ASKEP ANAK DENGAN LEUKEMIA 2.1. Konsep Teori
DEFENISI
Penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopietik. (Sylvia&Lorraine,1992). Proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal. (Brunner&Suddarth,1996). Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan padasumsum tulang dan sistem limpatik (Wong, 1995).
ETIOLOGI
Etiologi pasti dari leukemia ini belum diketahui. Leukemia, sama halnya dengan kanker lainnya, terjadi karena mutasi somatic pada DNA yang mengaktifkan onkogenesis atau menonaktifkan gen suppressor tumor, dan menganggu regulasi dari kematian sel, diferensiasi atau divisi.Tapi penelitian telah dapat mengemukakan factor resiko dari Leukemia ini, antara lain:
1. Tingkat radiasi yang tinggiOrang – orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah
terkenaleukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi. Radiasitingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang terjadi diJepang. Pengobatan yang menggunakan radiasi bisa menjadi sumber daripaparan radiasi tinggi.
2. Orang-orang yang bekerja dengan bahan – bahan kimia tertentuTerpapar oleh benzene dengan
kadar benzene yang tinggi di tempat kerja dapatmenyebabkan leukemia. Benzene digunakan secara luas di industri kimia.Formaldehid juga digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang terpapar formaldehid memiliki resiko lebih besar terkena leuikemia.
3. KemoterapiPasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang – kadangberkembang
menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal sebagai agenalkilating dihubungkan dengan berkembangnya leukemia akhir – akhir ini.
4. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetic lainnyaBeberapa penyakit disebabkan oleh
kromosom yang abnormal mungkinmeningkatkan resiko leukemia.
5. Human T-cell Leukemia virus-I (HTVL-I)Virus ini menyebabkan tipe yang jarang dari leukemia
limfositik kronik yangdikenal sebagi T-cell leukemia.
6. Myelodysplastic syndromeOrang – orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko
terhadapberkembangnya leukemia myeloid akut. 7. Fanconi AnemiaMenyebabkan akut myeloid leukemia
KLASIFIKASI
1. Leukemia Mielogenus/Mieloblastik AkutAML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak
berdiferensiasi kesemua sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit.Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuaibertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling seringterjadi. Pasien hanya dapat bertahan sampai 1 tahun, kematian disebabkanoleh infeksi dan pendarahan.
2. Leukemia Mielogenus/Mieloblastik KronisCML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel
bertahun-tahun,peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpamembesar.
3. Luekemia Limfositik AkutALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi
padaanak-anak, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insidenusia 4 tahun, setelah usia 15 ALL jarang terjadi. Manifestasi limfositimmatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer,sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
4. Leukemia Limfositik KronisCLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai
70tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baruterdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.
ANATOMI FISIOLOGI 1. Organ Pembentuk Darah
Sebelum bayi lahir, hatinya berperan sebagai organ utama dalam pembentukan darah. Saat tumbuh menjadi seorang manusia, fungsi pokok hati adalah menyaring dan mendetoksifikasi segala sesuatu yang dimakan, dihirup, dan diserap melalui kulit. Ia menjadi pembangkit tenaga kimia internal, mengubah zat gizi makanan menjadi otot, energi, hormon, faktor pembekuan darah, dan kekebalan tubuh. Yang menyedihkan, umumnya kita hanya memiliki sedikit pemahaman tentang fungsi hati yang sedemikian rumit, vital, dan bekerja tiada henti.
2. Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh
1. Nodus Limfe
Dalam tubuh manusia ada semacam angkatan kepolisian dan organisasi intel kepolisian yang tersebar di seluruh tubuh. Pada sistem ini terdapat juga kantor-kantor polisi dengan polisi penjaga, yang juga dapat menyiapkan polisi baru jika diperlukan. Sistem ini adalah sistem limfatik dan kantor-kantor polisi adalah nodus limfa. Polisi dalam sistem ini adalah limfosit. Sistem limfatik ini merupakan suatu keajaiban yang bekerja untuk kemanfaatan bagi umat manusia. Sistem ini terdiri atas pembuluh limfa-tik yang terdifusi di seluruh tubuh, nodus limfa yang terdapat di beberapa tempat tertentu pada pembuluh limfatik, limfosit yang diproduksi oleh nodus limfa dan berpatroli di sepanjang pembuluh limfatik, serta cairan getah bening tempat limfosit berenang di dalamnya, yang bersirkulasi dalam pembuluh limfatik.
Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut: Cairan getah bening dalam pembuluh limfatik menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan yang berada di sekitar pembuluh limfatik kapiler. Cairan getah bening yang kembali ke pembuluh limfatik sesaat setelah melaku-kan kontak ini membawa serta informasi mengenai jaringan tadi. Infor-masi ini diterusmelaku-kan ke nodus limfatik terdekat pada pembuluh limfatik. Jika pada jaringan mulai merebak permusuhan, pengetahuan ini akan diteruskan ke nodus limfa melalui cairan getah bening.
2. Timus
Selama bertahun-tahun timus dianggap sebagai organ vestigial atau organ yang belum berkembang sempurna dan oleh para ilmuwan evolusionis dimanfaatkan sebagai bukti evolusi. Namun demikian, pada tahun-tahun belakangan ini, telah terungkap bahwa organ ini merupakan sumber dari sistem pertahanan kita.
3. Sumsum Tulang
Tidak. Pada tahap ini, limpa akan bermain dan memegang kendali. Merasakan bahwa tubuh mem-butuhkan sel darah merah, trombosit, dan granulosit, maka limpa mulai memproduksi sel-sel ini sel-selain memproduksi limfosit yang merupakan tugas utamanya.
4. Limpa
Unsur menakjubkan lainnya dari sistem pertahanan kita adalah limpa. Limpa terdiri dari dua bagian: pulp merah dan pulp putih. Limfosit yang baru dibuat di pulp putih mula-mula dipindahkan ke pulp merah, lalu mengikuti aliran darah. Kajian saksama mengenai tugas yang dilak-sanakan organ berwarna merah tua di bagian atas abdomen ini menying-kapkan gambaran luar biasa. Fungsinya yang sangat sulit dan rumitlah yang membuatnya sangat menakjubkan. Keterampilan limpa tidak hanya itu. Limpa menyimpan sejumlah ter-tentu sel darah (sel darah merah dan trombosit). Kata “menyimpan” mungkin menimbulkan kesan seakan ada ruang terpisah dalam limpa yang dapat dijadikan tempat penyimpanan. Padahal limpa adalah organ kecil yang tak memiliki tempat untuk sebuah gudang. Dalam kasus ini limpa mengembang supaya ada tempat tersedia untuk sel darah merah dan trombosit. Limpa yang mengembang disebabkan oleh suatu penyakit juga memungkinkan memiliki ruang penyimpanan yang lebih besar.
3. Pembentukan Dan Perkembangan Sistem Imun dan Sel-Sel Darah Dari Janin Hingga Lansia
a. Usia janin minggu pertama
Kehidupan embrio sel darah premitif yang berinti diproduksi dalam yolk sac. b. Usia janin minggu kedua
Pembentukkan terjadi pada pulau-pulau darah di sakus vitelinus/yolk sac (kantung kuning telur). Pada minggu kedua ini terbentuk eritrosit premitif (sel yang masih berinti).
c. Usia janin minggu ke-empat
Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukkan otak,sumsum tulang dan tulang belakang serta jantung dan aorta.
d. Usia janin minggu ke-lima
Pada minggu ke lima terbentuknya 3 lapisan yaitu lapisan ectoderm,mesoderm, dan endoderm. Hati yang sebagai organ utama untuk memproduksi sel-sel darah merah terbentuk pada minggu-minggu ini yang termasuk dalam lapisan endoderm.
e. Usia janin minggu ke-enam
Pembentukkan terjadi pada hepar dan lien juga pada timus (pembentukan limfosit). Pada minggu-minggu ini juga terbentuk eritrosit yang sesungguhnya (sudah tidak berinti) juga terbentuk semi granulosit dan tromobosit. Selain itu juga limfosit (dari timus).
f. Usia janin minggu ke-lima belas
Pada minggu-minggu ini tulang dan sumsung tulang terus berkembang. g. Usia janin minggu ke-enam belas
Pembentukkan terjadi pada sumsung tulang karena sudah terjadi proses osifikasi(pembentukan tulang). Tapi ada juga yang menyebutkan kalau terjadi di medulolimfatik (di medulla spinalis dan limfonodi). Tapi limfonodi ini untuk maturasi. Dan pada minggu ke enambelas ini sudah terbentuk darah lengkap.
