• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRASARANA TRANSPORTASI TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DI PULAU MAKASAR KOTA BAUBAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PRASARANA TRANSPORTASI TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DI PULAU MAKASAR KOTA BAUBAU"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar

Oleh :

ERLIANI RIZAL NIM 60800110024

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat serta karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Seminar Hasil Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Prasarana Transportasi Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Pulau Makassar Kota Baubau” meskipun masih banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan yang tidak disengaja yang terdapat didalamnya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana untuk program studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Dalam pelaksanaan penelitian sampai pembuatan skripsi ini, penulis banyak sekali mengalami kesulitan dan hambatan. Tetapi berkat keteguhan dan kesabaran penulis akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan juga. Hal ini karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang dengan senang hati memberikan dorongan dan bimbingan yang tak henti-hentinya kepada penulis.

(6)

ii 1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Prof. Dr. H.

Musafir Pababbari, M.Si

2. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Prof. Dr. H. Arifuddin, M.Ag

3. Ketua Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Dr. Muhammad Anshar, S.Pt.,M.Si serta Sekretaris Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Ibunda Risma Handayani, S.Sos,.M.Si

4. Pembimbing akademik (PA), Ibunda Henny Haerani, ST,.MT dan sebagai penguji II yang telah sabar mengahadapi anak-anak bimbingannya “Erli, Ini harus KRS terakhir yang saya tandatangani ya” ucap beliau yang harus penulis

laksanakan serta realisasikan dengan menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. 5. Nursyam AS, ST,.M,Si selaku Pembimbing I dan Juhanis, S.Sos,.MM. selaku

pembimbing II yang telah membimbing dan membantu penulis untuk mengembangkan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

(7)

iii 8. Teman-teman Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2010 yang telah menjadi saudara seperjuangan menjalani suka dan duka bersama dalam menempuh pendidikan di kampus (#BundaLoveYouAllGuys).

9. Kakak-kakakku Yazid Rizal, S.TP, dan Muh. Maulana Rizal, SE serta adikku Nurul Istiqamah Rizal, S.KM yang selalu memberikan dukungan dan selalu mendoakan keberhasilan penulis selama menempuh pendidikan.

10. SM Entertainment (Wa Ode Sumartini, ST,.MT. dan Vestiana Aza, S.Kom) yang selalu menghibur serta memberikan solusi untuk setiap permasalahan dalam penyelesaian skripsi.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, namun telah banyak terlibat membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dalam menambah ilmu bagi para pembaca walaupun dalam skala sangat kecil dan saya pun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga apa yang telah saya hadirkan mendapat ridho dari Allah SWT dan diterima oleh semua pihak. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Makassar, Agustus 2016

(8)

iv Ekonomi Masyarakat di Pulau Makasar Kota Baubau Pulau Makasar merupakan daerah pulau di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Kokalukuna. Didalamnya terdiri dari dua kelurahan yaitu Kelurahan Liwuto dan Kelurahan Sukanayo dengan luas wilayah daratan 1,04 km2. Secara umum 70% mata pencaharian penduduk di Pulau Makasar adalah menangkap ikan, budidaya rumput laut, tiram mutiara, usaha pemasaran ikan, dan jasa penyeberangan (ojek laut). Sebagai daerah pulau pergerakannya baik barang maupun orang dalam wilayah ini sangat terkait dengan prasarana dermaga dan jalan raya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh prasarana transportasi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat di Pulau Makasar. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis Likert, analisis korelasi dan analisis regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa prasarana transportasi memiliki hubungan yang kuat dengan ekonomi masyarakat. Lebih jauh, hasil penelitian disajikan dalam bentuk crosstab antara masing-masing indikator dari variabel prasarana transportasi (X) dengan variabel ekonomi masyarakat (Y) di pulau tersebut.

(9)

v

PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Pembahasan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Transportasi ... 8

1. Pengertian Transportasi ... 8

2. Manfaat Transportasi ... 10

3. Transportasi Laut ... 13

(10)

vi

C. Aksesibilitas ... 23

D. Hubungan Transportasi dan Perkembangan Wilayah ... 24

E. Pertumbuhan Ekonomi ... 30

F. Pengaruh Transportasi dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat ... 31

G. Regresi Linier Sederhana ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

B. Variabel Penelitian ... 44

C. Populasi dan Sampel ... 45

D. Jenis dan Sumber Data ... 46

E. Metode Pengumpulan Data ... 47

F. Metode Analisis Data ... 48

1. Analisis Likert ... 48

2. Uji Validitas ... 51

3. Analisis Korelasi ... 52

4. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 53

(11)

vii

1. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah dan Kota Baubau ... 57

2. Strategi Pengembangan Sistem Transporasi Kota Baubau ... 58

B. Gambaran Umum Kecamatan Kokalukuna... 59

1. Letak Geografis dan Administratif ... 59

2. Kondisi Fisik Dasar... ... 60

3. Kondisi Demografi... ... 61

a. Perkembangan Jumlah Penduduk... ... 61

b. Penduduk Menurut Kelompok Umur... ... 62

c. Penduduk Menurut Jenis Kelamin... ... 63

C. Tinjauan Khusus Pulau Makasar ... 64

1. Kondisi Geografis dan Administratif ... 64

2. Kondisi Demografi ... 65

3. Potensi Daerah... 66

4. Kondisi Sarana Transportasi... ... 67

(12)

viii

Kel.Lowulowu... ... 69

c. Dermaga Penyebrangan... ... 70

D. Karakteristik Responden Penelitian ... 71

1. Umur Responden ... 71

2. Pendidikan Responden ... ... 72

3. Mata Pencaharian/Lapangan Pekerjaan ... ... 72

E. Analisis Hasil Responden Penelitian ... 73

1. Variabel Prasarana Transportasi ... 74

a. Aksesibilitas... ... 74

b. Kondisi Prasarana... ... 77

2. Variabel Ekonomi Masyarakat ... ... 80

a. Pendapatan Masyarakat... ... 80

b. Infrastruktur Keras Non Fisik dan Sosial ... ... 86

c. Harga dan Trend Perkkembangan Barang 5 Tahun Terakhir... 90

(13)

ix H. Kajian Khusus Tentang Ekonomi Transportasi Laut Dalam Islam . 100

1. Teks Ayat dan Terjemahan... ... 100

2. Makna Rinci... ... 101

3. Pesan Ayat……...…………..104 BAB V PENUTUP ... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 108

(14)

x

Tabel 2 Kategorisasi Aksesibilitas dan Keadaan Prasarana ... 49

Tabel 3 Kategorisasi Pendapatan Masyarakat, Infrastruktur, Harga Dan Tren Barang 5 Tahun Terakhir, Distribusi Barang dan Jasa ... 50

Tabel 4 Luas Wilayah Desa/Kelurahan dalam Lingkup Kecamatan Kokalukuna Tahun 2015 ... 60

Tabel 5 Jumlah dan Perkembangan Penduduk di Kecamatan Kokalukuna Tahun 2010-2014 ... 61

Tabel 6 Tabel Struktur Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Kokalukuna Tahun 2014 ... 62

Tabel 7 Jumlah Banyaknya Penduduk Menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin di Kecamatan Kokalukuna tahun 2014 ... 64

