• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERKAITAN KEMITRAAN DENGAN KUALITAS PR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KETERKAITAN KEMITRAAN DENGAN KUALITAS PR"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KETERKAITAN KEMITRAAN DENGAN KUALITAS PRODUKSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN BERMITRA PETANI KOPI

ARABIKA

THE CONNECTION BETWEEN THE PARTNERSHIP AND THE PRODUCTION QUALITY AND ITS INFLUENCE ON THE PARTNERSHIP SATISFACTION OF THE ARABICA COFFEE

FARMERS

Darmawanto Uria, Indriyanti Sudirman, dan Muhammad Arsyad

Manajemen Agribisnis Universitas Hasanuddin Makassar

Alamat Korespondensi: Darmawanto Uria

Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar HP: 085240920336

(2)

ABSTRAK

Petani pada umumnya memiliki kedudukan yang lemah dalam aktivitas kemitraan seperti rendahnya akses teknologi, kurang selektif dalam penanganan panen dan pasca panen, rendahnya harga dan insentif yang diterima sehingga hal tersebut yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi petani kopi di Desa Uma Kabupaten Toraja Utara dan pengaruhnya secara simultan terhadap kepuasan bermitra petani kopi di Desa Uma Kabupaten Toraja utara. Penelitian ini dilakukan di Desa Uma Kabupaten Toraja Utara, pada bulan Juli – September 2014. Jenis penelitian ini dilakukan dengan pendeketan eksplanasi dengan teknik survei untuk menganalisis hubungan antarvariabel penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara, dengan mengambil seluruh petani binaan PT.Toarco Jaya di Desa Uma Kabupaten Toraja Utara sebanyak 80 petani yang memiliki kartu mitra sehingga metode sensus diperlukan. Pengujian statistik yang digunakan adalah uji korelasi dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi petani binaan PT.Toarco Jaya dan berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap kepuasan bermitra petani binaan PT.Toarco Jaya.

.

(3)

PENDAHULUAN

Potensi produksi kopi di Kabupaten Toraja Utara sangat besar. Tanaman perkebunan yang dominan di Kabupaten Toraja Utara adalah tanaman kopi arabika. Pada tahun 2011, produksi kopi arabika mencapai 1.694 ton dengan luas tanam tanaman sebesar 8.564 ha (Hashilah, 2013). Berdasarkan data BPS Toraja Utara (2010), produksi kopi arabika tahun 2009 dihasilkan paling banyak di kecamatan Buntu Pepasan yaitu sekitar 372 ton yang berasal dari perkebunan rakyat seluas 1.553 ha dari keseluruhan perkebunan rakyat seluas 8.832 ha. Hal ini menunjukan besarnya potensi ekonomi rakyat yang perlu diberdayakan dalam usaha kemitraan.

Usaha kemitraan memberikan kesempatan berkiprahnya petani dan pengusaha kecil dalam perekonomian nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan sosial. Oleh karena itu, kemitraan diatur kedudukannya dalam Undang-Undang nomor 9 tahun 1995 yakni kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar disertai dengan pembinaan dan pengembangan berkelanjutan dengan memperhatikan prinsip-prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Kemitraan yang ideal menurut Hafsah (2000), adalah win-win solution partnership. Kesuksesan kemitraan atau kerjasama yang terjalin bergantung pada bentuk atau pola hubungan yang dianut (Hafsah, 2000); komunikasi (Mohr dkk., 1996) dan orientasi jangka panjang (Ganesan, 1994).

Permasalahan yang terjadi kemudian adalah kedudukan petani yang lemah dalam aktivitasnya seperti kurang selektif dalam pemetikan dan penyortiran pada saat jumlah produksi yang besar, petani belum optimal dalam pengaplikasian teknologi sehingga persentase jumlah produksi berkualitas ekspor hanya sebesar 8% dan produksi menjadi kurang efisien, harga dan insentif yang diterima petani masih rendah sehingga kurang termotivasi dalam upaya perawatan dan pemeliharaan tanaman, intensitas pembinaan dan pelatihan dari perusahaan dengan melibatkan seluruh petani tidak efektif terhadap peningkatan keterampilan sebagian besar petani, dan rendahnya frekuensi kunjungan perusahaan mitra dalam melakukan pengawasan (Saleh, 2003). Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang dengan peningkatan kualitas produksi biji kopi dan pengaruhnya terhadap kepuasan bermitra, serta kepuasan bermitra terhadap peningkatan kualitas produksi biji kopi.

