• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI DI KELAS IV A SD NEGERI AJIBARANG WETAN - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KOPERASI DI KELAS IV A SD NEGERI AJIBARANG WETAN - repository perpustakaan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1. Percaya Diri

a. Pengertian Percaya Diri

Percaya diri adalah keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk melakukan sesuatu atau menunjukkan penampilan tertentu. Aunurrahman (2011: 184) berpendapat bahwa percaya diri, yaitu:

Salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Percaya diri yang dimiliki seseorang akan muncul ketika melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkannya.

Definisi tersebut sejalan dengan pendapat Mustari (2011: 62) bahwa percaya diri adalah “keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk

melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu”. Definisi percaya diri tersebut didukung oleh pendapat Goel (2012: 2) dalam jurnalnya yang berjudul A Comparative Study of Self Confidence of Single Child and Child With Sibling, mengatakan bahwa:

Self Confidence is essentially an attitude which allows us to have a positive and realistic perception of ourselves and our abilities. It is characterized by personal attributes such as assertiveness, optimism, enthusiasm, affection, pride, independence, trust, the ability to handle criticism and emotional maturity.

(2)

pribadi seperti ketegasan, optimisme, semangat, kasih sayang, harga diri, kemandirian, kepercayaan, kemampuan untuk menangani kritik dan kematangan emosional.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk melakukan banyak hal yang diinginkannya atau harus dilakukannya untuk mencapai tujuan tertentu. Seseorang yang memiliki percaya diri mempunyai sikap mudah berkomunikasi, tidak bergantung pada orang lain, tegas, semangat, optimis dan dapat berpikir secara positif dalam mengambil keputusan.

Percaya diri siswa dapat meningkat apabila kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran yang memicu keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa akan lebih aktif mengemukakan pendapat dan mendorong siswa saling berkomunikasi dengan teman-temannya tanpa rasa malu dan minder dalam kegiatan diskusi kelompok. Silberman (2006: 10) menjelaskan bahwa model pembelajaran Team Quiz dapat meberikan pengaruh yang baik dalam kegiatan pembelajaran, siswa mampu belajar dengan baik, mendengarkan, melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahas materi dengan orang lain.

b. Indikator Percaya Diri

(3)

1) Percaya pada kemampuan sendiri, 2) Bertindak mandiri dalam

mengambil keputusan, 3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri, 4) Berani mengungkapkan pendapat.

Berdasarkan uraian di atas, penilaian percaya diri siswa, yaitu: pertama, percaya pada kemampuan yang dimilikinya yaitu keyakinan atas diri sendiri terhadap kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan suatu masalah, misalnya kemampuan dalam menyelesaikan tugas sekolah, mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) dan kemampuan mengerjakan ulangan evaluasi pembelajaran. Kedua, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, artinya siswa dapat bertindak menghadapi masalah secara mandiri, misalnya dapat menjawab pertanyaan di depan kelas tanpa bantuan teman atau tidak bergantung pada orang lain. Ketiga, memiliki rasa positif terhadap diri sendiri, artinya siswa dapat menghargai karya temannya. Keempat, berani mengemukakan pendapat, artinya siswa berani menyampaikan pendapat dan berani menjawab pertanyaan tanpa rasa ragu dan malu.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar

(4)

Berhasil atau gagalnya kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan belajar sangat bergantung pada pelaksanaan pembelajaran yang dialami oleh siswa di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Definisi tersebut didukung oleh pendapat Slameto (2010: 2) menyatakan bahwa belajar adalah “proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Winkel dalam Susanto, (2015: 4) memiliki pendapat yang sama, mengatakan bahwa:

Belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya perubahan tingkah laku atau kebiasaan melalui pengalaman yang dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar, baik secara jasmaniah maupun rohaniah yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan.

b. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan perubahan belajar yang ditunjukkan dalam bentuk nilai. Arifin (2013: 12) menjelaskan prestasi belajar sebagai “indikator kualitas

(5)

Definisi tersebut sejalan dengan pendapat Hamdani (2010: 138-139) bahwa prestasi belajar merupakan “tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar”. Prestasi belajar seseorang merupakan tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah mengikuti proses belajar mengajar. Definisi prestasi belajar tersebut didukung oleh pendapat Yung Feng (2013: 2) dalam jurnalnya yang berjudul The Relationship of Learning Motivation and Achievement in Efl: Gender As an Intermediated Variable, menyatakan

bahwa:

Learning achievement is the level of student succes in learning the subject matter in schools that are expressed in the form of scores obtained from the result of tests on a particular subject matter.

