• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Ryujin dalam Anime "Dragon Ball".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Ryujin dalam Anime "Dragon Ball"."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

Sinopsis

序論

民話とは基本的に直接に言い渡す物語である。神話とは「言葉」

または「物語」である。神話という言葉は本来神々や超自然の出来事

などを語る伝統的な物語の 意味を持っている。神話は伝統的な文学の

一つで儀式と深い関係がある。アニメとは人気のあるフィクション作

品で日本製アニメーションの事である。この論文の主題になっている

のは竜である。筆者はこの研究でドラゴンボールとい うアニメの竜と

日本の竜神を比較をする。比較するのは両方への参拝や形などの共通

点と相違点を探りたいと思う。研究する主な方法は比較である。

本 論

竜は中国からの「霊地的な生き物」であり、仏教の守護神でもあ

る。竜は大きな生き物で爪があり、アジアの竜とヨーロッパの竜は異

なる。アジアの竜は恐ろ しい姿をもっていたとしても、悪しきもので

はなくて幸福をもたらすものだとされている。日本の神話では竜神は

海の神様だとされている。日本の竜神は大き な口を持っていて、人間

に化けることもできる。竜神は赤い珊瑚と白い珊瑚からできている海

(2)

xv

Universitas Kristen Maranatha 民話によると、口の中の波の宝玉を使って、竜は水を自由に操ること

ができる。 神龍はドラゴンボールというアニメの不死身な竜である。

神龍は鹿の角、鋭い牙、緑の皮、赤い瞳、手足に四つの指、蛇のよう

な長い身体(尻尾の長さは身体の 四分の三位)、長い髯、長い口先、

みかづきの形している鼻、緑の鬣を持っている。

竜神と神龍には共通点と相違点がある。その共通点として両方は

竜という東洋神話の生き物である。相違点として、竜神は自分の色を

変えれ、人間に化けるこ とができ、海に住んでおり、願いを叶えるこ

とができない。また、三つの指を持っており、口の中に波の宝玉を持

っている。神龍の身体は緑色で、天に住み、四つの指を持っており、

願いを叶えることができる。

日本人は竜神を崇拝するために祭りを行う。竜神が住まう場所と

信じられている場所で祈ったり、神殿を建てたりする。目的は色々あ

り、例えば救いを願ったり、たくさんの魚取ったり、雨を願ったりす

る。神龍は両手をあげて、神龍の名前を叫んで、召喚できる。その時、

空は暗くなって、神龍が姿を表す。神龍を召喚する目的はその人の 願

(3)

xvi

Universitas Kristen Maranatha 結論

神龍はアニメドラゴンボールと中国の神様である。しかし竜神は

日本の神様だとされている。神龍は中国の神話からアイデアを得てア

ニメと言う形で紹介され広く知られるようになった。一方竜神も日本

神話の中で語られ後に民話の形で継承されている。共に龍(竜)であ

り神であるが、日中の国民性や歴史的背景などによりその役割が大き

(4)

vii

BAB II ASAL-USUL NAGA, NAGA MENURUT MITOS DAN KEPERCAYAAN JEPANG, RYUJIN DAN ANIMEDRAGON BALL...…..10

2.1. Mitos………...10

2.2. Asal-usul Naga………....13

2.3. Ryujin………..19

2.4. Anime………..23

BAB III GAMBARAN FISIK DAN PEMUJAAN TERHADAP RYUJIN DAN SHENLONG DALAM “ANIME DRAGON BALL………...…36

3.1. Gambaran Fisik Ryujin………36

(5)

viii

Universitas Kristen Maranatha

3.3. Gambaran Fisik Shenlong………...45

3.4. Pemujaan Terhadap Shenlong……….62

BAB IV KESIMPULAN………..70

DAFTAR PUSTAKA...73

LAMPIRAN……….………...…xi

SINOPSIS………...….xiv

(6)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Naga, lukisan pada langit-langit kuil Tenryū-ji……..…...………...xi