(4)

Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan eksplanasi dengan teknik survei untuk menganalisis hubungan antar variabel penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yang berlokasi di Lembang Uma Kecamatan Buntu Papasan, Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan.

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel bersumber dari data primer meliputi data variabel bentuk pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang, kualitas produksi dan kepuasan bermitra.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner dan wawancara kepada petani binaan PT. Toarco Jaya. Kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan dengan mengikuti skala Likert. Pengujian instrument penelitian dilakukan berdasarkan pengujian uji normalitas, validitas dan reliabilitas.

Teknik Analisis Data

Analisis data menggunakan peralatan analisis korelasi dan analisis regresi berganda. Adapun model persamaan korelasi dalam penelitian ini adalah :

rxy= ∑

xy

√(∑x2)(y2)

(1)

Analisis regresi digunakan untuk menjelaskan pengaruh antar variabel. Adapun model persamaan regresi yang akan digunakan dalam mengestimasi penelitian ini adalah:

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+ei (2)

Dimana X1 adalah bentuk pola kemitraan, X2 adalah Komunikasi, X3 adalah hubungan jangka

panjang, Y adalah kualitas produksi, Z adalah kepuasan, serta a, b1, b2, b3 adalah parameter yang

(5)

HASIL

Deskripsi gambaran kemitraan

PT. Toarco Jaya sebagai perusahaan inti memberikan bantuan sarana produksi, melakukan pembinaan, penyuluhan, penelitian, menyediakan akses pasar yang baik, dan memberikan keuntungan berupa insentif, pengawasan terhadap pemeliharaan tanaman dan pasca panen. Petani sebagai plasma menyediakan lahan menggunakan saprodi yang disediakan perusahaan dan menjual hasil produksinya kepada perusahaan. Kerjasama yang terjalin tidak bersifat kontrak atau saling mengikat, tetapi hanya kerelaan perusahaan memberikan pembinaan kepada petani.

Krieteria kualitas produksi biji kopi

Krteria atau ukuran kualitas produksi yang dihasilakan atau diperoleh petani, perusahaan terdiri dari harga bersaing, jumlah produksi, pemetikan secara selektif, premi yang diterima, fermentasi, kadar air, Uji cup tes dan tingkat kecacatan, pensortiran, Mutu Biji Kopi dan mutu biji kopi yang dijual. Perbandingan kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Hubungan antara variabel X1, X2, X3 Y1 dan Y2

Diagram hubungan antara pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi dan pengaruhnya terhadap kepuasan bermitra petani kopi binaan PT. Toarco Jaya di tunjukkan pada Gambar 1.

Hasil uji korelasi antara variabel pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi.

Hubungan variabel pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi petani binaan PT. Toarco Jaya di Kabupaten Toraja Utara secara simultan menunjukkan bahwa, Pada Tabel 2 diperoleh nilai α = 0,01 lebih besar dari sig = 0,000 atau 0,01 > 0,000 dan Rhitung menunjukkan nilai yang positif artinya terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara bentuk pola kemitraan dengan kualitas produksi. Hubungan parsial variabel bentuk pola kemitraan yang diterapkan perusahaan PT.Toarco Jaya dengan kualitas produksi petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toraja Utara ditunjukkan oleh koefisien korelasi (R) = 0,498 mengindikasikan tingkat hubungan yang cukup kuat. Hasil analisis hubungan variabel bentuk pola kemitraan dengan kualitas produksi menghasilkan nilai koefesien determinasi (Rsquared = R2) = 24,80%. Sumbangan 24,80% variabel bentuk pola kemitraan secara parsial

(6)