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian belajar materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes pada subjek tertentu.

(6)

Keberhasilan prestasi belajar siswa merupakan kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh siswa di kelas. Prestasi belajar siswa dapat meningkat apabila siswa dapat belajar secara berkelompok dan bekerjasama memecahkan suatu masalah. Hal tersebut dapat mempermudah siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar. Model pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena dalam kegiatan pembelajaran siswa belajar secara berkelompok. Slavin dalam Trianto (2010: 74-75) menjelaskan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, Hamdani (2010: 139-145) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor internal yang mempengaruhi yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu: a) Kecerdasan (Intelegensi), b) Faktor jasmaniah dan faktor fisiologi, c) Sikap, d) Minat, e) Bakat, dan f) Motivasi. 2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu: a) Keadaan keluarga, b) Keadaan Sekolah, dan c) Lingkungan masyarakat.

(7)

pembelajaran. Keempat, minat adalah perasaan senang yang dimiliki siswa ketika mengikuti pembelajaran. Kelima, bakat merupakan kemampuan siswa untuk mencapai keberhasilan tertentu. Keenam, motivasi adalah dorongan kepada siswa untuk melakukan sesuatu.

Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari: pertama, keadaan keluarga mempengaruhi prestasi belajar apabila rasa aman dan nyaman dalam keluarga dapat dirasakan oleh siswa. Kedua, keadaan sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar apabila hubungan antara guru dengan siswa kurang baik. Ketiga, lingkungan masyarakat mempengaruhi prestasi belajar apabila lingkungan tempat tinggal siswa memiliki teman-teman yang rajin belajar, maka akan membawa pengaruh baik pada dirinya.

3. Model Pembelajaran Team Quiz

a. Pengertian Model Pembelajaran Team Quiz

Team Quiz merupakan salah satu model pembelajaran Active

Learning, artinya proses pembelajaran dimana siswa dituntut untuk selalu

aktif. Siswa harus aktif dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, ataupun memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Silberman (2006: 175) menjelaskan model pembelajaran

Team Quiz adalah “teknik tim yang dapat meningkatkan rasa

(8)

Proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Team Quiz mengajak siswa bekerjasama dengan timnya dalam melakukan diskusi, bertanya, menjawab pertanyaan, memberi arahan, mengemukakan pendapat, serta menyampaikan informasi. Silberman (2006: 175) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran model Team Quiz sebagai berikut:

1) Guru memilih topik yang dapat dipresentasikan dalam beberapa bagian. 2) Siswa membentuk tim belajar dan masing-masing tim akan mendapat

tugas untuk membahas satu bagian dari topik yang telah ditentukan. 3) Setiap tim berdiskusi membuat ringkasan sesuai topik selanjutnya

melakukan pemaparan hasil diskusi di depan kelas. 4) Guru menjelaskan aturan main dan prosedur Team Quiz.

5) Guru menunjuk tim pertama (siswa) sebagai pemandu kuis yang akan menyiapkan kuis jawaban singkat tentang topik yang dibahas, sementara tim lain akan menyiapkan diri dan memeriksa catatan mereka.

6) Kuis dimulai dengan tim pertama (siswa) sebagai pemimpin kuis, tim pertama memberikan pertanyaan kepada tim kedua. Jika tim tersebut tidak dapat menjawab, tim ketiga dan seterusnya diberikan kesempatan untuk segera menjawab.

(9)

8) Ketika kuis selesai, lanjutkan ke bagian kedua kuis dan tunjuklah tim kedua sebagai pemimpin kuis, ulangi proses kuis seperti pada bagian pertama. Begitu seterusnya hingga semua tim mendapat giliran.

Model pembelajaran Team Quiz membantu meningkatkan kemampuan meyelesaikan soal secara kritis dan membiasakan siswa untuk bersaing secara hebat. Dengan demikian siswa akan lebih menghargai dan menerima satu sama lain sehingga siswa akan lebih percaya diri. Siswa akan tertantang dan bersemangat untuk bekerjasama menjawab soal yang diberikan karena ingin menjadi tim yang terbaik. Model pembelajaran Team Quiz ini juga memungkinkan siswa yang pemalu sekalipun untuk ikut aktif

sebab anggota timnya dapat membantu dan mendukungnya sehingga menjadi lebih percaya diri.

b. Kelebihan model pembelajaran Team Quiz 1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2) Pembelajaran lebih mudah diserap oleh siswa.