Tabel 8 Jumlah dan Perkembangan Penduduk di Pulau Makasar Tahun 2010-2014 66

Tabel 9 Kelompok Umur Responden ... 72

Tabel 10 Mata Pencaharian Responden ... 73

Tabel 11 Penilaian Responden tentang Aksesibilitas di Pulau Makasar ... 75

Tabel 12 Penilaian Responden tentang Kondisi Prasarana di Pulau Makasar ... 77

(15)

xi

Pengembangan Prasarana Transportasi ... 85

Tabel 16 Penilaian Responden tentang Pembangunan Infrastruktur Non Fisik dan Sosial di Pulau Makasar ... 86

Tabel 17 Penilaian Responden tentang Harga dan Trend Perkembangan Barang 5 Tahun Terakhir ... 90

Tabel 18 Penilaian Responden tentang Distribusi Barang dan Jasa setelah adanya Jalan dan Dermaga di Pulau Makasar ... 92

Tabel 19 Rekapitulasi Skala Likert Masing-Masing Indikator Variabel ... 95

Tabel 20 Uji Validitas Indikator Variabel ... 95

(16)

xii Gambar 2 Skala Likert untuk Indikator Variabel Prasarana Transportasi ... 49 Gambar 3 Skala Likert untuk Indikator Variabel Ekonomi Masyarakat ... 50 Gambar 4 Grafik Luas Wilayah menurut Kelurahan di Kecamatana Kokalukuna

2015 ... 60 Gambar 5 Diagram Jumlah Perkembangan Penduduk di Kecamatan Kokalukuna

dalam 5 Tahun ... 62 Gambar 6 Grafik Jumlah dan Perkembangan Penduduk di Pulau Makasar tahun

2010-2014 ... 66 Gambar 7 Sarana Eksisting Transportasi yang Terdapat di Pulau

Makasar ... 68 Gambar 8 Prasarana Eksisting Transportasi Darat yang Terdapat di Pulau

Makasar ... 69 Gambar 9 Pembangunan Jembatan Penghubung antara Pulau Makasar dan

Kelurahan Lowu-Lowu Kecamatan Bungi ... 69 Gambar 10 Prasarana Eksisting Transportasi Laut yang Terdapat di Pulau

Makasar ... 70 Gambar 11 Tuturangiana Andala, salah satu kegiatan dalam acara Festival Budaya

(17)
(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara maritim yakni kepulauan. Negara Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau besar serta pulau-pulau kecil yang merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah maupun masyarakat untuk memecahkan permasalahan yang biasa muncul akibat letak geografisnya. Pemenuhan kebutuhan prasarana transportasi sangat penting peranannya bagi daerah, baik itu pedesaan atau daerah semi urban atau urban di negara-negara yang sedang berkembang, karena menyediakan akses bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa sehari-hari, serta meningkatkan kehidupan sosial ekonomi. Akses terhadap informasi, pasar, dan jasa masyarakat dan lokasi tertentu, serta peluang-peluang baru kesemuanya merupakan kebutuhan yang penting dalam proses pembangunan.

Prasarana transportasi sangat diperlukan dalam usaha membuka daerah atau kawasan pertumbuhan untuk pengembangan wilayah suatu daerah. Salah satu usaha yaitu melalui perbaikan tingkat aksesibilitas pusat-pusat wilayah atau daerah terpencil. Rendahnya tingkat mobilitas pergerakan orang maupun barang pada suatu wilayah tertentu dan mengarahkan wilayah tersebut menjadi wilayah miskin. Pembangunan prasarana transportasi dapat membuka berbagai

(19)

keterisolasian wilayah dan memberikan manfaat dan dampak yang luas bagi pengembangan dan peningkatan perekonomian masyarakat setempat.

Sebagaimana yang tertuang dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah: 2/164, yang berbunyi :



















































































































Terjemahannya:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”

(20)

sehingga dengan kapal itu manusia dapat dengan mudah memindahkan barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain sehingga terjadilah kegiatan transportasi dalam upaya pemenuhan kebutuhan manusia tentang jasa pengangkutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia dan pembangunan.

Kegiatan ekonomi masyarakat ini akan berkembang apabila mempunyai prasarana dan sarana transportasi yang baik untuk aksesibilitas. Aksesibilitas dapat memacu proses interaksi antar wilayah sampai ke daerah yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan pembangunan.

Prasarana transportasi mempunyai dua peran utama yaitu sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut. Suatu kawasan tidak akan dapat berkembang jika tidak tersedia sistem prasarana transportasi, hal ini akan mengakibatkan biaya transportasi menjadi sangat tinggi.

Selain itu ayat yang menjelaskan tentang transportasi yakni Al-Qur’an dalam surat An-Nahl:16/14 yang berbunyi:

(21)

Terjemahannya:

“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.”

Pulau Makasar merupakan daerah pulau di Kota Baubau yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Kokalukuna yang berada pada posisi 5025' - 5026' Lintang Selatan dan 122037' - 122038' Bujur Timur. Didalamnya terdiri dari dua kelurahan yaitu Kelurahan Liwuto dan Kelurahan Sukanayo dengan luas wilayah daratan 1,04 km2. Secara umum 70% mata pencaharian penduduk di Pulau Makasar adalah menangkap ikan, budidaya rumput laut, tiram mutiara, usaha pemasaran ikan, dan jasa penyeberangan (ojek laut). Aktivitas ekonomi tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat di Pulau Makasar. Namun, prasarana transportasi di Pulau Makasar terlihat masih sangat kurang. Peran transportasi sangat dirasakan di Pulau Makasar, mengingat kondisi Pulau Makasar sebagai daerah pulau, maka untuk menyalurkan atau mendistribusikan barang dari dan ke Kota Baubau atau daerah sekitarnya harus melalui laut. Sehingga orientasi pergerakannya baik barang maupun orang dalam wilayah ini sangat terkait dengan prasarana dermaga dan jalan raya.

(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:

Bagaimana Pengaruh Prasarana Transportasi terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Pulau Makasar Kota Baubau ? C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh prasarana transportasi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat di Pulau Makasar Kota Baubau.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pemerintah Kota Baubau dalam upaya penyediaan sarana dan prasarana dalam peningkatan ekonomi masyarakat di Pulau Makasar Kota Baubau.

(23)

E. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan ini akan diambil langkah-langkah penulisan yang dapat diuraikan dalam sistimatika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Sebagai langkah awal dalam penelitian ini menguraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, dan Sistematika Pembahasan itu sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini mengkaji tentang Pengertian Transportasi, Prasarana Transportasi, Aksesibilitas, Hubungan Transportasi dan Perkembangan Wilayah, Pertumbuhan Ekonomi, Pengaruh Transportasi dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat, Analisis Regresi Linier.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang Lokasi dan waktu penelitian, Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data, Kerangka Pikir dan Definisi Operasional.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

(24)

Makasar, Sarana dan prasarana transportasi di lokasi studi, Perekonomian masyarakat, dan Pengaruh Ketersediaan Prasarana Transportasi Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Pulau Makasar, serta Kajian Khusus Tentang Ekonomi Transportasi Laut dalam Islam.

BAB V PENUTUP

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Transportasi

1. Pengertian Transportasi

Definisi transportasi menurut beberapa ahli sebagai berikut :

1. Menurut Morlok (1978), transportasi didefinisikan sebagai kegiatan memindahkan atau mengangkut sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain.

2. Menurut Bowersox (1981), transportasi adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana produk dipindahkan ke tempat tujuan dibutuhkan. Secara umum transportasi adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa sarana.