h. Pada dasarnya sumsum tulang dari semua tulang memproduksi sel darah merah sampai
i. Di atas umur 20 tahun, kebanyakan sel darah merah diproduksi dalam sumsum tulang
TANDA DAN GEJALA Leukemia Mieloblastik Akut
1. Rasa lemah, pucat, nafsu makan hilang
2. Anemia
3. Perdarahan, petekie
4. Nyeri tulang
5. Infeksi
6. Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediatinum
7. Kadang – kadang ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan M5
8. Sakit kepala
Leukemia Mieloblastik Kronik
1. Rasa lelah
2. Penurunan berat badan
3. Rasa penuh di perut
4. Kadang – kadang rasa sakit di perut
5. Mudah mengalami perdarahan
6. Diaforesis meningkat
7. Tidak tahan panas
Leukemia Limfositik Akut
1. Malaise, demam, letargi, kejang
2. Keringat pada malam hari
3. Hepatosplenomegali
4. Nyeri tulang dan sendi
5. Anemia
6. Macam – macam infeksi
7. Penurunan berat badan
8. Muntah
9. Gangguan penglihatan
10. Nyeri kepala
Leukemia Limfositik Kronik
1. Mudah terserang infeksi
2. Anemia
3. Lemah
4. Pegal – pegal
5. Trombositopenia
6. Respons antibodi tertekan
PATOFISIOLOGI LEUKEMIA WOC
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis AMLTerapi induksi dan terapi konsolidasi
Terapi induksi (kemoterapi) → untuk membunuh selleukimia
Cytarabine (cystosal, ara C) daunorubbin (daunomycin,cerubidine) atau mitoxantrone atau
idarubicin, mercaptopurine(purinethol)
Supportive care (darah dan platelet) untuk infeksi,perdarahan, mukositis dan diare.
Granulocyte growth factor.Terapi konsolidasi/post remisi (untuk menghilangkan sisa sel
leukimia yangtidak terdeteksi secara klinis) → CytarabineTransplantasi sumsum tulang Donor sumsum tulang menggantikan produksi sel darah. Sebelumnya dilakukan kemoterapi dan radiasi untuk menghancurkan sumsum iskemik.Bisa terjadi resiko penolakan dan infeksi.
2. Penatalaksanaan medis KMLFase kronis
Interferon dan cytocyne untuk memperbaiki kelainankromosom
Leukopheresis : memisahkan dan membuang leukosit
Antracyline (daunomycin) untuk mengurangi SDP secaracepatFase transformasi
Terapi induksi dan transplantasi sumsum tulang.
3. Penatalaksaan medis ALL
Terapi induksi dengan tambahan kortikosteroid dan vinca alkaloid
Intrathecal kemoterapi (methotrexate) sebagai profilaksis SSP6
Maintenance : kemoterapi dosis rendah selama 3 tahun
Anti virus untuk mengurangi efek samping kortikosteroid
Transpalantasi sumsum tulang dapat menyembuhkan penyakit
4. Penatalaksaan medis KLL
Koemoterapi dengan kortikosteroid dan klorambusil (leukeran)
Cyplofosfamide, vincristine, doxorubicin
Imunoglobin IV untuk menangani efek samping obatseperti infeksi: pneumocystis, listeria,
2.2. Asuhan Keperawatan
ILUSTRASI KASUS
An.D kelihatan lesu, lemas dan pucat. Pasien baru masuk bagian anak untuk yangke dua kalinya atas indikasi ALL. Prositostatika.
Pemeriksaan Fisik :
I. Identitas Pasien
Nama anak : An.D
Tanggal masuk : 20-10-2009 No.RM : 613096
Tempat/tgl lahir : Pondok/ 05-10-2004 BB/TB saat lahir : 3500 gram/ 111 cm Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan anak : Taman Kanak-kanak Anak Ke : 1 (satu)dalam keluarga Nama ayah : Mahatir
Pekerjaan : Sopir Pendidikan :D3 Nama ibu : Nike
Pekerjaan : Ibu RT Pendidikan : D3
Alamat : Pondok, Kota Padang Diagnosa Medis : LLA. Prositostatika
II. Keluhan Utama
Alasan masuk ke RS: An.D kelihatan lesu, lemas dan pucat dan diindikasikan ALL. Prositostatika.
III. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
1. Prenatal:
Ibu dari anak mengatakan selama hamil an. D, ia tidak mengalamikelainan dan gizinya cukup. 2. Intranatal:
Ibu mengatakan, an.D lahir dengan normal di bantu oleh bidan. Lahir dengan cukup umur yaitu 9 bulan. Berat badan lahir 3500 gram dan panjang badan 42cm. Saat lahir, An. R menangis spontan.