3) Melatih keberanian siswa dalam megemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan.

4) Dapat meningkatkan percaya diri siswa dalam proses pembelajaran. 5) Melatih kedisiplinan siswa.

(10)

c. Kelemahan model pembelajaran Team Quiz

1) Waktu yang digunakan untuk menyampaikan materi lebih banyak 2) Proses belajar mengajar mengalami kesulitan jika siswa tidak membawa

buku.

3) Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat keributan terjadi.

4) Siswa kesulitan mengorientasikan pemikirannya apabila dalam satu kelompok kemampuan berpikir teman-temanya kurang aktif.

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS SD)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Sapriya (2011: 7) menjelaskan “Ilmu Pengetahuan Sosial

merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah”. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah

nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Definisi tersebut sejalan dengan pendapat Trianto (2010: 171) menyatakan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai “Integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial, seperti Sosiologi,

(11)

Social studies is the studyof people in relation to each other and to their world. It is an issues-focused and inquiry-based interdisciplinary subject that draws upon history, geography, ecology, economics, law, philosophy, political science and other social science disciplines. Social studies fosters students’ understanding of and involvement in practical and ethical issues that face their communities and humankind. Social studies is integral to the process of enabling students to develop an understanding of who they are, what they want to become and the society in which they want to live.

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah studi tentang hubungan manusia dengan lingkungannya. Hal ini merupakan fokus masalah dan penyelidikan berbasis subjek interdisipliner yang mengacu pada Sejarah, Geografi, Ekologi, Ekonomi, Hukum, Filsafat, Ilmu Politik dan disiplin ilmu sosial lainnya. Ilmu Pengetahuan Sosial menumbuhkan pemahaman siswa dalam keterlibatan isu-isu praktis dan etis yang dihadapi di masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bagian integral dari proses memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman tentang siapa mereka, apa tujuan mereka dan lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal.

b. Karakteristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki beberapa karakteristik, Trianto (2011: 174-175) menjelaskan karakteristik mata pelajaran IPS antara lain:

1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur Geografi, Sejarah, Ekonomi, Hukum dan Politik, Kewarganegaraan, Sosiologi, bahkan juga Humaniora, Pendidikan dan Agama.

(12)

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan iterdisipliner dan multidisipliner.

4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

Berdasarkan uraian di atas, mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang terdiri dari gabungan ilmu-lmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Kewarganegaraan. Pelaksanaan pembelajaran IPS ditentukan berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan, adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditentukan berdasarkan struktur ilmu-ilmu sosial yang ada serta perubahan peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tertentu. Semuanya dikemas secara ilmiah untuk mengembangkan pengetahuan, dan pemahaman yang mendalam kepada siswa.

c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(13)

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Berdasarakan uraian di atas, dapat disimpulkan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar yaitu siswa dapat mengenal konsep-konsep yang berkatian dengan kehidupan di lingkungan masyarakat, siswa dapat berfikir secara logis dan kritis terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan yang ada di lingkungan masyarakat serta memiliki kemampuan bersosialisasi dan bekerjasama dalam hubungan masyarakat.

B. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam Penelitian

Standar Kompetensi :2. Mengenal Sumber Daya Alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan propinsi.

Kompetensi Dasar :2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Indikator : 1. Menjelaskan pengertian Koperasi.

2. Menjelaskan landasan, prinsip, dan lambang Koperasi. 3. Menjelaskan tujuan dan manfaat Koperasi.

(14)

6. Menjelaskan perangkat organisasi Koperasi. 7. Mengelompokkan jenis-jenis Koperasi.

8. Menjelaskan peran, keunggulan, dan kelemahan Koperasi.

C. Penelitian yang Relevan

Fitriana (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Team Quiz Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V Madrasah Ibtidiyah”. Menunjukkan bahwa dari data hasil nilai rata-rata kelas kontrol pada pre-test adalah 66,1 lebih tinggi dari pada pre-test kelas eksperimen yaitu 60,1. Setelah dilakukan penelitian, rata-rata skor hasil belajar siswa kelas VB yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran Team Quiz (kelas kontrol) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah 76,81. Rata-rata skor hasil belajar siswa kelas VA yang diajar dengan menggunakan model Team Quiz (kelas eksperimen) dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah 82,39. Dapat disimpulkan bahwa pemberian model pembelajaran Team Quiz memberikan pengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V MIN Bangka Belitung Pontianak.

