BAB II
GAMBARAN UMUM KECAMATAN LUMBANJULU
2.1 Kondisi geografis Kecamatan Lumbanjulu
Kecamatan Lumbanjulu adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Toba
Samosir yang dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun
1999.Kecamatan Lumbanjulu terletak pada 2º 29’ - 2º 39’ LU dan 99º 02’ - 9º 15’ BT
dan terletak pada ketinggian 900 s/d 1.200 m dpl dengan curah hujan rata-rata 2.200
mm/tahun serta keadaan iklim sedang/sejuk dengan temperatur udara berkisar 26ºC -
28ºC. Batas-batas wilayah kecamatan Lumbanjulu adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Asahan,
Sebelah Selatan : Danau Toba,
Sebelah Timur : Kabupaten Asahan,
Sebelah Barat : Danau Toba.7
Luas wilayah Kecamatan Lumbanjulu 14.220 Ha. Lahan dikecamatan
lumbanjulu yang lebih luas adalah hutan. Selain itu lahan dikecamatan ini juga
digunakan masyarakat untuk lahan pertanian mereka. Penggunaan lahan di kecamatan
lumban julu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
7
Tabel 1
Luas wilayah Kecamatan Lumbanjulu menurut penggunaan lahan
No Lahan Luas (ha)
1 Sawah 2.010
2 Sawah Kering 3.114
3 Perkampungan 101
4 Hutan 7.170
5 Lain-lain 1.625
Sumber : Monografi Kecamatan Lumban Julu tahun 1987.
Pusat pemerintahan Kecamatan Lumbanjulu yakni di Desa Pasar Lumbanjulu.
Kecamatan Lumbanjulu terdiri dari 54 desa8
1. Siregar Aek Nalas
yaitu:
2. Pardomuan Sigaol
3. Pardamean Sigaol
4. Aek Mual
5. Siganjang-ganjang
6. Hutagurgur
7. Narom Barat
8
8. Narom Tengah
9. Narom Timur
10. Sibuntuon Toruan
11. Sibuntuon Dolok
12. Dolok Saribu Janji Matogu
13. Partor Janji Matogu
14. Parbagasan Janji Matogu
15. Partoruon Janji Matogu
16. Parhabinsaran Janji Matogu
17. Lumban Binanga
18. Dolok Nagodang
19. Parik
20. Lumban Nabolon
21. Lumban Holbung Lumban Nabolon
22. Dolok Saribu Lumban Nabolon
23. Sampuara
24. Sibadihon
25. Nagatimbul
26. Lumban Sitorus
27. Lumban Sirait
28. Lumban Sangkalan
30. Pasar Lumban Lobu
31. Pardolok Lumban Lobu
32. Silombu
33. Silalahi Sabungan
34. Sihiong
35. Jangga Toruan
36. Jangga Dolok
37. Sibaruang
38. Hatinggian
39. Lintong Julu
40. Pasar Lumban Julu
41. Sionggang Utara
42. Sionggang Tengah
43. Sionggang Selatan
44. Parsaoran Sibisa
45. Pardamean Sibisa
46. Simarata Motung
47. Motung
48. Pardomuan Motung
49. Sirungkungon
50. Horsik
52. Parsaoran Ajibata
53. Pardomuan Ajibata
54. Pardamean Ajibata.
2.2 Demografi
Jumlah penduduk di kecamatan Lumbanjulu yakni 12.996 jiwa.9
No
Berikut akan
diterangkan melaluit tabe-tabel dibawah ini.
Tabel 2
Jumlah Penduduk di Kecamatan Lumbanjulu menurut umur
Umur (tahun) Jiwa
1 0 – 5 2.306
2 6 – 10 2.336
3 11 – 16 2.317
4 17 – 55 1.937
5 56 keatas 4.100
JUMLAH 12.996
Sumber: Monografi Kecamatan Lumbanjulu tahun 1987
9
Tabel 3
Jumlah Penduduk menurut pendidikan
No Pendidikan Jiwa
1 SD 4.648
2 SLTP 1.917
3 SLTA 325
4 Akademi 19
5 Tidak Sekolah 9.087
Jumlah 12.996
Sumber: Monografi Kecamatan Lumbanjulu tahun 1987
Tabel 4
Jumlah penduduk menurut Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah (orang)
1 Petani 6.167
2 Pedagang 15
3 Pensiun 52
4 Pegawai Negeri 243
5 ABRI 20
2.3 Mata Pencaharian
Masyarakat di kecamatan Lumbanjulu mayoritas bermata pencaharian di
sektor pertanian seperti yang tedapat di tabel III. Dengan luas lahan yakni:
• Untuk Sawah : 2.010 Ha
• Sawah Kering : 3.114 Ha
Untuk hasil produksinya, masyarakat lebih banyak menghasilkan Padi. Hasil
lainnya yaitu jagung, kacang, ubi, kopi, kemenyan, tanaman buah dan tanaman sayur.