3. Menurut Steenbrink (1974), transportasi adalah perpindahan orang atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempat-tempat yang terpisah secara geografis.

4. Menurut Papacostas (1987), transportasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari fasilitas tertentu beserta arus dan sistem kontrol yang memungkinkan orang atau barang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain secara efisien dalam setiap waktu untuk mendukung aktivitas manusia.

(26)

Transportasi atau transpor diartikan sebagai tindakan atau kegiatan mengangkut atau memindahkan muatan(barang dan orang) dari satu tempat ketempat lain, atau dari tempat asal ke tempat tujuan. Tempat asal dapat merupakan daerah produksi dan tempat tujuan adalah daerah konsumen (atau pasar). Tempat asal dapat pula merupakan daerah perumahan (permukiman), sedangkan tempat tujuannya adalah tempat bekerja, kantor, sekolah, kampus, rumah sakit, pasar, toko, pusat perbelanjaan, hotel, pelabuhan, bandar udara dan masih banyak lagi lainnya, ataupun dalam arah sebaliknya, yaitu tempat tujuan merupakan tempat asal dan tempat asal merupakan tempat tujuan (Adisasmita, 2011). Dengan demikian maka transportasi memiliki dimensi seperti lokasi (asal dan tujuan), alat (teknologi) dan keperluan tertentu (Miro, 1997). Sistem transportasi selalu berhubungan dengan ketiga dimensi tersebut, jika salah satu dari ketiga dimensi tersebut tidak ada maka bukanlah transportasi.

(27)

Transportasi bukanlah suatu tujuan akhir (ends) akan tetapi akibat akan adanya kebutuhan (derived demand). Sistem transportasi makro sebenarnya terdiri dari beberapa transportasi mikro yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Sistem transportasi tersebut adalah sistem jaringan (prasarana transportasi), sistem kegiatan (kebutuhan akan transportasi), sistem pergerakan lalu-lintas (rekayasa dan manajemen lalu-lintas), dan sistem kelembagaan.

Sementara itu Tamin (1997) menyebutkan bahwa sistem transportasi terdiri dari beberapa sistem makro yaitu :

- Sistem kegiatan

- Sistem jaringan prasarana transportasi - Sistem pergerakan lalu lintas

- Sistem kelembagaan

Keempat sistem tersebut saling berinteraksi membentuk sistem transportasi secara makro.

2. Manfaat Transportasi

(28)

Di bidang transportasi, pembangunan prasarana jalan dan jembatan telah meningkatkan jasa pelayanan produksi dan distribusi yang penting dan banyak berperan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, mendorong terciptanya pemerataan pembangunan wilayah dan stabilitas nasional, serta meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Transportasi menciptakan manfaat tempat dan manfaat waktu. Manfaat yang diciptakan transportasi merupakan manfaat dalam bidang ekonomi, sosial dan politik/strategis. Manfaat jasa transportasi dirasakan dalam lingkup lokal, regional, nasional dan internasional. Lingkupnya sangat luas, bersifat multi sektoral, dan multi disiplin. Bersifat multi sektoral berarti sektor transportasi terkait dengan sektor-sektor lain, yang ditunjukkan bahwa fungsi transportasi adalah menunjang pengembangan kegiatan sektor-sektor lain seperti perdagangan, industri, pendidikan, kesehatan, pariwisata, transmigrasi, dan lainnya. Bersifat multi disiplin, artinya disiplin transportasi terkait dengan disiplin-disiplin lain misalnya disiplin pengembangan wilayah, disiplin pembangunan pedesaan, pembangunan perkotaan, dan lainnya.

Selanjutnya, manfaat transportasi dijelaskan sebagai berikut (Adisasmita, 2011) :

a) Manfaat ekonomi

(29)

jauh letaknya dapat dilaksanakan secara lancar; (b) dapat menstabilkan harga barang, dengan tersedianya fasilitas transportasi yang lancar maka kekurangan barang di suatu daerah dapat didatangkan barang yang dibutuhkan dari daerah lain yang kelebihan barang tersebut, sehingga tingkat harga di kedua daerah menjadi berkesimbangan atau harga menjadi stabil; (c) tersedianya pelayanan transportasi yang lancar, akan mendorong daerah-daerah untuk melakukan spesialisasi produksi sesuai dengan potensi sumberdaya yang dimilikinya.

b) Manfaat Sosial

Tersedianya pelayanan transportasi yang cukup dan lancar memberikan manfaat sosial diantaranya adalah : (a) memberikan pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan ke berbagai daerah yang tersebar karena sudah tersedianya jaringan jalan yang merata di daerah-daerah pedesaan; (b) dapat memperat persaudaraan dan hubungan sosial kemasyarakatan antar daerah; (c) dapat membantu daerah-daerah yang mengalami bencana alam yang menderita wabah penyakit (melalui transportasi udara) meskipun daerah-daerah tersebut sukar dijangkau melalui transportasi darat.

c) Manfaat Politis

(30)

3. Transportasi Laut

Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang Angkutan Perairan, menyebutkan angkutan laut adalah kegiatan angkutan dengan menggunakan kapal untuk mengangkut penumpang, barang atau hewan dalam satu perjalanan atau lebih dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut.

Angkutan laut meliputi seluruh kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang menggunakan kapal laut yang beroperasi di dalam dan ke luar daerah domestik (Purwaka, 1993).

Angkutan laut pada dasarnya merupakan bagian dari angkutan darat (jalan raya). Maka dari itu angkutan laut diharapkan memenuhi kriteria yang mendekati sifat-sifat angkutan darat. Transportasi laut sebagai salah satu subsistem trasportasi harus mampu menggerakkan pembangunan daerah dalam rangka pemantapan wawasan nusantara. Segala usaha untuk melaksanakan kegiatan transportasi melalui angkutan laut akan berhenti di pangkalan yang disebut pelabuhan. Di pelabuhan inilah akumulasi utama yang ada harus mengarah pada pemenuhan kebutuhan fasilitas bongkar muat untuk kapal-kapal nusantara dan pesisir yang menciptakan kondisi yang dapat menumbuhkan gairah kegiatan perdagangan antar pulau dan regional (Salim, 1993).

(31)

perdagangan internasional. Sebagai prasarana tempat berlabuhnya kapal dagang dan penumpang, ataupun berperan sebagai tempat transaksi perdagangan.

Transportasi laut memiliki banyak kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengna transportasi lainnya atau transportasi udara sebagai penghubung antar pulau. Kelebihan transportasi laut antar pulau adalah :

a. Murah

b. Jaringan alamiah

c. Dapat menggunakan jalur mana saja d. Layanan yang fleksibel

e. Polusi rendah

Sedangkan kekurangan yang dimiliki transportasi laut antar pulau adalah: a. Tidak cocok untuk bepergian dengan membawa barang cepat rusak atau

membusuk

b. Membutuhkan waktu perjalanan yang relatif lama

c. Banyak terjadi antrian kendaraan dan penumpang di pelabuhan d. Rute yang fleksibel

e. Apabila perjalanan jarak jauh yang ditempuh maka menimbulkan ketidaknyamanan

B. Prasarana Transportasi

(32)

kebutuhan dasar penduduk yan g terdiri atas jalan, jembatan, pelabuhan dan bandara.