Utara, selebihnya 75,2% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

Hubungan variabel komunikasi dengan kualitas produksi petani binaan PT. Toarco Jaya di Kabupaten Toraja Utara diperoleh nilai α = 0,01 lebih besar dari sig = 0,000 atau 0,01 > 0,000 dan Rhitung menunjukkan nilai yang positif artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara komunikasi dengan kualitas produksi. Hubungan variabel komunikasi yang dilakukan perusahaan PT. Toarco jaya dengan kualitas produksi petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toaraja Utara ditunjukkan oleh koefisien korelasi (R) = 0,539 mengindikasikan tingkat hubungan yang cukup kuat. Hasil analisis hubungan variabel komunikasi dengan kualitas produksi menghasilkan nilai koefisien determinasi (Rsquared = R2) = 29,05%. Sumbangan 29,05%

variabel komunikasi secara parsial dapat menjelaskan variabel kualitas produksi petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toraja Utara, selebihnya 70,95% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

Hubungan variabel orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi petani binaan PT. Toarco Jaya di Kabupaten Toraja Utara diperoleh nilai α = 0,01 lebih besar dari sig = 0,010 atau 0,01 > 0,010 dan Rhitung menunjukkan nilai yang positif artinya terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi. Hubungan variabel orientasi jangka panjang yang dilakukan perusahaan PT. Toarco jaya dengan kualitas produksi petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toaraja Utara ditunjukkan oleh koefisien korelasi (R) = 0,288 mengindikasikan hubungan yang lemah. Hasil analisis hubungan variabel orientasi jangka panjang dengan kualitas produksi menghasilkan nilai koefisien determinasi (Rsquared = R2) = 8,29%. Sumbangan 8,29% variabel orientasi jangka panjang secara parsial dapat

menjelaskan variabel kualitas produksi petani binaan di Lembang Uma Kabupaten Toraja Utara, selebihnya 91,71% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Pengaruh bentuk pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang secara parsial terhadap kepuasan bermitra petani binaan.

(7)

secara parsial variabel orientasi jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan bermitra.

Model persamaan regresi pengaruh bentuk pola kemitraan, komunikasi dan orientasi jangka panjang terhadap kepuasan bermitra petani binaan PT.Toarco Jaya pada Tabel 3 dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y2=16,469+0, 317X1+0,224X2+0,239X3+ε2 (4)

Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel bentuk pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang berpengaruh positif terhadap kepuasan bermitra dan setiap peningkatan skor variabel bentuk pola kemitraan, komunikasi, orientasi jangka panjang akan meningkatkan skor kepuasan bermitra petani. Demikian sebaliknya, dengan asumsi faktor lain yang mempengaruhi kepuasan bermitra dianggap konstan.

Pengaruh kepuasan bermitra terhaadap kualitas produksi.

Hasil pada penelitian ini sebagaimana disajikan pada Tabel 4 menunjukkan nilai signifikan variabel Y2 = 0,000 < 0,05 hal ini berarti variabel kepuasan bermitra berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas produksi. Koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan petani dalam bermitra, maka kualitas produksi petani akan cenderung semakin meningkat. Demikian sebaliknya, dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas produksi dianggap konstan.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menemukan terjadi peningkatan kualitas produksi dengan adanya pola kemitraan yang dilakukan perusahaan kepada petani. Bentuk hubungan kedua variabel bersifat positif artinya bahwa semakin baik bentuk pola kemitraan yang diterapkan perusahaan maka semakin tinggi kualitas produksi yang dihasilkan petani binaan dan kekuatan hubungannya bersifat cukup kuat.

(8)

menerima harga diatas harga pasar. Hal ini sejalan dengan penelitian Usman (2013), bentuk pola kemitraan Inti-Plasma dalam hal ini koperasi sebagai perusahan inti memberikan sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung memasarkan hasil produksi. Sementara kelompok tani sebagai plasma memenuhi kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang telah di sepakati. Efektivitas kemitraan dilihat dari sudut pandang petani adalah sejauh mana kemitraan membawa dampak positif bagi petani dalam melakukan kegiatan budidaya (Fadillah, 2011). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa efektivitas kemitraan termasuk baik dan pelaksanaan kemitraan berdampak positif bagi petani.

Secara keseluruhan terdapat hubungan yang positif dan nyata antara komunikasi dengan kualitas produksi. Tingkat hubungan yang terjalin antara kedua variabel bersifat cukup kuat. Komunikasi dalam penelitian ini seperti frekuensi penyuluhan, informasi syarat biji kopi, jenis teknologi yang diperkenalkan dan informasi yang jelas mengenai hasil uji kualitas kopi sehingga mempengaruhi keterampilan petani dalam meningkatkan kualitas produksi dalam penanganan panen dan pasca panen. Dibandingkan dengan penelitian Mathuramaytha (2011), menjelaskan pembagian informasi memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kualitas produk, harga, biaya, inovasi produk dan waktu pengiriman ke pasar.