3. Postnatal:
IV. Riwayat Kesehatan Dahulu
1. Penyakit yang diderita sebelumnya :
Ibu mengatakan, an.D pernah menderita ALL. Prositostatika. 2. Pernah dirawat di RS :
Sebelumnya, an.D pernah di rawat di RS 3. Obat-obatan yang pernah digunakan :
An.D tidak pernah jatuh yang sampai mencederai kepalanya.Kalaupun jatuh, an.D tidak sampai mengelami luka berat.
Tanggal 21 Oktober 2009 kemaren, an.D telah mendapatkan kemo terapi.Saat pengkajian tanggal 22 Oktober 2009, an. D sedang demam, suhu 38,6 C. An.D tidak mau makan, perutnya kembung dan lidahnya terdapatsariawan.. Setelah diberi roti, an.D muntah. An.D mengeluhkan nyeri padasendinya dan terasa pegal-pegal. An.D meraba-raba perutnya danmengatakan sakit pada perutnya.
Sebelum sakit, an.D mampu melakukan aktivitas sehari-hari sepertimakan sendiri, pasang baju sendiri. An.D berteman baik dengan temansebaya. Tapi semenjak sakit, An. D sudah tidak mampu melakukanaktifitas sehari-hari dan memiliki keterbatasan dalam bermain denganteman-temannya.
2. Motorik kasar :
Umur 3 bulan, an.D sudah bisa tengkurap. Umur 8 bln anak sudah bisaduduk, umur 9 bln berdiri dan umur 10,5 bulan sudah bisa berjalan.
3. Motorik halus :
Umur 5 tahun ini, an.D sudah bisa menulis coret-coretan 4. Kognitif dan bahasa :
bulan.5. Psikososial :Saat pengkajian, An.D mau berinteraksi dengan orang lain selain orangtua bila di beri mainan terlebih dahulu.
5. Lain-lain : Emosi an.D saat ini labil
VIII. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh klien :
Keluarga (ibu, bapak, dan neneknya) 2. Hubungan dengan anggota keluarga :
An.D merupakan anak kandung dari Ibu Nike dan Bpk mahatir. Saatpengkajian, Bapak dari An.D sering memaksa anaknya makan-minumdengan paksa dan sedikit marah-marah pada an.DMenurut Ibunya, An.D sangat sayang sama adiknya. Mereka jarang sekali ribut.
3. Hubungan dengan teman sebaya :
Sebelum sakit, an.D berteman baik dengan teman sebayanya. 4. Pembawaan secara umum :
Normal, tidak mengalami kelainan mental ataupun IQ yang lemah(anak tidak sinroma down) 5. Lingkungan rumah :
- Luas rumah 8 x 10 m
- Ventilasi cukup, penerangan cukup - Pakai sumur gali- Sampah dibakar
- Jarak rumah dengan rumah tetangga tidak terlalujauh kira-kira 10 m
IX. Pemeriksaan Fisik
Kuat/mudah tercabut....( kuat )
4. Mata :
3 hari yang lalu.
a) Lidah :Ada sariawan ± 1 cm
b) Gigi : caries pada gigi atasnya (keropos semua gigi yangdi atas)
8. Leher :
a) Kelenjer getah bening :Teraba di colli dextra diameter 1x1/2x1 ½ cm dan diinguinal dextra ada 3
bh diameter ½ x 1 ½ x 2 cm
c) Perkusi :timpanid. Auskultasi :bising usus normal (4x/menit)
13. Punggung :bentuk normal
14. Ekstremitas :Kekuatan dan tonus otot baik 15. Genitalia
:-17. Pemeriksaan Neurologis : an.D dalam kondisi sadar/compos mentis
X. Pemeriksaan Tumbuh Kembang
a. DDST (terlampir)
b. Status Nutrisi (terlampir)
XI. Pemeriksaan Psikososial
An. D saat dilakukan pengkajian, kurang mau berinteraksi denganorang lain. Ketika diberi mainan, an. D baru mau berkomunikasidengan orang .
XII. Pemeriksaan Spritual
Orang tua anak mengatakan mereka juga berdoa untuk kesembuhan anaknya.
