhususan tersebut diantaranya adalah :

a. Perusahaan bisa dimiliki oleh lebih dari satu orang.

b. Ada peraturan-peraturan yang berlaku untuk perusahaan.

c. Penggunaan prinsip-prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi

keuangandalam perusahaan.

(33)

18

e. Pengertian Rasio

Rasio dapat dipahami sebagai perbandingan suatu angka tertentu pada suatu akun terhadap angka dari akun lainnya. Analisa rasio sering digunakan oleh manajer, analisis kredit, analisis saham. Analisis rasio bermanfaat karena membandingkan suatu angka secara relatif, sehingga bisa menghindari kesalahan penafsir pada angka mutlak yang ada di dalam laporan keuangan. itulah dilihat perbandingan dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan. (Murhadi, 2013; 56).

f. Jenis jenis rasio keuangan

Hanafi dan Halim (2009:77), ada 5 jenis rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas asset.

3. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas).

5. Rasio Pasar, yaitu rasio yang melihat perkembangan nilai perusahaan

relatif terhadap nilai buku perusahaan.

(34)

19

2. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, perusahaan dengan kemampuan menghasilkan laba yang baik menunjukkan kinerja perusahaan yang baik sebab profitabilitas sering dijadikan sebagai ukuran untuk menilai kinerja perusahaan. (Riyanto:

2008)

Menurut (Sartono, 2012:122) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini.

Misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen.

Menurut (Harahap 2009) Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang perusahaan, dan lain sebagainya.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas

adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh

keuntungan dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki

perusahaan, serta mengukur kemampuan keseluruhan manajemen secara

efektif yang ditunjukkan oleh besar kecilnya keuntungan yang dihasilkan

dari aktivitas penjualan maupun investasi.

(35)

20

Manfaat Rasio Profitabilitas

Manfaat yang diperoleh rasio profitabilitas menurut Kasmir (2014:198), yaitu:

a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode

b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d. Mengtahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Pengukuran Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (2012 ). Rasio profitabilitas antara lain:

a. Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Net profit margin dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

Net profit Margin = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 x 100%

b. Return On Asset adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

(36)

21

laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Return on asset dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

Return on Asset = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 x 100%

c. Return On Equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan modal saham tertentu. Return on equity dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 x 100%

d. Gross Profit Margin adalah rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya.

Gross profit margin dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

𝑔𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟penjualan

x 100%

𝟑. Dana Pihak Ketiga

a. Pengertian Dana Pihak Ketiga

Dana pihak ketiga (DPK) adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari

masyarakat. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari

simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Kemudian untuk membiayai

operasinya, dana dapat diperoleh dari modal sendiri, yaitu dengan mengeluarkan

atau menjual saham. Perolehan dana disesuaikan pula dengan tujuan dari

(37)

22

penggunaan dana tersebut. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung. Oleh karena itu, pemilihan sumber dana harus dilakukan dengan tepat (Kasmir, 2012 : 50).

Menurut Muhammad (2014) Dana pihak ketiga biasanya lebih dikenal dengan dana masyarakat, merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat. Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Dana pihak ketiga merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional bank dan merupakan tolak ukur keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan. Sumber dana yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Simpanan giro 2. Simpanan tabungan 3. Simpanan deposito

b. Jenis-Jenis Produk Dana Pihak Ketiga 1. Simpanan Giro

Giro menurut undang undang perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah

simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau

dengan cara pemindahbukuan.

(38)

23

Adapun yang dimaksud dengan giro syariah adalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa giro yang dibenarkan secara syariah adalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip wadiʻah dan mudārabah.

Giro wadiah

Giro wadiah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akan wadiah, yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki.

Dalam konsep wadiah yad al-dhamanah, pihak yang menerima titipan boleh menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan ( Karim 2016).