Prasarana transportasi menempati peranan penting dan khusus dalam menunjang pengembangan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan prasarana jalan perkotaan sangat lambat pertumbuhannya, sedangkan jumlah kendaraan bermotor di perkotaan menunjukkan laju pertumbuhan yang meningkat sangat pesat. Pertumbuhan mobil sekitar 15% dan sepeda motor lebih dari 30% per tahun. Dampaknya adalah tingkat kepadatan dan kemacetan lalu lintas sangat tinggi. Oleh karena itu, diperlukan penataan ruang perkotaan dan pengaturan lalu lintas perkotaan secara akomodatif dan antisipatif berjangka panjang ke depan. Di daerah pedesaan yang berkembang pesat memperlihatkan kecenderungan berubah menjadi daerah perkotaan, sehingga memerlukan pengadaan prasarana jalan yang cukup dan berkapasitas untuk melengkapi kebutuhan dasar sehari-hari.

Pembangunan daerah pedalaman sangat memerlukan prasarana transportasi (jalan) dalam rangka membuka daerah-daerah terisolasi tersebut. Keterbukaan daerah-daerah yang tadinya terisolasi, akan memberikan kotribusi pada peningkatan kegiatan ekonomi dan bisnis, sehingga akan dicapai kondisi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi.

(33)

Pelayanan jasa prasarana transportasi secara keseluruhan menghadapi tantangan dan tuntutan untuk mempertahankan tingkat pelayanannya, karena faktor percepatan kerusakan prasarana yang disebabkan minimnya biaya perawatan, biaya operasi yang meningkat dan sangat terbatasnya investasi baru.

Tantangan dalam mempertahankan tingkat penyediaan jasa prasarana transportasi mempunyai dua dimensi. Pertama, pembangunan prasarana akan melibatkan unsur penggunaan modal yang sangat intensif, waktu pengembalian modal yang panjang (apabila pembangunan dibiayai dengan kredit bank), pemanfaatan teknologi tinggi, perencanaan dan implementasi memerlukan waktu lama untuk mencapai skala ekonomi yang tertentu. Kedua, sektor prasarana transportasi merupakan leading sector atau sektor pendahulu yang harus disiapkan dan disediakan untuk memberikan dukungan bagi pengembangan kegiatan sektor-sektor lainnya. Keadaan jasa prasarana transportasi yang berlebihan akan membuat pemborosan sumberdaya modal, tetapi jika kekurangan akan menghambat perkembangan sektor-sektor lainnya.

Tujuan utama pembangunan prasarana transportasi diarahkan pada penyediaan dan pembangunan jasa prasarana yang mendukung kegiatan produksi, peningkatan ekspor, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, terutama bagi golongan ekonomi lemah.

(34)

kawasan permukiman baru yang hendak dipasarkan, tidak akan pernah ada peminatnya apabila di lokasi tersebut tidak disediakan prasarana transportasi. Adapun prasarana transportasi yang terdapat di Pulau Makasar adalah dermaga dan jalan raya.

1. Dermaga

Dermaga adalah bangunan di tepi laut/sungai/danau yang berfungsi untuk melayani kapal, dalam bongkar/muat barang adan atau menaikkan/menurunkan penumpang (Asiyanto, 2008).

Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quai dan jetty atau pier atau jembatan. Wharf adalah dermaga paralel dengan pantai dan biasaya berimpit dengan garis pantai. Jetty atau pier adalah dermaga yang menjorok ke laut (Triatmodjo, 2009).

Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan ke atas kapal. Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk kapal, air minum, air bersih, saluran untuk air kotor /limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan. Hal yang perlu diingat bahwa dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut.

Jenis-jenis dermaga berdasarkan jenis barang yang dilayani :

(35)

terdiri dari barang satuan seperti mobil, mesin-mesin, material yang ditempatkan dalam bungkus, koper, karung, atau peti. Barang- barang tersebut memerlukan perlakuan khusus dalam pengangkatannya untuk menghindari kerusakan.

2. Dermaga peti kemas, dermaga yang khusus diperuntukkan untuk bongkar muat peti kemas. Bongkar muat peti kemas biasanya menggunakan crane.

3. Dermaga curah, adalah dermaga yang khusus digunakan untuk bongkar muat barang curah yang biasanya menggunakan ban berjalan (conveyor belt). Barang curah terdiri dari barang lepas dan tidak dibungkus/kemas, yang dapat dituangkan atau dipompa ke dalam kapal. Barang ini dapat berupa bahan pokok makanan (beras, jagung, gandum, dsb.) dan batu bara. Karena angkutan barang curah dapat dilakukan lebih cepat dan biaya lebih murah dari pada dalam bentuk kemasan, maka beberapa barang yang dulunya dalam bentuk kemasan sekarang diangkut dalam bentuk lepas. Sebagai contoh adalah pengangkutan semen, gula, beras, dan sebagainya.

4. Dermaga khusus, adalah dermaga yang khusus digunakan untuk mengangkut barang khusus, seperti bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan lain sebagainya.

(36)

6. Dermaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan. 2. Jembatan

Jembatan dapat didefiniskan sebagai suatu konstruksi atau struktur bangunan yang menghubungkan rute/lintasan transportasi yang terpisah baik oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalanraya dan perlintasan lainnnya. Menurut Supriyadi (1997) jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak sama tinggi permukaannya.

Menurut Struyk dan Van Der Veen (1953) jembatan dapat dibagi dalam golongan-golongan seperti berikut :

1. Jembatan-jembatan tetap

2. Jembatan-jembata dapat digerakkan

Kedua golongan tersebut dipergunakan untuk lalulintas kereta api dan lalu lintas biasa.

Golongan I dapat dibagi dalam :

a) Jembatan kayu, digunakan untuk lalulintas biasa pada bentangan kecil dan untuk jembatan pembantu.

(37)

Golongan II dapat dibagi dalam :

a) Jembatan yang dapat berputar di atas poros mendatar, yaitu jembatan angkat, jembatan baskul dan jembatan lipat Straus.

b) Jembatan yang dapat berputar di atas poror mendatar juga termasuk poros-poros yang dapat berpindah sejajar dan mendatar, seperti apa yang dinamakan jembatan baskul beroda

c) Jembatan yang dapat berputar di atas suatu poros tegak, atau jembatan putar

d) Jembatan yang dapat bekisar ke arah tegak lurus atau mendatar. 3. Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).

(38)

Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sebab tujuan akhir dari perencanaan geometrik ini adalah menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio tingkat penggunaan biaya juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna jalan.

Jalan dapat diklasifikasikan menurut fungsinya yaitu :

1) Jalan arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.

2) Jalan kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

3) Jalan lokal yaitu jalan yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

(39)

Sedangkan menurut status dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem

jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

2) Jalan provinsi, merupakan jalan kolktor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategi provinsi.

3) Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sitem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategi kabupaten.

4) Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antar pusat perjalanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat permukiman yang berada di dalam kota.

(40)

C. Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah derajat kemudahan dicapai oleh orang, terhadap suatu objek, pelayanan ataupun lingkungan. Kemudahan akses tersebut diimplementasikan pada bangunan gedung, lingkungan dan fasilitas umum lainnya.

Menurut Black (1981), aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui transportasi. Menurut Magribi (1999) bahwa aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem.

Salah satu variabel yang dapat dinyatakan apakah tingkat aksesibilitas itu tinggi atau rendah dapat dilihat dari banyaknya sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut. Semakin banyak sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut semakin mudah aksesibilitas yang didapat begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat aksesibilitas yang didapat maka semakin sulit daerah itu dijangkau dari daerah lainnya (Bintarto, 1989).