Selain itu masyarakat juga ada yang beternak. Komoditas ternak merupakan
salah satu prioritas dalam rangka mencapai tujuan pengembangan sub sektor
peternakan. Hasil usaha dari upaya tersebut akan memberikan kontribusi yang besar
dalam program diversifikasi pangan dan gizi.Adapun Hewan yang diternak oleh
masyarakat kecamatan lumbanjulu adalah beternak Kerbau, Sapi, Kambing, babi,
Kuda dan Ayam kampung.
2.4 Sistem kepercayaan
Dikecamatan Lumbanjulu terdapat beberapa sistem kepercayaan (Agama)
meliputi agama Islam, Kristen protestan, Katolik dan aliran lainnya termasuk aliran
Kegamaan Bibel Kring panangkasi. Masyarakat di kecamatan ini mayoritas memeluk
agama Kristen Protestan seperti yang terlihat pada jumlah penduduk tahun 1987,
jumlah pemeluk agama Kristen Protestan ada sebanyak 12.699 dari 12.996 penduduk
Tabel 5
Penduduk Kecamatan Lumbanjulu menurut Agama
No Agama Jumlah (Orang)
1 Islam 75
2 Kristen Protestan 12.699
3 Khatolik 168
4 Lain-lain 54
Sumber: Monografi Kecamatan Lumbanjulu tahun 1987
2.5 Sarana Dan Prasarana 2.5.1 Sarana Pendidikan
Pembangunan sektor pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan
merupakan investasi peningkatan SDM. Sampai awal tahun 1983, pendidikan tingkat
Sekolah Dasar sudah memadai di Kecamatan ini.10
Di Kecamatan Lumbanjulu hingga tahun 1983 tidak terdapat Sekolah
Menengah Tingkat Atas (SMTA) Negeri selain SMTA swasta yang berlokasi di Namun, pendidikan Menengah
Tingkat Pertama terasa masih sangat kurang . Jumlah SD pada tahun 1983 ada 46
sekolah namun jumlah SMP dikecamatan ini hanya ada 3 sekolah dengan daya
tampung sekitar 500 orang murid baru per tahun. Sehingga pendidikan terakhir
masyarakat di Kecamatan ini dominan SD dibanding SMP.
10
lintong julu yang baru dibuka pada tahun 1983 dengan jumlah murid 52 orang.11
Pembinaan dan Pengawasan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat dan
Lingkungan, dilaksanakan dan bekerjasama dengan Pimpinan Puskesmas Kecamatan
Lumbanjulu, melaksanakan koordinasi setiap bulannya tentang apa yang diharapkan
masyarakat dan apa yang harus dikerjakan, sehingga masyarakat tidak ada yang sakit
sesuai dengan program pemerintah. Pada tahun 1987 masih terdapat 1 buah
puskesmas di kecamatan lumbanjulu.
Dikecamatan ini sangat sedikit murid SMP yang melanjut ke SMTA swasta tersebut
akibat kurangnya tenaga pengajar yang bermutu disamping mahalnya SPP yang harus
dibayarkan oleh orang tua.
Selain pendidikan formal, pendidikan non formal juga dikembangkan di
kecamatan ini. Disamping menambah keterampilan dalam berbagai bidang,
pendidikan non formal juga mengambil peranan dalam pembinaan mental spiritual.
Pendidikan non formal itu diantaranya kegiatan-kegiatan dalam bidang kepramukaan,
perkumpulan olahraga, kesenian dan sebagainya.