Ciri ciri giro wadiah adalah sebagai berikut (Muhammad 2017) :

1. Bagi pemegang rekening disediakan cek untuk mengoperasikan rekeningnya.

2. Untuk membuka rekening diperlukan surat referensi nasabah lain atau pejabat bank, dan menyetor sejumlah dana minimum (yang ditentukan kebijaksanaan masing masing bank) sebagai setoran awal.

3. Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam daftar hitam Bank Indonesia

4. Penarikan dapat dilakukan setiap waktu dengan cara menyerahkan cek atau instruksi tertulis lainnya.

Giro mudharabah

(39)

24

Giro Mudārabah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad mudārabah. Mudār mempunyai dua bentuk, yaitu mudārabah mutlaqah dan mudārabah muqayyadah, yang perbedaan utama antara keduanya terletak pada ada atau tidaknya persyaratan yang diberikan pemilik dana kepada bank dalam mengelola hartanya baik dari (Nofinawati 2018).

Beberapa ketentuan umum giro berdasarkan mudharabah sebagai berikut :

1. Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macama usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk didalamnya mudharabah dengan pihak lain.

3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam bentuk akad pembukaan rekening.

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional giro dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah

tanpa persetujuan yang bersangkutan.

(40)

25

2. Simpanan tabungan

Menurut undang undang perbankan nomor 10 tahun 1998 tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Adapun yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip prinsip syariah. Dewan syariah nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah.

Tabungan wadiah

Tabungan wadiah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya ( adiwarman karim : 357). Dalam hal ini bank syariah menggunakan wadiah yad ad-dhamanah. Bank memperoleh izin dari dari nasabah untuk mengelola dana tersebut selama dana mengendap di bank. Sebagai konsekuensinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan dana titipan tersebut serta mengembalikannya kapan saja pemiliknya menghendaki.

Tabungan mudharabah

Tabungan mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik

dana kepada pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang

sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak

(41)

26

berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya (Muhammad : 36).

Mudharabah terdiri dari dua bentuk, yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayydah. Perbedaan utama diantara keduanya terletak pada ada atau tidaknya persyaratan yang diberikan pemilik dana kepada bank yang mengelola dananya.

3. Simpanan deposito

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank yang bersangkutan.

Simpanan Deposito berbeda dengan simpanan giro dan tabungan, dimana simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan hanya dapat ditarik dan dicairkan apabila jatuh tempo.

Jatuh tempo artinya masa berakhirnya simpanan deposito. Artinya jika nasabah menyimpan uangnya dalam deposito berjangka untuk jangka waktu tiga bulan, uang tersebut baru dapat dicairkan setelah jangka waktu tersebut berakhir, yaitu setelah tiga bulan.

Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah bertindak sebagai pengelola dana, dan nasabah bertindak sebagai pemilik dana.

Nasabah menitipkan dananya kepada bank agar dana tersebut dikelola

kedalam usaha kegiatan tertenu yang tidak bertentangan dengan prinsip

(42)

27

syariah, dengan pembagian hasil usaha kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan akad mudharabah. Deposito mudharabah terbagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut (adiwarman):

Deposito Mudharabah Muthlaqoh

Pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada Bank Syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syariah mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana ini ke berbagai sector bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan (hlm 364).

Deposito Mudharabah Muqayyadah.

Berbeda halnya dengan deposito Mudharabah Muthlaqoh, dalam deposito Mudharabah Muqayyadah, pemilik dana memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada Bank Syariah dalam mengelola investasinya baik yang berkaitan dengan tempat, cara, maupun objek investasinya.

Dengan kata lain, Bank Syariah tidak mempunyai hak dan kebebasan

sepenuhnya dalam menginvestasikan dana ini ke berbagai sektor bisnis

yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan.