(41)

memperoleh pendidikan, mengakses informasi, mendapat perlindungan dan jaminan hukum (Kartono, 2001).

Faktor yang mempengaruhi fungsi rendahnya aksesibilitas adalah topografi. Topografi dapat menjadi penghalang bagi kelancaran untuk mengadakan interaksi di suatu daerah. Keadaan hidrologi seperti danau, rawa, dan laut juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pembangunan pertanian, perikanan, perhubungan, perindustrian, kepariwisataan. Jadi tinggi rendahnya aksesibilitas wilayah sangat tergantung pada morfologi, topografi, dan laut juga sistem jaringan serta tersedianya sarana dan prasarana pendukung untuk memperlancar berbagai hubungan antara daerah sekitarnya (Sumaatmadja, 1988). Jaringan jalan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kelancaran pelayanan umum yang sangat penting, tersedianya prarasana jalan yang baik kualitas maupun kuantitas sangat menentukan mudah atau tidaknya suatu daerah dijangkau (tingkat aksesibilitas). Apabila aksesibilitas di suatu daerah tinggi maka perkembangan wilayah akan mengalami kelancaran.

D. Hubungan Transportasi dan Perkembangan Wilayah

(42)

telekomunikasi, kendaraan (darat, udara, dan laut), terminal, pelabuhan, dan lain-lain memberikan landasan terhadap kelancaran perencanaan dan pelaksanaan pembangunan wilayah. Sarana dan prasarana transportasi akan menunjang dan mendukung pembangunan secara fisik (Sumaatmadja, 1988).

Untuk memudahkan pelayanan dan menghindarkan kemacetan perlu mengembangkan jaringan dan jasa pelayanan dalam dengan melibatkan peran pemerintah setempat dan masyarakat serta dunia usaha. Faktor aksesibilitas memegang peranan penting dalam upaya perkembangan wilayah sebab tanpa didukung oleh sistem transportasi, sarana dan prasarana transportasi yang memadai maka perkembangan suatu daerah akan sulit berkembang.

Jika suatu penumpang atau barang akan melakukan perjalanan dari tempat mereka berasal (zona asal) ke tempat tujuan (zona tujuan), maka harus menggunakan prasarana jaringan transportasi. Dalam menggunakan prasarana transportasi haruslah menentukan ruas-ruas mana saja yang akan dilewati atau rute mana yang akan diambil dalam usaha melakukan perjalanan ke tempat tujuannya. Hasil dari proses pemilihan rute berupa terbentuknya arus perjalanan pada masing-masing ruas dimana jaringan tersebut berada.

(43)

pola arus lalulintas yang diperoleh dari tahap pertama untuk menghitung beberapa parameter antara lain :

a) Tingkat pelayanan, dalam bentuk waktu atau biaya perjalanan serta dampaknya pengguna sistem transportasi.

b) Karakteristik operasi, seperti keuntungan dan pendapatan yang menjadi perhatian utama pengguna transportasi.

c) Dampak eksternal, seperti polusi dan perubahan nilai lahan yang mempengaruhi lingkungan.

d) Kesejahteraan, seperti aksesibilitas yang dapat mempengaruhi sekelompok populasi secara tidak langsung.

Tahapan untuk menentukan pola arus lalulintas pada jaringan transportasi digunakan pola pembebanan jaringan (network assignment) yang merupakan tahapan dari proses perencanaan transportasi. Pada tahap ini akan dialokasikan pada rute yang menghubungkan dua buah simpul yaitu simpul asal dan simpul tujuan.

(44)

penyediaan fasilitas transportasi dari segala bentuk moda dalam jumlah yang cukup dimana terjadi kesetimbangan antara jumlah kebutuhan akan jasa transportasi atau banyaknya aktifitas sosial ekonomi masyarakat dengan banyaknya fasilitas transportasi yang harus disediakan.

(45)

a) Karakteristik non spasial

Kebutuhan akan jasa transportasi ditimbulkan oleh hal-hal yang bukan berdasarkan ruang (space). Kebutuhan akan jasa transportasi terjadi karena adanya aktifitas-aktifitas ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, rekreasi dan lain-lain kegiatan. Aktifitas-aktifitas ini akan menimbulkan kebutuhan untuk melakukan perjalanan dari suatu lokasi ke lokasi lain dimana aktifitas itu berada sehingga terbentuklah semacam klasifikasi profil perjalanan (trip profile) yang sesuai dengan aktifitas masyarakat.

Secara sekilas beberapa perjalanan cenderung memiliki jadwal, artinya terjadi dalam waktu yang teratur. Sedangkan profil perjalanan lain yang bersifat tidak teratur waktunya adalah perjalanan sosial dan tidak bersifat rutinitas. Akhirnya, terdapat variasi dimana variasi ini disebut variasi menurut waktu yang biasanya terdiri dari pertumbuhan perjalanan, variasi berkala dan variasi tak berkala.

(46)

b) Karakteristik spasial

Kebutuhan akan jasa transportasi timbul disebabkan oleh karena tempat-tempat beraktifitas orang-orang yang melakukan perjalanan tersebar secara spasial sebagai akibat dari kebijakan pengaturan tata ruang suatu lingkungan wilayah (lokal, kabupaten, regional, dan nasional), yang disebut dengan land use planning. Dalam suatu lingkup ruang wilayah atau kabupaten, kebanyakan antara tempat orang yang beraktifitas dengan tempat kegiatannya tidak berada pada satu tempat, sehingga menimbulkan jarak fisik antara permukiman dengan tempat orang melakukan aktivitas. Dalam kaitan melawan jarak fisik ini, maka timbullah keinginan orang untuk melakukan pergerakan/perjalanan dengan alat bantu mencapai tujuan melawan jarak berupa fasilitas transportasi yang terintegrasi dalam sistem transportasi.

(47)

E. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah. Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran keadaan suatu perekonomian dari suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi daerah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di daerah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi di daerah tersebut.

Berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari pembangunan ekonomi itu sendiri sebab di dalam pertumbuhan ekonomi juga disertai dengan peningkatan kegiatan pembangunan yang mana tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatn per kapita yang tinggi (Sukirno, 1985).

Pembangunan ekonomi ataupun pertumbuhan ekonomi, termasuk pembangunan daerah merupakan proses kenaikan pendapatan masyarakat di suatu daerah dalam jangka panjang. Pendapatan masyarakat di sini lebih ditekankan pada pendapatan riil dan pendapatan masyarakat per kapita orang (Karjoredjo, 1995).

(48)

penawaran atau persediaan barang di pasar. Fungsi transportasi adalah untuk mengangkut penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Kebutuhan akan angkutan penumpang tergantung fungsi bagi kegunaan seseorang artinya seseorang dapat mengadakan perjalanan untuk kebutuhan pribadi atau untuk keperluan usaha. Faktor-faktor kebutuhan ekonomis yang berhubungan dengan angkutan dari suatu jenis barang, tergantung daripada sifat barang dan kegunaan ekonomisnya. Jadi trasportasi menciptakan kegunaan tempat dengan mengangkut suatu jenis barang dari suatu tempat ke tempat yang bersangkutan. Harga barang dan jasa pada hakikatnya dipengaruhi oleh permintaan akan barang dan jumlah barang yang tersedia.

F. Pengaruh Transportasi dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat

(49)

transportasi itu mempunyai fungsi yang sangat penting dan strategis dalam perekonomian dan pembangunan.

