• Tidak ada hasil yang ditemukan

isi strategi persaingan bank syariah terhadap bangk konvensional skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "isi strategi persaingan bank syariah terhadap bangk konvensional skripsi"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan usaha berbisnis syariah di Indonesia semakin berkembang pesat, mulai dari perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, hingga koperasi berbasis syariah. Namun perkembangan yang paling pesat terjadi pada perbankan syariah. Langkah strategis pengembangan perbankan syariah yang telah di upayakan adalah pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang unit usaha syariah (UUS) atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank syariah. Langkah strategis ini merupakan respon dan inisiatif dari perubahan Undang Undang perbankan No. 10 Tahun 1998. Undang-Undang pengganti UU No. 7 Tahun 1992 tersebut mengatur dengan jelas landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah

(2)

Tumbuhnya bank-bank syariah atau unit usaha syariah merupakan upaya yang dilakukan oleh bank pemerintah maupun bank swasta untuk mendukung perkembangan sistem ini. Pertumbuhan asset yang dimiliki oleh perbankan syariah berdasarkan laporan tahunan BI 2009 (Desember 2009) secara kuantitas, pencapaian perbankan syariah sungguh membanggakan dan terus mengalami peningkatan dalam jumlah bank. Jika pada tahun 1998 hanya ada satu bank Umum Syariah dan 76 bank Perkreditan Rakyat Syariah, maka pada Desember 2009 (berdasarkan data statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia) jumlah bank syariah telah mencapau 31 unit yang terdiri atas 6 Bank Umum Syariah dan 25 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 139 unit pada periode yang sama.

(3)

Advantage dalam menghadapi persaingan industri perbankan yang semakin ketat.

Namun demikian, sumber keunggulan strategi bank syariah diatas belum dapat berperan secara signifikan untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Kesenjangan ini dikarenakan masih kecilnya share bank syariah di dalam dunia perbankan nasional. Untuk itu diperlukan strategi yang mampu mendongkarak asset bank syariah secar nasional.

Mengamati realita perkembangan bank syariah di Indonesia hingga saat ini, maka peningkatan daya saing bank syariah merupakan hal yang sangat mendesak untuk dilaksanakan. Secara objektif harus diakui bahwa bank syariah masih kalah bersaing dibandingkan dengan bank konvensional, sehingga diperluka strategi bersaing yang tepat untuk meraih keunggulan kompetitif dalam industri perbankan nasional. Dalam hal ini, kekuatan daya saing sangat menentukan bagi keberhasilan atau kegagalan sebuah perusahaan dalam suatu industri tertentu. Alih-alih mendukung pembangunan ekonomi bangsa, jika terus beroperasi dengan daya saing yang rendah maka eksistensi bank syariah akan terancam oleh peta persaingan perbankan yang semakin ketat. Perkembangan dan kondisi persaingan saat ini mengisyaratkan perlunya program akselerasi agar bank syariah mampu mengejar ketertinggalanya atas bank konvensional.

(4)

bisnis, apabila konsep strategi tidak jelas, keputusan yang diambil akan bersifat subyektif dan berdasr pada intuisi dan mengabaikan keputusan yang lain. Oleh karena itu, setiap bisnis dituntut untuk menentukan strategi-strategi yang tepat, aktif dan rasional untuk mencapai tujuan perusahaan, mengimplementasikan misinya dan unggul dalam menghadapi persaingan kompetitif dibandingkan dengan strategi-strategi pesaing.maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti strategi persaingan Bank Syariah dengan judul “Strategi Persaingan Bak Syariah Terhadap Konvensional” (Studi Kasus Di Kecamatan Bukit Kecil Palembang)

B. Rumusan Masalah Bank

1. Faktor-faktor internal apakah yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Bank Syariah

2. Faktor-faktorEksternal apakah yang menjadi peluang dan ancaman bagi Bank Syariah

(5)

C. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi Faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan dan Kelemahan) yang dimiliki Bank Syariah

2. Mengidentifikasi Faktor-faktor lingkungan Eksternal (peluang dan ancaman) yang dimiliki Bank Syariah

3. Merumuskan alternatif strategi persaingan yang sesuai bagi Bank Syariah dalam menghadapi persaingan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah informasi dan pengetahuan penulis mengenai langkah-langkah pihak perbankan khusunya Bank Syariah di Kecamatan Bukit Kecil dalam mengatasi persaingan terhadap Bank Konvensional.

2. Bagi Tempat Penelitian

(6)

3. Bagi Almamater

(7)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Sebelumnya

Hadawiah (2009) dalam penelitianya berjudul Strategi Memenangakan Persaingan dalam Pemasaran Surat Kabar Harian di Makasar Kasus Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat. Perumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah Strategi apa yang diterapkan oleh surat kabar harian Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat dalam memenangkan persaingan dalam pemasaran. Adapun tujuanya untuk Untuk mengkaji strategi pemasaran yang digunakan oleh Harian Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat dalam memenangkan strategi persaingannya dan Untuk mengkaji bauran pemasaran yang dilakukan oleh Harian Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat dalam mempertahankan pangsa pasarnya.

Terdapat dua variabel yanmg digunakan yaitu strategi memenagkan persaingan dan pemasaran surat kabar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara langsung, observasi dan data dianalisa secara deskriptif.

(8)

perkembangan fluktuatif, Tribun Timur mengalami kenaikan yang signifikan dan Pedoman Rakyat mengalami penurunan drastic. Kedua, strategi dari marketing mix (produk, harga, distribusi dan promosi) ketiga surat kabar ini masing-masing mempunyai strategi sendiri-sendiri yang berbeda dalam pelaksanaanya. Ketiga, dalam pelaksanaan strategi pemasaran dan bauran pemasaran yang digunakan ternyata ada diantaranya (Pedoman Rakyat) belum mampu memenuhi tujuan perusahaan dalam mencapai tujuan pemasarannya.

Zanikhan (2009) dalam penelitianya yang berjudul Strategi Persaingan PT. Bank Sumsel Syariah Cabang Palembang. Perumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah bagaimana kekuatan dan kelemahan strategi persaingan PT. Bank Sumsel Syariah Cabang Palembang dan bagaimana ancaman dan peluang yang dihadapi Bank Sumsel Syariah Cabang Palembang. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan PT. Bank Sumsel Syariah Cabang Palembang dan untuk mengetahui ancaman dan peluang yang dihadapi oleh Bank Sumsel Syariah Cabang Palembang.