(43)

28

4. Nilai tukar rupiah

a. Pengertian nilai tukar

Menurut Bank Indonesia, kurs adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau harga mata uang domestik terhadap mata uang asing. Jika terjadi kenaikan kurs dalam negeri artinya nilai mata uang dalam negeri sedang meningkat sedangkan nilai mata uang asing lebih murah (menurun). Jika kurs mengalami perubahan, maka Bank mendapatkan keuntungan yang mengakibatkan perilaku masyarakat dapat berubah. Apabila kurs mata uang asing (dolar AS) mengalami perubahan (fluktuasi), tentu akan menyebabkan minat masyarakat untuk memiliki valuta asing (terutama dolar AS) akan semakin meningkat. Kemudian masyarakat tentunya akan mengurangi simpanan (saving) di Bank atau bahkan memungkinkan masyarakat akan menarik dana yang dimilikinya di Bank (Lisa marlina, Mia angelina, 2019).

Menurut nofinawati (2018 ) nilai tukar mata uang adalah harga satu unit

mata uang asing dalam mata uang domestic atau dapat juga dikatakan harga

mata uang domestic terhadap mata uang asing. Sedangkan menurut Mahyus

Ekananda (2018), nilai tukar atau kurs didefinisikan sebagai harga mata uang

suatu negara relatif terhadap mata uang negara lain. Karena nilai tukar ini

mencakup dua mata uang, maka titik keseimbangan ditentukan oleh sisi

penawaran dan permintaan dari kedua mata uang tersebut, atau dengan kata

lain nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat

dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain

(44)

29

b. Teori Nilai Tukar

1. Teori Kuantitas

Teori kuantitas mengasumsikan bahwa perubahan dalam penawaran uang akan menyebabkan perubahan yang sama proporsinya dengan perubahan tingkat harga tetapi tidak akan mempengaruhi tingkat produksi nasional riil.

2. Teori Keynes

Teori Keynes menerangkan mengenai peranan uang dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian, Keynes berpendapat uang tidak netral, uang mempunyai peranan dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian.

Perubahan-perubahan penawaran uang akan mempengaruhi kegiatan perekonomian dan pendapatan nasional melalui mekanisme transmisi sebagai berikut:

1) Pertambahan penawaran uang akan menurunkan suku bunga.

2) Pengurangan suku bunga akan menambah investasi.

3) Kenaikan investasi akan menimbulkan proses multiplier sehingga akhirnya pendapatan nasional meningkat lebih besar dari kenaikan investasi yang pada mulanya berlaku.

c. Faktor faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Menurut Sukirno (2015 : 402 ), Perubahan dalam permintaan dan penawaran sesuatu valuta disebabkan oleh banyak faktor. Yang terpenting di antaranya adalah seperti yang diuraikan di bawah ini :

1) Perubahan dalam Citarasa Masyarakat Citarasa masyarakat mempengaruhi

corak konsumsi mereka. Maka perubahan citarasa masyarakat akan

(45)

30

merubah corak konsumsi mereka ke atas barang-barang yang diproduksikan di dalam negeri maupun yang diimpor. Perbaikan kualitas barang-barang dalam negeri menyebabkan keinginan mengimpor berkurang dan ia pula dapat menaikkan ekspor. Sedangkan perbaikan kualitas barang-barang impor menyebabkan keinginan masyarakat untuk mengimpor bertambah besar. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing.

2) Perubahan Harga Barang Ekspor dan Impor Harga sesuatu barang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan apakah sesuatu barang akan diimpor atau diekspor. Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang relatif murah akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspornya akan berkurang. Pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah impor, dan sebaliknya, kenaikan harga barang impor akan mengurangi impor. Dengan demikian perubahan harga-harga barang ekspor dan impor akan menyebabkan perubaha dalam penawaran dan permintaan ke atas mata uang negara tersebut.

