• Tidak ada hasil yang ditemukan

S O P.Laboratorium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S O P.Laboratorium"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGIRIMAN MINYAK

PKS SAWIT SEBERANG

1. Supir Truck tanki melapor ke Pos Satpam dengan membawa DO, Petugas Satpam mencatat kebuku Masuk/Keluarnya Produksi.

2. Satpam melapor ke krani pengiriman bahwa supir tanki sudah melapor kedatangannya dan sudah membawa DO dari pengangkutan

3. Krani melapor kepada Asst.Laboratorium bahwa truck tanki sdh standbay untuk ditimbang kosongan.

4. Truck tanki masuk ke PKS untuk ditimbang kosongan (tara).

5. Truck tanki ditimbang dan diperiksa oleh Satpam, Krani Pengiriman , Mandor Laboratorium Dan Asst.Laboratorium.

6. Kemudian ditimbang dan tara disesuaikan dengan tara sebelumnya dan disaksikan oleh Asst.Laboratorium & Krani Pengiriman.

7. Truck tanki kemudian masuk kepengisian minyak dan diikuti oleh Petugas Satpam

8. Selama pengisian minyak, truck tanki diawasi terus oleh Satpam &petugas Laboratorium.

9. Sampel minyak diambil oleh petugas laboratorium pada saat pengisian ke truck tanki dan diambil per truck untuk dianalisa, disaksikan oleh supir yang bersangkutan.

10.Setelah truck tanki penuh, truck tanki langsung ditimbang untuk didapat Nettonya dan disaksikan oleh Asst.Laboratorium, krani pengiriman, Mandor Laboratorium dan Satpam.

11. Kemudian Petugas Satpam mensegel Menhole atas dan krangan truck tanki.

12. Krani Pengiriman membuat laporan pengiriman (PB.33) dan diteken oleh Manejer, KDTU,Maskep,Asst.Laboratorium,krani produksi dan supir truck tanki.

(2)

PENGIRIMAN INTI PKS SAWIT SEBERANG

1. Supir Truck Inti melapor ke Pos Satpam dengan membawa DO, Petugas Satpam mencatat kebuku Masuk/Keluarnya Produksi.

2. Satpam melapor ke krani pengiriman bahwa supir Truck Inti dan petugas dari PT Agro sudah melapor kedatangannya dan sudah membawa DO dari pengangkutan

3. Krani melapor kepada Asst.Laboratorium bahwa truck Inti sdh standby untuk ditimbang kosongan.

4. Truck Inti masuk ke PKS untuk ditimbang tara dan diikuti oleh Petugas dari PT Agro dan Satpam.

5. Truck Inti ditimbang dan diperiksa oleh Satpam, Krani Pengiriman dan Mandor Laboratorium dan Asst.laboratorium.

6. Kemudian ditimbang dan tara disesuaikan dan disaksikan oleh Asst.Laboratorium ,Krani Pengiriman dan petugas dari PT Agro.

7. Truck Inti kemudian masuk kepengisian (Bulking Silo ) dan diikuti oleh Satpam.

8. Selama pengisian Inti, truck Inti diawasi terus oleh petugas PT Agro & petugas Laboratorium.

9. Sampel Inti diambil oleh petugas laboratorium pasa saat pengisian ke truck dan diambil per truck untuk dianalisa bersama dengan petugas PT.Agro.

10.Berita Acara hasil analisa pengiriman inti ditanda tangani oleh petugas PT Agro dan di paraf oleh Asst.Laboratorium dan ditanda tangani oleh maskep.

11.Setelah truck Inti penuh kemudian truck Inti langsung ditimbang untuk diambil Nettonya dan disaksikan oleh Asst.Laboratorium, krani pengiriman, Mandor Laboratorium, Satpam dan petugas dari PT Agro.

12. Krani Pengiriman membuat laporan pengiriman (PB.33) dan diteken oleh Manejer, KDTU,Maskep,Asst.Laboratorium, krani produksi dan supir truck Inti.

(3)

SOP

PENERIMAAN TBS KEBUN

1. Supir Truck TBS melapor ke Pos Satpam dengan membawa PB.25, Petugas Satpam mencatat kebuku Masuk/Keluarnya Produksi. Lembaran PB.25 distempel dan di paraf tanggal dan jam masuk truck buah oleh petugas satpam.

