• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Prosedur Penelitian Pengumpulan Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Prosedur Penelitian Pengumpulan Data"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

12

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Madu Mutiara Tugu Ibu, Depok dan Apriari Pramuka, Cibubur.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berpengalaman dalam memproduksi dan menjual produk-produk lebah madu.Data penelitian dikumpulkan selama dua bulan yaitu awal bulan Maret sampai akhir bulan April 2011.

Prosedur Penelitian

Menurut Rangkuti (2006), Proses penyusunan perencanaan strategi tersebut dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan.

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari perusahaan melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) terhadap manajer divisi. Data sekunder mencakup data laporan tahunan perusahaan dan data dari instansi atau dinas yang terkait dengan masalah penelitian seperti Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas) dan Departemen Kehutanan. Data yang diperoleh berupa faktor-faktor internal dan eksternal dari perusahaan.

a) Faktor Internal

Identifikasi faktor-faktor internal merupakan kegiatan yang dapat digunakan dalam peternakan sebagai alat untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Berdasarkan Jauch dan Glueck (1995), penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor internal perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu, Depok dan PT. Madu Pramuka, Cibubur yang meliputi: 1) Sumber daya manusia; 2) Produksi; 3) Pemasaran; 4) Keuangan; 5) Teknologi dan 6) Penelitian dan pengembangan.

(2)

13 b) Faktor Eksternal

Identifikasi faktor-faktor eksternal peternakan merupakan kegiatan yang dapat digunakan dalam peternakan sebagai alat untuk mengetahui peluang dan ancaman yang akan dihadapi sehingga peternakan dapat bertahan dan memenangkan persaingan. Berdasarkan David (2004), penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor eksternal PT. Mutiara Tugu Ibu, Depok dan PT. Madu Pramuka, Cibubur yang meliputi: 1) Ekonomi; 2) Sosial, budaya, dan demografi; 3) Politik, pemerintahan dan hukum; dan 4) Persaingan.

Analisis Data

Data yang terkumpul dibuat matriks EFI (Evaluasi Faktor Internal) dan EFE (Evaluasi Faktor Eksternal) untuk menetukan posisi dari perusahaan. Analisis data secara deskriptif kualitatif dilakukan untuk menelaah strategi pengembangan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis deskriptif kuantitatif yaitu QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) digunakan untuk menentukan strategi pengembangan PT. Mutiara Tugu Ibu dan PT. Madu Pramuka yang paling tepat berdasarkan daya tariknya.

a) Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor Eksternal

Setelah faktor-faktor strategi internal dan eksternal suatu peternakan diidentifikasi, suatu Tabel Evalusi Faktor Internal danTabel Evalusi Faktor Eksternal disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal dan eksternal tersebut dalam kerangka kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Berdasarkan David (2004), tahapan penyusunan Tabel Evaluasi Faktor Internal dan Tabel Evalusi Faktor Eksternal adalah:

1) Faktor-faktor strategis yaitu faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) pada Tabel 3. ditempatkan dalam kolom pertama.

2) Pada kolom kedua diberikan bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1 (kurang penting) sampai 4 (lebih penting). Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1.

(3)

14 1 = jika variabel horizontal kurang penting dibandingkan dengan variabel

vertikal

2 = jika variabel horizontal sama penting dibandingkan dengan variabel vertikal 3 = jika variabel horizontal lebih penting dibandingkan dengan variabel vertikal 4 = jika variabel horizontal lebih penting sekali dibandingkan dengan variabel

vertikal

Indikator horizontal adalah variabel-variabel internal/eksternal pada lajur horizontal, sedangkan indikator vertikal adalah variabel-variabel internal/eksternal pada lajur vertikal.