3) Kenaikan Harga Umum (Inflasi)

Inflasi sangat besar pengaruhnya kepada kurs pertukaran valuta asing. Inflasi

yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai sesuatu

valuta asing. Kecenderungan seperti ini wujud disebabkan efek inflasi yang

berikut: (a) inflasi menyebabkan harga-harga di dalam negeri lebih mahal dari

harga-harga di luar negeri dan oleh sebab itu inflasi berkecenderungan

(46)

31

menambah impor, (b) inflasi menyebabkan harga-harga barang ekspor menjadi lebih mahal, oleh karena itu inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor. Keadaan (a) menyebabkan permintaan ke atas valuta asing bertambah, dan keadaan (b) menyebabkan penawaran ke atas valuta asing berkurang; maka harga valuta asing akan bertambah (berarti harga mata uang negara yang mengalami inflasi merosot).

4) Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pegembalian Investasi Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengambilan investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu. Apabila lebih banyak modal mengalir ke sesuatu negara. Permintaan ke atas mata uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah. Nilai mata uang sesuatu negara akan merosost apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar negeri karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi di negara-negara lain.

5) Pertumbuhan Ekonomi

Efek yang akan diakbitkan oleh sesuatu kemajuan ekonomi kepada nilai

mata uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang

berlaku. Apabila kemajuan itu terutama diakibatkan oleh perkembangan

ekspor, maka permintaan ke atas mata uang negara itu bertambah lebih cepat

dari penawarannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara itu naik.

(47)

32

Akan tetapi, apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang lebih cepat dari ekspor, penawaran mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot.

5. Inflasi

a. Pengertian inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflas, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga harga barang lain (Boediono, 2020 : 155)

Menurut Indriyani (2016 : 2) Inflasi adalah proses kenaikan harga- harga barang secara terus-menerus atau suatu keadaan perkonomian yang menunjukan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level).

Sedangkan menurut Nopirin (2019 : 25) inflasi adalah proses kenaikan harga harga umum barang barang secara terus menerus. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan persentase yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi.

Dari definisi - definisi tersebut ada tiga syarat untuk dapat dikatakan

telah terjadi inflasi. Pertama, adanya kenaikan harga. Kedua, kenaikan

tersebut terjadi terhadap harga-harga barang secara umum. Ketiga, kenaikan

tersebut berlangsung secara terus menerus. Dengan demikian kenaikan

(48)

33

harga yang terjadi pada hanya satu jenis barang, atau kenaikan yang terjadi hanya sementara waktu tidak dapat disebut dengan inflasi.

b. Teori Inflasi

Menurut Boediono (2012 : 163).Secara garis besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi. Ketiga teori itu adalah sebagai berikut :

1. Teori Kuantitas

Teori kuantitas adalah teori yang paling tua mengenai inflasi namun teori ini masih sangat berguna untuk menerangkan proses inflasi dizaman modern ini, terutama di Negara-negara yang sedang berkembang. Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah uang yang beredar dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut (Boediono : 161) :

a. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang

beredar (apakah berupa penambahan uang kartal atau penambahan

uang giral tidak menjadi soal). Tanpa ada kenaikan jumlah uang yang

beredar, kejadian seperti, misalnya kegagalan panen, hanya akan

menakan harga harga untuk sementara waktu saja. Penambahan jumlah

uang ibarat “bahan bakar’ bagi inflasi. Bila jumlah uang tidak

ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun sebab

musabab awal dari kenaikan harga tersebut.

(49)

34

b. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh pskologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga harga dimasa mendatang.

2. Teori Keyness

Teori keyness mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya, teori ini menyoroti aspek lain dari inflasi. Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses perebutan bagian rezeki diantara kelompok-kelompok yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi keadaan dimana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia.

3. Teori Struktural

Teori strukturalis menerangkan proses inflasi jangka panjang di negara- negara sedang berkembang. Menurut teori ini ada beberapa hal yang dapat menimbulkan inflasi dalam perekonomian negara-negara sedang berkembang adalah :

1. Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibandingkan dengan pertumbuhan pada sektor- sektor lain. Kelambanan ini disebabkan karena supply atau produksi barang-barang ekspor yang tidak responsif terhadap kenaikan harga.