(50)

daerah-daerah pedesaan, maka pelayanan pendidikan dan kesehatan dapat dilaksanakan ke seluruh daerah pedesaan yang tersebar di seluruh wilayah tanah air. Jasa transportasi dapat pula menunjang pengembangan kegiatan sektor pariwisata dan sektor transmigrasi, melalui pelayanan pengangkutan para wisatawan menuju ke dan dari obyek wisata, serta pengangkutan para transmigran dari daerah asalnya menuju ke daerah transmigrasi. Contoh-contoh di atas menunjukkan pelaksanaan fungsi transportasi sebagai fasilitas yang melayani kegiatan sektor-sektor lain, sebagai sektor penunjang yang melayani pengembangan kegiatan-kegiatan di luar sektor transportasi.

Kedua, transportasi berfungsi sebagai pendorong pembangunan, dimaksudkan bahwa pengadaan/pembangunan prasarana dan sarana transportasi diharapkan dapat membantu membuka keterisolasian, keterpencilan, keterbelakangan daerah-daerah serta daerah-daerah perbatasan. Pembangunan prasarana dan sarana transportasi serta penyediaan pelayanan jasa transportasi diharapkan dapat membuka aksesibilitas, memperluas hubungan jasa distribusi dengan daerah-daerah luar, meningkatkan mobilitas penduduk, dan selanjutnya dapat mendorong peningkatan produksi dan produktivitas, meningkatkan kemampuan penduduk lokal, meningkatkan pemasaran produk lokal, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi tingkat kesenjangan antar daerah.

(51)
(52)

ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan timbul masalah transportasi, karena terjadinya kemacetan lalu lintas, sehingga perlunya penambahan jalur transportasi untuk mengimbangi tingginya kegiatan ekonomi tersebut.

Adapun peran dan pentingnyatransportasi dan perbaikannya dalam kaitan aspek ekonomi pada negara dan masyarakat adalah:

1. Tersedianya barang (availability of goods)

Efek yang sangat nyata dari adanya transportasi yang baik dan murah adalah penyediaan atau pengadaan pada masyarakat barang-barang yang dihasilkan di tempat lain yang tidak dapat dihasilkan setempat, mengingat kondisi iklim dan keterbatasan sumber daya alam yang tidak memungkinkan untuk menghasilkannya atau kalau dihasilkan juga terpaksa dengan biaya produksi dan harga yang sangat tinggi.

Jadi, dengan adanya transport yang murah, maka pada masyarakat yang tidak dapat menghasilkan barang tertentu atau ketersediaannya dalam serba kekurangan akan dapat disuplai barang tersebut yang mengalir dari daerah/tempat penghasilnya guna memenuhi kebutuhan masyarakat setempat yang bersangkutan.

2. Stabilisasi dan penyamaan harga (stabilizatation and equalizatation)

(53)

satu sama lainnya. Misalnya, kekurangan produk tertentu pada suatu daerah/tempat karena kegagalan panen atau kemerosotan produksi yang bersangkutan sehingga harganya di sana menjadi mahal. Sebaliknya pada daerah/tempat lainnya mungkin terjadi kelebihan suplai lokal yang berakibat harganya rendah. Dengan mengalirnya barang dari daerah/tempat kelebihan suplai ke daerah/tempat yang kekurangan suplai dengan transportasi yang lancar dan murah ituu akan dapat teratasi gejolak harg adan akan terjadi kecenderungan penyamaan harga antar daerah /tempat yang bersangkutan.

3. Penurunan harga (price reduction)

Hampir sama dan identik dengan pengaruh stabilitas dan penyamaan harga yang dikemukakan di atas adalah terjadinya penurunan harga sebagai hasil dari transportasi yang murah. Namun, di sini lebih ditekankan pada ongkos transport sebagai salah satu unsur dalam penentuan harga produksi maupun dalam perannya untuk pengadaan atau penyediaan sumber-sumber produksi beserta ongkos pemrosesan atau ongkos assembling bahan mentah dan spare parts dalam proses produksi yang bersangkutan.

(54)

yang bersangkutan akibat penurunan ongkos tersebut, yang antara lain bertalian dengan:

a. Penurunan ongkos pengangkutan dari produsen ke konsumen;

b. Penurunan ongkos assembling dan ongkos processing daripada bahan-bahan menth dan spare parts yang diperlukan pada industri

c. Memungkinkan terjadinya pembagian kerja secara geografis antar daerah ataupun spesialisasinya secara teritorial yang menghasilkan efisiensi dan lain-lain sebagainya

Disamping hal tersebut di atas, tersedianya transportasi yang mudah dan murah tersebut memungkinkan pula lebih banyaknya penjual-penjual atau pengusaha-pengusaha yang dapat entry (masuk) ke dalam pasar, sehingga memperbesar persaingan (competition) di antara mereka yang akan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan harga. Ini tentulah akan menguntungkan bagi para pembeli atau para konsumen dari barang yang bersangkutan.

4. Meningkatkan nilai tanah (land value)

Banyak lahan pertanian yang tidak menguntungkan (unprofitable) dan tidak layak (unfeasiable) untuk ditanam bagi usaha pertanian karena hasilnya tidak dapat dijual ke pasar akibat lokasinya jauh dan ongkos transpornya mahal.

(55)

dapat dihasilkan produksi pertanian yang menguntungkan sebab hasil produksinya akan dapat diangkut atau dilemparkan ke pasar dengan kalkulasi ongkos-harga yang menguntungkan. Dengan demikian, maka tanah atau wilayah yang terpencil dari jauh tempatnya dari pasar tersebut akan naik nilainya atau rents-nya dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

5. Terjadinya spesialisasi antar wilayah (territorial division of labor)

Suatu daerah akan menspesialisasikan diri dalam produksi barang-barang tertentu karena dia mempunyai keunggulan (komparatif) tertentu seperti tersedianya bahan baku yang berlimpah dan murah, tersedianya permodalan yang memadai, adanya tenaga kerja terampil yang sesuai, dan sebagainya dibandingkan dengan daerah lainnya. Dengan adanya spesialisasi atau pembagian kerja antardaerah tersebut akan terjadi surplus hasil produksi karena spesialisasi yang bersangkutan.

Surplus barang yang dispesialisasikan itu harus diangkut dan dikirimkan ke daerah lain yang memerlukannya sebagai penukaran atas barang tertentu yang tidak dapat dihasilkan di daerahnya atau dapat dihasilkan jika terpaksa dengan biaya produksi yang relative jauh lebih mahal.

(56)

mendorong dan mendukung pembagian kerja dan spesialisasi antardaerah tersebut.

6. Berkembangnya usaha skala besar (large scale production)

Kegiatan produksi skala besar biasanya memerlukan sumber produksi dan bahan mentah yang berasal dari daerah atau wilayah yang jauh untuk didatangkan ke lokasi pabriknya. Adalah suatu hal menguntungkan secara ekonomis jika pada pabrik atau industri yang bersangkutan dilaksanakan proses produksinya dengan menggunakan mesin skala besar, khususnya yang bersifat menghemat tenaga kerja dan meliki tingkat spesialisasi kerja yang tinggi. Namun, usaha skala besar ini tidak terlaksana dan tidak menguntungkan, jika tidak ada atau tidak mencukupinya pasar bagi hasil produk yang akan dijualnya.