Gambar 2.2 Kazuma Kiryu’s Dragon Tattoo……….……...……….xii

Gambar 2.3 Shenlong………...….xiii

Gambar 3.1.1 Ryujin………..37

Gambar 3.1.2 Kuniyoshi dan Hidesato………....………..40

Gambar 3.2.1 Kuil Ryugu………...………...44

Gambar 3.2.2 Ryujin Festival……….45

Gambar 3.3.1 Shenlong………..46

Gambar 3.3.2 Dragon……….47

Gambar 3.3.3 Shenlong dapat mengabulkan permintaan………...50

Gambar 3.3.4 Shenlong dapat mengabulkan satu permintaan………....51

Gambar 3.3.5 Shenlong yang muncul dari ketujuh bola Dragon Ball………51

Gambar 3.3.6 Oolong berhasil menyebutkan permintaannya lebih dahulu……...52

Gambar 3.3.7 Shenlong telah mengabulkan permintaan Oolong……...…………53

Gambar 3.3.8 Ucapan selamat tinggal Shenlong………...…….53

Gambar 3.3.9 Ketidak sabaran Shenlong………..……….54

Gambar 3.3.10 Kekaguman Goku terhadap Shenlong………...55

Gambar 3.3.11 Bulma memanggil Shenlong keluar dari ketujuh bola Dragon Ball……….…56

Gambar 3.3.12 Kekaguman Oolong terhadap Shenlong……….……..….57

Gambar 3.3.13 Gohan memanggil Shenlong keluar dari ketujuh bola Dragon Ball……….….58

Gambar 3.3.14 Ekspresi senang Goten melihat Shenlong……….……….…58

Gambar 3.3.15 Keterkejutan Videl melihat Shenlong………....59

Gambar 3.3.16 Shenlong akan mengabulkan 3 permintaan………...60

Gambar 3.3.17 Shenlong tidak dapat mengabulkan permintaan Gohan…….…...61

(7)

x

(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sastra adalah Seni. Dalam seni banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaan, sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmuan. Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan yang berupa rangkaian prosedur tertentu guna mendapatkan jawaban tertentu dari pernyataan tertentu pula (Stanley M.Honer Dan Thomas C. Hunt, 1968:72). Perasaan, semangat, kepercayaan, keyakinan sebagai unsur sastra sulit dibuat batasannya (Jakob Sumardjo, 1986:1).

Sastra itu sendiri telah berkembang mengikuti perkembangan zaman. Berdasarkan jenisnya, sastra dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni sastra imajinatif dan sastra non-imajinatif.

- Ciri sastra imajinatif adalah karya sastra tersebut lebih banyak bersifat

khayali, menggunakan bahasa yang konotatif dan memenuhi syarat-syarat estetika seni.

- Ciri sastra non-imajinatif adalah karya sastra tersebut lebih banyak unsur faktualnya daripada khayalinya, menggunakan bahasa yang cenderung denotatif dan memenuhi syarat-syarat estetika seni (Jakob Sumardjo, 1986:17).

(9)

2 Universitas Kristen Maranatha ketrampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan sosial-budaya, (3) mengembangkan rasa-karsa, dan (4) pembentukan watak dan kepribadian (Prof. Drs. M. Atar Semi, 1993: 194).

Dalam karya sastra, ada yg disebut fiksi. Fiksi, sering pula disebut cerita rekaan, ialah cerita dalam prosa, hasil olahan pengarang, berdasarkan pandangan, tafsiran dan penilaiannya tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi, ataupun pengolahan tentang peristiwa-peristiwa yang hanya berlangsung dalam khayalannya (Simposium, 1966: 117).

Pada rumusan di atas jelas bahwa fiksi itu bisa berupa suatu penceritaan tentang tafsiran atau imajinasi pengarang tentang peristiwa yang pernah terjadi atau hanya terjadi dalam khayalannya saja. Yang perlu ditekankan disini adalah, bahwa fiksi itu tidak dapat tidak harus berbicara tentang pengalaman manusia. Kalaupun pernah mucul cerita-cerita fabel, namun binatang yang digambarkan itu harus berwujud simbolis dari pengalaman hidup manusia (Prof. Drs. M. Atar Semi, 1993: 31).