Ningrum (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penerapan

Model Active Learning tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas X Semester Genap SMK Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2014/2015” berdasarkan hasil observasi belajar siswa kelas X di SMK Kartikatama

(15)

62,5% atau 15 siswa. Setelah melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Active Learning tipe Team Quiz ada pengaruh positif yaitu meningkatkan hasil belajar siswa. Analisis data bahwa siswa yang dinyatakan tuntas dengan KKM (75) sebanyak 58,33% atau 14 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 41,67% atau 10 siswa. Dapat dinyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Active Learning tipe Team Quiz dapat meningkatkan hasil pelajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung membuat siswa yang tidak aktif menjadi lebih aktif mengikuti proses pembelajaran, serta siswa dapat memahami materi dengan cara mencari dan menentukan jawabannya sendiri. Penelitian yang akan dilakukan mencoba menggunakan model pembelajaran Team Quiz untuk meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar siswa di kelas IV A SD Negeri Ajibarang Wetan.

(16)

Eksperimen sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas.

D. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang yang diperoleh, siswa kelas IV A SD Negeri Ajibarang Wetan prestasi belajar IPS masih rendah ditunjukkan dengan nilai Ulangan Tengah Semester rata-rata kelas hanya mencapai 11,1%. Hal tersebut dipengaruhi pelajaran IPS yang sulit untuk dipahami karena bentuk materi yang bersifat penjabaran konsep. Kurangnya peran aktif siswa dalam kegiatan tanya jawab dan siswa tidak yakin akan jawabannya ketika menjawab pertanyaan mengakibatkan percaya diri siswa rendah. Hal tersebut disebabkan kurang tepatnya metode atau model pembelajaran yang digunakan. Metode yang digunakan saat pelaksanaan pembelajaran IPS masih menggunakan metode ceramah atau pendekatan yang berpusat pada guru.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mencoba untuk menerapkan salah satu model pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran IPS di SD Negeri Ajibarang Wetan. Model pembelajaran yang dipilih yaitu model pembelajaran Team Quiz. Model pembelajaran Team Quiz dapat lebih melibatkan siswa untuk aktif mengikuti kegiatan belajar baik secara individual maupun secara kelompok.

(17)

kuis. Penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan ke siklus II apabila pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan. Peneliti dan guru melakukan refleksi untuk mengkaji perubahan yang terjadi dan menganalisis keberhasilan dan kekurangan pada siklus I, hal tersebut dilakukan untuk perbaikan menyusun tindakan selanjutnya pada siklus II. Penerapan Model pembelajaran Team Quiz diharapkan dapat meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPS materi Koperasi.

Kondisi Awal

Menggunakan model pembelajaran Team Quiz pada

mata pelajaran IPS Siklus I

Siklus II Rendahnya percaya diri dan prestasi belajar IPS

Refleksi

Kondisi Akhir

Melalui model pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar

IPS kelas IV A SD Negeri Ajibarang Wetan

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

(18)

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka berfikir diatas, maka dalam penelitian tindakan ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Melalui model pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan sikap percaya diri siswa pada mata pelajaran IPS materi Koperasi kelas IV A SD Negeri Ajibarang Wetan.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Mengunduh, mencetak, dan mengisi formulir pendaftaran dari fisika.um.ac.id Konfirmasi via SMS dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 rasio yang diteliti, rata-rata kinerja keuangan tahun 2003 hingga 2007 menunjukkan kinerja yang ideal pada rasio ketersediaan dana

To answer that question, this study specifically looked at the 2012 Jakarta gubernatorial election settings as the marker of the extensive use of social media in

(4) Dalam hal hasil verifikasi tidak lengkap atau tidak sesuai persyaratan, pejabat yang secara fungsional membidangi urusan kepegawaian di Unit Kerja Pembina

Dengan adanya komputerisasi, maka kemudahan dalam pencarian dan penambahan data dapat dirasakan sehingga setiap orang akan menggunakan waktu dengan efektif dan efisien.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu.

Pada dasarnya Bluetooth diciptakan bukan hanya menggantikan atau menghilangkan penggunaan kabel didalam melakukan pertukaran informasi, kebanyakan orang ( masyarakat umum ) masih

Demikianlah lembar persetujuan setelah penjelasan ini dibuat dengan sebenarnya dalam keadaan sadar tanpa adanya paksaan dari siapapun..