Penelitian ini menemukan bahwa orientasi jangka panjang memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kualitas produksi, namun hubungannya bersifat lemah. Rendahnya kinerja perusahaan dalam menjaga hubungan dengan cara membantu petani dalam menangani penanaman dan pemeliharaan kebun, fokus perusahaan dalam jangka panjang dengan melakukan pengawasan dan pemeliharaan kebun serta keuntungan yang diberikan seperti pemberian saprodi kurang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kualitas produksi kopi petani. jika dibandingkan dengan penelitian Ariani (2013), menjelaskan bahwa hubungan jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja yang berimplikasi pada peningkatan kualitas produk. Kepercayaan merupakan salah satu indikator dari hubungan jangka panjang. Penelitian oleh Filiani (2009), kepercayaan menekankan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan pada jangka waktu yang panjang, salah satu cara adalah dengan menekan harga sehingga keuntungan yang didapat menjadi berkurang. Hal tersebut akan menurunkan kinerja petani dalam meningkatkan kualitas produksi.

(9)

keseluruhan menjelaskan bahwa semakin baik bentuk pola kemitraan, intensitas komunikasi dan orientasi jangka panjang yang dilakukan perusahaan maka semakin meningkat kepuasan petani binaan PT Toarco Jaya dalam bermitra. Berdasarkan pendapat Monezka (Pamungkas, 2006), menyebutkan bahwa keberhasilan kerjasama dapat dilihat dari kinerja yang diukur dari tingkat kepuasan. Oktapiani (2008), menjelaskan terdapat hubungan antara kerjasama tim dengan kepuasan kerja dan hubungan yang dihasilkan bersifat kuat. Hal ini sejalan dengan teori Kinicki (2003), yang menjelaskan bahwa hubungan terhadap kerjasama tim yang didukung oleh sekolompok tim kerja mnghasilkan kepada kepuasan kerja. Selain itu, kepuasan dapat diukur berdasarkan besarnya kualitas komunikasi diantara pihak-pihak yang berpartisipasi (Jonsson dan Zineldin, 2003). Selanjutnya penelitian Filiani (2009), menjelaskan semakin tinggi efektif pengaruh komunikasi yang diberikan perusahaan pada supplier maka semakin tinggi kepuasan supplier. Komunikasi yang dibangun seperti pemberian masukan, komunikasi informasl, pembagian informasi, frekuensi diskusi, pemberian partisipasi dan bantuan pemecahan masalah. Hasil penelitian sebelumnya yang mengacu pada model Ganesan et al (1994), menjelaskan semakin meningkat kepuasan maka semakin meningkat orientasi hubungan dalam jangka panjang. Berbagai penelitian menjelaskan bahwa kepercaya dan komitmen dibangun berdasarkan variabel hubungan orientasi jangka panjang, selanjutnya penelitian Abdul Muhmin (2002), Dorsch dkk (1998), Humphreys et al (1996), menjelaskan kepercayaan dan komitmen berkaitan erat dengan kepuasan.

(10)

KESIMPULAN DAN SARAN

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul & Muhmin, A. G. (2002). Effects of suppliers' marketing program variables on industrial buyers' relationship satisfaction and commitment. Journal of Business & Industrial Marketing. 17(7): 637-649.

Ariani D. (2013). Analisis Pengaruh Pupply Chain Management terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.

BPS Toraja Utara. (2010). Badan Pusat Statistik Kabupaten Toraja Utara (BPS). Toraja Utara. Dorsch Michael J., Scott R. Swanson and Scott Kelley. W. (1998). The Role of Relationship

Quality in the Stratification of Vendors as Perceived by Customers. Journal of the Academy of Marketing Science. 26.

Fadillah R. (2011). Analisis kemitraan antara pabrik gula Jatihtujuh dengan petani tebu rakyat di Majalengka Jawa Barat. Jurnal transdisiplin sosiologi, komunikasi dan ekologi manusia. Filiani D. (2009). Membangun Kepuasan Supplier Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas

Produksi. Thesis Magister Management, Universitas Diponegoro, semarang

Ganesan (1994). Determinants of Long-Term Orientation in Buyer-Seller Relationship. Journal of Marketing, 58.