Karena sastra berkembang mengikuti perkembangan zaman, maka penulis akan membicarakan beberapa bentuk sastra tradisional :

1. Cerita Rakyat

(10)

3 Universitas Kristen Maranatha pesan atau amanat tertentu, atau merupakan suatu upaya anggota masyarakat untuk memberi atau mendapatkan hiburan atau sebagai pelipur lara.

2. Dongeng

Dongeng adalah cerita khayal atau fantasi yang mengisahkan tentang keanehan atau keajaiban sesuatu seperti menceritakan tentang asal mula suatu tempat atau suatu negeri, atau mengenai peristiwa-peristiwa yang aneh dan menakjubkan tentang kehidupan manusia atau binatang. Bila yang didongengkan itu menyangkut tentang hal ikhwal kejadian, sifat, atau tingkah laku binatang, dongeng itu biasanya disebut fabel.

3. Epos dan Mitos

Epos adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa latin yang berarti cerita kepahlawanan atau wiracerita. Istilah mitos (mythos) berasal dari bahasa latin yang artinya adalah “perkataan” atau “cerita”. Kata atau istilah mitos

(11)

4 Universitas Kristen Maranatha sehingga ia dapat memberi spirit, kepercayaan, dan kesatuan sikap dalam ritual (Prof. Drs. M. Atar Semi, 1993: 79).

Bila membicarakan tentang imajinasi dalam seni. Berarti membicarakan sesuatu yang kompleks yang berada di dalam pikiran, suatu angan, suatu pengalaman jiwa yang dijadikan dasar ciptaan karya seni. Suatu ciptaan akan dapat dikatakan baik apabila ciptaan itu sanggup mewujudkan pengalaman jiwa ke dalam bentuk yang konkrit. Imajinasi dapat dikatakan sebagai suatu hasil kreativitas berpikir (Prof. Drs. M. Atar Semi, 1993 : 96). Tujuan Sastra adalah mengajari kita tentang kehidupan, untuk menyiarkan nilai-nilai manusiawi (Peter Barry 2010: 19). Dan dengan simbolik sesuatu yang abstrak bisa dijadikan lebih

konkrit, dan dengan simbolik dapat pula memberikan kesan yang dalam dan pengalaman yang luas tentang sesuatu keadaan atau hal yang mempunyai sifat bermacam-macam. Simbolik pada dasarnya ialah kiasan, tetapi isinya lebih luas, tidak hanya menggantikan benda atau hal yang disimbolkan saja, tetapi juga memberi tambahan konotasi (Prof. Drs. M. Atar Semi, 1993: 133).

(12)

5 Universitas Kristen Maranatha Ketika penulis mulai beranjak dewasa, anime yang berjudul Dragon Ball sempat menyita perhatian penulis. Dragon Ball adalah sebuah anime Jepang yang dibuat oleh Akira Toriyama dari tahun 1984 sampai 1995. Anime Dragon Ball menceritakan tujuh buah bola kristal yang tersebar di seluruh dunia, bola tersebut berwarna jingga yang terdapat pola bintang di dalamnya, apabila seseorang berhasil mengumpulkan tujuh buah Dragon Ball maka akan muncul dewa naga yang mampu mengabulkan sebuah permintaan apa saja, bahkan termasuk menghidupkan orang mati. Pada saat itu yang menjadi perhatian penulis adalah tokoh naga yang disebut Shenlong yang muncul dalam Anime Dragon Ball digambarkan sebagai dewa.

Naga tersebut hewan yang besar, tampak kuat, panjang seperti ular, dan dipuja layaknya dewa. Tampak peran dewa naga sangat penting dalam Anime Dragon Ball. Sang dewa naga memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh

manusia.

Begitu pula ketika penulis duduk di bangku SMA, sempat membaca cerita tentang Urashima Tarou yang merupakan cerita rakyat Jepang. Dalam cerita rakyat Jepang tersebut ada tempat bernama istana naga di bawah laut yang menggambarkan sebuah kediaman sang naga yang disebut Ryujin.

(13)

6 Universitas Kristen Maranatha fisik dan pemujaan terhadap Shenlong dalam Anime Dragon Ball dan gambaran Ryujin di Jepang dalam penelitian tugas akhir.