Tabel 3. Penentuan Bobot Variabel-Variabel Strategis

Faktor Strategis A B C D …. Total A B C D ….. Total 1,000

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menetukan setiap nilai variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan menggunakan rumus:

αi = ∑ Keterangan:

αi = bobot variabel internal/eksternal ke-i xi = nilai variabel internal/eksternal ke-i i = 1, 2, 3,….n

n = jumlah variabel

3) Memberikan peringkat (dalam kolom 3) pada Tabel 4 untuk faktor internal dan pada Tabel 5 untuk faktor eksternal dengan memberikan skala mulai dari 4

(4)

15 (paling tinggi) dan 1 (paling rendah), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.

Maktriks Evaluasi Internal menggunakan skala untuk: 1 = kelemahan utama

2 = kelemahan kecil 3 = kekuatan kecil 4 = kekuatan utama

Matriks Evaluasi Eksternal menggunakan skala untuk: 1 = respon jelek

2 = respon rata-rata 3 = respon diatas 4 = respon luar biasa

Baik untuk peluang maupun ancaman dapat memperoleh rating 1, 2, 3, dan 4. 4) Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.

5) Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor strategi dan faktor-faktor strategi internal dan faktor-faktor-faktor-faktor eksternalnya.

6) Total skor pembobotan untuk Matriks Evaluasi Faktor Internal akan berada pada kisaran 1 (rendah) samapi 4 ( tinggi) dengan rata-rata 2,5

a) Total skor pembobotan yang jaug di bawah 2,5 merupakan ciri suatu perusahaan yang lemah secara internal.

b) Total skor pembobotan yang jauh di atas 2,5 merupakan cirri suatu posisi internal yang kuat.

7) Total skor pembobotan untuk Matriks Evaluasi Faktor Eksternal adalah

a) Total skor pembobotan sebesar 1 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang yang ada atau tidak menghindari anacaman-ancaman ekternal.

(5)

16 b) Total skor pembobotan sebesar 4 menunjukkan bahwa perusahaan memanfaatkan peluang yang ada atau dapat menghindari anacaman-ancaman ekternal.

Tabel 4. Matriks Evaluasi Faktor Internal Faktor-Faktor

Strategi Internal

Bobot (A) Rating (B) Skor (A x B) Kekuatan - - Kelemahan - - Total

Tabel 5. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Faktor-Faktor

Strategi Eksternal Bobot (A) Rating (B) Skor (A x B) Peluang - - Ancaman - - Total

Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap ini digunakan model matriks Internal Eksternal untuk menentukan posisi perusahaan. Menurut David (2004), Matriks Internal Eksternal didasarkan pada dua dimensi kunci atau total nilai Evaluasi Faktor Internal yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai Evaluasi Faktor Eksternal yang diberi bobot pada sumbu-y. Total nilai yang diberi bobot dari setiap devisi dapat disusun Matriks Internal Eksternal. Di sumbu-x dan sumbu-y Matrik Internal Eksternal, total nilai Evaluasi Internal dan total Evaluasi Faktor Eksternal yang diberi bobot dari nilai (a) 1,000 sampai 1,999 menunjukkan posisi yang rendah, (b) 2,000 sampai 2,999 menunjukkan posisi yang sedang (c) 3,000 sampai 4,000 menunjukkan posisi yang tinggi.Gambar 1 mengidentifikasi sembilan sel strategi.

(6)

17 Sembilan sel strategi tersebut dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategi yang berbeda, yaitu strategi intensif atau integratif, strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar, strategi menyelamatkan, dan menutup usaha.

Total Nilai IFE

Gambar 1. Grafik Matriks IFE dan EFE

Strategi Intensif atau Integratif.Strategi ini bagi perusahaan yang berada di sel I, II, dan IV, dideskripsikan sebagai kelompok tumbuh dan membangun.Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk).

Strategi Penetrasi Pasar dan Pengembangan Produk.Strategi ini bagi perusahaan yang berada di sel III, V, dan VI, dideskripsikan sebagai kelompok pertahankan dan pelihara.

Strategi Menyelamatkan atau Menutup Usaha.Strategi ini bagi perusahaan yang berada di sel VI, VIII, dan IX, dideskripsikan sebagai kelompok memanen dan menjual dengan menggunakan strategi bertahan meliputi usaha patungan, strategi penciutan biaya, strategi penciutan usaha, dan strategi likuidasi.

