• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR dan pertumbuhan UANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NILAI TUKAR dan pertumbuhan UANG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem kurs valuta asing ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu kekuatan permintaan dan penawaran pasar serta berbagai cara pengaturan campur tangan pemerintah di bidang ini. Pola perilaku kurs tergantung pada system moneter yang berlaku.

Pada masa orde lama berlaku system pengendalian ketat devisa dimana pemerintah menetapkan kurs jauh dibawah tingkat kurs menurut pasar bebas yang menimbulkan pasar bebas devisa. Pada masa orde baru sistem pengendalian dihapus secara bertahap dan diganti system kurs mengambang terkendali. Pada masa reformasi sekarang ini pengendalian devisa lebih dikendalikan pemerintah sesuai dengan kondisi ekonomi pemerintah dalam hal ekspor dan impor.

Pasangan masalah ekonomi domestik dan internasional yang dihadapi serta kebijakan yang tepat diambil untuk masing-masing maslah mungkin bersesuaian dan atau mungkin bertentangan. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang nilai tukar.

Setiap negara mempunyai mata uang sendiri dan mata uang itu menunjukkan nilai barangnya. Begitu juga dengan sistem moneter internasional ini mengacu pada institusi-institusi dimana pembayaran atas transaksi lintas negara dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaiman kurs tukar asing ditentukan dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan devisa?

2. Apa yang dimaksud dengan nilai tukar mata uang (kurs)? 3. Bagaimana sistem penetapan kurs mata uang?

4. Bagaimana teori nilai tukar dalam Islam?

(2)

1.3.1 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian devisa.

2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian nilai tukar mata uang (kurs). 3. Untuk mengetahui dan memahami sistem penetapan kurs mata uang. 4. Untuk mengetahui dan memahami teori nilai tukar dalam Islam. 1.3.2 Manfaat Makalah

1. Manfaat Teoritis

Mengembangkan keilmuan mata kuliah Teori Ekonomi Makro I, khususnya mengenai Nilai Tukar Uang: Stabilitas Nilai Uang Internasional.

2. Manfaat Praktis

Menambah wawasan dan pemahaman mahasiswa dalam mengkaji Nilai Tukar Uang: Stabilitas Nilai Uang Internasional, serta melatih mahasiswa untuk membuat makalah dan menambah koleksi makalah di Perpustakaan FAI UNSUR.

1.4 Sistematika Makalah

BAB I Pendahuluan yang membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat makalah serta sistematika makalah.

BAB II Pembahasan menguraikan tentang masalah yang dibahas dalam makalah yang telah disusun oleh penulis.

BAB III Simpulan yaitu mencakup simpulan dari seluruh masalah yang diuraikan dalam pembahasan.

BAB II

(3)

2.1 Devisa

2.1.1 Pengertian Devisa

Menurut Wikipedia Indonesia (2015), devisa adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia internasional.

2.1.2 Jenis-Jenis Devisa

Menurut Wikipedia Indonesia (2015), jenis-jenis devisa adalah sebagai berikut:

1) Valuta asing adalah mata uang yang dapat diterima oleh hampir semua negara didunia.

2) Emas, emas mempunyai sifat convertible yakni semua orang (negara) mau menerima emas sebagai alat pembayaran internasional yang sah dalam bentuk batangan bukan dalam bentuk perhiasan.

3) Surat berharga yang berlaku untuk pembayaran internasional, seperti:

Special Drawing Rights (SDR) adalah hak kredit bagi negara anggota IMF bertujuan untuk membantu negara anggota yang mengalami kesulitan dalam pembayaran internasional. Yang termasuk SDR adalah Dollar Amerika, Euro, Pounds, Yen dan Yuan.

Cable Order ( Telegraphic Transfer) merupakan cek yang dikirimkan melalui telegram atau radiogram atau telepon dari bank di dalam negeri dengan bank di luar negeri.

Bill of Exchange (Wesel) merupakan surat perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang kepada seseorang.

Traveller Cheque (TC) adalah cek untuk berpergian biasanya dibawah oleh turis dan dapat dicairkan pada bank-bank perwakilannya

(4)

Menurut Wikipedia Indonesia (2015), macam-macam devisa adalah sebagai berikut:

1) Devisa umum, yaitu devisa yang didapat dari kegiatan ekspor, penjualan jasa serta bunga modal.

2) Devisa kredit, yakni adalah devisa yang diperoleh dari kredit pinjaman luar negeri.

3) Devisa negara adalah devisa yang dimiliki oleh pemerintah yang ditatausahakan dalam dana devisa.

