ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Pendek
Mata Kuliah Pengantar Akuntansi II
Dibina oleh Ibu Mirna Amirya, SE., MSA., Ak.
Disusun oleh :
Fidela Elisabeth (135020300111068)
PROGRAM STUDI S1 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Bata atau T&A Bata Shoe Company terdaftar di Zlin, Cekoslowakia oleh dua bersaudara Tomáš, Anna dan Antonín Bata (1894). Perusahaan sepatu raksasa keluarga ini mengoperasikan empat unit bisnis internasional: Bata Eropa, Bata Asia Pasifik-Afrika, Bata Amerika Latin, dan Bata Amerika Utara. Produk perusahaan ini hadir di lebih dari 50 negara dan memiliki fasilitas produksi di 26 negara. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah menjual sebanyak 14 miliar pasang sepatu.
Di Indonesia pengoperasian penjualan sepatu Bata dijalankan oleh PT Sepatu Bata, Tbk. Pabrik perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun 1939, dan saat ini berada di dua tempat, yaitu Kalibata dan Medan. Keduanya menghasilkan 7 juta pasang alas kaki setahun yang terdiri dari 400 model sepatu, sepatu sandal, dan sandal baik yang dibuat dari kulit, karet, maupun dan plastik. Sebelum tahun 1978, status Bata di Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA), sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Bata menjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Status para penyalur tersebut diubah dan pada 1 Januari 1978, yaitu saat izin dagang Bata "dipindahkan" kepada mereka dan PT Sepatu Bata menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Laporan keuangan tahun 2013
a. Ratio Likuiditas
1. Ratio Lancar
Ratio lancar = (aset lancar)/(kewajiban jangka pendek)
2013
Ratio lancar = (Rp.435.578.754)/(Rp.257.337.714)
= 1,69
2012
Ratio lancar = (Rp.357.373.694)/(Rp.168.267.966)
= 2,12
Analisis : perbandingan ratio lancar di atas menunjukkan penurunan. Pada tahun 2014 sebesar 1,69 dan tahun 2013 sebesar 2,12.dengan adanya penurunan tersebut, ratio lancar pada PT Bata Tbk kurang liquid.
2. Ratio Cepat (quick ratio)
Ratio cepat = ( Aset lancar-persediaan)/(total kewajiban lancar)
2013
Ratio cepat = (Rp.435.578.754-Rp.281.405.718)/(Rp.257.337.714 = 0,60
2012
Ratio cepat = (Rp.357.373.694-Rp.221.854.075)/(Rp.168.267.966)
Analisis : kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan,untuk tahun 2013 sebesar 0,80. sedangkan pada tahun 2014 berkurang menjadi 0,60.
3. Perputaran Piutang
Perputaran piutang = (penjualan kredit bersih)/(piutang usaha)
Periode perputaran piutang = 365/(perputaran piutang)
2013
Perputaran piutang = (Rp.902.459.209)/(Rp.43.299.158)
= 21 kali
Periode perputaran piutang=365/21 = 17,4 hari
2012
Perputaran piutang = (Rp.751.449.338)/(Rp. 33.773.117)
= 22 kali
Periode perputaran piutang= 365/22 = 16,7hari
Analisis : perputaran piutang mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 21 kali dengan rata-rata piutang tertagih selama 17,4 hari dibandingkan dengan perputaran piutang pada tahun 2013 sebesar 22 kali dengan rata-rata piutang tertagih 16,7 hari.
4. Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan = Hpp/persediaan
Rata-rata periode persediaan terjual =365/(perputaran persediaan)
2013
Perputaran persediaan = (Rp.539.446.848)/(Rp.281.405.718)
= 1,9 kali
Periode perputaran persediaan = 365/1,9
=192,105 hari
2012
Perputaran persediaan= (Rp.400.963.064)/(Rp.221.854.075)
= 1,8 kali
Periode perputaran persediaan=365/1,8
Analisis perputaran persediaan mengalami kenaikan.Tahun 2014 sebesar 1,9 kali dengan periode perputaran 192,105 hari dan tahun 2013 sebesar 1,8 kali dengan periode perputaran 202,778 hari.Jadi,semakin besar nilai perputaran persediaan maka semakin cepat periode perputaran persediaan.