Tinggi 3,000-4,000 Sedang 2,000-2,999 Rendah 1,000-1,999

Total Nilai EFE

Tinggi 3,000-4,000 I II III Sedang 2,000-2,999 IV V VI Rendah 1,000-1,999 VII VIII XI

(7)

18

Matriks SWOT

Matriks ini dappat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, yaitu: 1). Strategi S-O, 2). Strategi S-T, 3). Strategi W-O, dan 4). Strategi W-T.

Internal

Eksternal

Strengths (S) Weaknesses (W)

Opportunities (O)

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Treaths (T)

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi

ancaman

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman Gambar 2. Matriks SWOT

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Tahap terakhir dari proses penyusunan perencanaan strategi adalah tahap pengambilan keputusan mengenai strategi yang terbaik yang akan diterapkan pada perusahaan. Tahap ini menggunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif. Menurut David (2004), langkah-langkah untuk menyusun Matriks Prencanaan Strategis Kuantitatif adalah:

a). Membuat daftar kekuatan-kelemahan internal dan peluang-ancaman eksternal dari perusahaan dikolom kiri Matriks Perencanaan Startegis Kuantitatif. b). Memberikan bobot pada setiap faktor internal dan eksternal. Bobot tersebut

sama dengan yang ada di Matriks Evaluasi Faktor Internal danMatriks Evaluasi Faktor Eksternal.

c). Memeriksa matriks analisis di tahap 2 dan mengenali strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diterapkan.

(8)

19 d). Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractive Score) yang didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai Daya Tarik adalah:

1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik 4 = sangat menarik

e). Menghitung Total Nilai Daya Tarik (Total Attractive Score) yang diperoleh dari hasil perkalian bobot dengan Nilai Daya Tarik masing-masing baris. f). Menghitung jumlah Total Nilai Daya Tarik dari masing-masing kolom strategi

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif. Jumlah Total Nilai Daya Tarik menunjukkan strategi paling menarik dalam masing-masing rangkaian alternatif.Semakin tinggi nilainya, menunjukkan semakin menarik strategi tersebut.

Tabel 6. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif

Strategi-strategi Alternatif Faktor-faktor

Kunci Bobot

Strategi 1 Strategi 2 Strategi ke-n AS TAS AS TAS AS TAS Internal - - Eksternal - -

Jumlah Total Nilai Daya Tarik

Keterangan: AS = Attractive Score (Nilai Daya Tarik)

Gambar

Tabel 3. Penentuan Bobot Variabel-Variabel Strategis
Gambar 1. Grafik Matriks IFE dan EFE

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh dari kualitas sistem terhadap kepuasan mahasiswa selaku pengguna yang berjalan di sistem informasi akademik STIE Sampit yakni negatif

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui (i) paramater kimia, fisik dan kualitas perairan menggunakan indeks kualitas perairan (WQI), (ii)

Proses penempelan primer pada utas DNA yang sudah terbuka memerlukan suhu optimum, sebab suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan amplifikasi tidak terjadi karena

Dari uraian diatas dapat kita ambil salah satu contoh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kabupaten HSU merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas

1.5.3 Penelitian oleh Aisyah Rizki Universitas Sumatra Utara dengan judul “Efektifitas Bunga Rosella Untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Di Desa Sunggal Kanan

Tujuan perancangan ini adalah untuk meningkatkan minat belajar dan antusias anak berupa perancangan media visual pembelajaran yang tepat dan menarik anak pada tahap pemula

1. Mempunyai daya pemanasan yang tinggi karena mempunyai nilai kalori yangrelatif lebih tinggi per-satuan beratnya dibanding bahan bakar lain untukkegunaan yang

Kondisi lingkungan yang berada di lahan pertanian Dusun Pule cukup memprihatinkan karena prilaku masyarakat sendiri yang awalnya tidak menggunakan obat kimia