1.2Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu meluas, penulis merasa perlu memberikan batasan. Untuk mempermudah didalam memahami skripsi ini, penulis membatasinya pada masalah persamaan dan perbedaan bentuk fisik, dan pemujaan apa yang terdapat dalam mitos Ryujin dalam masyarakat Jepang dengan Shenlong dalam Anime Dragon Ball.

1.3Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan bentuk fisik, dan pemujaan antara mitos Ryujin dalam masyarakat Jepang dengan Shenlong dalam Anime Dragon Ball.

1.4 Metode dan Pendekatan Penelitian

(14)

7 Universitas Kristen Maranatha menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna 2004: 34). Metode adalah cara serta alat yang digunakan dalam penelitian (Moh. Nazir PH. D, 2005: 44). Karena dalam penelitian ini yang akan dilakukan adalah dengan cara membandingkan, maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Komparatif Deskriptif. Metode Komparatif Deskriptif adalah metode membandingkan dengan cara menguraikan (Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, SU, 2000: 334).

Cara memandang dan mendekati suatu objek disebut dengan pendekatan. Pendekatan adalah asumsi-asumsi dasar yang dijadikan pegangan dalam memandang suatu objek (Prof. Drs. M. Atar Semi, 1990: 63). Oleh karena itu, dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan Pendekatan Arketipal. Pendekatan Arketipal adalah pendekatan yang diperlukan untuk meneliti dan memahami kehadiran sastra tradisional. Dengan pendekatan artikepal ini masalah sastra klasik, sastra lisan, cerita rakyat, folklor, legenda, kisah-kisah yang berkaitan dengan asal-usul, cerita pelipur lara, mantera dan lain-lain dapat dikaji dan diteliti. Pendekatan arketipal (archetypal approach) muncul bertolak dari pemikiran bahwa sastra tidak hanya bagian dari kehidupan kebudayaan modern atau kebudayaan maju, tetapi juga dikenal dan dimiliki oleh masyarakat yang belum maju, yang masih hidup dalam lingkup kebudayaan dan dikenal dan memberi pengaruh terhadap sastra dan kehidupan masyarakat yang telah maju.

(15)

8 Universitas Kristen Maranatha masih melihat adanya aspek bentuk sastra sekarang yang memperlihatkan pengaruh bentuk sastra masa lampau atau sastra tradisional. Pengaruh-pengaruh masa lampau yang masih terasa pada masa sekarang itu menjadi bagian dari penelitian dengan menggunakan pendekatan arketipal ini (Prof. Drs. M Atar Semi, 1990: 90). Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri atas konstruksi (construct) yang sudah didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur-unsur dalam set tersebut secara jelas pula. (Moh. Nazir PH. D, 2005: 19).

Teori yang digunakan oleh penulis adalah teori formalisme. Tujuan pokok formalisme adalah studi ilmiah tentang sastra, dengan cara meneliti unsur-unsur kesastraan, puitika, asosiasi, oposisi, dan sebagainya. Metode yang digunakan dalam tradisi formalisme, dengan cara memaksimalkan konsep fungsi, sehingga menjadikan teks sebagai suatu kesatuan yang terorganisasikan. Menurut Luxemburg, dkk. (1984: 35) formalisme dianggap sebagai peletak dasar ilmu sastra modern.

Masalah pendekatan, teori, dan metode, demikian juga konsep-konsep berpikir lainnya, tidak bisa dibatasi secara pasti, kapan kelahirannya, demikian juga kapan kematiannya. Penerapan strukturalisme dalam disiplin linguistik yang dipelopori oleh Ferdinand de Saussure, melalui mazhab Jenewa, merupakan langkah yang sangat maju dalam rangka mengarahkan teori tersebut sebagai teori modern selanjutnya. Konsep dasar yang ditawarkan adalah :

a) Signifiant (bentuk, bunyi, lambang, penanda) dan signifie (yang

(16)

9 Universitas Kristen Maranatha b) Parole (tuturan, penggunaan bahasa individual) dan language (bahasa

yang hokum-hukumnya telah disepakati bersama),

c) Sinkroni (analisis karya-karya sezaman) dan diakroni (analisis karya dalam perkembangan kesejarahannya) (Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, SU, 2004: 75).