4) Devisa pelengkap adalah devisa yang dimiliki oleh pihak swasta tetapi penggunaanya diawasi dan diatur pemerintah yaitu sebagian tertentu dari devisa hasil penjualan jasa (dalam valas) dari transfer, dan lan-lain yang berlaku saat itu dapat dimiliki oleh yang menghasilkan.

5) Devisa ekspor adalah devisa yang dimiliki oleh swasta tetapi penggunaanya diawasi dan diatur pemerintah yaitu sebagian tertentu dai devisa hasil ekspor barang (visible goods) yang menurut peraturan devisa yang berlaku saat itu dapat dimiliki oleh eksportir yang bersangkutan sebagai perangsang ekspor. 6) Cadangan devisa yaitu simpanan mata uang asing oleh bank sentral dan

otoritas moneter. Simpanan ini merupakan asset bank sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan (reserve currency) seperti dolar, euro, atau yen, dan digunakan untuk menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan, dan cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral oleh pemerintah atau lembaga keuangan.

2.1.4 Fungsi Devisa

Menurut Wikipedia Indonesia (2015), fungsi devisa adalah sebagai berikut:

1) Alat pembayaran hutang luar negeri.

(5)

3) Alat transaksi pembiayaan hubungan dengan luar negri seperti membiayai kedutaan, misi budaya, hadiah, bantuan, dan lainnya.

4) Sebagai sumber pendapatan negara. 2.1.5 Sumber-Sumber Devisa

Menurut Wikipedia Indonesia (2015), devisa didapat dari sumber-sumber sebagai berikut:

1) Pinjaman / hutang luar negeri.

2) Hadiah, bantuan atau sumbangan luar.

3) Penerimaan deviden atau jasa serta bunga dari luar negeri. 4) Hasil ekspor barang dan jasa.

5) Kiriman valuta asing dari luar negeri. 6) Wisatawan yang belanja di dalam negeri. 7) Pungutan bea masuk, dan lain-lain.

2.2 Nilai Tukar Mata Uang (Kurs)

2.2.1 Pengertian Nilai Tukar Mata Uang (Kurs)

Ada beberapa pengertian nilai tukar menurut para ahli yaitu sebagai berikut:

 Menurut Paul R Krugman dan Maurice (1994 : 73) adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya.

 Menurut Nopirin (1996 : 163) kurs adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut.

(6)

Atau dengan kata lain kurs dapat diartikan sebagai harga satu unit mata uang asing dinyatakan dalam mata uang domestik.

 Menurut Mankiw (2007 : 128) valuta asing atau sering disebut kurs (exchange rate) adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Kurs sering pula dikatakan valas ataupun nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain. Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pemabayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard currency, yakni mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya.

Total valas yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta dari suatu negara yang pada umumnya disebut juga sebagai cadangan devisa negara tersebut yang dapat diketahhui dari posisi Balance Of Payment (BOP) atau neraca pembayaran internasionalnya. Makin banyak valas atau devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan penduduk suatu negara, maka berarti makin besar kemammpuan negara tersebut melakukan transaksi ekonomi dan keuangan internasional dan makin kuat pula nilai mata uang.

2.2.2 . Teori Purchasing Power Parity

(7)

untuk sekelompok barang (basket of goods) dalam jumlah yang representatif, sehingga dapat di turunkan persamaan sebagai berikut:

P = e p’

Di mana: P= tingkat harga domestic (domestic price) p’= tingkat harga luar negeri (foreign price) e= nilai tukar uang (exchange rate)

Persamaan di atas adalah apa yang dinamakan dengan ‘persamaan paritas daya beli’ atau purchasing power parity equation yang menyatakan bahwa rupiah sejumlah x di Indonesia akan mempunyai daya beli yang sama di Singapura. Ini akan sejalan dengan asumsi bahwa semua barang dapat diperdagangkan dan terdapatnya kondisi arbitrase yang menjamin setiap individual dapat menjual barang dengan harga yang sama di manapun juga.

Low of One Price (LOP) atau hukum satu harga menyebutkan bahwa di dalam suatu pasar persaingan yang tidak ada biaya transportasi serta bebas dari hambatan perdagangan, maka suatu barang yang identik akan mempunyai harga yang sama jika nilai dalam suatu mata uang tertentu. Perbedaan antara PPP dan LOP adalah jika LOP diaplikasikan untuk komoditas individual sedangkan PPP diaplikasikan untuk tingkat harga secara umum ( komposit harga dari keseluruhan komoditas yang masuk dalam kumpulan yang menjadi referensi).