(9)

Bank Sumsel Syariah itu sendiri. Dan indikator peluang dan ancaman: Kedekatan pada masyarakat, kerjasama, banyaknya Bank Syariah, teknologi, ekonomi, produk persaingan, bunga bank konvensional, pesaing sesama bank syariah, pendapatan, budaya peraturan. Data yang digunakan adalah data primer, dan teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah skla likert. Teknik ananlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan realibilitas, analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

(10)

Nurtejo yudi asworo (2007) dalam penelitianya berjudul Strategi Bersaing Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia Dengan Pendekatan Space Matrik. Perumusa masalah adalah bagaimana merumuskan strategi bersaing jurusan Teknik Industri UII. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dimiliki oleh jurusan Teknik Industri.

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik wawancara yang dilakukan oleh pihak jurusan berdasarkan hasil brainstorming para pakar. Dengan terlebih dahulu menggunakan Input

Stage yang berupa data IFE,EFE dan Matriks Kompetitif Profil, dan

(11)

mempertahankan kualitas dosen dan mahasiswa dengan orientasi kepuasan pasar, mempertahankan akreditasi unggul, dan mengembangkan pertumbuhan pasar yang agresif (growth oriented strategy).

2. Landasan Teori

a. Strategi Persaingan

(12)

1) Strategi Bersaing Generik Versi Porter

Pada pendekatan yang dikemukakan Porter (Mudrajad Kuncoro, 2005:90), terdapat dua factor yang diperhitungkandalam menciptakan strategi bersaing yang “tepat”. Pertama, didasarkan pada keunggulan kompetitif organiasi. Menurut porter keunggulan kompetitif hanya akan diperoleh lewat salah satu dari sumber: bisa dari keunggulan menciptakan biaya yang rendah (cost

leadership), atau dari kemampuan organisasi untuk

menjadi berbeda (differentiation) dibandingkan para pesaingnya. Factor kedua dalam pendekatan ini adalah cakupan produk- pasar (competitive scope) dimana organisasi saling bersaing satu sama lain dalam pasar yang luas dan sempit.

GAMBAR II.1 : Strategi Persaingan Generik Versi Porter

Keunggulan komparatif Biaya redah

Differensiasi Produk/jasa Luas Kepemimpinan

biaya

Differensiasi Lingkup

persaingan

Sempit Fokus (biaya)

Fokus (differensiasi)

Sumber : Mudrajad Kuncoro (2005:91)

(13)

Kepemimpinan biaya (cost leadership), (2) diferensiasi (differentiation), dan (3) Fokus (berbasis biaya atau differensiasi). Berikut ini di bahas masing – masing startegi secara rinci.

a) Strategi Kepemimpinan Biaya

Adalah strategi yang digunakan organisasi apabila organisasi ingin menjadi pemimpin pasar berbasis biaya rendah dengan basis pelanggan yang luas. Biaya di sini merupakan total biaya produksi, dan bukan pada harga. Pada strategi ini organisasi berfokus pada bagaimana perusahaan mampu memproduksi barang dan jasa dengan biaya yang rendah. Perusahaan yang mampu menciptakan biaya produksi yang rendah tentu saja mampu menjual produknya dengan harga yang lebih rendah dari pesaing, tetapi masih bisa menghasilkan keuntunga bagi perusahaannya. Perusahaan ini tidak takut terhadap ancaman pesaing yang menurunkan harga.

b) Strategi differensiasi

(14)

keunikan produk dan jasa yang ditawarkan. Keunikan tersebut dapat dilihat dari ciri produk yang menawarkan nilai – nilai yang dicari konsumen sehingga menjadikan produk tersebut unik dan berada di mata konsumen.konsumen akan rela membayar dengan harga premium bagi produk – produk yang dipersepsikan sebagai produk yang unik dan berbeda olehnya. Diferensiasi dapat dilakukan dalam banyak bentuk, seperti diferensiasi dalam :

(a) Gengsi (prestige) dan brand image

(b) Teknologi (c) Inovasi (d) Fitur

(e) Jasa pelayanan pelanggan (f) Jaringan dealer

c) Strategi Fokus

(15)

Perusahaan yang menerapkan strategi fokus yang berbasis pada biaya, bersaing dengan pesaing lain dalam industri untuk menjadi pemimpin pasar pada celah pasar yang sempit dan spesifik.

2) Strategi persaingan generic Mintzberg

Henry minztberg (Mudrajad Kuncoro, 2005:101) telah mengembangkan alternative tipe strategi persaingan yang dirasakan lebih bagus dalam menggambarkan naiknya kompleksitas lingkungan persaingan. Ia mengajukan enam strategi yang memungkinkan, sebagaimana tampak pada gambar.

(16)

GAMBAR II.2. : Strategi persaingan generic Mintzberg

Sumber : Mudrajad Kuncoro(2005:102)

Diferensiasi melalui kualitas merupakan strategi di mana organisasi berkompetisi dengan memberikan kualitas dan kinerja produk yang lebih tinggi pada harga yang bersaing. Diferensiasi melalui pendukung produk menekankan pada jasa pelayanan pelanggan yang disediakan oleh organisasi. Sedangkan strategi tidak terdiferensiasi menjelaskan situasi di mana organisasi tidak mempunyai dasar untuk diferensiasi atau ketika organisasi dengan sengaja menerapkan strategi yang ditirunya dari strategi organisasi lain.

3) Strategi 7S D’Aveni

Di lain pihak, D’Aveni (Mudrajad Kuncoro, 2005:105) menyatakan model 7S baru yang menawarkan suatu pendekatan perencanaan stratejik yang lebih fleksibel dan dinamis. Model 7S baru versi D’Aveni yang digunakan intuk menganalisis pesaing. Strategi 7S baru yang Diferensiasi

Tidak Diferensiasi

Melalui harga Melalui citra pasar Melaluyi desain produk

Melalui kualitas produk Melalui pendukung

(17)

merupakan penyempurnaan dari model 7S versi Peters & Waterman et al dari Mckinsey, yaitu:

a) strategy (startegi)

b) Strusture (struktur organisasi)

c) System (system teknis yang dipakai dalam organisasi) d) Style (gaya/model)

e) Skill (keterampilan) f) Staaf (susunan pegawai)

g) Shared value (nilai/norma yang ada di perusahaan). Superordinate Goals (sama dengan gambar

b. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

1) Prinsip Konvensional dan Prinsip Syariah

(18)

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu:

a) menetapkan bunga sebagai harga , baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun depositi. Demikian pula harga untuk produk pinjamanya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman mak dikenal dengan nama negative spread, hal ini telah terjadi di akhir tahun 1998 dan sepanjang tahun 1999

(19)

jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabaha), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barabgtang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah dasar hukumnya adalah Al Quran dan Sunnah Rosul. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah bunga adalah riba.

c.Analisis SWOT

(20)

dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisa faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,

kelemaham, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada

saat ini. Hal ini disebut dengan analisa situasi. Model yang paling populer untuk analisa situasi adalah analisa SWOT.

