• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - BAB I Nurniati Sofiyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - BAB I Nurniati Sofiyah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak diluar perusahaan. Relevansi informasi yang dikomunikasikan akan hilang jika terlambat disampaikan, oleh karena itu laporan keuangan haruslah di sajikan tepat waktu. Keinginan menyajikan laporan keuangan tepat waktu sering dihadapkan dengan berbagai kendala. Salah satu kendala adalah adanya keharusan laporan keuangan untuk di audit oleh akuntan publik. Laporan keuangan yang disajikan manajemen perlu verifikasi apakah telah sesuai dengan standar pelaporan yang berterima umum, tujuan audit adalah memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan. Pilihan antara segera mengumumkan laporan keuangan atau menunda adalah merupakan pertimbangan cost benefit Utami (2006). Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan kepada publik di Indonesia telah diatur dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Keputusan Ketua Bapepam No.80/PM/1996 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala, Rachmawati (2008).

(2)

perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen kepada bapepam paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Juanita dan Satwiko (2012) menyatakan bahwa keterlambatan penyampaian laporan keuangan perusahaan masih ditemukan hingga tahun 2010. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-17/ PM/2002 tanggal 14 Agustus 2002 selambat-lambatnya adalah 3 bulan dari tanggal laporan keuangan.

Audit delay dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang

dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang dipublikasikan, Kartika (2009). Audit delay yaitu rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen Aryati dan Theresia (2005). Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay sangat penting, karena bermanfaat bagi investor dan dapat digunakan untuk mengantisipasi risiko investasi Ernawati (2012).

(3)

(2013). Auditor memberikan opini audit atau simpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya melalui beberapa tahap audit yang dilakukannya. Menurut Santoso (2012), opini

unqualified oleh auditor akan mendukung good news perusahaan

sehingga ingin segera mempublikasikan laporan keuangan tahunan. Sedangkan perusahaan dengan qualified opinion akan mempunyai waktu audit delay yang lebih lama.

Opini yang dihasilkan oleh auditor dapat mempengaruhi lama dari keluarnya laporan audit, karena dalam proses pemberian opini tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner auditor, dan lain sebagainya. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan, akan memberikan suatu opini atas laporan keuangan yang diauditnya. SPAP mengharuskan pembuatan laporan audit setiap kali kantor akuntan publik dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit hanya dibuat jika audit benar-benar dilakukan. Bagian dari audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit, Yuni (2012).

(4)

periodik dan membuat rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan yang diperlukan Sudaryono dan Sinaga (2007).

Menurut Diantimala (2010), reputasi auditor merupakan nama baik kantor akuntan. Kantor akuntan besar (yang berafiliasi dengan Big four) disebutkan memiliki akuntan yang berperilaku lebih etikal dari pada kantor akuntan lokal atau KAP lokal dengan reputasi afiliasi tidak diketahui. Auditor Big four lebih memiliki reputasi baik dalam opini publik. Kantor akuntan yang lebih besar menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi untuk melindungi reputasinya sebagai akuntan independen dibandingkan dengan kantor akuntan yang lebih kecil. Pada umumnya kantor akuntan publik (KAP) yang termasuk dalam the Big Four mempunyai kecenderungan ingin menyelesaikan audit secepat mungkin untuk mempertahankan reputasinya. Biasanya sumber daya manusia di KAP the Big Four lebih terampil dan lebih banyak dibandingkan dengan yang bukan the Big Four, agar dapat menyelesaikan audit dalam waktu yang lebih singkat Subagyo (2009).

(5)

pengujian ketaatan dan pengujian substantif sehingga mempercepat proses pengauditan laporan keuangan dan meminimalisasi penundaan pengumuman laporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke publik.

Penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2013) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur, menemukan bahwa opini audit dan ukuran KAP secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Ukuran kantor akuntan publik, dan opini auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ramos (2012) hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. secara bersama-sama kategori KAP, opini audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Utami (2006), Opini auditor berpengaruh signifikan terhadap audit delay. opini auditor dan reputasi auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian Prabowo dan Marsono (2013) menyimpulkan bahwa opini audit dan ukuran KAP berpengaruh positif terhadap audit delay. Yusralaini, Agusti dan Raesya (2010) menyimpulkan bahwa opini audit mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (audit delay). Trisnawati dan Alvin (2010) menyimpulkan ada pengaruh signifikan dari jenis pendapat akuntan dan ukuran KAP terhadap

audit delay. Kartika (2009) meneliti tentang faktor-faktor yang

(6)

menunjukkan bahwa opini auditor mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap audit delay. Meylisa dan Trisnawati (2010) menyatakan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit report lag (audit delay).