2.5.2 Sarana Kesehatan
12
11
Ibid
12
2.5.3 Sarana Ibadah
Mayoritas Rumah Ibadah di Kecamatan Lumbanjulu adalah gereja. Dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 6
Jumlah Sarana Ibadah di Kecamatan Lumbanjulu
Sumber: Monografi Kecamatan Lumbanjulu tahun 1987
2.6 Sistem Kebudayaan dan Sosial
Sebagaimana umumnya orang batak dimanapun berada tidak dapat dipisahkan
dari kebudayaannya. Maka di kecamatan ini pun penduduk termasuk anggota
masyarakat yang terikat dengan kebudayaan yang telah lama ada. Kebudayaan yang
langgeng dan unggul adalah kebudayaan yang bersatu-padu antara kebudayaan
kerohanian dengan kebudayaan kemasyarakatan.13 Contoh seperti kebudayaan
Debata Mulajadi Nabolon14 dengan Dalihan Natolu15 pada suku bangsa Batak
Toba-tua. Kebudayaan Jawa-Hindu pada suku jawa dan lain sebagainya.16
13
Batara Sangti, Sejarah Batak, (Balige: Karl Sianipar Company, 1977), hal. 30.
14
Masyarakat Batak Toba menamai Allahnya dengan Mulajadi Nabolon. Mulajadi Nabolon merupakan komposisi dari 3 kata yaitu mula, jadi dan bolon. Mula berarti awal atau permulaan, jadi
No Tempat Ibadah Jumlah
1 Mesjid 4
Pola kebudayaan adat Dalihan Natolu masih tetap bertahan dan berkembang
mengikuti jaman karena dari masa ke masa senantiasa ditingkatkan dan ditarafkan
sesuai dengan perkembangan kondisi dan situasi, berdasarkan hasil gotong royong
musyawarah Lembaga-lembaga masyarakat hukum adat Dalihan Natolu. Disinilah
keunikan pola kebudayaan Dalihan Natolu. Acara Kebudayaan seperti Upacara
Perkawinan, Melahirkan, memberi nama, meninggal dunia, mendirikan tambak dan
Benda-benda budaya seperti Gendang. Rumah-rumah adat juga masih terdapat
dikecamatan Lumbanjulu yaitu di desa Naga Timbul, Lumban Sirait, Jangga dolok,
Silalahi Sabungan, Lumban Sangkalan, Lumban Nabolon, Janji Matogu dan
sebagainya. 17
Dengan adanya falsafah Dalihan Natolu yang merupakan norma dan nilai
pokok dari kehidupan sosial masyarakat, maka diwilayah kecamatan ini keadaan
sosial kemasyarakatan berjalan baik. Didalam Implementasinya, jelas terlihat bahwa
inti dari falsafah Dalihan Natolu itu adalah sifat kegotong-royongan. Selain ikatan
kekeluargaan yang diwujudkan dalam Dalihan natolu, diwilayah ini masih terdapat
lagi bentuk organisasi sosial seperti Serikat Tolong Menolong (STM), Sarikat
Sarimatua, Sarikat Parsahutaon dan sebagainya.18
berarti menjadi, sedangkan bolon merupakan besar dan agung. Jadi Mulajadi Nabolon diartikan sebagai pemula agung genesis.
Organisasi Sosial ini sangat
15
Dalihan Natolu adalah falsafah hidup orang batak sebagai sistem kekerabatan yang bertahan
hingga saat ini. Dalihan Natolu itu mengandung tiga pihak yang sama kuat dalam menjadi satu kesatuan yang seimbang. Ketiganya terdiri dari Somba Marhula-hula, Manat Mardongan Tubu dan
Elek marboru
16
Ibid
17
M.P. Situmorang, op.cit, hal. 79.
18
banyak ditemui dikecamatan ini. Hubungan sosial di kecamatan ini memang masih
terlihat baik. Hal ini juga dipicu karena dikecamatan ini masyarakatnya mayoritas
bersuku batak toba. Selain itu, kecamatan ini juga masih keturunan satu kelompok
marga yaitu kelompok toga narasaon.
Suku-suku atau marga-marga yang terdapat di wilayah ini adalah Kelompok
toga narasaon yaitu Manurung, Sitorus, Sirait dan Butar-butar dan merupakan
kelompok marga terbesar. Kemudian disusul dengan kelompok Silahi Sabungan yaitu
Tambunan, Dolok Saribu, Sinurat, Naiborhu dan Nadapdap. Kelompok yang terkecil
ialah kelompok Siraja Lontung yaitu Sinaga, Siregar, gultom, Gurning dan