b. Ratio Profitabilitas
1. Margin laba bruto (gross profit margin)
Margin laba bruto = (laba bruto)/(penjualan bersih)
2013
Margin laba bruto = (Rp.363.012.361)/(Rp.902.459.209)
=0,402 x 100 %
=40,2 %
2012
Margin laba bruto = (Rp.350.486.274)/(Rp.751.449.338)
= 0,466 x 100%
= 46,6 %
Analisis:margin laba mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014.Pada tahun 2013 margin laba kotor sebesar 46,6% sedangkan untuk tahun 2014 sebesar 40,2 %.hal ini disebabkan karena laba bruto mengalami kenaikan.
2. Margin Laba ( profit Margin )
Margin laba = (laba bersih)/(penjualan bersih)
2013
Margin laba = (Rp.44.373.679)/(Rp.902.459.209)
= 0,049x 100% = 4,9%
2012
Margin laba = (Rp.69.343.398)/(Rp.751.449.338)
= 0,092 x 100% =9,2 %
Analisis : margin laba mengalami penurunan. Pada tahun 2012 margin laba sebesar 9,2 % sedangkan pada tahun 2013 margin laba sebesar 4,9 %.Jadi,pada tahun 2013 PT Bata Tbk memiliki volume penjualan yang tinggi.
3. Perputaran Aset (Aset Turnover)
Perputaran aset = (penjualan bersih)/(total aset)
2013
(Rp.902.459.209)/(Rp.680.685.060) = 1,326kali
365/1,326 = 275,264 hari
2012
(Rp.751.449.338)/(Rp.574.107.994) = 1,308 kali
365/1,313 = 279,052 hari
Analisis : perputaran aset menunjukkan bahwa pada tahun 2014 PT Bata Tbk menghasilkan perputaran aset sebesar 1,326 kali dengan periode perputaran 275,264 hari untuk setiap dolar yang telah diinvestasikan.Jadi, perputaran aset mengalami kenaikan dibandingkan dengan pada tahun 2013 sebesar 1,308 kali dengan periode perputaran 279,052 hari.
4. Pengembalian atas aset ( Return On Asset/ROA)
ROA/Return on asset= (laba bersih)/(total aset)
2013
(Rp.44.373.679)/(Rp.680.685.060) = 0,065x 100%
=6,5 %
2012
(Rp.69.343.398)/(Rp.574.107.998) = 0,12x 100%
=12 %
Analisis : pengembalian aset mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014. pengembalian pada tahun 2014 sebesar 6,5 % sangatlah rendah dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 12 %.
5. Pengembalian atas ekuitas / ROE (return on equity )
ROE / Return On Equity = (laba bersih)/(total ekuitas)
2013
ROE = (Rp.44.373.679)/(Rp.396.853.165) = 0,11 x 100%
= 11%
2012
ROE = (Rp.69.343.398)/(Rp.387.488.486) = 0,18x 100%
= 18 %
6. Margin Laba Operasi
Margin laba operasi = (laba operasi)/(penjualan bersih)
2013
(Rp.65.391.843)/(Rp.902.459.209) = 0,07 x 100 % =7%
2012
(Rp.100.163.879)/(Rp.751.449.338) = 0,13 x 100%=13%
Analisis : margin laba operasi mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pada tahun 2014 margin laba operasi sebesar 7 % lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 7 %. Hal ini disebabkan oleh tingginya penjualan pada tahun 2014.
7. Margin sebelum pajak (Pretax Margin)
Margin sebelum pajak = (laba sebelum pajak)/(penjualan bersih)
2013
(Rp.63.758.495)/(Rp.902.459.209) =0,071x100%=7,1 %
2012
(Rp.99.147.385)/(Rp.751.449.338) = 0,13x100%=13%
Analisis : margin sebelum pajak mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pada tahun 2014 margin laba sebesar 7,1 % lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 13%.
c. Ratio aktivitas (Activity Ratio)
1. Ratio Hutang
i. total hutang modal (Debt total capital)
ii. total hutang modal = (total hutang)/(total hutang dan modal)
2013
(Rp.283.831.895)/(Rp.680.685.060) = 0,42
2012
(Rp.186.619.508)/(Rp.574.107.994) = 0,32
Analisis : total hutang modal mengalami kenaikan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pada tahun 2014 total hutang modal sebesar 0,42 dan pada tahun 2013 sebesar 0,32.
hutang modal = (total hutang)/(total modal)
2013
(Rp.283.831.895)/(Rp.396.853.165) = 0,71
2012
(Rp.186.619.508)/(Rp.387.488.486) = 0,48
Analisis : hutang modal mengalami kenaikan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pada tahun 2014 hutang modal sebesar 0.71 lebih besar dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 0,48.
4) Ratio Solvabilitas
1) Ratio utang terhadap total aset
Ratio utang terhadap total aset = (Total Utang)/(Total aset)
2014
(Rp.283.831.895)/(Rp.680.685.060) = 0,42x100%=42% 2013
(Rp.186.619.508)/(Rp.574.107.994) =0,325x100%=32,5%
Analisis : ratio utang terhadap total aset mengalami kenaikan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pada tahun 2014 ratio utang terhadap total aset sebesar 42 % lebih besar dibandingkan pada tahun 2013 sebesar 32,5 %.
2) Kelipatan bunga yang dapat dibayarkan (times interest earned)
Kelipatan bunga yang dapat dibayarkan = (laba sebelum pajak penghasilan dan beban bunga)/(beban bunga)
2014
(Rp.63.758.495+Rp.1.676.037)/(Rp.1.676.037) = 39 kali 2015
(Rp.99.147.385+Rp.1.140.594)/(Rp.1.140.594) = 88 kali
Berikut ini merupakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi naik turunnya analisis Tahun 2014
1.Struktur Permodalan
Struktur Modal Perusahaan terdiri dari Modal sendiri dan Laba dari operasional perusahaan. Pada akhir periode 2014, modal sendiri Rp13 miliar dan laba bersih Perusahaan sebesar Rp44,3 miliar. Disisi lain,terdapat pembayaran dividen sebesar Rp35 miliar, sehingga pada akhir periode terdapat penambahan laba yang ditahan sebesar Rp. 8,9 miliar. Manajemen secara berkala mereview stuktur permodalan ini dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi yang terjadi. Hal ini dilakukan agar manajemen dapat mengelola resiko dengan baik.
2.Informasi dan Fakta material
Tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan yang akan berpengaruh secara material terhadap kondisi keuangan maupun kinerja Perusahaan.
3. Prospek Usaha Perusahaan
Dengan semakin cepatnya perkembangan mode, maka perkembangan permintaan produk alas kaki juga akan tinggi. Pertumbuhan kelas menengah merupakan kondisi yang membuat Perusahan semakin yakin akan semakin banyaknya permintaan terhadap berbagai kebutuhan termasuk alas kaki. Kami yakin prospek di industri alas kaki masih sangat bagus pada tahun-tahun mendatang.
Perbandingan antara target dengan pencapaian
1. Pendapatan
Pada tahun 2014, pendapatan perusahaan berhasil mencapai target yang telah ditentukan. Sedangkan untuk laba usaha dan laba bersih 40% dan 55% kurang dari proyeksi masing-masing. Hal ini membuat Perusahaan semakin terpacu untuk mencapai target untuk satu tahun ke depan yaitu pertumbuhan untuk penjualan sebesar kurang lebih 15%, laba usaha sebesar 75% serta laba bersih sebesar kurang lebih 100%, mengingat pada tahun 2014 laba usaha dan laba bersih mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, maka Perusahaan akan mengembalikan ke tren yang positif.
2. Aspek Pemasaran
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan retail. Salah satu yang terus dilakukaan oleh Perusahaan adalah terus menciptakan gerai yang menarik, nyaman untuk berbelanja dan memiliki koleksi yang lengkap. Selain itu, promosi dengan memberikan diskon untuk waktu-waktu tertentu juga tetap menjadi strategi pemasaran Perusahaan yang terus dilaksanakan.
3. Ekuitas
4. Pendapatan, beban, laba (rugi), pendapatan komprehensif lain dan total laba(rugi) komprehensif
Pendapatan Perusahaan mengalami kenaikan sebesar 20%, dari Rp751 miliar di tahun 2013 menjadi Rp. 902 miliar di tahun 2014. Untuk beban, kontribusi terbesar terhadap kenaikan dibanding tahun lalu adalah pada biaya penjualan. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan pembelian barang produksi dan barang jadi. Pada beban usaha, terjadi kenaikan biaya sewa toko dan biaya pengangkutan dimana jumlah toko juga bertambah 11 lebih banyak dibanding tahun lalu. Sebagai hasilnya, terjadi penurunan pada laba usaha Perusahaan dari Rp100 miliar menjadi Rp65 miliar, dan juga penurunan pada Laba bersih Perusahaan dari Rp69 miliar menjadi Rp44 Milayar masing-masing dari tahun 2013 dibanding tahun 2014.
5. Arus Kas
Dari aktivitas Operasi, terdapat penerimaan kas yang merupakan hasil penjualan sebesar Rp948 miliar. Hasil tersebut digunakan untuk membayar kepada pemasok sebesar Rp607 miliar, Jasa Konsultasi sebesar Rp14 miliar, pembayaran lisensi Rp18 miliar, Pembayaran pajak total 172 miliar, pembayaran sewa Rp90 miliar dll. Sehingga pada akhir periode, kas neto dari aktivitas operasi sebesar Rp44 miliar. Dari aktivitas investasi, terdapat pembayaran untukpembelian aset tetap sebanyak Rp34 miliar. Di lainsisi terdapat penjualan aset tetap sebesar Rp475 juta. Total kas neto dari aktivitas investasi adalah sebesar Rp(33) miliar. Dari aktivitas pendanaan, sejumlah dana sebesar Rp117,5 miliar digunakan untuk membayar pinjaman jangka pendek sebesar Rp103,5 miliar dan dividen sebesar Rp30,8 miliar. Total kas neto dari aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp (16,8) miliar. Pada akhir periode, nilai kas dan setara kas adalah Rp3,2 miliar.
6. Analisis Tentang kemampuan membayar
utang dan Tingkat Kolektibilitas Piutang UsahaRasio lancar Perusahaan pada akhir periode 2014 adalah 1,69 kali mengalami penurunan dari tahun
7. Tinjauan Operational
a) Produksi
Pencapaian Produksi PT Sepatu Bata Tbk pada tahun 2014 mencapai 4,8 juta pasang mengalami kenaikan 8% dibandingkan tahun 2013 yang memproduksi 4,4 juta pasang. Dari pencapaian tersebut, Perusahaan masih bisa terus untuk meningkatkan jumlah produksi dikarenakan kapasitas produksi yang bisa mencapai 8 juta pasang.
b) Pendapatan
Penjualan PT Sepatu Bata Tbk meningkat 20% pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013. Pada tahun 2014 Perusahaan berhasil membukukan Penjualan sebesar Rp. 902 miliar, dibandingkan pada tahun 2013 sebesar Rp. 751 miliar. Penjualan di pasar domestik meningkat 19% dari Rp. 715 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp. 857 miliar pada tahun 2014. Untuk penjualan ekspor meningkat sebesar 24%, dari Rp. 35 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp. 44 miliar pada tahun 2014.
Dikarenakan beberapa faktor seperti: kenaikan bahan produksi, kenaikan upah minimum, penurunan nilai rupiah yang signifikan terhadap Dollar Amerika menyebabkan kenaikan pada biaya penjualan sebesar 35%. Hal ini menyebabkan penurunan pada laba bersih Perusahaan, dari Rp. 69 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp. 44 miliar pada tahun 2014.
Analisis Kinerja Keuangan
a) Aset
Jumlah Aset mengalami kenaikan kenaikan sebesar 11%, dari Rp. 574 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp. 680 miliar pada tahun 2014. Aset lancar mengalami kenaikan sebesar 21%, sedangkan aset tidak lancar mengalami kenaikan sebesar 13%. Kenaikan aset lancar berasal dari kenaikan pada persediaan, piutang usaha dan biaya dibayar di muka. Sedangkan untuk aset tidak lancar kenaikan berasal dari penambahan aset tetap.
b) Liabilitas