2. Truck TBS kemudian ditimbang, kernet turun dan PB.25 di berikan kepada petugas timbangan untuk dmencatat No.Polisi, Afdeling, supir, dan diawasi oleh satpam.

3. Pb,25 di bawa kembali oleh kernet Truck buah naik keloading ramp.

4. Petugas sortasi menyortir TBS mentah dari afdeling setiap truck.

5. Kernet truck memberikan PB.25 kepada petugas sortasi untuk dicatat tandan buah mentah, brondolan dan PB.25 ditanda tangani oleh Asst.Laboratorium.

6. TBS mentah dinaikkan ke truck untuk ditimbang dan di kembalikan ke Loading ramp.

7. Setelah TBS selesai dibongkar, truck kembali ketimbangan untuk penimbangan tara kenderaan setelah kernet turun

8. Petugas timbangan mencatat hasil timbangan baik Bruto, tara, netto dan print out hasil timbangan di tandatangani oleh asst.laboratorium.

(4)

SOP

PENERIMAAN TBS P.3

1. Petugas Pengurus P.3 melapor kepada Asst.Laboratorium dan membawa SPB TBS P.3 untuk diparaf oleh Asst.Laboratorium.

2. Supir Truck TBS melapor ke Pos Satpam dengan membawa SPB yang sudah di paraf oleh Asst.Laboratorium, Petugas Satpam mencatat kebuku Masuk/Keluarnya Produksi. SPB distempel dan di paraf tanggal dan jam masuk truck buah oleh petugas satpam.

3. Truck TBS Pembelian sudah diizinkan masuk untuk ditimbang

4. Truck TBS kemudian ditimbang, supir turun dan SPB di berikan kepada petugas timbangan untuk dicatat No.polosi, nama supir, nama CV.pemasok dan diawasi oleh satpam dan Asst.Laboratorium.

5. Kemudian SPB di bawa kembali oleh supir Truck buah naik keloading ramp.

6. Petugas yang dizinkan naik ke Loading Ramp hanya supir dan salah satu petugas dari pihak ketiga

7. Petugas bongkar muat tidak bioleh menunggu standby di loading ramp hanya yang dizinkan masuk petugas yang sudah ditentukan oleh petugas pihak ke tiga dengan secukupnya.

8. TBS pembelian tetap disortir ketat dan diawasi oleh Asst.Laboratorium

9. Petugas sortasi menyortir TBS untuk menyesuaikan dengan isi kontrak yang harus mengikuti kriteriaTBS Pihak ke tiga yang diterima yaitu : Varietas Tenera (DxP), Fraksi matang ( merah minimal 5 brondol = MLB ), TBS berat tandan minimal 8 Kg. kondisi segar, bebas sampah, tidak disiram air/pasir. Brondolan segar, bebas sampah, tidak disiram air/pasir, dan SPB ditanda tangani oleh asst.laboratorium.

10.Hasil sortasi yang tidak diterima dibawa kembali oleh truck yang bersangkutan dan ditimbang untuk mengambil tara.

11.Petugas timbangan mencatat hasil timbangan baik bruto,tara,netto dan print out, hasil timbangan ditanda tangani oleh asst.laboratorium.

(5)

LABORATORIUM

Fungsi : Untuk menganalisa hasil mutu minyak dan mutu inti produksi beserta Menganalisa angka- angka kerugian (loses).

1. Analisa ALB :

 Timbang Berat tempat ( Erlenmeyer ) Kosong.

 Timbang 2 Gram cpo, kemudian ditimbang dengan timbangam

analytical dengan ketelitian 4 desemal.

 Encerkan Sampel CPO dengan Hexan 15 ml, Alkohol 20 ml lalu beri

Tymol Blue / Phenol Petaline 3 tetes sebagai indicator.

 Titrasi dengan larutan KOH 0,1 N. hingga timbul warna hijau.  Catat pemakaian KOH.