Nilai tukar riil uang suatu negara adalah jumlah dari barang domestik yang di butuhkan untuk membeli satu unit barang yang sama (identik) di luar negeri. Persamaannya adalah sebagai berikut :

Real Exchange Rate = e p’/ P

Jika nilai tukar riil >1 , maka lebih dari 1 unit barang domestik di butuhkan untuk membeli barang luar negeri yang identik. Jika nilai tukar riil <1, maka kurang dari 1 unit barang domestik dibutuhkan untuk membeli barang luar negeri yang identik.

Asumsi utama yang mendasari teori PPP adalah bahwa pasar komoditi merupakan pasar yang efisien dilihat dari alokasi, operasional, penentuan harga, dan informasi. Secara implisit ini berarti:

(8)

2) Tidak ada bea masuk, kuota, atau pun hambatan lain dalam perdagangan internasional;

3) Barang luar negeri dan barang domestik adalah homogen secara sempurna untuk masing-masing barang;

4) Adanya kesamaan indeks harga yang digunakan untuk menghitung daya beli mata uang asing dan domestik, terutama tahun dasar yang digunakan dan elemen indeks harga.

 Permintaan terhadap valuta asing(foreign Exchange Demand)

Permintaan valuta asing timbul bila penduduk suatu negara membutuhkan barang dan jasa yang diproduksi oleh negara lain. Dengan kata lain, permintaan terhadap valuta asing meningkat bila impor meningkat. faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap valuta asing adalah harga mata uang asing tersebut (nilai tukarnya), tingkat pendapatan, tingkat bunga relatif, selera, ekspektasi, dan kebijakan pemerintah.

 Penawaran terhadap valuta asing (Foreign Exchange Supply)

Penawaran terhadap valuta asing meningkat bila negara lain mengimpor barang dan jasa atau ekspor meningkat. Penawaran terhadap valuta asing juga meningkat bila arus modal masuk (capital inflow) lebih besar dari pada arus keluar modal (capital outflow).

2.2.3 Macam-Macam Kurs Nilai Tukar

Ada dua macam kurs yang harus kita pahami yaitu:

1. Kurs jual adalah harga yang diberikakn oleh bank kepada kita untuk membeli mata uang asing.

2. Kurs beli adalah harga yang diberikan oleh bank saat kita menukarkan mata uang asing.

(9)

2.2.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang

Menurut Maurice D Levi (2004: 132), faktor-faktor yang mempengaruhi kurs diantaranya:

1) Nilai tukar perdagangan dan jumlah perdagangan, harga ekspor negara relatif terhadap harga impornya dinamakan nilai tukar perdagangan negara. Nilai tukar perdagangan suatu negara dikatakan meningkat ketika harga ekspor meningkat relatif terhadap harga impornya.

2) Inflasi, kurs dipengaruhi oleh inflasi yang mempengaruhi daya saing produk suatu negara dibandingkan produk yang sama atau serupa dari negara lain.

3) Investasi asing, investasi asing di suatu negara mewakili permintaan terhadap mata uang negara tersebut ketika dilakukan investasi. Karena itu investasi di suatu negara, apakah dalam bentuk investasi langsung, investasi portofolio, atau pertambahan deposito penduduk luar negeri di bank domestik akan meningkatkan penawaran mata uang asing. Cateris paribus, aliran masuk bersih investasi cenderung menaikkan kurs luar negeri mata uang negara tersebut, dan aliran keluar bersih cenderung menurunkannya

Menurut Madura (2003:111-123), untuk menentukan perubahan nilai tukar antar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di negara yang bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat suku bunga, selisih tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar valuta asing dan perkiraan pasar atas nilai mata uang yang akan datang (expectations).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kurs dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut antara lain :

1) Laju Inflasi

(10)

harga yang terjadi di dalam suatu negara maka akan mempengaruhi negara mitra kerjasama yang lain.

Contoh: jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap produk relatif mengalami penurunan. Rasio uang dalam daya beli (paritas daya beli) berfungsi sebagai titik nilai tukar yang mencerminkan hukum nilai. Itulah mengapa tingkat inflasi berdampak pada nilai tukar. Peningkatan inflasi di suatu negara mengarah pada penurunan mata uang nasional, dan sebaliknya. Penyusutan inflasi uang di dalam negeri akan mengurangi daya beli dan kecenderungan untuk menjatuhkan nilai tukar mata uang mereka terhadap mata uang negara-negara di mana tingkat inflasi yang lebih rendah.