1.5Organisasi Penulisan

Organisasi penulisan skripsi ini dibagi menjadi 4 bab yang masing-masing babnya terdiri dari beberapa sub bab sebagai berikut

Bab I, Pendahuluan, dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, kemudian pembatasan masalah, lalu tujuan penelitian yang berisi untuk apa penelitian dilakukan, berikutnya metode dan pendekatan penelitian, serta organisasi penulisan.

Bab II, Asal-usul Naga, Naga menurut mitos atau kepercayaan Jepang, Ryujin, dan Anime Dragon Ball.

Bab III, Gambaran Fisik dan Pemujaan terhadap Ryujin dengan Shenlong dalam Anime Dragon Ball.

(17)

70 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah penulis menganalisa gambaran Ryujin dalam anime “Dragon Ball” dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ryujin dan Shenlong sama-sama merupakan makhluk mitos yang disebut naga dan termasuk dalam mitologi naga timur (Asia). Sesuai dengan kepercayaan masyarakat Asia yang tertuang dalam mitologinya, naga dianggap memiliki sifat baik hati, dan membawa keberuntungan. Naga dianggap sosok yang bijaksana dan agung layaknya dewa. Berbeda dengan naga barat yang dianggap sebagai Iblis atau makhluk yang jahat.

(18)

71 Universitas Kristen Maranatha 3. Dalam hal cara pemujaannya, Ryujin dan Shenlong memiliki kesamaan

yaitu tujuan dari dilakukannya pemujaan adalah untuk dikabulkannya suatu permohonan. Para petani Jepang memuja Ryujin dengan cara doa meminta hujan yang dilakukan dengan menggunakan tali jerami berbentuk seperti ular naga. Perbedaan dari cara pemujaannya yaitu Ryujin dipuja oleh masyarakat Jepang dengan cara diadakan Ryujin festival. Ada juga yang memuja dengan cara berdoa pada tempat-tempat tertentu yang dianggap sebagai tempat kediaman Ryujin atau dengan cara membangun kuil untuk memuja Ryujin. Dengan tujuan agar mereka diberi keselamatan, tangkapan yang melimpah saat melaut dan juga diberi hujan agar tanaman menjadi subur. Dan Shenlong dipanggil dengan cara mengumpulkan tujuh buah bola Dragon Ball kemudian semua bola tersebut diletakkan menjadi satu disuatu tempat agar Shenlong muncul dan dapat mengabulkan permintaan orang yang memanggilnya. Dipanggil dengan cara berteriak memanggil Shenlong keluarlah dengan kedua tangan diangkat ke atas. Ketika Shenlong dipanggil dan muncul, langit akan menjadi gelap. Tujuan dipanggilnya Shenlong adalah untuk mengabulkan permintaan orang yang telah memanggilnya keluar dan tidak ada kuil untuk memuja Shenlong.

(19)
(20)

73 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

I. BUKU

Barry, Peter. (2010). Pengantar Komprehensif Teori Sastra dan Budaya Beginning Theori. JalaSutra Anggota IKAPI. Yogyakarta.

Hartoko, Dick dan Rahmanto, B. (1986). Pemandu di Dunia Sastra. Kanisius. Yogyakarta.

M.Honer, Stanley dan C. Hunt, Thomas. (1968). Invitation to Philosophy. Belmont, Cal:Wadswrth.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.

Ratna, Nyoman Kutha. (2000). Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Ratna, Nyoman Kutha. (2004). Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Prostrukturalisme. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Semi, M Atar. (1990). Metode Penelitian Sastra. Angkasa. Bandung. Semi, M Atar. (1993). Anatomi Sastra. Angkasa Raya. Padang.

Sumardjo, Jakob, dan K.M, Saini. (1986). Apresiasi Kesusastraan. PT Gramedia. Jakarta.

Teeuw, A. (1983). Membaca dan Menilai Sastra. PT Gramedia. Jakarta.