1) Cara Membuat Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal

strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis (fredy Rangkuti,2008:19). Analisa SWOT membandingkan antara faktoreksternal peluang (opportunities) dan Ancaman

(threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan

(21)

Gambar II.3. Analisis SWOT

Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat meguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Staretgi yang diterapkan adalah menumbuhkan kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy)

Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.

Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi

Berbagai Peluang

Berbagai Ancaman

Kekuatan Internal Kelemahan

(22)

perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh yang berkenaan terhadap keberadaan variabel mandiri (sugiyono, 2008:6)

B. Tempat Penelitian

(24)

C. Operasional Variabel

Tabel III.1

0perasional variabel Strategi Persaingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional di Kota Palembang

No Variabel Definisi Indikator

1. Strategi Persaingan Didasarkan pada keunggulan kompetitif bank syariah dan cakupan produk pasar dimana organisasi saling bersaing satu sama lain dalam pasar yang luas dan sempit. Melalui kualitas merupakan strategi diman Bank berkompetisi dengan memberikan kualitas dan kinerja produk yang lebih tinggi pada harga bersaing dan Menwarkan suatu pendekatan perencanaan stratejik yang lebih fleksibel dan dinamis.

Analisis Strategi Internal: 1. Kekuatan

• Biaya Transaksi

• Bank Syariah Banyak Dikenal • Pelayanan Bank Syariah • Fasilitas Bank Syraiah • Bagi Hasil Bank Syariah • Ragam Jasa

• Teknologi

2. Kelemahan

• Teknologi • Inovasi Produk • Fasilitas • Pelayanan • Kualitas produk • Jasa Produk

Analisis Strategi Eksternal : 1. Peluang

• Bank Syariah Dekat Dengan Masyarakat • Perkembangan Teknologi

• Bunga Bank Konvensional Membebankan • Peraturan di Bank Syariah

• Kebutuhan Masyarakat Akan Bank Syariah

2. Ancaman

• Tingkat Persaingan Dengan Bank Konvensional

• Perilaku Nasabah

• Karyawan Bank Konvensional Agresif dan Terampil

• Peraturan yang Diterapkan Tidak Baik

D. Populasi dan Sampel

(25)

seluruh nasabah yang menggunakan transaksi di Bank Syariah di Kecamatan Bukit Kecil Palembang.

Menurut sugiyono (2008:116} sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik oleh populasi tersebut.Dalam penelitian ini kerangka sampel dapat ditampilkan pada tabel 1. 8. Berikut:

Tabel III. 2 Data Penduduk Kecamatan Bukit Kecil Palembang No Kelurahan di Kecamatan Bukit Kecil Jumlah Penduduk

1. Kelurahan 19 ilir Palembang 3.252

2. Kelurahan 24 ilir Palembang 19.030

3. Kelurahan 22 ilir Palembang 3.549

4. Kelurahan 26 ilir Palembang 11.543

5. Kelurahan 23 ilir Palembang 3.338

6. Kelurahan Talang Semut Palembang 8.810

Total 49.522

Sumber : Kecamatan Bukit Kecil Palembang 2009

Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel dari populasi penduduk Kecamatan Bukit Kecil Palembang. Dengan teknik sampling slovin (Husein Umar, 2003 : 79) sebagai berikut:

n = ( N )

1 + ( N. ² )

Keterangan :

A = Ukuran sampel N = ukuran Populasi

(26)

n = 49.522

1 + (49.522.0,1²)

= 99,79

maka jumlah sampelnya 100 responden yang akan diambil sebagai sampel.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan metode nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (sugiyono,2008:120). Berdasarkan teknik sampel yang ada dalam nonprobability sampling penulis menggunakan metode purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(sugiyono, 2008 : 122). Pengambilan sampel dengan metode ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria tersebut adalah responden yang menggunakan jasa bank syariah dan responden ini memiliki informasi untuk diteliti.

E. Data yang diperlukan

Bila dilihat Dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan (sugiyono, 2008:193):

(27)

2) Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh orang lain).

Data yang digunakan adalah data primer dengan proses data sebagai berikut: adapun data berupa penilaian nasabah dari bank syariah yang berada di Kecamatan Bukit Kecil Palembang. Isi kuesioner berupa indikator yang telah dijelaskan pada operasional variabel.

F. Teknik pengumpulan Data

Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan (Sugiyono,2008:193):

1) wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antar peneliti dan responden

2) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seoerangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya

3) Observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis.

(28)

beberapa daftar pertanyaan untuk kemudian disebarkan kepada responden yang kan diteliti.

G. Analisis Data dan Teknis Analisis

Data yang telah dikumpulkan dari kuesioner nasabah akan diolah.

Data yang telah diolah akan dianalisis dengan tahapan berikut :

1. Mengidentifikasi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan

lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) perusahaan.

2. Menganalisis lingkungan internal dengan menggunakan matriks IFE

untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan utama

perusahaan.Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam membuat

matriks IFE adalah :

a. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan

pada kolom pertama.

b. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor pada kolom

kedua dengan skala mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0

(paling penting). Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan kepada responden dengan menggunakan skala likert

adalah 1 (tidak penting), 2 (kurang penting), 3 (biasa), 4 (penting)

dan 5 (sangat penting). Bobot pada masing-masing faktor

berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif setiap faktor

agar berhasil dalam industri. Selanjutnya dari hasil tersebut

(29)

mendapatkan nilai bobot (semua bobot tersebut jumlahnya tidak

boleh melebihi skor total 1,0).

c. Menghitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor

dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai

dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap

kondisi perusahaan. Rating diperoleh dengan mengajukan

pertanyaan kepada responden dengan skala likert yang digunakan

adalah 4 (kekuatan utama), 3 (kekuatan kecil), 2 (kelemahan

kecil) dan 1 (kelemahan utama). Kemudian dari hasilnya diambil

rataannya.

d. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3

untuk memperoleh skor pada kolom 4.

e. Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk

memperoleh totalskor pembobotan bagi perusahaan. Nilai rataan

adalah 2,5, jika nilainya di bawah 2,5 menandakan bahwa secara

internal perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di

atas 2,5 menunjukkan posisi internal kuat.

Tabel III. 3 Matriks faktor strategi internal

Faktor –faktor Strategi Internal

Bobot (a)

Rating (b)

Skor (a x b) Kekuatan

1 2

Kelemahan 1

2

Total 1,00

(30)

3. Menganalisis lingkungan eksternal dengan menggunakan matriks

EFE untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman utama yang

dihadapi perusahaan.Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam

membuat matrik EFE adalah :

a. Menyusun daftar peluang dan ancaman pada kolom pertama.

b. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor mulai dari 0,0

(tidakpenting) sampai 1,0 (sangat penting) pada kolom kedua.