(57)

yang lebih besar dalam kaitannya dengan usaha ekonomi skala besar tersebut.

7. Terjadinya urbanisasi dan konsentrasi penduduk (urbanization and population concentration) dalam kehidupan.

Sebagaimana dikemukakan di atas, dengan tersediannya transportasi yang mudah dan murah akan mendorong timbulnya pembagian kerja dan spesialisasi antardaerah. Ini akan mendorong tumbuh dan berkembangnya serta terkonsentrasinya industri dan perdagangan dalam skala besar dan menengah.

Kegiatan dan usaha ekonomi tersebut akan selalu menimbulkan aktivitas yang menyertainya, seperti storing, processing, packaging, advertising, financing, merchandising, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dan ditunjang oleh tersedianya fasilitas dan kemajuan transportasi yang bersangkutan.

Kesemuanya itu akan cenderung dilaksanakan di pusat-pusat kota. Jadi, dengan demikian akan mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya kota-kota besar disertai dengan urbanisasi penduduk ke wilayah kota-kota besar disertai dengan urbanisasi penduduk ke wilayah kota-kota industri dan perdagangan yang berkembang tersebut untuk mencari kerja dan penghidupannya.

(58)

berada di atas daya tampungnya, maka akan terjadi proses yang sebaliknya, yaitu deurbanisasi atau suburbanisasi. Ini terjadi disamping karena sudah penuh sesaknya kehidupan penduduk di kota, juga antara lain karena harga sewa rumah sudah sangat mahal, sehingga mereka cenderung untuk pindah dan hidup di luar kota atau pinggiran kota. Dengan ditunjang oleh transportasi yang baik dan lancar, maka akan berkembanglah kota-kota satelit dan pemukiman pinggiran kota yang berorientasi pekerjaan, usaha, dan kegiatan lainnya kebanyakan juga berada di kota besar yang merupakan pusatnya.

Pentingnya peran sektor transportasi bagi kegiatan ekonomi mengharuskan adanya sebuah sistem transportasi yang handal, efisien, dan efektif. Transportasi yang efektif memiliki arti bahwa sistem transportasi yang memenuhi kapasitas yang angkut, terpadu atau terintegrasi dengan antara moda transportasi, tertib, teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman dan biaya terjangkau secara ekonomi. Sedangkan efisien dalam arti beban publik sebagai pengguna jasa transportasi menjadi rendah dan memiliki utilitas yang tinggi.

G. Regresi Linear Sederhana

(59)

1. Variabel dependen atau variabel terikat (tidak bebas) yaitu variabel yang keberadaanya dipengaruhi oleh variabel lainnya dan dinotasikan dengan variabel Y.

2. Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya dan dinotasikan dengan X.

Regresi sangat berkaitan dengan korelasi, karena uji regresi adalah kelanjutan dari uji korelasi. Uji korelasi merupakan metode pengujian yang mencari besarnya nilai hubungan antara dua variabel sedangkan uji regresi memiliki fungsi untuk memprediksi atau meramalkan besarnya nilai variabel Y nilai variabel X bertambah.

Regresi linier sederhana digunakan untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel dependen Y dengan suatu variabel independen X. Bentuk umum persamaan regresi linier sederhana yaitu :

dimana :

variabel dependen / tak bebas

variabel independen / tak terikat / bebas

parameter intercep

(60)
(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pulau Makasar Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau.

Waktu penelitian dilakukan berdasarkan lama waktu kegiatan penelitian dimulai dari melakukan pembuatan proposal, melakukan penelitian, kegiatan survey lapangan, pengumpulan data penelitian, sampai dengan perampungan hasil penelitian dan proses dan proses kegiatan penyelesaian penelitian yaitu dilakukan pada bulan Januari hingga Februari tahun 2015.

B. Variabel Penelitian

Variabel mempunyai peranan penting dalam sebuah penelitian. Menurut Nazir (2005), variabel itu sendiri adalah sebuah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Terdapat variabel atau konsep yang mempunyai dimensi lebih dari satu, maka dari itu perlu diuraikan terlebih dahulu dimensi yang dipunyai oleh konsep tersebut. Setelah itu barulah dipilih cara pengukuran, unit, serta validitas dari alat pengukuran yang digunakan. Setelah mengkaji berbagai macam teori pada Bab II, maka telah ditentukan beberapa variabel yang akan digunakan pada penelitian ini. Berdasarkan tinjauan pustaka didapatkan beberapa variabel yang sesuai untuk dipergunakan dalam analisa. Variabel-variabel tersebut dipilih berdasarkan kesesuaian

(62)

variabel terhadap obyek penelitian. Dari indikator didapatkan variabel dan tingkat pengukuran preferensi terhadap pengambilan data yang diperoleh lebih mikro dan proses penggalian analisa lebih mendalam dan tepat sasaran. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 1 Variabel Penelitian

Variabel Penelitian Indikator

Prasarana transportasi  Aksesibilitas (P1)

 Keadaan prasarana (P2)

Ekonomi masyarakat  Pendapatan masyarakat sebelum pengembangan prasarana transportasi (E1)

 Pendapatan masyarakat sesudah pengembangan prasarana transportasi (E2)

 Infrastruktur Keras Non Fisik dan Sosial (E3)

 Harga barang (E4)

 Distribusi barang dan jasa (E5)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(63)

Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih/diambil dari suatu populasi besarnya sampel ditentukan oleh banyaknya data atau observasi dalam sampel itu. Untuk efisiensi penelitian ini maka sampel ditetapkan secara proporsional dengan menggunakan rumus berikut :

Keterangan :

n = jumlah sampel yang digunakan N = jumlah populasi

d = derajat kebebasan

Dengan demikian jumlah populasi N untuk populasi sebanyak 4.866 jiwa (BPS Kota Baubau, 2015) dengan derajat kebebasan 10% adalah

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini bersumber dari beberapa instansi terkait seperti dari kantor desa, hasil kuesioner, observasi langsung dan BPS Kota Baubau dengan jenis data sebagai berikut :

(64)

2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh pada instansi terkait guna mengetahui data kuantitatif objek penelitian jenis data yang dimaksud adalah data geografi wilayah/administrasi, karakteristik kependudukan, prasarana dan sarana transportasi, produktivitas ekonomi dari segi perdagangan, arus barang dan jasa di Pulau Makasar.

E. Metode Pengumpulan Data.

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan pada penelitian ini, maka dilakukan dengan cara :

a. Observasi lapangan, yaitu suatu teknik penyaringan data melalui pengamatan langsung di lapangan secara sistematis mengenai fenomena yang diteliti.

b. Interview atau wawancara dengan masyarakat setempat yang dianggap memberikan data atau informasi mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

c. Telaah pustaka yaitu, cara mengumpulkan data informasi dengan cara membaca atau mengambil literatur laporan, bahan perkuliahan dan sumber-sumber lainnya yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti. d. Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

(65)

F. Metode Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Analisis Likert

Data yang terjaring melalui hasil kuesioner, diolah dan dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif-kuantitatif. Data yang terkumpul dilakukan dengan kategorisasi dengan skala Likert. Teori hubungan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan beberapa variabel (variabel bebas dan variabel terikat) tersebut, diukur dengan menggunakan skala Likert. Pengertian skala Likert menurut Sugiyono (2009:93) bahwa Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa skala Likert dapat digunakan untuk mengukur sikap seseorang dengan menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap subyek, objek atau kejadian tertentu.

Kurang Sekali Kurang Cukup Baik Baik Sekali

-

(Sumber: Jonathan Sarwono, 2005:28)

- - g

(66)

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pertanyaan-pertanyaan berupa kuesioner yang akan disebarkan pada responden yaitu masyarakat. Instrumen kuesioner ini terdiri dari beberapa item pertanyaan mengenai pengembangan prasarana transportasi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.

Tabel 2.

Kategorisasi Aksesibilitas, Keadaan Prasarana

No. Skala Likert Nilai Bobot Presentase (%)

1 Sangat baik 5 80-100

2 Baik 4 60-79

3 Kurang baik 3 40-59

4 Buruk 2 20-39

5 Sangat buruk 1 0-19

Sumber: Sugiyono,2012:136

Selanjutnya, dari skala di atas disusun pula skala Likert seperti pada Gambar 1 dengan skala sebagai berikut :

Gambar 2. Skala Likert untuk Indikator Variabel Prasarana Transportasi

Keterangan skala : SBR = sangat buruk

(67)

BR = buruk KBK = kurang baik BK = baik

SBK = sangat baik

Tabel 3.

Kategorisasi Pendapatan Masyarakat, Infrastruktur, Hargadan Trend Perkembangan Barang 5 tahun terakhir, Distribusi Barang dan Jasa

No. Skala Likert Nilai Bobot Presentase (%)

1 Sangat meningkat 5 80-100

2 Meningkat 4 60-79

3 Kurang meningkat 3 40-59

4 Menurun 2 20-39

5 Sangat menurun 1 0-19

Sumber: Sugiyono,2012:136

Selanjutnya, dari skala di atas disusun skala Likert seperti pada Gambar 1 dengan skala sebagai berikut :

Gambar 3. Skala Likert untuk Indikator Variabel Ekonomi Masyarakat

Keterangan skala :

SMRN = sangat menurun

(68)

MRN = menurun

KMT = kurang meningkat MT = meningkat

SMT = sangat meningkat 2. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner yang dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Arikunto (2010), uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total menggunakan korelasi product moment yaitu :

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

dengan :

korelasi product moment jumlah sampel

(69)

Uji validitas dilakukan melalui perbandingan antara nilai r hitung terhadap r tabel. Bila r hitung > r tabel, maka pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid. Untuk ukuran sampel 100 orang nilai r tabel = 0,195. 3. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara variabel tersebut bukanlah dalam arti hubungan sebab akibat tetapi hanya merupakan hubungan searah.

Koefisien korelasi dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel X dan Y, dan bukan menaksir atau meramalkan nilai Y dari pengetahuan mengenai peubah bebas X.

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

dengan :

Korelasi Product Moment Jumlah Sampel

Skor variabel X Skor variabel Y

Kekuatan hubungan antar variabel ditunjukkan melalui nilai korelasi R. Berikut nilai korelasi beserta makna dari nilai tersebut

(70)

, maka hubungan antara kedua variabel rendah atau lemah

, maka hubungan antara kedua variabel sedang

, maka hubungan antara kedua variabel tinggi atau kuat.

, maka hubungan antara kedua variabel sangat tinggi atau sangat kuat.

Dalam penelitian ini variabel X merupakan prasarana transportasi sedangkan variabel Y merupakan ekonomi masyarakat.

4. Analisis Regresi Linier Sederhana

Uji regresi pada penelitian ini menggunakan software SPSS dalam memudahkan perhitungannya. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi menggunakan uji-F terhadap hipotesis yang ada. Kriteria pengambilan kesimpulannya sebagai berikut

 Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak, Ha diterima

 Fhitung < Ftabel maka H0 diterima, Ha ditolak

Nilai Fhitung diperoleh dari pengolahan SPSS pada tabel ANOVA sedangkan Ftabel diperoleh dengan cara melihat tabel-F dengan parameter

(71)

dimana k merupakan jumlah variabel sedangkan n merupakan banyaknya sampel.

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini maka variabel bebasnya adalah prasarana transportasi di Pulau Makasar sedangkan variabel terikatnya adalah ekonomi masyarakat di Pulau Makasar. Nilai variabel bebas, prasarana transportasi (X) didapatkan dari total skala Likert dari indikator variabel prasarana trasportasi. Begitu juga dengan nilai variabel terikat, ekonomi masyarakat (Y) didapatkan juga dari total skala Likert dari indikator variabel ekonomi masyarakat.

G. Definisi Operasional

1. Prasarana eksisting transportasi yaitu sumber data yang juga merupakan Observasi Langsung serta data dari kelurahan yang kemudian menghasilkan data jumlah moda transportasi darat dan laut dengan kriteria penilaian dinilai dari jumlah/unit sarana transportasi.

2. Arus barang yaitu sumber data yang diinput melalui kuesioner yang kemudian menghasilkan data volume barang dan jenis barang 5 tahun terakhir dengan kriteria penilaian dinilai dari banyaknya barang 5 tahun terakhir di Pulau Makasar.

(72)

4. Harga barang yaitu data yang berasal dari hasil kuesioner yang kemudian menghasilkan data harga barang per 5 Tahun terakhir di Pulau Makasar dengan kriteria penilaian dinilai dari harga barang dan trend perkembangan harga barang.

5. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang yang berada pada lokasi penelitian.

(73)

H. Kerangka Pikir

Pengaruh Prasarana Transportasi terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Pulau Makasar Kota Baubau

Latar Belakang

- Adanya potensi ekonomi di Pulau Makasar

- Prasarana transportasi yang masih kurang memadai

Tinjauan Pustaka

Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh prasarana transportasi terhadap peningkatan

ekonomi masyarakat

Variabel - Prasarana Transportasi - Ekonomi Masyarakat

Analisis Likert Uji Validitas Analisis Regresi (Uji

Hipotesis)

(74)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pulau Makasar terdiri dari dua kelurahan yaitu Kelurahan Sukanayo dan Kelurahan Liwuto. Kedua kelurahan ini merupakan bagian dari Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau.

A. Gam

Gambar

Gambar 13  Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Kota Baubau  .................
Tabel 1 Variabel Penelitian
Gambar 1.  Gambar Garis Kontinum
Tabel 2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada prosedur penuh ini sebaiknya dilakukan jika sebelumnya tidak terlalu banyak terjadi pemecahan/pemandirian perusahaan, tetapi masing-masing perusahaan dengan kepemilikan

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia sedangkan sumber daya manusia berkualitas sangat dipengaruhi oleh kualitas

Mengatasi permasalahan tersebut, peneliti berencana untuk mengembangkan lembar kegiatan siswa (LKS) yang dapat mencapai kompetensi sekaligus penguasaan keterampilan

Flavonoida mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi sehingga menunjukkan pita serapan kuat pada daerah spektrum sinar ultraviolet dan spectrum sinar tampak, umumnya dalam

After the codon optimization step, caf1 was synthesized by “gapless” PCR using 22 overlaping oligonucleotides cover the complete sequence of this gene.. The sequencing

Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti meneliti faktor- faktor lain seperti, asupan zat besi, dan pola aktifitas siswi yang mempengaruhi anemia pada

BOGOR 2011.. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Kajian Produksi Hasil Tangkapan Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar Kabupaten Banyuwangi

Pada awalnya PT Garuda Indonesia selaku airlines melaksanakan kegiatan ground handling untuk keperluan perusahaan sendiri, mengingat kebutuhan akan pelayanan yang