Tyler, Royall (1987). Japanese Tales. Phanteon Books, a division of Random House, Inc., New York.

(21)

74 Universitas Kristen Maranatha Zaidan, Rozak, Abdul,. Rustapa, K., Anita, dan Hani’ah. (2007). Kamus Istilah

Sastra. Balai Pustaka. Jakarta.

II. WEBSITE

Encyclopedia’s. Dragon Ball Encyclopedia. 24 Maret 2013.

http://images4.wikia.nocookie.net/__cb20110828134361/dragonball/es/im

ages/d/d3/Shenlong_trans.png

Flickr’s Yahoo.com. 24 Maret 2013.

http://www.flickr.com/photos/plan-international/6127297678/

Febriansyah, Andrefeb. Naga Barat Naga Timur. 15 Mei 2013.

http://filsafat.kompasiana.com/2010/09/22/naga-barat-naga-timur-265206.html

GNU (8 Agustus 2006). GNU Free Documentation License. 23 Maret 2013. http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Izumi_Kotaro_statue_in_Lake_R

yujin.jpg

Hatshepsut. Dragon King. 8 Mei 2013. http://everything2.com/title/Ryujin

Haluankepri. Naga Binatang Sangat Keramat. 2 Juni 2013.

http://haluankepri.com/sijori-xin-wen/27860-naga-binatang-sangat-keramat-.html

John D. (8 Desember 2011). Kuzuryu Shrine (Dragon Kami). 12 Maret 2013.

(22)

75 Universitas Kristen Maranatha Japan Talk. Japan Travel and Culture Guide. 19 April 2013.

http://www.japan-talk.com/jt/new/6-Japanese-dragons

Kagoshima Visitor’s Guide. Kagoshima Internationalization Council. 23 Maret

2013.

http://kic-update.com/en/travel/ryugu-shrine-%E9%BE%8D%E5%AE%AE%E7%A5%9E%E7%A4%BE/

Lindemans, F, Micha. Ryujin. 22 Oktober 2012.

http://www.angelfire.com/falcon/ecsc-fwb/rj-md/DRAGON6.html

Owens, Kevin. Dragon Types. 25 Maret 2013. http://www.draconika.com/types.php

Sarfin, Levi, Rachel. Dragons in Japanese Mythology. 22 Oktober 2012.

http://www.ehow.com/about_6598497_dragons-japanese-mythology.html

Schumacher, Mark. Dragon Mythology. 12 September 2012. http://www.onmarkproductions.com/html/dragon.shtml

Tahara City Hall, Public Relations & Secretary Division’s. Tahara City. 15 Desember 2012. http://www.city.tahara.aichi.jp/en/festival/

III. KARYA NON CETAK

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula strategi bisnis yang dapat digunakan untuk perusahaan dengan menggunakan Bisnis Model Kanvas.. Metode penelitian menggunakan analisa

penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap Seharusnya untuk melihat keberhasilan program pasien tentang penyakit hipertensi di Desa Beton promosi kesehatan sebagai pencegahan

Dengan pemanfaatan controller SDN, administrator jaringan dapat mengubah sifat dan prilaku jaringan secara riil time dan mendeploy aplikasi baru dan layanan

Terlepas dari segala hal yang berkaitan dengan ketentuan transaksi E- Commerce, terdapat hal yang menarik dikaji yaitu penghindaran Pajak Penghasilan dari

Dari contour plot super imposed pada level yang diteliti tidak diperoleh area komposisi optimum campuran natrium sitrat dan asam fumarat yang diprediksi sebagai formula optimum

Dalam Pasal 30 ayat (2) dan ayat (4) Perubahan Kedua UUD 1945 telah dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa yang memiliki kewenangan dan yang berperan sebagai kekuatan utama serta

Abstrak—Berkembangnya dunia teknologi informasi tentu saja membawa dampak semakin besarnya data yang beredar dan terus bertambah besar secara signifikan, dan

4 Bagi masyarakat yang mempunyai hak eigendom verponding, dan pemerintah melalui kantor pertanahan (BPN) masih melayani konversi eigendom verponding menjadi sertifikat