Bobot ditentukandengan mengajukan pertanyaan kepada

responden dengan menggunakan skala likert. Skala likert yang

digunakan adalah 1 (tidak penting), 2(kurang penting), 3 (biasa

saja), 4 (penting) dan 5 (sangat penting). Bobot pada

masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif

setiap faktor agar berhasil dalam industri. Selanjutnya, hasil dari

pertanyaan dengan skala ordinal, diambil rataannya dan dibagi

dengan total rataan untuk mendapatkan nilai bobot.

c. Menghitung rating pada kolom 3 untuk masing-masing faktor

dengan memberikan skala mulai dari 4 (respon superior), 3

(respon di atas rataan), 2 (respon rataan) dan 1 (respon di bawah

rataan). Rating yang diberikan mengindikasikan seberapa efektif

perusahaan dalam merespon peluang dan ancaman yang timbul.

Rating diperoleh dengan mengajukan pertanyaan kepada

responden. Hasil dari pertanyaan tersebut diambil rataannya, yang

(31)

d. Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3

untuk memperoleh skor pada kolom 4.

e. Menjumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk

memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan. Nilai 1 pada

matriks EFE menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu

memanfaatkan peluang-peluang untuk menghindari

ancaman-ancaman. Sedangkan nilai 4 menunjukkan bahwa perusahaan

telah mampu memanfaatkan peluang dengan baik untuk

menghindari ancaman. Nilai 2,5 menunjukkan perusahaan mampu

merespon situasi eksternal secara rataan.

Tabel III. 4 Matriks faktor strategi eksternal

Fakto – factor Strategi Eksternal

Bobot (a)

Rating (b)

Skor (a x b) Peluang

1 2

Ancaman 1

2

Total 1,00

(Sumber : Fredy Rangkuti, 2008:24)

4. Melakukan analisis dengan matriks SWOT untuk mendapatkan

alternatif-alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi perusahaan

berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dihadapi perusahaan. Matrik SWOT menghasilkan 4 alternatif

strategi, yaitu :

a. Strategi SO (Strenght-Opportunity) adalah strategi yang

menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih

(32)

b. Strategi ST (Strenght-Threat) adalah strategi dalam menggunakan

kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO (Weakness-Opportunity) merupakan strategi yang

diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan.

d. Strategi WT (Weakness-Threat) merupakan strategi yang

didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan yang ada dan

menghindari ancaman.

Tabel III. 5 Matriks SWOT

IFE EFE

Strenghts (S) Weaknesses (W)

Opportunities (O)

Strategi SO Strategi WO

Threats (T) Strategi ST Strategi WT

(Sumber : Fredy Rangkuti,2008:31)

Langkah-langkah dalam membuat matriks SWOT adalah :

a. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan.

b. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan.

c. Membuat daftar kekuatan internal perusahaan.

d. Membuat daftar kelemahan internal perusahaan.

e. Mencocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal, serta

mencatat hasilnya dalam strategi SO.

f. Mencocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal, serta

mencatat hasilnya dalam strategi WO.

g. Mencocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal, serta

(33)

h. Mencocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal, serta

(34)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Strategi Persaingan Bank Syariah Terhadap

Bank Konvensional di Kecamatan Bukit Kecil Palembang

a. Gambaran Kecamatan Bukit Kecil Palembang

Daerah Kecamatan Bukit Kecil terletak di pusat kota Palembang yang terdiri dari 6 kelurahan dengan luas wilayah 992,00 Ha yang berbatasan dengan :

1) Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Ilir Timur I 2) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Ilir Timur I 3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ilir Timur II 4) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ilir Barat I

Adapun 6 (enam) kelurahan di Kecamatan Bukit Kecil, yaitu : 1) Kelurahan Talang Semut

(35)

Jumlah penduduk pada Kecamatan Bukit Kecil Palembang 49.522 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 11. 562 KK terdiri dari jumlah laki-laki 24.317 jiwa dan jumlah perempuan 25.205 jiwa. Sedangkan jumlah tingkat pendidikan pada penduduk Kecamatan Bukit Kecil Palembang antara lain sebagai berikut :

SD/Sederajat : 6. 479 orang SLTP/ sederajat : 1.196 orang SMA / sederajat : 435 orang Mahasisa 1.434 orang:

Berdasarkan penelitian jumlah penduduk yang memiliki mata pencaharian pokok di Kecamatan Bukit Kecil Palembang ada 8403 orang, Mata pencaharian masyarakat Bukit Kecil Palembang antara lain sebagai berikut :

Tabel IV.1.

Jumlah Penduduk Kecamatan Bukit Kecil Palembang Berdasarkan Pekerjaan Pada Kelurahan Tahun 2008

(36)

b. Gambaran Umum Bank Syariah

1) Latar Belakang Bank Syariah

Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara islam berpengaruh ke indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut adalah karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawan Rahardjo, A.M. Saefuddin, M.Amien Azis, dan lain-lain (Syafei Antonio,2009:25). Beberapa uji coba pada skla yang relatif terbatas telah diwujudkan. Di antaranya adalah Baitul Tamwil-salman Bandung, yang sempat tumbuh menesankan. Di jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk koperasi, yakni koperasi Ridho Gusti.

(37)

Kelompok kerja yang disebut Tim Perbankan MUI, bertugas melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait.

2) PT Bank Muamalat Indonesia (BMI)

Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut di atas. Akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatanganai pada tanggal 1 november 1991. pada saat penandatanganan akte pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp 84 Miliar.

Pada tanggal 3 november 1991, dalam acara silaturhmi Presiden di Istana Bogor, dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal sebesar Rp. 106.126.382.000,00. dengan modal awal tersebut, pada tanggal 1 Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi. Hingga september 1999, bank Muamalat Indonesia telah memiliki lebih 45 outlet yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Balikpapan dan Makassar

(38)

terdapat rincian landasan hukum syariah srta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan. Hal ini sangata jelas tercermin dari UU No. 7 Tahun 1992, di mana pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil diuraikan hanya sepintas lalu dan merupakan “sisipan” belaka (Syafei Antonio. 2009:26).

3) Era Reformasi dan Perbankan Syariah

Perkembangan perbanka syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang-undang No. 10Tahun 1998. Dalam undang-undang terasebut di atur dengan rinci landasan hukumsrta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasiak dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang –undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkanmengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.

