• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN PENGARUHNYA DI KELAS IV SD N 2 BROBOT - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang - PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN PENGARUHNYA DI KELAS IV SD N 2 BROBOT - repository perpustakaan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu pendidikan formal.

Pendidikan dasar di Indonesia terdiri atas pendidikan sekolah dasar dan

sekolah menengah. SD pada umumnya berlangsung selama 6 tahun.

Pembelajaran di SD memiliki beberapa mata pelajaran, di antaranya mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran IPA mengkaji tentang

fenomena alam, manusia dan peristiwa-peristiwa alam yang terjadi di

sekitarnya, hal ini sesuai dengan teori menurut Muslim (2014:4) menyatakan

bahwa mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa mampu menjelaskan

gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,

mencintai alam sekitar, serta menyadari kesabaran dan keagungan Tuhan.

Anak-anak pada usia SD umumnya senang merasakan atau

melaksanakan secara langsung. Hal ini berhubungan dengan aspek afektif

siswa. Asy’ari (Gusmentari, 2014:2) mengemukakan bahwa anak SD

mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini berarti bahwa anak SD

berpotensi memiliki sikap ilmiah. Pembelajaran IPA di SD sebaiknya

dilakukan dengan menggunakan pembelajaran yang sifatnya ilmiah, langsung,

dan menarik agar dalam belajar siswa memiliki konsep yang benar dan ilmiah

ketika menghadapi suatu permasalahan. Pembelajaran IPA menurut Susanto

(2)

prinsip-prinsip yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep

IPA. Semua itu merupakan produk yang diperoleh melalui metode ilmiah.

Sikap ilmiah merupakan tingkah laku yang didapatkan melalui

pemberian contoh-contoh positif dan harus terus dikembangkan agar bisa

dimiliki oleh siswa. Sikap ilmiah merupakan sikap yang menekankan siswa

untuk belajar sesuai dengan fakta. Candra (Hayat, 2011:144) mengemukakan

bahwa, sikap ilmiah merupakan perilaku atau tindakan seperti ilmuan belajar

dengan rasional. Pembelajaran IPA dapat menuntut siswa terlibat dalam

kegiatan ilmiah, sehingga dapat mengembangkan sikap ilmiah. Siswa akan

lebih cenderung menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan akal

daripada perasaannya. Sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa perlu

ditumbuhkembangkan serta ditingkatkan lagi. Harlen (Rapi, 2008:706)

menjelaskan bahwa untuk menumbuhkembangkan sikap ilmiah siswa ada tiga

jenis peranan utama guru yakni: memperlihatkan contoh, memberikan

penguatan dengan pujian dan persetujuan, dan memberikan kesempatan untuk

mengembangkan sikap.

Pembelajaran IPA kenyataan dilapangan menunjukan bahwa masih

banyak guru yang mengajarkan IPA hanya sebatas IPA sebagai produk. Siswa

jarang diajak untuk melakukan pembelajaran sebagai proses sehingga siswa

mempelajari IPA hanya sebatas teori. Permasalahan tersebut juga terjadi di SD

N 2 Brobot. Hasil observasi dan wawancara lebih lanjut dengan guru dan

siswa, dapat diidentifikasi penyebab dari belum memuaskannya prestasi

belajar dan sikap ilmiah siswa, diantaranya penerapan model pembelajaran

(3)

model ceramah sehingga siswa banyak yang tidak tertarik untuk

mendengarkan pembelajaran sehingga terjadilah ketidakkondusifan dalam

pembelajaran. Masalah muncul lagi ketika guru tidak mengikutsertakan siswa

dalam menyimpulkan sebuah percobaan. Hasil akhir percobaan atau penelitian

IPA hanya sebatas konsep yang diterangkan dan berdasarkan pada pemikiran

guru.

Daya serap siswa terhadap materi ajar sebelumnya yaitu Energi dan

Perubahannya yang diajarkan bagi siswa kelas IV masih belum optimal. Hal

ini ditandai dengan rendahnya nilai siswa yang masih dibawah KKM.