Hashilah F. (2013). Peran sertifikasi café practices pada perubahan pola mata rantai nilai lokal kopi di Sulawesi Selatan.

Hafsah. (2000). Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategis. Penebar Swadaya, Jakarta.

Humphreys M. A. dan Michael R. W. (1996). Exploring the Relative Effects of Salesperson Interpersonal Process Attributes and Technical Product Attributes on Customer Satisfaction. Journal of Personal Selling dan Sales Management. 26(3):47-57

Jonsson P dan Zineldin M. (2003). Achieving high satisfaction in supplier-dealer working relationships. Supply Chain Management, 8 (3), 224-240.

Kinicki. (2003). Organization Behavior Key Concepts Skill and Best Practices. New York: Mc Graw-Hill.

Mathuramaytha C. (2011). Supply Chain Collaboration – What’s an outcome : A Theoreties Model. International Conference on Financial Management and Economics. IPEDR, 11. Mohr Jakki J., Robert J. Fisher dan John Nevin R. (1996). Collaborative Communication in

Interfirm Relationships: moderating Effects of Integration and Control. Journal of Marketing. 60.

Oktapiani. (2008). Hubungan antara Lingkungan Kerja dan kerjasama Tim dengan Kepuasan kerja Guru Raudhatulathfal Duren Sawit. Jurnal Manajemen pendidikan.

Pamungkas. (2006). Peningkatan Kinerja Perusahaan Melalui Strategi Kemitraan. Jurnal Bisnis Strategi, 15 ( 2)

Saleh S. (2003). Pola Kemitraan antara Perusahaan dan Petani Kopi Arabika, Skripsi Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makasar.

(12)
(13)

Kualitas produksi Perusahaan Petani LembangUma setelah bermitra

Tengkulak

Harga bersaing Rp 12.500 12.000 – 12.500 Rp.12.000

Jumlah produksi

petani/bahan baku perusahaan

1.496,3 kg pada tahun

2013 (Lembang Uma) Setiap petani <300 kg/tahun (rendah)

-Pemetkan secara selektif Buah masak sempurna Buah masak sempurna

kecacatan 5,1% > keatas ditolak2,0% - 5,1 % 2,0% kebawah

-Pensortiran Mesin Manual Manual

Mutu Biji Kopi Mutu 1 – 8 Mutu 1 – 2

-Mutu Biji kopi yang dijual Kopi beras atau Green coffee beans (GCB)

Cat: **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tabel 3. Hasil uji t variabel X1, X2, X3 terhadap Y2 Coefficients*

(14)

t hit Sig

Pola Kemitraan (X1) 3,491 0,001

Komunikasi (X2) 2,537 0,013

Orientasi Jangka Panjang (X3) 2,484 0,015

Tabel 4. Hasil uji t variabel Y2 terhadap Y1

Coefficients*

Variabel Kualitas produksi (Y1)

t hit Sig

Kepuasan bermitra (Y2) 5,589 0,000

Gambar

Tabel 3. Hasil uji t variabel X1, X2, X3 terhadap Y2
Tabel 4. Hasil uji t variabel Y2 terhadap Y1

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan intrakurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Karena dengan menggunakan Tipe Jigsaw dirancang sedemikian rupa dapat terjadi interaksi yang positif dari segala arah dan pembelajaran dengan model ini berbasis

Pada skripsi ini, penulis menyelidiki nilai ketakteraturan sisi total pada graf dovetail dengan titik pendan yang dinotasikan dengan dan dua graf terkait graf tersebut yaitu

Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan penggunaanya pada saat; (1) hak untuk menerima arus

[r]

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah disusun, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Kreativitas dan promosi yang dilakukan

Apersepsi Motivasi siswa dengan menayangkan sebuah contoh program aplikasi yang dirancang menggunakan software bahasa pemrograman pascal, selanjutnya memberikan

Menurut Bell, Fisher dan Loomis (1978), Jika pegawai Dinas ’X’ menghayati suhu, pencahayaan, kebisingan, ergonomi dan aesthetis di lingkungan kerjanya sebagai sesuatu