Kelambanan pertumbuhan penerimaan ekspor ini berarti kelambanan

(50)

35

pertumbuhan kemampuan untuk mengimpor barang-barang yang dibutuhkan (untuk konsumsi dan investasi). Akibatnya negara-negara berkembang berusaha untuk mencapai target pertumbuhan tertentu dan mengambil kebijakan pembangunan yang menekankan pada penggalakan produksi dalam negeri dari yang sebelumnya diimpor (substitusi impor), meskipun seringkali produksi dalam negeri mempunyai biaya produksi yang lebih tinggi dari barang-barang sejenis yang diimpor. Apabila proses substitusi impor ini makin meluas, maka kenaikan biaya produksi juga makin meluas ke berbagai barang, sehingga dengan demikian inflasi terjadi.

2. Ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan di dalam negeri. Kenaikan bahan makanan ini mendorong kenaikan upah karyawan, sehingga meningkatkan biaya produksi yang nantinya akan menaikkan harga barang. Kenaikan harga barang-barang ini akan menimbulkan kenaikan upah lagi, yang kemudian diikuti oleh kenaikan harga-harga. Demikian seterusnya, dimana proses tersebut akan berhenti seandainya harga bahan makanan tidak terus naik. (Sutawijaya : 2012)

c. Jenis jenis inflasi

1. Jenis inflasi menurut sifat

Menurut Nopirin (2019) Atas dasar besarnya laju inflasi, inflasi dibagi kedalam tiga kategori :

a. Inflasi ringan (creeping inflation)

(51)

36

Inflasi ringan ditandai dengan laju inflasi yang rendah, kurang dari 10%

pertahun. Kenaikan harga pada jenis inflasi ini berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama.

b. Inflasi menengah (galloping inflation)

Inflasi menengah ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar (biasanya duoble digit,yaitu diantara 10% -< 30% per tahun) dan kadang-kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya, harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.

c. Inflasi tinggi (hyper inflation)

Inflasi tinggi merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga- harga naik sampai 5 atau 6 kali (lebih dari 30%). Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Perputaran uang makin cepat, harga naik secara akselerasi.

2. jenis inflasi menurut sebab

Menurut teori kuantitas sebab utama timbulnya inflasi adalah kelebihan permintaan yang disebabkan karena penambahan jumlah uang beredar (Nopirin : 28).

a. demand pull inflation

Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregate

demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan

kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam

inflasi ini, kenaikan permintaan total dapat menaikkan harga dan dapat

Gambar

Gambar 2. 1 Kerankga Pemikiran ...............................................................................
Tabel 2. 1 Tinjauan Kajian Terdahulu
Tabel 3. 2    Sampel Penelitian
Tabel 3. 3 Objek Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila kita melakukan eksplorasi terhadap beberapa macam interaksi makhluk hidup, banyak contoh telah di kemukakan para peniliti pada bidang perilaku hewan.Suatu

pengaruh yang signifikan latihan pliometrik single-leg tuck jump dan double-leg tuck jump terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada pemain sepakbola mahasiswa FIK UNM

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

yang sangat kecil didalam air maupun didalam berbagai system hayati penting. Kation- kation yang dapat dipertukarkan terserap dengan tenaga cukup besar untuk

Hal ini dibuktikan dengan Fhitung&gt; Ftabel, yaitu 13,538&gt;1,79 dengan tingkat signifikansi 0,000 &lt; 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat pengaruh

Analisa data yang digunakan adalah uji T dependen dan uji T independen Hasil penelitian menunjukan peningkatan fungsi paru (VEP1) pada pasien asma lebih besar pada pasien

Penelitian tentang motivasi berprestasi dilakukan oleh Dini (2006), dan ditemukan bahwa salah satu hal yang dapat mempengaruhi pembentukan motivasi berprestasi adalah

Pengukuran risiko dengan menggunakan standard deviasi hanya dapat melihat penyimpangan dari return saham, tetapi tidak dapat mengukur berapa kira-kira jumlah kerugian yang