Berdasarkan data nilai yang ada, untuk mata pembelajaran IPA materi Energi

dan Perubahannya rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 40, adapun

KKM yang ada adalah 68. Dari nilai rata-rata tersebut, sejumlah 15 siswa

masih belum memenuhi KKM.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara terhadap guru

kelas IV SDN 2 Brobot, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga,

diperoleh hasil pembelajaran IPA yang dilakukan di SD N 2 Brobot belum

membentuk sikap ilmiah siswa. Dari 18 siswa, yang benar-benar sudah terlihat

sikap ilmiahnya, yaitu sikap rasa ingin tahu apa, bagaimana dan mengapa

demikian, teliti, hati-hati dan seksama dalam bertindak dan berani berargumen

berdasarkan data atau fakta baru sekitar 4 siswa atau 22,2 %, sedangkan siswa

lainnya, masih belum tampak terbentuk sikap ilmiahnya. Mereka cenderung

pasif dan tidak termotivasi untuk ingin tahu saat ada materi pelajaran baru,

tidak teliti dan hati-hati dalam pelajaran, dan tergesa-gesa mengambil

(4)

sesuatu atau berargumen tentang sesuatu berdasarkan fakta siswa cenderung

takut untuk maju, mereka tidak berani maju untuk menjelaskan dan

kemampuan mereka menjelaskan berdasarkan fakta atau data masih lemah.

Berangkat dari kondisi tersebut, siswa dirasa perlu melakukan

perbaikan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah dan

prestasi belajar siswa. Hal ini menuntut guru agar lebih kreatif dan inovatif

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Peningkatan kualitas pada

saat proses pembelajaran untuk siswa SD perlu dilakukan melalui perbaikan

proses pembelajaran, hal ini dijelaskan menurut Slameto (2010:65) bahwa

agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar yang digunakan

oleh guru harus diusahakan setepat, efisien dan efektif mungkin. Penggunaan

alat peraga yang kongkrit oleh guru diharapkan dapat membantu sikap ilmiah.

Sikap ilmiah yang tinggi merupakan satu kondisi yang diperlukan dalam

pembelajaran IPA. Terbentuknya sikap ilmiah siswa, maka akan berdampak

pada prestasi belajar yang semakin meningkat. Model pembelajaran yang

diharapkan dapat meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar salah satunya

yaitu model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE).

Model pembelajaran POE tepat digunakan karena model pembelajaran

ini melibatkan siswa dalam memprediksi apa yang akan terjadi atau yang telah

siswa buat, melakukan observasi untuk membuktikan prediksinya dan yang

terakhir siswa membandingkan hasil prediksinya yang pertama dan setelah

(5)

melalui kegiatan melakukan prediksi, observasi, dan menerangkan sesuatu

hasil pengamatan, maka struktur kognitifnya akan terbentuk dengan baik.

Penelitian dari Treagust (1995: 70) yang berjudul A Predict Observe

Explain Teaching Sequence For Learning About Student Understanding Of

Heat And Expansion Of Liquid. Hasil penelitian ini mengenai penggunaan

model pembelajaran POE yang dapat meningkatkan keterampilan pengamatan

dan pemahaman siswa pada saat setelah melakukan percobaan pada mata

pelajaran sains materi sumber energi panas. Kesimpulan dari penelitian ini

menunjukan bahwa prestasi belajar siswa meningkat secara optimal melalui

percobaan. Berdasarkan penelitian tersebut, maka akan dijadikan sebagai

dasar penelitian.