2. Analisa Kadar Air Minyak Produksi

 Timbang Berat tempat (Evaporating disc/Cawan Porceline) Kosong  Timbang 20 gram CPO, kemudian ditimbang dengan timbangan

analytical dengan ketelitian 4 desimal.

 Panaskan dalam Oven dengan suhu 105°C selama 3,5 jam.

 Dinginkan dalam desikator selama 45 menit ( Sampai dingin betul)  Timbang

 Cara perhitungan : Kadar Air % = (M1-M2) x100 %

B

 M1 = Berat cawan beserta contoh minyak sebelum pemanasan

(Gram)

M2 = Berat cawan beserta contoh minyak setelah pemanasan dengan suhu 105°C (gram).

B = Berat contoh minyak (Gram) 3. Analisa Kadar Kotoran Minyak Produksi

 Setelah kadar air dianalisa baru analisa kadar kotoran dengan

sampel yang sama.

 Timbang kertas saring.

 Saring sampel minyak dengan kertas saring dengan mekai hexan

sebagai pelarut sampai jernih.

 Kertas saring beserta kotoran di Oven untuk dikeringkan dengan

temperatur 105°C selama 30 menit.

 Dinginkan dalam desikator selama ± 15 menit.  Timbang kembali.

 Perhitungan : Kadar kotoran (%) = m1-m2 x 100 %

B

 M1 = Berat kertas saring kosongan

(6)

4. Analisa ALB Inti Produk

 Inti utuh di giling/blender Lalu ditimbang 10 gram  Ektraksi dengan memakai Hexan selama 3 jam.  Lalu masukkan kedalam oven 3 jam.

 Dinginkan dengan memakai desikator

 Timbang berat tempat yg sudah berisi minyak Inti

 Encerkan dengan memakai Hxan 15 ml dan alkohol 20 ml dan

tymol blue 3 tetes sebagai indator. Titrasi dengan larutan KOH 0,1 N, sampai berubah warna hijau muda.

 Catat pemakaian KOH  Perhitungan : ALB %= t x n

B

 T = Volume Tritrasi

n = Faktor KOH B = Berat Contoh

5. Analisa Kadar Air Inti Produksi

 Timbang cawan berat yang tepat  Inti di giling/Blender

 Timbang kedalam cawan yang telah diketahui beratnya ± 30 menit

dalam desikator

 Timbang dsampai berat yang konstan  Selisih berat = jumlah air yang menguap  Kadar air = Selisih berat x 100 %

Berat contoh

6. Analisa Kadar Kotoran Inti Produksi

 Ambil Sampel Inti timbang 1000 Gram

 Sampel dipilih pisahkan masing menjadi, Biji Utuh, Biji ½ Pecah,

cangkang.

 Biji utuh, Biji ½ pecah di pecahkan agar terlepas antara Inti Dan

cangkang

 Kadar kotoran = Cangkang keseluruhan ditimbang : berat Sampel x

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil Verifikasi Data pada tanggal 2-3 Mei 2016 bertempat di ULKI (Jl. Abdurrahman Saleh Pontianak), berikut disampaikan nama-nama peserta yang

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah mengaruniakan berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) dengan judul : ”

Manus dan Dalton (2006) memperkirakan preva- lensi fasciolosis di Indonesia mencapai 90%. Namun beberapa tahun terakhir ini telah dilaporkan preva- lensi fasciolosis yang

Berdasarkan distribusi nilai suseptibilitas batuan di daerah potensial tersebut diduga terdapat empat lokasi pengendapan batu besi

Dengan sejarah panjang & pertumbuhannya di Indonesia operasional di Indonesia, PT Americand Standard Indonesia bermaksud memberikan sumbangsih untuk kepentingan

BERKENAAN HAL ITU, ATAS NAMA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DAN PRIBADI, SAYA MENGUCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI BERSAMA

decoder)-nya. Komunikator pada hakikatnya tidak hanya mengkomunikasikan sebuah pesan, tetapi dirinya sendiri adalah pesan itu sendiri. Demikianpula komunikator/pembicara

Hasil kerja tim assessment, akan ditindaklanjuti oleh tim pembinaan yang dibentuk di Kanwil. Tim ini akan melakukan pembinaan sesuai dengan bidang tugasnya dengan