(39)

oleh Bank Indonesia dengan mengadakan “pelatihan Perbankan Syariah” bagi para pejabat Bank Indonesia dari segenap bagian terutama aparat yang berkaitan langsung seperti DPNP (Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan), Kredit, pengawasan, akuntansi, riset, dan moneter (Syafei Antonio, 2009:26).

4) Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Satu perkembangan lain perbankan syariah di indonesia pasca reformasi adalah diperkenankanya konversi cabang bank umum konvensional menjadi unit usaha syariah (Syafei Antonio, 2009:27).

Beberepa bank yang sudah membuka bank umum dan unit usaha syariah di antaranya :

Bank Umum Syariah :

a) Bank Muamalat Indonesia b) Bank Syariah Mandiri

c) Bank Syariah Mega Indonesia d) Bank Syariah Bukopin

e) Bank Rakyat Indonesia Syariah Unit Usaha Syariah :

(40)

c) Bank BII Syariah d) Permata Bank Syariah e) Bank Export Indonesia f) Bank Danamon

g) Bank HSBC h) Bank Niaga

Sumber: Abu Muhammad, 2009:103

5) Struktur Organisasi Bank Syariah

Bank Syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi yang amat membedakan antar bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah.

(41)

Tugas lain Dewan Pengawas Syariah adalah meneliti dan membuat rekomendasi produk baru dari bank yang diawasinya. Dengan demikian, Dewan Pengawas Syariah bertindak sebagai penyaring pertama sebelum suatu produk diteliti kembali dan difatwakan oleh Dewan Pengawas Syariah Nasional. Mekanisme kerja DPS dapat digambarkan sebagi berikut (Syafei Antonio, 2009:31) .

Gambar IV.1.

Mekanisme Kerja Dewan Pengawas Syariah

3. jawaban 2.

4. Intruksi

1. Usulan

Sumber: Syafei Antonio,2009:31

6) Produk Bank Syariah

Sama halnya denga bank konvensional, bank syariah juga menawarkan nasabah dengan beragam produk perbankan. Hanya saja bedanya dengan dengan bank konvensional adalah dalam hal penentuan harga, baik yerhadap harga jual maupun harga belinya. Produk-produk yang ditawarkan sudah tentu

DPS

(42)

sangat islami, termasuk dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Berikut ini jenis-jenis produk bank syariah yang ditawarkan adalah sebagai berikut (Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, 2002:179) :

a) Al Wadiah (simpanan)

Al Wadiah merupakan titipan atau simpanan pada bank syariah. Prinsip Al Wadiah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja bila si penitip menghendaki

b) Pembiayaan Dengan Bagi Hasil

Prinsip bagi hasil dalam bank syariah yang diterapkan dalam pembiayaan dapat dilakukan dalam 4 akad utama yaitu:

(1) Al Musyarakah

Al Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing masing pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan

(2) Al Mudharabah

(43)

modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi maka akan ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Apabila kerigian diakibatkan kelalaina pengeloal, maka sipengeloal yang bertanggung jawab. (3) Al Muza’arah

Al Muza’arah merupakan kerja sama pengelola pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan kepada penggarap untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.

(4) Al Musaqah

Pengertian Al Musaqah adalah bagian dari Al Muza’arah yaitu penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dengan menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh dari persentase hasil panen pertanian

c) Bai’al Murabahah

(44)

harga pokok yang ia beli ditambah keuntungan yan diinginkannya.

d) Bai’al As-salam

Bai’al As-salam adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Prinsip yang dianut adalah harus diketahui terlebih dulu jenis, kualitas dan jumlah barang dan hukum awal pembayaran harus dalam bentuk uang.

e) Bai’Al-istihna

Bai’Al-istibna adalah bentuk khusus dari akad Bai’as-salam, oleh karena itu ketentuandalam Bai’Al-istihna mengikuti ketentuan dan aturan Bai’as-salam. Pengertian Bai’Al-istihna adalah kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen (pembuat barang).

f) Al Ijarah (Leasing)

Al Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri

g) Al Wakalah

(45)

pihak lain. Mandat ini harus dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati oleh si pemberi mandat.

h) Al Kafalah (Garansi)

Pengertian Al Kafalah adalah jaminan yang diberiukan penanggung jawab kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung

i) Al Hawalah

Al Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain pemindahan beban utang dari satu pihak kepada lain pihak

j) Ar Rahn

Ar Rahn adalah kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan seperti ini dilakukan seperti jamian utang atau gadai.

c. Gambaran Karakteristik Responden

(46)

nyatakan dalam kuesioner yang peneliti edarkan kepada konsumen yang berada pada wilayah Kecamatan Bukit Kecil Palembang.

Tabel IV.2.

Distribusi Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

Laki – laki Perempuan

59 orang 41 orang

59 % 41 %

Jumlah 100 orang 100 %

Sumber: Hasil Pengolahan Data

(47)

Tabel IV.3.

Distribusi Responden

Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Persentase

< 20 Tahun 21 - 31 Tahun 31 - 40 Tahun 41 – 50 Tahun > 50 Tahun

15 orang 48 orang 25 orang 12 orang

-

15 % 48 % 25 % 12 %

-

Jumlah 100 orang 100 %

Sumber: Hasil Pengolahan Data

(48)

Tabel IV.4.

Distribusi Responden

Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Responden Persentase

SLTP SMU Diploma Sarjana

8 orang 13 orang 28 orang 51orang

8 % 13 % 28 % 51 %

Jumlah 100 orang 100 %

Sumber: Hasil Pengolahan Data

(49)

Tabel IV.5.

Distribusi Responden

Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Responden Persentase

Pelajar/Mahasiswa Wiraswasta

Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta

40 orang 30 orang 8 orang 22 orang

40 % 30 % 8 % 22 %

Jumlah 100 orang 100 %

Sumber: Hasil Pengolahan Data

(50)

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Staretgi persaingan Bank Syariah Terhadapo Bank Konvensional

a. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman

1) Kekuatan

Bank Syariah memiliki beberapa kekuatan yaitu biaya transaksi yang wajar, bank syariah banyak dikenal masyarakat, pelayanan bank syariah cepat, fasilitas bank syariah lengkap, bagi hasil bank syariah menarik, ragam jasa banyak dan teknologi yang digunakan bank syariah canggih.

a) Biaya Transaksi yang wajar

Biaya transaksi sangat wajar karena menabung di bank syariah tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa penabung akan dikenakan biaya administrasi per bulan. Biaya yang dikenakan kepada penabung adalah biaya pengganti untuk penarikan tunai di ATM, sebab bank syariah di indonesia belum mempunyai mesin ATM sendiri sehingga penarikan tunai dilakukan di ATM bersama yang mayoritasnya adalah bank swasta.

b) Bank syariah banyak dikenal

(51)

sekarang, terbukti dengan munculnya bank umum syariah seperti Bank Mandiri Syariah, Bank BRI Syariah , Bank Mega Syariah dan unit-unit usaha syariah di Indonesia. c) Pelayanan Bank Syariah Cepat

Setiap Bank Syariah memiliki standar masing-masing dalam melayani nasabahnya. Secara umum pelayanan pada bank syariah baik. Karena merupakan komponen yang penting dalam dunia perbankan, karena bank itu sendiri merupakan perusahaan jasa yang menjual jasa kepada nasabah. Begitupun dengan bank syariah, dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya bank syariah tak lepas dari pelayanan kepada nasabah, hal ini bisa dilihat dari kecepatan yang ditawarkan kepada masing-masing nasabah. Biasanya nasabah menyukai bank syariah yang menawarkan kecepatan yang lebih. Seperti kecepatan dalam mentransfer uang, tidak harus menunggu berjam-jam untuk menunggu uang yang ditransfer cukup dengan 20 menit nasabah dapat mengambil uangnya di ATM terdekat.

d) Fasilitas Bank Syariah Lengkap

(52)

bank syariah tersebut. Fasilitas yang dimaksud adalah tersebarnya ATM, layanan SMS Banking , Transfer, pembayaran rekening telepon, listrik, PAM, PBB, Uang Kuliah, surat keterangn Bank.

e) Bagi Hasil Bank Syriah Menarik

Indikator yang menunjang untuk melakukan transaksi di sebuah bank syariah diantaranya terdapat produk-produk perbankan yang bervariasi seperti ijaroh, Murabahah, serta Mudhrabah (bagi hasil) yang menarik. Nasabah akan sangat mudah menetukan produk mana yang sesuai dengan kebutuhanya, begitupun dengan nisbah bagi hasil biasanya bank syariah harus kreatif dalam menciptakan produk-produk perbankan yang dapat menarik minat nasabah untuk membeli produk tersebut.

f) Ragam Jasa Banyak

(53)

namun bank juga dapat memberikan lebih tinggi bagi masyarakat untuk kebutuhan yang semakin berkembang. g) Teknologi yang Digunakan Bank Syariah Canggih

Dalam menjalankan operasionalnya bank syariah memerlukan alat teknologi yang baik, baik dari kecanggihan teknologi itu sendiri yang dapat beroperasi secara otomatis atau kemukhtahiran dalam berteknologi. Karena jika tyeknologi yang dipakai tidak canggih di zaman yang modern ini nasabah akan lari dan pindah ke bank yang lain hanya dengan alasan teknologi.

2) Kelemahan

Indikasi kelemahan dari perbankan syariah adalah teknologi yang digunakan standar, tidak ada inovasi produk, kurangnya fasilitas, pelayanan kurang memuaskan, kualitas produk rendah, jasa produk tidak memuaskan.

a) Teknologi yang Digunakan Standar

Era globalisasi yang menuntut dengan munculnya perkembangan teknologi yang maju harus dimanfaatkan secara maksimal oleh bank syariah, karena teknologi yang digunakan tergolong standar

(54)

Pengembangan produk baru yang inovatif dan berkualitas sangatlah diperlukan karena merupakan salah satu daya saing dalam menhadapi persaingan bank konvensioanal.

c) Kuranya Fasilitas

Fasilitas yang tidak lengkap membuat sistem operasionalnya menjadi tidak efektif sehingga menurunkan tingkat kepuasan nasabah.

d) Pelayana Kurang Memuaskan

Salah satu keunggulan persaingan adalah dalam dalam hal pelayanan, apabila pelayanan kurang memuaskan berakibat beralihnya nasabah ke bank lain.

e) Kualitas Produk Rendah

Persaingan antar produk yang bervariatif sangatlah berpengaruh pada tingkat keuntungan bank syariah. Apabila kualitas produk rendah dan kurang menguntungkan maka bank syariah akan kalah bersaing dengan bank konvensional.

f) Jasa Produk Tidak Memuaskan

(55)

3) Peluang

Identifikasi peluang bank syariah yaitu ban syariah dekat dengan masyarakat, perkembangan teknologi semakin canggih, binga bank konvensional membebankan, kebutuhan masyarakat akan bank syariah.

a) Bank Syariah Dekat Dengan Masyarakat

Kedekatan bank syariah terhadap masyarakat begitu meyakinkan karena bank syariah begitu pas untuk masyarakat dalam menanmkan modal atau berinvestasi pada bank syariah. Karena bank syariah berdasarkan prinsip Al Quran dan Hadits, sehingga murni kehalalanya.

b) Perkembangan Teknologi Semakin Canggih

Perkembangan teknologi bank syariah yang semakin canggih dan tidak kalah dengan bank konvensional, seperti internet banking, phone banking, sms banking sudah banyak disediakan di bank syariah.

c) Bunga Bank Konvensional Membebankan

Karena Allah dan Rosul Nya melarang atau mengharamkab riba :

(56)

(berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama saja dengan riba, padahalAllah telah menghalakan jual beli dan mengharamkan riba. Orang – orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhanya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelumdatang larangan ) dan urusanya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali mengambil riba maka orang itu adalah penghuni neraka meeka kekal di dalamnya”. (QS. Al Baqarah:275).

d) Peraturan Yang Ada Menguntungkan Bank Syariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor. 4/1/PBI/2002 tanggal 27 Maret 2002, memberikan bank-bank syariah dapat membuka kantor cabang pembantu syariah, unit usaha syariah di cabang bank konvensional sepanjang sudah memiliki unit usaha syariah di kantor pusatnya.

e) Kebutuhan Masyarakat Akan Bank Syariah

(57)

4) Ancaman

Selain terdapat peluang yang besar bank syariah juga menghadapi ancaman dari luar perusahaan yang dapat menghambat jalanya perusahaan, yaitu tingkat persaingan dengan bank konvensional, perilaku nasabah, karyawan bank konvensional agresif dan terampil, peraturan yang diterapkan tidak baik.

a) Tingkat Persaingan Dengan Bank Konvensional

Tingkat persaingan yang tinggi terhadap bank konvensional melalui produk, pelayanan, kualitas jasa menjadi sebuah ancaman besar bagi bank syariah dalam bersaing dengan bank konvensional.

b) Perilaku Nasbah

Perilaku nasabah yang masih ragu-ragu dan menganggap bank sayariah sama saja dengan bank konvensional hanya diganti labelnya saja menjadi ancaman besar untuk bank syariah.

c) Karyawan Bank Konvensional Agresif dan Terampil

(58)

d) Peraturan Yang Diterapkan Tidak Baik

Peraturan yang ada di bank syariah yang kurang memuaskan nasabah menjadi salah satu ancaman dalam persaingan terhadap bank konvensional.

b. Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran

Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga pengumpulan data, tahap analisis, tahap pengambilan keputusan.

1) Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data yaitu tahap untuk memasukkan hasil analisi dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis dan identifikasi kondisi lingkungan internal yaitu kekuatan dan kelemahan akan disusun dalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi ekternal, yaitu peluang dan ancaman akan disusun ke dalam matriks EFE.

a) Matriks EFE

(59)

Langkah-langkah dalam penyusunan matriks EFE hampir sama dengan penyusunan matriks IFE. Namun pada matriks EFE, faktor-faktor strategis yang digunakan adalah peluang dan ancaman. Hasil perhitungan matriks EFE dapat dilihat pada tabel.IV.6

Hasil analisis matriks EFE memperlihatkan bahwa peluang utama yang dihadapi adalah kebutuhan masyarakat akan bank syariah dengan skor terbobot 0,375 hasil analisis matriks EFE juga memperlihatkan faktor eksternal yang menjadi ancaman utama bagi bank syariah yaitu tingkat persaingan dengan bank konvensional (skor 1,100).

(60)

Tabel IV.6.Matriks EFE Bank Syariah

No. Faktor Strategi Eksternal Bobot (a)

Rating (b)

Skor terbobot

(a x b) Peluang

1. Bank Syariah dekat dengan masyarakat 0,025 2 0,100

2. Perkembangan Teknologi semakin

canggih

0,050 2 0,100

3. Bunga Bank Konvensional membebankan 0,025 2 0,100

4. Peraturan yang ada di Bank Syariah

Menguntungkan

0,100 3 0,300

5. Kebutuhan masyarakat akan Bank

Syariah

0,125 3 0,375

Ancaman

1. Tingkat Persaingan dengan Bank

Konvensional:

2. Produk (Bunga dan Bagi Hasil)

3. Pelayanan

4. Kualitas Jasa

0,075 0,100 0,100

4 1,100

2. Perilaku Nasabah:

1. Persepsi nasabah terhadap Bank

Syariah (Ragu)

2. Menganggaap sama saja dengan

Bank Konvensional

0,150

0,075

3 0,675

3. Karyawan Bank Konvensional agresif

dan terampil

0,100 3 0,300

4. Peraturan yang diterapkan tidak baik 0,075 2 0,150

Jumlah 1,000 3,200

Sumber : Data Primer

d) Matriks IFE

(61)

preusan, yaitu teknologi yang digunakan standar dengan skor terbobot paling besar, yaitu 0,500.

Dari hasil perhitungan matriks IFE secara menyeluruh diperoleh total skor sebesar 3,014 yang menunjukkan bahwa posisi internal bank syariah kuat. Bank syariah telah mampu memanfaatkan kekuatanya dan mengatasi kelemahan yang dimiliki dengan cukup baik.

Tabel IV.7.Matriks IFE Bank Syariah No Faktor Strategi Internal Robot

(a)

Rating (b)

Skor Terbobot

(a x b) Kekuatan

1. Biaya Transaksi Bank Syariah wajar

0,100 4 0,400

2. Bank Syariah banyak dikenal 0,058 3 0,174 3. Pelayanan Bank Syariah cepat 0,049 3 0,147 4. Fasilitas Bank Syariah lengkap 0,051 2 0,102 5. Nisbah/bagi hasil Bank Syariah

Menarik

0,120 3 0,360

6. Ragam Jasa Banyak 0,105 3 0,165

7. Teknologi yang digunakan Bank Syariah canggih

0,052 3 0,156

Kelemahan 1. Teknologi yang digunakan

standar

0,125 4 0,500

2. Tidak ada inovasi produk 0,060 3 0,180

3. Kurangya fasilitas 0,070 3 0,210

4. Pelayanan kurang memuaskan 0,065 3 0,195

5. Kualitas produk rendah 0,075 3 0,225

6. Jasa Produk tidak memuaskan 0,070 3 0,210

Jumlah 1,000 3,014

(62)

2) Tahap Perumusan

Tahap perumusan strategi merupakan tahap untuk perumusan strategi didasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkunagan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap perumusan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks SWOT.

a) Matriks SWOT

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh melalui audit lingkungan internal dan eksternal, dapat diformulasikanalternatif strategi yang dapat diambil. Perumusan strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel IV.8. Alternatif strategi yang diperoleh adalah :

(1) Strategi S-O (Strength-Opportunity)

(63)

untuk menyesuaikan perkembangan teknologi yang semakin canggih.

(a) Mempertahankan Biaya Transaksi yang Wajar sebagai kekuatan bank syariah agar bisa dekat dengan masyarakat.

Salah satu kekuatan bank syariah adalah biaya transaksi yang wajar yang tiadak menerapkan potongan/bulan atau akhir tahun sehingga dengan sistem bank syariah bisa lebih dekat dengan masyarakat, baik dari kalangan atas maupun kalangan bawah.

(b) Meningkatkan Ragam Jasa Yang Sesuai Dengan Kebutuhan Masyarakat

Dengan meningkatnya ragam jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka bank syariah memberikan sebuah pelayanan yang memuaskan masyarakat sehingga akan menarik masyarakat menjadi naabah bank syariah.

(c) Meningkatkan Teknologi Untuk Menyesuaikan Perkembangan Teknologi Yang Semakin Canggih.

(64)

teknologi yang semakin canggih, bisa menjadi daya saing terhadap bank konvensional.

(2) Strategi S-T (Strength-Treath)

Strategi ST adalah strategi dimana perusahaan dapat menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Strategi yang dapat diterapkan adalah mepertahankan system transaksi bank syariah sebagai kekuatan untuk bersaing dengan bank syariah, meningkatkan pelayanan terhadap nasabah bank syariah, menerapkan pemasaran jemput bola untuk bersaing dengan bank konvensional yang agresif.

(a) mepertahankan sistem transaksi bank syariah sebagai kekuatan untuk bersaing dengan bank syariah.

(65)

(b) Meningkatkan Pelayanan Terhadap Nasabah Bank Syariah.

Secara operasional bank merupakan industri jasa dimana hubungan dengan nasabah harus diutamakan. Sehingga, mempertahankan mutu bank dan karyawan sebagai SDm bermutu agar nasabah merasa nyaman saat betransaksi atau berinteraksi. (c) Menerapkan Pemasaran Jemput Bola Untuk

Bersaing Denga Bank Konvensional Yang Agresif. Pemasaran jemput bola adalah sistem yang baik untuk bersaing denga bank konvensional yang mempunyai karyawan yang agresif dan terampil. (3) Strategi W-O (weaknesess-Opportunity)

Strategi Wo adalah strategi dimana perusahaan dapat mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dihasilkan adalah menciptakan produk baru yang mengikuti selera pasar, menambah fasilitas agar mampu melayani nasabah dengan efektif dan efisien.

(a) Menciptakan Produk Baru Yang Mengikuti Selera Pasar.

(66)

produk yang mengikuti selera pasar. Karena selera pasar bisa berubah-ubah sehingga dibutuhkan produk yang sesuai denga selera pasar.

(b) Menambah Fasilitas Agar Mampu Melayani Nasabah Dengan Efektif Dan Efisien.

Kepuasan pelayanan terhadap nasabah merupakan salah satu strategi bersaing yang baik. Supaya bisa melayani nasabah dengan efektif dan efisien diperlukan fasilitas yang memudahkan pelayanan.

(4) Strategi W-T (Weaknesess-Threaths)

Strategi WT adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Strategi yang dapat digunakan dengan menambah fasilitas bank syariah untuk menghadapi persaingan, meningkatkan teknologi informasi untuk mengantisipasi persaingan.

(a) Menambah Fasilitas Bank Syariah Untuk Menghadapi Persaingan

(67)

(b) Meningkatkan Teknologi Informasi Untuk Mengantisipasi Persaingan

(68)

Tabel IV.8. Analisis Matriks SWOT Bank Syariah Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan (S)

1. Biaya transaksi bank

syaria wajar

2. Bank Syariah banyak

dikenal

3. Fasilitas Bank Syariah

lengkap

4. Nisbah/bagi hasil Bank

Syariah menarik

5. Ragam jasa banyak

6. Teknologi yang

digunakan Banbk Syariah canggih

Kelemahan (W)

1. Teknologi yang

digunakan standar

2. Tidak ada inovasi produk

3. kurangnya fasilitas

4. pelayanan kurang

memuaskan

5. Kualitas produk rendah

6. jasa produk tidak

memuaskan

Peluang (O)

1. Bank Syariah dekat

dengan masyarakat

2. perkembangan teknologi

semakin canggih

3. Bunga bank Konvensional

membebankan

4. Peraturan yang ada di

Bank Syariah menguntungkan

5. Kebutuhan masyarakat

akan Bank Syariah

Strategi S-O

1. Mempertahankan Biaya

Transaksi yang Wajar

sebagai kekuatan bank syariah agar bisa dekat dengan masyarakat

2. Meningkatkan Ragam

Jasa Yang Sesuai Dengan Kebutuhan Masyarakat

3. Meningkatkan Teknologi

Untuk Menyesuaikan

Perkembangan Teknologi Yang Semakin Canggih

Strategi W-O

1. Menciptakan Produk Baru

Yang Mengikuti Selera Pasar

2. Menambah Fasilitas Agar

Mampu Melayani

Nasabah Dengan Efektif Dan Efisien

Ancaman (T)

1. Tingkat persainagan

dengan Bank Konvensional

2. Perilaku nasabah

3. karyawan bank

Konvensional agresif dan terampil

4. peraturan yang diterapkan

menarik

Strategi S-T

1. mepertahankan sistem

transaksi bank syariah sebagai kekuatan untuk bersaing dengan bank syariah

2. Menerapkan Pemasaran

Jemput Bola Untuk

Bersaing Denga Bank

Konvensional Yang

Agresif

Strategi W-T

1. Menambah Fasilitas Bank

Syariah Untuk

Menghadapi Persaingan

2. meningkatkan teknologi

informasi untuk

mengantisipasi persaingan

Sumber : Data Primer

3) Tahap Keputusan

(69)
(70)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan yang tepat yaitu strategi S-O : mempertahankan biaya transaksi yang wajar sebagai kekuatan bank syariah agar bisa dekat dengan masyarakat, meningkatkan ragam jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, meningkatkan teknologi untuk menyesuaikan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Strategi S-T : mepertahankan system transaksi bank syariah sebagai kekuatan untuk bersaing dengan bank syariah, meningkatkan pelayanan terhadap nasabah bank syariah, menerapkan pemasaran jemput bola untuk bersaing dengan bank konvensional yang agresif. Strategi W-O : menciptakan produk baru yang mengikuti selera pasar, menambah fasilitas agar mampu melayani nasabah dengan efektif dan efisien. Dan Strategi W-T : menambah fasilitas bank syariah untuk menghadapi persaingan, meningkatkan teknologi informasi untuk mengantisipasi persaingan.

B. Saran

(71)
(72)

DAFTAR PUSTAKA

Koesen Dwiono, 2009. Selamat Tinggal Bank Konvensional. Tifa , jakarta Antonio Syafei,. 2009. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Gema

Insani, jakarta

Umar Husein, 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Rangkuti Fredy. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, cetakan keenam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Kuncoro Mudrajad. 2005. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Penerbit Erlangga, Jakarta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua Belas, CV ALFABETA, Bandung

Hadawiah. 2009. Strategi Memenangakan Persaingan dalam Pemasaran Surat Kabar Harian di Makasar Kasus Fajar, Tribun Timur dan Pedoman Rakyat, http://www.scribd.com

Zanikhan. 2010. Strategi Persaingan PT. Bank Sumsel Syariah Cabang Palembang, http://zanikhan.multiply.com.

Asworo, Yudi Nurtejo. 2007. Strategi Bersaing Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia Dengan Pendekatan Space Matrik, http://digilib.its.ac.id

Gambar

GAMBAR II.1 : Strategi Persaingan Generik Versi Porter
GAMBAR II.2. : Strategi persaingan generic Mintzberg
Gambar II.3. Analisis SWOT
Tabel III.1 0perasional variabel Strategi Persaingan Bank Syariah dengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa ada Perbedaan antara pelaksanaan sistem pengelolaan limbah medis padat di RSUD Raden Mattaher Jambi dengan

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka

Abstrak : Preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu hamil dan neonatal yang tinggi terutama di negara berkembang Sampai saat ini preeklampsia dan eklampsia

Penyerapan Perbekalan yang Digunakan untuk Penangkapan Ikan Tahun 2015 - 2019.

Pendapatan yang diperoleh selain dari pendapatan yang telah disebutkan diatas.. Anggaran  pendapatan operasional terdiri dari anggaran pendapatan kamar, makanan dan

Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan struktur representasi eksternal siswa tentang pengetahuan mereka dari transisi bangun datar ke

B. Sebelum memahami Filsafat Kehendak Arthur Schopenhauer, kita bisa memahaminya melalui sebuah gejala empiris yang sering kita alami sehari-hari. Karena, segala apa yang

Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis disini akan membatasi penulisan hanya pada pembahasan dan melakukan estimasi parameter regresi logistik dengan