Uraian mengenai permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPA

di SD N 2 Brobot, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga, serta

mengingat baiknya penggunaan model pembelajaran POE untuk membentuk

sikap ilmiah siswa, maka peneliti bersama dengan guru berupaya

meningkatkan sikap ilmiah siswa dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran

IPA materi Perubahan Lingkungan dan Pengaruhnya dengan menggunakan

model pembelajaran POE ditambah dengan inovasi baru yang berupa

pembelajaran yang menggunakan LKS sebagai alat pembelajaran, kegiatan

memprediksi gambar yang terdapat permasalahannya untuk dipecahkan oleh

siswa yang disertai dengan alasannya bertujuan untuk meningkatkan rasa

keingin tahuan siswa, melakukan pengamatan ataupun percobaan dengan

(6)

bertindak, melakukan kegiatan menyimpulkan hasil prediksi dan hasil

percobaan di depan kelas bertujuan untuk melatih siswa mengemukakan

pendapatnya berdasarkan fakta yang telah diperoleh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari

penelitian ini yaitu :

Bagaimana penggunaan model pembelajaran POE dapat meningkatkan sikap

ilmiah dan prestasi belajar materi Perubahan Lingkungan dan Pengaruhnya?

adapun rumusan masalah tersebut dapat diuraikan menjadi pertanyaan peneliti

sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran POE dapat meningkatkan sikap ilmiah materi

Perubahan Lingkungan dan Pengaruhnya kelas IV SD N 2 Brobot?

2. Apakah model pembelajaran POE dapat meningkatkan prestasi belajar

materi Perubahan Lingkungan dan Pengaruhnya kelas IV SD N 2 Brobot?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui

peningkatan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan

model pembelajaran POE. Adapun tujuan penelitian secara khusus yaitu :

1. Untuk mengetahui peningkatan sikap ilmiah siswa dengan menggunakan

model pembelajaran POE materi Perubahan Lingkungan dan Pengaruhnya

(7)

2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi siswa dengan menggunakan

model pembelajaran POE materi Perubahan Lingkungan dan Pengaruhnya

kelas IV SD N 2 Brobot

D. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap hasil penelitian yang nanti dilakukan akan dapat

memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan memberikan sumbangsih keilmuan dalam bidang

pengajaran di SD terkait dengan penggunaan model pembelajaran POE

b. Mendapat tambahan pengetahuan dan ketrampilan untuk

meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar siswa melalui model

pembelajaran POE.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa

Siswa di SD memperoleh pembelajaran yang lebih menarik dan

menyenangkan sehingga siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah

yang dimilikinya dan akan meningkatkan prestasi belajarnya.

b. Guru

1) Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran

dalam proses pembelajaran

2) Meningkatkan ketrampilan guru dalam menggunakan model

(8)

3) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar

dengan menggunakan model pembelajaran POE

c. Sekolah

1) Memberikan kontrubusi dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran di Sekolah.

2) Memberikan kontrubusi dalam upaya perbaikan dan pemahaman

proses pembelajaran di Sekolah.

3) Sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja guru di kelas

d. Peneliti

1) Peneliti dapat mengetahui dan mengembangkan model

pembelajaran POE sehingga terbiasa melakukan inovasi dalam

proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas belajar

siswa dan kualitas guru mengajar.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan dan

Referensi

Dokumen terkait

Teknik ini dinilai lebih efektif dan efisien dalam pembuatan zeolit sintesis karena memerlukan waktu yang relative lebih singkat dan tidak banyak bahan kimia yang terbuang. Dari

Gambar L.2 Biji Nangka Yang Telah Dicacah Dan Dijemur Di Sinar Matahari.. Selama ±

Hermawan, Y., 2006, Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar Bentuk Briket, Laporan Penelitian, Jurusan Teknik Mesin, fakultas Teknik, Universitas Jember.. N.,

Profil Karakter Courage Anak Usia Dini pada Ibu Single

Mengetahui nilai kekerasan dengan menggunakan variasi komposisi dari serat sabut kelapa, fiber glass, dan serbuk tembaga, matriks polimer jenis phenolic, dibandingkan dengan

Bagaimana profil karakter courage anak usia dini pada ayah single parents.

1) Memanfaatkan dan mengelola limbah jarak pagar dan pertanian menjadi biobriket. 2) Mengkombinasikan komposisi limbah jarak pagar, limbah sekam padi dan jerami yang

PROFIL KARAKTER COURAGE ANAK USIA DINI PADA KONDISI KELUARGA SINGLE PARENTS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |