kebijakan standar dari negara-negara Barat yang memungkinkan dan melindungi Israel untuk mengembangkan senjata nuklir - yang tidak ditolak sama sekali oleh Tel Aviv - sementara di sisi lain , Barat dengan impunitas dilarang kekuatan lain ,
seperti Iran , untuk melakukan hal yang sama . Ini telah menciptakan asimetri destabilisasi di bergejolak bagian dari dunia .
Mahathir dan Badawi menghadapi tantangan oposisi Islam domestik terutama yang berasal dari Partai Pan - Malaysia Islamic ( PAS ) ( Noor 2011, 200-4 ) . Partai politik Islam ini dibentuk pada tahun 1951 , tapi hanya untuk growong Islamisasi Melayu urban selama 190s bisa menempatkan dirinya di garis depan oposisi Islam Malaysia . Oposisi PAS kepada pemerintah nasionalis di bawah UMNO terlihat kuat terutama sejak pemilu Malaysia pada bulan Desember 1999 di mana partai Islam
memperoleh 27 kursi atau 15 persen dari jumlah anggota terpilih parlemen nasional Malaysia . Whit prestasi ini , PAS telah mulai mengerahkan register religio - politik dalam politik Malaysia , perdebatan tentang isu negara Islam dan penerapan syariah yang tinggi pada daftar prioritas . Tema jihad juga disuarakan oleh activits PAS selama operasi militer Amerika di Afghanistan . Mereka mendukung Osama bin Laden dan berjanji untuk tidak bar anggota partai berkomitmen untuk jihad di Afghanistan . Wacana ini berasal PAS untuk diperhatikan sebagai oposisi Islam radikal dalam politik Malaysia .
Kedua Mahathir dan Badawi menyadari bahwa mereka harus memperoleh dukungan dari mayoritas pemilih Muslim Melayu melalui fitur Islam terus identitas negara dan kebijakan luar negeri seperti melawan oposisi PAS . Badawi , khususnya ,
memahami bahwa dengan menghadirkan dirinya sebagai wajah moderat dan progresif Islam di tempat kerja , pemerintahannya akan mampu mengelola untuk mengepung oposisi Islam radikal dan resposition sendiri berhasil . Inilah sebabnya mengapa baru-baru bahasa Islam Badawi dalam kebijakan luar negeri telah lebih moderat daripada pendahulunya .
Badawi telah terasa menghindari resort Mahathir retorika inflamasi anti - Semit dan ia telah menyatakan kurang nyaring dalam laporan ketika mengacu ke Barat . Tidak seperti Mahathir yang telah deply curiga terhadap motif Barat dan cepat
tersinggung pada slights dirasakan , Badawi dianggap sebagai sebuah disposisi lebih yg hampir tdk berubah . Lebih penting lagi, Badawi dikenal sebagai memiliki pembelajaran Islam yang cukup dan sesuai kurang rentan terhadap jibes Islam daripada pendahulunya sculareducated ( Fealy 2006,23 ) .
Demikian juga Malaysia , kasus kebijakan luar negeri Turki dibawah pemerintahan Refah ( Kesejahteraan ) Partai Necmettin Erbakan Perdana Menteri , 1996-1997 , memberikan pemahaman lain tentang bagaimana Islam sebagai agama mayoritas orang digunakan untuk membangun sebuah citra identitas Islam di negara . Pada akhirnya , hal ini ditujukan untuk memenangkan dukungan dari rakyat Muslim dengan kebijakan pemerintah .
Ketika partai Refah berkuasa pada tahun 1996 , komentator politik Turki