2) Suku Bunga

Perubahan tingkat suku bunga di suatu negara akan mempengaruhi arus modal internasional. Pada prinsipnya, kenaikan suku bunga akan merangsang masuknya modal asing. Itulah sebabnya di negara dengan modal lebih tinggi tingkat suku bunga masuk, permintaan untuk meningkatkan mata uang, dan itu menjadi mahal. Pergerakan modal, terutama spekulatif “uang panas” meningkatkan ketidakstabilan neraca pembayaran.

(11)

3) Tingkat pendapatan relatif

Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan pendapatan terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan pendapatan dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan dengan supply yang tersedia.

4) Kontrol Pemerintah

Kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk:

 Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing.

 Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.

 Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang.

Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :  Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang

bersangkutan.

 Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan.

 Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.

 Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan

5) Ekspektasi

(12)

Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar.

2.3 Sistem Penetapan Kurs Mata Uang

Menurut Mudrajat Kuncoro ( 2001 : 29), pada dasarnya terdapat lima jenis sistem kurs utama yang berlaku yaitu:

1) Sistem kurs mengambang (floating exchange rate)

Adalah kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya campur tangan pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui kebijakan moneter. Dalam sistem kurs mengambang dikenal dua macam kurs mengambang, yaitu: pertama, mengambang bebas di mana kurs suatu mata uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa adanya campur tangan pemerintah. Sistem ini sering disebutclean floating atau pure/ freely floating rate. Kedua, mengambang terkendali (Managed or dirty floating rates) di mana otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan kurs pada tingkat tertentu. Sejak 14 Agustus tahun 1997 di Indonesia sudah menggunakan sistem mengambang (floating exchange rate).

Hal ini dikarenakan nilai tukar Rupiah mengalami tekanan yang menyebabkan semakin melemahkan nilai tukar Rupiah terhadap USD, tekanan tersebut berawal dari Thailand yang dengan segera menyebar ke negara-negara ASEAN karena karakteristik perekonomian yang relatif sama. Sistem mengambang ini menyebabkan pergerakan nilai tukar Rupiah di pasar menjadi sangat rentan oleh faktor ekonomi dan non ekonomi.

2) Sistem kurs tertambat

(13)

negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara yang menjadi tambatannya.

3) Sistem kurs tertambat merangkak

Yaitu negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak ke arah suatu nilai tertentu dalam rentang waktu tertentu. Namun, sistem ini dapat dimanfaatkan oleh spekulan valas yang dapat memperoleh keuntungan besar dengan membeli atau menjual mata uang tersebut sebelum terjadi revaluasi atau devaluasi. Keuntungan utama dari sistem ini adalah negara dapat mengatur penyesuaian kursnya dalam periode yang lebih lama jika dibandingkan dengan sistem kurs tertambat. 4) Sistem sekeranjang mata uang

Banyak negara yang sedang berkembang menetapkan nilai mata uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungannya adalah sistem ini menawarkan stabilitas mata uang suatu negara karena pergerakan mata uangnya disebar dalam sekeranjang mata uang. Mata uang yang dimasukkan dalam keranjang biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya dalam membiayai perdagangan negara tertentu. Mata uang yang berlainan diberi bobot yang berbeda tergantung peran relatifnya terhadap negara tersebut. 5) Sistem kurs tetap

Dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata uangya dan menjaga kurs dengan cara membeli atau menjual valas dalam jumlah yang tidak terbatas. Sistem kurs tetap pernah diterapkan oleh Indonesia yaitu pada tahun 1970- 1978. Pada periode ini, Indonesia menganut sistem kontrol devisa yang sangat ketat. Eksportir diwajibkan menjual hasil devisanya kepada Bank Indonesia.

2.4 Teori Nilai Tukar Dalam Islam

Nilai tukar suatu mata uang di dalam Islam digolongkan dalam dua kelompok, yaitu: Natural dan Human Error. Dalam pembahasan nilai tukar menurut islam akan dipakai dua skenario yaitu:

(14)

Menurut Adiwarman Karim (2013: 168), sebab-sebab fluktuasi sebuah mata uang dikelompokkan sebagai berikut:

Natural Exchange Rate Fluctuation

1) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahan – perubahan yang terjadi pada permintaan agregatif ( AD ). Ekspansi AD akan mengakibatkan naiknya tingkat harga secara keseluruhan( P ), seperti kita ketahui bahwa: P = e P, jika tingkat harga dalam negeri naik, sedangkan tingkat harga di luar negeri tetap, maka nilai tukar mata uang akan mengalami depresiasi. Sebaliknya jika AD mengalami kontraksi maka tingkat harga akan mengalami penurunan yang akan mengakibatkan nilai tukar akan mengalami apresiasi.

2) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan yang terjadi pada penawaran agregatif (AS). Jika AS mengalami kontraksi, maka akan berakibat pada naiknya tingkat harga secara keseluruhan, yang kemudian akan mengakibatkan melemahnya (depresiasi) nilai tukar. Sebaliknya jika AS mengalami ekspansi maka akan berakibat pada turunya tingkat harga secara keseluruhan yang akan mengakibatkan menguatnya nilai tukar.  Human Error Exchange Rate Fluctuation

1) Corruption dan Bad Administration yang buruk akan mengakibatkan naiknya harga akibat terjadinya Missallocation of Resources serta Mark-up yang tinggi yang harus dilakukan oleh produsen untuk menutupi biaya-biaya siluman dalam proses produksinya.

2) Excesssive Tax yang sangat tinggi yang dikenakan pada barang dan jasa akan meningkatkan harga jual dari barang dan jasa tersebut.

3) Excessive Seignorage, pencetak full-bodyed money atau 100% reserve money tidak akan mengakibatkan terjadinya inflasi. Akan tetapi jika uang yang dicetak selain dari kedua jenis itu maka akan menyebabkan kenaikan tingkat harga secara umum.

(15)

Menurut Adiwarman Karim (2013: 170), perubahan harga yang terjadi diluar negeri bisa digolongkan karena dua sebab yaitu:

1) Non Engineered/Non Manifulated Changes

Disebut sebagai non eminered/non manifulated changes adalah karena perubahan yang terjadi bukan disebabakan oleh manipulasi (yang dimaksudkan untuk merugikan) oleh pihak-pihak tertentu. Misalkan jika Bank Sentral Singapura (BSS) mengurangi jumlah uang SGD yang beredar, hal tersebut akan mengakibatkan IDR terdepresiasi tanpa diduga. Oleh karena itu BI biasanya akan menghilangkan efek ini dengan menjual SGD yang dimilikinya (cadangan devisa) baik dengan cara strilised intervention maupun dengan cara unsterilized intervention.

2) Enginered/Manipulated changes

(16)

BAB III

SIMPULAN

1. Devisa adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia internasional. 2. Nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat

dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain. Menurut Madura, ada beberapa faktor yang terjadi di negara yang bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat suku bunga, selisih tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar valuta asing dan perkiraan pasar atas nilai mata uang yang akan datang (expectations).

3. Pada dasarnya terdapat lima jenis sistem kurs utama yang berlaku yaitu: sistem kurs mengambang, sistem kurs tertambat, sistem kurs tertambat merangkak, sistem kurs sekeranjang mata uang, dan sistem kurs tetap.

(17)

Daftar Pustaka

Karim, Adiwarman. 2013. Ekonomi Makro Islami Edisi Ketiga, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mankiw, N.Gregory. 2007. Makroekonomi, Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi

(mikroekonomi & Makroekonomi), Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Indonesia.

http://ekonomi.kabo.biz/2011/05/kurs-nilai-tukar-exchange-rate.html, diakses pada tanggal 21 November 2015

https://id.wikipedia.org/wiki/Devisa, diakses pada tanggal 21 November 2015

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai tukar, inflasi, suku bunga, dan jumlah uang beredar terhadap pertumbuhan ekonomi di kota

rupiah, karena posisi jumlah uang beredar akan mempengaruhi performa nilai suatu mata uang domestik dinilai dalam mata uang valuta asing. 9 Sesuai

Eksposur transaksi memiliki dampak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, karena jika eksportir melakukan ekspor dalam satuan valuta asing, penurunan nilai

harga valuta asing pada saat t, maka murahnya relatif dari mata uang domestik

tingkat suku bunga di atas tingkat bunga dunia jika bank sentral tidak melakukan intervensi dalam mata uang asing pasar valuta asing Untuk menjaga nilai tukar pada tingkat tetap yang

Bagi para investor dan calon investor yang akan melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia hendaknya memperhatikan faktor-faktor nilai mata uang, suku bunga deposito, dan

Jumlah Uang Kartal Beredar, Transaksi APMK, Transaksi Kliring, Suku Bunga

Studi Pengaruh lumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi, Suku Bunga dan Nilai tukar Uang serta Dampaknya pada Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, metode penelitiannya