N
o Jenis kebutuhan Di rumah/sebelum sakit Di rumah sakit
Makan
Minum Kurang minum Jus terung pirus, air
putih,susu
Tidur 8 jam/ hari 12 jam/hari
Mandi 2x/hari 1x/hari
dari 17 kg menjadi 15 kg-Berat badan anak
Resiko infeksi Resiko infeksi b.d
Leukosit :1800/mm3 Hb : 8,4 gr %
ada purpura diabdomen imunosupresi
gusi terlihatberwarna
merah- suhu 38,6 C DS :
keluarga mengatakan
mereka tidak mengetahui cara merawat keluarga dengan leukemia
ibu An.D mengatakan
sering lupa memberikan
obat pada
An.D( pemberian obat tidak teratur ).
DO :
An.D sudah dua kali
dirawat di RS dengan diagnosis penyakit yang sama
(ALL.Prositostatika )
program terapeutik terapeutik b.d
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA 1. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d inadekuat pertahanansekunder atau penurunan respon kekebalan.
Melaporkan tanda dan gejala infeksi serta mengikuti prosedur pernafasan dan pemantauan
Intervensi :
a. Istirahatkan klien pada ruangan khusus/ isolasi
Rasional :
dengan mengistirahatkan pada ruangan isolasi dapat menghindari terkontaminasi dengan klien sehingga infeksi dapat dicegah.
b. Anjurkan klien atau orang tua untuk memelihara kebersihan diridan lingkungan klien
Rasional : dengan memelihara kebersihan diri dan lingkungan dapat menghambat perkembang biakan kuman.
c. Laporkan segera adanya tanda-tanda infeksi
Rasional : hindari keterlambatan pengobatan. d. Tindakan kepatuhan terhadap therapi AB
Rasional : untuk mencegah dan pengobatan infeksi.
DIAGNOSA 2 : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Intervensi :
a. Observasi dan catat masukan makanan klien
Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsimakanan. b. Timbang berat badan setiap hari.
Rasional : mengawasi penurunan berat badan. c. Berikan makanan sedikit tapi sering.
Rasional : makanan sedikit dapat meningkatkan pemasukan dengan mencegah distensi lambung.
d. Berikan penyuluhan pada orang tua klien pentingnya nutrisi yangadekuat.
Rasional : menambah pengetahuan klien dan orang tua tentang pentingnya makanan bagi tubuh dalam membantu proses penyembuhan.
e. Tingkatkan masukan cairan diatas kebutuhan minuman
Rasional : guna mengkompensasi tambahan kebutuhan cairan. f. Dorong anak untuk minum.
Rasional : meningkatkan kepatuhan.
g. Ajarkan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi
Rasional : menghindari keterlambatan therapi rehidrasi. h. Tekankan pentingnya menghindari panas yang berlebihan.
Rasional : menghindari penyebab kehilangan cairan.
Batasan Karakteristik
Subjektif:
Pengungkapan secara verbal keinginan untuk mengelola pengobatanpenyakit untuk mencegah
gejala sisa
Pengungkapan secara verbal kesulitan pengaturan atau integrasi dari salahsatu atau lebih efek atau
pencegahan komplikasi
Pengungkapan secara verbal bahwa keluarga tidak dapat bertindak untuk mengurangi factor resiko
dan gejala sisa
Objektif
Percepatan gejala-gejala penyakit dari anggota keluarga
Aktivitas keluarga yang tidak tepat dalam mencapai tujuan programpengobatan untuk pencegahan
Kurangnya perhatian terhadap penyakit atau gejala sisa
Tujuan/Kriteria HasilKeluarga akan:
Menunjukkan keinginan untuk mengelola regimen atau program terapeutik
Mengidentifikasi factor-faktor pengganggu program terapeutik
Mengatur kegiatan yang biasa dibutuhkan ke dalam program pengobatananggota keluarga,
misalnya diet, aktivitas sekolah
Mengalami penurunan gejala sakit diantara anggota keluarga
Intervensi
Kaji status koping dan proses keluarga saat ini
Kaji tingkat pemahaman anggota keluarga pada penyakit, komplikasi, dan penanganan yang
disarankan
Kaji kesiapan anggota keluarga untuk mempelajarinya
Identifikasi kemampuan anggota keluarga untuk terlibat dalam perawatan pasien
Tentukan sumber pemberi perawatan utama secara fisik, emosional, dan pen didikan
Tentukan tingkat ketergantungan pasien pada keluarga, dengan cara yangsesuai dengan usia dan
penyakit
Pendidikan untuk pasien dan keluarga
Berikan keterampilan yang dibutuhkan untuk terapi pasien kepada pemberi perawatan
Ajarkan strategi untuk mempertahankan/memperbaiki kesehatan pasien
Memudahkan pemahaman keluarga dalam aspek penyakit secara medis