Santoso (2012) ukuran KAP yang berpengaruh negatif terhadap

audit delay. Widati dan Septy (2008) opini auditor berpengaruh signifikan

terhadap rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan tahunan

(audit delay). Iskandar dan Trisnawati (2010) ukuran KAP berpengaruh

terhadap audit report lag (audit delay). Rachmawati (2008) ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian yang dilakukan oleh Sudaryono dan Sinaga (2007) tentang faktor yang mempengaruhi rentang waktu penyajian laporan keuangan audit (studi empiris keberadaan divisi internal audit pada perusahan yang terdaftar di BEJ) menyatakan bahwa internal audit dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay.

(7)

pengaruh yang signifikan terhadap rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan (audit delay).

Penelitian Aryati dan Theresia (2005) menyatakan bahwa internal auditor dan ukuran KAP tidak signifikan mempengaruhi audit delay. Namun secara serentak internal auditor dan ukuran KAP mempengaruhi

audit delay. Kartika (2009), Widati dan Septy (2008) dan Febrianty

(2011) memperoleh hasil reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap

audit delay. Utami (2006) memperoleh hasil secara parsial reputasi auditor

tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Tiono dan Jogi (2013) dan Kartika (2011), menyimpulkan bahwa Opini audit dan Reputasi KAP tidak mempengaruhi audit report lag (audit delay). Namun Kartika (2011), menyatakan secara simultan ada pengaruh signifikan dari opini audit dan reputasi auditor terhadap audit delay. Iskandar dan Trisnawati (2010) Opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag (audit

delay). Rachmawati (2008) menyimpulkan bahwa internal audit tidak

berpengaruh terhadap audit. Namun internal auditor dan ukuran KAP secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan baik terhadap

audit delay dan timeliness.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Kusumawardani (2013), yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit

delay pada perusahaan manufaktur. Perbedaan penelitian ini dengan

(8)

kantor akuntan publik dan opini auditor serta dilakukan pada tahun 2009-2010. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan variabel opini auditor, internal auditor dan reputasi KAP serta menggunakan tahun penelitian 2010-2012. Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan manufaktur sektor dasar dan kimia, karena perusahaan manufaktur memiliki aktiva yang cukup kompleks, bila dibandingkan dengan perusahaan lainnya, perusahaan manufaktur harus memperhatikan perhitungan pengadaan barang, proses produksi hingga pemasaran, hal ini berbeda dengan perusahaan non manufaktur yang tidak memiliki perhitungan serumit perusahaan manufaktur, sehingga lamanya waktu audit yang dibutuhkan oleh auditor cenderung lebih lama Kusumawardani (2013).

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah opini auditor, internal auditor dan reputasi auditor secara simultan berpengaruh terhadap audit delay?

2. Apakah opini auditor secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay?

3. Apakah internal auditor secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay?

(9)

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini di batasi pada :

1. Penelitian ini hanya membatasi variabel opini auditor, internal auditor dan kualitas auditor sebagai variabel independen. Dan audit delay

sebagai variabel dependen.

2. Perusahaan manufaktur menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dan laporan auditor independen selama periode pengamatan (tahun 2010-2012).

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menguji pengaruh opini auditor, internal auditor dan reputasi auditor secara simultan berpengaruh terhadap audit delay.

2. Menguji pengaruh opini auditor secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay.

3. Menguji pengaruh internal auditor secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay.

4. Menguji pengaruh reputasi auditor secara parsial berpengaruh negatif

(10)

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam mengatasi audit delay.

2. Bagi Praktisi

Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai faktor apa saja yang dapat mempengaruhi audit delay.

3. Bagi peneliti

Referensi

Dokumen terkait

7.4.1 Laksana pelepasan, rujuk buku Panduan Ternakan Ikan Air Tawar (OPR/TPU/BP/TERNAKAN/Ikan Air Tawar) atau Modul AFS2001 Siri 6 – Penternakan Hidupan Akuatik dan rekodkan

Perbedaan muatan kurikulum di SMA dan MA, masalah-masalah yang dihadapi remaja pada jenjang sekolah menengah serta perbedaan hasil penelitian dari Rosemary (2008) yang menyebutkan

Berikut merupakan salah satu contoh pengujian yang dilakukan pada aplikasi ARMIPA yaitu pengujian ketepatan titik lokasi pada peta dan kamera dengan markerless

Komunikasi dan Informatika, yang mencakup audit kinerja atas pengelolaan keuangan negara dan audit kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan

dimana analisis mutu dilakukan pengujian dilaboratorium yang meliputi uji kuat tarik untuk material baja ringan benda uji dibuat menjadi spesimen berdasarkan standar ASTM

Pada Ruang Baca Pascasarjan perlu dilakukan pemebersihan debu baik pada koleksi yang sering dipakai pengguna maupun

Menurut teori hukum Perdata Internasional, untuk menentukan status anak dan hubungan antara anak dan orang tua, perlu dilihat dahulu perkawinan orang tuanya sebagai

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan laju perubahan tata guna lahan yang cukup tinggi. Kondisi tersebut ditandai dengan laju deforestrasi baik disebabkan